Nalisis Likuiditas Pada Perusahaan PDAMI

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS LIKUIDITAS PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR
MINUM (PDAM) INTAN BANJAR
BANJARBARU

MANAJEMEN KEUANGAN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN

2008

ii

DAFTAR ISI

Daftar Isi .................................................................................................................... ii
BAB I


Pendahuluan ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3
1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................................

3

BAB II Tinjauan Pustaka.......................................................................................... 5
2.1 Landasan Teori ...................................................................................... 5
2.2 Penelitian Sebelumnya ........................................................................... 11
2.3 Kerangka Pikiran ................................................................................... 12
BAB III Metodologi Penelitian .................................................................................. 14
3.1 Objek Penelitian..................................................................................... 14
3.2 Variabel Penelitian ................................................................................. 14
3.3 Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 15
3.4 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 15
3.5 Teknik Analisis Data.............................................................................. 15
Daftar pustaka ............................................................................................................ 17

iii


BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Dalam menghadapi krisis finansial yang terjadi sekarang ini, sebuah perusahaan
ataupun lembaga usaha baik milik pemerintah maupun swasta dituntut untuk lebih
memaksimalkan kinerjanya dalam berbagai hal. Dalam melakukan hal tersebut di dalam
sebuah perusahaan atau lembaga usaha diperlukan manajemen yang baik, yang bisa
mengelola semuanya dengan maksimal.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk memulihkan kondisi
perekonomian tersebut karena terdapat banyak rintangan yang harus dihadapi. Salah satu
upaya yang dilakukan pemerintah dengan ditetapkannya suatu dasar kebijakan untuk
memberikan kewenangan yang lebih luas kepada masing-masing daerah agar dapat
menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya yang dimiliki semaksimal
mungkin.
Berdasarkan kebijakan tersebut daerah diberikan kekuasaan sepenuhnya untuk
mengembangkan wilayahnya, dimana pemerintah pusat hanya memiliki sedikit andil
untuk memberikan bantuan pada pemerintah daerah. Pemerintah daerah harus berupaya
dalam memperbaiki kinerja keuangannya.

Berdasarkan hal tersebut manajemen yang handal harus ada disetiap perusahaan.
Dimana keberhasilan operasi, kinerja dan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka
panjang tergantung dari keputusan tim manajemen. Selain itu manajemen juga perlu
melakukan penilaian atas kinerja keuangannya per periode sehingga berdasarkan hasil

iv

kinerja tersebut tim manajemen dapat mengetahui maju mundurnya perusahaan tersebut.
Yang nantinya akan berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) merupakan salah satu unit usaha milik
daerah, yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat. Sebuah perusahaan
yang didirikan oleh pemerintah daerah yang dapat meningkatkan pendapatan daerah.
PDAM sebagai salah satu perusahaan daerah berupaya untuk menigkatkan kinerja
keuangannya yang salah satunya bercermin dari tingkat keuntungan yang diperoleh per
periode.
Adapun Laporan Rugi/Laba dan Neraca per 31 Desember (tahun 2006-2007)
dapat dihitung tingkat likuiditas rasio lancar yang membandingkan total aktiva lancar
dengan total kewajiban lancar, yang dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Intan Banjar

Current Ratio
Tahun 2006-2007
Tahun

Aktiva Lancar

Kewajiban Lancar

Rasio Lancar

2006

Rp.16.514.786.000

Rp. 9.398.036.000

1,7

2007


Rp.26.756.656.000

Rp.11.120.487.000

2,4

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa Current Ratio Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Intan Banjar mengalami peningkatan dalam kisaran yang agak
rendah yaitu 0,7 poin dari tahun sebelumnya. Sedangkan rasio lancar yang normal adalah
berkisar dari 1,5 s/d 2. Jadi di tahun 2006 kemampuan likuiditas Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) sudah stabil, kemudian di tahun 2007 mengalami peningkatan yang

v

berakibat terlambatnya perusahaan memenuhi finansial jangka pendeknya. Sehingga
masih diperlukan usaha-usaha untuk mengurangi tingkat rasio lancar yang nantinya akan
mempermudah perusahaan dalam mempercepat memenuhi kebutuhan finansial jangka
pendek.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas maka penulis mencoba mengemukakan
rumusan masalah dari Analisis Likuiditas pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Intan Banjar adalah sebagai berikut :
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengatuhi tingkat Current Ratio pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Intan Banjar.
2. Bagaimana pengaruh modal dan kewajiban terhadap tingkat current ratio.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan Umum :Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
tingkat likuiditas sebagai salah satu alat ukur untuk mengukur kinerja pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Intan Banjar.



Tujuan Khusus :
Menghitung dan menganalisa Current Ratio dan Quick Ratio Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Intan Banjar.


Sedangkan manfaat dari penelitian ini diharapkan :

vi



Memberikan masukan atau sumbangan pemikiran kepada Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Intan Banjar agar lebih dapat memaksimalkan kinerja
keungannya melalui analisis rasio likuiditas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3. Landasan Teori
1. Analisis Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva
lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Likuiditas perusahaan menggambarkan

vii


kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
kepada kreditor jangka pendek. Untuk mengukur kemampuan ini biasanya digunakan
angka ratio modal kerja, cureent ratio, acid-test/quick rasio, perputaran piutang
(account receivable turnover) dan perputaran persediaan.
Analisis likuiditas yang lengkap membutuhkan penggunaan anggaran kas,
tetapi dengan menghubungkan jumlah kas aktiva lancar lainnya terhadap kewajiban
lancar, analisis rasio memberikan pengukuran likuiditas yang cepat dan mudah.
Terdapat dua macam rasio likuiditas yang sering digunakan yaitu rasio lancar (current
ratio) dan rasio cepat (quick ratio).
2. Modal Kerja
Modal kerja merupakan hal yang paling utama dalam mendirikan sebuah
perusahaan. Modal kerja merupakan selisih antara total aktiva lancer dengan utang
lancer. Jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan menjadi perhatian besar para
kreditor jangka pendek, karena angka ini menunjukkan jumlah aktiva yang dibelanjai
dari sumber dana jangka panjang, yang tidak memerlukan pembayaran kembali
jangka pendek. Makin besar angka modal kerja ini, berarti semakin besar kepastian
bahwa utang jangka pendek akan dilunasi tepat waktu.
Modal kerja yang tinggi tidak memberikan jaminan bahwa utang akan dapat
dibayar pada saat jatuh temponya. Tingginya angka modal kerja dapat disebabkan
adanya persediaan yang tidak laku terjual atau telah using. Oleh karena itu, untuk

memperoleh perspektif yang benar, angka modal kerja harus dilengkapi dengan
angka-angka cureent ratio, quick ratio, perputaran piutang dan perputaran persediaan.
3. Rasio Lancar (Current Ratio)

viii

Rasio lancar (current ratio) merupakan salah satu metode yang paling sering
digunakan dalam menganilisis tingkat likuiditas suatu perusahaan. Elemen-elemen
yang digunakan dalam perhitungan modal kerja dapat dinyatakan dalam ratio, yang
membandingkan antara total aktiva lancar dan utang lancar. Aktiva lancer
membandingkan alat bayar dan diasumsikan semua aktiva lancer benar-benar bisa
digunakan untuk membayar. Sedangkan utang lancer menggmbarkan yang harus
dibayar dan diasumsikan semua utang lancer benar-benar dibayar.
Current ratio sangat berguna untuk mengukur likuiditas perusahaan, akan
tetapi dapat menjebak. Hal ini dikarenakan current ratio yang tinggi dapat disebabkan
adanya piutang yang tidak tertagih yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk
membayar utang. Untuk menguji apakah alat bayar yang digunkan tersebut likuid
perusahaan harus menentukan alat bayar yang mana yang kurang atau tidak sesuai
harus dikeluarkan dari aktiva lancer. Alat bayar yang kurang likuid ini misalnya
persediaan dan pos-pos yang analog dengan persediaan.

Jika sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan, maka perusahaan
tersebut mulai membayar tagihannya (utang usaha) dengan lebih lambat, meminjam
dari bank, dan lain sebagainya. Jika kewajiban lancer meningkat lebih cepat
dibandingkan aktiva lancer, maka rasio lancer akan turun dan hal ini akan
menimbulkan permasalahan. Karena rasio lancar memberikan indicator terbaik atas
besarnya klaim kreditor jangka pendek yang dapat ditutup oleh aktiva yang
diharapkan akan dikonversi menjadi kas relative lebih cepat, maka hal ini paling
banyak digunakan dalam mengukur solvensi jangka pendek.
4. Rasio Cepat (Quick Rasio)

ix

Ukuran likuiditas perusahaan yang lebih teliti dapat ditemukan pada angka
ratio yang disebut rasio cepat (quick ratio). Pada rasio ini persediaan dan persekot
biaya dikeluarkan dari total aktiva lancer, dan hanya menyisakan pos-pos aktiva
lancer yang likuid saja yang dapat dibagi dengan utang lancer.
Rasio cepat dirancang untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat
memenuhi

kewajibannya,


tanpa

harus

melikuidasi

atau

bergantung

pada

persediaannya. Persediaan tidak sepenuhnya diandalkan, karena persediaan bukanlah
sumber kas yang bias segera diperoleh, dan bahkan mungkin tidak mudah dijual pada
kondisi ekonomi yang lesu.
Persediaan adalah aktiva lancer yang paling tidak likuid, dan bila terjadi
likuidasi maka persediaan merupakan aktiva yang paling sering menderita kerugian.
Oleh karena itu, pengukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek tanpa mengandalkan persediaan merupakan hal yang penting.
5. Laporan Keuangan
Pengertian Laporan Keuangan menurut:
* H.M Djaperi, AK menyatakan bahwa laporan keuangan adalah merupakan
suatu penyajian hasil kegiatan/usaha dari keadaan/posisi financial kepada
yang berkepentingan (1992;9)

* Farid Djahidin, menyatakan bahwa laporan keuangan adalahmerupakan
suatu gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya pada
periode I akutansi) dan memberikan gambaran tentang kondisi keuangan
yang dicapai dalam waktu tersebut (1995;9).

x

Kegunaanya adalah untuk memberikan gambaran mengenai prestasi yang
dicapai perusahaan selama periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan
dalam perusahaan tersebut, seperti manajer perusahaan, para pemilik atau pemegang
saham, lembaga keuangan atau Badan-Badan Lembaga Pemerintah.
Adapun pihak-pihak yang biasanya membutuhkan laporan keungan adalah
sebagai berikut:
1 Manajer Perusahaan, untuk mengetahui keadaan atau posisi pada masa lalu untuk
dijadikan sebagai dasar mengambil langkah-langkah atau kebijaksanaan pada masa
yang akan dating dan mengetahui penyimpangan yang terjadi dalam perusahaan agar
dapat diatasi dan dilakukan perbaikan dimasa mendatang.
2 Para Pemilik atau Pemegang Saham, untuk mengetahui keadaan perusahaan dan
menjaga keamanan dana yang ditanamkannya pada perusahan tersebut serta untuk
mengetahui kondisi tersebut.
3 Lembaga-lembaga Keuangan atau Bank, untuk mengetahui perkembangan dan
kemampuan perusahaan tersebut dan keadaan finansialnya, agar pihak-pihak lembaga
keuangan dan bank dapat terjamin dalam pemberian jaminan.
4 Lembaga-Lembaga Pemerintah serta Dinas Perpajakan berkepentingan sebagai dasar
dalam menentukan tingat persentase pajak yang dibebankan terhadap perusahaan
yang bersangkutan.
6. Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan atau melaporkan
keadaan atau jumlah kekayaan, kewajiban keuangan dan modal sendiri perusahaan
pada waktu tertentu. Neraca menunjukkan posisi keuangan pada perusahaan pada saat

xi

tertentu, biasanya pada awal dan akhir tahun pada periode tertentu. Pada sebelah
debet menggambarkan susunan aktiva dan modal perusahaan.
7. Laporan Rugi Laba
Laporan rugi laba adalah sebuah laporan yang sistematis mengenai
penghasilan, pendapatan, biaya, rugi-laba yang diperoleh suatu perusahaan selama
periode tertentu.
Prinsip-prinsip yang umumnya diterapkan pada laporan rugi/laba adalah:
a. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok
perusahaan diikuti dengan harga pokok dari barang atau jasa yang dijual, sehingga
diperoleh harga kotor.
b. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari biaya
administrasi, biaya penjualan dan biaya umum.
c. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh diluar pokok operasi
perusahaan yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar pokok perusahaan.
d. Bagian terakhir menunjukkan laba atau rugi dengan insendentil sehingga akhirnya
diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

4. Penelitian Sebelumnya
Wildaniah, Manajemen 2003 “Analisisi Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas
pada PT. Mensa Bina Sukses Banjarmasin”. Hasil penelitian Wildaniah menjelaskan
bahwa pada PT. Mensa Bina Sukses Banjarmasin dari tahun 1999-2002 tingkat
perusahaan dengan alat ukur current ratio dan quick ratio pada tahun 2002 menunjukkan

xii

tingkat rasio menurun dari tahun-tahun sebelumnya, namun masih dianggap cukup bagus
sebab mendekati prinsip keamanan 200% atau 2:1 dan 100% 1:1.
Tingkat solvabilitas perusahaan dengan alat ukur total asset to debt ratio
menunjukkan tingkat rasio yang cukup bagus sebab dari 1999-2002 melebihi ketentuan
rasio yang baik 120%. Berarti seluruh aktiva yang dimlikinya mampu untuk membayar
seluruh utangnya. Sedangkan net worth to debt ratio masih dianggap kurang bagus sebab
dari tahun 1992-2002 rasionya masih berada dibawah kisaran 100% (berpatokan pada
rasio yang lebih baik dari 100%) berrti perusahaan lebih banyak dibiayai oleh modal
asing daripada modal sendiri.
Keadaan rentabilitas perusahaan masih sangat rendah dan cenderung mengalami
penurunan, meski tahun 2000 meningkat namun kenaikannya relatif kecil. Berarti
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba masih relatif rendah.
Persamaannya dengan penelitan yang sekarang adalah sama-sama meneliti
tentang rasio keuangan. Perbedaannya adalah rasio yang diteliti lebih fokus pada rasio
likuiditas dan juga objek penelitiannya.

2.3 Kerangka Pikiran
Pentingnya penggunaan modal kerja dan penyaluran kredit sangat berpengaruh
dalam kelangsungan hidup suatu perusahaan. Tingkat penggunaan modal dan kewajiban
yang tepat dapat memaksimalkan kinerja keuangan suatu perusahaan. Dengan
menggunakan analisis rasio likuiditas yang terdiri dari rasio lancer dan rasio cepat kita
dapat melihat factor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.
Laporan Keuangan

xiii

Analisis Likuiditas

Quick Rasio

Current Rasio

Aktiva Lancar Kewajiban
Aktiva
Kewajiban
Lancar
Persediaan
Lancaruntuk menganalisis
Lancarlikuiditas
Laporan keuangan merupakan alat yang digunakan
suatu perusahaan. Dari variabel-variabel di dalam analisis likuiditas ini menggunakan alat
analisis quick ratio dan current ratio.
Dari analisis ini dapat diketahui kondisi keungan perusahaan sehingga dapat
digunakan untuk membantu pihak manajemen dalam menetapkan kebijakan-kebijakan
untuk memperbaiki keadaan keuangannya. Dengan kebijakan serta langkah yang tepat
maka diharapkan dapat membantu dalam proses pencapaian tujuan perusahaan, baik
tujuan jangka pendek, menengah dan panjang.

xiv

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian
Yang menjadi objek penelitian saya adalah Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Intan Banjar yang berlokasi di Jl. P. Hidayatullah No. 24 Banjarbaru
Kalimantan Selatan.

3.2 Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang dikumpulkan meliputi:
Variabel Bebas (Independent Variable) yaitu Rasio Likuiditas.

xv

Adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan
kewajiban lancar.
Variabel Terikat (Dependent Variable) yaitu Quick Ratio dan Current Ratio.
Quick ratio terdiri dari aktiva lancer dikurangi dengan persediaan dibandingkan
dengan kewajiban lancer.
Current ratio membandingkan antara Aktiva lancar (modal) dengan kewajiban
lancar (utang).

3.3 Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan yang digunakan adalah data kuantitatif yaitu
data yang berbentuk angka, seperti laporan keuangan tahun 2006 sampai tahun
2007.

2. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang
diperoleh langsung dari PDAM Intan Banjar berupa laporan keuangan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

xvi

Dalam melaksanakan penelitian ini penulis memperoleh data dan informasi
dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan melalui surat kabar dan selanjutnya
mengambil data yang diperlukan.

3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan ialah teknik analisa data kuantitatif yang
didapat dari laporan keuangan PDAM Intan Banjar pada tahun 2006-2007 yang
kemudian dianalisis dengan menggunakan dasar-dasar teoritis dari landasan teori
yang sudah ada.
Teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan rasio-rasio yang
berkaitan dengan analisis rasio likuiditas. Yang dapat dilihat sebagai berikut:
Rasio Likuiditas
1) Current Ratio
Aktiva Lancar x 100%
Hutang Lancar
2) Quick Ratio
Aktiva Lancar – Persediaan x 100%
Hutang Lancar

xvii

DAFTAR PUSTAKA

Eugene F. Brigham dan Joel F.Houston. 2001. Manajemen Keuangan Buku ke-1.
Jakarta: Eralangga
John J. Wild, K. R Subramanyam dam Robert F. Halsey. 2005. Financial
Statement Analysis Buku ke-2. Salemba Empat
Munawir. S. 2004. Analisa Laporan Keuangan Edisi keempat. Liberty.
Yogyakarta

xvii

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65