Pengembangan materi dan metode pelatihan pasien simulasi sebagai alat evaluasi KIE Asma di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN PASIEN
SIMULASI SEBAGAI ALAT EVALUASI KIE ASMA DI FAKULTAS
FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Francisca Aninda Sarasita
NIM : 138114142

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016


i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MATERI DAN METODE PELATIHAN PASIEN
SIMULASI SEBAGAI ALAT EVALUASI KIE ASMA DI FAKULTAS
FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

SKRIPSI

Dijalankan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi

Oleh :
Francisca Aninda Sarasita
NIM : 138114142

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA
2016

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah
dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. ~

Filipi 4:6

“Tidak akan ada kata terlambat untuk orang yang ingin terus

belajar dan berusaha”

Kupersembahkan tugas akhirku ini untuk papa mama tersayang,
adikku, keluarga besarku, sahabat dan orang-orang di sekitarku yang

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah
dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. ~

Filipi 4:6

“Tidak akan ada kata terlambat untuk orang yang ingin terus
belajar dan berusaha”


Kupersembahkan tugas akhirku ini untuk papa mama tersayang,
adikku, keluarga besarku, sahabat dan orang-orang di sekitarku yang
senantiasa selalu mendoakan dan memberiku semangat, serta
almamaterku tercinta.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


DAFTAR ISI
COVER .............................................................................................................. i
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
PRAKATA ......................................................................................................... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.............................. viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xii
ABSTRAK ......................................................................................................... xiii
ABSTRACT ........................................................................................................ xiv
PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ................................................................................... 3
Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................................... 3
Alat dan Bahan Penelitian .................................................................................. 3

Jalannya Penelitian ............................................................................................. 3
Analisis Data ...................................................................................................... 4
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 5
KESIMPULAN .................................................................................................. 12
SARAN .............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13
LAMPIRAN ....................................................................................................... 15
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 29

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Inform Consent Pasien Simulasi....................................................... 15
Lampiran 2. Inform Consent Observer ................................................................. 16
Lampiran 3. Inform Consent Mahasiswa Farmasi ................................................ 17
Lampiran 4. Inform Consent Apoteker Independen ............................................. 18
Lampiran 5. Checklist Pengamatan Pasien Simulasi Kasus Asma Resep ............ 19
Lampiran 6. Pengamatan PS Kasus Asma Resep secara Kualitatif ...................... 20

Lampiran 7. Checklist Pengamatan Pasien Simulasi Kasus Asma Non Resep .... 21
Lampiran 8. Pengamatan PS Kasus Asma Non Resep secara Kualitatif .............. 22
Lampiran 9. Checklist Role Play Skenario Asma Resep ...................................... 23
Lampiran 10. Checklist Role Play Skenario Asma Non Resep ............................ 25
Lampiran 11. Hasil Uji T-test Checklist Role Play Skenario Asma .................... 27
Lampiran 12. Hasil Uji Kohen Kappa Checklist Role Play Skenario Asma ....... 28

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data kualitatif PS Kasus Asma Resep dan Non Resep ......................... 9
Tabel 2. Uji Cohen Kappa ................................................................................... 11

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Hasil Penilaian PS Kasus Asma Resep ............................................. 9
Gambar 2. Hasil Penilaian PS Kasus Asma Non Resep ..................................... 9

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Abstrak

Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) merupakan salah satu bentuk
pelayanan farmasi klinik yang diberikan oleh apoteker kepada pasien untuk
menunjang penggunaan suatu obat yang rasional. Pelaksanaan pelayanan
kefarmasian di Indonesia belum diimplementasikan dengan baik oleh apoteker.
Masalah tersebut perlu diatasi dengan adanya pembenahan dari sisi Pendidikan
Tinggi Farmasi (PTF) melalui peningkatan mutu dengan cara evaluasi
pembelajaran mahasiswa.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi metode dan materi
pelatihan yang relevan untuk pasien simulasi terkait alat evaluasi mahasiswa
farmasi di Universitas Sanata Dharma dalam pembelajaran KIE obat asma.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental dengan rancangan kuasi

eksperimental. Pengambilan data dilakukan dua kali. Pertama, saat pelatihan
pasien simulasi oleh observer dan peneliti sehingga diperoleh data kualitatif dan
kuantitatif performa pasien simulasi dari hasil rubrik penilaian pasien simulasi.
Kedua, penilaian yang dilakukan oleh apoteker independen saat mahasiswa S1
Farmasi melakukan proses KIE menggunakan pasien simulasi sehingga diperoleh
pula data kualitatif dan kuantitatif performa mahasiswa dari hasil rubrik penilaian
KIE obat asma resep dan non resep.
Hasil dari penelitian ini yaitu metode dan materi yang relevan untuk
pasien simulasi terkait alat evaluasi mahasiswa farmasi dalam pembelajaran KIE
obat asma. Hasil penilaian performa mahasiswa farmasi menggunakan uji t-test
tidak berpasangan dan uji Cohen Kappa (p = 0,421; nilai Kappa = 0,77)
menunjukkan bahwa penilaian kedua penilai berbeda tidak bermakna dan tingkat
kesepakatan 2 penilai yang konsisten.
Kata kunci : KIE, asma, pasien simulasi

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Abstract

Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) is one of clinical pharmacy
services given by pharmacists to provide a rational drug use. The implementation
of pharmacy service is not implemented well yet by pharmacist. This problem
needs to be solved by revising faculty of pharmacy in university through quality
improvement e.g. student learning evaluation.
The purpose of this research is identify the relevant method and learning
material for simulated patient related to the students who learn Pharmacy in
Sanata Dharma University in which they learn about KIE asthma. This research
belongs to experimental research with experimental quation arrangement. The
data was taken twice. First, it was done in the time of simulation patient learning
by observer and researcher. Through this activity, the result of simulation patient
assessment rubric is the qualitative and quantitative data of simulated patient
performance. Second, the assessment done by independent pharmacist when the
pharmacy students did KIE process using simulated patient produced students’
quantitative and qualitative performance based on the result of KIE assessment to
prescription and non- prescription drug for asthma.
The result of this examination is the relevant method and learning material
for simulated patient related to the pharmacy students in the learning of KIE
asthma. The pharmacy students’ performance assessment result using independent
t-test examination and Cohen Kappa examination (p = 0,421; Kappa result =

0,77) showed that the assessment of two assessors is nonsense different and the
agreement level of two assessors is consistent.
Keyword: KIE, Asthma, simulated patient

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN
Apoteker dalam menjalankan praktek kefarmasian di apotek sesuai
Permenkes RI No. 35 tahun 2014, harus mempunyai status hukum praktik
kefarmasian di Indonesia yang dapat diperoleh apabila telah teregistrasi oleh
Komite Farmasi Nasional dan sudah memiliki sertifikat kompetensi sebagai
pengakuan kompetensinya. Dalam kerangka inilah standar kompetensi apoteker
Indonesia merupakan ukuran keahlian apoteker yang akan menjalankan praktik
kefarmasiannya (Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, 2011).
Berdasarkan kompetensi apoteker Indonesia, seorang apoteker dapat
menjalankan perannya dengan baik apabila mampu bersikap profesional dimulai
dari tahap dispensing sampai penyerahan obat ke pasien disertai dengan
pemberian informasi obat yang baik dan benar. Apoteker juga harus mampu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang
farmasi(Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, 2011).
Penelitian oleh Sasanti et al (2009) mengemukakan bahwa standar
pelayanan kefarmasian di berbagai fasilitas pelayanan tidak dapat sepenuhnya
dilaksanakan. Penelitian mengenai pelaksanaan standar pelayanan kefarmasian di
apotek Kota Yogyakarta juga menunjukkan hanya 21% apoteker yang
melaksanakan standar pelayanan kefarmasian dengan baik (Atmini dkk, 2011).
Berdasarkan data tersebut, menunjukkan bahwa performa apoteker di Apotek
Indonesia masih kurang dan belum sesuai dengan Permenkes No.35 tahun 2014.
Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya
pembenahan dari sisi Pendidikan Tinggi Farmasi dan atau Organisasi Ikatan
Apoteker Indonesia (IAI). Dari sisi pendidikan tinggi farmasi Indonesia
diperlukan adanya peningkatan mutu. Pendidikan tinggi farmasi Indonesia harus
memfasilitasi pengembangan kompetensi peserta didik dan lulusannya untuk
menjalankan peran dan tanggung jawabnya dalam praktik kefarmasian (APTFI,
2013).
Demi meningkatkan mutu pendidikan tinggi farmasi di Indonesia salah
satunya dapat dilakukan dengan cara evaluasi. Pada penelitian ini akan

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dipersiapkan alat evaluasi baru untuk menyempurnakan proses evaluasi yang
sudah ada selama ini yaitu berupa pasien simulasi.
Kita dapat menilai kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dan
memberikan penilaian terhadap kesehatan pasien dengan menggunakan pasien
simulasi yang terstandarisasi. Setelah semua poin-poin dalam rubrik penilaian
terisi, sebuah fakultas dapat membandingkan kinerja masing-masing siswa dengan
sesamanya teman sefakultas (School of Medicine Oregon Health & Science
University, (n.d)). Materi yang akan dilatihkan dalam pasien simulasi ini adalah
untuk obat-obatan asma resep dan non resep.
Asma adalah penyakit inflamasi (peradangan) kronik pada saluran napas
yang ditandai dengan adanya mengi, batuk, dan rasa sesak di dada yang berulang
dan sering timbul terutama pada malam hari menjelang pagi (Global Initiative for
Asthma, 2011). The Global Asthma Report melaporkan bahwa jumlah penderita
asma di dunia diperkirakan mencapai 334 juta pada tahun 2014. Menurut estimasi
yang dilakukan oleh WHO, kejadian penyakit asma di dunia akan meningkat
sebesar 100 juta penderita baru di berbagai negara di dunia pada tahun 2025
(Masoli M. et al, 2004). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013,
prevalensi asma di Indonesia mencapai 4,5%. Angka kejadian asma meningkat
1,4 kali pada rentang umur 15-23 tahun dan lebih dominan terjadi pada
perempuan dibandingkan laki-laki (Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI,
2013).
Asma memerlukan tata laksana jangka panjang. Tata laksana asma terdiri
dari terapi farmakologi dan non farmakologi, Komunikasi Informasi Edukasi
(KIE) merupakan salah satu tata laksana non farmaka. Dengan penerapan program
KIE diharap dapat mengurangi kekambuhan asma, meningkatkan pengetahuan,
mengurangi biaya pengobatan dan meningkatkan kualitas hidup (Matondang,
M.A., et al. 2009).
Berdasarkan

uraian

diatas,

penelitian

ini

perlu

dilakukan

untuk

mengidentifikasi materi pelatihan dan metode pelatihan yang relevan dan efektif
untuk pasien simulasi terkait alat evaluasi mahasiswa farmasi dalam pembelajaran
KIE obat asma.

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
(USD) ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimental dengan rancangan kuasi
eksperimental. Dalam penelitian ini peneliti hanya memberikan perlakuan berupa
pelatihan terhadap pasien simulasi selaku subjek penelitian, lalu melakukan
pengukuran dampak pelatihan, namun tidak menggunakan kontrol sebagai
pembanding. Kuasi eksperimental ini dilakukan sebagai alternative eksperimen
murni, misalnya ketika ukuran sampel terlalu kecil (Prahasto I.D., Probandari A.,
2012).
Alat dan Bahan Penelitian
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah checklist
penilaian kelayakan pasien simulasi yang dikembangkan dari hasil penelitian
Wijoyo (2016) dan checklist serta rubrik penilaian KIE mahasiswa farmasi yang
diambil dari hasil penelitian Wijoyo (2016). Kedua checklist dan rubrik tersebut
telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Bahan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berbagai studi literatur yang digunakan untuk menyusun
materi pelatihan pasien simulasi pasien asma serta skenario kasus asma resep dan
non resep.

Jalannya Penelitian
Tahap awal yang dilakukan adalah studi literatur untuk mengembangkan
skenario kasus obat asma, dilanjutkan dengan validasi expert dan validasi bahasa
untuk menghasilkan 1 kasus obat asma resep dan 1 kasus obat asma non resep.
Tahap studi literatur ini akan terus dilakukan hingga akhir penelitian
Selanjutnya, peneliti juga harus memilih 5 pasien simulasi, 20 mahasiswa
S1 Farmasi, pelatih pasien simulasi, pemeran apoteker, observer, serta apoteker
independen. Kriteria untuk pasien simulasi yaitu berusia minimal 18 tahun dan
berasal dari prodi di luar bidang kesehatan, Kriteria mahasiswa farmasi yang akan
memberikan KIE obat asma kepada pasien simulasi yaitu merupakan mahasiswa

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

aktif Fakultas Farmasi USD yang minimal berada di semester 4 dan sudah
memperoleh materi pembelajaran terkait KIE
Setelah skenario kasus siap, peneliti membagikannya kepada pemeran
pasien minimal 1 hari sebelum latihan sambil menjelaskan tentang latar belakang
teori dari setiap skenario. Mahasiswa pemeran apoteker berlatih dengan pemeran
pasien untuk setiap skenario kasus obat asma resep dan non resep. Setelah pasien
simulasi menjalani pelatihan, pasien simulasi akan dinilai oleh observer dan
peneliti berdasarkan checklist untuk melihat perkembangan pasien dan kelayakan
pasien sambil dilakukan perekaman video yang diputar di akhir sesi pelatihan
untuk dilakukan evaluasi bersama.
Observer dan peneliti sebelum melakukan penilaian terhadap pasien
simulasi harus menyamakan persepsi terlebih dahulu. Apabila setelah proses
penilaian terdapat penampilan pasien simulasi yang belum memenuhi kriteria,
maka peneliti dan observer berhak untuk berdiskusi dengan pelatih pasien
simulasi untuk memperbaiki penampilan pasien simulasi selanjutnya. Dua pasien
simulasi yang memenuhi kriteria penilaian dan memperoleh skor tinggi akan lolos
menjadi pasien simulasi.
Setelah semuanya siap, kedua pasien simulasi tersebut kemudian
melakukan perannya dalam role play dengan mahasiswa Farmasi. Penilaian
dilakukan oleh peneliti dan apoteker independen menggunakan checklist rubrik
penilaian KIE yang telah divalidasi. Penilaian ini sekaligus menjadi uji reliabilitas
bagi checklist KIE tersebut.

Analisis Data
Hasil checklist penilaian pemeran pasien simulasi yang dilakukan oleh
observer dan peneliti digunakan sebagai data kuantitatif. Apabila pasien simulasi
sudah bisa mencapai 100% dari nilai total yaitu nilai 9 untuk kasus asma non
resep dan 12 untuk kasus asma resep, maka pasien simulasi dinyatakan siap dan
layak. Selain itu, kolom komentar yang ada di rubrik penilaian juga digunakan
sebagai data kualitatif untuk dijadikan masukan bagi pasien simulasi agar
performa ke depannya dapat lebih baik. Hasil checklist peniaian KIE mahasiswa

4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Farmasi berupa data kuantitatif dihitung dengan dua cara yaitu menggunakan uji
t-test dengan taraf kepercayaan 95% tidak berpasangan dan perhitungan koefisien
Cohen Kappa .

Analisis data pada uji t-test tidak berpasangan dengan taraf kepercayaan
95% yaitu apabila hasil Levene’s test untuk uji homogenitas menunjukkan p>0,05
maka data dikatakan homogen, sedangkan p 0,05 terdapat perbedaan tidak bermakna antara
penilai 1 dan 2, sedangkan p0,81 berarti konsistensi antar 2 penilai hampir sempurna (Wan Tang et
al 2015).

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian ini adalah sbb: (1) pedoman pelatihan simulasi (2) penilaian
performa pasien simulasi serta (3) uji t-test dan cohen kappa checklist KIE.
Semua dokumen ini dicetak secara terpisah.

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pedoman Pelatihan Pasien Simulasi
Pedoman Pelatihan Simulasi terdiri dari : (1) tujuan pelatihan pasien
simulasi, (2) materi pelatihan pasien simulasi (3) skenario kasus asma resep dan
non resep (4) pemilihan pasien simulasi, (5) jalannya pelatihan pasien simulasi
dan (6) instrumen evaluasi. Pedoman pelatihan pasien simulasi dicetak dalam
dokumen terpisah.

1) Tujuan Pelatihan Pasien Simulasi
Tujuan pelatihan pasien simulasi adalah melatih pasien simulasi untuk
dapat berperan sebagai pasien dalam kasus asma resep dan non resep, serta
melakukan validasi checklist penilaian KIE untuk penilaian mahasiswa farmasi
yang berperan sebagai apoteker
2) Materi Pelatihan Pasien Simulasi
Materi pelatihan yang difokuskan pada faktor penyebab, gejala, terapi
farmakologi dan non farmakologi asma bersumber dari PDPI (2003) dan Dipiro
J.T. et al (2005).

Bahan ajar pelatihan pasien simulasi sangat diperlukan bagi pasien simulasi
supaya mereka mengetahui teori-teori di bidang kesehatan tentang penyakit dan
pengobatannya.

3) Skenario Kasus Asma Resep dan Non Resep
Skenario kasus asma resep dan non resep dibuat berdasarkan literatur dan
untuk proses komunikasinya telah disesuaikan dengan aturan KIE di Permenkes
RI No. 35 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, supaya
mahasiswa dapat merasakan “real setting” dan mampu memberikan KIE layaknya
apoteker yang profesional. Beberapa kegunaan dari dilakukannya role play
dengan skenario kasus tertentu adalah mahasiswa jadi terbiasa berpikir kritis
dalam menyelesaikan suatu masalah dan mencari alternatifnya, serta dapat
meningkatkan rasa empati dan rasa kepedulian yang lebih tinggi terhadap orang
lain (Nickerson & Consultant, 2007).

6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Skenario telah melalui tahap validasi (validasi expert dan bahasa). Setelah
melewati 2 tahap validasi tersebut, skenario mengalami 2 x perubahan dan
dinyatakan siap untuk diajarkan dan disimulasikan kepada pasien simulasi.
Penggunaan skenario role play ini merupakan salah satu metode untuk
mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi (Shilbayeh S.,
2011).

4) Pemilihan Pasien Simulasi
Semua pasien simulasi yang dipilih dalam penelitian ini merupakan
mahasiswa yang tidak mempunyai background kesehatan. Smithson et al (2015)
menyatakan bahwa pasien simulasi tipe ini mempunyai beberapa kelebihan dan
kekurangan. Kelebihannya yaitu: (1) tidak mempunyai relasi dengan mahasiswa
farmasi yang akan diuji, (2) cenderung patuh pada instruksi yang diberikan selama
proses pelatihan, dan (3) biaya juga relatif lebih terjangkau daripada
menggunakan dosen atau pegawai tetap lainnya. Selain kelebihan, terdapat juga
beberapa kelemahan yaitu: (1) membutuhkan pelatihan yang lebih banyak, (2)
membutuhkan waktu yang relatif lebih lama untuk memahami teknik berakting.

5) Jalannya Pelatihan Pasien Simulasi
Terdapat hal yang khas dalam pelatihan ini yaitu : (1) Pasien simulasi dilatih
one by one oleh pelatih, kemudian dipertemukan dengan pemeran apoteker untuk

mempraktekkan apa yang sudah mereka pelajari. Pelatihan ini berbeda dengan
disertasi milik Wijoyo (2016) karena dilatih one by one, sehingga menjadi lebih
intensif dan performa pasien simulasi akan lebih baik (2) Penilaian pasien
simulasi oleh peneliti dan observer juga didokumentasikan melalui perekaman
video.
Perekaman video ini digunakan untuk mengevaluasi performa pasien,
memodifikasi performa pasien, dan sebagai dokumen untuk ditunjukkan kepada
fakultas dalam mempromosikan pasien simulasi ke dalam metode pengajaran (Al-

shawwa, Ph, Hagi, Sc, & Ph, 2011). Lamanya pelatihan pasien simulasi yaitu 150
menit, sedangkan rata-rata durasi penampilan tiap pasien simulasi adalah 3-5

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menit. Kedua hal ini yang membedakan dengan penelitian Wijoyo (2016)
sebelumnya.
Dari 5 pasien simulasi yang dipilih kemudian menjalani dua kali proses
pelatihan pelatih pasien simulasi dan tiga kali penilaian oleh observer dan peneliti
selama ± 3 minggu. Kendala yang dihadapi yaitu diperlukannya penyesuaian
jadwal antara pasien simulasi, pelatih pasien simulasi, pemeran apoteker, dan
observer, sehingga diambilah keputusan untuk mengadakan di waktu malam hari
di saat semua aktivitas inti mereka sudah berakhir.

6) Instrumen Evaluasi
Instrumen Evaluasi Pasien Simulasi (PS)
Instrumen evaluasi (kuantitatif) pasien simulasi merupakan adopsi dari hasil
penelitian Wijoyo (2016). Hal yang membedakan dari instrumen evaluasi PS
milik Wijoyo (2016) yaitu peneliti menambahkan penilaian secara kualitatif untuk
mendukung data kuantitatif yang telah ada.
Penilaian kualitatif terdiri dari ekspresi wajah, grogi tidaknya pasien,
gesture tubuh, artikulasi, volume suara, dan kontak mata. Item checklist penilaian
kuantitatif performa pasien simulasi disesuaikan dengan skenario kasus asma
yang berisi pertanyaan gejala, tingkat keparahan, frekuensi, pengobatan yang
sudah dijalani, informasi terkait obat (cara pemakaian, cara megatasi efek
samping, cara penyimpannan), nomor handphone apoteker, dan terapi non
farmakologi.

Instrumen Evaluasi Komunikasi Informasi Edukasi (KIE)
Setelah kedua pasien simulasi yang dinilai layak siap melakukan simulasi
kasus, mereka dihadapkan dengan mahasiswa Farmasi dalam setting responsi
Praktikum Komunikasi Farmasi. Penilaian penampilan mahasiswa Farmasi dalam
memberikan KIE kepada pasien simulasi menggunakan checklist penilaian KIE
mahasiswa farmasi yang diambil dari hasil penelitian Wijoyo (2016) tanpa adanya
penyesuaian kembali. Checklist penilaian tersebut terdiri dari beberapa sub bab
yaitu komunikasi umum, KIE bagi pasien, tindak lanjut, dan pelayanan resep

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(khusus). Untuk memberikan penilaian pada checklist tersebut, diberikan
guideline penilaian dalam bentuk rubrik.

Penilaian Performa Pasien Simulasi
Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa PS yang mencapai nilai total 9 dari
pertemuan 1 sampai pertemuan 3 adalah PS 2 dan 5. Hal ini menunjukkan bahwa
PS 2 dan PS 5 telah melakukan semua poin aktivitas yang ada di checklist
penilaian sehingga dinyatakan lolos untuk memerankan pasien asma untuk kasus
asma non resep. Pada gambar 2 juga dilihat bahwa pasien simulasi yang mencapai
nilai total yaitu 12 dari pertemuan 1 sampai pertemuan 3 adalah PS 2 dan PS 5.
Hal ini menunjukkan bahwa PS 2 dan 5 telah melakukan semua poin aktivitas
yang ada di checklist penilaian sehingga dinyatakan lolos untuk memerankan
pasien asma untuk kasus asma resep.

Gambar 1. Hasil Penilaian PS Kasus

Gambar 2. Hasil Penilaian PS

Asma Non Resep

Kasus Asma Resep

Selain hasil secara kuantitatif di atas, secara kualitatif didukung juga oleh
komentar dari peneliti dan observer. Berikut penjabaran untuk pasien simulasi 2
dan 5 pada kasus asma resep dan non resep.

Tabel 1. Komentar Peneliti dan Observer terhadap PS Kasus Asma Resep
dan Non Resep
Kasus Asma Non Resep
PS 2 Ekspresi wajah PS ketika sakit sudah
cukup baik, sudah tidak grogi,
gesture tubuhnya juga sudah baik,

9

Kasus Asma Resep
Ekspresi wajah PS ketika sakit sudah
cukup baik, sudah tidak grogi,
gesture tubuhnya juga sudah baik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

artikulasi dan volume suaranya artikulasi dan volume suaranya juga
cukup jelas, serta kontak mata PS sudah cukup jelas, serta kontak mata
yang selalu fokus ke apoteker.
pasien yang selalu fokus ke apoteker.
PS 5 Ekspresi
wajah
PS
dalam Ekspresi
wajah
PS
dalam
menyampaikan gejala penyakit sudah menyampaikan gejala penyakitnya
baik, sudah tidak grogi, gesture sudah baik, sudah tidak grogi,
tubuhnya juga sudah baik, artikulasi gesture tubuhnya juga sudah baik,
dan volume suaranya juga sudah artikulasi dan volume suaranya juga
jelas, serta kontak mata pasien yang sudah jelas, serta kontak mata pasien
selalu fokus ke apoteker.
yang selalu fokus ke apoteker.
Penjabaran di atas merupakan gabungan komentar antara observer dan
peneliti yang isinya kurang lebih hampir sama. Peneliti dan observer sepakat
bahwa penampilan PS 2 dan 5 sudah cukup baik dan konstan, terlihat sampai
pertemuan ketiga dan bahkan mengalami perkembangan, baik dalam kasus asma
resep maupun non resep.
Dari lima pasien simulasi kemudian dipilih dua berdasarkan nilai total
checklist yang diberikan oleh observer dan peneliti mencapai 100% dari nilai total

yaitu nilai 9 untuk kasus asma non resep dan nilai 12 untuk kasus asma resep.
Pasien simulasi hanya dipilih dua karena dinilai efektif dari segi waktu dan biaya.
Hal ini juga yang menjdi ciri khas dari penelitian ini karena berdasarkan disertasi
Wijoyo (2016), semua pasien simulasi dilatih dari awal sampai akhir tanpa adanya
proses seleksi.

Uji T-test dan Cohen Kappa Checklist KIE
Penilaian

KIE

dilakukan

oleh

peneliti

dan

apoteker

independen

menggunakan checklist dan rubrik penilaian KIE. Hasil dari penilaian tersebut
akan diolah menggunakan uji t-test tidak berpasangan dengan taraf kepercayaan
95% dan uji Cohen Kappa . Uji t-test berguna untuk mengetahui sejauh mana
perbedaan penilaian yang dilakukan antara 2 penilai, sedangkan uji Cohen Kappa
sebagai uji reabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat kesepakatan antara
peneliti dan apoteker independen.
Uji t-test
Peneliti akan membandingkan nilai dari 2 grup yang tidak saling
berhubungan, apakah kedua grup tersebut mempunyai rata-rata yang sama

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ataukah tidak secara signifikan menggunakan uji t-test independent ini (Santosa
S., 2010). Pada uji ini, pada tabel levene’s test diperoleh nilai p = 0,754 yang
berarti data homogen, lalu nilai p pada kolom equal variance assumed
menunjukkan nilai 0,421, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
rerata nilai tidak bermakna antara penilai 1 dan penilai 2. Dari data tersebut juga
menunjukkan bahwa nilai p > 0,05 yang berarti bahwa penilai 1 dan penilai 2
telah mempunyai persepsi yang sama dalam menilai KIE mahasiswa farmasi dan
pasien simulasi telah memberikan performa yang baik tanpa perlu pelatihan
kembali.

Uji Cohen Kappa
Terdapat banyak uji untuk menilai reabilitas antar observer, seperti uji
koefisisen korelasi intra kelas (intraclass correlation coefficients; ICC ) dan uji
Cohen Kappa. Uji ICC digunakan ketika penilai yang terlibat banyak yaitu > 2

dan skor hasil penilaiannya bersifat kontinum (Widhiarso, W. (n.d)). Uji Cohen
Kappa merupakan yang paling sering digunakan dalam literatur medis (Viera

A.J., Garrett J.M., 2005).
Tabel 2. Uji Cohen Kappa
Kasus Asma Resep
0,318
0,773
0,643
1,000
1,000
0,773
0,643
0,348
0,459
1,000
Total = 15,408

Kasus Asma Non Resep
0,638
0,866
0,638
1,000
1,000
1,000
0,821
0,721
0,767
1,000

Rata-rata koefisien Cohen Kappa =

= 0,77

SD=0,0477

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan kategori menurut Wan Tang (2015), nilai Kappa 0,77 dalam
penelitian ini termasuk dalam kategori kuat (substantial agreement). Substantial
agreement dideskripsikan sebagai tingkat persetujuan minimal yang seharusnya

dicapai antar penilai, karena nilai di bawah itu dapat memberikan indikasi bahwa
terdapat masalah dalam penelitian tersebut (McHugh M.L., 2012). Oleh karena
itu, hasil uji Cohen Kappa tersebut menunjukkan bahwa penilai mampu
memberikan penilaian berdasarkan checklist secara obyektif dengan kesepakatan
yang tinggi. Sehingga baik checklist maupun penilai telah siap untuk digunakan
maupun berpartisipasi dalam penelitian selanjutnya.

KESIMPULAN
Materi pelatihan yang relevan untuk pasien simulasi terkait alat evaluasi
mahasiswa farmasi dalam pembelajaran KIE obat asma adalah pedoman pelatihan
yang berisi tahapan-tahapan pelatihan, teori umum tentang penyakit asma, serta
skenario kasus penyakit asma.
Metode pelatihan yang relevan dan efektif untuk pasien simulasi terkait
alat evaluasi mahasiswa farmasi dalam pembelajaran KIE obat asma adalah: (1)
pemberian materi pelatihan pasien simulasi yang dilanjutkan dengan pelatihan
pasien simulasi secara one by one dan refleksi performa berdasarkan video; (2)
penilaian performa pasien simulasi menggunakan instrumen evaluasi pasien
simulasi baik kuantitatif maupun kualitatif; (3) dan penilaian performa mahasiswa
farmasi dalam memberikan pelayanan KIE kepada pasien simulasi menggunakan
checklist instrumen evaluasi KIE.

SARAN
Mempersingkat jarak waktu pelatihan 1 dengan yang lain. Awalnya jarak
antar pelatihan 1 dengan yang lain 2 minggu, dipersingkat menjadi 1 minggu
sehingga tidak terjadi bias karena pasien simulasi lupa akan materi pelatihannya.

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA
Al-shawwa, L. A., Ph, D., Hagi, S. K., Sc, M., & Ph, D. 2011. Design and Work
Plan for Establishing a Standardized Patient ( SP ) Program at King AbdulAziz University : A “ How to ” Guide, 79(1), 227–232.
APTFI. 2013. Kurikulum Program Pendidikan Apoteker. Asosiasi Perguruan
Tinggi Farmasi Indonesia. Yogyakarta.
Atmini, K. D., Gandjar, I. G., Purnomo, A. 2011. Analisis Aplikasi Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Kota Yogyakarta.Jurnal Manajemen dan
Pelayanan Farmasi, Volume 1 Nomor 1. Yogyakarta.
Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
Global Initiative for Asthma. 2011. Global Strategy for Asthma Management and
Prevention.
Masoli M, Fabian D, Holt S, Beasley R. 2004. The global burden of asthma:
executive summary of the GINA Dissemination Committee Report
Matondang, M.A., et al. 2009. Peran Komunikasi, Informasi, dan Edukasi pada
Asma Anak, 10(5).
McHugh M.L. 2012. Interrater Reability: The Kappa Statistic. Biochemia Medica,
22 (3), 276-282.
Nickerson, S., & Consultant, I. 2007. Essays on Teaching Excellence Role-Play :
An Often Misused Active Learning Strategy, 19(5).
Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia. 2011. Standar Kompetensi Apoteker
Indonesia. 64.
Pemerintah RI. 2014. Permenkes Nomor 35 tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta. Indonesia.
Prahasto I.D., Probandari A. 2012. Rancangan Penelitian Eksperimental Murni
dan Kuasi-Eksperimental. Magister Manajemen Rumah Sakit. Fakultas
Kedokteran UGM.
Santosa S. 2010. Menggunakan SPSS Untuk Statistik Parametrik. Gramedia.
Jakarta.
Sasanti, Rini, et al. 2009. Laporan Penelitian Kesiapan Tenaga Kefarmasian
Menghadapi Era Globalisasi di Bidang Pelayanan Kefarmasian. Badan
Litbangkes. Depkes RI.
School of Medicine Oregon Health & Science University (n.d). Clinical
Assesment & Learning Center. Retrieved from http;//www.ohsu.edu
Shilbayeh SA. 2011. Exploring knowledge and attitudes towards counselling
about vitamin supplements in Jordaniancommunity pharmacies. Pharmacy
Practice (Internet), 9(4):242-251.
Smithson, J., Bellingan, M., Glass, B., & Mills, J. 2015. Standardized patients in
pharmacy education : An integrative literature review. Currents in
Pharmacy Teaching and Learning, 7(6), 851–863.
Viera A.J., Garrett J.M. 2005. Understanding Interobserver Agreement: The
Kappa Statistic. Family Medicine, 37(5):360-3.
Tang W., Hu J., Zhang H., et al. 2015. Kappa Coefficient: A Popular Measure of
rater Agreement. Shanghai Archieves of Psychiatry. Vol 27. No.1.

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Widhiarso W. (n.d.). Uji Hipotesis Komparatif. Fakultas Psikologi UGM.
Retrieved from http://widhiarso.staff.ugm.ac.id
Widhiarso, W. (n.d). Melibatkan Rater dalam Pengembangan Alat Ukur.
Retrieved from http://widhiarso.staff.ugm.ac.id
Wijoyo. 2016. Pengembangan Strategi Pembelajaran Berbasis Paradigma
Pedagogi Reflektif Untuk Meningkatkan Kompetensi Farmakoterapi dan
Keterampilan KIE Mahasiswa Profesi Apoteker. Program Doktor Ilmu
Kedokteran dan Kesehatan . Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.
Yogyakarta.

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
Lampiran 1. Inform Consent Pasien Simulasi

15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2. Inform Consent Observer

16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Inform Consent Mahasiswa Farmasi

17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4. Inform Consent Apoteker Independen

18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5. Checklist Pengamatan Pasien Simulasi Kasus Asma Resep

19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6. Pengamatan Pasien Simulasi Kasus Asma Resep secara
Kualitatif

20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7. Checklist Pengamatan Pasien Simulasi Kasus Asma Non Resep

21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8. Pengamatan Pasien Simulasi (PS) Kasus Asma Non Resep
secara Kualitatif

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9. Checklist Roleplay Skenario Asma Resep

23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 10. Checklist Roleplay Skenario Asma Non Resep

25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 11. Hasil Uji T-test Checklist Role Play Skenario Asma

Group Statistics
Std. Error
penilai
Nilai

N

Mean

Std. Deviation

Mean

peneliti

20

15.65

2.346

.525

apoteker independen

20

16.25

2.314

.517

Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances

t-test for Equality of Means

95%

Mean

Std.

Confidence

Error

Interval of the

Sig. (2- Differ Differe
F

Sig.

t

df

tailed)

ence

nce

Difference
Lower Upper

nil Equal
ai variances

.099

.754 -.814

38

.421

-.600

.737 -2.092

.892

-.814 37.993

.421

-.600

.737 -2.092

.892

assumed
Equal
variances not
assumed

27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 12. Hasil Uji Kohen Kappa Checklist Role Play Skenario Asma
Case Processing Summary
Cases
Valid
N
Penilai_1 * Penilai_2

Missing

Percent
20

N

Total

Percent

100.0%

0

N

0.0%

Percent
20

100.0%

Penilai_1 * Penilai_2 Crosstabulation
Penilai_2
Tidak
Count

Total
Ya

1

0

1

5.0%

0.0%

5.0%

0

19

19

0.0%

95.0%

95.0%

1

19

20

5.0%

95.0%

100.0%

Tidak
% of Total
Penilai_1
Count
Ya
% of Total
Count
Total
% of Total

Symmetric Measures
Value

Asymp. Std.
Error

Measure of Agreement

Kappa

N of Valid Cases

1.000

Approx. Sig.

a

.000

20

a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

28

b

Approx. T

4.472

.000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Pengembangan Materi
dan Metode Pelatihan Pasien Simulasi sebagai Alat
Evaluasi Kie Asma di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma” bernama lengkap Francisca Aninda
Sarasita, lahir di Yogyakarta, 28 Oktober 1995,
merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan
Drs. Laurentius Bambang Harnoto, M.Si. dan Lucia
Suprapti, S.H. Pendidikan formal yang ditempuh
penulis yaitu TK Kanisus Demangan Baru (1999-2001),
pendidikan Sekolah Dasar di SD Kanisus Demangan Baru (2001-2007),
pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Depok (2007-2010),
pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 9 Yogyakarta (2010-2013).
Penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma pada tahun 2013. Penulis terlibat dalam berbagai organisasi dan
kepanitiaan. Peneliti juga menjadi asisten praktikum pada mata kuliah Praktikum
Kimia Dasar, Biokimia, dan Anatomi Fisiologi.

29