RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN PINTU MOBIL ETANOL

RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN PINTU MOBIL ETANOL PROYEK AKHIR

  commit to user

  Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md)

  Program Studi DIII Teknik Mesin Otomotif Universitas Sebelas Maret

  Surakarta Disusun Oleh :

  GALIH EKO PRASETYO I 8608018 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK MESIN OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user

commit to user

HALAMAN MOTTO

  “Sesungguhnya dibalik kesulitan itu ada kemudahan. Maka barang siapa telah selesai mengerjakan suatu urusan, kerjakanlah urusan yang lain dengan sungguh- sungguh” (Q.S Al-Insyiroh : 6-7) “Hidup itu tidak hanya sekali, melainkan akan ada lagi kehidupan dari Allah SWT di akhirat. Bagaimanakah kehidupan itu di masa yang akan datang ? Kita sendiri yang menentukan mulai dari sekarang”. (Penulis) “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian...”( Anonim )

  

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

  

Sebuah hasil karya yang kami buat demi menggapai sebuah cita-cita, yang

ingin ku-persembahkan kepada: Bapak Heru Sukanto, S.T., M.T., selaku Ketua Program DIII Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Bapak Bambang kusharjanta, S.T., M.T. serta bapak Ir. Wijang, M.T. terimakasih

banyak atas pengarahan dan bimbingannya selama ini.

Bapak, Ibu yang saya sayangi dan cintai yang telah memberi dorongan moril

maupun meteril serta semangat yang tinggi sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Teman – teman semua DIII Otomotif dan Produksi angkatan 2008 marilah kita

selalu berusaha keras. Janganlah mudah menyerah, inilah awal dari cita- cita kita.

Luqman, yayan, dan fuad terimakasih telah berjuang bersama menyelesaikan

tugas akhir ini.

commit to user

  

ABSTRAK

GALIH EKO PRASETYO, 2011, RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN

PINTU MOBIL ETANOL Proyek Akhir, Program Studi, Diploma III Mesin

  . Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  Rancang ulang dan pembuatan pintu mobil etanol ini difokuskan pada bagian kaca pintu mobil. Proyek Akhir ini bertujuan agar pintu mobil etanol yang terbuat dari bahan komposit dapat berfungsi dengan baik, yaitu kaca pada pintu mobil dapat digerakkan naik turun.

  Metode yang dipakai dalam proses ini mencakup empat tahap, yaitu : mencari data awal, membuat sketsa rancangan ulang, pengerjaan pintu dan

  finishing .

  Hasil dari proses rancang ulang dan pembuatan pintu mobil etanol adalah kaca pintu mobil dapat berfungsi dengan baik dan dapat digerakkan naik turun, sehingga menambah kenyamanan saat dikendarai. Dana yang dibutuhkan dalam pengerjaan ini adalah Rp. 3.794.000,00.

  

commit to user

KATA PENGANTAR

  

commit to user

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Proyek Akhir ini dengan judul ”RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN PINTU MOBIL ETANOL”. Laporan Proyek Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) dan menyelesaikan Program Studi DIII Teknik Mesin Otomotif Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mengalami masalah dan kesulitan, tetapi berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak maka penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :

  1. Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya.

  2. Bapak Heru Sukanto, S.T., M.T., selaku Ketua Program DIII Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  3. Bapak Bambang Kusharjanta, S.T., M.T., selaku pembimbing I Proyek Akhir.

  4. Bapak Ir. Wijang Wisnu Raharjo, M.T., selaku pembimbing II Proyek Akhir.

  5. Bapak Jaka Sulistya Budi, S.T., selaku koordinator Proyek Akhir.

  6. Yayan, Luqman, dan Fuad sebagai teman satu kelompok, terima kasih atas kekompakkan dan kerjasamanya dalam menyelesaikan Proyek Akhir.

  7. Laboran Motor Bakar, terima kasih atas bimbingan dan bantuannya.

  8. Teman – teman seangkatan, DIII Teknik Mesin Otomotif 2008 terima kasih atas persaudaraan dan kekompakannya

  9. Bapak, Ibu dan Adikku tercinta atas segala bentuk dukungan, motivasi dan doanya.

  10. Semua pihak semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu – persatu yang telah membantu dalam penyusunan laporan Proyek Akhir ini.

  Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu dalam penyusunan laporan ini, maka segala kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

  Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan para pembaca baik dari kalangan akademis maupun lainnya.

  Surakarta, September 2011 Penulis

  

commit to user

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................. .......... i HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v ABSTRAK ..................................................................................................... vi KATA PENGANTAR .................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

  BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

  1.1. Latar Belakang .................................................................... 1

  1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 1

  1.3. Batasan Masalah ................................................................... 1

  1.4. Tujuan Proyek Akhir ............................................................ 2

  1.5. Manfaat Proyek Akhir .......................................................... 2

  1.6. Metode Penulisan ................................................................. 2

  BAB II DASAR TEORI ............................................................................ 3

  2.1. Pengertian Komposit ............................................................. 3

  2.2. Tujuan Dibentuknya Komposit ............................................. 5

  2.3. Unsur – Unsur Penyusun Komposit Serat ............................. 5

  2.3.1. Bahan Serat ............................................................. 5

  2.3.2. Bahan Matrik ........................................................... 7

  2.4. Komposit Serat Gelas (Fiberglass) ...................................... 8

  2.4.1. Keselamatan Kerja .................................................. 9

  2.5. Central Lock dan Alarm ............................................ .......... 10

  2.5.1. Cara Kerja Sistem Central Lock dan Alarm ........... 11

  BAB III RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN PINTU MOBIL ETANOL ....................................................................................... 13

  

commit to user

  3.1.1. Tahap 1 : Mencari Data ............................... ........... 13

  3.1.2 Tahap 2 : Membuat Sketsa Rancangan Ulang ......... 15

  3.1.3. Tahap 3 : Pengerjaan Pintu .......................... ........... 17

  3.1.4. Tahap 4 : Proses Finishing .......................... ........... 21

  BAB IV PERAWATAN DAN RINCIAN BIAYA ........................... .......... 24

  4.1. Perawatan ................................................................... .......... 24

  4.1.1. Perawatan Komposit Fiberglass ............................. 24

  4.1.2. Perawatan Mekanisme Kaca ................................... 25

  4.1.3. Perawatan Central Lock dan Alarm ........................ 25

  4.2. Rincian Biaya ...................................................................... 25

  BAB V PENUTUP ...................................................................................... 28

  5.1. Kesimpulan ............................................................... ........... 28

  5.2. Saran .......................................................................... ........... 28 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 29 LAMPIRAN .................................................................................................... 30

  

commit to user

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mobil Etanol yang telah ada untuk proyek akhir ini memiliki pintu

  depan yang kurang berfungsi dengan baik dan perlu adanya proses penyempurnaan, yaitu kaca pada pintu depan mobil tidak bisa dibuka dan ditutup (bergerak naik-turun) karena design dan pemasangan kaca yang tidak tepat. Kaca pada pintu depan sangat penting untuk bisa dibuka dan ditutup, misalnya pada saat pengemudi akan meminta kartu parkir, pengemudi tidak perlu membuka pintu mobil, cukup membuka kaca pada pintu mobilnya saja. serta belum adanya kunci pada pintu mobil sehingga keamanan mobil saat di parkir sangatlah kurang.

  Bahan yang digunakan untuk pembuatan pintu mobil terbuat dari bahan komposit. Pemakaian bahan komposit dikarenakan sifatnya ringan, mudah dibentuk serta dengan biaya yang relatif murah. Komposit ini terbuat dari

  2

  resin Polyester 157 BQTN serta

  fiberglass Chopped Strand Mat 300 gram/m , katalis MEXPO.

  Rancang ulang dan pembuatan pintu mobil etanol ini dilakukan untuk penyempurnaan mobil tersebut. Dengan penyempurnaan ini diharapkan mobil lebih nyaman untuk dikendarai oleh pengendara dan menambah nilai estetika dari mobil tersebut.

  1.2. Perumusan Masalah

  Perumusan masalah dalam Proyek Akhir ini adalah bagaimana merancang ulang pintu mobil etanol agar berfungsi dengan baik.

  1.3. Batasan Masalah

  Berdasarkan rumusan masalah diatas agar permasalahan yang dibahas tidak melebar, maka batasan-batasan masalah proyek akhir ini adalah :

  1. Perancangan ulang dan pembuatan pintu mobil bahan bakar etanol yang

  

commit to user

  1.4. Tujuan Proyek Akhir

  Tujuan dari pelaksanaan Proyek Akhir ini adalah:

  1. Merancang ulang pintu mobil agar lebih sempurna sehingga kaca pintu depan mobil dapat digerakkan naik turun.

  2. Merancang ulang pintu mobil agar dapat dikunci dengan baik.

  1.5. Manfaat Proyek Akhir

  Manfaat yang diperoleh dari penyusunan laporan Poyek Akhir ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagi Penulis Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang material komposit khususnya proses perancangan ulang dan pembuatan pintu mobil dari bahan komposit serat gelas (fiberglass).

  2. Bagi Universitas Sebagai referensi untuk inovasi pembuatan bodi mobil dari komposit yang lebih praktis.

  1.6. Metode Penulisan

  Data-data yang didapatkan penulis sebagai bahan-bahan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dilakukan dengan metode sebagai berikut:

  1. Studi pustaka.

  Yaitu data diperoleh dengan merujuk pada beberapa literatur sesuai dengan permasalahan yang dibahas.

  2. Pengamatan.

  Yaitu dengan melakukan beberapa kali pengamatan dan perancangan untuk mendapatkan bentuk pintu mobil yang diinginkan.

  

commit to user

BAB II DASAR TEORI 2.1. Pengertian Komposit Gibson (1994) menyatakan bahwa material dibagi menjadi empat

  golongan yaitu : logam, keramik, polimer dan komposit. Sedangkan komposit itu sendiri adalah suatu material yang terbentuk dari dua bahan atau lebih yang tetap terpisah dan berbeda dalam level mikroskopik pada saat membentuk komponen tunggal.

  Material komposit merupakan material dengan penggabungan secara makro, maka material komposit dapat didefinisikan sebagai suatu sistem material yang tersusun dari campuran / kombinasi dua atau lebih unsur – unsur utama yang secara makro berbeda dalam bentuk dan atau komposisi material (Schwartz, 1984)

  Komposit dibedakan menjadi 5 kelompok menurut bentuk struktur dari penyusunnya yaitu:

1. Komposit Serat (Fiber Composites)

  Komposit serat merupakan jenis komposit yang menggunakan serat sebagai bahan penguatnya. Dalam pembuatan komposit, serat dapat diatur memanjang (unidirectional composites) atau dapat dipotong kemudian disusun secara acak (random fibers) serta juga dapat dianyam (cross-ply laminate). Komposit serat sering digunakan dalam industri otomotif dan industri pesawat terbang.

  a . unidirectional fiber composite b . random fiber composite

Gambar 2.1. Komposit serat (fiber composites) 2.

   Komposit Serpih (Flake Composites) Flake Composites adalah komposit dengan penambahan material berupa

commit to user

Gambar 2.2. Komposit serpih (flake composites) 3.

   Komposit Partikel (Particulate Composites) Particulate composites adalah salah satu jenis komposit di mana dalam

  matrik ditambahkan material lain berupa serbuk/butir. Perbedaan dengan flake dan

  

fiber composites terletak pada distribusi dari material penambahnya. Dalam

particulate composites , material penambah terdistribusi secara acak atau kurang

  terkontrol daripada flake composites. Sebagai contoh adalah beton.

Gambar 2.3. Komposit partikel (particulate composites) 4.

   Filled Composites Filled composites adalah komposit dengan penambahan material ke dalam

  matrik dengan struktur tiga dimensi dan biasanya filler juga dalam bentuk tiga dimensi.

  

commit to user

5. Laminar Composites

  Laminar composites adalah komposit dengan susunan dua atau lebih layer,

  dimana masing – masing layer dapat berbeda – beda dalam hal material, bentuk, dan orientasi penguatannya.

Gambar 2.5. Laminar composites 2.2.

   Tujuan Dibentuknya Komposit

  Tujuan dibentuknya komposit adalah (Arief, 2010) : a. Mengurangi proses permesinan.

  b. Mengurangi material yang terbuang.

  c. Menghemat biaya perakitan.

  d. Digunakan untuk struktur yang membutuhkan material ringan namun kuat.

2.3. Unsur – Unsur Penyusun Komposit Serat

  Unsur – unsur utama penyusun komposit adalah matrik dan serat. Bahan – bahan pendukung pembuatan komposit meliputi katalis, gelcoat, dan pewarna. Bahan tambahan tersebut memiliki fungsi yang sangat penting untuk menentukan kualitas suatu produk komposit, karena material komposit terdiri dari penggabungan unsur – unsur utama yang berbeda, maka munculah daerah perbatasan antara serat dan matrik (interface).

2.3.1. Bahan Serat

  Fungsi utama dari serat adalah sebagai penopang kekuatan dari komposit, sehingga tinggi rendahnya kekuatan komposit sangat tergantung dari serat yang digunakan, karena tegangan yang dikenakan pada komposit mulanya diterima

  

commit to user

  

commit to user

  sampai beban maksimum. Oleh karena itu serat harus mempunyai tegangan tarik dan modulus elastisitas yang lebih tinggi dari matrik penyusun komposit.

  Sistem penguat dalam material komposit serat bekerja dengan mekanisme sebagai berikut : material berserat itu akan memanfaatkan aliran plastis dari bahan matrik (yang bermodulus rendah) yang sedang dikenai tegangan, untuk mentransferkan beban yang ada itu kepada serat – seratnya (yang kekuatannya jauh lebih besar). Hasilnya adalah bahan komposit yang memiliki kekuatan dan modulus yang tinggi. Tujuan menggabungkan keduanya adalah untuk menghasilkan material dan fase dimana fase primernya (serat) disebar secara merata dan diikat oleh fase sekundernya (matrik).

  Serat gelas tersusun dari butiran silica (SiO

  2 ), batu kapur, dan paduan lain

  yaitu Al, Ca, Mg, Na, dll. Molekul silicon dioksida ini mempunyai konfigurasi

  tetrahedral

  , dimana satu ion silicon memegang empat ion oksigen. Jaringan dari silica tetrahedral ini adalah dasar dari terbentuknya serat gelas. Berdasarkan penempatannya terdapat beberapa tipe serat pada komposit, yaitu (Gibson, 1994): a. Continuous Fiber Composite

  Continuous atau uni-directional, mempunyai susunan serat panjang dan

  lurus, membentuk lamina diantara matriknya. Jenis komposit ini paling banyak digunakan. Kekurangan tipe ini adalah lemahnya kekuatan antar antar lapisan. Hal ini dikarenakan kekuatan antar lapisan dipengaruhi oleh matriksnya.

  b. Woven Fiber Composite (bi-dirtectional) Komposit ini tidak mudah terpengaruh pemisahan antar lapisan karena susunan seratnya juga mengikat antar lapisan. Akan tetapi susunan serat memanjangnya yang tidak begitu lurus mengakibatkan kekuatan dan kekakuan tidak sebaik tipe continuous fiber.

  c. Discontinuous Fiber Composite (chopped fiber composite) Komposit ini mempunyai susunan serat pendek yang tersebar secara acak diantara matriknya. Serat tipe acak sering digunakan pada produksi dengan

  Kekurangan dari jenis serat acak adalah sifat mekanik yang masih dibawah dari penguatan dengan serat lurus pada jenis serat yang sama.

  d. Hybrid Fiber Composite

  Hybrid fiber composite merupakan komposit gabungan antara tipe serat

  lurus dengan serat acak. Pertimbangannya supaya dapat mengeliminir kekurangan sifat dari kedua tipe dan dapat menggabungkan kelebihannya.

   (a) Continous Fiber Composite (b) Wavon Fiber Composite

  (c) Discontinuous Fiber Composite (d) Hybrid Fiber Composite

Gambar 2.6. Tipe serat pada komposit (Gibson, 1994) 2.3.2.

   Bahan Matrik

  Gibson (1994) bahwa matrik dalam struktur komposit dapat berasal dari bahan polimer, logam, maupun keramik. Matrik adalah fasa dalam komposit yang mempunyai bagian atau fraksi volume terbesar (dominan).

  Syarat utama yang harus dimiliki oleh bahan matrik adalah bahan matrik tersebut harus dapat meneruskan beban, sehingga serat harus bisa melekat pada matrik dan kompatibel antara serat dan matrik. Umumnya matrik yang dipilih adalah matrik yang memiliki ketahanan panas yang tinggi.

  Sebagai bahan penyusun utama dari komposit, matrik harus mengikat

  

commit to user serat secara maksimal sehingga diperoleh kekuatan yang tinggi. Matrik mempunyai fungsi sebagai berikut :

  1. Memegang dan mempertahankan serat tetap pada posisinya.

  2. Mentransfer tegangan ke serat pada saat komposit dikenai beban.

  3. Memberikan sifat tertentu bagi komposit, misalnya: keuletan, ketangguhan, dan ketahanan panas.

  4. Melindungi serat dari gesekan mekanik 5. Melindungi serat dari pengaruh lingkungan yang merugikan.

  6. Tetap stabil setelah proses manufaktur.

  Dalam proses pembuatan material komposit, matrik harus memiliki kemampuan meregang yang lebih tinggi dibandingkan dengan serat. Apabila tidak demikian, maka material komposit tersebut akan mengalami patah pada bagian matriknya terlebih dahulu. Akan tetapi apabila hal itu dipenuhi, maka material komposit tersebut akan patah secara alami bersamaan antara serat dan matrik.

2.4. Komposit Serat Gelas (glassfiber)

  Bahan non logam ternyata juga banyak digunakan sebagai bahan untuk membuat bodi kendaraan. Salah satu bahan non logam tersebut yaitu glassfiber.

  

Glassfiber merupakan bahan paduan atau campuran beberapa bahan kimia (bahan

  komposit) yang bereaksi dan mengeras dalam waktu tertentu. Bahan ini mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan bahan logam, diantaranya : lebih ringan, lebih mudah dibentuk, dan lebih murah. atau serat kaca telah dikenal orang sejak lama, dan bahkan

  Glassfiber peralatan-peralatan yang terbuat dari kaca mulai dibuat sejak awal abad ke 18.

  Mulai akhir tahun 1930-an, glassfiber dikembangkan melalui proses filament berkelanjutan (continuous filament proses) sehingga mempunyai sifat-sifat yang memenuhi syarat untuk bahan industri, seperti kekuatannya tinggi, elastis, dan tahan terhadap temperatur tinggi.

  Membayangkan peralatan-peralatan yang terbuat dari kaca (glass), kebanyakan orang akan beranggapan bahwa peralatan tersebut pasti akan mudah

  

commit to user menjadi bentuk serat akan membentuk bahan tersebut dari bahan yang mudah pecah (brittle materials) menjadi bahan yang mempunyai kekuatan tinggi (strong ). Manakala kaca (glass) diubah dari bentuk cair atau bubuk menjadi

  materials bentuk serat (fiber), kekuatannya akan meningkat secara tajam.

  Pemanfaatan glassfiber untuk produk otomotif sudah sangat luas, tidak hanya untuk pembuatan bodi kendaraan, akan tetapi juga untuk berbagai komponen kendaraan yang lain. Penggunaan yang paling populer memang untuk membuat komponen bodi kendaraan. Selain anti karat, juga lebih tahan benturan, mudah dibentuk, bila rusak akan lebih mudah diperbaiki, dan lebih ringan. Dengan bahan glassfiber, kendaraan dimungkinkan akan lebih hemat konsumsi bahan bakarnya.

  Untuk sektor industri komponen, pemanfaatan bahan glassfiber juga sudah cukup meluas. Produsen kendaraan besar sudah memanfaatkannya untuk membuat komponen-komponen tertentu. Daimler Benz misalnya memanfaatkan

  

glassfiber untuk pembuatan bodi dan bagian-bagian interior. Produsen mobil

Opel memanfaatkannya untuk pembuatan bagian-bagian bodi yang disyaratkan

  super kuat, sedangkan produsen mobil Porsche banyak memanfaatkannya untuk membuat bagian-bagian interior atap geser (sliding roof), bumper, dan spoiler. Khusus untuk bumper dan spoiler, di negara kita sudah banyak bengkel kecil yang mampu membuatnya dari bahan glassfiber (Depdiknas, 2004).

2.4.1. Keselamatan Kerja

  Dalam proses pembuatan dan perbaikan glassfiber ada beberapa hal yang perlu diperhatikan : a) Keamanan Dalam Penyimpanan

  Bahan resin merupakan zat yang dapat terbakar (flammable), walaupun tidak mudah terbakar karena titik nyalanya tinggi. Oleh karena itu resin dan katalis perlu disimpan digudang yang dijaga temperaturnya dan disimpan paling lama dalam 1 tahun. Apabila disimpan dalam gudang pada temperatur tinggi, maka akan mengurangi keselamatan manusia dan lingkungannya. Sementara itu

  

commit to user kebakaran. Oleh karena itu perlu disimpan di gudang yang terpisah dan berventilasi.

  b) Keamanan Dalam Proses Pembuatan dan perbaikan bahan resin mengandung monomeric styrene yang kemungkinan dapat menimbulkan iritasi pada kulit. Metode yang efektif untuk melindungi kulit dari bahaya tersebut yaitu mengoleskan cream atau menggunakan sarung tangan saat proses pembuatan/perbaikan glassfiber. Katalis dapat menimbulkan iritasi pada kulit lebih tinggi dari pada resin, bahkan dapat mengakibatkan kulit terbakar apabila terkena dan tidak segera dibersihkan dengan air hangat. Katalis dan cobalt dengan perbandingan yang terlalu banyak dapat menimbulkan api. Apabila tangan tanpa pelindung menyentuh mat, maka tangan akan terasa gatal (Depdiknas, 2004).

2.5. Central Lock dan Alarm

  Sebelum digunakannya sistem pengaman penguncian pintu secara elektrik (central lock) pada beberapa jenis mobil, sebelumnya menggunakan sistem penguncian khusus secara manual. Cara kerja dari sistem ini keseluruhan secara mekanik yaitu jika dioperasikan dari bagian dalam mobil, pengemudi atau penumpang tinggal menarik tuas pengunci yang berada disamping pintu mobil bagian dalam maka tuas tersebut akan menarik pengunci pintu pada posisi terbuka, Sebaliknya jika pintu tersebut akan dikunci maka pengemudi atau penumpang tinggal mendorong tuas yang ada knopnya pada bagian ujung tersebut, maka tuas akan mendorong pada posisi mengunci sehingga pintu mobil tersebut tidak akan dapat dibuka dari dalam maupun dari luar sebelum tuas tersebut ditarik kembali dari dalam atau dibuka dari luar menggunakan anak kunci.

  Sistem Pengaman mobil central lock dengan remote control pengamannya mempunyai fungsi utama untuk mengunci semua pintu mobil secara bersamaan yang dapat dikendalikan dari salah satu atau dua pengunci pintu mobil yang terletak dibagian depan sebelah kiri atau kanan pintu mobil. Jika knop yang berada disisi pengemudi sebelah kanan ditarik atau ditekan dari dalam maka dengan

  

commit to user dioperasikan secara manual tersebut, sistem ini dapat di operasikan menggunakan

  

remote control dari jarak jauh yaitu untuk posisi lock, unlock dan sirine. Sistem

  pengaman ini mempunyai beberapa komponen utama yaitu actuator, Actuator

  

module, main unit, alarm atau sirine, dan remote control yang kesemuannya itu

jika dirangkai akan menjadi satu kesatuan untuk mendukung kerjanya.

  Khusus untuk unit sistem pengaman pada mobil yang mempunyai fungsi keamanan untuk mencegah terjadinya tindakan pencurian, salah satu contohnya yaitu sistem central lock dan alarm, cara kerja dari sistem ini adalah membuka dan mengunci masing-masing pintu mobil secara bersamaan ketika unit ini diaktifkan dengan kendali remote control. Hal ini dapat mencegah terjadinya pencurian mobil, karena jika unit ini diaktifkan dalam posisi lock dengan menggunakan remote control maka semua pintu yang sudah dalam keadaaan menutup rapat akan mengunci secara bersamaan dan selanjutnya untuk membukanya kembali juga harus menggunakan kendali remote control untuk fungsi unlock . Jika proses pembukaan pada salah satu atau semua pintu yang sudah terkunci tersebut dilakukan secara paksa atau menggunakan anak kunci saja tanpa menggunakan remote control maka alarm atau Sirine sebagai salah satu komponen pendukung sistem central lock dan alarm ini akan bunyi secara

  

konstan sebagai pertanda adanya bahaya pada mobil tersebut. Hal ini dapat terjadi

  karena pada masing-masing pintu mobil tersebut dipasangkan sebuah switch khusus sebagai trigger yang berfungsi untuk memberikan sinyal kedalam main

  

unit , yang selanjutnya sinyal ini akan diteruskan kedalam Sirine untuk posisi aktif

(Giwidodo, 2011).

2.5.1. Cara Kerja Sistem Central Lock dan Alarm

  Remote control sebagai pengendali dari system yang mengirimkan sinyal

  dengan frekuensi 300-350 MHz, kemudian sinyal tersebut di olah oleh main unit dan diteruskan ke sistem alarm (sirine), actuator module, actuator dan lampu

  hazard . Sistem ini bekerja dengan suplai baterai 12 volt DC.

commit to user

  Antena LED Remote control

  Main unit Batteray

  Actuator module Actuator Sirine

   Link Door lock manual

Lampu Hazard

Gambar 2.7. Sistem central lock dan alarm

  Secara sederhana cara kerja dari sistem central lock adalah Knop pengunci pintu dihubungkan secara mekanik dengan link oleh sebuah penggerak bertenaga listrik (actuator), dan listrik yang didapatkan dikendalikan secara terpusat oleh sebuah tombol maupun sistem alarm. Sehingga pengemudi hanya perlu menekan sebuah tombol yang ada pada remote untuk memposisikan pada lock ataupun unlock .

  Knop pintu Link Main unit Unlock

  Lock

Actuator module

Actuator

Pintu kiri bagian dalam Pintu kanan bagian dalam

Gambar 2.8. Cara kerja central lock dan alarm

  Sistem central lock dan alarm yang ada pada mobil etanol dihubungkan dengan lampu hazard, sehingga pada saat sistem mendapat input, maka secara otomatis lampu hazard akan berkedip satu kali saat posisi kunci lock dan tiga kali saat posisi kunci unlock.

  

commit to user

BAB III RANCANG ULANG DAN PEMBUATAN PINTU MOBIL ETANOL

3.1. Proses Perancangan Ulang dan Pembuatan Pintu

  Proses perancangan ulang dan pembuatan pintu mobil etanol ini dilakukan melalui empat tahap. Tahapan tersebut adalah sebagai berikut :  Tahap 1: Mencari data  Tahap 2: Membuat sketsa rancangan ulang  Tahap 3: Pengerjaan pintu  Tahap 4 : Finishing

3.1.1. Tahap 1 : Mencari Data

  Pencarian data ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data yang nyata dari pintu mobil etanol yang telah ada untuk dilakukan proses perancangan ulang dan penyempurnaan. Data-data yang utama diperlukan adalah dimensi dari pintu, dan permasalahan-permasalahan yang ada pada pintu tersebut yang menyebabkan pintu mobil etanol tidak berfungsi dengan baik. Permasalahan yang didapat dilapangan adalah kaca pintu mobil etanol tidak bisa digerakkan naik turun karena posisi pemasangan kemiringan kaca yang kurang tepat pada frame pintu dan belum terpasangnya regulator kaca (mekanisme naik turun) serta belum adanya assesoris pada pintu yaitu kunci pintu (door lock), door trim dan speaker.

  

commit to user

Gambar 3.1. Dimensi awal pintu Berikut adalah data awal permasalahan pintu mobil etanol yang diperoleh :

  a. Pemasangan kaca yang tidak tepat pada frame pintu Pemasangan kaca dan frame pintu yang kurang tepat, sehingga pada saat kaca digerakkan turun oleh regulator kaca, maka akan membentur bagian bodi pintu itu sendiri.

Gambar 3.2. Kemiringan frame pintu

  b.Belum adanya mekanisme kaca (Regulator kaca beserta rel kaca) Regulator kaca and rel kaca berfungsi untuk menggerakkan kaca agar dapat bergerak naik turun dengan baik, pemasangan regulator dan rel kaca disesuaiakan dengan bentuk kaca.

  Kaca Glass holder

  Rel kaca Regulator

Gambar 3.3. Mekanisme kaca

  

commit to user c. Belum adanya kunci pintu (door key) Keamanan mobil menjadi sangat kurang karena pada mobil belum terdapat kunci pintu baik yang manual maupun elektronik (central lock).

  Kunci pintu

Gambar 3.4. Kunci pintu

  d. Belum adanya door trim serta speakernya pada pintu bagian dalam Kelengkapan pintu pada bagian dalam juga belum lengkap, door trim dan

  

speaker belum ada, sehingga perlu adanya penambahan assesoris tersebut yang

akan menambah nilai estetika pintu.

  Door trim

Gambar 3.5. Pintu tanpa door trim dan speaker

3.1.2. Tahap 2 : Membuat Sketsa Rancangan Ulang

  Setelah tahap pertama selesai dan diperoleh data-data dari pintu awal, maka tahap kedua yang dilakukan adalah mengolah data-data tersebut sehingga didapatkan solusi dari permasalahan yang ada dan membuat sketsa rancangan

  

commit to user a. Sketsa pintu rancangan ulang

Gambar 3.6 adalah sketsa pintu yang akan dibuat, baik dari bagian luar pintu maupun bagian dalam pintu.Gambar 3.6. Pintu rancangan ulang (redesign)

  b. Sketsa door trim, speaker

  Door trim yang akan dibuat berbentuk seperti 3.7, terdapat speaker 5 inchi didalamnya.

Gambar 3.7. Door trim dan speaker

  c. Mekanisme kaca (regulator, rel kaca) Mekanisme kaca ini di design seperti gambar 3.8, dimana menggunakan 3

  

commit to user

Gambar 3.8. Mekanisme kaca

3.1.3. Tahap 3 : Pengerjaan Pintu

  Tahap ini adalah tahap pengerjaan dari pintu mobil etanol yang awalnya kurang berfungsi dengan baik, yaitu kaca pintu mobil tidak dapat bergerak naik turun, diharapkan setelah proses perancangan ulang dan penyempurnaan ini pintu mobil etanol dapat berfungsi dengan baik dan nyaman saat digunakan serta memiliki kelengkapan pintu yang lengkap.

  Tahap ini hanya memodifikasi pintu mobil yang sudah ada tanpa membuat pintu baru, dikarenakan untuk masalah yang diutamakan adalah kaca pintu mobil dapat bergerak naik turun dengan baik serta penambahan assesoris pada pintu seperti kunci pintu, door trim serta speaker

  Proses pengarjaan pintu ini dilakukan sebagai berikut :

  a. Melepas pintu dari engsel pintu, hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam proses pengerjaan pintu.

  Engsel pintu

Gambar 3.9. Engsel pintu

  commit to user b. Meggerinda bagian samping-samping kaca sesuai dengan design baru. Bagian- bagian yang tidak sesuai dengan design pintu baru akan dibuang.

  Penggerindaan

Gambar 3.10. Proses penggerindaan

  c. Pembutan rel kaca yang kelengkungannya sesuai dengan kontur kaca. Bahan yang digunakan untuk rel kaca ini adalah glass holder L300 yang dimodifikasi. Proses pembengkokan dilakukan secara manual dengan ragum.

  Rel kaca Ragum

Gambar 3.11. Pembuatan rel kaca d. Memasang karet kaca pada rel yang telah dibuat dengan menggunakan lem fox.

  Karet ini berfungsi untuk menghaluskan proses gerakan kaca saat bergerak naik turun.

  Rel kaca Karet kaca

  

commit to user e. Memasang rel kaca yang telah dipasangi karet pada pintu dengan pengelingan sebagai penguatannya. Rel kaca yang telah jadi awalnya dipasangkan pada pintu dengan dikeling, dan pada tahap akhir akan diperkuat dengan menggunakan fiber dan adonan resin serta katalis, agar lebih kuat.

  Rel kaca

Gambar 3.13. Pemasangan rel kaca f. Memasang glass holder pada kaca dengan menggunakan lem Autosealer.

  Menunggu beberapa saat agar lem mengering dan mengeras, sebelum kaca dipasang di pintu mobil.

  Lem Autosealer

  Glass holder

Gambar 3.14. Pemasangan kaca

  g. Memasang Regulator kaca pada pintu dengan plat stip yang dipasang dengan pengunci baut.

  Bor tangan

  

commit to user h. Membuat lubang untuk pemasangan kunci pintu dengan melubangi bodi pintu dengan menggunakan kikir.

  Lubang Kunci pintu

Gambar 3.16. Pembuatan lubang kunci

  i. Memasang sistem pengunci manual pada pintu (kunci pintu, handle, pengunci bagian dalam) Striker

  Knop Pintu

  Kunci Pintu

  Handle

  Pembuka Kunci Dalam

Gambar 3.17. Mekanisme kunci manual

  j. Pembuatan door trim pada pintu mobil ini menggunakan bahan multiplek yang diperkuat bahan komposit yaitu bahan serat gelas yang diperkuat dengan campuran resin dan katalis. Setelah selesai dibuat, maka door trim kemudian dipasangi busa dan karpet.

  (Bahan dasar multiplek ) (Penguatan fiberglass) (Door trim awal) ( Door trim.jadi)

commit to user k. Memasang komponen-komponen central lock pada pintu mobil, dimana pengendalian dilakukan pada pintu pengemudi. Central lock ini dilengkapi dengan

  

alarm pengaman (security alarm system) yang dihubungkan dengan suatu

rangkaian elektronik.

  Actuator

  Main unit

Gambar 3.19. Pemasangan sistem Central lock dan alarm

3.1.4. Tahap 4 : Proses Finishing

  Setelah proses pengerjaan pintu mobil etanol selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah tahap finishing. Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses perancangan ulang dan pembuatan pintu mobil.

  Proses finishing ini adalah sebagai berikut :

  a. Melakukan proses pendempulan pada bagian yang tidak rata dengan menggunakan dempul plastik. Proses ini dilakukan agar seluruh bagian pada pintu menjadi rata.

  Pendempulan bagian handle

Gambar 3.20. Proses pendempulan

  b. Setelah proses pendempulan selesai, maka proses selanjutnya adalah menghaluskan dempul yang telah mengeras agar rata dan halus, pengamplasan ini

  

commit to user

  dilakukan dengan menggunakan mesin dan secara manual. Proses ini harus dilakukan sebaik-baiknya, agar semua bagian pada pintu dapat rata dan tidak ada cacat.

  Pengamplasan

Gambar 3.21. Proses pengamplasan c. Setelah pintu halus dan rata, maka proses selanjutnya adalah pengecatan dasar.

  Pengecatan dasar dengan menggunakan Epoxy. Epoxy ini berguna sebagai cat dasar dimana agar cat utama dapat menempel dengan baik dan rata. Pengecatan dasar ini dilakukan sebanyak 2 lapis.

  Kompresor Spray gun

Gambar 3.22. Proses pengecatan dasar

  d. Setelah di cat dasar, maka pintu siap untuk dicat utama. Pengecatan ini dilakukan sebanyak 2 lapis, agar cat tebal dan awet. Menggunakan cat warna hijau yang disesuaikan dengan warna bodi mobil yang ada.

  

commit to user e. Setelah selesai dicat, maka proses selanjutnya adalah melapisi cat dengan clear, yaitu cairan cat bening yang berfungsi sebagai anti gores sekaligus membuat cat menjadi lebih cerah dan halus.

  Clear

Gambar 3.24. Proses pelapisan clear

  f. Proses terakhir adalah memasang semua assesoris pintu mobil dan kemudian memasang pintu tersebut ke mobil.

  Handle Door trim

  Kunci

   Speaker

Gambar 3.25. Pintu jadi

  

commit to user

BAB IV PERAWATAN DAN PERINCIAN BIAYA

4.1. Perawatan

  Perawatan ini dilakukan bila terjadi kerusakan atau gangguan-gangguan yang terjadi, perawatan untuk pintu yang terbuat dari bahan komposit sangatlah minim perawatannya.

4.1.1. Perawatan Komposit Glassfiber

  Glassfiber sebenarnya bebas perawatan (maintenance free). Perawatan

  hanya dilakukan apabila terjadi kerusakan tergores atau pecah. Sedangkan untuk permukaan yang dilapisi cat, perawatannya sama seperti perawatan bodi mobil pada umumnya.

  a. Perawatan pada glassfiber yang tergores yang tergores dapat diperbaiki dengan melapisi permukaan

  Glassfiber dengan gelcoat. Pelapisan gelcoat dimaksudkan agar warna produk tidak belang.

  Untuk meratakan permukaan yang dilapisi ulang dilakukan pengampelasan. Proses pengampelasan dilakukan secara bertahap dengan amplas kasar dan bertahap hingga ampelas halus yang dibasahi dengan air.

  b. Perawatan pada materi glassfiber yang pecah

  Glassfiber yang pecah dapat diperbaiki dengan cara melakukan laminasi

  ulang atau penambalan pada bagian yang rusak. Laminasi atau penambalan bagian yang pecah dilakukan sama halnya dengan proses laminasi produk.

  c. Perawatan pada glassfiber yang sudah dicat Perawatan glassfiber yang sudah dicat sama dengna perawatan bodi mobil pada umumnya, yaitu :

  1. Pada saat tidak digunakan, jauhkan dari sinar matahari langsung atau tempatkan di tempat yang teduh.

  2. Melakukan pemolesan permukaaan dengan bahan – bahan yang

  

commit to user

4.2. Perincian Biaya

1. Bahan

  9 Paku Keling Rp. 20.000,00

  (glass holder, karet rel,)

  Rp 172.000,00

  1 Set Rp. 172.000,00

  8 Lem / Sealer BS Rp. 15.000,00

  1 Bh Rp. 15.000,00

  10 Baut 10 Rp. 3.00,00

  1 Dos Rp. 20.000,00

  1 Lbr Rp. 60.500,00

  10 Bh Rp. 3.000,00

  11 Baut 8 Rp. 4.00,00

  10 Bh Rp. 4.000,00

  12

  10 Bh

  7 Mekanisme Kaca

  

commit to user

  4.1.2. Perawatan Mekanisme kaca

  1 Resin Rp. 27.000,00

  Perawatan yang dilakukan untuk sesuatu yang bergesekan adalah pemberian oli atau bahan pelicin lainnya agar tidak terjadi macet karena pengaruh karat dan kotoran yang ada. Pelumasan atau pemberian pelicin sebaiknya dilakukan pada komponen-komponen sebagai berikut :

  1. Regulator kaca

  2. Rel kaca dan karet kaca

  4.1.3 Perawatan Central Lock dan Alarm

  Perawatan pada sistem central lock dan alarm yaitu pada rangkaian- rangkaian kabel yang ada, jangan sampai ada kabel yang putus atau konsleting yang dapat merusak sistem tersebut dan komponen-komponen ini adalah komponen elektronik, sehingga tidak boleh terkena air untuk mencegah kerusakan.

  NO MATERIAL HARGA SATUAN JUMLAH TOTAL

  2 L Rp. 54.000,00

  1 Klg Rp. 9.000,00

  2 Glassfiber Rp. 6.500,00

  2 Kg Rp. 13.000,00

  3 Katalis Rp. 6.000,00

  1 Btl Rp. 6.000,00

  4 Dempul Besar Rp. 28.000,00

  1 Klg Rp. 28.000,00

  5 Dempul Kecil Rp. 9.000,00

  6 Multiplek 6mm Rp. 60.500,00

  

commit to user

  34 Clear Rp.150.000,00

  1 Set Rp. 200.000,00

  29 Remote Rp.400.000,00

  1 Bh Rp. 400.000,00

  30 Central Lock Rp.150.000,00

  1 Set Rp. 150.000,00

  31 Thiner Rp. 10.000,00

  5 Ltr Rp. 50.000,00

  32 Epoxy Rp.100.000,00

  1 Kg Rp. 100.000,00

  33 Cat Rp.150.000,00

  2 Kg Rp. 300.000,00

  1 Kg Rp. 150.000,00

  10 Mtr Rp. 100.000,00

  Total Rp.2.574.000,00

  NO ALAT HARGA SEWA / HARI

  JUMLAH TOTAL

  1 Kompresor dan

  Spray gun

  Rp. 50.000,00

  3 Hari Rp. 150.000,00

  2 Gerinda tangan Rp. 20.000,00

  6 Hari Rp. 120.000,00

  3 Bor tangan Rp. 20.000,00

  3 Hari Rp. 60.000,00

   Total Rp. 330.000,00

  28 Speaker Rp.100.000,00

  27 List Kaca Rp. 10.000,00

  13 Lem Fox Rp. 12.500,00

  1 Set Rp. 80.000,00

  1 Bh Rp. 12.500,00

  14 Knop Pintu Rp. 2.000,00

  2 Bh Rp. 4.000,00

  15 Pipa 2/4 1.2 Rp. 38.000,00

  1 Btg Rp. 38.000,00

  16 Plat Strip Rp. 8.500,00

  3 Kg Rp. 25.500,00

  17 Kuas 4’ Rp. 12.500,00

  1 Bh Rp. 12.500,00

  18 Malam Pad Rp. 15.500,00

  1 Dos Rp. 15.500,00

  19 Handle Rp. 80.000,00

  20 Gerinda Rp. 14.000,00

  1 Set Rp. 150.000,00

  1 Bh Rp. 14.000,00

  21 Mata Bor 6 Rp. 12.000,00

  1 Bh Rp. 12.000,00

  22 Gerinda Potong Rp. 15.000,00

  1 Bh Rp. 15.000,00

  23 Mata Bor 4 Rp. 8.000,00

  1 Bh Rp. 8.000,00

  24 Amplas Rp. 5.000,00

  10 Lbr Rp. 50.000,00

  25 Door Trim Rp.300.000,00

  1 Set Rp. 300.000,00

  26 Door Key Rp.150.000,00

2. Mesin

  3. Jasa Ahli

  JUMLAH HARGA NO PEKERJAAN TOTAL

  JASA / HARI ORANG HARI

  Tukang cat dan

  1 Rp. 40.000,00 2 Orang

  2 Hari Rp. 400.000,00 dempul

  2

  2 Orang

  2 Hari Mekanik Rp 35.000,00 Rp. 490.000,00