PERBANDINGAN FAKTOR EKONOMI MAKRO DAN KARAKTERISTIK NEGARA SEBAGAI DETERMINAN FDI DI ASEAN 5 DAN CHINA PERIODE 1988-2009

PERBANDINGAN FAKTOR EKONOMI MAKRO DAN KARAKTERISTIK NEGARA SEBAGAI DETERMINAN FDI DI ASEAN 5 DAN CHINA PERIODE 1988-2009 SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh: ADHIB EKA PAMBUDI

NIM. F0108027

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

“ Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ” (QS 13:11)

" Karena Sesungguhnya Sesudah KESULITAN itu ada KEMUDAHAN. Sesungguhnya Sesudah KESULITAN itu ada KEMUDAHAN " (QS. 94:5-6)

" Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ? " (QS. 55:13)

" Bercita-cita kaya berarti percaya pada kekayaan Allah, Bermimpi besar berarti percaya pada kebesaran Allah, Hanya menginginkan hal yang remeh temeh berarti meremehkan kemampuan Allah " (Ippho Santosa)

" Letak kesulitan tidak pada bagaimana menyambut ide-ide baru, tetapi bagaimana kita keluar dari ide-ide lama, yang bercabang-cabang dan kian membesar menyergap ke dalam sudut-sudut kesadaran kita " (John Maynard Keynes) " Letak kesulitan tidak pada bagaimana menyambut ide-ide baru, tetapi bagaimana kita keluar dari ide-ide lama, yang bercabang-cabang dan kian membesar menyergap ke dalam sudut-sudut kesadaran kita " (John Maynard Keynes)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan Penuh Perjuangan, Doa, dan Penuh Rasa Syukur Kehadirat Allah SWT Akhirnya Karya Kecil Ini Berhasil Penulis Selesaikan

Teruntuk Kedua orangtuaku dan adik yang sangat saya cintai, selalu mendoakanku dan merindukanku

untuk segera sukses

Kepada dosen pembimbing dan bapak ibu dosen FE UNS yang tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga menjadi motivator bagi saya

Sahabat, Senior, dan Adik angkatan yang sudah menjadi bagian tak terlupakan dalam perjalanan studi saya. Terima kasih atas sebuah kenangan yang sangat

berharga ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan kemudahan-Nya sehingga penulis telah berhasil menyelesaikan sebuah karya skripsi yang berjudul “PERBANDINGAN FAKTOR EKONOMI MAKRO DAN

KARAKTERISTIK NEGARA SEBAGAI DETERMINAN FDI DI ASEAN 5

DAN CHINA PERIODE 1988-2009”. Shalawat beserta salam tak lupa tercurah kepada suri tauladan kita, Muhammad SAW.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan karya ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik berupa moral maupun material. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ungkapan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Lukman Hakim, SE., M.Si., Ph.D, selaku pembimbing skripsi dan motivator yang telah meluangkan waktu, di sela-sela kesibukan beliau masih bersedia memberikan bimbingan, meminjamkan jurnal, buku, dan senantiasa memberikan arahan sejak awal hingga akhir penulisan karya ini.

2. Dr. Wisnu Untoro, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNS.

3. Drs. Supriyono, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan.

4. Dwi Prasetyani, SE., M.Si, selaku pembimbing akademik.

5. Ibu Izza Mafruhah, SE, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Pembangunan yang telah banyak membantu penulis selama masa studi.

6. Bapak Riwi Sumantyo, SE., M.M dan Drs. Daerobi, MS selaku tim penguji skripsi penulis. Banyak memberikan saran dan kritik yang sangat bermanfaat bagi penulisan karya ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi UNS (pak. BRM. Bambang Irawan, pak. Suryanto, pak Malik, pak. Sutomo, pak. Guntur, pak. Hery, bu. Evi, bu. Aisyah, dls). Terima kasih atas semua ilmu, bimbingan, motivasi yang telah diberikan, serta buku-buku yang dipinjamkan kepada saya.

8. Bapak Djoko Raharto selaku Kepala Bidang Moneter Bank Indonesia Yogyakarta. Terima kasih atas informasi akses jurnal internasional gratis dan kumpulan data dari IMF yang telah diberikan kepada saya.

9. Bapak, Ibu, dan Adik atas kasih sayang, doa, kepercayaan, serta motivasi yang selalu diberikan kepada penulis.

10. Teman-teman seperjuangan Ekonomi Pembangunan 2008, pengurus HMJ EP 2009 s/d 2011, Kost ASSOY, Beswan Djarum DSO Solo, KEI, BEM, dan BPPI FE UNS.

11. Sahabat dan Senior penulis yang telah memberikan bantuan dan semangat selama melakukan studi di UNS.

12. Seluruh karyawan dan staf Fakultas Ekonomi UNS.

13. Almamater kebanggaan penulis, Universitas Sebelas Maret.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya, semoga karya skripsi ini dapat memberikan manfaat, baik bagi penulis maupun pihak lainnya.

Magetan , 1 Juli 2012

Penulis,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.2.2.4. Analisis Forecast Error Decomposition of Variance (FEDV) ................................................................ 132

4.2.2.5. Pembahasan Hasil Penelitian……………………………… 140

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan…………………………………………………………. 146

5.2. Saran……………………………………………………………... 148 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 151

LAMPIRAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 1.1. Ringkasan Perbandingan Determinan FDI Dimensi Lokasi Paradigma OLI (Ownership, Location, Internalization) .......... 6

Tabel 3.1. Ringkasan Data Penelitian ....................................................... 53 Tabel 4.1. Perkembangan FDI di ASEAN 5 dan China Periode

1988-2009 ................................................................................ 83 Tabel 4.2. Perkembangan FDI di ASEAN 5 dan China Periode 1988-2009 ................................................................................ 86 Tabel 4.3. Perkembangan Nilai Tukar di ASEAN 5 dan China Periode 1988-2009 .................................................................... 88 Tabel 4.4. Perkembangan Angkatan Kerja di ASEAN 5 dan China Periode 1988-2009 .................................................................... 91 Tabel 4.5. Perkembangan Infrastruktur Jaringan Telepon di ASEAN 5 dan China Periode 1988-2009 .................................................. 93 Tabel 4.6. Hasil Estimasi Data Panel Determinan FDI ASEAN 5 dan China Periode 1988-2009 ......................................................... 95 Tabel 4.7. Hasil Uji Hausman Data Panel Random Effect Method (REM) Periode 1988-2009 ....................................................... 98 Tabel 4.8. Hasil Estimasi Data Panel Fixed Effect Method (FEM) GLS Periode 1988-2009 ........................................................... 100 Tabel 4.9. Hasil Uji t- Statistik (α=5%) Model Fixed Effect Method (FEM) GLS Periode 1988-2009 ............................................... 103 Tabel 4.10. Hasil Uji F-Statis tik (α=5%) Model Fixed Effect Method (FEM) GLS Periode 1988-2009 ............................................... 104

Tabel 4.11. Perbandingan Temuan Empirik dengan Hipotesis Penelitian ... 106 Tabel 4.12. Hasil Uji Pemilihan Lag Optimal ............................................. 111 Tabel 4.13. Hasil Analisis FEDV FDI di Indonesia 1988-2009 .................. 133 Tabel 4.14. Hasil Analisis FEDV FDI di Malaysia 1988-2009 ................... 134 Tabel 4.15. Hasil Analisis FEDV FDI di Thailand 1988-2009 ................... 135 Tabel 4.11. Perbandingan Temuan Empirik dengan Hipotesis Penelitian ... 106 Tabel 4.12. Hasil Uji Pemilihan Lag Optimal ............................................. 111 Tabel 4.13. Hasil Analisis FEDV FDI di Indonesia 1988-2009 .................. 133 Tabel 4.14. Hasil Analisis FEDV FDI di Malaysia 1988-2009 ................... 134 Tabel 4.15. Hasil Analisis FEDV FDI di Thailand 1988-2009 ................... 135

Tabel 4.16. Hasil Analisis FEDV FDI di Singapura 1988-2009 ................. 136 Tabel 4.17. Hasil Analisis FEDV FDI di Filipina 1988-2009 ..................... 138 Tabel 4.18. Hasil Analisis FEDV FDI di China 1988-2009 ........................ 139

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 1.1. FDI inflows Negara Berkembang dan Transisi Ekonomi

Berdasarkan Kawasan, Rata-rata dari 2005-2007 dan Periode 2008-2010 ............................................................... 9

Gambar 2.1. Output dan Dampak Kesejahteraan dari Transfer Modal Internasional ........................................................................ 18

Gambar 2.2. Tahapan Perkembangan Produk .......................................... 24 Gambar 2.3. Skema Kerangka Pemikiran Penelitian ............................... 50 Gambar 3.1. Daerah kritis Uji-t ................................................................ 66 Gambar 3.2. Daerah kritis Uji-F ................................................................ 67 Gambar 4.6. Hubungan Kausalitas VAR di Indonesia .............................. 113 Gambar 4.7. Hubungan Kausalitas VAR di Malaysia ............................. 114 Gambar 4.8. Hubungan Kausalitas VAR di Thailand .............................. 115 Gambar 4.9. Hubungan Kausalitas VAR di Singapura ............................ 116 Gambar 4.10. Hubungan Kausalitas VAR di Filipina ................................ 117 Gambar 4.11. Hubungan Kausalitas VAR di China ................................... 118 Gambar 4.12. Hasil Analisis IRF FDI di Indonesia ................................... 120 Gambar 4.13. Hasil Analisis IRF FDI di Malaysia ..................................... 122 Gambar 4.14. Hasil Analisis IRF FDI di Thailand .................................... 124 Gambar 4.15. Hasil Analisis IRF FDI di Singapura .................................. 126 Gambar 4.16. Hasil Analisis IRF FDI di Filipina ...................................... 129 Gambar 4.17. Hasil Analisis IRF FDI di China ......................................... 130

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1. Data Penelitian .................................................................. 157 Lampiran 2.

Hasil Estimasi Data Panel ................................................. 163 Lampiran 3.

Uji Pemilihan Model (Hausman test) ................................ 167 Lampiran 4.

Uji Penentuan Lag Optimal ............................................... 168 Lampiran 5.

Hasil Estimasi VAR .......................................................... 171 Lampiran 6.

Hasil Analisis FEDV ......................................................... 178

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Perbandingan Faktor Ekonomi Makro dan Karakteristik Negara Sebagai Determinan FDI di ASEAN 5 dan China Periode 1988-2009

ADHIB EKA PAMBUDI

NIM. F0108027

Kemunculan FDI telah menjadi alternatif dalam pembiayaan pembangunan ekonomi suatu negara. Keinginan setiap negara untuk menarik investasi FDI telah menimbulkan adanya persaingan antar negara. Untuk memenangkan persaingan tersebut masing-masing negara memiliki strategi yang berbeda-beda. Kondisi tersebut mendorong kalangan akademis untuk mengkaji faktor-faktor yang menentukan (determinan) masuknya aliran FDI ke suatu negara. Namun demikian, semakin banyak hasil penelitian yang ditemukan justru menimbulkan sebuah perdebatan panjang, bahkan sampai saat ini masih berlangsung dan belum menemui kata sepakat.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan faktor ekonomi makro dan karakteristik negara sebagai determinan FDI di ASEAN 5 dan China periode 1988- 2009. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel dan Vector Autoregression (VAR). Hasil penelitian ini, secara umum menegaskan bahwa faktor ekonomi makro dan karakteristik negara, sama baiknya dalam menentukan masuknya FDI ke ASEAN 5 dan China. Selain itu, juga ditemukan terdapat pola perbandingan yang hampir sama antara faktor ekonomi makro dan karakteristik negara sebagai determinan FDI di ASEAN 5 dan China.

Kata Kunci : Determinan FDI, Ekonomi makro, Karakteristik Negara, Data Panel, VAR Kata Kunci : Determinan FDI, Ekonomi makro, Karakteristik Negara, Data Panel, VAR

ABSTRACT

Comparison of Macroeconomic Factors and Characteristics of Country as Determinants of FDI in ASEAN 5 and China Period 1988-2009

ADHIB EKA PAMBUDI

NIM. F0108027

FDI has been the emergence of alternatives financing in emerging market countries. The desire of each country to attract FDI has led to the existence of competition between countries. To win the competition each country has a different strategy. These conditions encourage academics to examine the factors that determine FDI inflows into a country. However, a growing number of studies that found it was a cause of a long debate, even to this day is still ongoing and have not met an agreement.

This study aims to compare the macroeconomic factors and the characteristics of country as a determinant of FDI in ASEAN 5 and China 1988-2009 period. The model used in this study are data panel and Vector Autoregression (VAR). The results of this study, it is generally asserted that the macroeconomic factors and the characteristics of country, as well as to determining FDI inflows into ASEAN 5 and China. In addition, this study also found a similar pattern of comparison between macroeconomic factors and the characteristics of country as a determinant of FDI in ASEAN 5 and China.

Keywords : Determinants FDI, Macroeconomics, Characteristics of Country, Data Panel, VAR Keywords : Determinants FDI, Macroeconomics, Characteristics of Country, Data Panel, VAR

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Perbandingan Faktor Ekonomi Makro dan Karakteristik Negara Sebagai Determinan FDI di ASEAN 5 dan China Periode 1988-2009

ADHIB EKA PAMBUDI

NIM. F0108027

Kemunculan FDI telah menjadi alternatif dalam pembiayaan pembangunan ekonomi suatu negara. Keinginan setiap negara untuk menarik investasi FDI telah menimbulkan adanya persaingan antar negara. Untuk memenangkan persaingan tersebut masing-masing negara memiliki strategi yang berbeda-beda. Kondisi tersebut mendorong kalangan akademis untuk mengkaji faktor-faktor yang menentukan (determinan) masuknya aliran FDI ke suatu negara. Namun demikian, semakin banyak hasil penelitian yang ditemukan justru menimbulkan sebuah perdebatan panjang, bahkan sampai saat ini masih berlangsung dan belum menemui kata sepakat.

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan faktor ekonomi makro dan karakteristik negara sebagai determinan FDI di ASEAN 5 dan China periode 1988- 2009. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel dan Vector Autoregression (VAR). Hasil penelitian ini, secara umum menegaskan bahwa faktor ekonomi makro dan karakteristik negara, sama baiknya dalam menentukan masuknya FDI ke ASEAN 5 dan China. Selain itu, juga ditemukan terdapat pola perbandingan yang hampir sama antara faktor ekonomi makro dan karakteristik negara sebagai determinan FDI di ASEAN 5 dan China.

Kata Kunci : Determinan FDI, Ekonomi makro, Karakteristik Negara, Data Panel, VAR Kata Kunci : Determinan FDI, Ekonomi makro, Karakteristik Negara, Data Panel, VAR

ABSTRACT

Comparison of Macroeconomic Factors and Characteristics of Country as Determinants of FDI in ASEAN 5 and China Period 1988-2009

ADHIB EKA PAMBUDI

NIM. F0108027

FDI has been the emergence of alternatives financing in emerging market countries. The desire of each country to attract FDI has led to the existence of competition between countries. To win the competition each country has a different strategy. These conditions encourage academics to examine the factors that determine FDI inflows into a country. However, a growing number of studies that found it was a cause of a long debate, even to this day is still ongoing and have not met an agreement.

This study aims to compare the macroeconomic factors and the characteristics of country as a determinant of FDI in ASEAN 5 and China 1988-2009 period. The model used in this study are data panel and Vector Autoregression (VAR). The results of this study, it is generally asserted that the macroeconomic factors and the characteristics of country, as well as to determining FDI inflows into ASEAN 5 and China. In addition, this study also found a similar pattern of comparison between macroeconomic factors and the characteristics of country as a determinant of FDI in ASEAN 5 and China.

Keywords : Determinants FDI, Macroeconomics, Characteristics of Country, Data Panel, VAR Keywords : Determinants FDI, Macroeconomics, Characteristics of Country, Data Panel, VAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perbedaan pendapat para ahli ekonomi dalam menentukan faktor-faktor yang menentukan FDI (determinan FDI), hingga saat ini masih terjadi dan belum menemukan kata sepakat. Artige dan Nicolini (2010) menyatakan bahwa di dalam kajian literatur ekonomi penentuan determinan FDI juga masih menjadi perdebatan yang panjang. Lebih lanjut Chakrabarti (2001); Demirhan dan Masca (2008); Faeth (2009) menyatakan bahwa terjadinya perdebatan tersebut kemungkinan besar disebabkan karena adanya perbedaan perspektif teori, pendekatan empirik, pemilihan sampel dan kombinasi variabel determinan yang digunakan. Sehingga berdampak pada hasil kesimpulan yang berbeda-beda baik dilihat dari arah hubungan maupun signifikansi statistiknya.

Menurut Moosa dan Cardak (2003) sebagian besar penelitian baik time series maupun cross section telah dilakukan dalam mengidentifikasikan determinan FDI (inflows), tetapi tidak ada satupun konsensus atau kesepakatan cara pandang yang muncul. Sehingga bisa diartikan bahwa tidak ada pengakuan secara luas terhadap variabel penjelas yang bisa disebut sebagai determinan FDI yang paling tepat dan benar. Dari sudut pandang sejarah FDI, Faeth (2009) menjelaskan bahwa penelitian empiris dan model teoritis dikembangkan sebagai bentuk yang berbeda dari satu cerita yang sama. Pada awalnya penelitian empiris dilakukan dalam bentuk studi lapangan dengan dasar teori yang terbatas karena belum adanya teori tentang Menurut Moosa dan Cardak (2003) sebagian besar penelitian baik time series maupun cross section telah dilakukan dalam mengidentifikasikan determinan FDI (inflows), tetapi tidak ada satupun konsensus atau kesepakatan cara pandang yang muncul. Sehingga bisa diartikan bahwa tidak ada pengakuan secara luas terhadap variabel penjelas yang bisa disebut sebagai determinan FDI yang paling tepat dan benar. Dari sudut pandang sejarah FDI, Faeth (2009) menjelaskan bahwa penelitian empiris dan model teoritis dikembangkan sebagai bentuk yang berbeda dari satu cerita yang sama. Pada awalnya penelitian empiris dilakukan dalam bentuk studi lapangan dengan dasar teori yang terbatas karena belum adanya teori tentang

FDI dan MNEs, sedangkan teori FDI atau modal bergerak dikembangkan secara independen berdasarkan perspektif teori perdagangan yang ada.

Kondisi tersebut memunculkan suatu kesimpulan dari Chakrabarti (2001) yang menemukan bahwa ada beberapa variabel seperti, pertumbuhan ekonomi, nilai tukar, pajak, tarif, keterbukaan ekonomi, upah, dan neraca perdagangan yang bisa berdampak negatif dan juga bisa berdampak positif terhadap FDI. Hubungan antara beberapa variabel tersebut dengan FDI sangat sensitif terhadap perubahan kecil dalam penetapan informasi kondisi yang ada. Pada kenyataannya bahwa dasar teori yang sudah ada tidak mampu memprediksi secara pasti dampak variabel tersebut terhadap FDI. Sehingga variable-variabel tersebut juga dikenal sebagai variabel yang kontroversial.

Fenomena adanya variabel kontroversial tersebut dianggap sebagai salah satu pemicu perdebatan yang terjadi hingga sekarang. Dengan melihat hasil penelitian dari beberapa peneliti seperti CMCG (2003); Turkcan et al (2008); Mateev (2008); Ayanwale (2007) akan diketahui cara pandang yang bervariasi dalam menentukan indikator (proxy) dan hubungan variabel penelitian. Pada penelitiannya CMCG (2003) ukuran pasar domestik bisa diukur dari GDP, GDP perkapita, jumlah kelas menengah, dan pertumbuhan ekonomi. Turkcan et al (2008) pertumbuhan ekonomi dan FDI memilikki hubungan dua arah yang saling berpengaruh signifikan positif di negara 23 OECD (Organisation for Economic Co-Operation and Development ).

Studi dengan model gravity yang dilakukan Mateev (2008) menunjukkan variabel GDP memilikki peran yang signifikan positif dalam menentukan FDI inflows di Uni Eropa. Selanjutnya Ayanwale (2007) berpendapat bahwa determinan Studi dengan model gravity yang dilakukan Mateev (2008) menunjukkan variabel GDP memilikki peran yang signifikan positif dalam menentukan FDI inflows di Uni Eropa. Selanjutnya Ayanwale (2007) berpendapat bahwa determinan

utama FDI inflows adalah ukuran pasar domestik yang diukur dengan GDP. Namun, Dermihan dan Masca (2008) menyatakan variabel yang paling tepat sebagai indikator ukuran pasar domestik di negera berkembang adalah pertumbuhan GDP perkapita riil saja. Variabel lain seperti GDP dan GDP perkapita dianggap sebagai indikator yang lemah dan cenderung tidak berpengaruh.

Dalam penelitian Artige dan Nicolini (2010) berpendapat lain yaitu penggunaan GDP sebagai indikator market potential dianggap lebih efektif dibandingkan GDP perkapita. Yavan (2010) mencoba dua variabel sekaligus GDP perkapita (market size) dan pertumbuhan populasi (market growth) tetapi justru terjadi multikolinieritas dalam model. Berbeda dari penelitian sebelumnya Nurudeen, Wafure, dan Aufa (2011) menemukan dampak ukuran pasar domestik dengan indikator GDP berpengaruh negatif dan signifikan terhadap FDI inflows di Nigeria.

Tidak semua peneliti setuju bahwa variabel GDP, GDP perkapita, Growth berpengaruh kuat terhadap FDI. Dhakal, Mixon, dan Upadhayaya (2007) menemukan bahwa ukuran pasar domestik yang diukur dengan GDP tidak berpengaruh signifikan terhadap FDI inflows di negara sosialis timur dan Eropa Tengah. Faeth (2005) menyatakan bahwa dalam jangka pendek GDP sebagai indikator ukuran pasar Australia tidak berpengaruh terhadap FDI inflows. Selanjutnya Kok dan Ersoy (2009) juga menyimpulkan bahwa pertumbuhan GDP perkapita tidak berpengaruh terhadap FDI di India, meskipun menunjukkan arah hubungan yang positif. Studi komparatif Fukao dan Wei (2008) menemukan bahwa ukuran pasar dengan indikator GDP hanya berpengaruh terhadap jenis FDI horisontal dan tidak berpengaruh pada jenis FDI vertikal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Beberapa peneliti juga belum menemui kata sepakat dalam menentukan hubungan antara dampak nilai tukar terhadap FDI. Studi tentang hubungan dari kedua variabel ini sebenarnya sudah cukup lama dilakukan. Menurut Froot dan Stein (1989) penyebab adanya hubungan antara nilai tukar dan FDI adalah adanya informasi yang tidak sempurna. Sehingga depresiasi nilai tukar mata uang domestik mendorong akuisisi asset dalam negeri oleh investor asing. Dari sisi upah tenaga kerja Klein dan Rosengren (1992) di negara industri dengan nilai tukar mengambang, upah tenaga kerja ditentukan oleh pergerakan nilai mata uang. Sehingga depresiasi mata uang domestik berdampak pada peningkatan FDI inflows karena upah tenaga kerja yang murah, sedangkan apresiasi mata uang domestik akan berdampak pada penurunan FDI inflows akibat tuntutan upah tenaga kerja yang menjadi tinggi.

Analisis lebih lanjut dilakukan Xing dan Wan (2004) yang menyatakan bahwa nilai tukar memiliki peran yang signifikan dalam terjadinya persaingan antar negara penerima FDI di ASEAN (10) + 2. Dengan adanya apresiasi nilai tukar mata uang negara penerima akan menurunkaan nilai FDI inflows dan berdampak pada berpindahnya FDI ke negara penerima lainnya. Hasil analisis yang dilakukan oleh Hoang (2010); Yol dan Teng (2009): Chowdury dan Wheeler (2008) menyimpulkan bahwa nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan terhadap FDI inflows. Dilain pihak Kim dan Yonghyup (2007) menemukan bahwa nilai tukar berpengaruh negatif dan signifikan terhadap FDI inflows.

Pada penelitian lainnya Dhakal, Mixon, dan Upadhayaya (2007) ; Schneider dan Frey (1985) Apergis dan Katrakilios (1998) menyatakan bahwa nilai tukar riil berpengaruh negatif terhadap FDI inflows. Pendapat yang berbeda muncul dari penelitian Goldberg dan Kolstad (1994) melalui pendekatan dua arah bilateral FDI Pada penelitian lainnya Dhakal, Mixon, dan Upadhayaya (2007) ; Schneider dan Frey (1985) Apergis dan Katrakilios (1998) menyatakan bahwa nilai tukar riil berpengaruh negatif terhadap FDI inflows. Pendapat yang berbeda muncul dari penelitian Goldberg dan Kolstad (1994) melalui pendekatan dua arah bilateral FDI

diketahui bahwa nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap investasi selama goncangan riil dan moneter mendominasi kegiatan aktivitas nilai tukar. Hasil yang sama juga dialami oleh Srinivasan (2011) yang menemukan bahwa variabel nilai tukar riil tidak mempengaruhi FDI inflows di negara SAARC (South Asian Association for Regional Cooperation ).

Secara sederhana Chakrabarti (2001) mengidentifikasikan perilaku beberapa kombinasi variabel kontroversial tersebut terhadap FDI. Dimana variabel tingkat pertumbuhan berpengaruh signifikan dan positif terhadap FDI inflows jika dikombinasikan dengan inflasi, defisit perdagangan dan upah. Variabel nilai tukar mata uang berpengaruh positif terhadap FDI inflows apabila dikombinasikan dengan variabel derajat keterbukaan, investasi domestik, dan pengeluaran pemerintah, tetapi jika variabel investasi domestik dikeluarkan dari model maka nilai tukar akan berpengaruh negatif terhadap FDI inflows.

Bervariasinya analisis terhadap determinan FDI lebih lanjut dapat dilihat dari analisis yang dilakukan oleh Assuncao, Fortae, Teixeira (2011) yang membuat sebuah ringkasan perbandingan analisis determinan FDI dari dimensi lokasi paradigma OLI. Adapun ringkasan tersebut dapat ditunjukan sebagai berikut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 1.1. Ringkasan Perbandingan Determinan FDI Dimensi Lokasi Dari Paradigma

OLI ( Ownership, Location, Internalization)

Keterangan : (+) positif dan signifikan secara statistik; (-) negatif dan signifikan secara statistik; (0) tidak berpengaruh secara statistik Catatan : Indeks konsumsi listrik (kWh perkapita), konsumsi energi (kg minyak ekuivalen

perkapita), jaringan telepon per 100 penduduk

Sumber : Kumpulan hasil dari beberapa penelitian yang diringkas oleh Assuncao,

Determinan Objek Penelitian

Indikator (Proxy)

16 negara SSA

Regresi M ultivariate

0 Cleeve (2008) 12 M ENA; 24 DCs

0 M ohamed dan Sidiropoulos (2010)

22 negara SSA

M hlanga et al. (2010)

14 SADC

Jumlah jaringan kabel dan mobile

telepone per 1000 kediaman

M hlanga et al. (2010) 6 negara SE Eropa

Jumlah Jaringan Internet

Botrić dan Škuflić (2006) BRICS

Indeks Infrastruktur

Vijayakumar et al. (2010)

44 negara

Kapasitas Listrik yang Terpasang

Perkapita

Biswas (2002)

16 negara SSA

Cleeve (2008) 80 DCs

0 Schneider dan Frey (1985)

16 negara SSA

Angka Buta Huruf Dewasa

0 Cleeve (2008)

22 negara SSA

% Angka Buta Huruf Dewasa

Asiedu (2006) BRICS

0 Vijayakumar et al. (2010)

14 SADC

0 M hlanga et al. (2010)

80 DCs

Schneider and Frey (1985)

12 M ENA; 24 DCs

M ohamed dan Sidiropoulos (2010)

22 negara SSA

Asiedu (2006) 12 M ENA; 24 DCs

Penawaran & Cadangan M ata

Uang

0 M ohamed dan Sidiropoulos (2010)

14 SADC

M ata uang/GDP

Regresi M ultivariate

M hlanga et al. (2010) 12 M ENA; 24 DCs

Indeks Perkembangan Sektor

Keuangan

M ohamed dan Sidiropoulos (2010)

Indeks Perkembangan Sektor

Keuangan

12 M ENA; 24 DCs

Pengeluaran Pemerintah/GDP

0 M ohamed dan Sidiropoulos (2010)

80 DCs

Defisit Anggaran

Regresi M ultivariate

Schneider and Frey (1985)

Defisit Anggaran

Besarnya sektor swasta dalam

ekonomi

Jumlah Privatisasi

BRICS

Rata-rata mata uang utama

disesuaikan dengan inflasi

Vijayakumar et al. (2010)

Botrić dan Škuflić (2006)

Botrić dan Škuflić (2006)

Panel Dat a

Regresi M ultivariate

Panel Dat a

Panel Dat a

Panel Dat a

Panel Dat a

Regresi M ultivariate

Panel Dat a

Indeks Secondary Education

Regresi M ultivariate

Jumlah jaringan telepon per 1000

Tingkat Inflasi

6 negara SE Eropa

6 negara SE Eropa

16 negara SSA

Nilai tukar nominal disesuaikan

dengan GDP deflator

Cleeve (2008)

% Bantuan eksternal negara

komunis

% Bantuan negara barat

% Bantuan multilateral ekonomi

dan politik

44 negara

0 Biswas (2002) 6 negara SE Eropa

Botrić dan Škuflić (2006)

80 DCs

Regresi Multivariate

Schneider and Frey (1985)

BRICS

Panel Dat a

Vijayakumar et al. (2010)

Regresi Multivariate

Panel Dat a

Upah dan Remiten Pekerja

Upah/Pekerja

Schneider and Frey (1985)

B ia

ro

d u k si

80 DCs

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa perbedaan pendapat dalam analisis determinan FDI memang benar terjadi dan masih berlangsung hingga sekarang. Pada kenyataannya masih banyak variabel-variabel lain yang memilikki sifat sulit diprediksi pengaruh dan arah hubungannya terhadap FDI inflows. Pemilihan kombinasi variabel, metode sampel, metode analisis, serta pendekatan teori yang digunakan sangat berpengaruh besar terhadap kemampuan model menjelaskan determinan FDI. Banyak dari penelitian sebelumnya mencoba menggabungkan teori, metode, serta sudut pandang yang berbeda-beda. Tujuan penggabungan tersebut pada awalnya adalah untuk mendapatkan kesimpulan yang bisa diterima dari sudut pandang manapun. Namun demikian, hasil yang diperoleh justru terkesan menjadi ambigu.

Sebuah langkah baru dilakukan oleh Catherine dan Rashid (2011) dengan mengkategorikan variabel penjelas menjadi dua kelompok determinan FDI yaitu faktor ekonomi makro dan karakteristik negara. Model yang dibangun dalam penelitian ini berdasarkan studi pustaka dari penelitian sebelumnya bahwa determinan faktor ekonomi makro sama baiknya dengan karakteristik negara dalam menjelaskan FDI inflows. Melalui pendekatan tersebut dianggap mampu menjadi sebuah gambaran bagi investor tentang kondisi negara tujuan FDI. Selain itu, juga bisa digunakan sebagai masukan bagi pengambil kebijakan dalam mendorong peran FDI terhadap pertumbuhan ekonomi negara yang berkelanjutan.

Kekurangan penelitian yang dilakukan Catherine dan Rashid (2011) yaitu hasil analisis yang telah dilakukan banyak yang tidak signifikan dan menunjukkan hubungan yang berlawanan dengan hipotesis teori yang sudah ada, khususnya pada model faktor karakteristik negara. Kondisi tersebut menyebabkan peneliti tidak Kekurangan penelitian yang dilakukan Catherine dan Rashid (2011) yaitu hasil analisis yang telah dilakukan banyak yang tidak signifikan dan menunjukkan hubungan yang berlawanan dengan hipotesis teori yang sudah ada, khususnya pada model faktor karakteristik negara. Kondisi tersebut menyebabkan peneliti tidak

berani menarik kesimpulan secara pasti terhadap determinan FDI di masing-masing negara. Kemungkinan besar permasalahan tersebut disebabkan karena konstruksi model yang dibangun terpisah secara sendiri-sendiri, sehingga kurang efektif jika dilakukan analisis secara ekonometrika. Selain itu, masing-masing model memilikki jumlah variabel cukup banyak yang berdampak pada lemahnya model dalam menjelaskan hubungan yang terjadi.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka dalam penelitian ini akan mencoba untuk melengkapi penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan sebelumnya adalah adanya penyerdahanaan konstruksi model dan variabel yang digunakan. Determinan FDI yang dikategorikan menjadi faktor ekonomi makro dan karakteristik negara akan dianalisis dalam satu kesatuan model. Sedangkan, variabel yang digunakan sebagai indikator masing-masing determinan dipilih berdasarkan observasi oleh peneliti. Secara umum, setidaknya ada tiga pendekatan yang biasanya digunakan dalam mengestimasi model determinan FDI yaitu, time-series, cross- section , dan pendekatan data panel (Bora, 2002). Namun dalam penelitian ini akan difokuskan pada pembahasan dengan menggunakan pendekatan data panel dan pendekatan time series VAR.

Beberapa penelitian yang mendukung penggunaan data panel dalam estimasi model determinan FDI yaitu, Buckley, Clegg, dan Wang (2010); Shan (2002); Catherine dan Rashid (2011); Bakir dan Torki (2009); Wahid , Rojid, dan Boopen (2007); Hoang (2010); Kok dan Bernur (2009); Pourshahabi, Davoud, dan Ehsan (2011). Metode ini dilakukan dalam upaya untuk mengatasi masalah keterbatasan data penelitian yang digunakan dalam estimasi model dan besarnya Beberapa penelitian yang mendukung penggunaan data panel dalam estimasi model determinan FDI yaitu, Buckley, Clegg, dan Wang (2010); Shan (2002); Catherine dan Rashid (2011); Bakir dan Torki (2009); Wahid , Rojid, dan Boopen (2007); Hoang (2010); Kok dan Bernur (2009); Pourshahabi, Davoud, dan Ehsan (2011). Metode ini dilakukan dalam upaya untuk mengatasi masalah keterbatasan data penelitian yang digunakan dalam estimasi model dan besarnya

sampel penelitian. Mengingat, banyak dari peneliti tersebut yang melihat hubungan antar negara atau kawasan.

Penggunaan metode VAR yang ditemukan oleh Sims (1980) dalam analisis determinan FDI didukung oleh Peng et al (2011); Hakro dan Ikhtiar (2005); Iram dan Ambreen (2008); Chowdury dan Mark (2008); Shan (2002); Mutascu dan Fleischer (2008); Hee Ng (2006); Wijeweera dan Mounter (2008); dan Tang et al (2008). Metode ini dilakukan karena mampu memberikan alternatif metode analisis yang relatif sederhana, mampu melihat hubungan dinamis antar variabel, dapat menghindari kesalahan pada variabel, dan terdapat analisis IRF dan FEDV dalam menunjukkan respon variabel terhadap goncangan (shock) variabel lainnya.

Penelitian ini mengambil obyek penelitian 5 negara ASEAN yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, dan ditambah dengan China. Alasan utama pemilihan objek penelitian ini berdasarkan atas adanya kebangkitan Ekonomi di negara-negara ASEAN 5 dan China, diprediksi akan menjadi kekuatan baru ekonomi Asia. Kondisi tersebut ikut mendorong peningkatan investasi asing FDI yang masuk ke negara-negara tersebut seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Sumber : World Investment Report, UNCTAD (2011)

Gambar 1.1. FDI inflows Negara Berkembang dan Transisi Ekonomi Berdasarkan Kawasan, Rata-rata dari 2005-2007 dan Periode 2008-2010 Gambar 1.1. FDI inflows Negara Berkembang dan Transisi Ekonomi Berdasarkan Kawasan, Rata-rata dari 2005-2007 dan Periode 2008-2010

Pada gambar 1.1 di atas dapat diketahui bahwa performa FDI inflows di kawasan Asia Selatan, Timur, dan Tenggara adalah yang paling tinggi dan signifikan dibandingkan dengan kawasan negara lainnya. Rata-rata FDI inflows di kawasan tersebut dari tahun 2005-2007 mencapai angka diatas 200 milyar dollar Amerika. Memasuki tahun 2010 jumlah tersebut meningkat secara tajam hingga mencapai 300 milyar dollar Amerika atau meningkat sebesar 24 % dari sebelumnya. Hal tersebut disebabkan karena pertumbuhan ekonomi yang kuat, didorong dengan permintaan domestik dan eksternal yang kuat, fundamental ekonomi makro yang bagus, serta harga komoditas yang tinggi di kawasan Asia Selatan, Timur, dan Tenggara.

Sehingga sangat menarik apabila dilakukan kajian lebih lanjut terhadap determinan FDI di kawasan tersebut, khususnya ASEAN 5 dan China. Periode analisis penelitian ini dimulai dari tahun 1988 karena merupakan awal dimulainya tren positif peningkatan FDI di negara-negara berkembang, khususnya kawasan Asia Pasifik. Judul yang diambil peneliti dalam melakukan penelitian ini adalah : “ Perbandingan Faktor Ekonomi Makro dan Karakteristik Negara Sebagai Determinan FDI di Asean 5 dan China Periode 1988-2009”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perbandingan faktor ekonomi makro dan karakteristik negara sebagai determinan FDI di ASEAN 5 dan China dengan pendekatan Data Panel periode 1988-2009? 1. Bagaimana perbandingan faktor ekonomi makro dan karakteristik negara sebagai determinan FDI di ASEAN 5 dan China dengan pendekatan Data Panel periode 1988-2009?

2. Bagaimana pola perbandingan faktor ekonomi makro dan karakteristik negara sebagai determinan FDI di masing-masing negara ASEAN 5 (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina), dan China dengan pendekatan VAR periode 1988-2009?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perbandingan faktor ekonomi makro dan karakteristik negara sebagai determinan FDI di ASEAN 5 dan China dengan pendekatan Data Panel periode 1988-2009.

2. Untuk mengetahui pola perbandingan faktor ekonomi makro dan karakteristik negara sebagai determinan FDI di masing-masing negara ASEAN 5 (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina), dan China dengan pendekatan VAR periode 1988-2009.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ilmiah yang berjudul “Perbandingan Faktor ekonomi makro dan Karakteristik Negara Sebagai Determinan FDI di ASEAN 5 dan China Periode 1988- 2009” diharapkan bisa memberikan nilai manfaat, yaitu:

1. Bagi Pemerintah ; bisa menjadi informasi tentang perkembangan determinan FDI di masing-masing negara, sekaligus bisa menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam menentukan strategi yang tepat terkait kebijakan investasi FDI.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Bagi Ilmu Pengetahuan ; memberikan pengetahuan secara empiris mengenai determinan FDI serta mampu menjadi referensi dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

3. Bagi Masyarakat ; dapat menjadi sarana pengetahuan serta pemahaman mengenai perkembangan determinan FDI dan dampaknya bagi perekonomian masyarakat di masing-masing negara.

4. Bagi Penulis ; mampu menjadi motivasi dalam mengkaji lebih lanjut permasalahan – permasalahan yang berhubungan dengan perkembangan FDI baik di dalam negeri maupun luar negeri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Foreign Direct Investment (FDI)

2.1.1. Konsep dan Pengertian

Menurut Salvatore (1997:469) menjelaskan bahwa Investasi asing (Foreign Investment ) dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu :

a) Investasi portofolio (portofolio investment) adalah investasi yang melibatkan hanya aset-aset finansial saja, seperti obligasi dan saham, yang didenominasikan atau ternilai dalam mata uang nasional. Kegiatan-kegiatan investasi portofolio atau finansial ini biasanya berlangsung melalui lembaga-lembaga keuangan seperti, bank, perusahaan dana investasi, yayasan pensiun, dan sebagainya.

b) Investasi asing langsung (foreign direct investment) meliputi investasi ke dalam aset-aset secara nyata yaitu berupa pembangunan pabrik-pabrik, pengadaan berbagai macam barang modal, pembelian tanah untuk keperluan produksi, pembelanjaan berbagai peralatan inventaris dan sebagainya, dan biasanya dibarengi dengan penyelenggaraan fungsi-fungsi manajemen, dan pihak investor sendiri tetap mempertahankan kontrol terhadap dana-dana yang telah ditanamkannya.

Lebih lanjut Krugman dan Obstfeld (2003) juga mendefinisikan FDI (Foreign Direct Investment) sebagai arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain, ciri dari Lebih lanjut Krugman dan Obstfeld (2003) juga mendefinisikan FDI (Foreign Direct Investment) sebagai arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain, ciri dari

penanaman modal asing adalah melibatkan bukan hanya pemindahan sumber daya tetapi juga adanya pemberlakuan pengendalian atau kontrol. Sedangkan menurut Griffin dan Pustay (2009: 169) penanaman modal asing (FDI) adalah pembelian aset- aset luar negeri dengan tujuan untuk mengendalikannya. Para ahli statistik pemerintah Amerika Serikat mendefinisikan FDI sebagai kepemilikan atas penguasaan 10 persen suara atau lebih dari saham suatu perusahaan atau saham ekuivalennya dalam suatu bisnis yang bukan perseroan terbatas.

Di dalam OECD Benchmark Definition of Foreign Direct Investment 3rd Edition (1999:7-8) mendefinisikan FDI sebagai berikut :

“Foreign direct investment re flects the objective of obtaining a lasting interest by

a resident entity in one economy (direct investor) in an entity resident in an economy other than that of the investor (direct investment enterprise). The lasting interest implies the existence of a long-term relationship between the direct investor and the enterprise and a signi ficant degree of influence on the managementof the enterprise. Direct investment involves both the initial transaction between the two entities and all subsequent capital transactions between them and among af filiated enterprises, both incorporated and unincorporated.”

FDI dapat diartikan perusahaan penanam modal secara de facto atau de jure melakukan pengawasan atas asset (aktiva) yang ditanam di negara pengimpor modal dengan cara investasi, dimana FDI tersebut dapat diwujudkan dalam beberapa bentuk yaitu, melalui pembentukan suatu cabang perusahaan di negara pengimpor modal, pembentukan suatu perusahaan yang mayoritas sahamnya dimilikki oleh penanam modal, pembentukan suatu perusahaan di negara pengimpor modal yang semata- mata dibiayai oleh perusahaan yang terletak di negara penanam modal, mendirikan suatu korporasi di negara penanam modal untuk secara khusus beroperasi di negara lain, atau menaruh asset (aktiva tetap) di negara lain oleh perusahaan nasional dari negara penanam modal (Jhingan, 2004).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Penanaman modal asing (Foreign Direct Investment) di Indonesia dijelaskan dalam pasal 1 (3) UU No. 25 tahun 2007 yang menyebutkan bahwa FDI adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia, dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing secara sepenuhnya, maupun yang menggunakan modal berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

Dari penjelasan diatas bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa FDI merupakan salah satu bentuk investasi langsung yang bersifat jangka panjang, dilakukan oleh investor asing tidak hanya dalam bentuk modal finansial saja tetapi juga berupa, asset (aktiva tetap), alih teknologi, manajerial, dan modal intelektual dan disertai adanya kontrol langsung dari pemilik modal atau investor.

2.1.2. Jenis dan Bentuk FDI

Dalam perkembangannya FDI dapat dibagi menjadi dua jenis yang dijelaskan sebagai berikut (Salvatore,1997: 478-479) :

a) FDI Vertikal FDI yang dilakukan secara vertikal menyangkut desentralisasi secara geografis dari aliran produksi perusahaan. Sebagai bentuk dari sebagaian besar penanaman modal asing di negara-negara berkembang dan negara maju yang kaya akan sumber daya. Perusahaan akan melakukan produksi di negara-negara yang memilikki biaya tenaga kerja yang rendah, kemudian hasil produksi di negara tersebut akan disalurkan kembali ke negara induk. Misalnya, suatu produk yang proses produksinya capital-intensive akan memindahkan proses produksinya ke negara-negara yang kaya akan modal.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) FDI Horisontal FDI yang dilakukan secara horisontal akan memproduksi barang yang sama di beberapa negara. Dengan kata lain terjadi perluasan kegiatan produksi ke wilayah yang lebih luas. Apa yang telah diproduksi Di dalam negeri juga hendak diproduksi di luar negeri. FDI jenis ini memilikki motivasi untuk mencari pasar yang baru. Keuntungan dari FDI dengan jenis ini adalah efisiensi di dalam biaya transportasi, karena tempat produksi yang ada menjadi lebih dekat dengan konsumen.

Berdasarkan bentuknya FDI dapat dibedakan menjadi dua yaitu greenfield dan akuisisi. FDI dengan bentuk greenfield identik dengan pembangunan unit-unit produksi yang baru di negara tujuan investasi (Host Country). Sedangkan FDI dengan bentuk akuisisi dilaksanakan dengan cara membeli sebagian kepemilikan dari perusahaan yang sudah ada sebelumnya di negara tujuan investasi (Host Country) (Griffin dan Pustay, 2009: 169).

Sementara itu, J. H Dunning (1994: 8-9) menjelaskan bahwa FDI juga bisa dibedakan berdasarkan tujuan atau motivasi yang melatarbelakangi investor asing menanamkan modalnya yaitu :

a) Market Seeking Investor berupaya untuk memenuhi permintaan pasar domestik dengan cara melakukan produksi di negara tujuan FDI (Host Country). Dengan cara ini investor akan mampu mengurangi biaya ekspor yang dikeluarkan ketika harus memproduksinya di negara asal. Dalam kondisi ini ukuran pasar domestik dan pertumbuhan ekonomi negara tujuan FDI mempunyai peranan penting dalam keputusan investor.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) Resource Seeking Tujuan investor menanamkan FDI ke suatu negara adalah untuk mendapatkan sumber daya yang tidak tersedia di negara asal, seperti sumber daya alam, bahan baku produksi, dan tenaga kerja yang murah.

c) Efficiency Seeking Perusahaan berusaha untuk meningkatkan efisiensinya dengan mengambil keuntungan dari skala dan cakupan perekonomian negara tujuan FDI (Host Country ). FDI jenis ini banyak digunakan di negara-negara berkembang.

d) Strategic Asset-Seeking Perusahaan menggabungkan keuntungan kompetitif yang diperoleh dari proses akuisisi dan adanya peningkatan kompetisi diantara perusahaan domestik. Jenis FDI ini berbeda dengan sebelumnya kemungkinan akuisisi terhadap perusahaan domestik mempunyai tujuan khusus dalam mentransfer asset yang telah diperoleh dari host country ke home country.

2.1.3. Dampak Positif dan Negatif FDI

FDI tidak hanya menguntungkan negara asal investasi (Home Country) saja, akan tetapi juga menguntungkan bagi negara tujuan investasi (Host Country). Keuntungan FDI bagi negara asal investasi (Home Country) yaitu berdampak positif terhadap neraca perdagangan negara asal karena mampu menciptakan permintaan atas ekspor peralatan modal, barang setengah jadi, produk komplementer serta tenaga ahli. Sedangkan bagi negara tujuan investasi (Host Country) dengan masuknya investasi asing dalam bentuk FDI berdampak positif pada terciptanya lapangan kerja baru, adanya tambahan modal baru, transfer teknologi di bidang industrialisasi, FDI tidak hanya menguntungkan negara asal investasi (Home Country) saja, akan tetapi juga menguntungkan bagi negara tujuan investasi (Host Country). Keuntungan FDI bagi negara asal investasi (Home Country) yaitu berdampak positif terhadap neraca perdagangan negara asal karena mampu menciptakan permintaan atas ekspor peralatan modal, barang setengah jadi, produk komplementer serta tenaga ahli. Sedangkan bagi negara tujuan investasi (Host Country) dengan masuknya investasi asing dalam bentuk FDI berdampak positif pada terciptanya lapangan kerja baru, adanya tambahan modal baru, transfer teknologi di bidang industrialisasi,

sehingga mampu mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi (Hill, 2003:200- 214).