Kumpulan Materi Teknologi Pendidikan

MATERI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

A. Landasan Falsafah Teknologi Pendidikan
Landasan falsafah penelitian teknologi pendidikan terdiri atas 3 komponen seperti
yang diungkapkan oleh Suriasumantri dalam Miarso. Ada 3 jenis komponen dalam teknologi
pendidikan yaitu ontology (merupakan bidang kajian ilmu itu apa, jika teknologi pendidikan
sebagai ilmu maka bidang kajiannya apa), epistemology (pendekatan yang digunakan dalam
suatu ilmu itu bagaimana), dan aksiology (menelaah tentang nilai guna baik secara umum
maupun secara khusus, baik secara kasat mata atau secara abstrak).
Kurikulum teknologi berorientasi ke masa depan yang memandang teknologi sebgai
dunia yang dapat diamati serta diukur secara pasti. Oleh karena itu dalam pendidikan lebih
mengutamakan penampilan perilaku lahirnyaatau eksternal dengan penerapan praktis hasil
penemuan-penemuan ilmiah yang secara karakteristik menuju kea rah komputerisasi program
pengajaran yang ideal sesuai dengan prinsip-prinsip Gybeructis.
Dalam proses belajar mengajar, model teknologi pendidikan lebih menitik beratkan
kemampuan siswa secara individual dimana materi pelajaran sesuai ketingkatan kesiapan
sehingga siswa mampu menunjukan perilaku tertentu yang diharapkan.
Manfaat yang sangat besar dari model kerikulum teknologi ini adalah materi pelajaran
dapat disajikan kepada siswa dalam berbagai bentuk multimedia, para siswa menerima
pelajaran seperti pada model pendidikan klasikal, tetapi para siswa lebih yakin dalam
menangkap pelajarannya karena penyajian pelajaran lebih hidup, lebih realistis serta lebih

impresif.
Landasan filosofis yang dapat dikaji melalui tiga kajian filsafat yaitu ontologi
epistemology dan aksiologi.
Ontologi bertolak atas penyelidikan tentang hakekat ada (existence and being)
(Brameld, 1955: 28). Pandangan ontologI ini secara praktis akan menjadi masalah utama di
dalam pendidikan. Sebab, siswa (peserta didik) bergaul dengan dunia lingkungan dan
mempunyai dorongan yang kuat untuk mengerti sesuatu. Oleh karena itu teknologi
pendidikan dalam posisi ini sebagai bagian pengembangan untuk memudahkan hubungan
siswa atau peserta didik dengan dunia lingkungannya. Peserta didik, baik di masyarakat atau
di sekolah selalu menghadapi realita dan obyek pengalaman.

Epistomologi atau Teori Pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu
pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas
pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pandangan
epistemologi tentang pendidikan akan membahas banyak persoalan-persoalan pendidikan,
seperti kurikulum, teori belajar, strategi pembelajaran, bahan atau sarana-prasarana yang
mengantarkan terjadinya proses pendidikan, dan cara menentukan hasil pendidikan.
Aksiologi (axiology), suatu bidang yang menyelidiki nilai-nilai (value) (candilaras,
2007). M. Arif menyatakan bahwa Aksiologi (untuk apa) yaitu merupakan asas dalam
menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan

tersebut. Landasan pembenaran atau landasan aksiologis teknologi pendidikan perlu
dipikirkan dan dibahas terus menerus karena adanya kebutuhan riil yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangannya.
Teknologi Pembelajaran juga menekankan pada nilai bahwa kemudahan yang
diberikan oleh aplikasi teknologi bukanlah tujuan, melainkan alat yang dipilih dan dirancang
strategi penggunaannya agar menumbuhkan sifat bagaimana memanusiakan teknologi
B. Definisi dan Konsep Teknologi Pendidikan
Teknologi secara bahasa asal katanya – techne, bahasa Yunani, dengan makna seni,
kerajinan tangan, atau keahlian. Teknologi bagi bangsa Yunani kuno diakui sebagai suatu
kegiatan khusus, dan sebagai pengetahuan. Teknologi terkait dengan sifat rasional dan ilmiah,
menunjuk suatu keahlian, baik itu seni, atau kerajinan tangan, dapat diterjemahkan sebagai
tehnik atau cara pelaksanaan suatu kegiatan, atau sebagai suatu proses serta teknologi yang
mengacu pada penggunaan mesin-mesin dan perangkat keras. Menurut AECT, Teknologi
pendidikan dirumuskan sebagai bidang garapan yang terlibat dalam penyiapan fasilitas
belajar (manusia) melalui penelusuran, pengembangan, organisasi, dan pemanfaatan
sistematis seluruh sumber-sumber belajar dan melalui pengelolaan seluruh proses ini.
Definisi teknologi pendidikan pada awal tahun 1920 dipandang sebagai media. Akar
terbentuknya pandangan ini terjadi ketika pertama kali diproduksi media pendidikan pada
awal abad dua puluhan. Media ini, sebagai media pembelajaran visual yang berupa film,
gambar dan tampilan yang mulai ramai pada tahun 1920. definisi formal pembelajaran visual

terfokus pada media yang digunakan untuk menampilkan sebuah pelajaran. Pandangan ini
berlanjut sampai 1950.
Awal tahun 1950, khususnya selama tahun 1960 dan 1970 sejumlah ahli dalam bidang
pendidikan mulai mendiskusiakan teknologi pendidikan dalam suatu yang berbeda. Mereka
membahasnya sebagai suatu proses. Contohnya Finn (1960) mengatakan bahwa teknologi

pendidikan harus dipandang sebagai suatu cara untuk melihat masalah pendidikan dan
mneguji kemungkinan solusi dari masalah tersebut. Sedangkan Lumsdaine (1964)
mengatakan bahwa teknologi pendidikan dapat dijadikan aplikasi ilmu pengetahuan pada
praktek pendidikan. Pada tahun 1960an dan 1970 banayak definisi teknologi pendidikan yang
dipandang sebagai suatu proses.
Di tahun 1963, definisi teknologi pendidikan digambarkan bukan hanya sebagai
sebuah media. Definisi ini (Ey, 1963) menghasilkan dengan suatu komisi pengawas yang
dibentuk olep Departemen Pendidikan Audiovisual (sekarang dikenal sebagai Asosiasi
Teknologi dan Komunikasi Pendidikan). Lebih dari itu pengertian kini lebih menganali
serangkaian langkah-langkah penerapan, perancangan, dan penggunaan. Langkah-langkah ini
mencakup perencanaan, produksi, pemilihan, pemanfaatan, dan manajemen.
Definisi selanjutnya merupakan definisi tahun 1970-an yang dikeluarkan oleh Komisi
Pengawas Teknologi Pendidikan. Teknologi pendidikan adalah suatu cara yang sistematis
dalam mendesain, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseluruhan dari belajar dan

pembelajaran dalam bentuk tujuan pembelajaran yang spesifik, berdasarkan penelitian dalam
teori belajar dan komunikasi pada manusia dan mengunakan kombinasi sumber-sumber
belajar dari manusia maupun non manusia untuk membuat pembelajaran lebih efektif.
Definisi

1994,

Teknologi

instruksional

adalah

praktek

dalam

mendesain,

mengembangkan, memanfaatkan, mengelola dan menilai proses-proses maupun sumbersumber balajar. Definisi baru : menyatakan peran media, desain pembelajaran sistematis, dan

pendayagunaan teknologi.
Konsep pendidikan sendiri mempuyai arti yang luas, ia merupakan keseluruhan
proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan berbagai bentuk prilaku lain yang
mempunyai dapat terbentuk prilaku tertentu dalam kondisi tertentu, maka proses itu disebut
pembelajaran/instruksional.
Beberapa konsep teknologi pendidikan, dari beberapa pendapat, sebagaimana dikutip
Yusufhadi, diantaranya:
1.

Konsepsi teknologi pendidikan dapat kita pahami melalui pendekatan teknologi atau
pendidikan. Melalui pendekatan teknologi diartikan sebagai teknologi yang diterapkan dalam
bidang pendidikan.

2. Definisi yang dibuat Galbraith (1967) tentang teknologi masih sangat populer hingga kini,
yaitu aplikasi sistematik sains atau pengetahuan lain dalam tugas praktikal. Bila difinisi ini
diterapkan dalam dunia pendidikan, maka teknologi pendidikan merupakan aplikasi
sistematik sains dan pengetahuan lain dalam tugas kependidikan. Definisi ini terlalu luas,

karena dengan demikian semua tugas kependidikan dapat dianggap sebgai bidang teknologi
pendidikan.

3.

Association for Educational Communication and Technology/AECT, 1986), Tekonologi
pendidikan merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur,
gagasan, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari jalan pemecahan,
melaksanakan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang menyangkut semua
aspek belajar manusia.

4.

Konsep pendidikan sendiri mempuyai arti yang luas, ia merupakan keseluruhan proses
seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan berbagai bentuk prilaku lain yang
mempunyai nilai positif terhadap lingkungan tempat hidupnya.

5.

Commission on Instructional Technology, 1970. Teknologi Instruksional (sebagai bagian
dari teknologi pendidikan), merupakan cara yang sistematis dalam merancang, melaksanakan
dan mengevaluasi keseluruhan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan khusus yang
didasarkan pada penelitian terhadap belajar dan berkomunikasi pada manusia, serta dengan

menggunakan kombinasi sumber belajar insani dan non-insani agar menghasilkan
pembelajaran yang efektif.

C. Kawasan Teknologi Pendidikan
1. Kawasan desain
Desain adalah proses untuk menentukan kondisi belajar, tujuan desain ialah untuk
menciptakan setrategi danproduk pada tingkat makro, seperti program dan kurikulum dan pad
tingkat makro seperti pelajaran dan modul.
a.

Desain system pembelajaran
Adalah prosedur yang terorganisasi yang meliputi langkah-langkah:

1) Penganalisaan ( proses perumusan apa yang akan di pelajarai)
2) Perancangan (proses penjabaran bagaimana caranya hal tersebut akan di pelajari).
3) Pengembangan ( proses penulisan dan pembuatan atau produksi bahan-bahan pembelajaran).
4)

Pengaplikasian ( pemanfaatan bahan dan setrategi yang bersangkutan).


5) Penilaian pembelajaran (proses penentuan ketepatan belajar).
b.

Desain pesan meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan yang
mencakup prinsip-prinsip perhatian, persepsi dan daya serap agar terjadi komunikasi antara
pengeirim dan penerima.

c.

Strategi pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi serta mengurutkan peristiwa
belajar atau kegiatan pembelajran dalam suatu pelajaran.

d. Karakteristik pemelajar adalah segi-segi latar belakang pengalaman pemelajar yang pengaruh
terhadap egektifitas proses belajarnya
2.

Kawasan pengembangan adalah proses penterjemahan spesifikasi desain kedalam bentukk
fisik berupa :

a.


Teknologi cetak adalah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan, seperti bukubuku dan bahan-bahan visual yang statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau
fotografi, yang mencakup representasi dan reproduksi teks, grafik, dan fotografis.

b.

Teknologi audio visual merupakan cara memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
menggunakan peralatan mekanis dan elektrolis untuk menyajikan pesan-pesan audio dan
visual.

c.

Teknologi berbasis computer merupakan cara-cara memproduksi dan menyampaikan bahan
dengan menggunakan perangkat yang bersumber pada mikroposesor, yang dapat menyimpan
pesan secara elektronis dalam bentuk digital.

d.

Teknologi terpadu merupakan cara untuk memproduksi dan menyampaikan bahan dengan
memadukan beberapa jenis media yang di kendalikan computer yang merupakan teknik yang

paling sulit diantara yang lain karena melibatkan beberapa komponen dan peralatan yang di
kendalikan oleh computer.

3. Kawasan Pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan sumber untuk belajar. Yang
teribat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mencocokan pemelajar dengan
bahan dan aktifitas yang spesifik, menyiapkan pemelajar, memberikan bimbingan selama
kegiatan, memberikan penilaian atas hasil, serta memasukan ke prosedur yang selanjutnya.
a.

Pemanfaatan media adalah penggunaan yang sistematis dari sumber untuk belajar yang
merupakan proses pengambilan keputusan berdasarkan spesifikasi desain pemelajaran, yang
berkaitan antara di implementasikan atau tidaknya desain tersebut.

b.

Difusi inovasi adalah proses berkomuniksi melalui strategi yang terencana dengan tujuan
untuk di adopsi, tujuan ahir yang ingin di capai ialah untuk terjadinya perubahan.

c.


Implementasi dan pelembagaan. Implementasi ialah penggunaan bahan dan setrategi
pembelajaran

dalam

keadaan

yang

sesungguhnya. Sedangkan

pelembagaan

ialah

pengggunaan yang rutin dan pelestarian dari inovasi pembelajaran dalam suatu struktur ata
budaya organisasi. Keduanya tergantung pada perubahan dan perkembangan individu dan
organisasi.
d.

Kebijakan dan regulasi adalah aturan dan tindakan dari masyarakat atau wakilnya yang
mempengaruhi difusi atau penyebaran dan penggunaan teknologi pembelajaran yang
mempunya hambatan utama etika dan ekonomi.

4.

Kawasan pengelolaan. Konsep pengelolaan merupakan bagian yang integral dalam bidang
teknologi pembelajaran. Pengelolaan meliputi pengendalian teknologi pembelajaran melalui
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan supervise. Empat kategori dalam
kawasan pengelolaan ialah:

a.

Pengelolaan proyek

b. Pengelolaan sumber
c.

Pengelolaan system penyampaian

d. Pengelolaan informasi
5.

Kawasan penilaian adalah aktifitas manusia sehari-hari, melalui penakanran nilai aktifitas
atau kejadian yang ada. Dalam kawasn pendidikan Penilaian ialah proses penentuan memadai
tidaknya pembelajaran dan belajar, yang berarti penentuan secara formal mengenai kualitas,
efektifitas atau nilai dar suatu program, produk, proyek ,proses, tujuan atas kurikulum.

a.

Analisis masalah.

b. Pengukuran acuan patokan
c.

Penilain formatif( perencanaan yang akan dilakukan)

d. Penilain sumatif ( melihat hasil apakah sesuai dengan apa yg diberikan)
D. Teknologi Pendidikan Sebagai Konstruk Teoritik Bidang Garapan dan Profesi
1. Teknologi Pendidikan Sebagai Konstruk Teoritik
Istilah teori yang dalam pembicaraan sehari-hari sering digunakan sebagai lawan kata
praktek, yang mempunyai arti yang jelas yaitu : suatu prinsip umum yang didukung oleh data
sebagai penjelasan terhadap sekelompok gejala atau suatu pernyataan tentang hubungan yang
berlaku terhadap sejumlah fakta, suatu prinsip atau serangkaian prinsip yang menerangkan
hubungan antara berbagai fakta dan meramalkan hasil baru berdasarkan fakta tersebut.
Karakteristik teori dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
a.

Adanya suatu gejala harus masih ada beberapa gejala yang belum difahami sejelas-jelasnya
menurut pengetahuan yang ada sekarang;

b. Menjelaskan sebuah teori memberikan penjelasan tentang mengapa atau bagaimana gejala itu
terjadi (sebagai kebalikan dari penegasan sederhana terhadap eksistensi suatu gejala);
c.

Merangkum sebuah teori memberikan rangkuman tentang apa yang telah diketahui tentang
hubungan antara sejumlah besar informasi empiric, konsep dan generalisasi;

d.

Memberikan orientasi

menentukan dan mempertajam fakta-fakta yang akan diteliti

(dipelajari) serta membedakan antara data yang relevan dengan data yang tidak relevan;
e.

Memberikan skema untuk mensistematiskan, mengklasifikasikan dan menghubungkan
segala gejala, postulat dan dalil yang serasi;

f.

Mengidentifikasi kesenjangan mencari bidang-bidang yang relevan namun diabaikan atau
belum dipecahkan pada masa kini maupun buat studi di masa mendatang;

g.

Memberikan dasar untuk merumuskan hipotesis baru dan melaksanakan riset lebih
mendalam berdasar atas penjelasan tersebut;

h. Dapat mengungkap hal-hal melebihi dari apa yang bisa diketahui berdasar atas data empiric
sehingga dapat membuat estimasi dan memprediksi fakta baru dan hipotesis yang belum
diketahui pada saat sekarang;
Paradigma baru pada teknologi pendidikan memberikan suatu pendekatan baru dalam
memecahkan masalah-masalah pendidikan, namun demikian pendekatan baru tersebut
merupakan penjabaran dan perluasan dari konsep-konsep terdahulu. Dengan demikian secara
langsung masih berhubungan dengan definisi dan diskripsi bidang teknologi pendidikan yang
dihasilkan sebelumnya.
2. Teknologi Pendidikan Sebagai Bidang Garapan
Teknologi Pendidikan sebagai bidang garapan merupakana aplikasi dari ide dan
prinsip teoritik untuk memecahkan masalah kongkrit dalam bidang pendidikan dan
pembelajaran ( teknik yang digunakan, aktivitas yang dikerjakan, informasi dan sumber yang
digunakan dan klien yang dilayani ). Lingkungan kegiatan yang merangkum komponen
konsep, ketrampilan dan prosedur serta memadukannya dalam bentuk aplikasi baru.
Ada tiga persyaratan atau karakteristik tambahan pada bidang garapan yaitu, teknik
intelektual, yaitu pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah, aplikasi praktis
yaitu usaha untuk merealisasikan atau mengoperasionalkan pikiran, ide dan proses sehingga
menghasilkan produk yang dapat dilihat, dan keunikan bidang garapan yaitu harus ada
karakteristik khusus yang tidak dijumpai pada bidang lain
3. Teknologi Pendidikan Sebagai Profesi
Untuk mendefinisikan teknologi pendidikan sebagai profesi, terlebih dulu harus
dipenuhi syarat-syarat untuk mendefinisikan bangunan teoritik dan bidang garapan.
Selanjutnya definisi tersebut harus mencerminkan semua karakteristik profesi lainnya.
Latihan dan Sertifikasi diperlukan untuk mengembangkan spesialisasi dan teknisi
dalam profesi tersebut. Harus ada beberapa ketentuan tentang sifat-sifat latihan, baik melalui
peraturan pemerintah maupun melalui suatu sistem akreditasi terhadap lembaga-lembaga
latihan yang meliputi sifat dan isi pendidikan profesional, standar sertifikasi, standar dan
ketentuan penerimaan calon peserta latihan, serta penempatan.
E. Hakekat Teknologi Pendidikan

Hakikat teknologi pembelajaran dapat dijeaskan melalui bebrapa definisinya. Berikut
beberapa definisi teknologi pembelajaran:
1. Teknologi pendidikan berkaitan erat dengan keseluruhan metodologi dan serangkaian teknik
yang digunakan untuk melaksanakan prinsip-prinsip pembelajaran.
2.

Teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang
prosedur,ide, peralatan dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan,
melaksanakan, mengevaluasi dan megelola pemecahan masalah-masalah yang menyangkut
semua pihak aspek belajar manusia. Pemecahan masalah tersebut diwujudkan dalam bentuk
semua sumber belajar yang didesain dan/atau dipilih dan/atau digunakan untuk keperluan
belajar, sumber-sumber belajar ini diidentifikasi sebagai pesan, bahan, peralatan, teknik dan
lingkungan.

3.

Teknologi pendidikan melibatkan system, teknik dan alat untuk menignkatkan kualitas
proses belajar manusia.

4.

Teknologi pembelajran merupakan teori dan praktek dari desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelola, dan evaluasi terhadap proses dan sumber daa untuk mecapai tujuan
belajar. Definisi ini sejalan dengan definisi dari AECT tahun 1994 yaitu instructional
technology is the theory and practice of design, development, utilization, management, and
evaluation of processes and resources for learning” mereka mengatakan bahwa teknologi
pendidikan memiliki pengertian yang berbeda-beda yaitu sebagai:

a.

Suatu proses untuk menganalisis pembelajran atau masalah-masalah pendidikan dan menilai,
mengimplementasikan dan mengelola pemecahan

masalah tersebut dalam segala aspek

belajar manusia.
b. Proses yang sistematis dalam perancangan kurikulum dan pengajaran
c.

Suatu teknologi yang dapat digunakan untuk menyampaikan pengajaran dan pelatihan.

d.

Teknologi pembelajaran dideinisikan sebagai, the systemic and systemic application of
strategies and techniques derived from behavior and physical science conceps and other
knowledge to the solution of instructional problem
Berdasarkan definisi teknologi pembelajaran didasarkan pada suatu pandangan bahwa
banyak masalah belajar yang harus dipecahkan dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini
teknologi intruksional menyajikan suatu metode pemecahan masalah pembelajaran dengan
melibatkan factor-faktor manusia maupun on-mannusia, perangkat keras maupun pperangkat
lunak yang dimaksudkan agar proses belajar mengajar berlangsung secara efektif dan efisien.
Pengertian tentang hakikat teknologi pendidikan untuk mengatasi masalah belajar ini
akan sangat menentukan jenis dan cakupan kajian ilmiah tentang teknologi penelitian.

Berbagai definisi tentang teknologi pendidikan telah dikemukakan oleh para pakar, tetapi
agar kajian ilmiah tersebut bermanfaat secara hakiki, definisi yang diacu dalam makalah ini
adalah definisi yang komprehensif termodifikasi bahwa teknologi pendidikan adalah cara
system merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses keseuruhan pembelajran dari
segi kompetensi-kompetensi spesifik sasaran, berdasarkan penelitian dalam pembelajaran dan
komunikasi manusia dengan memanfaatkan kombinasi sumber daya mannusia dan non
manusia untuk menghasikan pembelajaran yang lebih aktif.
F. Aplikasi Teknologi Pendidikan
Aplikasi teknologi pendidikan sangat relevan bagi pengelolaan pendidikan pada
umumnya dan pada kegiatan belajar mengajar pada khususnya. Aplikasi dimaksud adalah
seperti berikut ini:
1.

Teknologi pendidikan memungkinkan adanya perubahan kurikulum, baik strategi,
pengembangan maupun aplikasinya. Teknologi pendidikan mempunyai fungsi luas, tidak
hanya terbatas pada kebutuhan kegiatan belajar di kelas, melainkan dapat berfungsi sebagai
masukan bagi pembina dan pengembangan kurikulum yang dikaji secara ilmiah, logis,
sistematis dan rasional sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.

Teknologi pendidikan menghilangkan, kalaupun tidak secara keseluruhan, pola pengajaran
tradisional. Ia berperan penuh dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, meskipun
sebenarnya dia tidak dapat menggantikan posisi guru secara mutlak.

3.

Teknologi pendidikan membuat pengertian kegiatan kegiatan belajar menjadi lebih luas,
lebih dari hanya sekedar interaksi guru murud di dalam ruang dan waktu yang sangat
terbatas. Teknologi pendidikan dapat dianggap sebagai sumber belajar, dan biasanya
memberi rangsangan positif dalam proses pendidikan.

4. Aplikasi teknologi pendidikan dapat membuat peranan guru berkurang, meskipun teknologi
pendidikan tidak mampu menggantikan guru secara penuh. Teknologi pendidikan adalah
teknologi pendidikan, guru adalah guru. Meskipun demikian bagi guru dan murid, teknologi
pendidikan memberikan sumbangan yang sangat positif.
G. Multi Media Berbantuan Komputer
Multimedia

berbasis

komputer

dapat

diartikan

sebagai

teknologi

yang

mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk menampilkan dan merekayasa teks,
grafik, dan suara dalam sebuah tampilan yang terintegrasi. Dengan tampilan yang dapat
mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan, komputer dapat
dirancang dan digunakan sebagai media teknologi yang efektif untuk mempelajari dan
mengajarkan materi pembelajaran yang relevan misalnya rancangan grafis dan animasi.

Multimedia berbasis komputer dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana dalam
melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan kompetensi tertentu. Misalnya,
penggunaan simulator kokpit pesawat terbang yang memungkinkan peserta didik dalam
akademi penerbangan dapat berlatih tanpa menghadapi risiko jatuh. Contoh lain dari
penggunaan multimedia berbasis komputer adalah tampilan multimedia dalam bentuk
animasi yang memungkinkan mahasiswa pada jurusan eksakta, biologi, kimia, dan fisika
melakukan percobaan tanpa harus berada di laboratorium.
Perkembangan teknologi komputer saat ini telah membentuk suatu jaringan (network)
yang dapat memberi kemungkinan bagi siswa untuk berinteraksi dengan sumber belajar
secara luas. Jaringan komputer berupa internet dan web telah membuka akses bagi setiap
orang untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan terkini dalam bidang akademik
tertentu. Diskusi dan interaksi keilmuan dapat terselenggara melalui tersedianya fasilitas
internet dan web di sekolah.
Media dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas
pesan yang disampaikan guru. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual dimana
kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar siswa (pola bermedia). Beberapa
bentuk penggunaan komputer media yang dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:
1.

Penggunaan Multimedia Presentasi. Multimedia presentasi digunakan untuk menjelaskan
materi-materi yang sifatnya teoretis, digunakan dalam pembelajaran klasikal dengan group
belajar yang cukup banyak di atas 50 orang. Media ini cukup efektif sebab menggunakan
multimedia projector yang memiliki jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini
adalah menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan
sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas
belajar siswa.

2.

CD Multimedia Interaktif. CD interaktif dapat digunakan pada pembelajaran di sekolah
sebab cukup efektif meningkatkan hasil belajar siswa terutama komputer. Terdapat dua istilah
dalam perkembangan CD interaktif ini yaitu Computer Based Instructuion (CBI) dan
Computer Assisted Instructuion (CAI) Sifat media ini selain interaktif juga bersifat multi
media terdapat unsur-unsur media secara lengkap yang meliputi sound, animasi, video, teks
dan grafis. Beberapa model multimedia interaktif di antaranya:

a.

Model Drill: Model drills dalam CBI pada dasarnya merupakan salah satu starategi
pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui
penciptan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana yang sebenarnya.

b.

Model Tutorial: Program CBI tutorial dalam merupakan program pembelajaran yang
digunakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak berupa program
komputer yang berisi materi pelajaran. 

Model Simulasi: Model simulasi dalam CBI

pada dasarnya merupakan salah satu starategi pembelajaran yang bertujuan memberikan
pengalaman belajar yang lebih kongkrit melalui penciptan tiruan-tiruan bentuk pengalaman
yang mendekati suasana yang sebenarnya.
c.

Model Games: Model permainan ini dikembangkan berdasarkan atas “pembelajaran
menyenangkan”, di mana peserta didik akan dihadapkan pada beberapa petunjuk dan aturan
permainan.

Dalam

konteks

pembelajaran

sering

disebut

dengan

Instructional

Games(Eleanor.L Criswell, 1989: 20)
3. Video Pembelajaran. Video bersifat interaktif-tutorial membimbing siswa untuk memahami
sebuah materi melalui visualisasi. Siswa juga dapat secara interaktif mengikuti kegiatan
praktek sesuai yang diajarkan dalam video. Penggunaan CD interaktif di SD cocok untuk
mengajarkan suatu proses. Misalnya cara penyerbukan pada tumbukan, teknik okulasi,
pembelahan sel, proses respirasi dan lain-lain.
4.

Internet singkatan dari interconection and networking, adalah jaringan informasi global,
yaitu,“the largest global network of computers, that enables people throughout the world to
connect with each other¨. Internet diluncurkan pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari MIT
(Massachusetts Institute Technology) pada bulan Agustus 1962.

H. Multiple Intelegences Dalam pembelajaran
Multiple intelligence dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dalam tiga bentuk
utama yakni; orientasi kurikulum, metodologi pengembangan pembelajaran, dan evaluasi
hasil pembelajaran.
1. Orientasi Kurikulum
Kompentensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kebiasaan berpikir dan bertindak
secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seorang menjadi kompeten, dalam arti
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.
Dasar pemikiran untuk menggunakan konsep multiple intelligencei dalam kurikulum
adalah sebagai berikut:
a.

Multiple intelligence berkenaan dengan kemampuan peserta didik dalam melakukan sesuatu
dalam berbagai konteks.

b.

Multiple intelligence menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui peserta didik untuk
menjadi standart kompentensi.

c.

Multiple intelligence merupakan hasil belajar (leraning outcomes) yang menjelaskan hal-hal
yang dilakukan peserta didik setelah melalui proses pembelajaran.

d.

Kehandalan kemampuan peserta didik melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas
dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur.

e.

Penyusunan standart kompetensi, kompetensi dan hasil belajar hendaknya didasarkan pada
kecerdasan jamak yang ditetapkan secara proporsional, tidak melulu hanya apsek kognitif
atau spritual belaka tetapi seimbang dan tepat sasaran.

2. Pengembangan Metodologi Pembelajaran
a.

Metode bercerita, adalah salah satu bentuk untuk mengembangkan intelligence lingusitic,
dimana siswa diajak menyenangi dan mencintai bahasa, dimana siswa dapat menikmati suara
dari kata kata, menghargai dan memakai kekuatan dengan penuh tanggungjawab.

b. Problem solving: Siswa dihadapkan pada masalah konkret.
c.

Reflective thinking/critical thinking, siswa secara pribaddi atau berkelompok dihadapkan
pada suatu artikel, peristiwa, kasus, gambar, foto, dan lain sebagainya.

d. Group dynamic, siswa dibimbing untuk kerja kelompok secara kontinyu dalam mengerjakan
suatu proyek tertentu.
e.

Community bulding, siswa satu kelas diajak untuk membangun komunitas atau masyarakat
mini dengan aturan, tugas, hak, dan kewajiban yang mereka atur sendiri secara demokratis.

f.

Responsibility building, siswa diberi tugas yang konkret dan diminta membuat laporan
pertanggungjawaban secara jujur. Cara ini juga dapat dikembangkan untuk membangun
kecerdasan intapersonal.

g. Picnic, siswa merancang kegiatan santai di luar sekolah, tidak harus ke tempat jauh dan biaya
mahal. Untuk menggali nilai-nilai social, spritual, keindahan, dsb. Ini adalah cara yang tepat
untuk mengembangkan kecerdasan spatial, dan kecerdasan musical.
h. Camping study, siswa di ajak melakukan kegiatan kamping dalam rangka belajar. Kegiatan
ini juga tidak harus jauh, bisa di halaman sekolah.
i.

Kerja individu dan kelompok, proses pembelajaran pada intinya adalah pemberian layanan
kepada setiap individu siswa agar mereka berkembang segara maksimal sesuai dengan
potensi yang mereka miliki.

j.

Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental, banyak guru yang sudah merasa puas bila
menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Keadaan tersebut bukanlah ciri
yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering

bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan
tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan
tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah.
k.

Pertanyaan efektif, jika siswa diminta untuk mengerti dan bukan sekedar mengingat
informasi yang ditemukannya di dalam buku pelajaran, bahan rujukan, surat kabar dan
sebagainya, maka mereka haruslah aktif mengumpulkan informasi.

l.

Membandingkan dan mensintesiskan informasi, Pemahaman informasi yang dikumpulkan
dari sumberdaya dapat ditingkatkan jika siswa-siswa bekerja dalam kelompok dan setiap
anggota kelompok diberi sumber data yang berbeda untuk digunakan dalam mencari jawaban
atas pertanyaan yang sama.

m. Mengamati (mengawasi) aktif, Sering siswa-siswa tidak berpikir dan belajar aktif pada waktu
menonton video. Cara ini dapat digunakan guru untuk melatih anak mengemangkan
kecerdasan linguistic, kecerdasan musical.
n.

Peta akibat, metode ini dapat digunakan sebelum atau sesudah siswa-siswa mempelajari
sesuatu topik. Hal itu dapat digunakan untuk menemukan seberapa tuntas siswa-siswa dalam
memikirkan sesuatu isu atau peristiwa, atau dapat digunakan untuk menemukan apakah
mereka sudah mampu menerapkan informasi yang sudah dipelajarinya dalam menganalisis
situasi baru.

o. Keuntungan dan kerugian, suatu tugas analisis yang kurang rumit dapat melibatkan siswasiswa untuk memeriksa informasi yang mereka temukan tentang keputusan, sikap atau
tindakan yang kotroversial (menjadi sengketa).
p. Permainan peranan/ konferensi meja bundar, strategi-strategi ini meliputi permainan peranan
atau advokasi untuk kepentingan kelompok komunitas tertentu. Metode ini dapat
dikembangkan untuk untuk meransang anak agar terlahit kecerdasan interpersonalnya dengan
baik.
3. Pengembangan Evaluasi Hasil Pembelajaran
1. Evaluasi dikembangkan dengan prinsip untuk memberikan informasi kemajuan belajar siswa
dalam berbagai bidang intelligensi (kecerdasan jamak).
2.

Bentuk evaluasi harus dikembangkan dengan berbagai macam yang dapat mengakomodir
kecerdasan yang sangat kompleks, baik itu kecerdasan dalam lingusiti, logical mathematical,
interpersonal dan lain sebagainya.

3.

Proses penilaian benar benar berbasis kelas dan berangkat dari potensi apa yang dimiliki
anak, kemudian kecerdasan apa yang tepat untuk dikembangkan pada dirinya.

I.

Disiplin Ilmu Yang Mmendukung Teknologi Pendidikan

1.

llmu Perilaku. Ilmu perilaku, khususnya teori belajar, merupakan ilmu yang utama untuk
memperkembangkan teknologi pembelajaran. Landasan perilaku merupakan landasan yang
dapat memberikan pemahaman bagi pendidik tentang perilaku individu yang menjadi sasaran
layanan (klien). Untuk kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang
perlu dikuasai oleh pendidik adalah tentang : (a) motif dan motivasi; (b) pembawaan dan
lingkungan, (c) perkembangan individu; (d) belajar; dan (e) kepribadian.

2. Landasan Teori dalam llmu Komunikasi. Hoban berpendapat bahwa pendekatan yang paling
berguna untuk memahami dan meningkatkan efisiensi dibidang audiovisual adalah melalui
konsep komunikasi. Orientasi komunikasi ini menyebabkan lebih diperhatikannya proses
komunikasi informasi secara menyeluruh.
3. Landasan Teori dalam ilmu Sosiologi. Dalam ilmu sosiologi, manusia merupakan makhluk
sosial, saling berinteraksi satu sama lain, sehingga jika dikaitkan dengan teknologi
pendidikan,ilmu sosiologi menyatakan bahwa teknologi bukan hanya untuk masing-masing
orang tetapi untuk semua orang. Pendidikan sebagai gejala sosial dalam kehidupan
mempunyai landasan individual, sosial dan cultural.
4.

Landasan Teori dalam Ilmu Filsafat. Socrates (470-399) antara lain dengan metode
pembelajaran yang di kenal dengan metode”Mencari tahu” metode ini di laksanakan dengan
Tanya jawab ,dengan di mulai dari sesuatu yang sudah di ketahui oleh anak didiknya. Metode
ini

mempunyai

pengaruh

yang

kuat

dalam

penyusunan

bahan

pengajaran

terprogram ,Termasuk program pengajaran dengan computer.
5.

Landasan Teori dari Disiplin Lain. Lumsdaine (1964), lebih terinci ulasannya tentang
pengaruh teknologi dan perekayasaan dalam bidang teknologi pendidikan. Misalnya dari
kimia ditemukan litografi dan fotografi dari rekayasa mekanik ditemukan mesin cetak dan
peralatan proyeksi. Sedang penggabungan dari mekanik, optik, elektrik, dan elektronik
dihasilkan gambar hidup, alat perekam, radio, televisi, mesin pembelajaran dan computer.
Adalah tugas bidang teknologi pendidikan kemudian untuk menjabarkan keserasian
perangkat keras teknologi itu dengan hasil-hasil penelitian dalam ilmu perilaku dan teori
belajar.

J.

Ayat al-Qur’an dan Hadis yang berkaitan dengan Teknologi Pendidikan
Surah Ali-Imran 190-191:

        
  
     

        
      
Artinya:
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa
neraka.
Ayat diatas memberikan gambaran kepada manusia untuk memperhatikan alam
sekitarnya. Selain itu, biasanya ayat-ayat yang membahasnya diawali maupun diakhiri
dengan sindiran-sindiran seperti; "apakah kamu tidak memperhatikan?", "Apakah kamu tidak
berpikir?", "Apakah kamu tidak mendengar?", "Apakah kamu tidak melihat?". Sering pula di
akhiri dengan kalimat seperti "Sebagai tanda-tanda bagi kaum yang berpikir", "Tidak
dipahami kecuali oleh Ulul Albaab". Demikianlah Mukjizat terakhir Rasul, yang selalu
mengingatkan manusia untuk mendengar, melihat, berpikir, merenung, serta memperhatikan
segala hal yang diciptakan Allah di dunia ini.
Berkat dorongan ayat-ayat tersebutlah, ulama-ulama pada abad ke 8-10 Masehi di
Timur Tengah mampu mengembangkan ilmu-ilmu pengetahuan yang berlandaskan pada riset
(dengan cara mendengar, melihat, memperhatikan, merenungkan, dan memikirkan) dan
mengimplementasikannya dalam bentuk alat-alat maupun metode yang berguna bagi
kehidupan manusia.
Membuka kembali lembaran sejarah masa kejayaan Islam, kita akan mendapati
begitu banyak sumbangsih umat Islam bagi dunia Ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada
masa itu, dunia di luar Islam diselubungi kegelapan Ilmu. Perdukunan, mantra dan jampijampi menjadi jalan untuk pengobatan.

َ ‫ خ‬: ‫ال‬
َ ‫ه‬
َ ‫ق‬
‫ه‬
َ ‫ه‬
َ ‫َن‬
ِ ْ ‫ه عَلَي‬
ِ ‫ه َر‬
ِ ‫د الل‬
ِ ْ ‫عب‬
ْ ‫ع‬
ُ ‫لى الل‬
ُ ْ ‫عن‬
ُ ‫ي الل‬
َ ‫ي‬
َ ‫ص‬
ُ ِ ‫َط النَب‬
َ ‫ض‬
َ ََ‫وخ‬,
َ ‫وخ‬,
‫َط‬
ِ ‫َط خَطًا‬
ِ ‫جا‬
ِ ‫س‬
ً ‫َار‬
ً َ ‫م َرب‬
َ ‫و‬
َ ‫و‬
ُ َ ْ ‫من‬
ُ ‫م خَطَا‬
َ َ ‫سل‬
َ ‫ه‬
َ ْ ‫في ال‬
َ ‫عا‬
َ
ِ ‫طخ‬
َ
ْ
َ
َ
ً
ُ
‫في‬
ِ ‫ذي‬
ِ ‫ذي‬
َ ‫َارا إِلى‬
ِ ‫ه ال‬
ِ َِ ‫جانِب‬
ِ ‫ط‬
ِ ‫س‬
ِ ‫هذَا ال‬
ِ ‫خُططا‬
َ ‫ن‬
َ ‫و‬
ْ ‫م‬
َ ‫في ال‬
ً ‫صغ‬
َ
َ
َ ْ ‫حي‬
ْ ‫هذَا‬
َ :‫و‬
َ ‫و‬
َ ‫ق‬
ِ ‫م‬
َ ‫و‬
َ ( :‫ال‬
ِ َِ ‫ط ب‬
ِ ‫س‬
ُ ‫س‬
ْ‫قَ د‬
َ ‫هذَا أ‬
َ ْ ‫ال ِ ن‬
َ ‫و‬
ُ ‫ه‬
ُ ُ ‫جل‬
ْ ‫ أ‬-‫ه‬
َ ,‫ان‬
َ ,‫ط‬
َ ْ ‫ال‬
َ
َ
ُ َُ‫ه الْخُط‬
َ ‫ح‬
‫َار‬
‫َط‬
َ‫خ‬
َ ‫و‬
َ ‫و‬
ُ ‫ذي‬
َ ‫و‬
ِ ‫ذ‬
ِ َ‫ه‬
ِ َ ‫هذَا ال‬
ِ ِ ‫اط ب‬
ٌ ‫َار‬
َ ‫أ‬
ُ َ ُ ‫مل‬
َ ‫جأ‬
ِ
ُ ‫الص َغ‬
َ ,‫ه‬
َ ‫ه‬
َ ‫ه‬
ِ
َ ْ
َ ,‫ض‬
َ ‫ه‬
, ‫هَ ذَا‬
َ ُ‫ن أَخْطَََأَه‬
َ ‫ه‬
َ ُ‫ن أَخْطَََأَه‬
ْ ِ ‫وإ‬
ْ ِ ‫فإ‬
َ َ ‫ ن‬, ‫هَ ذَا‬
ُ َ‫ش‬
ُ ‫الع َْرا‬
َ ,‫هَ ذَا‬
َ ‫ه‬
(‫هذَا) (رواه البخارى‬
َ ‫ه‬
َ َ‫ن‬
ُ ‫ش‬
Artinya:“Nabi S.a.w membuat gambar persegi empat, lalu menggambar garis panjang di

tengah persegi empat tadi dan keluar melewati batas persegi itu. Kemudian beliau juga
membuat garis-garis kecil di dalam persegi tadi, di sampingnya: (persegi yang digambar

Nabi). Dan beliau bersabda : “Ini adalah manusia, dan (persegi empat) ini adalah ajal yang
mengelilinginya, dan garis (panjang) yang keluar ini, adalah cita-citanya. Dan garis-garis
kecil ini adalah penghalang-penghalangnya. Jika tidak (terjebak) dengan (garis) yang ini,
maka kena (garis) yang ini. Jika tidak kena (garis) yang itu, maka kena (garis) yang
setelahnya. Jika tidak mengenai semua (penghalang) tadi, maka dia pasti tertimpa
ketuarentaan.”(HR. Bukhari)
Beliau menjelaskan garis lurus yang terdapat di dalam gambar adalah manusia,
gambar empat persegi yang melingkarinya adalah ajalnya, satu garis lurus yang keluar
melewati gambar merupakan harapan dan angan-angannya sementara garis-garis kecil yang
ada disekitar garis lurus dalam gambar adalah musibah yang selalu menghadang manusia
dalam kehidupannya di dunia.
“Jika manusia dapat selamat dan terhindar dari cengkraman satu musibah, musibah lain
akan menghadangnya, dan jika ia selamat dari semua musibah, ia tidak akan pernah
terhindar dari ajal yang mengelilinginya.”(HR. Bukhari).
Lewat visualisasi gambar ini, Nabi S.a.w menjelaskan di hadapan para sahabatnya,
bagaimana manusia dengan cita-cita dan keinginan-keinginannya yang luas dan banyak, bisa
terhalang dengan kedatangan ajal, penyakit-penyakit, atau usia tua. Dengan tujuan memberi
nasehat pada mereka untuk tidak (sekedar melamun) berangan-angan panjang saja (tanpa
realisasi), dan mengajarkan pada mereka untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian.
Merenungkan hadis ini menunjukan kepada kita betapa Rasulullah saw seorang
pendidik yang sangat memahami metode yang baik dalam menyampaikan pengetahuan
kepada manusia, beliau menjelaskan suatu informasi melalui gambar agar lebih mudah
dipahami dan diserap oleh akal dan jiwa.
Dalam gambar ini beliau menjelaskan tentang hakikat kehidupan manusia yang
memiliki harapan, angan-angan dan cita-cita yang jauh ke depan untuk menggapai segala
yang ia inginkan di dalam kehidupan yang fana ini, dan ajal yang mengelilinginya yang
selalu mengintainya setiap saat sehingga membuat manusia tidak mampu menghindar dari
lingkaran ajalnya, sementara itu dalam kehidupannya, manusia selalu menghadapi berbagai
musibah yang mengancam eksistensinya, jika ia dapat terhindar dari satu musibah, musibah
lainnya siap menghadang dan membinasakannya dan seandainya ia terhindar dari seluruh
musibah, ajal yang pasti datang suatu saat akan merenggutnya.
 Analisis Hadist
Dari penjelasan mengenai isi kandungan hadits di atas, disitu dikisahkan tentang
Rasulullah saw menggambar persegi empat dan membuat garis-garis lurus ketika beliau
menyampaikan ajarannya kepada para sahabat-sahabatnya. Hal ini berarti Rasulullah

menggunakan sarana gambar-gambar tersebut untuk memberi gambaran perumpamaan dan
mempermudah dalam menyampaikan isi materi yang diajarkannya. Jika memiliki kita
korelasikan dengan dunia teknoligi pendidikan, hadits tersebut berkaitan dengan salah satu
komponen dalam pendidikan yakni media pembelajaran.
Media pembelajaran diklasifikasikan menjadi beberapa macam, sesuai dengan materi
di atas bahwa media pembelajaran dibagi menjadi empat macam, yaitu media dua dimensi,
media tiga dimensi, media proyeksi, dan media informasi. Gambar seperti yang terkandung
dalam hadits tersebut termasuk kategori media dua dimensi, yaitu media yang hanya dapat
dilihat dari satu sisi (dari depan).
Pada fenomena sekarang media dua dimensi semakin berkembang sesuai dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan perkembangan zaman, sehingga memiliki berbagai
macam antara lain media grafis, media bentuk papan, dan media cetak. Dan gambar
merupakan bagian dari berbagai macam media grafis.
Diposkan oleh faisal buchari di 22.01
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Poskan Komentar
Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)