Khutbah Gerhana Matahari pdf 1

Khutbah Sholat Sunnah Kusuf (Gerhana Matahari)
Musholla Al Muhajirin – Cluster Heliconia, 9 Maret 2016.

َُ‫اُعدَد‬
َُ ‫ُ َت َب َر َُُالَ ّذ ُُ َج َع‬،‫نُ ّب ّع َب ّدُّهُ َخبّ رً اُبَصّ رً ا‬
َُ ‫لُالَ ّذ ُُ َك‬
َُّ ّ ُُ‫اَل َحمد‬
َ ‫ُ َ َق َد َرهُ َم َن ّز َلُلّ َتع َم‬،‫سُضّ َ ءًُ َ ال َ َم َرُن رًُا‬
َ ‫لُال َشم‬
ُ َ‫ُ َ دَ اعّ َ ُإّل‬،‫لُ ُأَش َ دُُاَنَُُم َحم ًَداُ َعبدهُُ َرس لهُُالَ ّذ ُُ َب َع َثهُُبّ ل َح ُُِبَشّ رً اُ َ َن ّذ رً ا‬
ُ َُ‫ل‬
ُ ّ‫لَُإّلَ َُهُإ‬
ُ ُ‫ن‬
ُ َ‫ُأَش َ دُُا‬، ‫ال ِس ّن َنُ الح َّس‬
ُ‫ص ِلُُ س ُع ُهذاُالنب ُالمجتب ُالذ ُأنزلُإل هُال رأنُل ك نُل ع لم نُنذ را‬
َ َُُ َ ‫ُاَل‬.‫ال َح ُُِ ّبإّذنّ ُّهُ َ سّ َراجً ُمنّ رً ا‬
ُ .‫ُأ ُالن سُات اُلُح ُت تهُ لُتم تنُإلُ أنت ُمس م ن‬.‫صح ّب ُّهُ َ َس ِ ُُ َتس ّ م ُ َك ّث رً ا‬
َ َ ُ‫َ َع َ ُآلّ ُّه‬
ُ‫لُإّلَ َُهُإّل‬
ُ َ ُُ ‫لُال َم ّ ُُال َح‬
َُ ُ َ‫نُ َف َت َع ل‬

َُ ‫لُتر َجع‬
ُ َ ُ ‫ُ{أَ َف َحسّ بت ُُأَ َن َم ُ َخ َ َن ك ُُ َع َب ًث ُ َ أَ َنك ُُإّلَ َن‬: ‫ف لُلُتع ل ُف ُال رأنُالكر‬
ُ }ُّ ‫شُال َك ّر‬
ُّ ‫ه َُُ َر ُُال َعر‬
‫ُأَ َم ُ َبعد؛‬
Segala puji bagi Allah pemilik matahari dan rembulan, pengendali siang dan malam, Dialah Tuhan seru sekalian
alam, yang telah menganugerahkan begitu banyak nikmat kepada kita yang mana jikalau kita kumpulkan
seluruh dahan ranting pohon di muka bumi ini sebagai pena, seluruh sumber air kita jadikan sebagai tinta, dan
dedaunan pohon di dunia ini kita jadikan alas tulis untuk menuliskan seluruh nikmat Allah yang telah
diberikanNya niscara hal itu tidak akan mampu menampungnya.
Selanjutnya Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah ke haribaan Nabi Besar Muhammad SAW,
sang pembawa risalah, penerang dalam gelap, penunjuk jalan yang lurus, dan pembawa syafaat, semoga
kesejahteraan juga selalu mengalir kepada para sahabat, tabiin dan tabiut tabiin serta seluruh umatnya yang
selalu istiqomah diatas jalan yang telah beliau rintis hingga akhir waktu.
Jamaah Sholat Gerhana yang semoga selalu dalam lindungan Allah,
Syariat Islam yang indah senantiasa membekali seorang muslim panduan dalam menjalani kehidupan. Bukan
hanya seputar aktifitas dan kegiatan rutinitas sehari-hari, tapi bahkan juga saat 'menghadapi' beberapa
fenomena alam yang menjadi salah satu tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Fenomena gerhana matahari total
misalnya yang saat ini sedang kita alami di beberapa tempat di Indonesia khususnya, ternyata juga
mengundang perhatian banyak pihak dan menimbulkan uforia tertentu baik di dunia maya ataupun dunia

nyata.
Setidaknya ada tiga sikap atau kecenderungan yang nampak dari seseorang muslim saat ini dalam
menghadapi fenomena langka ini yang mana menurut para ahli:
1. Hanya terjadi di negara Indonesia, yang lainnya samudera pasifik.
2. GMT 2016 adalah yang pertama terjadi pada Abad ke-21 di Indonesia, berikutnya pada 20 April 2023.
3. Secara umum, GMT hanya akan terjadi sekitar 300 tahun sekali di satu daerah. Wilayah Sumatera
Selatan dan Bangka termasuk yang sungguh beruntung. "Kejadian terakhir pada 1988 dan berulang
pada
, jadi ha ya tahu . Masih beru tu g. Di daerah lai
tahu .“
Tiga sikap dan kecenderungan tersebut antara lain :
Pertama : Acuh dan Tidak Peduli
Barangkali fenomena alam yang begitu besar ini tidak masuk dalam agenda mereka. Yang ada dalam benak
mereka adalah menjalankan rutinitas dan aktifitas seperti biasa, nyaris tak ada beda. Mereka golongan yang
selalu mengagungkan " I don't care" terhadap segala sesuatu yang dirasakan tidak memberikan manfaat
kepada mereka. Padahal fenomena ini adalah "ujian" keimanan bagi setiap muslim, apakah mereka termasuk
yang mau mengambil pelajaran atau acuh dan tak peduli.

Ini senada dengan apa yang disebutkan oleha Allah di dalam Al Qur’an:


ُ‫ن‬
َُ ‫نُ َع َ َ ُ َ ه ُُ َعن َ ُمع ّرض‬
َُ ‫ضُ َ مر‬
ُ ّ ‫َك َُِنُُ ّمنُُآ َ ُُف ُالسَم ا ُُّ َ اأَر‬
Da a yak sekali ta da-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka lewati, sedang mereka
erpali g dari pada ya. (Q.S Yusuf: 105)

....‫نع ذُب لُث ُنع ذُب ل‬
Kedua : Fokus pada Keindahan & Pendekatan Ilmiah semata
Ada yang bersemangat menyambut gerhana, tapi dengan pendekatan yang berbeda. Satu sisi mengupas secara
ilmiah dengan berbusa-busa, tetapi lupa mengaitkannya dengan kuasa dan ijin Allah SWT. Pada sisi lain ada
yang melihatnya sebagai momentum wisata yang luar biasa, maka mereka bersiap untuk mengabadikan dan
merekam keindahannya. Beberapa pemerintah daerah dan biro travel bahkan tidak telat membuat paket
khusus wisata gerhana. Sebentar lagi mungkin akan ada ajang selfie dengan latar belakang gerhana matahari.

....‫نع ذُب لُث ُنع ذُب ل‬
Ketiga : Takut Sial dan Percaya pada Mitos
Kelompok ini barangkali bisa dibilang kelompok "gagal move on", yang mungkin di masa kecilnya terlalu sering
dibuai dengan dongeng tentang gerhana. Sehingga hingga hari ini masih menyisakan trauma berkepanjangan
luar biasa tentang munculnya gerhana. Sebagian yang lain justru meyakini bahwa fenomena ini akan terkait

dengan gejolak dan perubahan politik di suatu daerah berdasarkan ramalan dari orang yang disebut dengan
paranormal.
Dalam salahsatu sabdanya Rasulullah SAW mengingatkan kita:

ِ ُُ‫منُُ َر َدته‬
َُ‫ل‬
ُ ّ‫لَُ َخ َُرُإ‬
ُ َُُ َ ‫اَل‬:ُُ ‫ُأَنُُ َ َلُُأَ َحده‬:‫ل‬
َُ ‫لُ َم ُ َك َ َرةُُ َذلّ َ ؟ُ َق‬
ُّ ُ‫ل‬
َُ ‫ُ َ ُ َرس‬:‫ُ َق ل ا‬، َ ‫الط َ َرةُُ ّمنُُ َح َج ُُ َف َ ُدُأَش َر‬
.َُ ‫لَُإّلَ َُهُ َغ ر‬
ُ َ َُُ ‫لَُ َط ر‬
ُ ّ‫لَُ َط َُرُإ‬
ُ َ َُُ ‫َخ ر‬
Barangsiapa mengurungkan niatnya karena thiyarah (merasa sial/ mengundi nasib), maka ia telah berbuat
syirik. Para “aha at erta ya: Lalu apakah te usa ya? Beliau “hallallahu alaihi wa sallam menjawab:
He daklah ia e gu apka : Ya Allah, tidak ada ke aika ke uali ke aika dari E gkau, tiadalah uru g itu
(yang dijadikan objek tathayyur) melainkan makhluk-Mu dan tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan
e ar ke uali E gkau. (HR Ahmad)

Ancaman yang lainnya juga adalah dalam sabda beliau:

ُ‫لُ َع َ ُم َحمَد‬
َُ ‫ص َد َقهُُ ّب َم ُ َ لُُ َف َ ُدُ َك َ َُرُ ّب َم ُأن ّز‬
َ ‫َمنُُأَ َت ُ َك هّنُ ًُأَ ُُ َعرَ افُ ًُ َف‬
Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur
pada Al Qur a ya g telah diturunkan pada Muhammad. (HR Ahmad)
Hadirin yang selalu mengharap perlindungan Allah,
Tiga sikap ini bukanlah cara dan ajaran Islam dalam menyambut gerhana baik matahari atau bulan. Yang benar
yang diajarkan oleh islam bagaimana seorang muslim menyikapi fenomena ini adalah menghubungkan antara
ilmu pengetahuan/ fenomena alam dengan kekuasaan Allah Subhanahu Wata’ala.
Allah berfirman:

ُ }ُّ ‫شُال َك ّر‬
ُّ ‫لُإّلَ َُهُإّلُه َُُ َر ُُال َعر‬
ُ َ ُُ ‫لُال َم ّ ُُال َح‬
َُ ُ َ‫نُ َف َت َع ل‬
َُ ‫لُتر َجع‬
ُ َ ُ ‫{أَ َف َحسّ بت ُُأَ َن َم ُ َخ َ َن ك ُُ َع َب ًث ُ َ أَ َنك ُُإّلَ َن‬
Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main (saja), dan

bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenarnya tidak ada
Tuhan selain Dia, Tuhan (yang mempunyai) 'Arasy yang mulia . (Al-Mu’ i u :
-116)
{‫ر‬
ُّ ‫ّنُال َن‬
َُ ‫اُم‬

‫نُ َك َر‬
َُ ‫نُ َك َر اُ َف َ لُُلّ َ ّذ‬
َُ ‫ضُ َ َم ُ َب َن َم ُ َب طّ اُ َذلّ َُُ َظنُُالَ ّذ‬
َُ ‫} َ َم ُ َخ َ َن ُال َس َم َُءُ َ اأر‬

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang
demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan
asuk eraka . (Shad: 27)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:

ُ ‫لُ َح َب ُُ ّف‬
َُ َ ُ َ ‫لُ َ ع َم‬
َُ ّ‫لُه َُُُۚ َ َ ع َ ُُ َم ُفّ ُال َبرُُِ َ ال َبح ُّرُُۚ َ َم ُ َتس طُُ ّمنُُ َ َر َق ُُإ‬

َُ ّ‫لُ َ ع َم َ ُإ‬
َُ ُُّ ‫َ عّ ندَ هُ َم َ تّحُُال َغ‬
ُ ّ ‫ظ َم ُُّاأَر‬
ُ‫لُ ّف ُ ّك َت ُُم ّب ن‬
َُ ّ‫لُ َ ّبسُُإ‬
ُ َ َ ُُ ‫لُ َرط‬
ُ َ َ ُ‫ض‬
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan
Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah
atau ya g keri g, elai ka tertulis dala kita ya g yata Lauh Mahfudz . QS Al A ’aa
Para shahabat pun ketika itu mengira bahwa terjadinya gerhana merupakan fenomena alam yang menandakan
atau mengakibatkan sesuatu dalam kehidupan atau diri manusia, namun segera Rasulullah meluruskan
anggapan para shahabat tersebut.

َُّ ُ‫ل‬
ُّ ‫َك َس َ ُُّال َشمسُُ َع َ ُ َع ُّدُ َرس‬
ُُّ ‫لُال َن سُُ َك َس َ ُُّال َشمسُُ ّل َم‬
َُ َ ‫ُ َف‬،ُُ ‫برا ّه‬
َ ّ‫لُ–ُص ُلُع هُ س ُ–ُ َ َُُ َم َُُإ‬

َ
َُ َ ‫ُ َف‬.َُُ ‫برا ّه‬
ُ‫ُ َفإّ َذا‬،ُ‫لَُل َّح َ ّت ُّه‬
ُ َ ُُ‫نُلّ َم ُُّأ َحد‬
ُّ َ ّ‫لَُ َ ن َكس‬
ُ ُ‫مسُ َ ال َ َم َُر‬
َُ ‫لُ–ُص ُلُع هُ س ُ–ُ«ُإّنَُُال َش‬
َُّ ُُ‫لُ َرس ل‬
َ ّ‫إ‬
»َ‫ل‬
َُ ُ‫ص اُ َ ادع ا‬
َ ‫َرأَ ت ُُ َف‬
Di asa ‘asulullah shallallahu alaihi wa salla per ah terjadi gerha a atahari ketika hari ke atia
Ibrahim. Kemudian orang-orang mengatakan bahwa munculnya gerhana ini karena kematian Ibrahim. Lantas
‘asulullah shallallahu alaihi wa salla
ersa da, “esungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi
kare a ke atia atau lahir ya seseora g. Jika kalia
elihat gerha a terse ut, aka shalat da erdo alah.
(HR. Bukhari no. 1043)
Hadirin Jamaah Sholat Gerhana yang semoga diampuni oleh Allah dosa-dosanya,

Sebagai seorang muslim yang bijak tentunya fenomena langka ini janganlah sampai menjadikan kita terlena
dengan hanya menyikapinya seperti sebagian orang, hendaknya kita jadikan fenomena ini sebagai pengingat
dari Allah SWT bahwa apa yang Ia kehendaki akan terjadi dan Dia adlah sang maha Berkehendak, kita harus
yakin bahwa ketiak Allah menampakkan sesuatu dalam kehidupan kita tentunya itu bukan merupakan suatu
kesia-siaan.
Ada beberapa amalan yang perlu kita pergiat sehubungan dengan fenomena ini:
1. Merasa takut akan azab Allah/takut akhir zaman.

‫ُ َف َ َُُ َف ّزعً ُ َ خ َش‬- ‫ص ُلُع هُ س‬-ُُِ ‫نُال َن ّب‬
ُّ ‫لُ َخ َس َ ُُّال َشمسُُ ّف ُ َز َم‬
َُ ‫ُم َس ُ َق‬
ُ ‫نُال َس َع‬
َُ

‫َعنُُأَ ّب‬
‫نُ َتك‬
ُ َ‫ُأ‬

A u Musa Al Asy ari radhiyallahu a hu e uturka , Per ah terjadi gerha a atahari pada za a
‘asulullah shallallahu alaihi wa salla . Na i la tas erdiri takut kare a khawatir akan terjadi hari

kiamat . (HR Muslim.
Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan mengenai maksud kenapa Nabi shallallahu ’alaihi wa
sallam takut, khawatir terjadi hari kiamat di antaranya: Gerhana tersebut merupakan tanda yang
muncul sebelum tanda-tanda kiamat seperti terbitnya matahari dari barat atau keluarnya Dajjal. Atau
mungkin gerhana tersebut merupakan sebagian tanda kiamat. (Syarh Muslim, 3/322)

ُّ َ ‫لُ َش ّد دُُال ّع‬
َُ ‫لُتصّ َبنَُُالَ ّذ‬
َُ ًُُ ‫ا َت اُفّت َن‬
َ ‫نُ َظ َم اُمّنك ُُ َخ‬
ََُ َُُ‫ص ًُُ َ اع َم اُأَن‬

Dan takutlah kalian dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim di antara kamu
saja. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Ny a. (Q.S ar-Anfal: 25)
2. Perbanyak Doa dan Istighfar.

ُ‫َفإّ َذاُ َرأَ ت ُُ ُّمن َ ُ َش ًئ ُ َف ف َزع اُإّ َل ُذّك ّرُّهُ َ د َع ّئ ُّهُ َ استّغ َ ّر ّه‬

Jika kalia
elihat se agia dari gerha a terse ut,

memohon ampun kepada Allah . (HR Muslim)
3. Perbanyak Dzikir dan Sedekah.

aka ersegeralah u tuk erdzikir, erdo a da

ُّ ‫مسُ َ ال َ َم َُرُآ َ َت‬
َُ ‫إنَُُال َش‬
ُ َُ ّ‫ُ َفإّ َذاُ َرأَ ت ُُ َذل‬،ُ‫لَُل َّح َ ّت ُّه‬
ُ َ ُُ‫نُلّ َم ُُّأَ َحد‬
ُّ َ ّ‫لَُ َ ن َخس‬
ُ ُ،ُ‫ل‬
َُّ ُُّ َ ‫نُ ّمنُُآ‬
‫ص َدق ا‬
َُ ُ‫ُ َف دع ا‬
َ َ ُ،ُ‫لَُ َ َكبِر ا‬
َ ‫ص اُ َ َت‬

Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah.
Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut
aka erdo alah kepada Allah, ertak irlah, kerjaka lah shalat da ersedekahlah. (HR Bukhori)
4. Melakukan Sholat Sunnah Gerhana.

َُ ‫َق‬
ُ‫ُ َفإّ َذا‬،ُ‫لَُل َّح َ ّت ُّه‬
ُ َ ُُ‫نُلّ َم ُُّأَ َحد‬
ُّ َ ّ‫لَُ َ ن َكس‬
ُ ُ‫سُ َ ال َ َم َُر‬
َُ ‫لُ–ُص ُلُع هُ س ُ–ُ«ُإّنَُُال َشم‬
َُّ ُُ‫لُ َرس ل‬
»َ‫ل‬
َُ ُ‫ص اُ َ ادع ا‬
َ ‫َرأَ ت ُُ َف‬

‘asulullah shallallahu alaihi wa salla
ersa da, “esu gguh ya gerha a atahari da ula tidak
terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat gerhana tersebut, maka shalat
da erdo alah. (HR. Bukhari )
Dalam hadits yang lain dipertegas:

َُ ّ ‫ص اُ َح َت ُ َ ن َج‬
َ َ ُ‫ل‬
ََُ ُ‫َفُإّ َذاُ َرأَ تم ه َم ُ َف دع ا‬

Jika kalia
elihat kedua ya, erdo alah pada Allah, lalu shalatlah hi gga gerha a terse ut hila g
erakhir . (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadirin Jamaah Sholat Sunnah Gerhana yang dirahmati Allah,
Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini tidaklah luput dari kekuasaan Allah SWT, pun diantaranya
adalah fenomena gerhana Matahari ini, paling tidak dari kejadian ini kita dapat menyimpulkan
beberapa hal yang semoga dapat kita ambil hikmah dan pelajarannya:
1. Meningkatkan iman dengan merasakan keagungan kekuasaan Allah SWT melalui fenomena
gerhana, bahwa dengan kekuasaanNya tidak ada hal yang mustahil.
2. Membantah mitos dan kepercayaan seputar terjadinya Gerhana, mengingat bahwa fenomena ini
adalah bukti mutlak kekuasaan Allah bukan karena campur tangan makhlukNya.
3. Meningkatkan ketaatan dengan menjalankan sholat Gerhana, dzikir, doa dan bersedekah dalam
artian menjadikan momen ini sebagai momen yang baik untuk mendekatkan diri kepada Allah
dengan melakukan segala bentuk kebaikan bukan dengan cara merayakannya dan melakukan ritual
yang sungguh sangat jauh dari apa yang islam ajarkan.

‫‪4. Menambah ketakutan akan datangnya azab dan hari akhir, karena siapa yang dapat memprediksi‬‬
‫‪kejadian yang akan terjadi selepas fenomena ini, kita harus ingat bahwa azab yang diturunkan‬‬
‫‪kepada ummat terdahulu seringkali diawali oleh fenomena seperti ini, dan tentunya sudah tidak‬‬
‫‪asing lagi bagi kita bahwa salahsatu tanda datangnya hari kiamat adalah terjadinya fenomena‬‬
‫‪gerhana.‬‬
‫‪Diakhir khutbah ini marilah kita menengadahkan tangan bersimpuh memohon kepada Allah SWT‬‬
‫‪semoga taufiqNya selalu menuntun kita untuk istiqomah di Jalan yang diridhoiNya.‬‬

‫أستغ رُلُالعظ ‪ُ،‬أستغ رُلُالعظ ‪ُ،‬أستغ رُلُالعظ ُالذ ُلُإلهُإلُه ُالح ُال‬
‫ال ُإن ُنستغ رُ ُ نت‬

‫ُ أت‬

‫ُإل ه ُ‬

‫ُإل ُسبح ن ُإن ُكن ُمنُالظ لم ن ُ‬

‫ربن ُظ من ُأن سن ُ إنُل ُتغ رُلن ُ ترحمن ُلنك ن ُمنُالظ لم ن ُ‬
‫ال ُاغ رُلن ُذن بن ُ ل الد ن ُ ارحم ُكم ُرب ن ُصغ را ُ‬
‫ال ُأعن ُع ُذكر ُ شكر ُ حسنُعب دت ُ‬
‫ال ُس من ُ المس م نُمنُآف ُالدن ُ بائ ُ مص بت ُ فتنت ُ منُس ئرُظ م ُأعدائن ُإن ُع ُكلُش ئُقد ر ُ‬
‫ال ُاسترُع بن ُبستر ُالجم لُ ُست رُالع‬

‫ُف ُالدن ُ اإخرة ُ‬

‫ال ُأنزلُالرحم ُ المغ رةُع ن ُ ع ُأهلُال ب رُمنُالم من نُ الم من ُ المس م نُ المس م‬

‫ُ‬

‫ال ُاهدن ُ اهدبن ُ اجع ن ُسبب ُلمنُاهتدى ُ‬
‫ال ُآ ُن سن ُت اه ُ زك ُأن ُخ رُمنُزك ه ُأن ُ ل ُ م له ُ ُر ُالع لم ن ُ‬
‫ال ُلُتجعلُمص بتن ُف ُد نن ُ لُتجعلُالدن ُأكبرُهمن ُ لُمب غُع من ُ لُتس طُع ن ُبذن بن ُمنُلُ خ ف ُ لُ‬
‫رحمن ُ‬
‫ال ُإن ُنس ل ُبكلُاس ُه ُل ُسم ُبهُن س ُأ ُأنزلتهُع ُأحدُمنُخ‬

‫ُأ ُاست ثر ُبهُف ُع ُالغ ُعند ُ‬

‫أنُتجعلُال رأنُالعظ ُرب عُق بن ُ ن رُصد رن ُ جاءُهم من ُ غم من ُ‬
‫ُال ُأعزُاإسا ُ المس م نُ أه ُالك رةُ المبتدع ُ المشرك ن‪ُ،‬أعدائ ُ أعداءُالد ن‪ُ،‬ال ُشت ُشم ُ مز ُ‬
‫جمع ُ زلزلُأقدام ُ أل ُف ُق ب ُالرع ُإن ُع ُكلُش ئُقد ر ُ‬
‫ربن ُآتن ُف ُالد ن ُحسن ُ ف ُاآخرةُحسن ُ قن ُعذا ُالن ر ُ‬
‫ُ‬
‫عب دُل‪ُ،‬إنُلُ مرك ُب لعدلُ اإحس نُ إ ت ءُذ ُال رب ُ ن ُعنُال حش ءُ المنك ُ البغ ‪ ُ،‬عدك ُلع ك ُ‬
‫تذكر ن‪ُ،‬ف ذكر اُلُالعظ ُ ذكرك ُ اشكر هُع ُنعمهُ زدك ُ اس ل اُمنُفض هُ عطك ُ لذكرُلُأكبر‪ ُ،‬لُ ُ‬
‫م ُتصنع ن‪ُ .‬‬
‫ُ‬