PENGKAJIAN SISTEM PERKEMIHAN DIANA
PENGKAJIAN
SISTEM
PERKEMIHAN
DIANA IRAWATI
HISTORY TAKING
1.
2.
3.
Personal History :
Data Demograf
Special Habits : Smoking, alcohol,
obat2an.
Kondisi lingkungan rumah
UROLOGIC SYMPTOM
1. Direct Urogenital :
Urologic
Pain, voiding disorders, changes character
of urine, swelling, symptom of renal disease
Genital
Impotence, ejaculatory disorders, infertil
2. Systemic
Gastrointestin, neurogenic, kongenital,
general, metastatic
HISTORY OF PRESENT
ILLNESS
Alasan datang ke RS
Proses meunculnya gejala
Pengkajian timbulnya nyeri:
Onset timbulnya nyeri, karakteristik
nyeri, sudah berapa lama?, lokasi,
radiasi, sudah berapa lama, tindakan
yang dilakukan untuk mengatasi nyeri.
Kaji adanya keluhan dysuria,
hesistency, urinary incontinence,
hematuria, nocturia, renal calculi).
Perubahan psikososial.
PAST SURGICAL HISTORY
Riwayat pengobatan, operasi dan trauma
Kaji riwayat pengobatan seblumnya,
apakah pasien pernah dirawat
sebelumnya. Jika ada, jelaskan waktu dan
diagnosa penyakit saat itu.
Kaji riwayat alergi obat atau zat kontras
Kaji penggunaan obat-obatan yang dapat
mempengaruhi sistem kemih (Hematuri:
antikoagulan, Cyclophosphamide. Retensi
urin: Antimuscarinic drugs: Oxybutynin
HCL)
FAMILY HISTORY
Apakah ada riwayat penyakit dalam
keluarga?
Apakah memiliki keluarga dengan
penyakit genetik? DM, HT
Keluarga dengan Ca Prostat
SYSTEMATIC REVIEW
General : Perubahan BB, nafsu makan,
temperatur.
Pernafasan : Batuk, hemoptisi, nyeri
dada
Cardio: Nyeri dada, dyspnoe, palpitasi,
edema
Gastro : Nyeri abdomen, mual, muntah,
konstipasi, diare
Neuro : Nyeri kepala, lemah, tremor,
pingsan.
UROLOGIC SYMPTOM
1.
PAIN
RENAL PAIN : Obstruksi/inflamasi
TIPE
LOKASI
KARAKTERISTIK
SYMPTOMS
ETIOLOGY
GINJAL
Titik
costovertebra
Nyeri menjalar,
tajam,
menusuk
Mual,
muntah,
diaporesis,
pucat.
Obstruksi
akut, batu
ginjal,
pyelonefritis
KANDU
NG
KEMIH
Area
suprapubik
Nyeri tumpul,
kontinue,
Urgency,
nyeri pada
akhir
berkemih,
Overdistensi
Kk, infeksi,
cystitis
URETER Titik
costovertebra,
panggul,
abdomen
bawah, testis,
labia
Nyeri
memberat,
tajam,
menusuk,
Mual,
muntah
Batu uretra,
edema,
striktur,
blood clot
PROSTA Perineum,
T
rectum
Nyeri dirasa
tersamar,
didaerah
punggung
belakang dan
perineum
Obstruksi
aliran urin,
frequensy,
urgency,
dysuria,
nocturia.
Prostate
cancer,
acute or
chronic
prostatitis.
UROLOGIC SYMPTOM
2. RENAL OR URETERIC
COLIC
Adanya batu
menyebabkan
hiperperistaltik
Intermitten
Intensitasnya meningkat
pada area obstruksi
Biasanya berhubungan
dengan distensi pelvis
UROLOGIC SYMPTOM
3. BLADDER PAIN
Retensi urin akut
Sistitis
4. PROSTATE PAIN
Berhubungan dengan inflamasi
Lokasi pada perineum, rectum bagian
bawah belakang
ACUTE RENAL FAILURE,
OLIGURIA, ANURIA
Anuria : Tidak adanya
produksi urin dalam 12
jam atau lebih
Oliguria : Penurunan
jumlah urin, < 400
ml/hari
PRE
RENAL
CAUSES :
Hipovolemia
2.
Hemoragic shock
3.
Sepsis
4.
Cardiogenic shock
INVESTIGATION :
1. Urine analysis : Oliguri, BJ urin meningkat
2. Serum creatinin meningkat
3. Hiperkalemia
4. USG : Normal
1.
RENAL
CAUSE :
1.
2.
3.
4.
1.
2.
Nefrotoksin
Keracunan
Eklamsia
Kidney transplantation
INVESTIGATION :
Urine analysis : Tubular cells
USG : Peningkatan ukuran ginjal, tidak ada
perubahan pada parenkim
POST
RENAL
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
CAUSES :
Batu
Cristals uria
Malignan tumor
Striktur
INVESTIGATIONS :
Serum creatinin meningkat
Hiperkalemia
USG : Hidronefrosis, batu
KUB : Batu
CHRONIC KIDNEY
DISEASE
PHYSICAL ASSESSMENT/CLINICAL
MANIFESTATIONS
NURSING MANAGEMENT
Ask the client’s about his/her energy level,
Renal/urologic disorder
PHSYCHOSOCIAL ASSESSMENT
MODEL ADAPTASI ROY
Model konsep Teori Adaptasi Roy memberikan
suatu kerangka kerja yang efektif untuk
kebutuhan adaptasi individu, keluarga dan
kelompok. (Alligood & Tomey, 2006). Teori
Adaptasi
Roy
berasumsi
bahwa
dasar
pengetahuan keperawatan dibangun untuk
memahami individu beradaptasi terhadap
perubahan dalam silkus hidup. Hal ini
memberikan sebuah kerangka kerja dalam
memberikan asuhan keperawatan bagi pasien
dalam kondisi sehat, sakit akut, kronik dan sakit
terminal (Tommey & Alligood, 2006).
MODEL ADAPTASI ROY’S
1.
KEBUTUHAN FISIOLOGIS : oksigenasi, nutrisi,
eliminasi, aktivitas, dan istirahat, integritas kulit,
indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologi dan
endokrin
2.
KONSEP DIRI : mengenal pola, nila, kepercayaan dan
emosi
3.
FUNGSI PERAN : mengenal pola interaksi sosial
meliputi proses transisi peran, kopin, penguasaan
peran dan konflik peran
4.
HUBUNGAN KETERGANTUNGAN : Mengenal pola
kasih sayang, cinta, memberi dan menerima,
strategi koping perpisahan dan kesendirian
HUBUNGAN KOMPONEN DASAR DALAM
MODEL ADAPTASI KEPERAWATAN
Manusia
Input
outpu
t
Interaks
i
Lingkunga
n
Perawa
t
Adaptasi integrit
as
Respon
inefekti
f
SEHAT
SKEMA MANUSIA SEBAGAI
SISTEM ADAPTIF
Stimulu
s
Ekterna
l
Stimulu
s
internal
Inpu
t
Tingkat
adaptasi
(lokal,
kontekstua
l, residual,
stimulus
Proses
Kontrol
Mekanisme
Koping
Regulator
Kognator
Efekto
r
Fungsi Fisiologis
Konsep diri
Fungsi peran
interdependensi
Umpan Balik
Out put
Respon
Adaptif
dan
Maladapt
if
STIMULUS
Stimulus fokal adalah stimulus yang
langsung menyebabkan keadaan sakit
dan ketidakseimbangan. Stimulus ini
paling
cepat
mempengaruhi
dan
menyebabkan
gangguan
sistem
manusia. Contoh stimulus fokal tersebut
adalah terjadinya pembesaran prostat
pada pasien BPH akan menyebabkan
pasien mengalami retensio urin.
STIMULUS
Stimulus
kontekstual
merupakan
stimulus
yang
terjadi
pada
saat
bersamaan yang berkontribusi terhadap
efek stimulus fokal yang berasal dari
lingkungan
internal
dan
eksternal
manusia. Faktor ini akan mempengaruhi
bagaimana
seseorang
menghadapi
stimulus fokal. Salah satu contoh
stimulus
kontekstual
adalah
ketidakpatuhan
pasien
hemodialisis
dalam
program
pengobatan
dan
pengaturan diit dan cairan
STIMULUS
Stimulus residual adalah sikap,
keyakinan dan pemahaman individu
yang dapat mempengaruhi terjadinya
kondisi sakit yang dikenal dengan faktor
predisposisi, seperti gaya hidup tidak
sehat atau perubahan fungsi peran.
Salah satu contoh stimulus residual
adalah kurangnya pengetahuan pasien
dalam
memahami
pentingnya
pembatasan cairan dan pengaturan diit
pasien hemodialisis.
MODE ADAPTASI
FISIOLOGIS
OKSIGENASI
Perilaku yang perlu dikaji tentang pemenuhan kebutuhan
oksigenasi meliputi pemenuhan ventilasi, pertukaran gas dan
transportasi gas. Pada pasien CKD, penurunan fungsi ginjal
dapat menyebabkan terjadinya retensi natrium dan air. Kondisi
ini akan menyebabkan terjadinya edema. Edema anasarka akan
menimbulkan keluhan sesak nafas. Perubahan pada oksigenasi
ditandai dengan sesak nafas, perubahan pada analisa gas darah,
frekuensi nafas serta penggunaan otot bantu pernafasan.
Perubahan pada oksigenasi juga di sebabkan oleh anemia pada
pasien CKD. Proses anemia menyebabkan penurunan perfusi
jaringan perifer dan gangguan transportasi perifer. Tanda
penurunan sirkulasi perifer dapat dilihat dari capillary refill time
(CRT), adanya sianosis pada ektermitas.
NUTRISI
Pengkajian nutrisi pasien CKD dimulai dari kebiasan makan
pasien, faktor yang mempengaruhi dan jumlah asupan
makan pasien sehari-hari. Antropometri measurement
seperti berat badan , tinggi badan, berat badan ideal, IMT
dan lingkar lengan atas.
Pengkajian selanjutnya adalah biochemical data yang
merupakan hasil pemeriksaan laboratorium seperti
hemoglobin, albumin, globulin, transferin dan lainnya. Tanda
klinik yang juga diperhatikan adalah konjungtiva anemis,
pucat, pertumbuhan rambut yang melambat, rambut tipis
dan kemerahan serta pucat. Riwayat diit pasien penting
untuk dikaji untuk mengetahui pola makan pasien sebelum
dan sesudah sakit. Pada pasien CKD yang sudah menjalani
hemodialisis, kepatuhan pasien dalam program diit dan
pembatasan cairan menjadi penting untuk difahami dalam
menilai kualitas hidup pasien.
ELIMINASI
Pengkajian perilaku eliminasi dibagi menjadi
dua, yaitu eliminasi buang air kecil (BAK) dan
buang air besar (BAB). Pada pasien CKD,
pasien biasanya mengalami gangguan
eliminasi urin seperti perubahan pada
produksi urin. Pada pasien dengan batu
ginjal, pasien akan mengeluh produksi urin
yang berkurang disertai nyeri dan perubahan
pada warna urin. Pada pasien pembesaran
prostat, pasien akan mengalami perubahan
pola berkemih seperti kencing yang
menetes, tidak lampias, sering kencing
dimalam hari serta erubahan warna urin.
AKTIVITAS DAN
ISTIRAHAT
.
Pengkajian aktivitas dan istirahat dilakukan untuk menilai
kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Gangguan pola tidur merupakan salah satu perubahan psikologis
pasien CKD. Kecemasan pasien terhadap kondisi sakit seta
intervensi dialisis yang dilakukan seumur hidup dapat
menyebabkan kecemasan pada pasien yang akhirnya
menyebabkan gangguan pola tidur.
Pengkajian pola tidur, kebasaan pasien sebelum tidur, kebiasaan
mimpi buruk serta lama tidur pasien dapat menjadi indikator
apakah pasien mengalami gangguan tidur. Pengkajian aktivitas
dilakukan untuk mengetahui ejauhmana pasien mampu
menggunakan energi yang dimilikinya untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Pasien CKD dengan anemia, pada
umumnya mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari
PROTEKSI
Perubahan pada komponen darah
seperti hemoglobin, leukosit serta
hematokrit dpat menyebabkan
terjadinya penurunan system imun. Hal
ini diperburuk dengan anemia yang
terjadi pada pasien CKD. Penurunan
system imun ini akan menyebabkan
pasien mudah mengalami infeksi.
Pengkajian adanya riwayat infeksi
penting untuk dilakukan.
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Pengkajian cairan dan elektrolit penting
dilakukan karena pada pasien dengan
penurunan fungsi ginjal, fungsi pengaturan
cairan dan elektrolit akan terganggu. Ginjal
memiliki kemampuan untuk melakukan fltrasi
yang akhirnya akan diekskresikan keluar
tubuh dalam bentuk urin.
Penurunan fungsi ginjal dapat menyebabkan
gangguan pembentukan urin sehingga akan
terjadi edema. Jumlah asupan pasien dlam 24
jam menjadi penting untuk memonitor
adanya kelebihan cairan.
SENSORI
Pengkajian perilaku dan stimulus dikaji
berdasarkan panca indra manusia yang
meliputi keluhan nyeri, kondisi panca
indera seperti penglihatan, penciuman,
pendengaran dan pengecapan apakah
mengalami gangguan atau tidak.
NEUROLOGIS
Pengkajian perilaku pada fungsi
neurologis meliputi tingkat kesadaran,
respon motorik, orientasi dan respon
pasien. Pada pasien CKD dapat terjadi
perubahan status neurologik akibat
tingginya kadar ureum dalam darah.
Observasi perubahan neurologis
dilakukan untuk meminimalisir efek
uremia.
ENDOKRIN
Pengkajian perilaku dan stimulus fungsi
ini terkait dengan fungsi endokrin
seperti pemeriksaan gula darah dan
riwayat keluarga dengan diabetes
mellitus.
MODE ADAPTASI KONSEP DIRI
MODE FUNGSI PERAN
MODE INTERDEPENDENCE
SISTEM
PERKEMIHAN
DIANA IRAWATI
HISTORY TAKING
1.
2.
3.
Personal History :
Data Demograf
Special Habits : Smoking, alcohol,
obat2an.
Kondisi lingkungan rumah
UROLOGIC SYMPTOM
1. Direct Urogenital :
Urologic
Pain, voiding disorders, changes character
of urine, swelling, symptom of renal disease
Genital
Impotence, ejaculatory disorders, infertil
2. Systemic
Gastrointestin, neurogenic, kongenital,
general, metastatic
HISTORY OF PRESENT
ILLNESS
Alasan datang ke RS
Proses meunculnya gejala
Pengkajian timbulnya nyeri:
Onset timbulnya nyeri, karakteristik
nyeri, sudah berapa lama?, lokasi,
radiasi, sudah berapa lama, tindakan
yang dilakukan untuk mengatasi nyeri.
Kaji adanya keluhan dysuria,
hesistency, urinary incontinence,
hematuria, nocturia, renal calculi).
Perubahan psikososial.
PAST SURGICAL HISTORY
Riwayat pengobatan, operasi dan trauma
Kaji riwayat pengobatan seblumnya,
apakah pasien pernah dirawat
sebelumnya. Jika ada, jelaskan waktu dan
diagnosa penyakit saat itu.
Kaji riwayat alergi obat atau zat kontras
Kaji penggunaan obat-obatan yang dapat
mempengaruhi sistem kemih (Hematuri:
antikoagulan, Cyclophosphamide. Retensi
urin: Antimuscarinic drugs: Oxybutynin
HCL)
FAMILY HISTORY
Apakah ada riwayat penyakit dalam
keluarga?
Apakah memiliki keluarga dengan
penyakit genetik? DM, HT
Keluarga dengan Ca Prostat
SYSTEMATIC REVIEW
General : Perubahan BB, nafsu makan,
temperatur.
Pernafasan : Batuk, hemoptisi, nyeri
dada
Cardio: Nyeri dada, dyspnoe, palpitasi,
edema
Gastro : Nyeri abdomen, mual, muntah,
konstipasi, diare
Neuro : Nyeri kepala, lemah, tremor,
pingsan.
UROLOGIC SYMPTOM
1.
PAIN
RENAL PAIN : Obstruksi/inflamasi
TIPE
LOKASI
KARAKTERISTIK
SYMPTOMS
ETIOLOGY
GINJAL
Titik
costovertebra
Nyeri menjalar,
tajam,
menusuk
Mual,
muntah,
diaporesis,
pucat.
Obstruksi
akut, batu
ginjal,
pyelonefritis
KANDU
NG
KEMIH
Area
suprapubik
Nyeri tumpul,
kontinue,
Urgency,
nyeri pada
akhir
berkemih,
Overdistensi
Kk, infeksi,
cystitis
URETER Titik
costovertebra,
panggul,
abdomen
bawah, testis,
labia
Nyeri
memberat,
tajam,
menusuk,
Mual,
muntah
Batu uretra,
edema,
striktur,
blood clot
PROSTA Perineum,
T
rectum
Nyeri dirasa
tersamar,
didaerah
punggung
belakang dan
perineum
Obstruksi
aliran urin,
frequensy,
urgency,
dysuria,
nocturia.
Prostate
cancer,
acute or
chronic
prostatitis.
UROLOGIC SYMPTOM
2. RENAL OR URETERIC
COLIC
Adanya batu
menyebabkan
hiperperistaltik
Intermitten
Intensitasnya meningkat
pada area obstruksi
Biasanya berhubungan
dengan distensi pelvis
UROLOGIC SYMPTOM
3. BLADDER PAIN
Retensi urin akut
Sistitis
4. PROSTATE PAIN
Berhubungan dengan inflamasi
Lokasi pada perineum, rectum bagian
bawah belakang
ACUTE RENAL FAILURE,
OLIGURIA, ANURIA
Anuria : Tidak adanya
produksi urin dalam 12
jam atau lebih
Oliguria : Penurunan
jumlah urin, < 400
ml/hari
PRE
RENAL
CAUSES :
Hipovolemia
2.
Hemoragic shock
3.
Sepsis
4.
Cardiogenic shock
INVESTIGATION :
1. Urine analysis : Oliguri, BJ urin meningkat
2. Serum creatinin meningkat
3. Hiperkalemia
4. USG : Normal
1.
RENAL
CAUSE :
1.
2.
3.
4.
1.
2.
Nefrotoksin
Keracunan
Eklamsia
Kidney transplantation
INVESTIGATION :
Urine analysis : Tubular cells
USG : Peningkatan ukuran ginjal, tidak ada
perubahan pada parenkim
POST
RENAL
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
CAUSES :
Batu
Cristals uria
Malignan tumor
Striktur
INVESTIGATIONS :
Serum creatinin meningkat
Hiperkalemia
USG : Hidronefrosis, batu
KUB : Batu
CHRONIC KIDNEY
DISEASE
PHYSICAL ASSESSMENT/CLINICAL
MANIFESTATIONS
NURSING MANAGEMENT
Ask the client’s about his/her energy level,
Renal/urologic disorder
PHSYCHOSOCIAL ASSESSMENT
MODEL ADAPTASI ROY
Model konsep Teori Adaptasi Roy memberikan
suatu kerangka kerja yang efektif untuk
kebutuhan adaptasi individu, keluarga dan
kelompok. (Alligood & Tomey, 2006). Teori
Adaptasi
Roy
berasumsi
bahwa
dasar
pengetahuan keperawatan dibangun untuk
memahami individu beradaptasi terhadap
perubahan dalam silkus hidup. Hal ini
memberikan sebuah kerangka kerja dalam
memberikan asuhan keperawatan bagi pasien
dalam kondisi sehat, sakit akut, kronik dan sakit
terminal (Tommey & Alligood, 2006).
MODEL ADAPTASI ROY’S
1.
KEBUTUHAN FISIOLOGIS : oksigenasi, nutrisi,
eliminasi, aktivitas, dan istirahat, integritas kulit,
indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologi dan
endokrin
2.
KONSEP DIRI : mengenal pola, nila, kepercayaan dan
emosi
3.
FUNGSI PERAN : mengenal pola interaksi sosial
meliputi proses transisi peran, kopin, penguasaan
peran dan konflik peran
4.
HUBUNGAN KETERGANTUNGAN : Mengenal pola
kasih sayang, cinta, memberi dan menerima,
strategi koping perpisahan dan kesendirian
HUBUNGAN KOMPONEN DASAR DALAM
MODEL ADAPTASI KEPERAWATAN
Manusia
Input
outpu
t
Interaks
i
Lingkunga
n
Perawa
t
Adaptasi integrit
as
Respon
inefekti
f
SEHAT
SKEMA MANUSIA SEBAGAI
SISTEM ADAPTIF
Stimulu
s
Ekterna
l
Stimulu
s
internal
Inpu
t
Tingkat
adaptasi
(lokal,
kontekstua
l, residual,
stimulus
Proses
Kontrol
Mekanisme
Koping
Regulator
Kognator
Efekto
r
Fungsi Fisiologis
Konsep diri
Fungsi peran
interdependensi
Umpan Balik
Out put
Respon
Adaptif
dan
Maladapt
if
STIMULUS
Stimulus fokal adalah stimulus yang
langsung menyebabkan keadaan sakit
dan ketidakseimbangan. Stimulus ini
paling
cepat
mempengaruhi
dan
menyebabkan
gangguan
sistem
manusia. Contoh stimulus fokal tersebut
adalah terjadinya pembesaran prostat
pada pasien BPH akan menyebabkan
pasien mengalami retensio urin.
STIMULUS
Stimulus
kontekstual
merupakan
stimulus
yang
terjadi
pada
saat
bersamaan yang berkontribusi terhadap
efek stimulus fokal yang berasal dari
lingkungan
internal
dan
eksternal
manusia. Faktor ini akan mempengaruhi
bagaimana
seseorang
menghadapi
stimulus fokal. Salah satu contoh
stimulus
kontekstual
adalah
ketidakpatuhan
pasien
hemodialisis
dalam
program
pengobatan
dan
pengaturan diit dan cairan
STIMULUS
Stimulus residual adalah sikap,
keyakinan dan pemahaman individu
yang dapat mempengaruhi terjadinya
kondisi sakit yang dikenal dengan faktor
predisposisi, seperti gaya hidup tidak
sehat atau perubahan fungsi peran.
Salah satu contoh stimulus residual
adalah kurangnya pengetahuan pasien
dalam
memahami
pentingnya
pembatasan cairan dan pengaturan diit
pasien hemodialisis.
MODE ADAPTASI
FISIOLOGIS
OKSIGENASI
Perilaku yang perlu dikaji tentang pemenuhan kebutuhan
oksigenasi meliputi pemenuhan ventilasi, pertukaran gas dan
transportasi gas. Pada pasien CKD, penurunan fungsi ginjal
dapat menyebabkan terjadinya retensi natrium dan air. Kondisi
ini akan menyebabkan terjadinya edema. Edema anasarka akan
menimbulkan keluhan sesak nafas. Perubahan pada oksigenasi
ditandai dengan sesak nafas, perubahan pada analisa gas darah,
frekuensi nafas serta penggunaan otot bantu pernafasan.
Perubahan pada oksigenasi juga di sebabkan oleh anemia pada
pasien CKD. Proses anemia menyebabkan penurunan perfusi
jaringan perifer dan gangguan transportasi perifer. Tanda
penurunan sirkulasi perifer dapat dilihat dari capillary refill time
(CRT), adanya sianosis pada ektermitas.
NUTRISI
Pengkajian nutrisi pasien CKD dimulai dari kebiasan makan
pasien, faktor yang mempengaruhi dan jumlah asupan
makan pasien sehari-hari. Antropometri measurement
seperti berat badan , tinggi badan, berat badan ideal, IMT
dan lingkar lengan atas.
Pengkajian selanjutnya adalah biochemical data yang
merupakan hasil pemeriksaan laboratorium seperti
hemoglobin, albumin, globulin, transferin dan lainnya. Tanda
klinik yang juga diperhatikan adalah konjungtiva anemis,
pucat, pertumbuhan rambut yang melambat, rambut tipis
dan kemerahan serta pucat. Riwayat diit pasien penting
untuk dikaji untuk mengetahui pola makan pasien sebelum
dan sesudah sakit. Pada pasien CKD yang sudah menjalani
hemodialisis, kepatuhan pasien dalam program diit dan
pembatasan cairan menjadi penting untuk difahami dalam
menilai kualitas hidup pasien.
ELIMINASI
Pengkajian perilaku eliminasi dibagi menjadi
dua, yaitu eliminasi buang air kecil (BAK) dan
buang air besar (BAB). Pada pasien CKD,
pasien biasanya mengalami gangguan
eliminasi urin seperti perubahan pada
produksi urin. Pada pasien dengan batu
ginjal, pasien akan mengeluh produksi urin
yang berkurang disertai nyeri dan perubahan
pada warna urin. Pada pasien pembesaran
prostat, pasien akan mengalami perubahan
pola berkemih seperti kencing yang
menetes, tidak lampias, sering kencing
dimalam hari serta erubahan warna urin.
AKTIVITAS DAN
ISTIRAHAT
.
Pengkajian aktivitas dan istirahat dilakukan untuk menilai
kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Gangguan pola tidur merupakan salah satu perubahan psikologis
pasien CKD. Kecemasan pasien terhadap kondisi sakit seta
intervensi dialisis yang dilakukan seumur hidup dapat
menyebabkan kecemasan pada pasien yang akhirnya
menyebabkan gangguan pola tidur.
Pengkajian pola tidur, kebasaan pasien sebelum tidur, kebiasaan
mimpi buruk serta lama tidur pasien dapat menjadi indikator
apakah pasien mengalami gangguan tidur. Pengkajian aktivitas
dilakukan untuk mengetahui ejauhmana pasien mampu
menggunakan energi yang dimilikinya untuk melakukan
aktivitas sehari-hari. Pasien CKD dengan anemia, pada
umumnya mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari
PROTEKSI
Perubahan pada komponen darah
seperti hemoglobin, leukosit serta
hematokrit dpat menyebabkan
terjadinya penurunan system imun. Hal
ini diperburuk dengan anemia yang
terjadi pada pasien CKD. Penurunan
system imun ini akan menyebabkan
pasien mudah mengalami infeksi.
Pengkajian adanya riwayat infeksi
penting untuk dilakukan.
CAIRAN DAN ELEKTROLIT
Pengkajian cairan dan elektrolit penting
dilakukan karena pada pasien dengan
penurunan fungsi ginjal, fungsi pengaturan
cairan dan elektrolit akan terganggu. Ginjal
memiliki kemampuan untuk melakukan fltrasi
yang akhirnya akan diekskresikan keluar
tubuh dalam bentuk urin.
Penurunan fungsi ginjal dapat menyebabkan
gangguan pembentukan urin sehingga akan
terjadi edema. Jumlah asupan pasien dlam 24
jam menjadi penting untuk memonitor
adanya kelebihan cairan.
SENSORI
Pengkajian perilaku dan stimulus dikaji
berdasarkan panca indra manusia yang
meliputi keluhan nyeri, kondisi panca
indera seperti penglihatan, penciuman,
pendengaran dan pengecapan apakah
mengalami gangguan atau tidak.
NEUROLOGIS
Pengkajian perilaku pada fungsi
neurologis meliputi tingkat kesadaran,
respon motorik, orientasi dan respon
pasien. Pada pasien CKD dapat terjadi
perubahan status neurologik akibat
tingginya kadar ureum dalam darah.
Observasi perubahan neurologis
dilakukan untuk meminimalisir efek
uremia.
ENDOKRIN
Pengkajian perilaku dan stimulus fungsi
ini terkait dengan fungsi endokrin
seperti pemeriksaan gula darah dan
riwayat keluarga dengan diabetes
mellitus.
MODE ADAPTASI KONSEP DIRI
MODE FUNGSI PERAN
MODE INTERDEPENDENCE