PENGARUH PELATIHAN KARYAWAN PADA KOMITMEN AFEKTIF YANG DIMEDIASI DENGAN PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT (POS) (Studi Pada Karyawan PG. MOJO SRAGEN).

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Modal dasar pembangunan organisasi tergantung pada potensi
sumber daya manusia. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja yang
terpenting sehingga tidak dapat diperlakukan seperti unsur lainnya, karena
manusia hidup berdinamika mempunyai perasaan, rasa tanggung jawab
serta mengembangkan diri.
Dalam era kompetisi yang kian ketat saat ini, setiap organisasi bisnis
dituntut

untuk

meningkatkan

kinerjanya

agar

dapat


memenangkan

persaingan. Hal itu dapat dilakukan dengan cara mengurangi pengeluaran,
melakukan

inovasi proses dan produk, serta meningkatkan kualitas dan

produktivitas (Becker & Gerhart,1996).
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah di
tetapkan sangat ditentukan oleh keberhasilan para karyawan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Peran Sumber Daya Manusia sangat
diperlukan untuk mengadopsi segala perubahan yang terjadi. Sumber Daya
Manusia yang

ada di perusahaan harus selalu dikembangkan secara

continue guna

meningkatkan kemampuan agar sesuai dengan tuntutan


lingkungan bisnis. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan dan
keahlian karyawan yaitu dengan pelatihan. Pelatihan merupakan aktivitas
yang dilakukan untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan, dan sikap dalam
rangka meningkatkan kinerja (Finegold et al, 2005).
Dengan

semakin

besarnya

penggunaan

tim-tim

kerja

dan

meningkatnya keterlibatan karyawan di semua aspek bisnis, pelatihan


menjadi penting untuk semua karyawan serta dukungan organisasi yang
sering dikenal dengan istilah “perceived organizational support”. Dukungan
organisasi merupakan konsep yang penting bagi manajemen karena
memberikan penjelasan mengenai pengaruh antara perlakuan organisasi,
perilaku karyawan terhadap pekerjaan mereka

yang berdampak pada

komitmen terhadap perusahaan.
Dukungan

organisasi

berarti

menghargai

kontribusi

karyawan,


mendengar keluhan, merasa bangga akan hasil kinerja atau prestasi
karyawannya

dan

memenuhi

kebutuhan

karyawan.

Dengan

adanya

dukungan organisasi yang diberikan organisasi kepada karyawan menjadikan
karyawan merasa lebih puas dan lebih berkomitmen dengan pekerjaannya
(Rhoades et al., 2001). Apabila karyawan merasakan adanya dukungan dari
organisasi dan dukungan itu sesuai dengan norma, keinginan, dan

harapannya maka karyawan dengan sendirinya akan memiliki komitmen
untuk memenuhi kewajibannya pada organisasi.
Komitmen organisasi sebagai sesuatu hal yang lebih dari sekedar
kesetiaan pasif terhadap organisasi, tetapi juga menyiratkan hubungan
karyawan dengan perusahaan atau organisasi secara aktif. Allen dan Meyer
(1990) membedakan komitmen organisasi atas tiga komponen, yaitu pertama
komponen afektif, berkaitan dengan emosional, identifikasi dan keterlibatan
karyawan didalam suatu organisasi. Kedua, komponen normatif merupakan
perasaan karyawan tentang kewajiban apa yang harus ia berikan pada
organisasi.

Dan

ketiga,

komponen

continuance

berarti


komponen

berdasarkan persepsi karyawan tentang kerugian yang akan dihadapi jika ia
meninggalkan organisasi.

Allen dan Meyer (1990) menyatakan bahwa setiap komponen memiliki
dasar yang berbeda. Karyawan dengan komponen afektif tinggi, masih
bergabung dengan organisasi karena keinginan untuk tetap menjadi anggota
organisasi. Sementara karyawan yang memiliki komponen continuance yang
tinggi, tetap bergabung dengan organisasi tersebut karena membutuhkan
organisasi dan karyawan dengan komponen normatif yang tinggi masih tetap
bergabung dengan organisasai karena mereka harus melakukannya.
Meyer, Allen dan Smith (dalam Rhoades et al., 2001) berpendapat
apabila seseorang yang berkomitmen secara

afektif lebih mungkin untuk

mengembangkan perilaku yang sesuai dengan visi dan misi organisasinya,
serta lebih mungkin untuk mengikuti perkembangan dalam pekerjaan.

Berbeda dengan individu

yang

memiliki

komitmen

continuance

dan

normatif yang kuat, mereka biasanya kurang terlibat dalam aktivitasaktivitas keorganisasian maupun pekerjaan.
PG. Mojo Sragen merupakan
berbasis tebu

salah

satu perusahaan


produksi

yang telah beroperasi sejak tahun 1888 dan merupakan

Perseroan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN). Dengan semakin
banyaknya pasokan gula dan berkembangnya PG Mojo Sragen, dibutuhkan
karyawan yang

mampu menciptakan

gagasan baru, serta

mempunyai

keterampilan menyelesaikan masalah ataupun menangkap peluang dan
ketepatannya dalam mengambil keputusan.
Karyawan adalah ujung tombak bagi perusahaan yang bergerak
dalam bidang produksi gula tersebut dan salah satunya yang menjadi
peranan


penting adalah tenaga kerja, Sehingga

harus

mempunyai

kemampuan dan keahlian dalam mengetahui pengolahan gula terhadap

kualitas serta efesiensi dan efektivitas. Salah satu cara yang dilakukan
oleh

PG Mojo Sragen untuk

meningkatkan

kemampuan

dan keahlian

adalah dengan melakukan pelatihan terhadap karyawannya. Bagi karyawan

sendiri, pelatihan yang dilakukan selama bekerja di pabrik gula mampu
meningkatkan

ketrampilan

dan keahliannya. PG Mojo Sragen berharap

karyawan maupun para pekerja tetap berkomitmen, untuk berkontribusi aktif
agar meningkatkan kinerja perusahaan.
Selain hal tersebut, PG Mojo Sragen berusaha untuk menghargai
kontribusi

karyawan

dengan

peduli

akan kesejahteraannya


melalui

pelayananan terhadap karyawannya dan diharapkan dapat meningkatkan
komitmen

karyawan

untuk

menuju

kepada

keberhasilan organisasi.

Dukungan

organisasi yang dipersepsikan dengan baik

oleh

Karyawan

akan meningkatkan komitmen pekerja terhadap organisasi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti melakukan replikasi
pada jurnal Chambel and Sobral (2011) dengan judul “ Training is an
investment

with

return

in

temporary

workers

a

social

exchange

perspective”dan terdapat perbedaan pada objek penelitian yang sebelumnya
dilakukan di Call Center Portugal dengan penelitian yang dilakukan sekarang
di PG Mojo Sragen. Serta peneliti dapat menarik penelitian ini dengan judul
”Pengaruh

Pelatihan

Karyawan

Pada

Komitmen

Afektif

Dengan

Perceived Organizational Support Sebagai Variabel Pemediasi (Studi

Pada Karyawan PG Mojo Sragen)”.

Dokumen yang terkait

Pengaruh perceived organizational support, motivasi kerja dan gender terhadap kepuasan kerja pada karyawan PT. Jasa Marga

12 40 100

PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT SEBAGAI PEMEDIASI PENGARUH KEADILAN PROSEDURAL, PENGHARGAAN, DAN DUKUNGAN SUPERVISOR TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF

3 40 171

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Komitmen Afektif Pada Karyawan PT. Pos Pusat Medan

6 33 109

ANALISIS PENGARUH PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT PADA DIMENSI LEARNING ORGANIZATION (Studi pada Karyawan PT. AIR MANCUR, KARANGANYAR).

0 0 16

KOMITMEN AFEKTIF DALAM ORGANISASI YANG DIPENGARUHI PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT DAN KEPUASAN KERJA ipi3851

0 0 9

ANALISA PENGARUH PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF, KOMITMEN NORMATIF, DAN KOMITMEN BERKELANJUTAN PADA KARYAWAN DI HOTEL X | Tjahyono | Jurnal Hospitality dan Manajemen Jasa 5958 11218 1 SM

0 0 14

PERAN MEDIASI PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT (POS) SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PENGARUH HRM PRACTICES TERHADAP KOMITMEN AFEKTIF (STUDI PADA KARYAWAN MEDICAL REPRESENTATIVE PERUSAHAAN FARMASI “X” WILAYAH PEMASARAN SURABAYA) Repository - UNAIR REPOS

0 0 16

ABSTRAK PENGARUH EMPLOYEE PERCEIVED REPUTATION TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR YANG DIMEDIASI KOMITMEN ORGANISASI (Studi pada Karyawan Hotel Bintang 3 di Surakarta) DESNA KRISTININGTYAS

0 0 14

HUBUNGAN PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT (POS) DENGAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA KARYAWAN DI PT. ASTRA INTERNATIONAL DAIHATSU SEMARANG - Unika Repository

0 0 50

HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN CV. ABANKIRENK CREATIVE - Unika Repository

0 0 14