Obat Sistem Perkemihan

Handout Materi Kuliah

Obat Sistem Perkemihan
Pemberian obat - obatan pada
pasien
yang
mengalami
gangguan pada sistem urinaria
atau perkemihan dimulai dari
ginjal sampai uretra.
Medikamentosa ( pemberian terapi dengan
obat-obatan ) diberikan berdasar penyebab.
Gangguan dapat bersifat dampak kelainan yang
bersifat sistemik maupun lokal.
Macam penyebab gangguan :
 Hipersensitif : zat kimia, racun binatang
 Penyakit metabolik sistemik : DM,
Neoplasma, dll
 Penyakit infeksi : bakteri, virus, parasit dll
 Penyakit imunologik : lupus eritematosus dll
 Penyakit genetik : nefrosis kongenital dll

 Mekanik : trombosis vena renalis dll
 Akibat obat – obatan
 Kelainan Organ sekitar : hipertrofi atau
hiperplasia prostat dll
Contoh Penyakit Infeksi :
 Glomerulonephritis akut / kronis,
 Pyelonepritis
 Cystitis ( radang kandung kemih )
 Urethritis
Contoh Penyakit Sumbatan / Hambatan urin :
 Gagal Ginjal Akut ( ARF = Acut Renal Failure)
dan Gagal Ginjal Kronik ( CRF = Cronik Renal
Failure )
 Renal Calculi ( batu ginjal )
 Retensio urine
 BPH (Benign Prostatic Hyperplasia )
Contoh Penyakit Lainnya :
 Sindroma Neprotik
 Sindrom Uremia
 Inkontinentia urine : ( ketidakmampuan

mengendalikan pengeluaran air kemih )

Prinsip Terapi :
1. Terapi kausal tergantung penyebab :
a. Operatif
b. Medikamentosa
c. Kombinasi.
2. Kadang diberi simptomatik
3. Penunjang penting terapi :
a. Diet
b. Menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit
4. Pengobatan terhadap komplikasi
Medikamentosa sering dipakai :
1. Antibiotika : melawan infeksi, bekerja secara
sistemik atau terutama lokal
2. Kortikosteroid : pada kasus sindroma
neprotik dan glomerulonefritis
3. Obat peluruh batu saluran kemih
4. Spasmolitik : pengurang nyeri kolik / kejang

otot
5. Diuretik ( meningkatkan produksi air kencing
) : pada edema / bengkak
6. Antihipertensi : menekan komplikasi
7. Anti hipertrofi atau hiperplasi prostat
1. a. Antiseptik Saluran Kemih
 obat antimikroba dengan sifat mempunyai
kadar yang cukup tinggi pada saluran kemih
saja sehingga bekerja secara lokal.
 3 macam obat yang banyak beredar di
pasaran Indonesia yaitu : Pipemidic Acid
(Asam Pipemidat), Nalidixic Acid (Asam
Nalidiksat), dan Phenazopyridine HCl.
Pipemidic acid dan Nalidixic acid
 Antibiotika golongan Kuinolon
 Menghambat enzim DNA bakteri
 Bersifat bakterisid ( membunuh bakteri )
 Menghambat E.coli, Proteus sp., Klebsiella
sp dan kuman koliform lainnya.
 Efek Samping Obat (ESO) : mual, muntah,

ruam kulit dan urtikaria, meningkatkan
sensitivitas pada sinar.
 Kontra indikasi : penderita gagal ginjal /
kerusakan ginjal yang parah, kehamilan
trisemester awal & bulan terakhir kehamilan,
epilepsi, sirosis, insufisiensi hati.

Phenazopyridine
 Efek analgesik lokal di saluran kemih.
 Bukan antibiotika, bila digunakan bersamaan
dengan antibiotika dapat mempercepat masa
penyembuhan pada infeksinya.
 digunakan hanya untuk jangka pendek
biasanya 2 hari, sedangkan antibiotikanya
diminum lebih lama.
 Juga mengobati iritasi atau rasa tidak enak
sewaktu berkemih.
 sering diberikan setelah pemasangan kateter
/ operasi penis yang menyebabkan iritasi
saluran kemih.

 Menimbulkan warna air seni merah
kejinggaan atau coklat.
 ESO : pusing, sakit kepala dan gangguan
pencernaan.

4. BPH (Benign Prostatic Hyperplasia ),
menggunakan :
 Golongan antagonis Alpha-1 adrenergik,
contoh : Afluzosin HCl dan Tamsulosin HCl.
 Golongan penghambat 5-alpha reductase,
contoh : Finasteride, menghambat produksi
hormon tubuh pria yang menyebabkan
pembesaran prostat.

1. b. Antibiotik Sistemik, misal : Ampicillin,
Amoxicillin, Cotrimoxazole, Ciprofloxacin
2. Batu ginjal atau nyeri kolik akibat batu ginjal
misal dengan Ekstraks tumbuh-tumbuhan seperti
: Daun Kumis Kucing ( orthosiphonis folium ),
contoh produk : batugin elixir, neprolit


3. Terapi inkontinensia (ketidakmampuan untuk
mengendalikan pengeluaran air kemih); contoh :
Tolterodine tartrate, Tolterodine adalah
antagonis reseptor muskarinik yang potensial
dan kompetitif , yang menunjukkan menghambat
Karbakol yang mempengaruhi kontraksi pada
saluran kencing

5. Sindroma Neprotik
 Diuretik : Furosemide, Hidroclortiazide (Hct )
 Kortikosteroid (prednison / prednisolon),
o Tahap I selama 4 minggu diberikan tiap
hari sehari tiga kali.
o Tahap II selama 4 minggu diberikan
selang sehari, sehari sekali.
o Tahap III selama 4 minggu dosis obat
bertahap dikurangi sampai stop.

Selamat Belajar

Terima kasih telah mendownload materi kuliah ini dari

www.hmkuliah.wordpress.com