PROFIL PERESEPAN DAN EVALUASI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GERIATRI DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA TAHUN 2005 SKRIPSI
PROFIL PERESEPAN DAN EVALUASI INTERAKSI OBAT
ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GERIATRI DI INSTALASI
RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH
YOGYAKARTA TAHUN 2005
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh : Fitriani
NIM : 028114109
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Jika kamu merasa lelah dan tidak berdaya dari usaha yang
sepertinya sia-sia,Tuhan tau betapa keras engkau berusaha
Ketika kamu memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi, Tuhan sudah membuka mata dan memanggil namamu . . . . .Tidak penting berapa kali anda jatuh tetapi yang penting adalah berapa kali anda bangkit kembali (Abraham Lincoln) Kupersembahkan Skripsiku ini kepada:
Yesus Kristus & Bunda Maria atas bimbingan dan kasih-Nya Bapak dan Mama tercinta sebagai bakti dan penghargaanku Saudara-saudaraku tersayang Mas Anto terkasih dan Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah dan bimbingan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PROFIL PERESEPAN DAN EVALUASI INTERAKSI
OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN GERIATRI DI INSTALASI
RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA TAHUN
2005”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Ilmu Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rita Suhadi, M.Si., Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis.
2. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes yang telah membimbing dan memberikan kritik dan saran kepada penulis.
3. Drs. Mulyono, Apt selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis.
4. Seluruh staf rekam medik di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
5. Bapak dan Mama untuk kasih sayang, doa tulus, dukungan dan kepercayaannya yang selalu bisa meyakinkan penulis untuk melakukan yang terbaik.
6. Saudara-saudara penulis: Bang Agus, Ce Emi dan Petro, Veri, Devi atas doa dan dukungan serta sukacita yang diberikan.
7. Saudara- saudaraku atas doa dan dukungan yang telah diberikan.
8. Kak Veron, Bastian, kak Berta atas semua jasanya dalam memulai kehidupan di Yogyakarta
9. Seluruh keluarga Mas Anto untuk dukungannya selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
11. Saudara-saudaraku Linda Yunita, Linda Bor, Wiwi, Siska, Fina, Tupix, Hen Gere, farah, Langatan atas semua kesempatan untuk lebih menikmati hidup.
12. Rendeng dan keluarga kecilnya atas semua bantuan, keceriaan dan dukungan yang telah diberikan.
13. Teman-temanku Wira, Duma, Reni, Devi, Via, Tori, Erni, Ulin, Nia, Isna, Tari, atas kebersamaan selama ini
14. Semua teman-teman praktikum kelompok D dan kelas B angkatan 2002 untuk semua dukungan dan bantuan selama ini.
15. Teman-teman KKN: Nana, Wawan, Tomi, Datu, Mei, Inge.
16. Temen-temen kost: Idha, Vina, Sri, Kristin, Tiar, Dani, dan Semua orang terdekat di hati yang dengan tulus mengiringi langkah kaki penulis, dahulu dan sekarang, selalu dan selamanya.
17. Semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Yogyakarta, 18 Agustus 2007 Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
INTISARI
Hipertensi merupakan kejadian yang sering terjadi pada lanjut usia dan merupakan salah satu risiko terjadinya komplikasi-komplikasi berupa penyakit stroke, jantung, diabetes melitus dan ginjal. Penelitian ini bertujuan mengetahui profil peresepan dan evaluasi interaksi obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2005. Tujuan khusus untuk mengetahui karakteristik pasien, golongan dan jenis obat antihipertensi, jumlah, cara pemberian obat, interaksi obat antihipertensi dengan obat antihipertensi lain dan interaksi obat antihipertensi dengan obat lain.
Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan rancangan penelitian deskriptif non analitik yang bersifat retrospektif. Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pengambilan data dan tahap penyelesaian data.
Dari hasil penelitian diperoleh kasus hipertensi sebanyak 81 pasien, berdasarkan umur terdapat 66,7% terjadi pada usia 65- ≤75 tahun dan pada usia
76- ≤90 tahun terdapat 30,9% serta pada umur diatas 91 tahun sebesar 2,5%. Dilihat dari jenis kelamin, jumlah wanita sebesar 61,8% dan laki-laki (38,3%). Klasifikasi hipertensi berdasarkan JNC VII prehipertensi sebesar 7,4%, hipertensi tingkat 1 sebesar 24,7% dan hipertensi tingkat 2 sebesar 67,9%. Jenis penyakit yang banyak menyertai pasien adalah stroke (41,8%). Rata-rata pasien menginap selama 9 hari. Obat antihipertensi yang banyak digunakan adalah ACE inhibitor (28,5%). Jumlah obat antihipertensi yang banyak digunakan yaitu tunggal sebesar 55,5%. Cara pemberian obat secara oral sebesar 90,9% sedangkan injeksi sebesar 9,1%. Interaksi yang paling sering terjadi adalah interaksi diuretik dan ACE inhibitor yaitu sebesar 25,9%. Interaksi obat antihipertensi dengan obat lain yang paling banyak terjadi yaitu ACE Inhibitor dan antasida sebanyak 28,6%.
Kata kunci : hipertensi, geriatri, profil peresepan, interaksi obat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Hypertension is incident commonly experienced by older people and one of the risks that result such stroke, heart attack, diabetes mellitus and kidney. This research aimed at knowing the prescription profile and the evaluation of antihypertension interaction in geriatric patient in Treatment Installation of Panti Rapih Hospital of Yogyakarta. The specific goal is to know the geriatric patient characteristics, medicines type and category, the amount of medicine, medicines taking method, the treatment duration and the interaction potential between antihypertension medicine and other antihypertension medicine and interaction between antihypertension medicine and other medicine
This research is an observational research with non analytical descriptive plan. The steps of the research covers collecting data and data analysis. From the research, it can be obtained the case of hypertension consist of eighty patients, based on the age, there are 66,7% for 65 - ≤75 years old patient,
30,9% % for 76 - ≤90 year old patient, 2,5% for above 91 years old consist of 38.3% men and 61.8% women. While based on the sex total male who suffer from the diseases were lesser than female. The classification of the hypertension based on the JNC VII was prehypertension (7,4%), hypertension level 1 (24.7%) and 67.9% in level 2. The type of hypertension experienced by the patients mostly include in stroke by 41.8%. Patients stay in the hospital 9 day on the overage The antihypertension drugs commonly used in was ACE inhibitor by 28.7%. Total antihypertension drugs largely used was single by 55.5%. Orally medicine given is 90.9% and 9.1% by injection. The most interaction happened between diuretic and ACE inhibitor are 25,9%.The most interaction between antihypertension medicine and other medicine happened between ACE inhibitor and antasida by 28,6%.
Keywords: hypertension, older, prescription profile, drugs interaction
ix
6 A. Hipertensi ...................................................................................
10 B. Obat Antihipertensi .................................................................... 15
9 7. Strategi Terapi............................................................................
9 6.Tujuan dan Sasaran Pengobatan..................................................
8 5. Diagnosis ...................................................................................
7 4. Manifestasi Klinis .....................................................................
7 3. Patofisiologi .............................................................................
6 2. Penyebab ..................................................................................
6 1. Definisi ......................................................................................
5 BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ...........................................................
DAFTAR ISI
4 E. Tujuan Penelitian .......................................................................
3 D. Manfaat Penelitian .....................................................................
3 C. Keaslian Penelitian .....................................................................
1 B. Perumusan Masalah ...................................................................
1 A. Latar Belakang Masalah..............................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv BAB I. PENGANTAR .................................................................................
ABSTRACT ...................................................................................................... vii
INTISARI ........................................................................................................ vi
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. i HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
27 1. Interaksi farmasetika ..............................................................
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 36 A. Gambaran Subjek Uji..................................................................
G. Tata Cara Analisis Hasil ............................................................. 35
34 F. Tata Cara Pengumpulan Data ..................................................... 34
33 E. Lokasi Penelitian ... .....................................................................
33 D. Bahan Penelitian ... ......................................................................
32 C. Subyek Penelitian .......................................................................
32 B. Definisi Operasional ................................................................ ..
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 32 A. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................. .. .
D. Keterangan Empiris .................................................................... 31
3. Interaksi farmakodinamik ...................................................... 30
2. Interaksi farmakokinetika ...................................................... 29
29
b. Perubahan farmakodinamik usia lanjut .................................. 26 C. Interaksi Obat .............................................................................
2. Beta Bloker .......................................................................... 16
24
E. Geriatri ........................................................................................ 24 a. Farmakokinetika usia lanjut ...................................................
22 D. Penggunaan Obat Rasional ......................................................... 22
21 4. Obat Gout ..............................................................................
2. Obat Antiangina ..................................................................... 21 3. Obat Analgesik ......................................................................
20
20 1. Obat Antihiperlipidemia ........................................................
19 C. Obat Non Antihipertensi ............................................................
18 7. Antihipertensi Bekerja di Sentral .... .....................................
5. Antagonis Kalsium ............................................................... 18 6. Antagonis Reseptor Angiotensin II .. ....................................
4. ACE Inhibitor ....................................................................... 17
3. Vasodilator ........................................................................... 17
36 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
2. Pasien ditinjau dari Umur .. ...................................................
37 3. Klasifikasi Pasien berdasarkan JNC VII ............................
38 4. Penyakit Lain yang Menyertai Pasien Hipertensi ................
39 5. Lama perawatan pasien hipertensi geriatri .. .........................
41 B. Profil Peresepan Obat Antihipertensi .. .......................................
43 1. Golongan dan Jenis Obat Antihipertensi ... ...........................
43 2. Golongan dan Jenis Obat Non Antihipertensi ......................
47 3. Jumlah Obat .........................................................................
49
4. Kesesuaian Pemilihan Obat Antihipertensi dengan Diagnosis ................................................................. 53
5. Cara pemberian obat ............................................................
55 C. Evaluasi Interaksi Obat ....................................... .......................
56
1. Interaksi Obat Antihipertensi dengan Obat Antihipertensi Lain .............................................................. 58 a. diuretik dan ACE inhibitor ...............................................
59 b. diuretika dan AH yang bekerja di sentral .........................
59
c. diuretika dan β-bloker ...................................................... 59 d. diuretika dan antagonis kalsium .......................................
59 e. diuretika dan antagonis reseptor angiotensin II ................
59 f. ACE inhibitor dan AH yang bekerja di sentral ................
60 g. ACE inhibitor dan antagonis kalsium ...............................
60 h ACE inhibitor dan antagonis reseptor angiotensin II .......
60 i AH yang bekerja di sentral dan beta-bloker .....................
60 j. AH yang bekerja di sentral dan antagonis kalsium ..........
61 k. AH bekerja disentral dan antagonis reseptor angiotensin II ..................................................................
61 l. beta-bloker dan antagonis kalsium ...................................
61 m. beta-bloker dan antagonis reseptor angiotensin II ..........
61 n. antagonis kalsium dan antagonis reseptor angiotensin ....
62 2. Interaksi Obat Antihipertensi dengan Obat Lain .................
62 a. ACE inhibitor dan antidiabetik .........................................
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii b. ACE inhibitor dan antasida ...............................................
64 c. ACE inhibitor dan NSAIDs ..............................................
64 d. ACE inhibitor dan alupurinol ...........................................
65 e. loop diuretik dan NSAIDs ................................................
65 f. loop diuretik dan kolestiramin .........................................
66 g. beta-bloker dan antasida ..................................................
66 h. beta-bloker dan NSAIDs ..................................................
67 C. Rangkuman Pembahasan .............................................................
67 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
69 A. Kesimpulan ................................................................................
69 B. Saran ...........................................................................................
69 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. ...
71 LAMPIRAN ................................................................................................. .
74 BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
I. Klasifikasi Tekanan Darah Untuk Pasien >18 Tahun Menurut Joint National Committee VII ............... …………………
6 II. Modifikasi Pola Hidup dalam Penatalaksanaan Hipertensi Menurut JNC VII.. ............................................................................
11 III. Panduan Pemberian Obat Antihipertensi pada Pasien dengan Indikasi Penyulit Menurut JNC VII .... .............................................
12 IV. Perubahan Fisiologis yang Mempengaruhi Proses Kinetika pada Geriatri......................................................................................
26 V. Distribusi Jenis Diagnosis Penyakit Lain yang menyertai Pasien Hipertensi Geriatri di Instalasi Rawat Inap RSPR tahun 2005................................................................................................... 39
VI. Lama perawatan pasien hipertensi geriatri di instalasi Rawat Inap RSPR tahun 2005...........................................................
42 VII. Distribusi Jenis dan Golongan Obat Antihipertensi yang digunakan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Tahun 2005 .......................................................................................
44 VIII. Distribusi Golongan dan Jenis Obat Lain Berdasarkan Kelas Terapi yang Digunakan di Instalasi RSPR Tahun 2005 ...............................
47 IX. Distribusi Jumlah Obat Antihipertensi yang Digunakan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih tahun 2005..............
49 X. Distribusi Penggunaan Kombinasi tiga Golongan Obat Antihipertensi pada Pasien Geriatri di Instalasi RSPR Tahun 2005 ....................... 52
XI. Kesesuaian Pemilihan Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi Geriatri Menurut JNC VII ................................................................
53 XII. Persentasi Cara Pemberian Obat Antihipertensi di Instalasi Rawat Inap RSPR Tahun 2005 ....................................................................
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
XIII. Distribusi Interaksi Golongan Obat Antihipertensi dengan Golongan Obat Antihipertensi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Tahun 2005 ....................................................................................... 56
XIV. Distribusi Interaksi Jenis Obat Anithipertensi dengan Jenis Obat Antihipertensi di Instalasi RSPR Tahun 2005 .........................
57 XV. Distribusi Interaksi dan Golongan Obat Antihipertensi dengan Golongan Obat Lain di Instalasi Rawat Inap RSPR Tahun 2005 ......................................................................................
63 XVI. Distribusi Interaksi Obat Antihipertensi dengan Obat Lain di Instalasi Rawat Inap RSPR Tahun 2005 ...........................................
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. Algoritma Terapi Hipertensi berdasarkan JNC VII ................................ 14
2. Klasifikasi Jenis Kelamin Pasien Hipertensi Geriatri di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit panti Rapih tahun 2005 .....................................
36
3. Distribusi Umur Pasien Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Tahun 2004 .........................................................
38
4. Klasifikasi Pasien Hipertensi Geriatri Berdasarkan JNC VII di Instalasi Rawat Inap RSPR tahun 2005 ..................................................
39
7. Distribusi Jumlah Penggunaan Obat Antihipertensi secara Tunggal di Instalasi Rawat Inap RSPR Yogyakarta Tahun 2005 ............................
50
8. Distribusi Penggunaan Kombinasi Dua Jenis Obat Antihipertensi di Instalasi Rawat Inap RSPR Yogyakarta Tahun 2005 .............................. 51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Umur, Jenis kelamin, Diagnosis Penyakit, Lama Inap, Golongan Obat Antihipertensi pada Pasien Geriatri Berdasarkan Rekam Medis di Instalasi Rawat Inap RSPR Yogyakarta tahun 2005 .......................
74
2. Data Umum Pasien Hipertensi Geriatri di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005 .............................. 77
3. Daftar Diagnosa Kematian Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Tahun 2005 .......................................................................................... 103
4. Standar Pelayanan Medik Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta ...... 104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang paling umum ditemukan di
negara maju dan mempunyai angka kejadian yang tinggi di masyarakat. Hal ini disebabkan karena kebiasaan makanan dan pola hidup sehari-hari. Hipertensi cenderung meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang mengarah ke pola hidup negara industri. Data penderita hipertensi masyarakat Indonesia sesuai laporan WHO menunjukkan bahwa kira-kira 50% penderita hipertensi tidak mengetahui dan tidak sadar bahwa tekanan darah mereka meninggi dan dari 50% orang yang diketahui menderita hipertensi hanya 25% yang mendapat pengobatan dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (Darmojo, 2004).
Usia lanjut menurut WHO adalah seseorang dengan umur 65 tahun atau lebih sedangkan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah yang berusia diatas 60 tahun. Di negara-negara maju, lebih dari 60% populasi geriatri menderita hipertensi (Darmojo, 2004). Laporan dari studi penyakit jantung Framingham menunjukkan bahwa setelah usia pertengahan dan lanjut usia 90% mengalami hipertensi di dalam sisa hidupnya. Hipertensi pada lansia merupakan salah satu risiko yang paling penting untuk terjadinya komplikasi-komplikasi berupa penyakit jantung, diabetes dan stroke, sehingga hipertensi memerlukan penanganan yang tepat dan segera (Siburian, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Di Indonesia penduduk dengan usia 65 tahun jumlahnya terus meningkat ≥ dan mereka merupakan pengguna obat yang paling utama. Timbulnya berbagai penyakit akan meningkat dengan bertambahnya usia. Oleh karena itu, pasien lanjut usia memerlukan lebih banyak obat terutama bagi mereka yang menderita bermacam-macam penyakit (Prest, 2003).
Rumah Sakit Panti Rapih (RSPR) adalah salah satu rumah sakit swasta yang berada di Yogyakarta yang terletak di jalan Cik Dik Tiro nomor 30. Rumah Sakit Panti Rapih mempunyai misi menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang menyeluruh secara ramah, adil, profesional, ikhlas, hormat dan semangat Katolik yang gigih membela hak hidup insani dan berpihak kepada yang berkekurangan (Anonim,1998). Rumah Sakit Panti Rapih merupakan rumah sakit rujukan yang cukup besar dengan jumah pasien yang cukup banyak untuk diteliti dibandingkan dengan lembaga pelyanan kesehatan lain.
Sebagai lembaga pelayanan kesehatan, RSPR terlibat dalam penanganan pasien hipertensi geriatri. Tercatat pada tahun 2003 RSPR merawat 166 pasien hipertensi geriatri (31,3%) dari 530 pasien hipertensi. Pada tahun 2004 merawat 121 pasien hipertensi geriatri (25,7%) dari 471 pasien hipertensi. Berdasarkan daftar diagnosa kematian, hipertensi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta sepanjang tahun 2005 menduduki peringkat ketiga. Melihat cukup banyaknya kasus hipertensi terjadi pada pasien geriatri, maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui seperti apakah profil peresepan obat antihipertensi dan evaluasi interaksi obat antihipertensi pada geriatri di Instalasi Rawat Inap RSPR tahun 2005.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat disusun perumusan masalah - masalah sebagai berikut ini, seperti apa: 1. karakteristik pasien hipertensi geriatri di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005 yang meliputi jenis kelamin, umur, klasifikasi hipertensi menurut VII, penyakit penyerta, lama perawatan? 2. gambaran profil peresepan antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005, meliputi golongan dan jenis obat antihipertensi, golongan dan jenis obat non antihipertensi, jumlah obat antihipertensi, kesesuaian pemilihan obat antihipertensi berdasarkan JNC VII serta cara pemberian?
3. evaluasi interaksi obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005, meliputi interaksi obat antihipertensi dengan obat antihipertensi lain dan interaksi obat antihipertensi dengan obat lain?
C. Keaslian Penelitian
Penelitian serupa pernah dilakukan Lidia (2005) dengan judul Profil Peresepan Antihipertensi pada Pasien Lanjut Usia di Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Panti Nugroho Yogyakarta tahun 2002. Penelitian ini berbeda dalam hal lokasi dan waktu penelitian. Penelitian ini menggunakan lokasi instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih dan waktu penelitian yaitu tahun 2005.
Penelitian tentang profil peresepan serupa juga pernah dilakukan oleh Prasetyo (2005) yaitu tentang Profil Peresepan Obat Antihipertensi pada Pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hipertensi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta tahun 2004. Penelitian ini berbeda dalam hal objek, lokasi dan waktu penelitian serta evaluasi interaksinya. Penelitian ini menggunakan instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Tahun 2005 dan objek yang diteliti lebih spesifik yaitu pasien hipertensi geriatri. Evaluasi interaksi pada penelitian ini membahas interaksi obat antihipertensi dengan obat antihipertensi lain dan interaksi obat antihipertensi dengan obat lain sedangkan penelitian Prasetyo (2005) hanya membahas tentang interaksi obat antihipertensi dengan obat antihipertensi lain.
D. Manfaat Penelitian
Tinjauan profil peresepan obat antihipertensi pada pasien geriatri di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005, manfaat hasil penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat teoritis Dapat digunakan sebagai informasi untuk mengembangkan konsep pelayanan farmasi di rumah sakit.
2. Manfaat praktis
a. hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai referensi untuk bahan pertimbangan mutu pelayanan kesehatan melalui penggunaan obat secara rasional khususnya pada pasien lanjut usia.
b. dapat dijadikan referensi untuk penyusunan standar terapi di suatu rumah sakit atau pelayanan kesehatan yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil peresepan dan evaluasi interaksi antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.
2. Tujuan Khusus Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, khususnya tentang: a. karakteristik pasien hipertensi geriatri di Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005, yang meliputi jenis kelamin, umur, klasifikasi hipertensi menurut JNC VII, penyakit penyerta, lama perawatan.
b. profil peresepan pasien hipertensi geriatri di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005, yang meliputi golongan dan jenis obat antihipertensi, golongan dan jenis obat non antihipertensi, jumlah obat antihipertensi, kesesuaian pemilihan obat antihipertensi berdasarkan JNC VII, serta cara pemberian.
c. evaluasi interaksi obat antihipertensi pada pasien geriatri di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005, meliputi interaksi obat antihipertensi dengan obat antihipertensi lain dan interaksi obat antihipertensi dengan obat lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Hipertensi
1. Definisi
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih dan diukur lebih dari satu kali kesempatan (Chobanian, Bakris, Black, Cushman, Green, and Joseph, 2003). Joint
National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure (JNC) VII mengklasifikasikan tekanan darah untuk usia 18
tahun ke atas menjadi empat kelompok yaitu tekanan darah normal, prehipertensi, hipertensi tingkat 1, dan hipertensi tingkat 2. Pasien yang tekanan darahnya berada dalam kategori prehipertensi memiliki risiko dua kali lebih besar untuk terkena hipertensi dibanding dengan orang yang tekanan darahnya lebih rendah (Chobanian, et al., 2003).
Tabel I. Klasifikasi Tekanan Darah Untuk Pasien >18 Tahun Menurut Joint
National Committee VII (Chobanian, et al., 2003)
Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Darah (mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80 Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99 Hipertensi tingkat 2
≥160 ≥100
2. Penyebab
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi hipertensi essensial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak jelas penyebabnya, biasanya disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor. Bukti epidemiologis menunjuk pada faktor genetik dan pola gaya hidup yang diduga sebagai penyebab terjadinya hipertensi essensial (William, 2001).
Hipertensi dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Meskipun demikian munculnya hipertensi lebih berhubungan dengan pola hidup bukan keturunan.
Pola hidup antara lain stres, asupan garam, dan alkohol (Clarke and Hebron, 1999).
Berbeda dari hipertensi essensial, hipertensi sekunder dapat diketahui penyebabnya. Penyebabnya adalah pengunaan obat yang dapat meningkatkan tekanan darah, sebagai contoh kortikosteroid, sibutramin, eritropoetin. Penyebab lain adalah penyakit penyerta seperti ginjal, endokrin (Chobanian, et al., 2003).
3. Patofisiologi
Tekanan darah adalah hasil dari curah jantung dan resistensi perifer yang dapat dirumuskan: Tekanan Darah = Curah Jantung x Total Resistensi Perifer.
Jika curah jantung mengalami kenaikan dan resistensi pembuluh darah perifer normal maka tekanan darah akan meningkat. Resistensi perifer dipengaruhi oleh viskositas darah, diameter pembuluh darah. Viskositas darah yang semakin meningkat membutuhkan tekanan darah yang semakin tinggi pula agar darah dapat mengalir melalui pembuluh darah. Tekanan darah yang tinggi diperlukan untuk mendorong darah melalui pembuluh darah yang mengalami penyempitan (Setiawati dan Bustami, 1995).
Pengaturan tekanan darah dikontrol oleh saraf simpatis. Baroreseptor perifer yang mendeteksi adanya perubahan mengirim pesan ke pusat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kardiovaskuler di otak bagian medula. Hal ini akan memacu saraf untuk mengubah tekanan darah. Stimulasi pada adrenoreseptor ß
1 di jantung akan
meningkatkan kontraksi jantung. Stimulasi pada adrenoreseptor ß
2 dalam arteri
mengakibatkan vasodilatasi, sedangkan stimulasi pada adrenoreseptor di arteri
1
mengakibatkan vasokonstriksi (Saseen dan Carter, 2005).
Pengaturan tekanan darah juga dipengaruhi ginjal melalui sistem renin angiotensin-aldosteron. Renin merupakan enzim yang diproduksi di juktaglomerular. Jika ada perubahan tekanan darah di ginjal dan berkurangnya kadar natrium, klorida, kalium maka renin akan dilepaskan dari juktaglomerular aparatus. Renin akan mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I di dalam darah, kemudian diubah menjadi angiotensin II oleh angiotensin converting
(ACE). Angiotensin II menyebabkan vasokontriksi. Angiotensin II juga
enzyme
dapat menstimulasi sintesis aldosteron dari adrenal korteks sehingga terjadi peningkatan tekanan darah (Saseen dan Carter, 2005).
4. Manifestasi Klinis
Hipertensi jarang memperlihatkan gejala yang spesifik sehingga pasien yang didiagnosis hipertensi kebanyakan dari mereka merasa sehat. Tanda utama hipertensi primer adalah kenaikan tekanan darah. Manifestasi lain seperti hidung berdarah dan mudah lelah (Clarke and Hebron, 1999). Keluhan lain yang berhubungan dengan peningkatan tekanan darah antara lain pusing, cepat lemas, dan impotensi. Gejala lain akibat komplikasi hipertensi adalah gangguan penglihatan, neurologi, jantung dan gangguan fungsi ginjal (Santoso, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Diagnosis
Diagnosis hipertensi didasarkan pada peningkatan tekanan darah yang terjadi pada pengukuran berulang. Diagnosis digunakan sebagai prediksi terhadap konsekuensi yang dihadapi pasien (Benowitz, 2001). Menurut JNC VII, diagnosis hipertensi ditegakkan berdasarkan sekurang-kurangnya dua kali pengukuran tekanan darah pada saat yang berbeda. Diagnosis hipertensi ditegakkan bila dari pengukuran berulang-ulang tersebut diperoleh nilai rata-rata tekanan darah diastolik 90 mmHg atau tekanan darah sistolik 140 mmHg. Diagnosis hipertensi boleh ditegakkan berdasarkan sekali pengukuran bila tekanan darah diastolik
≥120 mmHg dan atau tekanan darah sistolik ≥210 mmHg (Setiawati dan Bustami,1995).
Parameter Mean Arterial Pressure (MAP) dapat digunakan untuk menggambarkan tekanan darah. Pada tekanan darah normal nilai MAP adalah 70-
TDS TDD
( − )
- 100 mmHg. Mean Arterial Pressure = TDD , dimana TDS adalah
3
tekanan darah sistolik dan TDD adalah tekanan darah diastolik. Sebagai contoh, jika tekanan darah sistolik 120 mmHg dan tekanan darah diastolik 80 mmHg maka MAP adalah 93 mmHg, dimana nilai 93 mmHg terdapat dalam range tekanan darah normal.
6.Tujuan dan Sasaran Terapi
Tujuan pengobatan hipertensi adalah mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas kardiovaskuler akibat tekanan darah tinggi. Ini berarti tekanan darah harus diturunkan hingga tidak mengganggu fungsi ginjal, otak, jantung, maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Anonim, 2000). Pada Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC) VII menyatakan
sasaran tekanan darah yang ingin dicapai untuk sebagian besar pasien kurang dari 140/90 mmHg atau kurang dari 130/80 mmHg untuk pasien dengan diabetes melitus atau penyakit ginjal kronis.
Kebanyakan pasien hipertensi khususnya yang berumur lebih dari 50 tahun akan mencapai sasaran tekanan darah diastolik setelah tekanan darah sistoliknya tercapai. Oleh karena itu fokus utama sebaiknya pada pencapaian sasaran tekanan darah sistolik (Chobanian, et al., 2003). Pada umumnya obat-obat antihipertensi menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi curah jantung atau menurunkan resistensi perifer. Pada hipertensi sistolik dibutuhkan terapi obat yang efektif menurunkan tekanan sistolik namun juga memperhatikan tekanan diastolik (Anonim, 2001).
7. Strategi Terapi
Strategi penatalaksanaan hipertensi meliputi beberapa tahap yaitu, memastikan bahwa tekanan darah benar-benar mengalami kenaikan pada pengukuran berulang kali, menentukan target dalam penurunan tekanan darah, melakukan terapi non farmakologis meliputi pengamatan secara umum terhadap pola hidup pasien, kemudian terapi farmakologis meliputi pengoptimalan penggunaan obat tunggal antihipertensi dalam terapi, bila perlu berikan kombinasi penggunaan obat antihipertensi, dan melakukan monitoring secara rutin. Terapi hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu terapi non farmakologis dan terapi farmakologis (Greene and Harris, 1999).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Terapi non farmakologis dilakukan dengan modifikasi pola hidup yang berguna untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Modifikasi pola hidup terbukti dapat menurunkan tekanan darah, menambah efektifitas penggunaan obat antihipertensi, dan menurunkan resiko kardiovaskuler.
Modifikasi utama pola hidup yang dapat menurunkan tekanan darah antara lain penurunan berat badan pada kasus obesitas, pengurangan asupan kalium, asupan natrium, dan kalsium, melakukan kegiatan fisik seperti olahraga ringan, dan mengurangi konsumsi alkohol (Chobanian, et al., 2003).
Tabel II. Modifikasi Pola Hidup dalam Penatalaksanaan Hipertensi
Menurut JNC VII (Chobanian, et al., 2003)
PerkiraanModifikasi Rekomendasi penurunan tekanan darah (mmHg)
Penurunan berat Menjaga berat badan normal (Body 5-20 per 10 Kg
2
badan Mass Index 18,5-24,9 kg/m ) penurunan berat badan Mengkonsumsi buah-buahan,
Pola makan sayuran, dan makanan rendah kadar 8-14 lemak Kurangi asupan natrium < 2,4 gram
Kurangi asupan perhari 2-8 natrium
Olahraga teratur seperti aerobik Aktivitas fisik
4-9 ringan minimal 30 menit per hari Membatasi konsumsi alkohol, pada pria tidak lebih dari 30 ml etanol per 2-4
Kurangi alkohol hari dan pada wanita tidak lebih dari 15 etanol ml per hari
Terapi farmakologis dilakukan dengan pemberian obat-obat antihipertensi secara rasional. Biasanya pemilihan obat antihipertensi terwujud dalam resep dokter. Peresepan yang rasional meliputi tepat dosis, tepat pasien, tepat penderita,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tepat penderita, tepat cara pemberian, tepat jumlah atau frekuensi serta lama pemberian, tepat secara ekonomis, tepat pemberian informasi, tepat monitoring efek samping obat. Proses terapi hipertensi membutuhkan waktu yang panjang dan biasanya pengobatan hipertensi berlangsung seumur hidup. Untuk itu, dibutuhkan strategi terapi yang tepat dan rasional (Prastowo,1995).
Pengobatan dengan antihipertensi harus dimulai dengan dosis yang terendah obat tersebut yang masih efektif menurunkan tekanan darah. Dosis dinaikkan bila efek terapeutik yang sesuai belum tercapai. Kombinasi dengan obat antihipertensi lain diberikan bila tekanan darah masih tetap belum terkendali.
Ganti obat antihipertensi dengan golongan lain bila tidak ada respon atau tidak ditoleransi oleh pasien (Rahardjo, 2001).
Tabel III. Panduan Pemberian Obat Antihipertensi pada Pasien dengan Indikasi Penyulit Menurut JNC VII (Chobanian et al, 2003) Antihipertensi yang direkomendasikan Antagonis
Indikasi Diuretika ACE Beta-bloker reseptor Antagonis Antagonis
Penyulit Inhibitor angiotensin II Ca aldosteron
Gagal
√ √ √ √ - √
jantung Infark
- √ √ - √
miokard Penyakit
√ √ √ - √ -
koroner Diabetes
√ √ √ √ √ -
melitus Ginjal
√ - √ - -
- kronik
√ √ - - - -
Stroke
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Algoritme dari penatalaksanaan hipertensi berdasarkan JNC VII:
Modifikasi gaya hidup
Tidak mencapai sasaran terapi tekanan darah (<140/90 mmHg atau <130/ 80 mmHg untuk pasien dengan penyakit diabetes dan ginjal)Terapi farmakologi Hipertensi dengan penyakit tambahan
Hipertensi tanpa penyakit tambahan
Hipertensi tingkat 1 Hipertensi tingkat 2 Obat antihipertensi sesuai dengan indikasi penyakit umumnya menggunakan kombinasi dua jenis obat penyulit.
Diuretik jenis Thiazid dapat antihipertensi
dianjurkan ACE inhibitor, (diuretik jenis tiazid dan Obat antihipertensi lain
ARB, beta-bloker,CCB, ACE inhibitor atau ARB, ACE inhibitor, ARA, beta-
atau kombinasi beta-bloker, CCB ) bloker, atau kombinasi
Target tekanan darah tidak tercapai
Lakukan peningkatan dosis atau tambahan obat antihipertensi hingga target tekanan
darah tercapai, konsultasikan dengan ahli hipertensi
Gambar 1. Algoritma Terapi Antihipertensi berdasarkan JNC VII (Chobanian, et al., 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Obat Antihipertensi
Terapi antihipertensi pada pasien hipertensi usia lanjut dapat mengurangi kematian akibat kardiovaskuler dan komplikasi dengan penyakit lain pada pasien lanjut usia dengan hipertensi sistolik secara bermakna (Saseen dan Carter, 2005).
1. Diuretik
Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara mendeplesikan simpanan natrium tubuh. Awalnya, diuretik menurunkan tekanan darah dengan menurunkan volume darah dan curah jantung, tahanan vaskuler perifer (Benowitz, 2001). Penurunan tekanan darah dapat terlihat dengan terjadinya diuresis. Diuresis menyebabkan penurunan volume plasma dan stroke volume yang akan menurunkan curah jantung dan akhirnya menurunkan tekanan darah (Saseen dan Carter, 2005). Obat-obat diuretik yang digunakan dalam terapi hipertensi yaitu :
a. diuretik golongan tiazid
Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and
(JNC) VII merekomendasikan diuretik tiazid
Treatment of High Blood Pressure
sebagai antihipertensi pilihan pertama dalam terapi hipertensi tanpa penyakit penyerta. Tiazid merupakan diuretik yang bekerja dengan cara menghambat reabsorpsi natrium pada tubulus distal. Diuretik tiazid mulai bekerja 1-2 jam setelah pemberian secara oral dengan durasi selama 12-24 jam. Sebagai contoh bendrofluazid, klortalidon, klorotiazid, klopamid, indapamid (Anonim, 2000).
b. diuretik kuat Dalam terapi hipertensi, diuretik kuat merupakan antihipertensi yang lebih kuat dibanding dengan diuretik tiazid. Diuretik kuat bekerja menurunkan tekanan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
darah dengan cara menghambat reabsorpsi natrium dan klorida pada ascending
loop henle dan di tubulus distal ginjal. Sebagai contoh yaitu frusemid, bumetanid,
torasemid (Anonim, 2000).