Kajian interaksi obat pada peresepan pasien Hipertensi Geriatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta Periode Januari-Juni 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Hypertension is a serious health problem in Indonesia and cases of
hypertension is likely to increase. The risk of hypertension increases significantly
with age. Hypertension outpatients tend to get a prescription of more than one type of
drug, both drugs hypertension alone or with other medications if accompanied by
comorbidities. Therefore, drug interactions can occur. This study aims to describe the
prescription, the incidence of drug interactions, as well as related mechanisms of
pharmacodynamic and pharmacokinetic drug interactions, and clinical significance
categories that occur in outpatient hypertensive geriatric patients in Panti Nugroho
Hospital Yogyakarta period from January to June 2016. This type of research is a
non-experimental research evaluative descriptive, which means on this research could
be the evaluation of health personnel, especially matters related to drug interactions in
prescribing pattern on an outpatient hypertension geriatrics with retrospective nature,
data retrieved from patient records and studied theoretically based on the literature.
The sampling technique is done randomly and obtained a sample of 258 medical
records. The results of this study indicate there are 99 cases of drug interactions, the
type of drug interactions more dominant happens is pharmacodynamic interaction,
and the the most frequent category of significance category of drug interactions is
significant as many as 147 cases and there are also 18 cases of serious drug

interactions among them are amlodipine with diltiazem (1 case), clonidine with
bisoprolol (1 case), lisinopril with candesartan (1 case), amlodipine with simvastatin
(13 cases), and captopril with allopurinol (2 cases) of hypertension geriatric
outpatients in Panti Nugroho Hospital Yogyakarta period from January to June 2016.
Serious interaction of these two drugs is very user should be avoided and use
alternative other drugs, if it was needed then patient's clinical status must be highly
monitored.
Keywords: hypertension, antihypertensive drug interactions, geriatrics, outpatient.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Hipertensi merupakan merupakan masalah kesehatan yang serius dan di
Indonesia kasus hipertensi cenderung meningkat. Risiko hipertensi meningkat
bermakna sejalan dengan bertambahnya usia. Pasien hipertensi rawat jalan cenderung
mendapatkan peresepan lebih dari satu jenis obat, baik obat hipertensi saja atau
dengan obat non anti hipertensi jika disertai penyakit penyerta. Oleh karena itu,
interaksi obat kemungkinan dapat terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

gambaran peresepan, insiden terjadinya interaksi obat, serta interaksi obat terkait
mekanisme farmakodinamik, farmakokinetik, dan kategori signifikansi klinis yang
terjadi pada pasien hipertensi geriatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian
non eksperimental deskriptif evaluatif yang berarti penelitian ini dapat menjadi
evaluasi tenaga kesehatan khususnya hal-hal yang berkaitan dengan interaksi obat
pada pola peresepan pada pasien rawat jalan hipertensi geriatri yang bersifat
retrospektif yaitu data diambil dari rekam medis pasien dan dikaji secara teoritis
berdasarkan literatur. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak dan didapat
sampel sebanyak 258 rekam medis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat 99
kasus interaksi obat, jenis interaksi obat yang lebih dominan terjadi adalah interaksi
farmakodinamik, serta kategori signifikansi interaksi obat yang paling sering terjadi
yaitu signifikan sebanyak 147 kasus dan terdapat pula 18 kasus interaksi obat yang
serius diantaranya yaitu amlodipine dengan diltiazem (1 kasus), klonidin dengan
bisoprolol (1 kasus), lisinopril dengan candesartan (1 kasus), amlodipine dengan
simvastatin (13 kasus), dan captopril dengan allopurinol (2 kasus) pada pasien
hipertensi geriatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta
periode Januari – Juni 2016. Interaksi serius dari pemakaian dua obat ini sangat perlu
dihindari dan menggunakan alternatif obat lain, jika memang sangat dibutuhkan maka
status klinis pasien harus sangat terpantau.

Kata kunci : hipertensi, interaksi obat antihipertensi, geriatri, rawat jalan.

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PERESEPAN PASIEN HIPERTENSI
GERIATRI DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PANTI
NUGROHO YOGYAKARTA PERIODE JANUARI – JUNI 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm. )
Program Studi Farmasi

Oleh :
Yokebed Christina Gunawan
NIM : 138114048


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KAJIAN INTERAKSI OBAT PADA PERESEPAN PASIEN HIPERTENSI
GERIATRI DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT PANTI
NUGROHO YOGYAKARTA PERIODE JANUARI – JUNI 2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm. )
Program Studi Farmasi

Oleh :
Yokebed Christina Gunawan
NIM : 138114048


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum taurat dan

kitab para nabi.”
Matius 7 : 12

Kupersembahkan untuk:
Tuhan Yesus yang menolong dan menguatkanku
Papa dan Mama yang selalu setia dan sangat mengasihiku
Teman- teman dan sahabat yang sangat menguatkan dan menghiburku
Almamater yang kubanggakan
iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, kasih dan
rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Kajian
Interaksi Obat pada Peresepan Pasien Hipertensi Geriatri di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta Periode Januari – Juni 2016” sebagai
salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana farmasi di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Proses penyusunan skripsi ini banyak
mendapat dukungan dan bimbingan serta doa dari berbagai pihak, sehingga
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma yang telah memberi bimbingan dan arahan
selama penulis menjadi mahasiswa di Fakutas Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Direktur Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta dan Staff Administrasi
Rumah Sakit Panti Nugroho yang telah memberikan ijin penelitian yang
dilakukan peneliti, serta Staff bagian Rekam Medis dan Apoteker serta
tenaga kefarmasian yang sangat membantu penulis.
3. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt. sebagai dosen
pembimbing utama yang selalu membimbing, memberi arahan dan
dukungan selama penyusunan skripsi.

4. Ibu Dr. Rita Suhadi, M.Si., Apt. dan ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc.,
Apt. sebagai dosen penguji yang membimbing penulis dalam penyusunan
skripsi.
5. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc. sebagai dosen pembimbing
akademik yang membimbing dan membantu saya dalam menjalani kuliah.
6. Kedua orang tua Bambang Gunawan dan Mariani terkasih yang selalu
menyemangati dan mendoakan penulis dalam proses penyusunan skripsi.
7. Adikku terkasih Yosua Gunawan yang selalu membuat semangat dan
manghibur dalam proses penyusunan skripsi.
8. Sahabat tersayang Evi Magdalena, Anastasia Sari Sulistyowati, Priscilla
Frihastie Setyawati, Masrial Zalukhu, Krispina Priska Adriani, Dian
Pratiwi, Caecilia Desi Kristanti, Deriven Samurai Teweng, Veronica
Olivia Gita Puspa Dewi, Sridea, Maynardo Innocencio Aethelstone, Dwi
Putra Prihandito, Sonny Fernando, Jhony Maruli Setiawan, kak Grace

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v
LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vi
PRAKATA ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
ABSTRACT .........................................................................................................xiii
ABSTRAK ...........................................................................................................xiv
PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 2

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 3
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 39

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel I.

Tabel II

Tabel III

Gambaran Umum Peresepan Pasien Hipertensi Geriatri di
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Periode
Januari – Juni 2016 .......................................................................... 4
Distribusi Golongan dan Jenis Obat Anti Hipertensi pada

Pasien Hipertensi Geriatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah
Sakit Panti Nugroho Periode Januari – Juni 2016 ........................... 4
Distribusi Kategori Signifikansi Klinis, Dampak, dan Jenis
Interaksi Obat Antar Obat Antihipertensi dan Antara Obat
Antihipertensi dan Obat Non Antihipertensi ................................... 8

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.

Persentase peresepan dengan interaksi obat dan tanpa interaksi
obat pada peresepan pasien hipertensi geriatri di Instalasi
Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Periode Januari
sampai Juni 2016 ............................................................................. 6

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Ijin Penelitian di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta......................................... 14
Lampiran 2. Distribusi Kombinasi Obat Anti Hipertensi pada Pasien
Hipertensi Geriatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti
Nugroho Periode Januari – Juni 2016 .............................................. 15
Lampiran 3 Daftar Obat yang Berinteraksi, Kategori Signifikansi dan Jenis
Interaksi tiap Rekam Medis ............................................................. 16
Lampiran 4. Alat pengambilan data penelitian peresepan obat pada pasien
hipertensi geriatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti
Nugroho Yogyakarta periode Januari – Juni 2016 .......................... 21
Lampiran 5 Tabel interaksi obat antar obat anti hipertensi meliputi obat
yang terlibat, kategori signifikansi klinis interaksi obat, jenis
interaksi obat, jumlah kasus, dan managemen interaksi obat .......... 22
Lampiran 6. Tabel interaksi obat antara obat anti hipertensi dengan obat
lain meliputi obat yang terlibat, kategori signifikansi klinis
interaksi obat, jenis interaksi obat, jumlah kasus, dan
managemen interaksi obat ............................................................... 29
Lampiran 7. Keterangan Kelayakan Etik / Ethical Clearance ............................. 38

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
Hypertension is a serious health problem in Indonesia and cases of
hypertension is likely to increase. The risk of hypertension increases significantly
with age. Hypertension outpatients tend to get a prescription of more than one
type of drug, both drugs hypertension alone or with other medications if
accompanied by comorbidities. Therefore, drug interactions can occur. This study
aims to describe the prescription, the incidence of drug interactions, as well as
related mechanisms of pharmacodynamic and pharmacokinetic drug interactions,
and clinical significance categories that occur in outpatient hypertensive geriatric
patients in Panti Nugroho Hospital Yogyakarta period from January to June 2016.
This type of research is a non-experimental research evaluative descriptive, which
means on this research could be the evaluation of health personnel, especially
matters related to drug interactions in prescribing pattern on an outpatient
hypertension geriatrics with retrospective nature, data retrieved from patient
records and studied theoretically based on the literature. The sampling technique
is done randomly and obtained a sample of 258 medical records. The results of
this study indicate there are 99 cases of drug interactions, the type of drug
interactions more dominant happens is pharmacodynamic interaction, and the the
most frequent category of significance category of drug interactions is significant
as many as 147 cases and there are also 18 cases of serious drug interactions
among them are amlodipine with diltiazem (1 case), clonidine with bisoprolol (1
case), lisinopril with candesartan (1 case), amlodipine with simvastatin (13 cases),
and captopril with allopurinol (2 cases) of hypertension geriatric outpatients in
Panti Nugroho Hospital Yogyakarta period from January to June 2016. Serious
interaction of these two drugs is very user should be avoided and use alternative
other drugs, if it was needed then patient's clinical status must be highly
monitored.
Keywords:
outpatient.

hypertension,

antihypertensive

xiii

drug

interactions,

geriatrics,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
Hipertensi merupakan merupakan masalah kesehatan yang serius dan di
Indonesia kasus hipertensi cenderung meningkat. Risiko hipertensi meningkat
bermakna sejalan dengan bertambahnya usia. Pasien hipertensi rawat jalan
cenderung mendapatkan peresepan lebih dari satu jenis obat, baik obat hipertensi
saja atau dengan obat non anti hipertensi jika disertai penyakit penyerta. Oleh
karena itu, interaksi obat kemungkinan dapat terjadi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran peresepan, insiden terjadinya interaksi obat, serta
interaksi obat terkait mekanisme farmakodinamik, farmakokinetik, dan kategori
signifikansi klinis yang terjadi pada pasien hipertensi geriatri di Instalasi Rawat
Jalan Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2016. Jenis
penelitian ini adalah penelitian non eksperimental deskriptif evaluatif yang berarti
penelitian ini dapat menjadi evaluasi tenaga kesehatan khususnya hal-hal yang
berkaitan dengan interaksi obat pada pola peresepan pada pasien rawat jalan
hipertensi geriatri yang bersifat retrospektif yaitu data diambil dari rekam medis
pasien dan dikaji secara teoritis berdasarkan literatur. Teknik pengambilan sampel
dilakukan secara acak dan didapat sampel sebanyak 258 rekam medis. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan terdapat 99 kasus interaksi obat, jenis interaksi obat
yang lebih dominan terjadi adalah interaksi farmakodinamik, serta kategori
signifikansi interaksi obat yang paling sering terjadi yaitu signifikan sebanyak 147
kasus dan terdapat pula 18 kasus interaksi obat yang serius diantaranya yaitu
amlodipine dengan diltiazem (1 kasus), klonidin dengan bisoprolol (1 kasus),
lisinopril dengan candesartan (1 kasus), amlodipine dengan simvastatin (13
kasus), dan captopril dengan allopurinol (2 kasus) pada pasien hipertensi geriatri
di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari
– Juni 2016. Interaksi serius dari pemakaian dua obat ini sangat perlu dihindari
dan menggunakan alternatif obat lain, jika memang sangat dibutuhkan maka
status klinis pasien harus sangat terpantau.
Kata kunci : hipertensi, interaksi obat antihipertensi, geriatri, rawat jalan.

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENDAHULUAN
Salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan yang
sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer (Rahajeng dan
Tuminah, 2009). Hipertensi merupakan sepuluh besar penyakit yang didiagnosa pada
pasien di Rumah Sakit di Daerah Istimewa Yogyakarta (Dinkes DIY, 2013). Pengobatan
hipertensi lebih kompleks pada orang tua, karena perbedaan dalam patofisiologi hipertensi
dengan penuaan dan akumulasi penyakit organ akhir (Goodarzi & Burback, 2015). Di
Indonesia menurut UU no. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia dikatakan
bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam
et al, 2008). Golongan diuretik adalah pilihan pertama pada pengobatan hipertensi pada
usia lanjut, tetapi perlu pemantauan khusus dikarenakan sensitifitas mereka terhadap
diuretik, pilihan pertama lain yaitu golongan calcium channel blocker (CCB) , ACE
inhibitor (ACE I) , dan angiotensin II receptor blocker (ARB) (Stokes, 2009).
Potensi interaksi obat meningkat dengan peningkatan jumlah obat yang diresepkan
dan jumlah obat yang diresepkan meningkat dengan bertambahnya usia (Kapadia et al,
2013). Prevalensi interaksi obat secara keseluruhan adalah 50%-60%. Perubahan fisiologis
yang terjadi pada orang usia lanjut akan memberikan efek serius pada banyak proses yang
terlibat dalam penatalaksanaan obat. Kejadian ini lebih sering terjadi pada pasien yang
sudah berusia lanjut yang biasanya menderita lebih dari satu penyakit (Syamsudin, 2011).
Prevalensi interaksi obat dalam populasi geriatri dapat tinggi dikarenakan oleh polifarmasi
(Kafeel et al, 2014). Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmawati
et al (2006) menunjukan bahwa interaksi obat terjadi pada 59% pasien rawat inap dan 69%
pasien rawat jalan. Sebuah studi menyatakan interaksi obat yang ditemukan pada
pengobatan hipertensi sebanyak 71,5% dari 557 pasien rawat jalan, interaksi obat
terbanyak ditemukan pada atenolol dan amlodipine (Kothari dan Ganguly, 2014).
Berdasarkan kenyataan tersebut maka perlu dilakukan kajian interaksi obat pada
peresepan pasien hipertensi geriatri di instalasi rawat jalan. Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai gambaran umum peresepan dan seberapa besar insiden
terjadinya interaksi obat, kategori signifikansi klinis interaksi obat, serta memberikan
informasi manajemen interaksi obat pada pasien hipertensi geriatri di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta.
1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif evaluatif yang bersifat
retrospektif. Bahan penelitian yang digunakan adalah rekam medis dari pasien hipertensi
geriatri. Dalam setiap rekam medis, data yang diambil merupakan peresepan terakhir dari
pasien hipertensi geriatri. Alat atau instrumen penelitian berupa lembar kerja serta literatur,
lembar kerja yang digunakan memuat data yang diambil dari rekam medis pasien meliputi
tanggal pengobatan, nomor rekam medis, umur, jenis kelamin, tekanan darah, diagnosis,
jenis dan regimen obat antihipertensi dan obat non antihipertensi, serta jumlah obat
antihipertensi dan obat non antihipertensi. Literatur yang digunakan yaitu Medscape
(2016) didukung dengan Drugs.com (2016) dan Tatro (2007).
Gambaran umum peresepan pasien hipertensi geriatri meliputi jumlah obat,
golongan dan jenis obat antihipertensi yang digunakan pasien di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta. Jumlah obat merupakan banyaknya obat
antihipertensi dan obat non antihipertensi yang diterima pasien hipertensi geriatri saat
menjalani pengobatan. Golongan obat merupakan kelompok obat antihipertensi yang
diberikan ke pasien. Jenis obat adalah nama generik obat antihipertensi yang diberikan
kepada pasien. Interaksi obat yang dimaksud adalah interaksi yang terjadi disaat dua obat
digunakan bersamaan dan terdeteksi berinteraksi oleh Medscape (2016). Dampak interaksi
obat yaitu diinginkan/ tidaknya interaksi obat tersebut. Jenis interaksi obat yang dimaksud
adalah interaksi obat terkait mekanisme farmakokinetik dan farmakodinamik yang terjadi
pada peresepan pasien hipertensi geriatri. Kategori signifikansi klinis pada peresepan
pasien hipertensi di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta. Jenis
dan kategori signifikansi klinis dikaji secara teoritis berdasar literatur Medscape (2016)
didukung dengan Drugs.com (2016), dan Tatro (2007).
Tata cara penelitian dimulai dengan tahap persiapan, peneliti melakukan survei ke
tempat penelitian untuk mengetahui adanya kebutuhan mengenai evaluasi peresepan pasien
pada penyakit tertentu serta tata cara dalam pengambilan data penelitian. Selanjutnya cara
pengambilan data subyek penelitian adalah dengan menggunakan jumlah populasi yaitu
sebanyak 730 pasien hipertensi geriatri, kemudian menggunakan teknik simple random
sampling untuk memperoleh sampel penelitian dengan mengundi populasi. Besar sampel
yang dibutuhkan dihitung menggunakan rumus Taro Yamane dengan tingkat kepercayaan
95% yaitu :

n = N / [N (d)2 + 1 ]

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dimana n adalah jumlah sampel, N adalah jumlah populasi, dan d adalah presisi (Akdon
dan Riduwan, 2007). Dari rumus didapatkan 258 sampel yang harus diambil secara acak
dari populasi pasien hipertensi geriatri. Sampel penelitian dipilih berdasarkan kriteria
inklusi yaitu pasien hipertensi geriatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho
Yogyakarta yang mendapatkan obat antihipertensi dengan atau tanpa obat non
antihipertensi dengan jumlah obat lebih dari satu dalam tiap rekam medis periode Januari –
Juni 2016. Kriteria eksklusi dari subyek penelitian adalah rekam medis pasien yang tidak
lengkap. Kemudian dilakukan pengambilan data menggunakan lembar kerja dan dilakukan
validasi.
Data yang diperoleh diolah dengan metode statistika deskriptif dengan menghitung
persentase masing-masing bagian yang akan dianalisis meliputi gambaran umum
peresepan yaitu jumlah, jenis dan golongan obat antihipertensi, kemudian ada tidaknya
interaksi obat pada peresepan pasien hipertensi geriatri, jenis interaksi obat meliputi
interaksi farmakokinetik dan famakodinamik, serta kategori signifikansi klinis interaksi
obat yang dikaji dari literatur.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini diambil dari sejumlah sampel sebesar 258 pasien hipertensi geriatri.
Terdapat 243 pasien (94,2%) yang juga mendapatkan obat non antihipertensi. Bagian
pertama akan membahas gambaran umum peresepan pasien hipertensi geriatri di Instalasi
Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta meliputi jumlah obat, golongan dan
jenis obat antihipertensi yang ada dalam rekam medis pasien. Tabel I menunjukkan
persentase terbesar distribusi jumlah obat antihipertensi yaitu dengan jumlah obat satu
sebanyak 138 peresepan (53,5%). Hal ini sesuai dengan Hypertension Canada’s 2016
CHEP Guidelines for Blood Pressure Measurement, Diagnosis, Assessment of Risk,
Prevention and Treatment of Hypertension yang menyatakan bahwa inisiasi antihipertensi
yang pertama kali diberikan yaitu monoterapi. Penggunaan kombinasi pada pasien geriatri
yang mengalami hipertensi dapat lebih cepat menurunkan tekanan darah karena toleransi
yang rendah (Leung et al, 2016). Persentase terbesar jumlah obat non antihipertensi yang
diterima pasien yaitu dengan dua sampai tiga obat sebanyak 147 peresepan (57%).

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel I. Gambaran Umum Peresepan Pasien Hipertensi Geriatri di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Panti Nugroho Periode Januari – Juni 2016
Jumlah Pasien (N= 258)
Gambaran Umum
No
Parameter
Peresepan
N
%
1
138
53,5
2
83
32,2
Jumlah obat
3
33
12,8
1.
antihipertensi
4
3
1,1
5
1
0,4
0-1
62
24
2-3
147
57
Jumlah obat non
4-5
44
17
2.
antihipertensi
6-7
4
1,6
8
1
0,4
2
36
14
3
68
26,4
4
65
25,2
5
48
18,6
6
25
9,7
Jumlah obat per
3
7
8
3,1
rekam medis
8
5
1,9
9
2
0,8
10
0
0
11
1
0,4
Tabel II. Distribusi Golongan dan Jenis Obat Anti Hipertensi pada Pasien Hipertensi
Geriatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Periode Januari – Juni 2016
Golongan dan Jenis Obat
Anti Hipertensi
ACE I
Captopril
Lisinopril
ARB
Valsartan
Irbesartan
Candesartan
CCB
Amlodipin
Diltiazem
Diuretik
Hidrochlorothiazide (HCT)
Furosemide
Spironolakton
β-Blocker
Bisoprolol
Central α2-Agonis
Klonidin

Jumlah Pasien
N = 258

Persentase (%)

16
3

6,2
1,2

134
5
3

51,9
1,9
1,2

174
1

67,4
0,4

9
45
3

3,5
17,4
1,2

18

7

9

3,5

ACE I = Angiotensin-Converting Enzyme Inhibitor; ARB = Angiotensin Receptor Blocker; CCB = Calcium
Channel Blocker.

Golongan obat antihipertensi yang diresepkan pada pasien hipertensi geriatri di
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho periode Januari – Juni 2016 dapat
4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terlihat di tabel II. Tabel II menunjukkan bahwa persentase obat antihipertensi yang paling
sering digunakan yaitu golongan CCB sebanyak 175 obat (67,8%). Sesuai dengan Eighth
Joint National Comitee (JNC 8) menyatakan untuk pasien hipertensi dengan usia > 60
tahun first line yang tepat adalah Diuretik thiazide/ ACEI / ARB/ CCB tunggal atau
kombinasi (James et al, 2014). Jenis obat antihipertensi yang paling banyak digunakan
adalah amlodipin sebanyak 174 obat (67,4%). Amlodipin (CCB) akan menjadi pilihan
utama untuk pasien yang kontraindikasi dengan diuretik atau pasien yang mengalami
angina atau gangguan ritme jantung (Nguyen et al, 2012). Golongan CCB ini juga
mencegah stroke pada hipertensi geriatri. Sebuah meta-analisis terbaru menemukan bahwa
CCB dihidropiridin mengurangi stroke sebesar 10% dibandingkan dengan terapi aktif
lainnya (Oparil ,2006). Menurut American Heart Association and American Stroke
Association menyatakan bahwa kesempatan memiliki stroke sekitar dua kali lipat untuk
setiap dekade kehidupan setelah usia 55 (AHA, 2017).
Kombinasi yang paling banyak digunakan untuk pasien hipertensi geriatri adalah
golongan CCB dan ARB sebanyak 57 peresepan (22,1%) dapat dilihat dalam lampiran 2.
Dalam jurnal meta analisis dikatakan terapi kombinasi menggunakan ARB dan CCB
superior dibanding kombinasi lain dari terapi antihipertensi dengan menunjukan insiden
lebih sedikit dalam kejadian kardiovaskular dan efek yang merugikan (Chi et al¸ 2016).
Potensi interaksi obat meningkat dengan peningkatan jumlah obat yang diresepkan
dan jumlah obat yang diresepkan meningkat dengan bertambahnya usia. (Kapadia et al,
2013). Persentase interaksi obat yang terjadi pada peresepan pasien hipertensi geriatri di
Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho periode Januari sampai Juni 2016
ditunjukkan dalam Gambar 1. Persentase rekam medis pasien hipertensi geriatri tanpa
interaksi obat lebih tinggi yaitu sebanyak 159 rekam medis (61,6%) dibanding rekam
medis dengan interaksi yaitu sebanyak 99 peresepan (38,4%). Dalam bahasan sebelumnya
dikatakan persentase terbesar jumlah obat antihipertensi yaitu sebanyak satu dan jumlah
obat non antihipertensi sebanyak dua sampai tiga, hal ini mempengaruhi angka kejadian
interaksi obat. Kemudian dilakukan perhitungan proporsi interaksi obat yang terjadi antar
obat hipertensi dan antara obat antihipertensi dengan obat non antihipertensi. Persentase
interaksi obat antar obat antihipertensi yaitu sebanyak 32 peresepan (12,4%), interaksi
antara obat antihipertensi dengan obat non antihipertensi yaitu sebanyak 48 peresepan
(18,6%), dan interaksi keduanya sebanyak 19 peresepan (7,4%).

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 1. Persentase peresepan dengan interaksi obat dan tanpa interaksi obat pada
peresepan pasien hipertensi geriatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho
Periode Januari sampai Juni 2016

Interaksi obat yang terjadi dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu interaksi
farmakokinetik dan farmakodinamik (Baxter, 2010). Pengelompokan jenis interaksi obat
yang terjadi pada peresepan pasien hipertensi geriatri ditunjukkan dalam Lampiran 3.
Lampiran 3 menunjukkan bahwa persentase jenis interaksi farmakodinamik lebih banyak
dibanding jenis interaksi farmakokinetik. Sebuah penelitian mengenai interaksi obat yang
potensial terjadi pada peresepan pasien hipertensi dengan menggunakan Medscape Drug
Interaction Checker Software hasil mendeteksi ada 55,23% jenis interaksi farmakodinamik
dari 918 interaksi obat. dan farmakokinetik hanya 4,79% dengan mayoritas interaksi yaitu
farmakodinamik sinergis yaitu antara beta blocker- calcium channel blocker (CCB) dan
beta blocker- angiotensin receptor blocker (ARB) (Kothari dan Ganguly, 2014). Potensi
interaksi farmakodinamik harus dipertimbangkan untuk obat yang bersaing satu sama lain
di target farmakologi dan / atau memiliki efek terapetik atau efek merugikan yang serupa
atau bertentangan (European Medicines Agency, 2015).
Interaksi obat dapat mempengaruhi efektifitas, dan toksisitas masing-masing obat,
tetapi terdapat beberapa interaksi obat memang diinginkan terjadi dalam praktek klinis,
diantaranya yaitu valsartan dengan diuretik interaksi ini dapat memperbaiki hipokalemia
yang disebabkan oleh diuretik (Gradman et al, 2010). Interaksi furosemid dengan
bisoprolol akan mempertinggi efektifitas beta blocker / bisoprolol (Gradman et al, 2010)
dan menurunkan efek samping serta terapi lebih menguntungkan dengan kombinasi
6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tersebut (Skolnik et al, 2000). Terdapat juga interaksi yang serius tetapi memang
menguntungkan dalam praktek klinis yaitu antara captopril dengan allopurinol, keduanya
secara sinergis menurunkan kejadian sindrom metabolik dengan menurunkan tekanan
darah, menurunkan akumulasi lemak abdominal, memperbaiki dislipidemia, dan mencegah
resistensi insulin, dan kombinasi ini superior untuk mencegah diabetes dan penyakit
kardiovaskular (Rocal et al, 2009), tetapi resiko hipersensitifitas lebih tinggi (Drugs.com,
2016). Kemudian interaksi antara ARB dan digoxin, keduannya sama-sama mendukung
terapi gagal jantung (Gheorghiade et al, 2006). Interaksi obat yang tidak ditangani akan
berakibat buruk bagi pasien, beberapa contohnya adalah antara bisoprolol dengan HCT dan
bisoprolol dengan spironolakton akan mempertinggi resiko diabetes (Lim et al, 2015).
Lisinopril dan candesartan merupakan kombinasi yang sangat dihindari, menurut
ESH/ESC kombinasi ini akan mempertinggi kejadian penyakit ginjal tahap akhir/ ESRD
(Mancia et al, 2013). Furosemide dengan digoxin, kombinasi ini lebih dari tiga kali lipat
menaikkan resiko rawat inap dikarenakan intoksisitas digoxin (Wang et al, 2010).
Interaksi obat yang terjadi dapat dikelompokan menjadi 3 kategori signifikansi
klinis interaksi obat menurut Medscape (2016). Persentase kategori signifikansi klinis
interaksi obat pada peresepan pasien hipertensi geriatri yang ditampilkan pada tabel IV.
Tingkat serius/major mempunyai efek yang berpotensi mengancam nyawa atau mampu
menyebabkan kerusakan permanen. Tingkat moderat/signifikan mempunyai efek yang
mungkin dapat menyebabkan penurunan status klinis pasien. Tingkat keparahan minor
mempunyai efek yang yang biasanya ringan sehingga terapi tambahan tidak diperlukan
(Tatro, 2007).
Tabel III menunjukkan bahwa proporsi terbanyak kategori signifikansi klinis yaitu
signifikan yaitu sebanyak 147 kasus. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa hampir
sepertiga dari interaksi obat yang potensial terjadi adalah signifikan secara klinis (Kapadia
et al, 2013). Terdapat 18 kasus dengan kategori signifikansi klinis yaitu serius dimana
dapat berakibat fatal bagi pasien dan disarankan untuk menggunakan kombinasi lain/
alternatif lain (Medscape, 2016). Terdapat 14 kasus dengan kategori minor.
Kategori signifikansi klinis interaksi obat serius paling banyak terjadi pada
penggunaan amlodipine dengan simvastatin (13 kasus). Amlodipine dengan Simvastatin
dapat secara signifikan meningkatkan kadar darah simvastatin dengan penghambatan
amlodipine oleh metabolisme simvastatin melalui usus dan hati CYP450 3A4. Interaksi ini
berdampak merugikan pada pasien dengan meningkatkan risiko efek samping seperti
7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kerusakan hati dan kondisi yang jarang namun serius yang disebut rhabdomyolysis yang
melibatkan pemecahan jaringan otot rangka (Drugs.com, 2016). Manajemen dari interaksi
ini adalah gunakan obat alternatif lain, sebisa mungkin hindari kombinasi ini, atau jika
benar-benar harus menggunakan terapi maka dosis Simvastatin tidak boleh melebihi 20 mg
setiap hari bila digunakan dalam kombinasi dengan amlodipine, dan perlu penyesuaian
dosis atau pemantauan lebih sering untuk keamanan menggunakan kedua obat.
Tabel III. Distribusi Kategori Signifikansi Klinis, Dampak, dan Jenis Interaksi Obat Antar
Obat Antihipertensi dan Antara Obat Antihipertensi dan Obat Non Antihipertensi
Kategori
Signifikansi
Klinis
Interaksi Obat
Serius

Signifikan

Minor

Obat yang Berinteraksi

Favorable (F)/
Tidak (NF)

Amlodipine – Diltiazem
Klonidin – Bisoprolol
Lisinopril – Candesartan
Amlodipine – Simvastatin
Captopril – Allopurinol
Amlodipine – Bisoprolol
Valsartan – Bisoprolol
Valsartan – Furosemide
Valsartan/ Irbesartan – HCT
Furosemide – Bisoprolol
Furosemide – Irbesartan
Furosemide – Spironolakton
Bisoprolol – HCT
Bisoprolol – Spironolakton
Spironolakton – Valsartan
Captopril – Asam Mefenamat
Captopril – Glimepiride
Valsartan – Gemfibrozil
Valsartan – golongan NSAID
Valsartan/ Irbesartan – Digoxin
Valsartan – Simvastatin
Furosemide – Aspirin
Furosemide – Digoxin
Furosemide – Diklofenak
Furosemide – Meloxicam
HCT – Aspirin
Spironolakton – Digoxin
Spironolakton – Aspirin
Amlodipine – Griseofulvin
Amlodipine – Methylprednisolone
Amlodipine – Triamcinolone
Furosemide – Glimepirid,
Glibenklamid, Glikuidon
Furosemide – Asam Folat
Furosemide – CaCO3
Klonidin – Metformin

FK/
FD

Jumlah Kasus
N= 258

NF
NF
NF
NF
F
NF
NF
F
F
F
F
NF
NF
NF
NF
NF
NF
NF
NF
F
NF
NF
NF
NF
NF
NF
NF
NF
NF
NF
NF
NF

FD
FD
FD
FK
FD
FD
FD
FD
FD
FK
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FK
FD
FK
FK
FK
FK

1
1
1
13
2
5
13
26
9
7
1
2
2
1
1
1
1
3
34
3
17
11
3
1
3
1
1
1
1
4
1
4

NF
NF
NF

FK
FK
FD

2
1
1

F= interaksi obat biasanya diinginkan namun harus dipantau, FD= farmakodinamik, FK= farmakokinetik.

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Terdapat kasus interaksi yang sering terjadi yaitu valsartan dengan golongan
NSAID (34 kasus) dengan kategori signifikansi klinis yaitu signifikan. NSAID mengurangi
efek dari Valsartan, dan meningkatkan toksisitas satu sama lain, mengakibatkan fungsi
ginjal kerusakan, terutama pada usia lanjut. Perlu penyesuaian dosis atau modifikasi terapi
serta memantau ketat terapi. Pasien yang menerima ARB yang membutuhkan
berkepanjangan (lebih dari 1 minggu) terapi bersamaan dengan NSAID harus dipantau
lebih dekat tekanan darahnya setelah memulai, penghentian, atau perubahan dosis NSAID.
Fungsi ginjal juga harus dievaluasi secara periodik selama coadministrasi berkepanjangan.
Secara umum manajemen dari interaksi obat adalah dengan menghindari terapi
kombinasi, penyesuaian dosis obat utama, mengatur waktu asupan dua obat, pemantauan
terapi kombinasi bila digunakan, dan mengedukasi pasien tentang potensi interaksi, dan
teknik screening lebih lanjut diperlukan untuk mengidentifikasi interaksi (Muntha, 2013).
Tenaga kesehatan dengan tanggungjawab untuk pasien lanjut usia harus mengembangkan
strategi untuk memonitor terapi obat (Kafeel et al, 2014).
Penelitian ini memiliki keterbatasan, diantaranya yaitu dengan menggunakan
Medscape Multi-Drug Interaction Checker peneliti hanya dapat mendeteksi interaksi
antara 2 obat yang digunakan bersamaan dan yang terdeteksi oleh Medscape (2016) saja
serta belum dapat mengaitkan interaksi-interaksi obat yang terjadi dalam satu rekam medis.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam penelitian Kajian Interaksi Obat pada Peresepan Pasien Hipertensi Geriatri
di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta Periode Januari – Juni
2016 dapat disimpulkan penggunaan obat antihipertensi terbanyak yaitu monoterapi
dengan golongan obat Calcium Channel Blocker (CCB) 67,8% dan jenis obat Amlodipin
sebanyak 174 obat (67,4%). Interaksi obat yang terjadi berjumlah 99 peresepan (38,4%),
dan jenis interaksi yang paling sering terjadi yaitu farmakodinamik. Kategori signifikansi
klinis interaksi obat paling banyak pada peresepan pasien hipertensi geriatri adalah
signifikan sebanyak 147 kasus interaksi. Interaksi obat yang paling sering terjadi yaitu
antara valsartan dengan NSAID. Terdapat pula 18 kasus interaksi obat yang serius
diantaranya yaitu amlodipine dengan diltiazem (1 kasus), klonidin dengan bisoprolol (1
kasus), lisinopril dengan candesartan (1 kasus), amlodipine dengan simvastatin (13 kasus),
dan captopril dengan allopurinol (2 kasus). Interaksi serius dari pemakaian dua obat ini

9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sangat perlu dihindari dan menggunakan alternatif obat lain, jika memang sangat
dibutuhkan maka status klinis pasien harus sangat terpantau.
Saran untuk pihak Rumah Sakit Panti Nugroho adalah perlu dilakukan monitoring
secara dekat efek interaksi obat pada pengobatan hipertensi dan manajemen interaksi obat
jika memang terapi sangat diperlukan khususnya bagi pasien geriatri. Saran untuk
penelitian selanjutnya yaitu perlu dilakukan penelitian mengenai kajian interaksi obat
penyakit lain yang umum di masyarakat khususnya masyarakat lanjut usia dengan
memperhitungkan jumlah interaksi yang terjadi pada setiap rekam medis/ setiap pasien
dengan menggunakan literatur lain/ guidelines yang terpercaya dan spesifik untuk penyakit
tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Akdon dan Riduwan, 2007. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Alfabeta, Bandung.
American

Heart

Association

(AHA),

2017.

Stroke

Risk

Factors,

http://www.strokeassociation.org/STROKEORG/AboutStroke/UnderstandingRisk
/Understanding-Stroke-Risk_UCM_308539_SubHomePage.jsp, diakses tanggal 3
Januari 2017.
Baxter, K., 2010. Stockley’s Drug Interactions. Ninth Edition. Pharmaceutical Press.
Chi, C., Tai, C., Bai, B., Yu, S., Karamanou, M., et al.¸ 2016. Angiotensin System
Blockade Combined With Calcium Channel Blockers is

Superior to Other

Combinations in Cardiovascular Protection With Similar Blood Pressure
Reduction: A Meta-Analysis in 20,451 Hypertensive Patients. The Journal of
Clinical Hypertension.,18 (8).
Dinkes DIY, 2013. Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013. Dinkes
DIY, Yogyakarta.
European Medicines Agency, 2015. Guideline on the investigation of drug interactions.
Committee for Human Medicinal Products (CHMP), 21 (June), 6.
Gheorghiade, M., Veldhuisen, D.J., dan Colucci, W.S., 2006. Contemporary Use of Digoxin
in the Management of Cardiovascular Disorders. Circulation., 113, 2556-2564.

Goodarzi, Z., dan Burback, D., 2015. Can We Stay On Target? A Review Of Hypertension
Treatment in the Elderly. Journal of CME., 5, 9.
Gradman, A.H., Basile, J.N., Carter, B.L., dan Bakris, G.L., 2010. Combination therapy in
hypertension. Journal of the American Society of Hypertension., 4(2), 90–98.
10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

James, P.A., Oparil, S., Carter, B.L., Cushman, W.C., Dennison-Himmelfarb, C., Handler,
J., et al., 2014. 2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High
Blood Pressure in Adults Report From the Panel Members Appointed to the
Eighth Joint National Committee (JNC 8) 2014 Evidence-Based Guideline for the
Management of High Blood Pressure in Adults Report From the Panel Members
Appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8). JAMA., 311 (5),
American Medical Association, E 10.
Kapadia, J., Thakor, D., Desai, C., dan Dikshit, R.K., 2013. A Study of Potential DrugDrug Interactions in Indoor Patients of Medicine Department at a Tertiary Care
Hospital. JAPS, Vol. 3(10), p. 095.
Kafeel, H., Rukh, R., Qamar, H., Bawany, J., Jamshed, M., Sheikh, R., et al., 2014.
Possibility of Drug-Drug Interaction in Prescription Dispensed by Community and
Hospital Pharmacy. Pharmacology & Pharmacy., 5, pp. 403-404
Kothari, N., dan Ganguly, B., 2014. Potential Drug - Drug Interactions among Medications
Prescribed to Hypertensive Patients. J Clin Diagn Res, 8(11): HC01–HC04.
Leung, A.A., Nerenberg, K., Daskalopoulou, S.S., McBrien, K., Zarnke K.B., et al. , 2016.
Hypertension Canada’s 2016 CHEP Guidelines for Blood Pressure Measurement,
Diagnosis, Assessment of Risk, Prevention and Treatment of Hypertension,
Canadian Journal of Cardiology, 32-34.
Lim, K.K., Sivasampu, S., dan Khoo, E.M., 2015. Antihypertensive drugs for elderly
patients: a cross‑ sectional study. Singapore Med J, 56(5): 291-297.
Mancia, G., Fagard, R., Narkiewicz, K., Redo´n, J., Zanchetti, A., et al., 2013. 2013
ESH/ESC Guidelines for The Management of Arterial Hypertension : TheTask
Force for the management ofarterial hypertension of the European Society of
Hypertension (ESH) and of the European Society of Cardiology (ESC). Journal of
Hypertension., 31 (7), 1314-1315.
Maryam, R.S., Ekasari, M.F., Rosidawati, Jubaedi, A., dan Batubara, I., 2008. Mengenal
Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba Medika, Jakarta.
Medscape, 2016. Drug Interaction Checker (Online), http://reference.medscape.com/druginteractionchecker diakses pada 20 Desember 2016.
Drugs.com,

2016.

Drug

Interactions

Checker

(Online)

,

https://www.drugs.com/dru_interactions.php, Multum Information Services, Inc,
diakses tanggal 20 Desember 2016.
11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Muntha, P., 2013. Drug Interactions – Causes & Implications. RRJPPS., 2(3), 102-103.
Nguyen, Q.T., Anderson, S.R., Sanders, L., dan Nguyen L.D., 2012. Managing
Hypertension in the Elderly: A Common Chronic Disease with Increasing Age.
Am Health Drug Benefits., 5 (3), 146-153.
Oparil S., 2006. Hypertension in the Elderly: The Bottom Line: What Are the Best
Treatments for Hypertension in the Elderly?. Medscape Cardiology., 10(1), 5.
Rahajeng, E., dan Tuminah, S., 2009. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya di
Indonesia. Majalah Kedokteran Indonesia., 59 (12), 580-586.
Rahmawati, F., Handayani, R., dan Gosal, V., 2006. Kajian Retrospektif Interaksi Obat di
Rumah Sakit Pendidikan Dr. Sardjito Yogyakarta. Majalah Farmasi Indonesia.,
hal 177.
Rocal, C.A., Reungjui, C.A., Sánchez-Lozada, L.G., Mu, W., Sautin, Y.Y., Nakagawa, T.,
dan Johnson, R.J., 2009. Combination of Captopril and Allopurinol Retards
Fructose-Induced Metabolic Syndrome. Am J NephroL., 30(5): 399–404.
Skolnik, N.S., Beck, J.D., dan Clark, M., 2000. Combination Antihypertensive Drugs:
Recommendations for Use. Am Fam Physician., 61(10):3049-3056.
Stokes, G.S., 2009. Management of Hypertension in the Elderly Patient. Clinical
Interventions in Aging,Vol. 4, 383-384.
Syamsudin, 2011. Interaksi Obat: Konsep Dasar dan Klinis. UI-Press, Jakarta.
Tatro, D.S., 2007. Drug Interaction Facts 2007. First Edition, Wolters Kluwer Health,
Facts & Comparisons, U.S.
Wang, MT., Su, CY., Chan, A.L.F., Lian, PW., Leu, HB., dan Hsu, YJ., 2010. Risk of
digoxin intoxication in heart failure patients exposed to digoxin–diuretic
interactions: a population-based study. Br J Clin Pharmacol. 70(2): 258–267.

12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1 : Surat Keterangan Ijin Penelitian di Instalasi Rawat Jalan
Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta

14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2. Distribusi Kombinasi Obat Antihipertensi pada Pasien
Hipertensi Geriatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho
Periode Januari – Juni 2016
No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

15

16
17
18
19
20
21
22

Kombinasi obat
antihipertensi
ACE I + CCB
ACE I + ARB
ACE I + ARB + α2
sentral
ACE I + ARB + CCB
ACE I + CCB + βblocker
ARB + CCB
ARB + CCB + βblocker
ARB + CCB +
Diuretik
ARB + Diuretik
ARB + Diuretik + βblocker
ARB + β-blocker
ARB + CCB +
Central α2-Agonis
ARB + CCB +
Diuretik + β-blocker
ARB + CCB +
Diuretik + Central α2Agonis
ARB + CCB +
Diuretik + β-blocker +
Central α2-Agonis
CCB + Diuretik
CCB + Central α2Agonis
CCB + Diuretik + βblocker
CCB + CCB
Diuretik + Diuretik
ARB + CCB + ACE I
Diuretik + Diuretik +
β-blocker

Jumlah rekam
medis
N = 258
2
1
1

Persentase (%)

1
1

0,7
0,7

57
4

22,1
1,6

18

7

10
3

3,9
1,2

3
2

1,2
0,8

1

0,7

2

0,8

1

0,7

5
2

1,9
0,8

2

0,8

1
1
1
1

0,7
0,7
0,7
0,7

15

0,8
0,7
0,7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3. Daftar Obat yang Berinteraksi, Kategori Signifikansi dan Jenis
Interaksi tiap Rekam Medis

No
1
2
3
4
5
6

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

19

20
21
22

Kategori
Signifikansi
Obat yang berinteraksi
Klinis
Valsartan
Simvastatin
Signifikan
Valsartan
Gemfibrozil
Signifikan
Valsartan
Aspirin
Signifikan
Amlodipin
Methylprednisolone Minor
Furosemide
CaCO3
Minor
Furosemide
Asam Folat
Minor
Valsartan
Simvastatin
Signifikan
Valsartan
Aspirin
Signifikan
Furosemide
Aspirin
Signifikan
Valsartan
Furosemide
Signifikan
Furosemide
Bisoprolol
Signifikan
Valsartan
Bisoprolol
Signifikan
Valsartan
Meloxicam
Signifikan
Valsartan
Ketorolac
Signifikan
Amlodipin
Methylprednisolone Minor
Captopril
Allopurinol
Serius
Furosemide
Diklofenak
Signifikan
Valsartan
Furosemide
Signifikan
Valsartan
Furosemide
Signifikan
Valsartan
Simvastatin
Signifikan
Amlodipin
Simvastatin
Serius
Captopril
Asam Mefenamat
Signifikan
Valsartan
Bisoprolol
Signifikan
Valsartan
Aspirin
Signifikan
Valsartan
Diklofenak
Signifikan
Valsartan
HCT
Signifikan
Valsartan
HCT
Signifikan
Valsartan
Simvastatin
Signifikan
Amlodipin
Simvastatin
Serius
Valsartan
Bisoprolol
Signifikan
Amlodipin
Bisoprolol
Signifikan
Valsartan
Aspirin
Signifikan
Amlodipin
Griseofulvin
Minor
Lisinopril
Candesartan
Serius
Valsartan
Aspirin
Signifikan

16

Jenis
Interaksi
FD
FD
FD
FK
FK
FK
FD
FD
FD
FD
FK
FD
FD
FD
FK
FD
FD
FD
FD
FD
FK
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FK
FD
FD
FD
FK
FD
FD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23 Valsartan
Valsartan
Furosemide
24 Valsartan
Valsartan
Amlodipin
25 Valsartan
26 Valsartan
27 Klonidin
Amlodipin
28 Furosemide
29 Amlodipin
30 Valsartan
Valsartan
Furosemide
Valsartan
Furosemide
31 Amlodipin
Irbesartan
32 Amlodipin
33 Valsartan
Valsartan
34 Valsartan
35 Amlodipin
Amlodipin
Valsartan
36 Valsartan
37 Valsartan
38 Amlodipin
39 Amlodipin
40 Valsartan
41 Valsartan
42 Valsartan
43 Valsartan
44 Valsartan
45 Valsartan
Valsartan
Furosemide
Furosemide
46 Valsartan
47 Amlodipin

Furosemide
Simvastatin
Glikuidon
Simvastatin
Aspirin
Simvastatin
Furosemide
Meloxicam
Metformin
Simvastatin
Bisoprolol
Simvastatin
Bisoprolol
Furosemide
Bisoprolol
Aspirin
Aspirin
Simvastatin
HCT
Simvastatin
Aspirin
Gemfibrozil
Simvastatin
Simvastatin
Methylprednisolone
Simvastatin
Bisoprolol
Bisoprolol
Triamnicolone
Simvastatin
Bisoprolol
Diklofenak
Asam Mefenamat
Furosemide
Furosemide
Simvastatin
Aspirin
Aspirin
Glibenklamid
Aspirin
Diltiazem

17

Signifikan
Signifikan
Minor
Signifikan
Signifikan
Serius
Signifikan
Signifikan
Minor
Serius
Signifikan
Serius
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Serius
Signifikan
Serius
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Serius
Minor
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Minor
Serius
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Minor
Signifikan
Serius

FD
FD
FK
FD
FD
FK
FD
FD
FD
FK
FK
FK
FD
FD
FK
FD
FD
FK
FD
FK
FD
FD
FD
FK
FK
FD
FD
FD
FK
FK
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FK
FD
FD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48 Furosemide
Furosemide
49 Valsartan
50 Valsartan
51 Valsartan
Valsartan
Valsartan
Furosemide
Furosemide
52 Valsartan
53 Valsartan
Valsartan
HCT
54 Valsartan
Valsartan
Bisoprolol
55 Valsartan
56 Amlodipin
Valsartan
57 Valsartan
58 Captopril
Captopril
59 Valsartan
60 Valsartan
61 Valsartan
62 Valsartan
63 Valsartan
64 Valsartan
Valsartan
Furosemide
65 Valsartan
Valsartan
66 Valsartan
67 Amlodipin
68 Furosemide
69 Valsartan
Valsartan
70 Valsartan
71 Furosemide
72 Valsartan
Valsartan

Meloxicam
Asam Folat
Furosemide
HCT
Furosemide
Digoxin
Aspirin
Aspirin
Digoxin
Ketorolac
HCT
Aspirin
Aspirin
Bisoprolol
HCT
HCT
Furosemide
Simvastatin
Simvastatin
Aspirin
Glimepiride
Allopurinol
Furosemide
Celecoxib
Furosemide
Diklofenak
Aspirin
Furosemide
Aspirin
Aspirin
Simvastatin
Aspirin
Bisoprolol
Bisoprolol
Aspirin
Bisoprolol
Simvastatin
HCT
Meloxicam
Aspirin
Simvastatin

Signifikan
Minor
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Serius
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Serius
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan

18

FD
FK
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FK
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD
FD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73 Valsartan
74 Valsartan
75

Dokumen yang terkait

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan diabetes melitus di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari-Juni 2016.

0 1 41

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan sindrom koroner akut di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari-Oktober 2016.

0 1 53

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari 2015-Juni 2016.

0 0 50

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari 2015-Juni 2016.

0 4 50

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan diabetes melitus di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari Juni 2016

0 0 39

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien Hipertensi Geriatri di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta Periode Januari Juni 2016

0 0 54

Profil peresepan dan evaluasi interaksi obat antihipertensi pada pasien geriatri di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.

0 3 129

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan sindrom koroner akut di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari Oktober 2016

0 0 51

Kajian interaksi obat pada peresepan pasien tuberkulosis di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta periode Januari 2015 Juni 2016

0 1 48

PROFIL PERESEPAN DAN EVALUASI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA TAHUN 2005 SKRIPSI

0 0 127