Pengembangan materi dan metode pelatihan pasien simulasi sebagai evaluasi KIE obat Rinitis alergi mahasiswa Farmasi Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN
PASIEN SIMULASI SEBAGAI EVALUASI KIE OBAT RINITIS ALERGI
MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Stephanie Afrillia Isti Fatmasari
NIM : 138114132

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016


i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN
PASIEN SIMULASI SEBAGAI EVALUASI KIE OBAT RINITIS ALERGI
MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Stephanie Afrillia Isti Fatmasari
NIM : 138114132

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA
2016

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya,
peliharalah dia, karena dialah hidupmu.
Amsal 4:13


Hanya dengan kasih dan rahmat Tuhan, dapat
kupersembahkan karya ini untuk :
Ayah, Ibu dan Kakakku tercinta
Orang-orang yang kukasihi, sahabat-sahabat serta
alamamaterku

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa penulis panjatkan atas
segala berkat, rahmat, dan limpahan kasih-Nya yang tak terbatas, sehingga penulis
dapat menyelesaikan naskah skripsi yang berjudul “Pengembangan Materi Dan
Metode Pelatihan Pasien Simulasi Sebagai Evaluasi KIE Obat Rinitis Alergi
Mahasiswa Farmasi Universitas Sanata Dharma” sebagai syarat memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan
skripsi ini mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberi tambahan ilmu, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
untuk berdiskusi dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2.

Ibu T.B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Ph.D., Apt. dan Ibu Putu Dyana
Christasani, M.Sc., Apt.selaku dosen penguji atas semua kritik, saran, dan
dukungan yang membangun.

3.

Kakak-kakak PSPA, teman-teman dari Fakultas Psikologi, Fakultas
Akuntansiserta mahasiswa Farmasi Universitas Sanata Dharma Angkatan
2014 yang bersedia terlibat dalam penelitian ini.

4.


Bapak F.X Isyanto dan Ibu Christina Sudihartini, S.Pd., kakakku Aloysius
Aditya Y.S. dan seluruh keluarga tercinta, sumber semangat, dukungan,kasih
sayang, waktu serta tenaga dalam membimbing penulisdari awal hingga
berakhirnya penulisan ini.

5.

Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan

serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Akhir
kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
terutama di bidang ilmu farmasi.
Yogyakarta, 19 Desember 2016
Penulis

vi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................

i

HALAMAN JUDUL.....................................................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...........................................


iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................

v

PRAKATA.....................................................................................................

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................


viii

DAFTAR ISI .................................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

x

DAFTAR GRAFIK .......................................................................................

xi

DAFTAR TABEL .........................................................................................

xii

ABSTRAK ....................................................................................................


xiii

ABSTRACT ..................................................................................................

xiv

PENDAHULUAN ........................................................................................

1

METODE PENELITIAN ..............................................................................

2

Rancangan Penelitian ...................................................................................

2

Subjek Penelitian...........................................................................................


2

Alat dan Bahan Penelitian .............................................................................

3

Jalannya Penelitian ........................................................................................

3

Analisis Data .................................................................................................

4

HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................

5

Skenario Kasus Rinitis Alergi Resep dan Non Resep...................................


5

Pedoman Pelatihan Pasien Simulasi..............................................................

5

Nilai Performa Pasien Simulasi ....................................................................

8

Nilai Evaluasi Pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) .........

10

KESIMPULAN..............................................................................................

11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

12

LAMPIRAN ..................................................................................................

14

BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................

30

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Informed ConsentPasien Simulasi ............................................

14

Lampiran 2. Informed Consent Pelatih Pasien Simulasi ...............................

15

Lampiran 3. Informed Consent Pemeran Apoteker.......................................

16

Lampiran 4. Informed Consent Observer ......................................................

17

Lampiran 5. Informed Consent Apoteker Independen ..................................

18

Lampiran 6. Informed Consent Mahasiswa Farmasi S1 ...............................

19

Lampiran 7. Checklist Penilaian Kuantitatif Performa PS Kasus Resep ......

20

Lampiran 8. Checklist Penilaian Kuantitatif Performa PS Kasus Non Resep

21

Lampiran 9. Tabel Pengamatan Kualitatif Performa PS Kasus Resep .........

22

Lampiran 10. Tabel Pengamatan Kualitatif Performa PS Kasus Non Resep

23

Lampiran 11. Checklist Penilaian Pelayanan KIE Kasus Resep ...................

24

Lampiran 12. Checklist Penilaian Pelayanan KIE Kasus Non Resep ...........

26

Lampiran 13. Uji Statistik .............................................................................

28

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Performa Pasien Simulasi Kasus Rinitis Alergi Non Resep .......

9

Gambar 2. Performa Pasien Simulasi Kasus Rinitis Alergi Resep ...............

9

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel I. Uji Cohen Kappa Kasus Rinitis Alergi Non Resep .........................

10

Tabel II. Uji Cohen Kappa Kasus Rinitis Alergi Resep................................

11

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Abstrak
Performa apoteker dalam pelayanan KIE belum sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan No.35 tahun 2014. Pasien Simulasi merupakan alat evaluasi
untuk membenahi pelayanan KIE dari sisi Pendidikan Tinggi Farmasi. Penelitian
ini bertujuanmengidentifikasi materi dan metode yang efektif dan relevan untuk
pelatihan PS terkait penyakit rinitis alergi untuk evaluasi pembelajaran KIE
mahasiswa farmasi di Universitas Sanata Dharma. Penelitian dilakukan secara
eksperimental dengan rancangan kuasi eksperimental pada pasien simulasi dan
mahasiswa farmasi S1. Kriteria PS yaitu berusia minimal 18 tahun, bersedia
mengikuti pelatihan, tepat waktu dalam mengikuti pelatihan serta bersikap
profesional. Data diperoleh pada tahap pelatihan PS berupa data kuantitatif hasil
checklist penilaian PS serta data kualitatif sebagai data pendukung.
Dataselamaproses KIE antara mahasiswa farmasi S1 dengan PS berupa data
kuantitatif dari hasil checklist pelayanan KIE obat rinitis alergi resep dan non
resep.Berdasarkan independent t-test, penilaian kedua penilai terhadap pelayanan
KIE menunjukkan hasil berbeda bermakna. Rata-rata koefisisen Cohen Kappa
0,987 dan 1,000 memiliki makna almost perfect agreement. Kesimpulan dari
penelitian ini yaitu materi dan metode yang relevan dan efektif untuk PS terkait
penyakit rintis alergi untuk evaluasi pelayanan KIE mahasiswa farmasi. Penilaian
kedua penilai terhadap pelayanan KIE berbeda bermakna dan memiliki
konsistensi kesepakatan yang tinggi.
Kata Kunci : Pasien simulasi, KIE, rinitis alergi

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Abstract
The performance of pharmacists in the KIE service is not in accordance
with Peraturan Menteri Kesehatan No.35 tahun 2014. SimulatedPatient (SP) is an
evaluation tool to improve KIE’s service of Higher Education of Pharmacy. The
purpose are identifying materials and methods that are effective and relevant for
SP training related to allergic rhinitis disease for KIE evalution of pharmacy
student of Sanata Dharma University. Experimentally research with quasi
experimental design in simulated patients and pharmacy students S1. SP criteria
are at least 18 years old, professional manner ,willing to attend training and
ontime in training. Data obtained in the SP training stage are quantitative data of
SP assessment checklist and qualitative data as supporting data. Data of IEC
process between pharmacy students S1 with SP are quantitative data on the results
of IEC’s service checklist allergic rhinitis drug prescription and non prescription.
Based on the independent t-test, both appraisal that appraise to the service of IEC
show significantly different results. The average of Cohen Kappa’s coefficient are
0,987 and 1,000 means “almost perfect agreement”. The conclusion are the
relevant and efective materials and methods for SP related to allergic rhinitis
disease are obtained for pharmacy students KIE service evaluation. The appraisal
both appraisers to KIE services is significantly different and has high consistency
of deal.
Keywords: Simulated Patient, KIE, allergic rhinitis

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN
Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) merupakan bentuk pelayanan
dari apoteker kepada pasien dalam pemberian pengetahuan terkait tentang terapi
pengobatan dan mengikutsertakan pasien dalam pengambilan keputusan agar
tujuan pengobatan dapat tercapai optimal (Depkes, 2014).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No.35 tahun 2014, apoteker harus
memberikan pelayanan KIE pada pasien meliputi informasi terkait dosis, bentuk
sediaan, rute dan metode pemberian, farmakokinetik, farmakologi, teraupetik dan
alternatif, keamanan penggunaan pada ibu hamil dan menyusui, efek samping,
interaksi, stabilitas, ketersediaan, harga, dan lain-lain (Depkes, 2014).
Di DKI Jakarta pada tahun 2003 ditemukan 98,5% apotek yang tidak
memenuhi standar pelayanan KIE terhadap pasien, 76,5% apotek yang tidak
memenuhi standar pelayanan obat non resep dan 67,6% apotek yang tidak
memenuhi standar pelayanan obat resep (Purwanti dkk, 2004). Berdasarkan data
dari Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), terdapat sekitar 200 apotek di kota
Yogyakarta, akan tetapi pelayanan KIE yang dilakukan oleh apoteker belum
optimal meskipun jumlah apoteker cukup banyak. Berdasarkan riset kesehatan
dasar RI 2013, prevalensi penyakit Rinitis alergi di Indonesia mencapai 1,5-12,4%
dan cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya, serta merupakan jenis
penyakit yang penting untuk dikuasai apoteker dalam pelayanan kefarmasian di
apotek dalam pemberian informasi obat pengobatan swamedikasi (Depkes, 2013).
Performa apoteker dalam menjalankan perannya yang saat ini masih
belum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.35 tahun 2014 dapat
dibenahi dari sisi Organisasi Profesi, dengan mengarahkan dan membina sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (IAI, 2011).
Pembenahan dilakukan dengan mengembangkan kompetensi lulusan dalam
capaian pembelajaran sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
(KKNI)

yang mencakup

sikap,

penguasaan

pengetahuan,

keterampilan,

kemampuan kerja serta kewenangan dan tanggung jawab dalam pelayanan
kefarmasian (Perpres, 2013). Dari standar kompetensi yang mencakup sikap,
penguasaan pengetahuan dan keterampilan, maka evaluasi dapat dilakukan dengan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menggunakan berbagai teknik evaluasi terapan. Pasien simulasi (PS) merupakan
salah satu teknik evaluasi terapan yang dilakukan dengan cara melatih calon
pasien simulasi sesuai dengan skenario kasus, kemudian dilakukan simulasi sesuai
dengan skenario kasus untuk menilai kemampuan peserta didik (Knowles et al.,
2005).
Keunggulan dari pasien simulasi sebagai teknik evaluasi yaitu dapat
memberi esensi dari lingkungan sosial terhadap peserta didik dan memberikan
kesempatan peserta didik untuk memberikan feedback secara langsung dari
simulasi (Lateef, 2010). Keunggulan dari pasien simulasi tersebut dapat
digunakan dalam evaluasi pembelajaran berdasarkan KKNI yang melibatkan
aspek sikap, keterampilan dan kemampuan mahasiswa farmasi untuk mengetahui
ketercapaian standar kompetensi lulusan terhadap materi KIE (Perpres, 2012).
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini penting untuk dilakukan untuk
mengembangkan materi dan metode pasien simulasi yang relevan dan efektif
sebagai evaluasi KIE obat rintis alergi yang dilakukan oleh mahasiswa farmasi.

METODE PENELITIAN
Rancangan dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta dari bulan September sampai dengan November 2016, dengan jenis
penelitian experimental dan rancangan penelitian kuasi eksperimental. Kuasi
eksperimental merupakan rancangan penelitian yang tidak menggunakan
kelompok kontrol sebagai pembanding, melainkan hanya menggunakan kelompok
perlakuan, sehingga penilaian yang dilakukan hanya pada kelompok perlakuan.
Dalam penelitian ini kelompok perlakuan tersebut diberi perlakuan berupa
pelatihan (Jaedun, 2011; Hastjarjo, 2008).
Subjek dalam penelitian ini adalah lima pasien simulasi terdiri dari empat
mahasiswa fakultas psikologi dan satu mahasiswa fakultas akuntansi yang telah
memenuhi kriteria pasien simulasi yaitu mahasiswa yang tidak memiliki latar
belakang jenjang pendidikan kesehatan, berusia > 18 tahun, dapat diandalkan,
bersikap profesional dan tepat waktu dalam mengikuti setiap sesi pelatihan.

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Alat dan Bahan Penelitian
Alat penelitian dalam penelitian ini adalah checklist penilaian performa
pasien simulasi secara kuantitatif dan kualitatif yang dikembangkan dari checklist
penilaian performa pasien simulasi Wijoyo (2016). Sedangkan, checklist dan
rubrik penilaian pelayanan KIE mahasiswa farmasi diadopsi dari penelitian
Wijoyo (2016). Bahan penelitian dalam penelitian ini adalah bahan ajar penyakit
rinitis alergi serta skenario kasus rintis alergi resep dan non resep.

Jalannya Penelitian
Penyusunan skenario kasus yang digunakan dalam pelatihan pasien
simulasi dikembangkan berdasar studi literatur terkait skenario kasus resep dan
non resep rinitis alergi serta pengamatan langsung pelayanan KIE diapotek agar
mahasiswa dapat merasakan simulasi sesuai dengan kondisi yang sebenarnya
antara apoteker dan pasien (Bokken, 2008).
Pemilihan peserta pelatihan dilakukan sesuai dengan kriteria yang disusun
berdasarkan studi literatur terkait pasien simulasi, pelatih pasien simulasi,
pemeran apoteker, observer, apoteker independen dan mahasiswa farmasi jenjang
S1.
Kriteria pasien simulasi yaitu individu yang tidak memiliki latar belakang
jenjang pendidikan kesehatan, berusia > 18 tahun, dapat diandalkan, bersikap
profesional dan tepat waktu dalam mengikuti setiap sesi pelatihan (Parry Center
for Clinical Skills & Simulation, 2013).Pelatih pasien simulasi, pemeran apoteker
dan observer yang dipilih adalah mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker
(PSPA). Mahasiswa farmasi jenjang S1 yang dipilih adalah mahasiswa farmasi
yang telah menempuh pendidikan ± 2 tahun di fakultas farmasi. Kriteria apoteker
independen yaitu apoteker yang sudah memiliki surat ijin praktek dan telah
bekerja minimal dua tahun di apotek.
Bahan ajar penyakit rinitis alergi disusun berdasarkan studi literatur dari
farmakoterapi penyakit rinitis alergi yang kemudian divalidasi sebanyak dua tahap
yaitu mengalami perbaikan oleh ahli dan mengalami perbaikan oleh pelatih pasien
simulasi. Bahan ajar diberikan sebelum pelatihan pasien simulasi dimulai

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bertujuan untuk memberi wawasan yang cukup terkait penyakit rinitis alergi pada
pasien simulasi
Pengembangan checklist penilaian performa pasien simulasi serta
pelayanan KIE dari Wijoyo (2016) sebagai instrumen evaluasi disesuaikan dengan
skenario kasus rinitis alergi serta berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.
35 Tahun 2014 terkait dengan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Kemudian dilakukan expert validation dan uji reliabilitas.
Aspek penilaian dalam checklist pelayanan KIE yang dilakukan
mahasiswa disesuaikan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 35 Tahun 2014
terkait dengan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek dan literatur dari
penelitian Sando (2013) yang bertujuan untuk menilai komunikasi umum,
pelayanan informasi obat, tindak lanjut dan pelayanan resep yang dilakukan oleh
mahasiswa terhadap pasien.

Analisis Data
Data kuantitatif performa pasien simulasi ditampilkan dalam bentuk grafik
sedangkan data kualitatif dalam bentuk deskriptif sebagai data pendukung. Untuk
data penilaian checklist pelayanan KIE dianalisis dengan independent t-test taraf
kepercayaan 95% bertujuan untuk mengetahui keterbedaan total penilaian antara
kedua penilai, kemudian dilanjutkan dengan perhitungan koefisien Cohen Kappa
yang bertujuan untuk melihat konsistensi kesepakatan penilaian dari kedua
penilai. Konsistensi kesepakatan dalam penelitian ini tidak menggunakan
koefisien korelasi intra kelas (ICC) karena ICC lebih tepat digunakan bila
penilainya berjumlah lebih dari dua (Widhiarso, 2005).
Interpretasi nilai Kappa yaitu rentang yaitu < 0 memiliki makna poor
agreement atau no agreement; 0,00 – 0,20 memiliki makna slight agreement;
0,21 – 0,40 memiliki makna fair agreement; 0,41 – 0,60 memiliki makna
moderate agreement; 0,61 – 0,80 memiliki makna substantial agreement; 0,81 –
1,00 memiliki makna almost perfect agreement ( Nichols T. R., et. al., 2010 ;
Tang W., et. al., 2015). Dari hasil analisis data penilaian pelayanan KIE tersebut

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

secara tidak langsung dapat memperkuat penilaian performa pasien simulasi yang
terpilih memang layak dan lolos untuk berperan sebagai pasien.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini terdiri dari tiga aspek yaitu: (1) skenario kasus rinitis
alergi resep dan non resep (2) pedoman pelatihan pasien simulasi (3) nilai
performa pasien simulasi. Tiga aspek hasil penelitian tersebut akan disajikan pada
dokumen terpisah.

Skenario Kasus Rinitis Alergi Resep dan Non Resep
Skenario kasus rintis alergi resep dan non resep yang dihasilkan sesuai
dengan berdasar studi literatur terkait dengan pelayanan KIE resep dan non resep
penyakit rinitis alergi dan disesuaikan dengan Peraturan Menteri Kesehatan No.
35 Tahun 2014 terkait aspek pelayanan KIE di Apotek serta hasil pengamatan
langsung terhadap pelayanan KIE di apotek.
Ciri khas dari skenario kasus penelitian ini yaitu desain KIE dalam dialog
antara apoteker dengan pasien mengikuti standar pelayanan kefarmasian di apotek
Peraturan Menteri Kesehatan No.35 tahun 2014 terkait dengan Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek.
Instruksi singkat pasien simulasi disusun berdasarkan skenario kasus yang
berfungsi untuk memperjelas peran yang harus dilakukan pasien simulasi selama
pelatihan serta memberi kemudahan bagi pasien simulasi dalam mengingat poinpoin percakapan yang harus disampaikan pasien simulasi selama simulasi
(Shilbayeh, 2011).

Pedoman Pelatihan Pasien simulasi
Pedoman pelatihan pasien simulasi yang dihasilkan digunakan sebagai
panduan untuk melatih pasien simulasi terdiri dari (1) tujuan (2) peserta pelatihan
(3) bahan ajar penyakit rinitis alergi (4) waktu pelatihan (5) prosedur pelatihan (6)
indikator capaian (7) instrumen evaluasi

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1) Tujuan Pelatihan Pasien Simulasi
Pelatihan pasien simulasi bertujuan untuk melatih pasien simulasi
untuk dapat berperan sebagai pasien sesuai dengan skenario kasus rinitis
alergi resep dan non resep serta melakukan penilaian performa pasien
simulasi menggunakan instrumen evaluasi checklist penilaian performa
pasien simulasi dan pelayanan KIE.

2) Peserta Pelatihan Pasien Simulasi
Peserta pelatihan yang terlibat yaitu (1) pasien simulasi terdiri dari
empat mahasiswa psikologi dan satu mahasiswa akuntansi adalah
mahasiswa yang tidak memiliki latar belakang yang berhubungan dengan
kesehatan, karena memiliki kelebihan yaitu tidak mengenal mahasiswa
farmasi yang akan dinilai. Menurut Smithson, et. al. (2015), cara demikian
akan meningkatkan loyalitas terhadap simulasi, membuat feedback yang
diberikan lebih valid karena mereka tidak memiliki dasar pengetahuan
kesehatan, dan cenderung berperan lebih mirip dengan skenario kasus (2)
pelatih pasien simulasi terdiri dari seorang mahasiswa PSPA Universitas
Sanata Dharma (3) pemeran apoteker terdiri dari seorang mahasiswa
PSPA Universitas Sanata Dharma (4) observer terdiri dari seorang
mahasiswa PSPA Universitas Sanata Dharma dan (5) apoteker independen
yang terpilih adalah seorang praktisi apoteker di apotek.
Pasien simulasi yang dipersiapkan selama pelatihan telah memiliki
pengetahuan tentang penyakit dan obat terkait dengan skenario kasus yang
akan diperankan sesuai dengan pengaturan kondisi nyata antara apoteker
dengan pasien.

3) Bahan Ajar Penyakit Rinitis Alergi
Bahan ajar penyakit rinitis yang dihasilkan meliputi teori secara
umum tentang penyakit rintis alergi , tanda dan gejala serta terapi
farmakologi dan non farmakologi (Valentine, 2008; ARIA 2008; Dipiro
J.T., et. al., 2011).

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4) Waktu Pelatihan Pasien Simulasi
Waktu pelatihan pasien simulasi yang terdiri dari dua pertemuan
untuk pelatihan serta tiga pertemuan untuk penilaian performa pasien
simulasi untuk skenario kasus resep dan non resep, setiap pertemuannya
membutuhkan waktu sekitar 150 menit. Durasi pelatihan sampai dengan
penilaian performa pasien simulasi dilakukan selama ± 3 minggu.
Jeda waktu antara pertemuan satu dengan pertemuan lainnya dalam
pelatihan pasien simulasi cukup lama yaitu lebih dari seminggu, sehingga
kemungkinan terjadi penurunan performa pasien simulasi, sehingga
peneliti memberi saran untuk penelitian yang akan menggunakan metode
ini harus meminimalkan jarak waktu pelatihan, agar tidak terjadi bias
karena pasien simulasi lupa perannya sesuai skenario kasus.

5) Prosedur Pelatihan Pasien Simulasi
Tahapan pelatihan pasien simulasi pada penelitian ini memiliki
kekhasan dibanding dengan pedoman pelatihan Wijoyo (2016) yaitu: (1)
pelatih akan melatih pasien simulasi satu per satu sebelum melakukan
simulasi dengan pemeran apoteker sesuai dengan skenario kasus rinitis
alergi resep dan non resep. Pelatihan dilakukan satu per satu agar pelatihan
menjadi lebih intensif sehingga performa pasien simulasi akan lebih baik
(2) evaluasi terhadap performa pasien simulasi dilakukan dengan melihat
hasil perekaman video, kemudian hasil evaluasi diinformasikan pada
pelatih sebagai masukan untuk melatih ulang pasien simulasi sehingga
dapat meningkatkan performanya (Al-shawwa., et. al., 2011). (3) dua dari
lima pasien simulasi yang memenuhi indikator capaian akan dipilih karena
layak berperan sebagai pasien

6) Indikator Capaian Pelatihan Pasien Simulasi
Indikator capaian pelatihan berupa skor penilaian yang mencapai
nilai 100% yaitu untuk kasus rinitis alergi non resep mencapai 9 poin dan
untuk kasus rinitis alergi resep mencapai 12 poin aktivitas pada

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

checklistpenilaian performa pasien simulasi, serta memiliki konsistensi
performa minimal pada pertemuan ke-2 dan ke-3, akan dinyatakan layak
dan lolos berperan sebagai pasien.

7) Instrumen Evaluasi
Checklist kelayakan pasien simulasi yang dihasilkan, digunakan
sebagai instrumen untuk menilai kesesuaian performa pasien simulasi dengan
skenario kasus dan perkembangan performa pasien simulasi dari setiap
pertemuan. Checklist dan rubrik pelayanan KIE yang dihasilkan digunakan
untuk menilai pelayanan KIE yang diberikan mahasiswa terhadap pasien
simulasi selama simulasi berlangsung.
Instrumen evaluasi yang digunakan dapat memberikan penilaian
secara objektif terhadap performa pasien simulasi selama pelatihan dan
performa mahasiswa farmasi jenjang S1 selama simulasi pelayanan KIE.

Nilai Performa Pasien simulasi
Penilaian performa PS dilakukan dengan pengamatan secara kuantitaif
menggunakan checklist penilaian performa PS dan didukung dengan data
kualitatif dengan menggunakan kolom pengamatan secara kualitatif performa PS.
Gambar 1 menunjukkan performa PS 2 pada pertemuan 1 belum mencapai
nilai 100%, akan tetapi menunjukkan kemajuan dan konsisten mencapai nilai
100% sampai pertemuan 3. Demikian pula PS 5 sejak pertemuan 1 sampai
pertemuan 3 menunjukkan konsistensi dengan mencapai nilai 100% di setiap
pertemuan. Berdasarkan gambar 2, performa PS yang menunjukkan kemajuan
positif dari pertemuan 1 sampai pertemuan 2 adalah PS 2 dan PS 5. Pada
pertemuan 2 dan 3 PS 2 dan PS 5 menunjukkan konsistensi performa dengan
mencapai nilai 100%.

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

9
8

11.5

7

11

PS 1

5

Nilai

Nilai

6

PS 2

4

PS 3

3

PS 3
PS 4

9.5

PS 5

1

PS 2

10.5
10

PS 4

2

PS 1

0

PS 5

9
ke-1 ke-2 ke-3
Pertemuan

ke-1 ke-2 ke-3
Pertemuan
Gambar 1. Performa Pasien Simulasi

Gambar 2. Performa Pasien Simulasi

Kasus Rinitis Alergi Non Resep

Kasus Rinitis Alergi Resep

Hasil kualitatif PS 2 dan PS 5 untuk kasus rinitis alergi baik kasus resep
atau non resep dari pertemuan 1 sampai dengan pertemuan 3 menunjukkan
kemajuan positif dan konsistensi performa. Ekspresi wajah menyakinkan, tatapan
mata selama berbicara sudah fokus, tidak grogi, artikulasi sudah jelas, volume
suara terdengar serta mampu memerankan peran sesuai skenario kasus dengan
baik sehingga secara kuantitatif dan kualitatif PS 2 dan PS 5 layak dan lolos
berperan sebagai pasien untuk kasus rinitis alergi resep dan non resep.
Beberapa ciri khas yang membedakan penilaian performa pasien simulasi
pada penelitian ini dengan penelitian Wijoyo (2016) yaitu (1) adanya penilaian
secara kualitatif yang mencakup pengamatan terhadap ekspresi wajah, tatapan
mata, grogi atau tidaknya, artikulasi dan volume suara pasien simulasi, sehingga
pengamatan kualitatif ini menjadi data pendukung dan memperkuat data
kuantitatif untuk memilih pasien simulasi yang layak dan lolos berperan sebagai
pasien (Langenau et. al., 2011) (2) item checklist yang berisi pertanyaanpertanyaan terkait tanda, gejala, terapi farmakologi dan non farmakologi yang
harus dikemukakan oleh pasien simulasi disusun sesuai dengan skenario kasus
rintis alergi resep dan non resep (3) seleksi pada pasien simulasi dilakukan dengan
pengamatan secara kuantitatif dan kualitatif. Dengan dilakukan seleksi maka
9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

performa pasien simulasi dianggap dapat menggambarkan kondisi nyata sebagai
pasien (Vyas, 2012). Hal ini berbeda dengan penelitian Wijoyo (2016) yang tidak
melakukan proses seleksi akan tetapi melatih semua pasien simulasi sampai
dinyatakan layak berperan sebagai pasien.

Nilai Evaluasi Pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
Hasil independentt-test terhadap penilaian yang diberikan kedua penilai
melalui checklist penilaian pelayanan KIE oleh mahasiswa terhadap pasien
simulasi diperoleh nilai p = 0,899. Hasil ini menunjukkan penilaian kedua penilai
berbeda tidak bermakna, sehingga hal ini bermakna

bahwa penilaian kedua

penilai memiliki persepsi yang sama pada pelayanan KIE yang dilakukan oleh
mahasiswa terhadap pasien simulasi.
Hasil rata-rata yang diperoleh dari uji Cohen Kappa terhadap penilaian
pelayanan KIE kasus rinitis alergi non resep 0,987 dan kasus rinitis alergi resep
1,000 termasuk dalam rentang nilai Kappa 0,81 – 1,00 yang berarti almost perfect
agreement, hal ini menunjukkan bahwa kedua penilai memiliki konsistensi
kesepakatan penilaian yang tinggi (Nichols T. R., et. al., 2010 ; Tang W., et. al.,
2015).
Tabel I. Uji Cohen Kappa Kesepakatan Antara Peneliti dan Apoteker
Independen Kasus Rinitis Alergi Non Resep
Mahasiswa
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J

Kesepakatan Dua Penilai
Ya-Ya
Tidak-Tidak
Ya-Tidak
14
3
0
10
6
1
15
2
0
15
2
0
15
2
0
15
2
0
14
3
0
16
0
1
14
3
0
15
2
0
Mean
SD

10

Koefisien Kappa
1,000
0,876
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
0,987
0,039

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel II. Uji Cohen Kappa Kesepakatan Antara Peneliti dan Apoteker
Independen Kasus Rinitis Alergi Resep
Mahasiswa
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J

Kesepakatan Dua Penilai
Ya-Ya
Tidak-Tidak
Ya-Tidak
19
1
0
19
1
0
20
0
0
19
1
0
20
0
0
18
2
0
18
2
0
16
4
0
18
2
0
17
3
0
Mean
SD

Koefisien Kappa
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
1,000
0

Dari hasil uji Cohen Kappa penilaian terhadap pelayanan KIE yang
dilakukan mahasiswa, secara tidak langsung menunjukkan bahwa materi dan
metode pelatihan pasien simulasi yang dilakukan sudah baik dan relevan untuk
mengevaluasi kemampuan mahasiswa farmasi jenjang S1 dalam pelayanan KIE.

KESIMPULAN
Materi pelatihan yang relevan untuk pasien simulasi terkait pelayanan KIE
obat rinitis alergi adalah pedoman pelatihan yang berisi tahapan-tahapan
pelatihan, teori umum tentang penyakit rintis alergi, tanda dan gejala serta terapi
farmakologi dan non farmakologi serta skenario kasus penyakit rinitis alergi.
Metode pelatihan yang relevan dan efektif untuk pasien simulasi sebagai
alat evaluasi pelayanan KIE obat rintis alergi dari mahasiswa farmasi yaitu (1)
pelatihan pasien simulasi dengan pemeran apoteker yang dilakukan secara satu
per satu kemudian dilanjutkan dengan evaluasi performa pasien simulasi
berdasarkan hasil dari checklist dan perekaman video, (2) adanya proses seleksi
pasien simulasi sehingga diperoleh pasien simulasi yang benar-benar siap untuk
berperan, (3) instrumen penilaian berupa kombinasi data kuantitatif dan kualitatif
dan (4) skenario kasus yang dibuat dengan mengacu standar pelayanan
kefarmasian di apotek (Permenkes No. 35 tahun 2014).
11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA
Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma, 2008, ARIA Guidelines.
http://www.whiar.org/docs/ARIA-Report-2008.pdf.12
Agustus
2016
(14:15).
Al-shawwa, L. A., and Hagi, S. K., 2011. Design and Work Plan for Establishing
a Standardized Patient (SP) Program at King Abdul- Aziz University : A
“How to” Guide, 79 (1), 227-232.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI,
2013. Riset Kesehatan Dasar 2013 (RISKESDAS 2013), Depkes RI,
Jakarta.
Bokken, L., Rethans, J.J., Scherpbier, A.J.J.A., Vleuten, C.P.M.V.D., 2008.
Strengths and Weaknesses of Simulated and Real Patients in the Teaching
of Skills to Medical Students : A Review. Simulation in Healthcare.,3 (3),
161-164.
Depkes, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2014,Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Dipiro, J.T., et al, 2011, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach,
McGraw-Hill Companies, Inc., USA.
Hastjarjo, D., 2008. Ringkasan buku Cook & Campbell. (1979). QuasiExperimentation: Design & Analysis Issues for Field Settings. Houghton
Mifflin Co. hal. 5.
Ikatan Apoteker Indonesia, 2011. Standar Kompetensi Apoteker Indonesia,
Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Jaedun, A., 2011. Metodologi Penelitian Eksperimen, Fakultas Teknik UNY,
Yogyakarta.
Knowles, M.S., Holton, E.F., and Swanson, R.A., 2005. The adult learner: the
definitive classic in adult education and human resource development. 6th
ed, Elsevier, New York.
Langenau, E.E., Dyer, C., Roberts, W.L., Montrey, D.P., and Sandella, J.M.,
2011. Relationship between Standardized Patient Checklist Item Accuracy
and Performing Art Experience, Simulation in Health Care.,10, 10.
Lateef, F., 2010. Simulated-based learning : Just like the real thing. J Emerg
Trauma Shock., 3, 348-352.
Nichols, T.R., Wisner, P.M., Cripe, G., Gulabchand, L., 2010. Putting the Kappa
Statistic to Use. Qual Assur J., 13, 57-61.
Parry Center for Clinical Skills & Simulation, 2013. Standardized Patient
Program University of South Dakota Sanford School of Medicine.
Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI).
Purwanti, Angki dkk., 2004, Gambaran Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi
di Apotek DKI Jakarta Tahun 2003(Jurnal). Departemen Farmasi, FMIPA
UI (Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol.1 No.2. Agustus 2004, 102-115).

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sando, K.R., Elliott, J., Stanton, M.L., and Doty R., 2013.An Educational Tool for
teaching Medication History Taking to Pharmacy Students. American
Journal of Pharmaceutical Education.,77 (5), 105.
Shilbayeh, S.A., Exploring knowledge and attitudes towards counselling about
vitamin supplements in Jordanian community pharmacies. Pharmacy
Practice., 9 (4), 242-251.
Smithson, J., Bellingan, M., Glass, B., and Mills, J., 2015, Standardized patients
in pharmacy education : An integrative literature review. Currents in
Pharmacy
Teaching
and
Learning.,
7
(6),
851–863.
http://doi.org/10.1016/j.cptl.2015.08.002.
Tang, W., Hu, J., Zhang, H., Wu, P., and He, H., 2015. Kappa coefficient : a
popular measure of rater agreement. Shanghai Archives of Pasien
simulasiychiatry., 27, 1.
Valentine, M.D., and Plaut, M.., 2008. Allergic Rhinitis. The New England
Journal of Medicine.
Vyas, D., ButhadaNS.,and Feng X., 2012. Patient Simulation to Demonstrate
Student Competency in Core Domain Abilities Prior to Beginning
Advanced Pharmacy Practice Experiences. American Journal of
Pharmaceutical Education.,76 (9), 176.
Widhiarso, W., 2005. Mengestimasi Reliabilitas, Fakultas Pasien simulasiikologi
UGM, Yogyakarta.
Wijoyo, Y., 2016. Pengembangan Strategi Pembelajaran Berbasis Paradigma
Pedagogi Reflektif Untuk Meningkatkan Kompetensi Farmakoterapi dan
Keterampilan KIE Mahasiswa Profesi Apoteker, Program Doktor Ilmu
Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
Lampiran 1. Informed Consent Pasien simulasi

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2. Informed Consent Pelatih Pasien Simulasi

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Informed Consent Pemeran Apoteker

16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4. Informed Consent Observer

17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5. Informed ConsentApoteker Independen

18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6. Informed Consent Mahasiswa Farmasi S1

19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7. Checklist Penilaian Kuantitatif Performa Pasien Simulasi Kasus
Rinitis Alergi Resep

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8. Checklist Penilaian Kuantitatif Performa Pasien Simulasi Kasus
Rinitis Alergi Non Resep

21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9. Tabel Pengamatan Secara Kualitatif Performa Pasien Simulasi
Kasus Rinitis Alergi Resep

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 10. Tabel Pengamatan Secara Kualitatif Performa Pasien Simulasi
Kasus Rinitis Alergi Non Resep

23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11. Checklist Penilaian Pelayanan KIE Kasus Rinitis Alergi Resep

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 12. Checklist Penilaian Pelayanan KIE Kasus Rinitis Alergi Non
Resep

26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 13. Uji statistik
Independent t-test
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances

F
Nilai

Equal variances assumed
Equal variances not
assumed

Nilai

Equal variances
assumed
Equal variances
not assumed

Nilai

Sig.
,007

Sig. (2tailed)

t-test for Equality of
Means

t
,932

df
,128

38

,128

37,906

t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval
of the Difference
Mean
Std. Error
Difference
Difference
Lower

,899

,100

,784

-1,487

,899

,100

,784

-1,487

t-test for Equality of Means
95% Confidence Interval of the
Difference
Upper
1,687
1,687

Equal variances assumed
Equal variances not assumed

Uji Cohen Kappa
Kasus Non Resep

APA * Peneliti

APA

Ya
Tidak

Total

Case Processing Summary
Cases
Valid
Missing
N
Percent
N
Percent
17
100,0%
0
0,0%
APA * Peneliti Crosstabulation
Peneliti
Ya
Tidak
Count
14
0
% of Total
82,4%
0,0%
Count
0
3
% of Total
0,0%
17,6%
Count
14
3
% of Total
82,4%
17,6%

28

Total
14
82,4%
3
17,6%
17
100,0%

N

Total
Percent
17
100,0%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Measure of Agreement
N of Valid Cases

Kappa

Symmetric Measures
Asymp. Std.
a
Value
Error
1,000
,000
17

b

Approx. T
4,123

Approx. Sig.
,000

Kasus Resep

APA * Peneliti

APA

Ya
Tidak

Total

Case Processing Summary
Cases
Valid
Missing
N
Percent
N
Percent
20
95,2%
1
4,8%
APA * Peneliti Crosstabulation
Peneliti
Ya
Tidak
Count
19
0
% of Total
95,0%
0,0%
Count
0
1
% of Total
0,0%
5,0%
Count
19
1
% of Total
95,0%
5,0%

Measure of Agreement
N of Valid Cases

Kappa

Total
Percent
21
100,0%

Total
19
95,0%
1
5,0%
20
100,0%

Symmetric Measures
Asymp. Std.
a
Value
Error
1,000
,000
20

29

N

b

Approx. T
4,472

Approx. Sig.
,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS
Penulis

bernama lengkap Stephanie Afrillia

Isti

Fatmasari, dilahirkan Pada Tanggal 27 April 1996 di
Pasir. Anak dari Pasangan suami istri Bapak F.X Isyanto
dan Ibu Christina Sudihartini, S.Pd. Pada Tahun 2007
lulus SD Negeri Nganggrung, Tahun 2010 lulus SMP
Negeri 1 Turi dan tahun 2013 lulus dari SMA Negeri 1
Sleman.

Pada

Tahun

2013

penulis

menempuh

pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma. Semasa kuliah penulis aktif terlibat dalam berbagai organisasi,
kepanitiaan tingkat fakultas dan kegiatan non akademik lainnya. Penulis juga
memiliki pengalaman kerja di apotek sebagai asisten apoteker dan menjadi asisten
dosen pada mata kuliah Praktikum Kimia Organik, Kimia Analisis dan
Komunikasi Farmasi.

30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN
PASIEN SIMULASI SEBAGAI EVALUASI KIE OBAT RINITIS ALERGI
MAHASISWA FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Stephanie Afrillia Isti Fatmasari 1*), Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. 2*)
1

Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia

2

Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Indonesia
ABSTRAK

Performa apoteker dalam pelayanan KIE belum sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan No.35 tahun 2014. Pasien Simulasi merupakan alat evaluasi
untuk membenahi pelayanan KIE dari sisi Pendidikan Tinggi Farmasi. Penelitian
ini bertujuan mengidentifikasi materi dan metode yang efektif dan relevan untuk
pelatihan PS terkait penyakit rinitis alergi untuk evaluasi pembelajaran KIE
mahasiswa farmasi di Universitas Sanata Dharma. Penelitian dilakukan secara
eksperimental dengan rancangan kuasi eksperimental pada pasien simulasi dan
mahasiswa farmasi S1. Kriteria PS yaitu berusia minimal 18 tahun, bersedia
mengikuti pelatihan, tepat waktu dalam mengikuti pelatihan serta bersikap
profesional. Data diperoleh pada tahap pelatihan PS berupa data kuantitatif hasil
checklist penilaian PS serta data kualitatif sebagai data pendukung. Data selama
proses KIE antara mahasiswa farmasi S1 dengan PS berupa data kuantitatif dari
hasil checklist pelayanan KIE obat rinitis alergi resep dan non resep. Berdasarkan
independent t-test, penilaian kedua penilai terhadap pelayanan KIE menunjukkan
hasil berbeda bermakna. Rata-rata koefisisen Cohen Kappa 0,987 dan 1,000
memiliki makna almost perfect agreement. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu
materi dan metode yang relevan dan efektif untuk PS terkait penyakit rintis alergi
untuk evaluasi pelayanan KIE mahasiswa farmasi. Penilaian kedua penilai
terhadap pelayanan KIE berbeda bermakna dan memiliki konsistensi kesepakatan
yang tinggi.
Kata Kunci : Pasien simulasi, KIE, rinitis alergi

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
The performance of pharmacists in the KIE service is not in accordance
with Peraturan Menteri Kesehatan No.35 tahun 2014. Simulated Patient (SP) is an
evaluation tool to improve KIE’s service of Higher Education of Pharmacy. The
purpose are identifying materials and methods that are effective and relevant for
SP training related to allergic rhinitis disease for KIE evalution of pharmacy
student of Sanata Dharma University. Experimentally research with quasi
experimental design in simulated patients and pharmacy students S1. SP criteria
are at least 18 years old, professional manner ,willing to attend training and
ontime in training. Data obtained in the SP training stage are quantitative data of
SP assessment checklist and qualitative data as supporting data. Data of IEC
process between pharmacy students S1 with SP are quantitative data on the results
of IEC’s service checklist allergic rhinitis drug prescription and non prescription.
Based on the independent t-test, both appraisal that appraise to the service of IEC
show significantly different results. The average of Cohen Kappa’s coefficient are
0,987 and 1,000 means “almost perfect agreement”. The conclusion are the
relevant and efective materials and methods for SP related to allergic rhinitis
disease are obtained for pharmacy students KIE service evaluation. The appraisal
both appraisers to KIE services is significantly different and has high consistency
of deal.
Keywords : Simulated Patient, KIE, allergic rhinitis

ii