HUBUNGAN ANTARA UKURAN LINGKAR PINGGANG DENGAN STROKE

  HUBUNGAN ANTARA UKURAN LINGKAR PINGGANG DENGAN STROKE SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran AFIAH EFEDRA G0006175 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011

  PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul: Hubungan antara Ukuran Lingkar Pinggang

dengan Stroke

  Afiah Efedra, NIM: G0006175, Tahun 2011 Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

  Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada Hari Jumat, Tanggal 24 Juni 2011

  Pembimbing Utama

  Nama : Agus Soedomo, dr., Sp.S(K) NIP : 19490516 197603 1 002 (............................)

  Pembimbing Pendamping Rosalia Sri Hidayati, dr., M.Kes

  Nama : NIP : 19470927 197610 2 001 (............................)

  Penguji Utama

  Nama : Risono, dr., Sp.S(K) NIP : 19491111 197610 1 001 (............................)

  Anggota Penguji

  Nama : Slamet Riyadi, dr., M.Kes NIP : 19600418 199203 1 001 (............................)

  Surakarta, Juli 2011 Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

  

Muthmainah, dr., M.Kes Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM

NIP: 19660702 199802 2 001 NIP: 19510601 197903 1 002

  PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Surakarta, 13 Juni 2011 Afiah Efedra

  NIM.G0006175

  ABSTRAK Afiah Efedra, G0006175, 2011. Hubungan antara Ukuran Lingkar Pinggang dengan Stroke, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

  Tujuan : Berbagai laporan mengindikasikan bahwa prevalensi obesitas di seluruh

  dunia telah meningkat dalam jumlah yang mengkhawatirkan. Ini merupakan ancaman besar bagi dunia kesehatan sendiri karena obesitas meningkatkan resiko terjadinya penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus, kanker, hipertensi, osteoarthritis, dan ginjal. Pengukuran lingkar pinggang akan memberikan informasi berupa distribusi lemak dimana ini tidak didapatkan dalam skor BMI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkar pinggang dengan stroke.

  Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

  pendekatan cross sectional. Dilaksanakan pada bulan Mei 2011 di Poli Saraf RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jumlah sampel 30 orang, diambil secara acak dari populasi pasien berusia 40-70 tahun dengan teknik accidental sampling. Alat ukur yang digunakan adalah metline untuk mengukur lingkar pinggang. Data dihitung dengan uji Chi-Square menggunakan program SPSS 16.0 for Windows.

  Hasil : Hasil analisis uji Chi-Square dengan tingkat signifikansi 0,05 dan derajat

  kebebasan 1, diperoleh nilai Asymp.Sig : 0,025. Sehingga p < 0,05 maka H ditolak dan H diterima yang artinya terdapat hubungan antara ukuran lingkar

  1 pinggang dengan stroke.

  Simpulan : Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara ukuran lingkar pinggang dengan stroke.

  Kata Kunci : Obesitas – lingkar pinggang – stroke

  ABSTRACT Afiah Efedra, G0006175, 2011. The Relation between Waist Circumference and Stroke, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, Surakarta.

  Objective : Many reports indicated that prevalence of obesity in the entire world

  has been increased in a serious numbers. This is a major threat for world health because obesity increases risk of heart disease, stroke, diabetes mellitus, cancer, hypertensi, osteoarthritis, and kidney disease. Waist circumference gives the information about fat distribution that doesn’t found on BMI score. This research aimed to determine and analyze the relation between waist circumference and stroke.

  Methods : This was an analytical observasional study with cross sectional approach. Being conducted on May 2011 at Neurology Department, Dr.

  Moewardi Hospital, Surakarta. There were 30 sample, taken randomly from the population of patients at the age of 40-70 years old by accidental sampling methods. Using metline to measure wasit circumference. Data were analyzed using Chi-Square test by SPSS 16.0 for Windows.

  Results : Analyzing use Chi Square test with 0,05 signification level and 2

  degrees of freedom, we got Asymp.Sig value : 0,025. Therefore p<0,05 , so H being rejected and H received. It means there was relation between waist

  1 circumference and stroke.

  Coclusion : This research conluded that there was relation between waist circumference and stroke.

  Key Words : obesity – waist circumference – stroke

  

PRAKATA

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan

laporan skripsi dengan judul “Hubungan antara Ukuran Lingkar Pinggang

dengan Stroke”.

  Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam memperoleh gelar sarjana kedokteran. Dalam penyusunan skripsi ini penulis

telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

  

1. Alloh SWT yang telah memberikan semua nikmat, petunjuk, kesehatan,

kesabaran dan kekuatan dalam penyusunan skripsi ini;

  

2. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini;

  

3. Muthmainah, dr., M.Kes, selaku Ketua Tim Skripsi yang telah memberikan

kesempatan dalam penyusunan skripsi ini;

  

4. Agus Soedomo, dr., Sp.S (K) dan Rosalia Sri Hidayati, dr., M.Kes, selaku

pembimbing yang telah banyak membimbing dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai;

  

5. Risono, dr., Sp.S (K) dan Slamet Riyadi, dr., M.Kes selaku penguji yang telah

menguji dan memberi masukan dalam penulisan skripsi ini;

  6. Seluruh staf yang membantu penelitian skripsi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta;

  

7. Segenap tim skripsi dan pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang

telah memungkinkan terselesaikannya skripsi ini.

  Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangannya, karena keterbatasan kemampuan penulis. Untuk itu penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi

penyempurnaan penyusunan skripsi ini.

  Surakarta, 4 Juli 2011 Afiah Efedra

  DAFTAR ISI

  Halaman PRAKATA .......................................................................................................... vi DAFTAR ISI ....................................................................................................... vii DAFTAR TABEL...............................................................................................viii DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... .ix

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ ..1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................. ..1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... ..2 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... ..2 D. Manfaat Penelitian ......................................................................... ..3 BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... ..4 A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ ..4

  1. Stroke ....................................................................................... ..4

  2. Obesitas .................................................................................... ..9

  3. Obesitas Abdominal sebagai Faktor Resiko Metabolik ........... 13

  4. Stroke pada Obesitas Abdominal ............................................. 16

  B. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 19

  C. Hipotesis ......................................................................................... 19

  BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 20 A. Jenis Penelitian ............................................................................... 20 B. Lokasi Penelitian ............................................................................ 20 C. Subjek Penelitian ............................................................................ 20 D. Teknik Sampling ............................................................................ 21 E. Desain Penelitian ............................................................................ 22 F. Identifikasi Variabel Penelitian ...................................................... 22 G. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 22 H. Sumber Data ................................................................................... 23 I. Teknik Analisis Data ...................................................................... 24 BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 25 BAB V PEMBAHASAN .................................................................................. 33 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 35 A. Simpulan ........................................................................................ 35 B. Saran ............................................................................................... 35 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 36 LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL Tabel 1. Klasifikasi IMT (IDF, 2005)

  10 Tabel 2. Nilai Lingkar Pinggang Berdasar Etnis (IDF, 2005)

  12 Tabel 3. Distribusi Subyek Berdasarkan Lingkar Pinggang pada Perempuan 25

  Tabel 4. Distribusi Subyek Berdasarkan Lingkar Pinggang pada Laki-laki

  26 Tabel 5. Klasifikasi Status Obesitas Berdasarkan Lingkar Pinggang pada Seluruh Sampel

  26 Tabel 6. Distribusi Penderita Stroke Seluruh Sampel

  27 Tabel 7. Distribusi Status Obesitas terhadap Stroke

  27 Tabel 8. Statistik Deskriptif

  28

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Fakultas Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian RSUD Dr. Moewardi Surakarta Lampiran 3. Data Responden Penelitian Lampiran 4. Hasil Uji Chi Square Lampiran 5. Tabel Nilai Chi Kuadrat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai laporan terkini mengindikasikan bahwa prevalensi obesitas

  di seluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang berkembang telah meningkat dalam jumlah yang mengkhawatirkan (Hanley

  

et al., 2001; Chu, 2001; Flegal et al., 2001; Booth et al., 2003). Berdasarkan

National Center for Health Statistics (NCHS) prevalensi orang Amerika yang

overweight dan atau obesitas meningkat dari 47 % sampai 61 % selama tahun

  1980-1999. Ini merupakan ancaman besar bagi dunia kesehatan sendiri karena obesitas meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke,

  diabetes mellitus , kanker, hipertensi, osteoarthritis, dan ginjal.

  Stroke adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara lokal atau global, yang dapat menimbulkan kematian atau kelainan yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa penyebab lain kecuali gangguan vaskuler (World Health Organization/WHO, 1989). Laporan Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) mencatat bahwa stroke merupakan penyebab kematian yang utama di RS. Sedangkan National Stroke

  

Association mengemukakan bahwa, di Amerika Serikat, stroke merupakan

pembunuh ketiga.

  Lima belas tahun terakhir, BMI (Body Mass Index)/IMT (Indeks Massa Tubuh) menjadi patokan pengukuran overweight dan obesitas dalam beberapa studi klinik. Namun saat ini yang lebih akurat dan lebih bermakna dalam kesehatan/penentu faktor penyakit sindrom metabolik adalah pengukuran lingkar pinggang karena pada pengukuran lingkar pinggang akan memberikan informasi berupa distribusi lemak dimana ini tidak didapatkan dalam skor BMI (Griffith, 2007). Sebuah riset yang dilakukan di Universitas Birmingham, Inggris, menunjukkan bahwa sel lemak di sekitar pinggang bukanlah bongkahan lemak yang pasif melainkan sel-sel aktif berlebih yang dapat mengacaukan stabilitas insulin dan meningkatkan tekanan darah dan kolesterol dalam darah (Anonim, 2009).

  Dengan melihat latar belakang tersebut, perlu dilakukan penelitian yang menilai hubungan antara ukuran lingkar pinggang dengan angka kejadian stroke di RSUD Dr.Moewardi, di mana RSUD Dr.Moewardi sebagai rumah sakit terbesar di lingkup karesidenan Surakarta.

  B. Perumusan Masalah

  Apakah terdapat hubungan antara ukuran lingkar pinggang dengan stroke ?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan antara ukuran lingkar pinggang dengan stroke.

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

  1. Secara teoritis, dapat diketahui hubungan antara ukuran lingkar pinggang dengan stroke.

  2. Secara aplikatif, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai upaya preventif/pencegahan untuk menghindari faktor-faktor risiko stroke.

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjaun Pustaka

1. Stroke

  a. Definisi Beberapa definisi stroke :

  1) Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh, yang terjadi dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain dari gangguan vaskuler (Harsono, 1996). 2) Stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan aliran darah otak (WHO, 1989).

  Stroke terjadi ketika otak tidak lagi mendapat aliran darah atau oksigen untuk sel-sel otak (Torpy, 2010).

  b.

  Faktor risiko Faktor risiko adalah faktor yang dimiliki seseorang yang dapat mendorong ke arah terjadinya serangan stroke. Semakin banyak faktor risiko dipunyai seseorang, semakin besar kemungkinannya mendapat serangan stroke dikemudian hari (Mansjoer et al., 2000).

  Faktor risiko stroke dibagi dua kelompok besar, yaitu yang dapat diubah dan yang tidak dapat diubah (Siewe, 2002). Dapat dijabarkan sebagai berikut (Rhodes, 2009) : 1) Faktor risiko yang tidak dapat diubah

  a) Umur

  b) Ras

  c) Jenis kelamin

  d) Hereditas / turunan / riwayat keluarga

  e) Riwayat stroke sebelumnya 2) Faktor resiko yang dapat diubah

  a) Hipertensi

  b) Diabetes mellitus

  c) Hiperkolesterolemmi

  d) Penyakit arteri koronaria (coronary artery disease)

  e) Penyakit- penyakit jantung, seperti atrial fibrillation, endocarditis, heart valve conditions, patent foramen ovale, atau heart failure.

  f) Beberapa gaya hidup yang buruk, antara lain :

  (1) Merokok (termasuk perokok pasif)

  (2) Kurang melakukan aktifitas fisik (kurang berolahraga)

   

  (3) Overweight dan obesitas (4) Kurang makan sayur dan buah-buahan, serta terlalu banyak makan garam-garaman.

  (5) Penggunaan beberapa obat-obatan, seperti penggunaan obat KB (terutama pada wanita perokok) (6) Konsumsi alkohol berlebihan (7) Penyalahgunaan obat-obatan, seperti stimulant (kokain)

  c. Klasifikasi dan Etiologi 1) Stroke Iskemik (Ischemic Stroke)

  Stroke iskemik adalah stroke dengan tanda gejala neurologik fokal yang mendadak, yang disebabkan karena obstruksi atau penyempitan pembuluh darah arteri otak dan menunjukkan gambaran infark pada CT-Scan kepala (Soeharto, 2004). Disebut pula defisit neurologis yang timbul secara akut dan berlangsung lebih dari 24 jam (Sutrisno, 2007).

  Stroke ini sebagai hasil dari kekurangan darah (Torpy, 2010). Stroke jenis ini paling banyak didapat, sekitar 80% dari seluruh penderita stroke.

   

   

  Etiologi stroke jenis ini bisa terjadi karena (Torpy, 2010):

  a) Penyumbatan pada pembuluh darah arteri yang memberi darah ke otak, misal pada penyakit arteri carotis (artery

  carotid disease )

  b) Penyumbatan pada arteri yang lebih kecil di otak itu sendiri, ini disebut sebagai stroke trombotik (thrombotic stroke).

  c) Sumbatan darah dari jantung yang berjalan menuju ke otak, ini disebut sebagai stroke embolik (embolic stroke).

  Penggumpalan darah terjadi di jantung, menjadikan darah tidak bisa mengalir dengan sempurna, sehingga otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Atau adanya embolus yang terlepas dari jantung dan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah di otak (Sutrisno, 2007).

  d) Lemahnya aliran darah ke otak karena gagal jantung.

  2) Stroke Perdarahan (Haemorrhagic Stroke)

  Stroke hemoragik terjadi bila arteri di otak pecah, darah tumpah ke otak atau rongga antara permukaan luar otak dan tengkorak (Soeharto, 2004). Kerusakan yang terjadi diakibatkan perdarahan di atau sekitar otak (Torpy, 2010).

  Pada stroke hemoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan menekan otak. Hampir 70 persen kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi (Misbach, 2007).

  Terdapat dua tipe stroke perdarahan/haemorrhagic stroke menurut WHO, yaitu : a) Perdarahan Subarachnoid

  Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di dalam otak, lalu darah keluar dan mengisi ruang subarachnoid otak.

  Penyebab perdarahan subarachnoid yang paling sering adalah ruptur aneurisma (pelebaran setempat pada arteri).

  Penyebab lain adalah anomali arteriovenosa dan perluasan intraserebral primer ke subarachnoid (Feigin, 2006).

  b) Perdarahan Intracerebral Disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah di dalam otak, lalu darah merembes di dalam otak sehingga menekan struktur otak. Gejala neurologik timbul karena ekstravasasi darah ke jaringan otak yang menyebabkan nekrosis (Misbach, 1999).

   

2. Obesitas

  a. Definisi Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian-bagian tertentu (Mahan et al.,

  2000). Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan total lemak tubuh >25% pada pria dan >33% pada wanita (Reilly, 2006). Menurut The Obesity Society, obesitas didefinisikan sebagai kelebihan jaringan adiposa.

  b. Tipe Obesitas Obesitas berhubungan erat dengan distribusi lemak tubuh.

  Tipe obesitas menurut pola distribusi lemak tubuh menurut Dr. Jean Vague, dapat dibedakan menjadi obesitas tubuh bagian atas (upper

  body obesity ) dan obesitas tubuh bagian bawah (lower body obesity) (Leow, 2008).

  Obesitas tubuh bagian atas merupakan dominasi penimbunan lemak tubuh di truncal. Terdapat beberapa kompartemen jaringan lemak pada truncal, yaitu truncal subcutaneus yang merupakan kompartemen paling umum, intraperitoneal (abdominal), dan

  retroperitoneal (Tchernof, 2007). Obesitas tubuh bagian atas lebih

  banyak didapatkan pada pria, oleh karena itu tipe obesitas ini lebih dikenal sebagai “android obesity”. Tipe obesitas ini berhubungan

   

   

  lebih kuat dengan diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler daripada obesitas tubuh bagian bawah (Boivin et al., 2007).

  Obesitas tubuh bagian bawah merupakan suatu keadaan tingginya akumulasi lemak tubuh pada regio gluteofemoral. Tipe obesitas ini lebih banyak terjadi pada wanita sehingga sering disebut “gynoid obesity”. Tipe obesitas ini berhubungan erat dengan gangguan menstruasi pada wanita (Bergman et al., 2001).

  c. Cara Pengukuran 1) IMT (Indeks Massa Tubuh)/BMI (Body Mass Index)

  Yaitu BB/TB

  2 dimana BB adalah berat badan dalam kilogram dan TB adalah tinggi badan dalam meter (Caballero, 2005).

  Klasifikasi IMT berdasarkan International Diabetes

  Federation (IDF) dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Klasifikasi IMT (IDF, 2005).

  Klasifikasi

  IMT (kg/m

  2 )

  BB kurang (underweight) <18,5 Normal 18,5-24,9 BB lebih (overweight) 25,0-29,9 Obesitas, kelas I 30,0-34,9 Obesitas, kelas II 35,0-39,9 Obesitas ekstrim, kelas III >40

  Cara mengukur IMT/BMI : 2) Lingkar Pinggang

  IMT memiliki korelasi positif dengan total lemak tubuh, tetapi IMT bukan merupakan indikator satu-satunya untuk obesitas (Grundy, 2004). Metode lain untuk pengukuran antropometri tubuh adalah dengan cara mengukur lingkar pinggang (Bell et al., 2005).

  Parameter penentuan obesitas merupakan hal yang paling sulit dilakukan karena perbedaan cut off point setiap etnis terhadap IMT maupun lingkar pinggang (Khan et al., 2005). Sehinggga

  IDF (Internasional Diabetes )

  Federation

  mengeluarkan kriteria ukuran lingkar pinggang pada obesitas berdasarkan etnis (Alberti, 2005; Tjokroprawiro, 2006).

   

  Tabel 2. Nilai Lingkar Pinggang Berdasar Etnis (IDF, 2005).

  Negara/grup etnis Lingkar pinggang (cm) pada obesitas

  Eropa Pria >94 Wanita >80

  Asia Selatan Pria >90 Populasi China, Melayu, & Wanita >80 Asia- India China Pria >90

  Wanita >80 Jepang Pria >85

  Wanita >90 Amerika Tengah dan Gunakan rekomendasi Asia Selatan Selatan hingga tersedia data spesifik Sub-Sahara Afrika Gunakan rekomendasi Eropa hingga tersedia data spesifik Timur Tengah Gunakan rekomendasi Eropa hingga tersedia data spesifik

  Sedangkan berdasarkan WHO, terdapat 3 kategori :

  Pria :

  <94,0 cm Æ normal 94,0 cm – 101,9 cm Æ overweight ≥102,0 cm Æ obesitas

   

  Wanita :

  <80,0 cm Æ normal 80,0 cm – 87,9 cm Æ overweight ≥88,0 cm Æ obesitas

3. Obesitas Abdominal sebagai Faktor Risiko Metabolik

  a. Definisi Sindroma Metabolik Sindroma metabolik merupakan suatu kumpulan faktor risiko metabolik yang berkaitan secara langsung terhadap terjadinya penyakit kardiovaskuler artherosklerotik. Faktor risiko tersebut antara lain terdiri dari dislipidemia atherogenik, peningkatan tekanan darah, peningkatan kadar glukosa plasma, keadaan prototombik, dan proinflamasi (Semiardji, 2004).

  Beberapa kriteria definisi sindroma metabolik yang sering digunakan antara lain WHO tahun 1998, European Group for The (EGIR) tahun 1999, National

  Study of Insulin Resistance Cholesterol Education Program Third Adult Treatment Panel

  (NCEP-ATP III) tahun 2001, dan American Association of

  Clinical Endocrinologist (AACE) tahun 2003 (Tjokroprawiro A., 2006).

    Menurut ATP III komponen-komponen sindroma metabolik terdiri dari (Grundy, 2005): 1)

  Obesitas abdominal, adalah bentuk dari obesitas yang paling kuat berhubungan dengan sindroma metabolik. Hal ini dapat terlihat secara klinis dengan meningkatnya lingkar pinggang. 2)

  Dislipidemia atherogenik bermanifestasi dengan penurunan kadar HDL, peningkatan kadar trigliserid, dan LDL.

  3) Peningkatan tekanan darah berhubungan dengan obesitas dan biasanya terjadi pada resistensi insulin.

  4) Resistensi insulin/intoleransi glukosa terjadi pada sebagian populasi dengan sindroma metabolik. Hal ini berhubungan erat dengan komponen sindroma metabolik lainnya dan berbanding lurus dengan risiko PKV (penyakit kardiovaskuler).

  5) Keadaan proinflamasi meningkatkan kadar hsCRP sebagai akibat dilepaskannya sitokin proinflamasi merupakan pertanda risiko terjadinya infark myocard. 6) Keadaan prototombik memiliki karakteristik peningkatan

  plasminogen activator inhibitor (PAI-1), fibrinogen, dan faktor VII.

  Menurut WHO tahun 1998, komponen sindrom metabolik : 1) Waist-to-Hip ratio >0,85 pada wanita dan >0,9 pada pria atau

  2

  indeks massa tubuh > 30kg/m

   

  2) Trigliserida >150mg% dan atau kolesterol HDL < 35%mg (pria) atau < 40%mg (wanita)

  3) Tekanan darah > 140/90 mm Hg 4) Peningkatan sekresi albumin dalam urin

  b. Patogenesis Sindroma Metabolik Peningkatan faktor risiko metabolik selalu berhubungan dengan tingginya akumulasi jaringan adiposa abdominal, terutama jaringan adiposa visceral (Tjokroprawiro, 2006). Salah satu karakteristik obesitas abdominal/lemak visceral adalah terjadinya pembesaran sel-sel lemak, sehingga sel-sel lemak tersebut akan mensekresi produk-produk metabolik, di antaranya sitokin proinflamasi, prokoagulan, peptida inflamasi, dan angiotensinogen. Produk-produk dari sel lemak dan peningkatan asam lemak bebas dalam plasma bertanggung jawab terhadap berbagai penyakit metabolik seperti diabetes, penyakit jantung, hiperlipidemia, gout, dan hipertensi (Semiardji, 2004; Widjaya et al., 2004).

  c. Manifestasi Klinik Sindroma Metabolik ATP III menyatakan bahwa penyakit kardiovaskuler merupakan manifestasi utama sindroma metabolik (Grundy, 2005).

  Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh NHANES

    yang menyebutkan bahwa sindrom metabolik memiliki hubungan kuat dan konsisten dengan infark miokard/stroke atau infark miokard dengan stroke (Ninomiya et al., 2004).

  ATP III juga menyebutkan bahwa sindroma metabolik memiliki hubungan dengan beberapa keadaan seperti polikistik ovarii, fatty liver, batu empedu kolesterol, asma, sleep apnea, dan beberapa jenis kanker (Pranoto, 2005).

4. Stroke pada Obesitas Abdominal

  Dalam suatu studi yang meneliti tentang efek dari BMI dan obesitas abdominal, obesitas abdominal cenderung menjadi prediktor kuat risiko stroke (Suk et al, 2003). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa penilaian terhadap adiposit abdominal menghasilkan hubungan yang signifikan dan kuat dengan risiko stroke atau TIA (Transcient

  Ischemic Attack ), lepas dari faktor risiko penyakit vaskuler lainnya

  (Winter et a.l, 2010). Studi lain menyebutkan bahwa ukuran lingkar pinggang adalah prediktor yang lebih baik dibanding BMI pada kejadian penyakit cerebrovascular atau stroke pada wanita Jepang (Furukawa et al., 2010).

  Stroke pada dasarnya terjadi karena adanya kerusakan atau gangguan pada pembuluh darah otak. Proses ini dapat berupa penyumbatan lumen pembuluh darah oleh thrombosis atau emboli,

    pecahnya dinding pembuluh darah, dan perubahan viskositas maupun kualitas darah itu sendiri. Perubahan dinding pembuluh darah otak serta komponen lainnya itu dapat bersifat primer karena kelainan kongenital maupun degeneratif, atau akibat proses lain seperti peradangan, aterosklerosis, hipertensi, dan diabetes melitus (Misbach, 1999).

  Obesitas abdominal berhubungan dengan hipertensi dan diabetes, yang diketahui sebagai faktor resiko stroke (Chan et al., 1994 ; Selby et al., 1989). Juga telah diketahui bahwa obesitas abdominal sendiri sebagai faktor risiko sindroma metabolik, dimana sindrom metabolik ini ikut menyumbang terjadinya stroke. Sehingga dengan sendirinya, faktor risiko stroke pun menjadi meningkat. Mekanismenya adalah, obesitas abdominal akan meningkatkan produksi asam lemak bebas (free fatty acid) (Jensen, 2008). Asam lemak bebas ini akan : a. Meningkatkan LDL (low density lipoprotein). LDL yang meningkat akan mengakibatkan penimbunan kolestrol di dalam sel. Hal ini akan memicu terjadinya proses atherosclerosis, yaitu pengerasan dinding pembuluh darah arteri. Proses ini mempengaruhi organ otak, yang kemudian menjadikan stroke (Anonim, 2011).

  b.

  Penurunan HDL (high density lipoprotein). HDL yang menurun akan memicu terjadinya proses atherogenik, yaitu pembentukan plak di dinding pembuluh darah arteri. Proses ini kemudian menjadikan stroke (Anonim, 2011).

    c. Peningkatan PAI-1 (plasminogen activator inhibitor) dan fibrinogen serum mencetuskan keadaan protrombik, yang kemudian merangsang aterogenesis, yang kemudian berlanjut menjadi stroke.

  d. Menurunkan NO (nitrit oxide) dan meningkatkan RAAS (renin

  angiotensin aldosteron ), yang menyebabkan peningkatan saraf

  simpatik, sehingga tekanan darah meningkat, dan menjadikan hipertensi (Wahba, 2007).

   

B. Kerangka Berpikir

  Obesitas Abdominal Pengukuran WC Lemak Visceral

  Ï Free – Fatty acid LDL Ï

  Ï PAI - 1 Ð NO

  VLDL Ï Ï Fibrinogen

  Ï RAAS Triglycerid Ï

HDL Ð

  Keadaan Ï Aktivitas Saraf

  Protrombotik Simpatis Dislipidemia

  Aterogenik Ï blood - pressure

  Hipertensi

  STROKE

  Keterangan : WC = Waist Circumference (lingkar pinggang) C.

   Hipotesis Terdapat hubungan antara ukuran lingkar pinggang dan stroke.

   

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Poli Saraf RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Mei 2011. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian diambil dari populasi pasien di Poli Saraf RSUD Dr. Moewardi, Surakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi.

  1. Kriteria inklusi : Pasien laki-laki dan perempuan, umur 40-70 tahun, tidak membedakan wanita yang pernah melahirkan dan belum pernah melahirkan.

  2. Kriteria Eksklusi : a.

  Pasien yang menolak berpartisipasi dalam penelitian b.

  Pasien dengan kehamilan c. Pasien dengan oedem dan decompensatio cordis d. Pasien yang menderita gangguan anatomi sehingga tidak dapat diukur antropometrinya.

D. Teknik Pengambilan Sampel

  Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Besar sampel pada penelitian ini diperoleh berdasarkan rumus (Sastroasmoro, 2000): 2 2 l

  Q P z N

  × × =

  α Keterangan :

  N : jumlah sampel α : batas kepercayaan, dalam penelitian ini dipilih nilai 0,05 z

  α : nilai konversi pada kurva normal, dalam penelitian ini 1,96 P : proporsi kejadian/outcome di antara pajanan yang diteliti (0,5) Q : 100% - P L : derajat kesalahan, dalam penelitian ini digunakan 10%

  ( ) ( )

  Orang 384 N 384 1 ,

  5 , 1,96 5 ,

  N 2 2 =

  = × ×

  = Namun, dikarenakan keterbatasan waktu dan jumlah sampel yang tersedia maka peneliti hanya mengambil sampel sebanyak 30 sampel dengan berdasar kepada the rule of thumb (Murti, 2006).

  E. Desain Penelitian

  F. Variabel Penelitian

  1. Variabel bebas : lingkar pinggang (cm)

  2. Variabel tergantung : stroke

  3. Variabel luar a.

  Variabel luar terkendali : umur pasien b.

  Variabel luar tak terkendali : makanan yang dikonsumsi, dan aktivitas sehari-hari.

  G. Definisi Operasional Variabel 1.

  Variabel Bebas Lingkar pinggang (waist circumference) adalah besaran lingkar pinggang yang diukur dengan pita pengukur (metline) dalam centimeter

  Populasi   Sampel    Ukur  lingkar  pinggang

  

 (cm) 

Tidak  obesitas  Obesitas   Stroke  (+)  Stroke  (+)  Stroke  (+)  Stroke  (‐) 

  (cm). Pengukuran dilakukan dengan posisi berdiri tegak dan pakaian ditanggalkan, diukur di antara crista illiaca dan costa XII.

  Cut off point lingkar pinggang pada obesitas berdasarkan International Diabetes Federation (IDF), adalah pada pria : > 90 cm dan

  pada wanita : > 80 cm. Skala data lingkar pinggang adalah nominal.

  2. Variabel Tergantung Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh, yang terjadi dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, tanpa ditemukannya penyebab selain dari gangguan vaskuler (Harsono, 1996). Skala data stroke adalah nominal.

H. Alat dan Bahan Penelitian 1. Rekam medis, untuk mengetahui subjek menderita stroke atau tidak.

  2. Tape measuring/metline. Metline yang digunakan adalah jenis plastic merk Butterfly, dengan ketelitian 1mm.

  tape measuring I.

   Cara Kerja 1.

  Menentukan subjek penelitian 2. Setelah didapatkan subjek penelitian, ukur lingkar pinggangnya.

  a.

  Jelaskan kepada pasien tujuan pengukuran lingkar pinggang dan tindakan apa saja yang akan dilakukan.

  b.

  Pakaian yang menghalangi pinggang disingkirkan. c. Pengukuran dilakukan saat akhir ekspirasi normal, dalam keadaan berdiri tegak dan tenang, serta tangan relaksasi di samping.

  d. Tentukan titik batas tepi tulang rusuk terakhir (costa XII) dan titik ujung lengkung tulang panggul (crista illiaca).

  e. Letakkan pita pengukur di antara crista illiaca dextra dan costa XII

  dextra . Kemudian pita pengukur dilingkarkan ke sekeliling perut

  secara sejajar horizontal kembali ke titik awal pengukuran. Yakinkan bahwa pita pengukur tidak menekan kulit terlalu ketat.

  J. Teknik Analisa Data

  Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dengan teknik analisis statistik yaitu Chi Square untuk mengetahui hubungan antara ukuran lingkar pinggang dan stroke. Pengolahan data dilakukan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS)16.0 for Windows.

  

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Sampel Pengambilan data dilakukan di Poli Saraf RSUD Dr. Moewardi Soerakarta selama bulan Mei 2011. Jumlah total sampel sebanyak 30 sampel, diambil secara acak. Dari data yang diperoleh dapat disajikan sebagai berikut : Tabel 3. Distribusi Subyek Berdasarkan Lingkar Pinggang pada Perempuan Frekuensi 7 41,18%

  ≤80 cm >80 cm 10 58,82% 17 100%

  Jumlah Dari tabel 3, jumlah subyek pada perempuan berjumlah 17 orang. Dapat dilihat bahwa frekuensi pasien dengan lingkar pinggang

  ≤ 80 cm sebanyak 7 orang (41,18%) dan frekuensi pasien dengan lingkar pinggang > 80 cm sebanyak 10 orang (58,82%).

    Tabel 4. Distribusi Subyek Berdasarkan Lingkar Pinggang pada Laki-laki Frekuensi

  8 61,54 % ≤90cm

  5 38,46 % >90 cm

  13 100% Jumlah

  Dari tabel 4, jumlah subyek pada laki-laki berjumlah 13 orang. Dapat dilihat bahwa frekuensi pasien dengan lingkar pinggang ≤ 90cm sebanyak 8 orang (61,54%) dan frekuensi pasien dengan lingkar pinggang > 90 cm sebanyak

  5 orang (38,46%).

  Tabel 5. Klasifikasi Status Obesitas Berdasarkan Lingkar Pinggang pada Seluruh Sampel

  Frekuensi 15 50%

  Obesitas 15 50%

  Tidak Obesitas 30 100%

  Jumlah Dari tabel 5, untuk klasifikasi status obesitas pada seluruh sampel baik laki maupun perempuan yang seluruhnya berjumlah 30 orang, didapatkan sampel yang menderita obesitas sebanyak 15 orang (50%) dan yang tidak obesitas sebanyak 15 orang (50%).

    Tabel 6. Distribusi Penderita Stroke Seluruh Sampel Frekuensi

  Stroke 18 60%

  Tidak Stroke 12 40%

  Jumlah 30 100% Dari tabel 6, distribusi penderita stroke pada seluruh sampel yang berjumlah 30 orang, didapatkan sampel yang menderita stroke sebanyak 18 orang (60%) dan yang tidak stroke sebanyak 12 orang (40%).

  Tabel 7. Distribusi Status Obesitas terhadap Stroke Stroke Non Stroke Jumlah 12 40% 3 10% 15 50%

  Obesitas 6 20% 9 30% 15 50%

  Tidak Obesitas Jumlah 18 60% 12 40% 30 100% Sumber: Data Primer dan Sekunder, Mei 2011

  Dari tabel 7, pasien obesitas yang stroke sebanyak 12 sampel (40%), sedangkan pasien obesitas yang tidak stroke sebanyak 3 sampel (10%). Lalu, pasien tidak obesitas yang stroke sebanyak 6 sampel (20%), sedangkan pasien tidak obesitas yang tidak stroke sebanyak 9 sampel (30%).

    Selanjutnya, deskripsi statistik dari sampel yang didapat adalah sebagai berikut :

  Tabel 8. Statistik Deskriptif

Deskripsi Sampel

Variabel N Mean Median SD

  Lingkar Pinggang 30 87,2 87,0 11,79 (cm) Berdasarkan tabel 8, nilai rata-rata lingkar pinggang dari 30 sampel tersebut adalah 87,2 cm. Sedangkan nilai tengahnya adalah 87 cm, dan nilai standar deviasi (simpangan baku) adalah 11,79.

B. Normalitas Sebaran Sampel

  Normalitas data diperlukan untuk menjamin validitas penelitian. Pada umumnya data tidak diuji secara spesifik, melainkan secara langsung diasumsikan menyebar normal berdasar atas Teorema Limit Pusat (Central Limit Theory ) (Riwidikdo, 2009).

  Indikator yang digunakan untuk menilai normalitas distribusi dalam analisis hasil penelitian ini adalah :

   

1. Histogram

  Keterangan : WC : waist circumference (lingkar pinggang) Berdasarkan statistik deskriptif, nilai mean dan median berada dalam letak yang dekat dengan masing-masingnya. Sehingga dapat dikatakan data tersebut dalam batas distribusi normal.

   

2. Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov

  One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test WC N

  30 Normal Parameters a Mean 87.200 Std. Deviation 11.7895 Most Extreme Differences Absolute .111 Positive .111

  Negative -.052 Kolmogorov-Smirnov Z .610 Asymp. Sig. (2-tailed) .851 a. Test distribution is Normal.

  Hasil uji dapat dilihat :

  a. Pada nilai Kolmogorov-Smirnov Z, dengan hasil 0,610. Dengan demikian, nilai Z hitung : 0,610, yang kemudian dibandingkan dengan nilai Z tabel : 1,96. Jadi, nilai Z hitung < nilai Z tabel, maka Ho diterima, yang artinya data berdistribusi normal.

  b.

  Harga signifikasi (Asymp.Sig) : 0,851, yang kemudian dibandingkan dengan α = 0,05. Jadi nilai signifikasi > 0,05 (p > 0,05), maka Ho diterima, yang artinya data berdistribusi normal.

   

C. Analisis Data

  Secara manual, hubungan ukuran lingkar pinggang dengan stroke bisa disajikan sebagai berikut : Stroke Non Stroke Jumlah Obesitas 12 (a) 3 (b) 15 (a+b)

  Tidak Obesitas 6 (c) 9 (d) 15 (c+d) Jumlah 18 (a+c) 12 (b+d) 30 (N) Perhitungan uji Chi Square didapatkan hasil :

  2 Nilai hitung = 5,000 χ

  2 Nilai tabel = 3,841 (dengan taraf signifikan = 0,05 ; derajat bebas = 1) χ

  2

  2 Bila dilihat dari hasil menunjukkan bahwa : hitung > tabel. Keputusannya χ χ H ditolak dan H

  1 diterima, sehingga dapat disimpulkan secara statistik bahwa ada hubungan antara ukuran lingkar pinggang dengan stroke.

    Sedangkan melalui perhitungan SPSS, dapat dilihat sebagai berikut :

  WC * STROKE Crosstabulation Count STROKE stroke tidak stroke Total WC obese

  12

  3

  15 tidak obese

  6

  9

  15 Total

  18

  12

  30 Chi-Square Tests Exact Sig. (2- Exact Sig. (1- Value df Asymp. Sig. (2-sided) sided) sided) a Pearson Chi-Square 5.000 b

1 .025

Continuity Correction 3.472

  

1 .062

Likelihood Ratio 5.178

1 .023

Fisher's Exact Test

  .060 .030 N of Valid Cases 30 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.00.

b. Computed only for a 2x2 table

  2 Pada tabel tersebut, nilai Pearson Chi Square ( hitung) : 5,000.

  χ

2 Sedangkan harga tabel (pada db 1 dengan taraf signifikasi 0,05) : 3,481.

  χ

  2

2 Ini berarti hitung > tabel, sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan

  χ χ antara lingkar pinggang dengan stroke.

  Di samping itu bisa dilihat dari nilai Asymp.Sig : 0,025. Ini berarti p < 0,05, sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan stroke.

BAB V PEMBAHASAN Dari tabel 7, pasien obesitas yang stroke sebanyak 12 sampel (40%),

  

sedangkan pasien obesitas yang tidak stroke sebanyak 3 sampel (10%). Lalu, pasien

tidak obesitas yang stroke sebanyak 6 sampel (20%), sedangkan pasien tidak obesitas

yang tidak stroke sebanyak 9 sampel (30%).

  Dari hasil analisis normalitas sebaran sampel terhadap variabel lingkar

pinggang yang secara spesifik dilakukan dengan uji Kolmogrov-Smirnov

menunjukkan nilai signifikansi > 0,05. Nilai signifikansi tersebut mengindikasikan

bahwa sebaran sampel pada penelitian ini normal sehingga menjamin validitas

penelitian dan keakuratan dalam penarikan kesimpulan.

  2 Dari hasil perhitungan Chi Kuadrat didapatkan nilai hitung (5,000) > nilai χ

  2 tabel (3,481). Nilai tersebut mengindikasikan bahwa terdapat hubungan antara χ

ukuran lingkar pinggang dengan stroke. Hasil penelitian ini sesuai seperti pada

penelitian yang sudah ada yang menunjukkan bahwa penilaian terhadap adiposit

abdominal menghasilkan hubungan yang signifikan dengan risiko stroke atau TIA

(Winter et al., 2010). Hasil penelitian ini juga sesuai dengan studi yang sudah ada,

yaitu obesitas abdominal sebagai prediktor kuat risiko stroke (Suk et al., 2003).

  Dari tabel 3 dan 4, didapatkan penderita obesitas berdasarkan lingkar

pinggang pada wanita lebih banyak dibanding pada pria. Hal ini sesuai dengan

    penelitian dari Framingham Heart Study yang menyebutkan bahwa prevalensi jaringan adiposa viseral tinggi adalah sebesar 44% pada wanita dan 42% pada pria (Pon, 2009). Juga disebutkan pada survei nasional yang dilakukan pada tahun

1996/1997 di ibukota seluruh provinsi Indonesia menunjukkan bahwa 8,1%

penduduk laki-laki dewasa mengalami overweight (BMI 25-27) dan 6,8%

mengalami obesitas, sedangkan pada wanita 10,5 % overweight dan 13,5 % obesitas.

  (Hadi, 2005).

  Seperti yang diketahui, jumlah lemak kurang lebih 12-14 % dari berat badan seorang pria dan kurang lebih 25 % dari berat badan seorang wanita (Fawcett, 2002).

  

Hal ini menyebabkan jumlah penderita obesitas lebih banyak pada wanita

dibandingkan pada pria, selain karena adanya pola hidup yang tidak sehat, misal pola konsumsi makanan (makanan berlemak, makanan cepat saji) tanpa diimbangi aktivitas fisik seperti olahraga.