Fenomena Bahasa Alay di Kalangan Remaja

Mk. Sosiologi Komunikasi

Laporan Teori Perubahan Sosial

Modifikasi Bahasa
(Fenomena Bahasa Alay Dikalangan Remaja)

Oleh :

NUR INAYAH YUSHAR
50700112009

Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
2013 / 2014

1

DAFTAR ISI


Halaman Judul....................................................................................................................... 1
Daftar Isi................................................................................................................................ 2
Bab I Pendahuluan ................................................................................................................ 3
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 4
Bab II Kajian Pustaka............................................................................................................ 5
A. Tokoh Perubahan Sosial ............................................................................................ 5
B. Modifikasi Bahasa di Kalangan Remaja ................................................................... 5
Bab III Pembahasan .............................................................................................................. 7
A. Asumsi Dasar Teori Perubahan Sosial ...................................................................... 7
B. Contoh Kasus Modifikasi Bahasa ............................................................................. 8
Bab IV Penutup ..................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 13
B. Saran .......................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ....................................................................................................................... 14

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahanperubahan. Perubahan mana dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam
arti kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas
maupun luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan tetapi
ada pula yang berjalan sangat cepat. Perubahan-perubahan hanya akan dapat
diketemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu
masyarakat pada suatu waktu dan membandingkan dengan susunan kehidupan
masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Seseorang yang tidak sempat
menelaah susunan dan kehidupan masyarakat desa di Indonesia misalnya, akan
berpendapat bahwa masyarakat tersebut statis, tidak maju dan tidak berubah.
Pernyataan demikian didasarkan pada pandangan sepintas yang tentu saja kurang
mendalam dan kurang teliti. Karena tidak ada suatu masyarakat pun yang berhenti
pada suatu titik tertentu sepanjang hidupnya. Perubahan-perubahan masyarakat
dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola perilaku
organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat,
kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya.
Perubahan sosial skala kecil merupakan perubahan sosial yang paling nampak
dalam kehidupan sehari-hari terkhusus dikalangan remaja masa kini. Perubahan

sosial skala kecil di kalangan remaja berdampak pada mode pakaian, mode
rambut, perubahan tatakrama, dan yang paling mencolok adalah cara bicara.
Seiring perkembangan zaman, penggunaan Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar pada masyarakat terutama pada kalangan remaja secara perlahan mulai
tidak nampak. Hal tersebut terjadi karena munculnya modifikasi bahasa yang
sering disebut dengan bahasa alay.
Perubahan dalam masyarakat telah ada sejak zaman dahulu. Namun dewasa
ini perubahan-perubahan tersebut berjalan dengan sangat cepatnya sehingga
membingungkan manusia yang menghadapinya. Perubahan-perubahan mana

3

sering berjalan secara konstan. Ia memang terikat waktu dan tempat. Akan tetapi
karena sifatnya yang berantai maka perubahan terlihat berlangsung terus walau
diselingi keadaan dimana masyarakat mengadakan reorganisasi unsur-unsur
struktur masyarakat yang terkena perubahan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, maka permasalahan yang
dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut

1. Asumsi dasar teori perubahan sosial
2. Contoh Kasus Modifikasi Bahasa (Kata-kata Alay)
3. Analisis Contoh Kasus Modifikasi Bahasa (Kata-kata Alay)

C. Tujuan Penulisan
Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui asumsi dasar teori perubahan sosial
2. Mengetahui Contoh Kasus Modifikasi Bahasa (Kata-kata Alay)
3. Analisis Contoh Kasus Modifikasi Bahasa (Kata-kata Alay)

4

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Tokoh Perubahan Sosial Beserta Kajiannya
1. William F. Ogburn (1964: ), mengemukakan bahwa ruang lingkup
perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan material dan
immaterial,


yang

ditekankan

pada

pengaruh

besar

unsur-unsur

kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.
2. Kingsley Davis (1960: ), mengartikan perubahan sosial sebagai
perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat.
Misalnya, timbulnya pengorganisasian buruh dalam masyarakat kapitalis
telah menyebabkan perubahan-perubahan dalam hubungan antara buruh
dan majikan yang selanjutnya menyebabkan perubahan-perubahan dalam
organisasi ekonomi dan politik.

3. Mac Iver (1937: 272), mengartikan bahwa perubahan sosial sebagai
perubahan dalam hubungan sosial (perubahan yang dikehendaki dan
perubahan yang tidak dikehendaki) atau sebagai perubahan terhadap
keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial.
4. Gillin dan Gillin (1957: 279), mengartikan perubahan sosial adalah suatu
variasi dari cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahanperubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk,
dan ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan
baru dalam masyarakat.

B. Modifikasi Bahasa Dikalangan Remaja
Salah satu wujud perubahan sosial adalah perubahan yang pengaruhnya kecil.
Perubahan yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang mempengaruhi unsurunsur kehidupan masyarakat. Akan tetapi, perubahan ini dianggap tidak memiliki
arti yang penting dalam struktur sosial. Contohnya, perubahan mode pakaian,
mode rambut, tatakrama, dan cara bicara. kendati demikian hal tersebut lambat
laun nampak kepermukaan hingga menimbulkan fenomena tersendiri dikalangan

5

masyarakat khususnya anak muda. Misalnya saja modifikasi bahasa. Meskipun
tidak melanggar norma sosial namun hal ini menimbulkan pergeseran struktur

kata dan membentuk banyak kosa kata baru serta penggunaan bahasa Indonesia
yang tidak lazim. Tidak hanya bahasa lisan saja yang mengalami perubahan
bentuk dari kata bahasa baku menjadi tidak baku, sebelumnya tulisan „alay‟ telah
lebih dulu populer. Beberapa kalangan yang menggunakan bahasa seperti ini
sering disebut atau dicap sebagai „anak lebay‟ atau „alay‟. Maksud penamaan akan
hal ini adalah sebagai pengelompokkan atas ketidaknormalan dalam merangkai
penulisan kata atau kalimat. Namun yang terjadi sekarang, hampir semua
kalangan masyarakat menggunakan kata alay sebagai bahasa pergaulan seharihari. Hal ini disebabkan kata tersebut dianggap sebagai hal yang lucu dan menjadi
lazim diucapkan.
Perubahan bahasa baku bisa meliputi perubahan struktur huruf dan kata baku
menjadi sebuah tulisan yang tidak biasa dan dikenal dengan sebutan „pengalayan‟.
Perubahan tersebut dibagi menjadi dua bagian, yaitu perubahan tulisan dan
perubahan lafal dan tulisan. Yang dimaksud dengan perubahan tulisan adalah
pencampuran antara kata dan huruf dalam sebuah kata, bisa juga meliputi
pencampuran huruf kapital dalam kata, sedangkan yang dimaksud dengan
perubahan lafal dan tulisan adalah kata baku yang berubah pelafan, seperti
pencadelan dan pemberian kesan imut.

6


BAB III
PEMBAHASAN

A. Asumsi Dasar Teori Perubahan Sosial
Masyarakat merupakan kumpulan individu dan kelompok yang membentuk
organisasi sosial yang bersifat kompleks. Dalam organisasi sosial tersebut terdapat
nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berfungsi sebagai aturan-aturan untuk
bertingkah laku dan berinteraksi dalam kehidupan masyarakat. Setiap manusia
selama hidupnya akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut merupakan
akibat dari adanya interaksi antarmanusia dan antarkelompok. Akibatnya, di
antara mereka terjadi proses saling memengaruhi yang menyebabkan perubahan
sosial.
Hal ini berarti perubahan sosial tidak bisa kita hindari. Kemajuan teknologi
yang amat pesat telah membawa berbagai macam pengaruh, baik dari dalam
maupun dari luar. Pengaruh kemajuan teknologi begitu mudah hadir di tengahtengah kita. Lambat laun tanpa disadari orang telah mengadopsi nilai-nilai baru
tersebut. Perubahan yang terjadi di masyarakat bisa berupa perubahan nilai-nilai
sosial, norma-norma yang berlaku di masyarakat, pola-pola perilaku individu dan
organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan atau kelas-kelas
dalam masyarakat, kekuasaan, wewenang, interaksi sosial, dan masih banyak lagi.
Dengan kata lain, perubahan sosial bisa meliputi perubahan organisasi sosial,

status, lembaga, dan struktur sosial dalam masyarakat.
Perubahan pada bidang-bidang kehidupan tertentu tidak hanya semata-mata
berarti suatu kemajuan, namun dapat pula berarti kemunduran. Dengan kata lain,
perubahan sosial merupakan ketidaksesuaian unsur-unsur yang saling berbeda
yang ada di masyarakat sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang
fungsinya tidak serasi yang keadaannya lebih buruk dari sebelumnya. Perubahan
sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala sosial yang ada
pada masyarakat, dari yang bersifat individual sampai yang lebih kompleks.
Perubahan sosial dapat dilihat dari segi terganggunya kesinambungan di antara
kesatuan sosial walaupun keadaannya relatif kecil. Perubahan ini meliputi

7

struktur, fungsi, nilai, norma, pranata, dan semua aspek yang dihasilkan dari
interaksi antarmanusia, organisasi atau komunitas, termasuk perubahan dalam hal
budaya. Adanya pengenalan teknologi, cara mencari nafkah, migrasi, pengenalan
ide baru, dan munculnya nilai-nilai sosial baru untuk melengkapi ataupun
menggantikan nilai-nilai sosial yang lama merupakan beberapa contoh perubahan
sosial dalam aspek kehidupan. Dengan kata lain, perubahan sosial merupakan
suatu perubahan menuju keadaan baru yang berbeda dari keadaan sebelumnya.


B. Contoh Kasus Modifikasi Bahasa (Kata-kata Alay)
Bahasa alay mulai muncul dan berkembang seiring dengan pesatnya
penggunaan jejaring sosial. Kata alay sebenarnya merupakan singkatan dari „anak
lebay‟. Dan kata „lebay‟ sendiri merupakan plesetan dari kata „lebih‟ dimana
anak-anak tersebut sering didefinisikan sebagai anak-anak yang berkelakuan
„tidak biasa‟ atau dapat dikatakan berlebihan. Bahkan ada kamus kumpulan katakata alay yang berisi kosa kata dan singkatan yang tidak lazim dalam penggunaan
bahasa Indonesia. Misalnya saja kata KEPO yang merupakan akronim dari
Knowing

every

Particular

Object

adalah sebutan untuk orang yang ingin serba tahu detail dari sesuatu. Contoh:
Jono

:nama kamu siapa?


Budi

:nama saya budi

Jono

:tinggal dimana?

Budi

:di jakarta

Jono

:jakarta bagian mana?

Budi

:kepo banget sih lo nanya2 molo dari tadi!!!

Ada juga kata SOLKAR yang merupakan akronim dari „solo karir‟ yang
berarti sebutan untuk orang yang egois. Contoh:
“lo nggak usah solkar, toh nanti juga butuh bantuan.”
Saya melakukan survei dengan menjadikan anak sekolahan sebagai sasaran
responden. Saya menetapkan 3 siswi dari SMP Negeri 2 Makassar untuk

8

diwawancarai perihal fenomena bahasa alay dikalangan remaja. Berikut
pernyataan mereka:
1. Seberapa sering anda menggunakan bahasa alay?
Jawaban: tidak begitu sering, hanya pada saat berbicara dengan temanteman
2. Kata alay apa saja yang sering anda gunakan?
Jawaban: kellees, bingits, o pale, hey to the looh, kamseupay, OMG,
ciyuss, miapa, masbuloh,
3. Apa motif anda berbicara dengan menggunakan bahasa alay?
Jawaban: hanya untuk lucu-lucuan
4. Dari mana anda mengetahui kata alay?
Jawaban: Televisi dan teman

Selain wawancara langsung saya juga melakukan survei di facebook
dengan memberikan 4 pertanyaan kepada responden saya yang terdiri dari
beberapa akun dan mengemukakan pendapatnya masing-masing. Berikut
pernyataan mereka:
1.

Seberapa penting penggunaan bahasa alay dalam aktivitas sehari-hari ?
Jawaban Terbaik:
Yunilya Mentari Putri sebenarnya dk terlalu penting, kalo sya sih cuman
kadang2, untuk dk menggaringkan suasana
Fajar Alwi HS Menurut sya bhasa alay itu tdk penting buat khidupan
sehari2. Bhasa alay itu sma halnya kita tdk bangga dgn bhasa yg kita
punya. Sya kdang pke bahasa itu cman buat teman2 sya tertawa.
Nero Aresi alay sebenerx bahasa orng" Banci , jd kl masih mau pakai
bahasa alay mending ngecer aja d jalanan sekalian . pakailah bahasa yg
baik dan benar , kan bahasa kt udah Bagus knp MST d rubah" jd bahasa
Alay .? menurut saya g penting bngettttt bahasa alay . itu aja cukup
Alex Paxton bahasa alay tu dek,,,bahasa omong kosong. Maaf dek,,bahasa
alay itu..bhs yg menggelikan.. atau bhs untuk org yg ingin di manja

9

Yusuf Lee Sun Min sbenar.y ngk penting" banget cumann kesenangan
tersendirii
Andi Rhina Lingling BLeng Ndak pentingji menurutku cuma biasa pake
bahasa alay spaya asik pembicaraan tdk garing hhe
Surahma Amma g' penting aja.

2.

Apa dampak dari kebiasaan menggunakan bahasa alay?
Jawaban Terbaik:
Fajar Alwi HS Dampak jangka panjangx yaitu, bsa sja nanti bhasa baku
tdk terpakai lgi klw bhasa alay terus digunakan oleh klangan remaja. Jdi
hal tersebut hrus dihentikan sjak dri skrang
Handi Nurdiawan dampaknya dari segi kreatifitas bahasa alay memiliki
nilai tersendiri terciptanya trend pergaulan baru/komunitas di kalangan
anak muda masa kini
Sri Arsita menurut saya dampak positifnya ; dapat menjadi sarana/media
buat lucu-lucuan atau sekedar canda-candaan. Dampak negatifnya sendiri
yg jelas jika ini sudah menjadi kebiasaan takutnya pemakaian bhs baku
kita jadi kaku,. jd tak perlulah trlalu sering menggunakan bhs alay, krn
dlm brbahasa baku aja sbnrnya masih bisa utk menghibur.
Andi Rhina Lingling BLeng Tidak adaji dampaknya cuma ikut trenji
spaya dibilng gawulll gitohhh hha
Nurdiana Sudirman Kalo dampak positifx, tidak ada,, cuma buat seru2an
n mencairkan suasana jhe itu bhasa alay,, dampak negatifx, 1.kalo yg pake
bhasa alay terlihat kurang ajarki & yg d tmani crita alay terkesan tdak
dihargaiq kalo bicara seperti kalo cerita sma org yg lbih tua, 2.bisa
menimbulkan emosi yg berakibat miskom,, walaupun d tau kalo bhasa
alay cuma brcanda tapi kalo brlebihan, biasa jengkel ki orang.

3.

Dari mana anda mengetahui kata2 alay?
a.

Tv

:

8 orang

b.

Sosial media

:

4 orang

c.

Teman

:

12 orang

10

4. Bahasa alay apa saja yang anda ketahui?
Jawaban Terbaik:
Yusuf Lee Sun Min "O Paleee Sikatoang" bahasa alay ituu aahahahaa
Handi Nurdiawan ciyuss (serius)

C. Analisis Contoh Kasus Modifikasi Bahasa (Kata-kata Alay)
Bahasa alay yang sebelumnya hanya digunakan oleh kalangan tertentu,
sekarang bahasa alay sudah dapat digunakan oleh berbagai kalangan, tak
terkecuali anak-anak. Saya sempat mewawancarai siswa sekolah dasar mengenai
bahasa alay. Disela pembicaraan salah satu dari mereka secara spontan
menyebutkan kata OMG, dan ketika ditanya apa arti dari kata tersebut anak itu
dengan santai menjawab tidak tahu. Ini menunjukkan bahwa anak-anak yang
menggunakan bahasa alay tidak begitu peduli dengan kata yang dia ucapkan.
Anak-anak mengucapkannya hanya karena mereka sering mendengarkan kata
tersebut tanpa peduli dengan arti dan maksud dari kata yang diucapkan. Selain itu
mereka berpendapat bahwa terdapat kata alay yang dikategorikan sebagai bahasa
„gembel‟ yang berarti kata yang sudah tak terpakai lagi atau dalam arti kata yang
sudah dianggap kuno dan sudah jarang penggunaannya.
Bahasa alay yang semula hanya digunakan dalam bentuk tulisan, sekarang
bahasa alay sudah banyak ditemukan dalam bentuk lisan. Bagaimana caranya?
Banyak cara yang digunakan untuk berbahasa alay dalam bentuk lisan, salah
satunya yaitu dengan memonyongkan bibir atau mendesah mengikuti kata-kata
yang mereka ucapkan.
Bagi mereka yang sudah terbiasa dan menyukai kebiasaan mereka
berbahasa alay, hal tersebut merupakan kesenangan dan kebanggaan tersendiri.
Mereka menginginkan untuk menjadi yang paling „keren‟ dari teman-temannya.
Mereka menganggap bahwa bahasa alay merupakan bentuk kreativitas yang harus
mereka kembangkan untuk mencapai sebuah kepuasan dan untuk mendapatkan
pujian dari teman-temannya. Namun dalam pandangan orang lain yang tidak
terbiasa mendengar atau menggunakan bahasa alay, hal tersebut justru sangat
„norak‟ dan kampungan. Mereka tidak mau menerima adanya bahasa alay karena

11

mereka terganggu dan menganggap bahasa alay adalah bahasa yang sangat sulit
untuk dipahamai serta tidak mudah dimengerti.

12

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejalagejala sosial yang ada di masyarakat, dari yang bersifat sederhana sampai yang
lebih kompleks. Tata bahasa Indonesia saat ini sudah banyak mengalami
perubahan. Masyarakat Indonesia sudah tidak bisa lagi menggunakan bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, terutama pada kalangan remaja. Hal tersebut
terjadi karena adanya budaya asing dan berbagai variasi bahasa yang mereka
anggap sebagai kreatifitas. Mereka lebih memilih menggunakan bahasa baru
tersebut daripada bahasa Indonesia, karena mereka takut dikatakan sebagai remaja
yang kampungan dan ketinggalan jaman. Bahasa baru itu mereka sebut dengan
“bahasa Alay”.
Penggunaaan bahasa Alay sudah semakin berkembang dikalangan remaja saat
ini. Hal tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan dan berdampak buruk bagi
pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri. Karena masyarakat
Indonesia nantinya akan melupakan dan tidak lagi menggnakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar.
Fenomena bahasa alay telah banyak mengubah kata dalam bahasa Indonesia.
Hal ini masih bisa dianggap wajar apabila tidak menjadi suatu kebiasaan. Bahasa
Indonesia

mengalami

perubahan

seiring

berjalannya

waktu.

Di

setiap

perubahannya, terdapat perbedaan yang nyata, seperti contohnya dalam perubahan
tulisan dan perubahan lafal dan tulisan. Dampak positif dalam hal ini adalah
sebagai bahan lelucon antarorang yang dapat menambah keakraban, tetapi
dampak negatifnya adalah banyak masyarakat cenderung menjadi tidak tahu
kadiah bahasa Indonesia yang benar.

13

Daftar Pustaka

Waluya, B. 2009. Sosiologi 3: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk
Kelas XII Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah. Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. p. 146.

Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi: Suatu Pengantar . Jakarta : PT. Raja
GrafindoPersada

http://www.facebook.com

http://kamusslang.com/

http://bahasa.kompasiana.com/2013/01/06/fenomena-bahasa-alay-517075.html

http://hanuem.blogspot.com/2012/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html

14