Pengembangan materi pelatihan metode pasien simulasi sebagai alat evaluasi KIE obat antihipertensi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MATERI PELATIHAN METODE PASIEN
SIMULASI SEBAGAI ALAT EVALUASI KIE OBAT ANTIHIPERTENSI
DI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Yunita
NIM : 138114159

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017


i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Kesenangan dalam sebuah
pekerjaan membuat
kesempurnaan pada hasil yang
dicapai – Aristoteles”

Karya ini kupersembahkan kepada ,

Tuhan Yang Maha Esa,
Bapak, Ibu, Adikku, Keluarga dan Sahabat,
serta almamaterku Universitas Sanata Dharma

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa penulis panjatkan atas segala berkat,
rahmat, dan limpahan kasih-Nya yang luar biasa sehingga penulis dapat
menyelesaikan naskah skripsi yang berjudul “Pengembangan Materi Pelatihan
Metode Pasien Simulasi

Sebagai Alat Evaluasi KIE obat Antihipertensi di

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma” sebagai syarat memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulisan
skripsi ini mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Dr. Yosef Wijoyo, M.Si., Apt, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak membantu dalam berbagai ilmu, pengetahuan, dan wawasan, serta
ketersediaannya meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk berdiskusi dan
mengarahkann penulis dalam penyusunan skripsi ini.

2.

Ibu T.B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Ph.D., Apt dan Putu Dyana
Christasani, M.Sc., Apt., selaku dosen penguji atas semua saran, dan
dukungan yang membangun.

3.

Seluruh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
membekali penulis dengan Ilmu yang sudah diberikan selama proses
perkuliahan.

4.


Semua pihak yang telah bersedia membantu serta terlibat dalam penelitian
sebagai responden dan observer.

5.

Kedua orang tua ku tercinta Bapak Hendrian, Ibu Yessi, adikku Doni
Kurniawan dan seluruh keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan
memberikan kasih sayang dan cinta, dukungan, perhatian, kesabaran dalam
membimbing penulis dari awal hingga berakhirnya penulisan ini.

6.

Teman-teman seperjuangan skripsi “Francisca Natasha Ernestiani, Stephanie
Affrilia , Kinanti Dita Pratiwi, Febry Nawacatur Kurniasari, Francisca Aninda
Sarasita, dan Yosephine Charisma Sundoro, yang selalu berjuang bersama
dan saling memberikan semangat.

7.


Sahabat-sahabat dekat penulis yaitu Clara Wina, Skolastika Venita, Veronica
Fideliawati, Fransisca Puspa, Bella Puspita, Maretta Pakpahan, Katarina

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Noviana, Dear Apriyani, Rina Yanti, Tiatira Magdalena, Titianing Rahayu,
yang selalu setia mendukung dan berbagi cerita serta canda dan tawa
8.

Teman-teman Jasmine USD yaitu Keke, Dini, Noni, Rosa, Reny, Elin, Nawa,
dan Yosephine yang sudah berbagi suka dan duka.

9.

Teman-teman satu atap “Putri Palem Boarding House” yaitu Lia, Agnes,
Micelyn, Nogo, Gita, Inez yang senantiasa memberikan semangat.

10. Teman-teman FSM D 2013, FKK C 2013 dan semua angkatan 2013 yang

telah bersama-sama berproses di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma.
11. Semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan
serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama
di bidang ilmu farmasi.
Yogyakarta, 7 Februari 2017
Penulis

Yunita

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
PRAKATA .................................................................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
ABSTRAK .................................................................................................... xii
ABSTRACT ................................................................................................... xiii
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

METODE ...................................................................................................... 2
Desain dan Subjek Penelitian .......................................................................... 2
Tahap Persiapan ............................................................................................. 2
Tahap Implementasi Penelitian ...................................................................... 3
Analisis Data ................................................................................................. 4
HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 4
Pedoman Pelatihan Pasien Simulasi ............................................................... 4
Performa Pasien Simulasi ............................................................................... 6
Uji Realibilitas ............................................................................................... 7
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 9
LAMPIRAN .................................................................................................. 11
BIOGRAFI PENULIS ................................................................................... 23

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Ceklist Penilaian KIE Skenario 1 ...................................................11

Lampiran 2. Ceklist Penilaian KIE Skenario 2 ...................................................12
Lampiran 3. Lembar Pertama Ceklist Pasien Simulasi Skenario 1 ......................13
Lampiran 4. Lembar Kedua Ceklist Pasien Simulasi Skenario 1 .........................14
Lampiran 5. Lembar Pertama Ceklist Pasien Simulasi Skenario 2 ......................15
Lampiran 6. Lembar Kedua Ceklist Pasien Simulasi Skenario 2 .........................16
Lampiran 7. Contoh Informed Consent Apoteker ...............................................17
Lampiran 8. Contoh Informed Consent PSPA ....................................................18
Lampiran 9. Contoh Informed Consent Pasien Simulasi .....................................19
Lampiran 10. Contoh Informed Consent Mahasiswa Farmasi .............................20
Lampiran 11. Contoh Hasil Perhitungan Koefisien Cohen Kappa.......................21
Lampiran 12. Contoh Hasil Perhitungan T-Test Tidak Berpasangan Menggunakan
SPSS............................................................................................22

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rata-rata nilai performa Pasien Simulasi Skenario 1 Kasus
Hipertensi......................................................................................


7

Gambar 2. Rata-rata nilai performa Pasien Simulasi Skenario 1 Kasus
Hipertensi.....................................................................................

xi

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Dalam melakukan pelayanan kefarmasian, apoteker harus menjalankan
praktik sesuai standar kompetensi yang ada. Berdasarkan beberapa survei, masih
banyak ditemukan apoteker yang belum menjalankan perannya sesuai dengan
Permenkes No 35 Tahun 2014 terutama dalam melakukan KIE. Ditinjau dari segi
pendidikan tinggi, perlu dilakukan penyempurnaan evaluasi pembelajaran
dikarenakan evaluasi yang digunakan hanya tertulis saja, tidak di praktikkan
secara nyata. Tujuan dari penelitian ini untuk mengembangkan materi pelatihan

dan metode pelatihan pasien simulasi KIE dalam pelayanan obat antihipertensi.
Subjek pada penelitian ini adalah pasien simulasi. Data yang dihasilkan berupa
data kuantitatif yang diperoleh dari checklist dan data kualititatif yang diperoleh
dari pengamatan peneliti terhadap performa pasien simulasi. Analisis dan data
kuantitatif dari checklist dihitung menggunakan t-test tidak berpasangan dan
perhitungan koefisien Cohen kappa. Dihasilkan (1) Pedoman Pelatihan Pasien
Simulasi, (2) Skenario Role Play Antihipertensi, (3) Instrumen evaluasi, (4)
Penilaian performa pasien simulasi, dan (5) Uji reliabilitas dihasilkan perhitungan
rata-rata nilai cohen kappa pada skenario 1 hipertensi yaitu 0,8234 sedangkan
pada skenario 2 hipertensi yaitu 0,8548. Pelatihan pasien simulasi secara satu per
satu dan dilakukan perekaman video pada tiap penilaian. Seleksi pasien simulasi
dilakukan dengan mengisi checklist penilaian pasien simulasi berupa data
kualitatif dan kuantitatif. Untuk mengetahui performa pasien simulasi dilakukan
dengan mengisi checklist penilaian KIE mahasiswa farmasi
Kata kunci : evaluasi KIE, pasien simulasi, hipertensi.

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Pharmacist should refer to the basic competences when conducting
pharmaceutical services. Some surveys show that a lot of pharmacists have not
conducted their practices based on the Peraturan Menteri Kesehatan No 35 Tahun
2014, especially in doing Communication, Information, and Education. Seen view
of college study, Learning Evaluation should be improved because of evaluation
used only written test, not implemented in real life. The objective of this research
is to develop the practicing material and method of training for simulated patients
in pharmaceutical care for antihypertension. The subjects of this practice are
simulation patients. The quantitative data was gained from checklist and the
qualitative data was gained from researcher’s observation about the performance
of simulation patients. The quantitative data was calculated using independent ttest and Cohen Kappa coeficient. Produced (1) The manual practice for simulation
patient, (2) Scenario Role Play Antihypertension, (3) Instrument evaluation, (4)
the performance of simulated patients, and (5) Reliability test using average value
of cohen cappa showed the value of 0.8234 in scenario 1 hypertension and the
value of 0.8548 in scenario 2 hypertension. The training of patients was simulated
one by one and video was recorded on each assesment. Patient selection was
conducted by filling simulation assessment checklist simulated patients in the
form of qualitative and quantitative data. The perfomance of simulated patients
was determined by filling pharmacy student assessment checklist Communication,
Information, and Education
Keywords : Comunication Information and Education evaluation, simulation
patient, hypertension

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN

Menurut PP 51 tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian, pelayanan kefarmasian
adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkitan
dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
mutu kehidupan pasien. Apoteker dituntut untuk meningkatkan kompetensinya yang
meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk dapat melaksanakan interaksi
langsung dengan pasien. Salah satu bentuk interaksi tersebut antara lain adalah
melaksanakan pemberian informasi. (Pengurus Pusat IAI, 2011).
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) merupakan bagian dari konseling dan
merupakan bentuk pelayanan dari apoteker kepada pasien sebagai konsumen obat.
Diharapkan melalui KIE dapat mencegah terjadinya kesalahan pengobatan (medication
error) karena apoteker telah menyampaikan informasi dan edukasi terkait obat yang akan
pasien gunakan (Depkes RI, 2014).
Survey ysng dilaksanakan oleh Indonesia Consumer Foundation (Yayasan
Lembaga Konsumen Indonesia, YLKI) menyatakan bahwa sebagian besar staf apotek di
Jakarta tidak mengerti banyak tentang obat resep dan tidak tersedianya konsultasi
profesional. (Astuti, 2015). Presentase kehadiran apoteker di apotek Surabaya menurut
penelitian (Kwando, 2014) yaitu 63,33% sedangkan rata-rata pelayanan kefarmasian yang
dilakukan di Apotek yaitu 42,05%.
Sejauh ini pendidikan tinggi pada umumnya hanya melakukan evaluasi berupa
aktivitas diskusi ( keaktifan bertanya, menjawab dan penguasaan materi), penyusunan
makalah, ujian tengah semester dan ujian akhir semester, kuis, tugas kelompok atau
individu, serta monitoring dan umpan balik dari mahasiswa yang berupa kuesioner dan
kritik-saran. (Ikawati, dkk., 2008 ; Nasif, dkk., 2012). Sedangkan dari sisi pendidikan
tinggi, sebaiknya seorang calon apoteker diberi bekal untuk mampu mengidentifikasi
masalah terkait obat dan alternatif solusinya, yang mana diharap mampu menjelaskan
pedoman terapi untuk penanganan penyakit, melakukan analisis sesuai terapi dan
mengidentifikasi masalah penggunaan obat serta solusinya. Selain itu calon apoteker juga
diharap mampu melakukan pelayanan sediaan farmasi sesuai prosedur sehingga mampu
melakukan review resep hingga mampu memberikan informasi tentang obat dan
pengobatan kepada pasien baik pada pelayanan resep dan/atau swamedikasi (APTFI,
2013). Pada penelitian ini, peneliti akan menawarkan cara evaluasi baru untuk
mengevaluasi materi perkuliahan di pendidikan tinggi yang belum banyak digunakan, yaitu
berupa pelatihan metode pasien simulasi. Keuntungan dari alat evaluasi ini adalah
memberikan pelatihan keterampilan dalam proses konsultasi, meningkatkan kemampuan
untuk mengidentifikasi serta menyelesaikan masalah terkait obat, serta memperkuat peran
dan tanggung jawab apoteker dalam mengelola penyakit serta pengobatannya. Sedangkan
kerugian dari alat evaluasi ini adalah harus dipersiapkan dalam jangka waktu yang cukup
lama karena dilakukan pelatihan yang sungguh-sungguh untuk mendapatkan pasien
simulasi yang baik, serta memerlukan banyak volunteer untuk berperan sebagai pasien
simulasi tersebut (James et al, 2001).
1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menurut Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi hipertensi di Indonesia yang
didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka
Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan
Jawa Barat (29,4%). Prevalensi hipertensi berdasarkan terdiagnosis tenaga kesehatan dan
pengukuran terlihat meningkat dengan bertambahnya umur. Apoteker dapat bekerja sama
dengan dokter dalam memberikan edukasi ke pasien mengenai hipertensi, ketaatan
terhadap terapi obat, mendeteksi dan mengenali secara dini reaksi efek samping, dan
mencegah dan/atau memecahkan masalah yang berkaitan dengan pemberian obat ( Depkes
RI, 2006).
METODE
Rancangan dan Subyek Penelitian
Penelitian mengenai Pengembangan Materi Pelatihan Metode Pasien Simulasi
Sebagai Alat Evaluasi KIE Pelayanan Obat Antihipertensi di Fakultas Farmasi Sanata
Dharma termasuk dalam jenis penelitian kuasi eksperimental karena. Pada penelitian ini
yang menjadi subyek penelitian adalah pemeran pasien simulasi. Kriteria pasien simulasi
adalah sebagai berikut : berusia minimal 18 tahun, bersedia untuk mengikuti beberapa kali
pelatihan sebelum dinyatakan siap untuk menjadi pasien simulasi, bersedia untuk
berpartisipasi dalam minimal 3 sesi rekaman video, dapat diandalkan dan tepat waktu
dalam mengikuti setiap sesi pelatihan, mau dan mampu bekerja sama dalam tim, memiliki
daya ingat yang baik, memiliki kemampuan untuk melakukan improvisasi, serta
mamahami tujuan dari program pelatihan yang dilakukan. Subyek penelitian tersebut telah
mengisi informed consent di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada bulan Oktober
tahun 2017 sebagai persetujuan.
Tahap Persiapan
Pembuatan pedoman pelatihan
Melakukan studi literatur terhadap Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi
(Depkes RI, 2006), dan Pharmacotherapy Handbook Seventh Edition (Dipiro, 2009)
terkait tanda gejala serta pengobatan mengenai penyakit hipertensi.
Pembuatan Skenario Kasus
Pembuatan skenario kasus obat antihipertensi berdasarkan studi literatur ataupun
pengamatan/pengalaman yang sering terjadi di apotek, dilanjutkan dengan expert
judgement dan bahasa, kemudian direvisi. Skenario kasus berjumlah dua buah terdiri dari
pelayanan resep obat antihipertensi di apotek dan pelayanan homecare obat antihipertensi.
Skenario kasus tersebut digunakan untuk pelatihan pasien simulasi dalam bentuk role play.
Pembuatan instrumen penilaian
Instrumen penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rubrik penilaian
dari Wijoyo (2016) dengan sedikit pengembangan. Rubrik penilaian KIE obat hipertensi
2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berdasarkan dengan studi literatur meliputi Permenkes No.35 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Dilanjutkan dengan melakukan expert judgement dan
uji bahasa terhadap observer independen. Dalam checklist rubrik penilaian untuk KIE
berisi kemampuan berkomunikasi dengan tenang dan jelas, penggunaan bahasa yang
mudah dimengerti, menggali keluhan pasien, menjelaskan mengenai obat yang digunakan,
dan memverifikasi pemahaman pasien terhadap informasi yang disampaikan. Sedangkan
untuk checklist penilaian pasien simulasi berisi performa dari pasien simulasi dalam
mengeluhkan penyakit, menginformasikan riwayat penyakit dan pengobatan, menanyakan
mengenai pengobatan yang diberikan, dan terapi non-farmakologi. Pada checklist pemeran
pasien simulasi yang dinilai adalah performa pasien simulasi dalam menyampaikan
keluhan penyakit, riwayat penyakit dan pengobatan, menanyakan mengenai pengobatan
yang diberikan, serta mengenai terapi non-farmakologi. Hasil checklist penilaian KIE,
berupa data kuantitatif dimana poin-poin checklist dihitung dengan dua cara.
Penilaian Performa Pasien Simulasi
Setelah pasien simulasi menjalani proses pelatihan, akan dipilih 2 orang dari 5
orang pasien simulasi yang paling baik. Pemilihan tersebut berdasarkan penilaian oleh dua
penilai yaitu mahasiswa PSPA dan peneliti dengan mengisi checklist penilaian pasien
simulasi, dimana terdapat nilai checklist yang baik dan mengalami peningkatan yang
konsisten, khusus pada checklist yang diisi oleh peneliti terdapat kolom komentar sebagai
data kualitatifnya.
Tahap Impelementasi Penelitian
Peneliti menjelaskan tentang latar belakang teori dari setiap skenario yang sesuai
dengan literatur yang berisikan penjelasan penyakit antihipertensi, tanda dan gejala,
pengobatan yang diberikan dan terapi non farmakologi kepada pemeran pasien simulasi.
Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi bersama. Peneliti menjelaskan tugas kepada
mahasiswa Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) sebagai pemeran apoteker.
Pemeran pasien simulasi dilatih satu per satu sesuai dengan kasus pada skenario
oleh mahasiswa PSPA yang ditunjuk sebagai pelatih pasien simulasi, setelah pasien
simulasi memahami skenario dan sudah dapat memerankan perannya dengan baik maka
pasien simulasi dipertemukan oleh mahasiswa PSPA yang berperan sebagai apoteker yang
akan melakukan role play dengan pasien simulasi. Pasien simulasi akan dibiasakan
sedemikian rupa sesuai dengan situasi dalam skenario agar dapat berperan menyerupai
keadaan nyata dalam kehidupan. Selama melakukan role play dengan pemeran apoteker,
performa pasien simulasi akan direkam dan dinilai oleh mahasiswa PSPA yang berperan
sebagai observer dan peneliti. Hasil rekaman video diputar pada akhir sesi pelatihan untuk
dilakukan evaluasi bersama dan untuk mengantisipasi apabila peneliti tidak dapat
melakukan penilaian berupa checklist penilaian, terutama terhadap performa pemeran
pasien simulasi.
Setelah pasien simulasi menjalani pelatihan, pasien simulasi akan dinilai oleh
mahasiswa PSPA dan peneliti dengan mengisi checklist penilaian pasien simulasi untuk
melihat perkembangan pasien dan kelayakan pasien untuk menjalankan tugasnya dalam
3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

praktik KIE. Proses pelatihan, role play, perekaman, penilaian hingga evaluasi ini
dilakukan sebanyak tiga kali.
Setelah dua pasien simulasi terpilih untuk melakukan KIE dengan mahasiswa
farmasi, maka dilakukan penilaian terhadap proses yang dilakukan selama KIE. Penilaian
tersebut berupa checklist penilaian KIE yang diperoleh dari Wijoyo (2016) yang telah
disesuaikan dengan Permenkes No. 35 Tahun 2014 sebagai validitas.
Analisis Data
Hasil checklist penilaian pemeran pasien yang sudah bisa mencapai nilai total
checklist dan/atau memiliki nilai yang stabil dan atau mengalami peningkatan berdasarkan
penilaian yang diberikan oleh observer dan peneliti, maka pasien simulai dinyatakan siap
dan layak. Mencapai nilai total jika pasien simulasi dapat menjalankan peran sesuai dengan
semua poin-poin yang terdapat pada checklist. Skor total pada skenario satu yaitu 11,
sedangkan skor total dari skenario dua yaitu 10. Perbedaan antara checklist pada non resep
dan resep yaitu bergantung pada skenario kasus yang telah dibuat. Data kuantitatif dari
pemeran pasien yang diperoleh dari nilai rata-rata kedua observer independen
dibandingkan antara hari pertama dan hari kedua pelatihan. Analisis data kuantitatif dari
checklist dihitung menggunakan t-test tidak berpasangan dikarenakan penilaian KIE
dilakukan oleh dua orang yang berbeda, serta dilakukan perhitungan koefisien Cohen
kappa untuk mengetahui konsistensi serta mengukur tingkat kesepakatan penilaian kedua
observer independen dan proses KIE. Apabila hasil uji t-test dan Cohen kappa tidak
memenuhi standar maka mahasiswa farmasi yang dijadikan sebagai subjek uji akan
diganti. Data kualitatif diperoleh dari pengamatan terhadap peserta pasien simulasi saat
melakukan peran seperti mimik muka, cara berbicara, dan sikap serta perilaku. Data
kualitatif merupakan data pendukung dari data kuantitatif. Untuk hasil checklist peniaian
KIE, berupa data kuantitatif dihitung dengan dua cara. Hasil uji t-test tidak berpasangan
menunjukkan p>0,05 maka hasil penilaian telah konsisten. Hasil koefisien Cohen kappa
>0,7 maka cara penilaian kedua observer adalah baik; apabila > 0,8 maka sangat baik.
Apabila hasil penilaian Cohen kappa