Modul Perancangan Pembelajaran dan Penilaian
MATERI PELATIHAN 3
PERANCANGAN PEMBELAJARAN
DAN PENILAIAN
3.1
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK
DAN MODEL PEMBELAJARAN PRAKARYA
3.2 PERANCANGAN PENILAIAN DALAM
PEMBELAJARAN PRAKARYA
3.3 PELAPORAN HASIL PENILAIAN
PEMBELAJARAN DALAM RAPOR
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
MATERI PELATIHAN : 3. PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
Perubahan pada proses pembelajaran kurikulum 2013 mencakup: a) berorientasi
pada karakteristik kompetensi yang mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan
(Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta,
dan 3) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan
saintifik, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. c) mengutamakan Discovery
Learning dan Project Based Learning.
Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan
penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan. Perubahan pada penilaian
mencakup: penilaian berbasis tes dan nontes (portofolio), cara menilai proses
dan output dengan menggunakan penilaian autentik, dan rapor memuat
penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap
dan keterampilan .
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari penerapan model-model
pembelajaran dan perancangan penilaian yang baik dengan cara
berlatih
menyusun contoh proses pembelajaran, mengembangakan instrumen penilaian
menggunakan berbagai model pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 dan
mengolah nilai untuk rapor
Kompetensi yang Dicapai
1. Memahami penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
2. Memahami model Pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, dan
Discovery Learning) dan penilaiannya.
3. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan
4. Melaporkan hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.
Indikator
1. Merancang contoh penerapan pendekatan scientifc pada pembelajaran Prakarya.
2. Membuat contoh penerapan model –model pembelajaran pada pembelajaran Prakarya
dan penilaiannya
3. Mengidentifikasi kaidah-kaidah perancangan penilaian
4. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada
pembelajaran Prakarya
5. Mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.
Langkah Kegiatan
1. Perancangan Pembelajaran
Kerja
Kelompok
menelaah
HO contoh
penerapan
model
pembelajara
n
Kerja
kelompok
menyusun
contoh
model
pembelaja
ran
Presentasi
hasil kerja
kelompok
dan
dikomentari
oleh
kelompok
lain
Penyimpula
n hasil
diskusi
kelompok
dan
rangkuman
hasil
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
55
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2. Perancangan Penilaian
Diskusi
kelompok
perancanga
n penilaian
sikap,
pengetahua
n,
keterampila
n
Kerja
Kelompokme
nyusun
contoh
instrumen
penilaian yg
baik
Presentasi
hasil kerja
kelompok dan
dikomentari
oleh kelompok
lain
Penyimpula
n hasil
diskusi
kelompok
dan
rangkuman
hasil
3. Pelaporan Hasil Penilaian
Diskusi
kelompok
pengolahan
hasil
penilaian
Kerja
Kelompok
menyusun
contoh
laporan hasil
penilaian
Presentasi
hasil kerja
kelompok dan
dikomentari
oleh kelompok
lain
Penyimpula
n hasil
diskusi
kelompok
dan
rangkuman
hasil
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
56
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Lembar Kerja
LK- 3.1a
Kegiatan Pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Saintifk
Tujuan Kegiatan:
Melalui diskusi kelompok peserta diharapkan mampu
merancang contoh
penerapan pendekatan scientifc pada
pembelajaran Prakarya.
Langkah Kegiatan:
1. Pelajari hand out dan contoh penerapan pendekatan saintifik pada
pembelajaran prakarya.
2. Isilah Lembar Kerja perancangan pembelajaran yang tersedia
3.Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda
4.Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain
Kompetensi
Dasar
Topik /Tema
Sub Topik/Tema
Tujuan
Pembelajaran
Alokasi Waktu
:
:
:
:
:
Tahapan Pembelajaran
Mengamati
Kegiatan
Menanya
Mengumpulkan informasi
Mengasosiasikan
Mengkomunikasikan
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
57
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
PENDEKATAN SCIENTIFIC
DALAM PEMBELAJARAN PRAKARYA
Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah atau scientifc
approach pada proses pembelajaran.
Pendekatan scientific
termasuk pembelajaran inkuiri yang bernafaskan
konstruktivisme. Sasaran pembelajaran dengan pendekatan ilmiah mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi
untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki
lintasan perolehan (proses) psikologis yang berbeda. Sikap diperoleh melalui
aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas: mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sementara itu, keterampilan
diperoleh melalui aktivitas: mengamati,
menanya, menalar, menyaji, dan
mencipta (Permendikbud no 65 tahun 2013).
Menurut
McCollum (2009) dijelaskan bahwa komponen-komponen penting
dalam mengajar menggunakan pendekatan scientifc diantaranya adalah guru
harus menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan
(Foster a sense of wonder), meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage
observation), melakukan analisis ( Push for analysis) dan berkomunikasi (Require
communication).
Untuk mempelajari bagaimana pembelajaran prakarya berbasis pendekatan
scientific, berikut ini diuraikan dengan singkat pembelajaran dan implementasi
pendekatan scientific pada pembelajaran prakarya.
A. Karakteristik mata pelajaran prakarya
Prinsip mata pelajaran Prakarya adalah kreativitas, dengan kemampuan
kreatif dan dibantu dengan teknologi dasar sebagai sistem kerja yang
akurat akan menghasilkan kompetensi keterampilan tinggi. Sedangkan,
prinsip pengembangan materi adalah mendudukan bahan dan alat sebagai
medium pelatihan kompetensi keterampilan tersebut.
Tantangan pelajaran Prakarya dalam menghadapi persoalan internal dan
eksternal dibutuhkan keterpaduan:
(1) pemahaman nilai tradisi dan kearifan lokal serta teknologi tepat guna,
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
58
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
(2) pengadopsian sistem produksi dengan teknologi dasar, serta
(3) mendasarkan wawasan pelatihan dengan kewirausahaan.
Secara substansi bidang prakarya mengandung kinerja kerajinan
danteknologi. Oleh karenanya, pengembangan strand/aspek pada mata
pelajaranPrakarya meliputi Kerajinan, Rekayasa, Budidaya, dan
Pengolahan. Adapunpengertian prakarya adalah usaha untuk memperoleh
kompetensi cekat, cepatdan tepat melalui pembelajaran kerajinan,
rekayasa, budidaya dan pengolahandengan menggunakan berbagai macam
bahan, alat, teknik, dan ilmu pengetahuan yang dilakukan dengan cara
memanfaatkan pengalaman dan pelatihan.
1. Kerajinan
Kerajinan
dapat
dikaitkan
dengan
kerja
tangan
yang
hasilnya
merupakanbenda untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan, estetika,
ergonomis,berkaitan dengan simbol budaya, kebutuhan tata upacara yang
berkaitandengan kepercayaan (theory of magic and relligy), dan benda
fungsional yang
dikaitkan dengan nilai pendidikan pada prosedur pembuatannya.
2. Rekayasa
Rekayasa dikaitkan dengan kemampuan teknologi dalam
merancang,merekonstruksi, dan membuat benda produk yang bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari dengan pendekatan pemecahan asalah.
Sebagaicontoh: rekayasa penyambungan merupakan kerja menyambung
balok kayu untuk membuat susunan (konstruksi) kerangka atap rumah, harus
dilakukan dengan prinsip ketepatan agar susunan rumah tidak mudah
runtuh.
3. Budidaya
Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja yang berusaha untuk
menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda ataupun makhluk hidup
agar lebih besar/tumbuh, dan berkembang biak/bertambah banyak. Kinerja
ini
membutuhkan
perasaan
seolah
dirinya
pembudidaya
dan
berpikirsistematis berdasarkan teknologi dan potensi kearifan lokal.
4. Pengolahan
Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi
bendaproduk jadi, dan mengubah benda mentah menjadi produk jadi yang
mempunyai nilai tambah melalui teknik pengelolaan seperti: mencampur,
mengawetkan, dan memodifikasi agar dapat dimanfaatkan, serta didasari
dengan inerja pikir teknologis.Adapun, ketentuan pemilihan aspek (strand)
dari mata pelajaran Prakarya bagi setiap satuan pendidikan diwajibkan untuk
membelajarkan 2 (dua) aspek (strand) dengan empertimbangkan
ketersediaan kompetensi tenaga pendidik di satuan pendidikan yang
bersangkutan. Namun, jika satuan pendidikan berkeinginan untuk
menerapkan 4 (empat) aspek (strand) diperkenankan selama
satuan pendidikan mampu menyediakan jam tambahan.Mengingat keempat
aspek (strand) dari mata pelajaran Prakarya tersebut memiliki karakteristik
pembelajaran yang berbeda sehingga memengaruhi kebutuhan lama waktu
pembelajaran/jam pertemuan dari setiap Aspek/Strand tersebut. Sebagai
contoh “Aspek Budidaya” perlu waktu perkembangbiakan yang relatif lebih
lama. Apabila satuan pendidikan memilih “Aspek Budidaya” hendaknya
menelaah Kompetensi Dasarnya lebih dahulu sehingga jika ketercapaian
Kompetensi Dasar memerlukan waktu lebih lama, dapat membelajarkan
‘aspek lainnya’ (misalnya kerajinan, rekayasa ataupun pengolahan) terlebih
dahulu,
dengan pengaturan alokasi waktu oleh tenaga pendidik yang bersangkutan
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
59
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Istilah kerajinan berangkat dari kecakapan melaksanakan, mengolah, dan
menciptakan dengan dasar kinerja psychomotoricskill. Maka, Prakarya
Kerajinan berisi kerajinan tangan membuat (creation with innovation) benda
pakai dan atau fungsional berdasar asas form follow function. Prakarya
Teknologi terdiri atas Rekayasa (Enginering), Budidaya dan Teknologi
Pengolahan. Teknologi Rekayasa berisi keterampilan menguraikan dan
menyusuri kembali hasil teknologi seperti: otomotif, elektronik, ketukangan,
maupun mesin. Prakarya Teknologi budidaya berpangkal pada cultivation,
yaitu suatu kerja yang berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan
mewujudkan tanaman/makhluk hidup lainnya agar lebih besar (tumbuh), dan
berkembang (banyak). Teknologi Pengolahan berisi keterampilan mengubah
fungsi, bentuk, sifat,kualitas bahan maupun perilaku objek. Materi ini berisi
teknologi bahan pangan, dan teknologi pengolahan nonpangan. Hal ini sesuai
dengan arti kata prakarya sebagai kata kerja diartikan kinerja produktif yang
diorientasikan untuk mengembangkan keterampilan, kecakapan, kerapian,
dan ketepatan.
Skema Substansi/Ruang Lingkup Mata Pelajaran Prakarya
Kedaerah
an/Lokal
Tradisi modern
PENDIDI
KAN
PRAKAR
K E R A YA TEKNOLOGI
REKAYASA,
JINAN
BUDI DAYA
DAN
SUB ASPEK:PENGOLAHAN
APRESIASI ,
KREASI - PRODUKSI
KINERJA: CEKAT – CEPAT –
TEPAT
Arah dan tujuan mata pelajaran Pendidikan Keterampilan berdasarkan
kompetensi lulusan pada
setiap satuan
pendidikan digambarkan sebagai
PRINSIP:
ERGONOMIS,
berikut:
EFISIEN , EKONOMIS
HIGIENIS
Skema: Penggradasian Kemampuan berdasarkan arah dan tujuan
Family Skill based
SD
SMP
SMA
Home Industry (Economic based)
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
60
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Pada pelaksanaannya mata pelajaran Prakarya sebagai contohnya di SD
bertujuan pemenuhan keterampilan keluarga (family skill), yaitu
keterampilan untuk mampu memecahkan kebutuhan sehari-hari seperti
memasang kancing baju yang lepas (kerajinan), membuat minuman susu dan
makanan kecil (pengolahan) dan mampu menanam dan menghasilkan buah
cabe di halaman rumah atau sekolah (budidaya). Pembelajaran ekonomi
kreatif pun diajarkan dengan menjual produk di kalangan sendiri pada acara
sekolah. Dalam hal ini pembelajaran teknologi dasar diperlukan untuk
mendukung perkembangan logika.
Pada tingkat sekolah lanjutan pertama (SMP/MTs), mata pelajaran Prakarya
diarahkan kepada teknologi tepat guna dengan mengganti bahan, bentuk
serta keteknikan (home skill). Pada penggantian bahan diharapkan bentuk
dan teknik tetap sama, sebagai contoh: anyam rotan, dapat diganti dengan
anyam bambu atau anyam pita dan tali plastic untuk membuat tempat
pakaian kotor. Penggantian ini berdasarkan situasi dan kondisi yang mulai
langka pada daerah setempat.
Pada tingkat sekolah lanjutan tingkat atas (SMA/MA) diakhiri dengan
wawasan pasar (home industry/economy based). Untuk itu, pemahaman
teknologi dasar akan ditingkatkan bersamaan secara kumulatif peningkatan
keilmuan, seperti teori ekonomi, keterampilan computer, serta teori psikologi
dan Seni Budaya. Pengembangan yang diharapkan dari mata pelajaran
Prakarya SMA/MA adalah mampu membuat common ground ilmu,
pengetahuan dan keterampilan untuk memproduksi dan mereproduksi
karyanya.
B. Pendekatan saintifik Pembelajaran Prakarya
Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru, dan
peserta didik untuk saling bertukar informasi. Istilah 'prakarya' mengandung arti
pekerjaan tangan, kecakapan melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan cekat,
cepat, dan tepat dengan keterampilan tangan. Kata cekat mengandung makna tanggap
terhadap permasalahan yang dihadapi dari sudut pandang karakter, bentuk, sistem, dan
perilaku objek yang diwaspadai. Di dalamnya terdapat unsur kreativitas, keuletan
mengubah kegagalan menjadi keberhasilan (adversity) serta kecakapan menanggulangi
permasalahan dengan tuntas. Istilah cepat merujuk kepada kecakapan mengantisipasi
perubahan, mengurangi kesenjangan kekurangan (gap) terhadap masalah, maupun
obyek dan memproduksi karya berdasarkan target waktu terhadap keluasan materi,
maupun kuantitas sesuai dengan sasaran yang ditentukan. Kata tepat menunjukkan
kecakapan bertindak secara tepat dan teliti untuk menyamakan bentuk, sistem, kualitas,
maupun kuantitas dan perilaku karakteristik objek atau karya.
Pengertian keterampilan dalam konteks pembelajaran mata pelajaran Prakarya di
sekolah adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat, dan tepat dalam
menghadapi permasalahan belajar. Dalam hal ini, pembelajaran Prakarya dirancang
sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku peserta didik menjadi
cekat, cepat, dan tepat melalui aktivitas kerajinan dan teknologi rekayasa, teknologi
budidaya, dan teknologi pengolahan. Perilaku terampil ini dibutuhkan dalam
keterampilan hidup manusia di masyarakat. Peserta didik melakukan interaksi terhadap
karya produk kerajinan dan teknologi yang ada di lingkungannya, untuk berkreasi
menciptakan berbagai jenis produk kerajinan maupun produk teknologi sehingga
diperoleh pengalaman perseptual, pengalaman apresiatif, dan kreativitas dari potensi
lingkungan.
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
61
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Oleh karena itu, orientasi pembelajaran Prakarya adalah memfasilitasi pengalaman
emosi, intelektual, fisik, persepsi, sosial, estetik, artistik, dan kreativitas kepada peserta
didik dengan melakukan aktivitas apresiasi dan kreasi terhadap berbagai produk
kerajinan dan teknologi. Kegiatan ini dimulai dari mengidentifikasi potensi di sekitar
peserta didik, diubah menjadi produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, yang
mencakup antara lain jenis, bentuk, fungsi, manfaat, tema, struktur, sifat, komposisi,
bahan baku, bahan pembantu, peralatan, teknik kelebihan dan keterbatasannya. Selain
itu, peserta didik juga melakukan aktivitas memproduksi berbagai produk benda
kerajinan maupun produk teknologi yang sistematis dengan berbagai cara misalnya:
meniru, memodifikasi, mengubah fungsi produk yang ada menuju produk baru yang
lebih bermanfaat.
Pendekatan pembelajaran pada mata pelajaran Prakarya yang digunakan adalah
pendekatan pembelajaran aktif (active learning), joyfull learning, problem based
learning, pembelajaran penemuan (discovery learning) dan tutorial. Secara garis besar
pendekatan pembelajaran prakarya tersebut menggunakan pendekatan pembelajaran
sains (scientific approach) dimana pembelajarannya berbasis pada peserta didik
sebagai subject centered. Pada kegiatan pembelajaran keterampilan peserta didik
diberikan keleluasaan untuk praktek secara mandiri, dengan bermain-main benda
namun menghasilkan karya (prinsip teori penciptaan trial and error dan theory of play)
dan berangkat dari permasalahan yang ada sehingga peserta didik dapat mengevaluasi
diri dalam menemukan kesalahan yang pada akhirnya mampu berkarya mandiri.
Diharapkan dengan pendekatan tersebut akan dapat membentuk kemampuan dasar
peserta didik yaitu adalah kemampuan yang diperoleh dari tradisi keluarga, lingkungan
serta masyarakat yang diberikan secara turun temuran. Keberhasilan pendidikan
keterampilan adalah mampu mensistemkan kemampuan tradisi dengan teknologi dasar.
Pembelajaran keterampilan dimulai dengan: melihat, merekonstruksi melalui gagasan
dan teknologi, merekayasa dan mengkreasi, memproduksi, dan memasarkan. Untuk itu
diajukan tiga strategi pembelajaran: (1) definitif, (2) partisipatif, dan (3) eksploratif. Jika
digambarkan dalam satuan model strategi belajar keterampilan sebagai berikut:
Model Strategi Pembelajaran Keterampilan
SD
10%
70%
20%
SMP
20%
60%
20%
SMA
20%
30%
50%
Partisipatif
Eksplorati
f
Definitif
Sesuai dengan karakteristik ‘Prakarya’ maka pembelajaran yang sesuai
diterapkan kepada peserta didik adalah praktek. Secara garis besar
tergambarkan dalam skema di atas bahwa terdapat perbedaan strategi,
untuk SD pada umumnya diperkuat dengan strategi partisipatif. Sedangkan
di SMP diharapkan sudah mulai melaksanakan eksploratif melalui penelitian
terapan dalam teknologi tepat guna. Strategi belajar di tingkat SMA,
diharapkan peserta didik banyak melakukan penelitian dan pencarian ide
dan gagasan dengan memadukan konsep teknologi dasar dan teknologi
tepat guna. Strategi eksploratif berada pada posisi 50% dengan harapan
akan menemukan prinsip pembelajaran ekonomi kreatif. Posisi ini nantinya
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
62
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
akan memperoleh pengetahuan praktis berwiraswasta berdasarkan kondisi
nyata.
Dapat disimpulkan bahwa prinsip pembelajaran
pendekatan saintifik melalui tahapan sebagai berikut:
prakarya
dengan
Mengamati lingkungan sekitar baik fisik maupun sosial yang menjadi
bahan eksplorasi, eksperimen, melalui kegiatan melihat, membaca,
mendengar, mencermatinya dan meneliti berbagai objek alami maupun
artifisial dengan metoda dan strategi kunjungan lapangan, kajian pustaka
pada benda artifisial berteknologi tradisional maupun modern dan produkproduk kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan;
Menanyakan berdasarkan kaitan, pengaruh dan kecenderungan setelah
melakukan pengamatan berbagai gejala alami, artifisial maupun sosial
untuk mendorong keingintahuan siswa terhadap produk-produk kerajinan,
rekayasa, budidaya dan pengolahan;
Mengumpulkan data dengan merumuskan daftar pertanyaan berdasarkan
hasil identifikasi, menentukan indikator, melakukan wawancara dan atau
eksplorasi
alam dan gejala sosial sebagai inspriasi menciptakan
karya/produk kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan;
Mengasosiasi dengan melakukankan analisis, memecahkan masalah atau
mengajukan pendapat atau argumen untuk membuat desain
atau
merekonstruksi karya/produk kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan
baik berupa fakta, konsep, bahan, alat maupun prosedur yang bersifat
tradisional berbasis kearifan lokal dan modern yang bermanfaat bagi
kehidupan dan berkehidupan yang dilanjutkan dengan membuat atau
memodifikasi karya kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan.
Mengkomunikasikan proses, hasil kegiatan, dan hasil pembuatan
karya/produk dalam menemukan sendiri dan memecahkan masalah yang
ditemui dengan memaparkan, mendiskusikan, membuat laporan dan
mempublikasikannya.
Contoh kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
diberikan di bawah ini.
Contoh Kegiatan Pembelajaran saintifk
Sekolah
: SMP/MTs
Kelas
: VII
Kompetensi : 4.3. Mencoba membuat karya kerajinan dan pengemasan dari
bahan buatan sesuai desain dan bahan buatan yang ada di wilayah
setempat
Kgiatan pendahuluan:
1.
2.
Mengucapkan salam
Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah dipelajari
oleh peserta didik yang berhubungan dengan materi baru yang akan
dibelajarkan. Sebagai contoh dalam mapel Prakarya, guru menanyakan
konsep tentang kerajinan dari bahan alam dan buatan yang pernah dipelajari
pada level sebelumnya sebelum pembelajaran materi kerajinan dari bahan
limbah organik anorganik yang akan dilakukan pada kelas VIII. Hal ini
dilakukan untuk menjaring pemahaman peserta didik pada pengetahuan
yang dikuasai sebelumnya. Guru mengingatkan kembali pengetahuan yang
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
63
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
sudah diketahui peserta didik pada kelas VII, agar peserta didik dapat
membedakan pengetahuan sebelumnya dengan saat ini yang akan dipelajari.
3.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
1. Mengamati:
Dalam mapel Prakarya, guru meminta peserta didik untuk mengamati satu
atau beberapa karya baik secara langsung atau dalam gambar. Sebagai
contoh dalam mapel Prakarya guru meminta peserta didik untuk mengamati
bahan alam, bahan buatan, bahan limbah organik dan bahan limbah
anorganik. Guru menghadirkan contoh benda atau dalam bentuk gambar ke
dalam kelas. Tampilan yang diberikan dapat juga dalam bentuk video. Peserta
didik diminta untuk mengamati, apa perbedaan limbah dengan bahan alam,
limbah orgnaik dan limbah anorganik yang dapat dijadikan bahan dasar
kerajinan.
2. Menanya:
Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang suatu fakta yang dapat diamati
dari bahan-bahan sebagai dasar pembuatan kerajinan tersebut. Sebagai
contoh peserta didik mempertanyakan “Apa perbedaan bahan limbah organik
dengan bahan limbah anorganik?”. “Apa penyebab bahan limbah anorganik
sulit terurai dalam tanah sehingga perlu diolah secara khusus, salah satunya
sebagai karya kerajinan?”.
3. Menalar:
Dapat berupa kegiatan : Mengumpulkan data dan menganalisis data.
Peserta didik mengumpulkan data atau guru memberikan data tentang
komponen-komponen yang terdapat dalam bahan limbah organik dan
anorganik. Peserta didik memperoleh data klasifikasi bahan limbah organik
dan anorganik.
Peserta didik mengajukan pendapat bahwa bahan limbah organik berasal dari
hasil buangan dalam kehidupan makhluk hidup, sedangkan bahan limbah
anorganik berasal dari produksi manusia yang menggunakan bahan alam yang
dicampur dengan bahan kimia dan tidak dapat terurai dalam tanah. Dan
sebagainya.
Peserta didik menganalis data yang diberikan oleh guru. Peserta didik diajak
untuk membaca buku siswa pada bagian awal bab I. Peserta didik memperoleh
informasi seputar pengertian limbah organik dan anorganik, jenis bahan
limbah organik dan anorganik, bahan yang dapat didaur ulang menjadi bahan
dasar kerajinan, sifat-sifat bahan limbah organik dan anorgnaik, dan
sebagainya. Konsep-konsep ini dihubungkan dengan informasi atau data
awal, pertanyaan dan hipotesis, serta data yang terkumpul. Juga dapat
dilengkapi dengan kamus atau referensi lainnya sebagai penguat informasi.
Selanjutnya adalah menarik kesimpulan:
Peserta didik menarik kesimpulan berdasar hasil analisis yang mereka
lakukan. Sebagai contoh peserta didik menyimpulkan bahwa limbah organik
dan anorganik dapat digunakan sebagai bahan dasar kerajinan karena
memiliki sifat yang unik, kuat, tahan lama, dan berdaya jual.
4.Mencoba
Berdasarkan kegiatan menalar di atas, peserta didik mencoba berbagai bahan
limbah organik dan anorganik untuk dijadikan karya kerajinan. Peserta didik
melakukan usaha coba-coba bahan limbah yang cocok digunakan sesuai
ide/gagasan yang diinginkan. Peserta didik mengidentifikasi bahan limbah dan
kesesuaiannya dengan karya kerajinan.
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
64
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
5. Mengomunikasikan
Pada langkah ini, peserta didik dapat menyampaikan hasil kerjanya secara
lisan maupun tertulis, misalnya melalui presentasi kelompok, diskusi, dan
tanya jawab.
Kegiatan Penutup:
1. Guru meminta peserta didik untuk mengungkapkan konsep, prinsip atau teori
yang telah dikonstruk oleh peserta didik.
Peserta didik diminta untuk menjelaskan contoh keterkaitan antar limbah
organik dan anorganik dengan kehidupan kita, misal lingkungan hidup.
2. Guru dapat meminta peserta didik untuk meningkatkan pemahamannya
tentang konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari dari buku-buku
pelajaran yang relevan atau sumber informasi lainnya.
3. Guru dapat memberikan beberapa situs di internet yang berkaitan dengan
konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari oleh peserta didik, kemudian
guru meminta peserta didik untuk mengakses situs-situs tersebut. Guru dapat
menyebutkan beberapa akses situs-situs sebagai alamat dalam internet yang
dpat dicari oleh peserta didik, sebagai pemancing rasa ingin tahu peserta
didik.
MODEL
Lembar Kerja
LK - 3.1b
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
65
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
PERANCANGAN PENERAPAN MODEL-MODEL PADA PEMBELAJARAN
PRAKARYA
Tujuan Kegiatan :
Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu
merancang model Project Based Learning, Discovery Learning
dan Problem Based Learning pada pembelajaran Kimia
Langkah Kegiatan
:
1. Kerjakan secara berpasangan , cermati lembar kerja perancangan model
pembelajaran
2. Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk satu kali tatap muka yang
sesuai salah satu model
3. Isilah Lembar Kerja perancangan model pembelajaran sesuai dengan model
yang Anda pilih
4. Presentasikan hasil rancangan Anda
5. Perbaiki rancangan jika ada saran atau usulan perubahan
Catatan: Pada lembar kerja ini ada dua format model pembelajaran yaitu model
Problem Based Learning dan Discovery Learning jika Anda merancang model
Lainnya silahkan sesuai sintak model yang sesuai.
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
66
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
FORMAT PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN
Model
Discovery Learning
Kompetensi Dasar
:
3. ..…………………..
4… …………………..
Topik
:
…………………………………..
Sub Topik
Tujuan
Alokasi Waktu
:
:
:
1x TM
TAHAPPEMBELAJARAN
1. Stimulation
(simullasi/Pemberian
rangsangan)
2. Problem statemen
(pertanyaan/identifikas
i masalah)
3. Data collection
(pengumpulandata)
4. Data processing
(pengolahan Data)
5. Verifcation
(pembuktian)
6. Generalization
(menarik
kesimpulan/generalisas
i)
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Kompetensi Dasar
Topik
Sub Topik
Tujuan
Alokasi Waktu
: 3..
4..
:
:
:
: 1x TM
FASE-FASE
Fase 1
Orientasi peserta didik kepada
masalah
Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu
dan kelompok
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Fase 5
Menganalisa dan mengevaluasi
KEGIATAN PEMBELAJARAN
.............................................
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
67
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
FASE-FASE
KEGIATAN PEMBELAJARAN
proses pemecahan masalah
Penerapan Model Pembelajaran (problem based learning)
Pada Mata Pelajaran Prakarya.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran
yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik
untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah,
peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real
world)
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang
menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah
yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu
pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik,
sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan
masalah yang harus dipecahkan..
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih
dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu.
Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul.
Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis
dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan
peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan
pendapat yang berbeda dari mereka.
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman
belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks
lingkungan peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta
didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh
pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar
merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka
mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi
pembelajaran.
a. Pendahuluan
Pada tahap ini, dilakukan Tahap 1 sintaks PBM, yaitu mengorientasi
peserta didik pada masalah. Masalah tersebut dapat disajikan dalam
bentuk gambar, diagram, film pendek, atau power point. Misalnya, dalam
pelajaran Prakarya, masalah tersebut terkait dengan aktivitas penduduk
yang menambang tanah untuk membuat kerajinan batu bata merah,
sementara persediaan tanah sudah mulai habis.. Setelah peserta didik
mencermati (mengamati) sajian masalah, guru mengajukan pertanyaan
pengarah (menanya) untuk mendorong peserta didik memprediksi atau
mengajukan dugaan (hipotesis) mengenai dampak dari ekploitasi tanah
yang ada disekitarnya, terhadap kehidupan masyarakat dimasa depan.
Selanjutnya, guru menginformasikan tujuan pembelajaran.
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
68
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
b. Inti
Tahapan inti mencakup tahap-tahap 2, 3, 4, dan 5 dalam sintaks PBM.
1) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar (Tahap 2)
a) Melalui kegiatan tanya jawab (menanya), guru mengingatkan
kembali langkah-langkah atau metode ilmiah. Metode ilmiah
tersebut dapat disajikan dalam bentuk bagan.
b) Guru mengorganisasi peserta didik untuk belajar dalam bentuk
diskusi kelompok kecil. Guru dapat menjelaskan lebih rinci
alternatif-alternatif strategi untuk menyelesaikan masalah yang
ditentukan, yaitu terkait dengan dampak eksploitasi tanah liat
terhadap pelestarian lingkungan.
c) Guru membimbing peserta didik secara individual maupun
kelompok dalam merancang eksperimen untuk menguji dugaan
(hipotesis)
yang
diajukan.
Masing-masing
kelompok
mempresentasikan hipotesis dan rancangan eksperimennya
untuk mendapat saran dari kelompok lain maupun dari guru.
Kelompok-kelompok lain maupun guru dapat memberikan
penilaian dan saran terhadap presentasi tersebut. Kelompok
yang dinilai paling baik memperoleh penghargaan.
2) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
(Tahap 3)
a) Guru memberi bimbingan kepada peserta didik untuk melakukan
penyelidikan atau eksperimen. Bimbingan tersebut meliputi
pengumpulan informasi yang berkaitan dengan materi yang
diangkat dalam permasalahan, misalnya memberi pelatihan
kepada pengrajin batu bata menjadi pengrajin kerajinan yang
lebih memiliki nilai ekonomi tetapi tidak cepat menghabiskan
bahan tanah liat.
b) Kelompok peserta didik melakukan eksperimen berdasarkan
rancangan yang telah mereka buat dengan bimbingan guru
(experimenting). Rancangan tersebut dibuat secara sistematis
dan
disesuaikan
dengan
kebutuhan
masarakat.
Guru
membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.
3) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (Tahap 4)
Peserta didik dalam kelompok mengembangkan laporan hasil
penelitian sesuai format yang sudah disepakati. Kelompok terpilih
mempresentasikan hasil eksperimen (mengomunikasikan). Setiap
kelompok diberi waktu 10 menit. Kelompok lain menanggapi hasil
presentasi dan guru memberikan umpan balik.
4) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
(Tahap 5)
a) Guru bersama peserta didik menganalisis dan mengevaluasi
terhadap proses pemecahan masalah yang dipresentasikan
setiap
kelompok
maupun
terhadap
seluruh
aktivitas
pembelajaran yang dilakukan.
d) Guru
memberikan
penguatan
(mengasosiasi)
terkait
penguasaan pengetahuan atau konsep tertentu, misalnya
dampak eksploitasi tanah liat terhadap pelestarian lingkungan.
c. penutup
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
69
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan hasil diskusi.
Guru dapat melakukan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang
telah mencapai ketuntasan. Sebaliknya, guru dapat memberikan remidi
bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan.
Penerapan pembelajaran prakarya berbasis proyek/ project based learning
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta
didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
merupakan
metode
belajar
yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk
digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam
melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry
dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan
membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat
pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai
elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang
dikajinya. PjBL
merupakan
mendalam
sebuah topik dunia
Contoh
Kegiataninvestigasi
Pembelajaran
projecttentang
based learning
nyata,
hal
ini
akan
berharga
bagi
atensi
dan
usaha
peserta
didik.
Sekolah
: SMP/MTs
Kelas
: VII
Kompetensi : 3.1 Memahami desain pembuatan dan pengemasan karya
kerajinan bahan alam berdasarkan konsep dan prosedur
berkarya sesuai wilayah setempat
Kegiatan Pendahuluan
1) Guru melakukan apersepsi tentang pentingnya sebuah kemasan pada
produk kerajinan dengan pertanyaan mendasar (Start With the
Essential Question)
2) Bagaimanakah upaya yang dapat dilakukan untuk membuat sebuah
kemasan yang menarik dan mudah dibawa.
3) Guru memberikan tugas proyek yang harus diteliti siswa secara
berkelompok tentang pentingnya kemasan produk kerajinan di daerah
setempat yang dapat memberi nilai tambah.
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
70
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Kegiatan Inti
Menyusun Perencanaan Proyek. (Design a Plan for the Project)
1. Peserta didik secara berkelompok menentukan proyek yang akan
dikerjakan dengan menentukan judul atau bentuk barang
2. Guru menyampaikan kriteria penilaian proyek yang yang akan
dikerjakan oleh peserta didik.
3. Peserta didik secara berkelompok merancang tahapan penyelesaian
proyek yang akan dilakukan (misal pembuatan kemasan produk
kerajinan dengan memanfaatkan bahan alami) Peserta didik
menentukan bentuk kemasan, alat bahan yang diperlukan dan tidak
ketinggalan antisipasi keselamatan kerja, baik peserta didik dalam
menggunakan peralatan maupun pengguna produk kemasan.
4. Mengkonsultasikan tahapan penyelesaian proyek kepada guru
pembimbing.
Menyusun Jadwal Proyek (Create a Schedule)
Peserta didik menyusun jadwal kegiatan penyelesaian proyek yang
meliputi :
1. Merancang bentuk kemasan dengan memperhatikan estetika dan
fungsinya
2. Penyediaan alat dan bahan yang diperlukan.
3. Praktek pembuatan kemasan produk kerajinan
4. Uji coba penggunaan dengan jenis produk yang telah ditentukan
5. Finishing produk.
6. Penyusunan laporan atau pameran
Monitoring (Monitor the Students and the Progress of the Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata
lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar
mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat
merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masingmasing peserta
didik, memberi umpan balik tentang tingkat
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
71
pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar
dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penutup
Guru Tanya jawab dengan peserta membuat rangkuman atau
kesimpulan tentang fungsi kemasan untuk produk kerajinan.
Guru memberikan tugas lanjut untuk memacu kreativitas siswa tentang
pemanfaatan bahan alami untuk dijadikan kemasan yang dapat memberi
nilai tambah pada produk kerajinan daerah setempat.
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
72
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Daftar Pustaka.
American Association for the Advancement of Science (1970) "Science A Process
Approach" USA : AAAS / Xerox Corporation.
Helmenstine, A.M. , Ph.D Scientific Method Steps. http://chemistry.about.com/od/
sciencefairprojects/a/Scientific-Method-Steps.htm. last update Februari 2013
Nuryani_Rustaman,
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032NURYANI_RUSTAMAN/Asesmen_pendidikan_IPA.pdflast update Januari 2013
Indrawati. (2007). Model-model pembelajaran Informasi . Modul PPPPPTK IPA.
Bandung PPPPTK IPA
Mc Colum (2009) A scientifc approach to
teaching.http://kamccollum.wordpress.com/2009/08/01/a-scientifc-approachto-teaching/last update Januari 2013
Poppy. K.D. (2010). Keterampilan Proses pada Pembelajaran IPA. Modul Program
BERMUTU. Bandung:P4TK IPA
Sudarwan. (2013).
Pusbangprodik
Pendekatan-pendekatan
Ilmiah
dalam
Pembelajaran.
Tim Pengembang. ( 2013) Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Mata
Pelajaran IPA. Pusbangprodik
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
73
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN
(DISCOVERY LEARNING)
Dalam Konsep Belajar, sesungguhnya strategi discovery learning merupakan
pembentukan
kategori-kategori
atau
konsep-konsep,
yang
dapat
memungkinkan terjadinya generalisasi. Sebagaimana teori Bruner tentang
kategorisasi yang nampak dalam discovery, bahwa discovery adalah
pembentukan kategori-kategori, atau lebih sering disebut sistem-sistem
coding. Pembentukan kategori-kategori dan sistem-sistem coding dirumuskan
demikian dalam arti relasi-relasi (similaritas & diference) yang terjadi
diantara obyek-obyek dan kejadian-kejadian (events). Bruner memandang
bahwa suatu konsep atau kategorisasi memiliki lima unsur, dan peserta didik
dikatakan memahami suatu konsep apabila mengetahui semua unsur dari
konsep itu, meliputi: 1) Nama; 2) Contoh-contoh baik yang positif maupun
yang negatif; 3) Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak; 4) Rentangan
karakteristik; 5) Kaidah (Budiningsih, 2005:43). Bruner menjelaskan bahwa
pembentukan konsep merupakan dua kegiatan mengkategori yang berbeda
yang menuntut proses berfikir yang berbeda pula. Seluruh kegiatan
mengkategori meliputi mengidentifikasi dan menempatkan contoh-contoh
(obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa) ke dalam kelas dengan menggunakan
dasar kriteria tertentu.
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap
peserta didik, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan.
Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin
tahu peserta didik pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan
discovery learning environment, yaitu lingkungan dimana peserta didik dapat
melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau
pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini
bertujuan agar peserta didik dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik
dan lebih kreatif.
Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan
pada manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan
kognitif peserta didik. Manipulasi bahan pelajaran bertujuan untuk
memfasilitasi kemampuan peserta didik dalam berfikir (merepresentasikan
apa yang dipahami) sesuai dengan tingkat perkembangannya. Menurut
Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
74
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
ditentukan oleh bagaimana cara lingkungan, yaitu: enactiv, iconic, dan
symbolic. Tahap enaktiv, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam
upaya untuk memahami lingkungan sekitarnya, artinya, dalam memahami
dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik, misalnya melalui
gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya. Tahap iconic, seseorang
memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan
visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak
belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan
(komparasi). Tahap symbolic, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau
gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya
dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya anak
belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam strategi discovery learning
menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada
muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historin,
atau ahli matematika. Dan melalui kegiatan tersebut peserta didik akan
menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi
dirinya. Karakteristik yang paling jelas mengenai discovery sebagai strategi
mengajar ialah bahwa sesudah tingkat-tingkat inisial (pemulaan) mengajar,
bimbingan guru hendaklah lebih berkurang dari pada strategi-strategi
mengajar lainnya. Hal ini tak berarti bahwa guru menghentikan untuk
memberikan suatu bimbingan setelah problema disajikan kepada pelajar.
Tetapi bimbingan yang diberikan tidak hanya dikurangi direktifnya melainkan
pelajar diberi responsibilitas yang lebih besar untuk belajar sendiri.
Contoh Model Pembelajaran Discovery Learning Prakarya
Kelas
: VII
Sekolah
: SMP/MTs
Kompetensi : Mencoba membuat alat penjernih air dari bahan alam
yang ada di lingkungan sekitar
Pendahuluan
Guru menyampaikan salam dan menanyakan kehadiran peserta didik
Menyampaikan KI, KD dan Tujuan pembelajaran.
Inti
Penciptaan Situasi/ Pemberian rangsangan (Stimulation )
Menayangkan melalui gambar,vidio pembelajaran atau media lain yang
menggambarkan situasi yang sulit ketika mencari sumber air bersih utuk
kebutuhan sehari hari
Peserta didik mengamati berbagai tayangan atau obyek yang dilakukan
oleh guru.
Peserta didik bertanya tentang hal-hal yang menarik dan relevan dengan
materi dari tayangan yang dibawa oleh guru
Peserta didik mengidentifikasi (mengumpulkan informasi) persamaan
dan perbedaan yang terdapat pada tempat lain.
Pembahasan Tugas dan Identifkasi Masalah
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
75
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Guru meminta peserta didik untuk mencari permasalahan yang dihadapi
apakah karena sumberdaya manusia atau sumber daya alam.
Peserta didik mengidentifikasi jenis kesulitan tentang sulitnya mencari air
bersih untuk kebutuhan sehari-hari
Observasi
Peserta didik mengamati pada tempat tertentu yang meliputi sumber daya
manusia, sumber daya alam, tingkat sosial melalui informasi yang diperoleh
dari berbagai sumber.
Pengumpulan data
Peserta didik, menuliskan hasil pengamatan dari data yang diperoleh tentang
ciri ciri peralatan penjernih aiar sederhana sesuai kebutuhan masarakat
setempat.
Verifkasi data
Peserta didik melakukan pencermatan data (mengasosiasi) yang diperoleh
mengenai ciri yang ada pada pada peralatan penjernih air sederhana yang
meliputi bahan dan peralatan yangg diperlukan..
Generalisasi
Peserta didik menyimpulkan pembuatan alat penjernih air sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat
Peserta didik mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil pembuatan
alat penjernih air sederhana di depan kelas dan dikonfirmasi oleh guru.
Penutup
Guru melakukan tanya jawab dengan peserta untuk membuat rangkuman
dan atau kesimpulan mengenai pembuatan alat penjernih air secara
sederhana.
Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik apakah dalam
melaksanakan pembelajaran siswa merasa senang.
Peserta didik membersihkan lantai kelas dan membuang sampah pada
tempatnya
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
76
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
3.2. PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN
PRAKARYA
Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang
sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik
terhadap standar yang telah ditetapkan. Untuk melengkapi perangkat
pembelajaran Kimia dengan suatu model, diperlukan jenis-jenis penilaian yang
sesuai. Pada uraian berikut disajikan beberapa contoh penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran kimia. Anda dapat
mengembangkan lagi sesuai dengan topik dan kompetensi dasar yang harus
dicapai peserta didik.
A. Penilaian Sikap
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
77
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penilaian pada pembelajaran dengan metode saintifik meliputi penilaian
proses, penilaian produk, dan penilaian sikap. Penilaian pada 3 aspek tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut.
a.
Penilaian sikap, melalui observasi saat peserta didik bekerja
kelompok, bekerja individu, berdiskusi, maupun saat presentasi dengan
menggunakan lembar observasi sikap.
b.
Penilaian proses atau keterampilan, dilakukan melalui observasi
saat peserta didik bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi, maupun
saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja.
c.
Penilaian produk berupa pemahaman konsep, prinsip, dan hukum
dilakukan dengan tes tertulis.
Berikut contoh lembar penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang
dapat digunakan sebagai acuan penilaian.
Membuat karya kerajinan dan pengem asan dari bahan limbah organik lunak
atau keras berdasarkan desain sesuai wilayah setempat (KD 4.1)
PENILAIAN SIKAP
Sikap spiritual
a) Teknik observasi
Pedoman Observasi Sikap Spiritual
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik.
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3= sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidakmelakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik
Kelas
Tanggal Pengamatan
Materi Pokok
: ………………….
: ………………….
: …………………..
: …………………..
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
78
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
No
Aspek Pengamatan
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2
Mengucapkan rasa syukur atas karunia
Tuhan
3
Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Tuhan saat
melihat kebesaran Tuhan
4
5
Skor
1 2 3 4
Merasakan keberadaan dan kebesaran
Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Skor diperole h
x 4=skorak h ir
SkorMaksimal
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
14
x 4=2,8
20
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai
adalah :
Sangat Baik
: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik
: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup
: apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang
: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33
b) Teknik Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang disertai rubrik.
Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala
semantic diferential. Skala Likert adalah skala yang dapat
dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena.
Sedangkan skala semantic diferential yaitu skala untuk mengukur
sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi
tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
79
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif
terletak
dibagian
kiri
garis
atau
sebaliknya.
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic
diferential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan
untuk mengukur
PERANCANGAN PEMBELAJARAN
DAN PENILAIAN
3.1
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK
DAN MODEL PEMBELAJARAN PRAKARYA
3.2 PERANCANGAN PENILAIAN DALAM
PEMBELAJARAN PRAKARYA
3.3 PELAPORAN HASIL PENILAIAN
PEMBELAJARAN DALAM RAPOR
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
MATERI PELATIHAN : 3. PERANCANGAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN
Perubahan pada proses pembelajaran kurikulum 2013 mencakup: a) berorientasi
pada karakteristik kompetensi yang mencakup: 1) sikap (Krathwohl): menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan, 2) keterampilan
(Dyers): mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyajikan, dan mencipta,
dan 3) pengetahuan (Bloom & Anderson): mengetahui, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta; b) menggunakan pendekatan
saintifik, karakteristik kompetensi sesuai jenjang. c) mengutamakan Discovery
Learning dan Project Based Learning.
Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan
penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan. Perubahan pada penilaian
mencakup: penilaian berbasis tes dan nontes (portofolio), cara menilai proses
dan output dengan menggunakan penilaian autentik, dan rapor memuat
penilaian kuantitatif tentang pengetahuan dan deskripsi kualitatif tentang sikap
dan keterampilan .
Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari penerapan model-model
pembelajaran dan perancangan penilaian yang baik dengan cara
berlatih
menyusun contoh proses pembelajaran, mengembangakan instrumen penilaian
menggunakan berbagai model pembelajaran sesuai Kurikulum 2013 dan
mengolah nilai untuk rapor
Kompetensi yang Dicapai
1. Memahami penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran
2. Memahami model Pembelajaran (Project Based Learning, Problem Based Learning, dan
Discovery Learning) dan penilaiannya.
3. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan
4. Melaporkan hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.
Indikator
1. Merancang contoh penerapan pendekatan scientifc pada pembelajaran Prakarya.
2. Membuat contoh penerapan model –model pembelajaran pada pembelajaran Prakarya
dan penilaiannya
3. Mengidentifikasi kaidah-kaidah perancangan penilaian
4. Merancang instrumen penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada
pembelajaran Prakarya
5. Mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar ke dalam laporan hasil belajar.
Langkah Kegiatan
1. Perancangan Pembelajaran
Kerja
Kelompok
menelaah
HO contoh
penerapan
model
pembelajara
n
Kerja
kelompok
menyusun
contoh
model
pembelaja
ran
Presentasi
hasil kerja
kelompok
dan
dikomentari
oleh
kelompok
lain
Penyimpula
n hasil
diskusi
kelompok
dan
rangkuman
hasil
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
55
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
2. Perancangan Penilaian
Diskusi
kelompok
perancanga
n penilaian
sikap,
pengetahua
n,
keterampila
n
Kerja
Kelompokme
nyusun
contoh
instrumen
penilaian yg
baik
Presentasi
hasil kerja
kelompok dan
dikomentari
oleh kelompok
lain
Penyimpula
n hasil
diskusi
kelompok
dan
rangkuman
hasil
3. Pelaporan Hasil Penilaian
Diskusi
kelompok
pengolahan
hasil
penilaian
Kerja
Kelompok
menyusun
contoh
laporan hasil
penilaian
Presentasi
hasil kerja
kelompok dan
dikomentari
oleh kelompok
lain
Penyimpula
n hasil
diskusi
kelompok
dan
rangkuman
hasil
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
56
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Lembar Kerja
LK- 3.1a
Kegiatan Pembelajaran dengan menerapkan Pendekatan Saintifk
Tujuan Kegiatan:
Melalui diskusi kelompok peserta diharapkan mampu
merancang contoh
penerapan pendekatan scientifc pada
pembelajaran Prakarya.
Langkah Kegiatan:
1. Pelajari hand out dan contoh penerapan pendekatan saintifik pada
pembelajaran prakarya.
2. Isilah Lembar Kerja perancangan pembelajaran yang tersedia
3.Setelah selesai, presentasikan hasil diskusi kelompok Anda
4.Perbaiki hasil kerja kelompok Anda jika ada masukan dari kelompok lain
Kompetensi
Dasar
Topik /Tema
Sub Topik/Tema
Tujuan
Pembelajaran
Alokasi Waktu
:
:
:
:
:
Tahapan Pembelajaran
Mengamati
Kegiatan
Menanya
Mengumpulkan informasi
Mengasosiasikan
Mengkomunikasikan
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
57
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
PENDEKATAN SCIENTIFIC
DALAM PEMBELAJARAN PRAKARYA
Kurikulum 2013 menekankan penerapan pendekatan ilmiah atau scientifc
approach pada proses pembelajaran.
Pendekatan scientific
termasuk pembelajaran inkuiri yang bernafaskan
konstruktivisme. Sasaran pembelajaran dengan pendekatan ilmiah mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi
untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki
lintasan perolehan (proses) psikologis yang berbeda. Sikap diperoleh melalui
aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas: mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Sementara itu, keterampilan
diperoleh melalui aktivitas: mengamati,
menanya, menalar, menyaji, dan
mencipta (Permendikbud no 65 tahun 2013).
Menurut
McCollum (2009) dijelaskan bahwa komponen-komponen penting
dalam mengajar menggunakan pendekatan scientifc diantaranya adalah guru
harus menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan
(Foster a sense of wonder), meningkatkan keterampilan mengamati (Encourage
observation), melakukan analisis ( Push for analysis) dan berkomunikasi (Require
communication).
Untuk mempelajari bagaimana pembelajaran prakarya berbasis pendekatan
scientific, berikut ini diuraikan dengan singkat pembelajaran dan implementasi
pendekatan scientific pada pembelajaran prakarya.
A. Karakteristik mata pelajaran prakarya
Prinsip mata pelajaran Prakarya adalah kreativitas, dengan kemampuan
kreatif dan dibantu dengan teknologi dasar sebagai sistem kerja yang
akurat akan menghasilkan kompetensi keterampilan tinggi. Sedangkan,
prinsip pengembangan materi adalah mendudukan bahan dan alat sebagai
medium pelatihan kompetensi keterampilan tersebut.
Tantangan pelajaran Prakarya dalam menghadapi persoalan internal dan
eksternal dibutuhkan keterpaduan:
(1) pemahaman nilai tradisi dan kearifan lokal serta teknologi tepat guna,
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
58
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
(2) pengadopsian sistem produksi dengan teknologi dasar, serta
(3) mendasarkan wawasan pelatihan dengan kewirausahaan.
Secara substansi bidang prakarya mengandung kinerja kerajinan
danteknologi. Oleh karenanya, pengembangan strand/aspek pada mata
pelajaranPrakarya meliputi Kerajinan, Rekayasa, Budidaya, dan
Pengolahan. Adapunpengertian prakarya adalah usaha untuk memperoleh
kompetensi cekat, cepatdan tepat melalui pembelajaran kerajinan,
rekayasa, budidaya dan pengolahandengan menggunakan berbagai macam
bahan, alat, teknik, dan ilmu pengetahuan yang dilakukan dengan cara
memanfaatkan pengalaman dan pelatihan.
1. Kerajinan
Kerajinan
dapat
dikaitkan
dengan
kerja
tangan
yang
hasilnya
merupakanbenda untuk memenuhi tuntutan kepuasan pandangan, estetika,
ergonomis,berkaitan dengan simbol budaya, kebutuhan tata upacara yang
berkaitandengan kepercayaan (theory of magic and relligy), dan benda
fungsional yang
dikaitkan dengan nilai pendidikan pada prosedur pembuatannya.
2. Rekayasa
Rekayasa dikaitkan dengan kemampuan teknologi dalam
merancang,merekonstruksi, dan membuat benda produk yang bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari dengan pendekatan pemecahan asalah.
Sebagaicontoh: rekayasa penyambungan merupakan kerja menyambung
balok kayu untuk membuat susunan (konstruksi) kerangka atap rumah, harus
dilakukan dengan prinsip ketepatan agar susunan rumah tidak mudah
runtuh.
3. Budidaya
Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja yang berusaha untuk
menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda ataupun makhluk hidup
agar lebih besar/tumbuh, dan berkembang biak/bertambah banyak. Kinerja
ini
membutuhkan
perasaan
seolah
dirinya
pembudidaya
dan
berpikirsistematis berdasarkan teknologi dan potensi kearifan lokal.
4. Pengolahan
Pengolahan artinya membuat, menciptakan bahan dasar menjadi
bendaproduk jadi, dan mengubah benda mentah menjadi produk jadi yang
mempunyai nilai tambah melalui teknik pengelolaan seperti: mencampur,
mengawetkan, dan memodifikasi agar dapat dimanfaatkan, serta didasari
dengan inerja pikir teknologis.Adapun, ketentuan pemilihan aspek (strand)
dari mata pelajaran Prakarya bagi setiap satuan pendidikan diwajibkan untuk
membelajarkan 2 (dua) aspek (strand) dengan empertimbangkan
ketersediaan kompetensi tenaga pendidik di satuan pendidikan yang
bersangkutan. Namun, jika satuan pendidikan berkeinginan untuk
menerapkan 4 (empat) aspek (strand) diperkenankan selama
satuan pendidikan mampu menyediakan jam tambahan.Mengingat keempat
aspek (strand) dari mata pelajaran Prakarya tersebut memiliki karakteristik
pembelajaran yang berbeda sehingga memengaruhi kebutuhan lama waktu
pembelajaran/jam pertemuan dari setiap Aspek/Strand tersebut. Sebagai
contoh “Aspek Budidaya” perlu waktu perkembangbiakan yang relatif lebih
lama. Apabila satuan pendidikan memilih “Aspek Budidaya” hendaknya
menelaah Kompetensi Dasarnya lebih dahulu sehingga jika ketercapaian
Kompetensi Dasar memerlukan waktu lebih lama, dapat membelajarkan
‘aspek lainnya’ (misalnya kerajinan, rekayasa ataupun pengolahan) terlebih
dahulu,
dengan pengaturan alokasi waktu oleh tenaga pendidik yang bersangkutan
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
59
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Istilah kerajinan berangkat dari kecakapan melaksanakan, mengolah, dan
menciptakan dengan dasar kinerja psychomotoricskill. Maka, Prakarya
Kerajinan berisi kerajinan tangan membuat (creation with innovation) benda
pakai dan atau fungsional berdasar asas form follow function. Prakarya
Teknologi terdiri atas Rekayasa (Enginering), Budidaya dan Teknologi
Pengolahan. Teknologi Rekayasa berisi keterampilan menguraikan dan
menyusuri kembali hasil teknologi seperti: otomotif, elektronik, ketukangan,
maupun mesin. Prakarya Teknologi budidaya berpangkal pada cultivation,
yaitu suatu kerja yang berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan
mewujudkan tanaman/makhluk hidup lainnya agar lebih besar (tumbuh), dan
berkembang (banyak). Teknologi Pengolahan berisi keterampilan mengubah
fungsi, bentuk, sifat,kualitas bahan maupun perilaku objek. Materi ini berisi
teknologi bahan pangan, dan teknologi pengolahan nonpangan. Hal ini sesuai
dengan arti kata prakarya sebagai kata kerja diartikan kinerja produktif yang
diorientasikan untuk mengembangkan keterampilan, kecakapan, kerapian,
dan ketepatan.
Skema Substansi/Ruang Lingkup Mata Pelajaran Prakarya
Kedaerah
an/Lokal
Tradisi modern
PENDIDI
KAN
PRAKAR
K E R A YA TEKNOLOGI
REKAYASA,
JINAN
BUDI DAYA
DAN
SUB ASPEK:PENGOLAHAN
APRESIASI ,
KREASI - PRODUKSI
KINERJA: CEKAT – CEPAT –
TEPAT
Arah dan tujuan mata pelajaran Pendidikan Keterampilan berdasarkan
kompetensi lulusan pada
setiap satuan
pendidikan digambarkan sebagai
PRINSIP:
ERGONOMIS,
berikut:
EFISIEN , EKONOMIS
HIGIENIS
Skema: Penggradasian Kemampuan berdasarkan arah dan tujuan
Family Skill based
SD
SMP
SMA
Home Industry (Economic based)
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
60
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Pada pelaksanaannya mata pelajaran Prakarya sebagai contohnya di SD
bertujuan pemenuhan keterampilan keluarga (family skill), yaitu
keterampilan untuk mampu memecahkan kebutuhan sehari-hari seperti
memasang kancing baju yang lepas (kerajinan), membuat minuman susu dan
makanan kecil (pengolahan) dan mampu menanam dan menghasilkan buah
cabe di halaman rumah atau sekolah (budidaya). Pembelajaran ekonomi
kreatif pun diajarkan dengan menjual produk di kalangan sendiri pada acara
sekolah. Dalam hal ini pembelajaran teknologi dasar diperlukan untuk
mendukung perkembangan logika.
Pada tingkat sekolah lanjutan pertama (SMP/MTs), mata pelajaran Prakarya
diarahkan kepada teknologi tepat guna dengan mengganti bahan, bentuk
serta keteknikan (home skill). Pada penggantian bahan diharapkan bentuk
dan teknik tetap sama, sebagai contoh: anyam rotan, dapat diganti dengan
anyam bambu atau anyam pita dan tali plastic untuk membuat tempat
pakaian kotor. Penggantian ini berdasarkan situasi dan kondisi yang mulai
langka pada daerah setempat.
Pada tingkat sekolah lanjutan tingkat atas (SMA/MA) diakhiri dengan
wawasan pasar (home industry/economy based). Untuk itu, pemahaman
teknologi dasar akan ditingkatkan bersamaan secara kumulatif peningkatan
keilmuan, seperti teori ekonomi, keterampilan computer, serta teori psikologi
dan Seni Budaya. Pengembangan yang diharapkan dari mata pelajaran
Prakarya SMA/MA adalah mampu membuat common ground ilmu,
pengetahuan dan keterampilan untuk memproduksi dan mereproduksi
karyanya.
B. Pendekatan saintifik Pembelajaran Prakarya
Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru, dan
peserta didik untuk saling bertukar informasi. Istilah 'prakarya' mengandung arti
pekerjaan tangan, kecakapan melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan cekat,
cepat, dan tepat dengan keterampilan tangan. Kata cekat mengandung makna tanggap
terhadap permasalahan yang dihadapi dari sudut pandang karakter, bentuk, sistem, dan
perilaku objek yang diwaspadai. Di dalamnya terdapat unsur kreativitas, keuletan
mengubah kegagalan menjadi keberhasilan (adversity) serta kecakapan menanggulangi
permasalahan dengan tuntas. Istilah cepat merujuk kepada kecakapan mengantisipasi
perubahan, mengurangi kesenjangan kekurangan (gap) terhadap masalah, maupun
obyek dan memproduksi karya berdasarkan target waktu terhadap keluasan materi,
maupun kuantitas sesuai dengan sasaran yang ditentukan. Kata tepat menunjukkan
kecakapan bertindak secara tepat dan teliti untuk menyamakan bentuk, sistem, kualitas,
maupun kuantitas dan perilaku karakteristik objek atau karya.
Pengertian keterampilan dalam konteks pembelajaran mata pelajaran Prakarya di
sekolah adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat, dan tepat dalam
menghadapi permasalahan belajar. Dalam hal ini, pembelajaran Prakarya dirancang
sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku peserta didik menjadi
cekat, cepat, dan tepat melalui aktivitas kerajinan dan teknologi rekayasa, teknologi
budidaya, dan teknologi pengolahan. Perilaku terampil ini dibutuhkan dalam
keterampilan hidup manusia di masyarakat. Peserta didik melakukan interaksi terhadap
karya produk kerajinan dan teknologi yang ada di lingkungannya, untuk berkreasi
menciptakan berbagai jenis produk kerajinan maupun produk teknologi sehingga
diperoleh pengalaman perseptual, pengalaman apresiatif, dan kreativitas dari potensi
lingkungan.
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
61
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Oleh karena itu, orientasi pembelajaran Prakarya adalah memfasilitasi pengalaman
emosi, intelektual, fisik, persepsi, sosial, estetik, artistik, dan kreativitas kepada peserta
didik dengan melakukan aktivitas apresiasi dan kreasi terhadap berbagai produk
kerajinan dan teknologi. Kegiatan ini dimulai dari mengidentifikasi potensi di sekitar
peserta didik, diubah menjadi produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, yang
mencakup antara lain jenis, bentuk, fungsi, manfaat, tema, struktur, sifat, komposisi,
bahan baku, bahan pembantu, peralatan, teknik kelebihan dan keterbatasannya. Selain
itu, peserta didik juga melakukan aktivitas memproduksi berbagai produk benda
kerajinan maupun produk teknologi yang sistematis dengan berbagai cara misalnya:
meniru, memodifikasi, mengubah fungsi produk yang ada menuju produk baru yang
lebih bermanfaat.
Pendekatan pembelajaran pada mata pelajaran Prakarya yang digunakan adalah
pendekatan pembelajaran aktif (active learning), joyfull learning, problem based
learning, pembelajaran penemuan (discovery learning) dan tutorial. Secara garis besar
pendekatan pembelajaran prakarya tersebut menggunakan pendekatan pembelajaran
sains (scientific approach) dimana pembelajarannya berbasis pada peserta didik
sebagai subject centered. Pada kegiatan pembelajaran keterampilan peserta didik
diberikan keleluasaan untuk praktek secara mandiri, dengan bermain-main benda
namun menghasilkan karya (prinsip teori penciptaan trial and error dan theory of play)
dan berangkat dari permasalahan yang ada sehingga peserta didik dapat mengevaluasi
diri dalam menemukan kesalahan yang pada akhirnya mampu berkarya mandiri.
Diharapkan dengan pendekatan tersebut akan dapat membentuk kemampuan dasar
peserta didik yaitu adalah kemampuan yang diperoleh dari tradisi keluarga, lingkungan
serta masyarakat yang diberikan secara turun temuran. Keberhasilan pendidikan
keterampilan adalah mampu mensistemkan kemampuan tradisi dengan teknologi dasar.
Pembelajaran keterampilan dimulai dengan: melihat, merekonstruksi melalui gagasan
dan teknologi, merekayasa dan mengkreasi, memproduksi, dan memasarkan. Untuk itu
diajukan tiga strategi pembelajaran: (1) definitif, (2) partisipatif, dan (3) eksploratif. Jika
digambarkan dalam satuan model strategi belajar keterampilan sebagai berikut:
Model Strategi Pembelajaran Keterampilan
SD
10%
70%
20%
SMP
20%
60%
20%
SMA
20%
30%
50%
Partisipatif
Eksplorati
f
Definitif
Sesuai dengan karakteristik ‘Prakarya’ maka pembelajaran yang sesuai
diterapkan kepada peserta didik adalah praktek. Secara garis besar
tergambarkan dalam skema di atas bahwa terdapat perbedaan strategi,
untuk SD pada umumnya diperkuat dengan strategi partisipatif. Sedangkan
di SMP diharapkan sudah mulai melaksanakan eksploratif melalui penelitian
terapan dalam teknologi tepat guna. Strategi belajar di tingkat SMA,
diharapkan peserta didik banyak melakukan penelitian dan pencarian ide
dan gagasan dengan memadukan konsep teknologi dasar dan teknologi
tepat guna. Strategi eksploratif berada pada posisi 50% dengan harapan
akan menemukan prinsip pembelajaran ekonomi kreatif. Posisi ini nantinya
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
62
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
akan memperoleh pengetahuan praktis berwiraswasta berdasarkan kondisi
nyata.
Dapat disimpulkan bahwa prinsip pembelajaran
pendekatan saintifik melalui tahapan sebagai berikut:
prakarya
dengan
Mengamati lingkungan sekitar baik fisik maupun sosial yang menjadi
bahan eksplorasi, eksperimen, melalui kegiatan melihat, membaca,
mendengar, mencermatinya dan meneliti berbagai objek alami maupun
artifisial dengan metoda dan strategi kunjungan lapangan, kajian pustaka
pada benda artifisial berteknologi tradisional maupun modern dan produkproduk kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan;
Menanyakan berdasarkan kaitan, pengaruh dan kecenderungan setelah
melakukan pengamatan berbagai gejala alami, artifisial maupun sosial
untuk mendorong keingintahuan siswa terhadap produk-produk kerajinan,
rekayasa, budidaya dan pengolahan;
Mengumpulkan data dengan merumuskan daftar pertanyaan berdasarkan
hasil identifikasi, menentukan indikator, melakukan wawancara dan atau
eksplorasi
alam dan gejala sosial sebagai inspriasi menciptakan
karya/produk kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan;
Mengasosiasi dengan melakukankan analisis, memecahkan masalah atau
mengajukan pendapat atau argumen untuk membuat desain
atau
merekonstruksi karya/produk kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan
baik berupa fakta, konsep, bahan, alat maupun prosedur yang bersifat
tradisional berbasis kearifan lokal dan modern yang bermanfaat bagi
kehidupan dan berkehidupan yang dilanjutkan dengan membuat atau
memodifikasi karya kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan.
Mengkomunikasikan proses, hasil kegiatan, dan hasil pembuatan
karya/produk dalam menemukan sendiri dan memecahkan masalah yang
ditemui dengan memaparkan, mendiskusikan, membuat laporan dan
mempublikasikannya.
Contoh kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
diberikan di bawah ini.
Contoh Kegiatan Pembelajaran saintifk
Sekolah
: SMP/MTs
Kelas
: VII
Kompetensi : 4.3. Mencoba membuat karya kerajinan dan pengemasan dari
bahan buatan sesuai desain dan bahan buatan yang ada di wilayah
setempat
Kgiatan pendahuluan:
1.
2.
Mengucapkan salam
Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah dipelajari
oleh peserta didik yang berhubungan dengan materi baru yang akan
dibelajarkan. Sebagai contoh dalam mapel Prakarya, guru menanyakan
konsep tentang kerajinan dari bahan alam dan buatan yang pernah dipelajari
pada level sebelumnya sebelum pembelajaran materi kerajinan dari bahan
limbah organik anorganik yang akan dilakukan pada kelas VIII. Hal ini
dilakukan untuk menjaring pemahaman peserta didik pada pengetahuan
yang dikuasai sebelumnya. Guru mengingatkan kembali pengetahuan yang
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
63
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
sudah diketahui peserta didik pada kelas VII, agar peserta didik dapat
membedakan pengetahuan sebelumnya dengan saat ini yang akan dipelajari.
3.
Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
1. Mengamati:
Dalam mapel Prakarya, guru meminta peserta didik untuk mengamati satu
atau beberapa karya baik secara langsung atau dalam gambar. Sebagai
contoh dalam mapel Prakarya guru meminta peserta didik untuk mengamati
bahan alam, bahan buatan, bahan limbah organik dan bahan limbah
anorganik. Guru menghadirkan contoh benda atau dalam bentuk gambar ke
dalam kelas. Tampilan yang diberikan dapat juga dalam bentuk video. Peserta
didik diminta untuk mengamati, apa perbedaan limbah dengan bahan alam,
limbah orgnaik dan limbah anorganik yang dapat dijadikan bahan dasar
kerajinan.
2. Menanya:
Peserta didik mengajukan pertanyaan tentang suatu fakta yang dapat diamati
dari bahan-bahan sebagai dasar pembuatan kerajinan tersebut. Sebagai
contoh peserta didik mempertanyakan “Apa perbedaan bahan limbah organik
dengan bahan limbah anorganik?”. “Apa penyebab bahan limbah anorganik
sulit terurai dalam tanah sehingga perlu diolah secara khusus, salah satunya
sebagai karya kerajinan?”.
3. Menalar:
Dapat berupa kegiatan : Mengumpulkan data dan menganalisis data.
Peserta didik mengumpulkan data atau guru memberikan data tentang
komponen-komponen yang terdapat dalam bahan limbah organik dan
anorganik. Peserta didik memperoleh data klasifikasi bahan limbah organik
dan anorganik.
Peserta didik mengajukan pendapat bahwa bahan limbah organik berasal dari
hasil buangan dalam kehidupan makhluk hidup, sedangkan bahan limbah
anorganik berasal dari produksi manusia yang menggunakan bahan alam yang
dicampur dengan bahan kimia dan tidak dapat terurai dalam tanah. Dan
sebagainya.
Peserta didik menganalis data yang diberikan oleh guru. Peserta didik diajak
untuk membaca buku siswa pada bagian awal bab I. Peserta didik memperoleh
informasi seputar pengertian limbah organik dan anorganik, jenis bahan
limbah organik dan anorganik, bahan yang dapat didaur ulang menjadi bahan
dasar kerajinan, sifat-sifat bahan limbah organik dan anorgnaik, dan
sebagainya. Konsep-konsep ini dihubungkan dengan informasi atau data
awal, pertanyaan dan hipotesis, serta data yang terkumpul. Juga dapat
dilengkapi dengan kamus atau referensi lainnya sebagai penguat informasi.
Selanjutnya adalah menarik kesimpulan:
Peserta didik menarik kesimpulan berdasar hasil analisis yang mereka
lakukan. Sebagai contoh peserta didik menyimpulkan bahwa limbah organik
dan anorganik dapat digunakan sebagai bahan dasar kerajinan karena
memiliki sifat yang unik, kuat, tahan lama, dan berdaya jual.
4.Mencoba
Berdasarkan kegiatan menalar di atas, peserta didik mencoba berbagai bahan
limbah organik dan anorganik untuk dijadikan karya kerajinan. Peserta didik
melakukan usaha coba-coba bahan limbah yang cocok digunakan sesuai
ide/gagasan yang diinginkan. Peserta didik mengidentifikasi bahan limbah dan
kesesuaiannya dengan karya kerajinan.
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
64
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
5. Mengomunikasikan
Pada langkah ini, peserta didik dapat menyampaikan hasil kerjanya secara
lisan maupun tertulis, misalnya melalui presentasi kelompok, diskusi, dan
tanya jawab.
Kegiatan Penutup:
1. Guru meminta peserta didik untuk mengungkapkan konsep, prinsip atau teori
yang telah dikonstruk oleh peserta didik.
Peserta didik diminta untuk menjelaskan contoh keterkaitan antar limbah
organik dan anorganik dengan kehidupan kita, misal lingkungan hidup.
2. Guru dapat meminta peserta didik untuk meningkatkan pemahamannya
tentang konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari dari buku-buku
pelajaran yang relevan atau sumber informasi lainnya.
3. Guru dapat memberikan beberapa situs di internet yang berkaitan dengan
konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari oleh peserta didik, kemudian
guru meminta peserta didik untuk mengakses situs-situs tersebut. Guru dapat
menyebutkan beberapa akses situs-situs sebagai alamat dalam internet yang
dpat dicari oleh peserta didik, sebagai pemancing rasa ingin tahu peserta
didik.
MODEL
Lembar Kerja
LK - 3.1b
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
65
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
PERANCANGAN PENERAPAN MODEL-MODEL PADA PEMBELAJARAN
PRAKARYA
Tujuan Kegiatan :
Pada kegiatan ini diharapkan peserta mampu
merancang model Project Based Learning, Discovery Learning
dan Problem Based Learning pada pembelajaran Kimia
Langkah Kegiatan
:
1. Kerjakan secara berpasangan , cermati lembar kerja perancangan model
pembelajaran
2. Pilihlah satu subtopik/submateri/subtema untuk satu kali tatap muka yang
sesuai salah satu model
3. Isilah Lembar Kerja perancangan model pembelajaran sesuai dengan model
yang Anda pilih
4. Presentasikan hasil rancangan Anda
5. Perbaiki rancangan jika ada saran atau usulan perubahan
Catatan: Pada lembar kerja ini ada dua format model pembelajaran yaitu model
Problem Based Learning dan Discovery Learning jika Anda merancang model
Lainnya silahkan sesuai sintak model yang sesuai.
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
66
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
FORMAT PERANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN
Model
Discovery Learning
Kompetensi Dasar
:
3. ..…………………..
4… …………………..
Topik
:
…………………………………..
Sub Topik
Tujuan
Alokasi Waktu
:
:
:
1x TM
TAHAPPEMBELAJARAN
1. Stimulation
(simullasi/Pemberian
rangsangan)
2. Problem statemen
(pertanyaan/identifikas
i masalah)
3. Data collection
(pengumpulandata)
4. Data processing
(pengolahan Data)
5. Verifcation
(pembuktian)
6. Generalization
(menarik
kesimpulan/generalisas
i)
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran Problem Based Learning
Kompetensi Dasar
Topik
Sub Topik
Tujuan
Alokasi Waktu
: 3..
4..
:
:
:
: 1x TM
FASE-FASE
Fase 1
Orientasi peserta didik kepada
masalah
Fase 2
Mengorganisasikan peserta didik
Fase 3
Membimbing penyelidikan individu
dan kelompok
Fase 4
Mengembangkan dan menyajikan
hasil karya
Fase 5
Menganalisa dan mengevaluasi
KEGIATAN PEMBELAJARAN
.............................................
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
67
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
FASE-FASE
KEGIATAN PEMBELAJARAN
proses pemecahan masalah
Penerapan Model Pembelajaran (problem based learning)
Pada Mata Pelajaran Prakarya.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran
yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang peserta didik
untuk belajar. Dalam kelas yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah,
peserta didik bekerja dalam tim untuk memecahkan masalah dunia nyata (real
world)
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu metode pembelajaran yang
menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara
berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata. Masalah
yang diberikan ini digunakan untuk mengikat peserta didik pada rasa ingin tahu
pada pembelajaran yang dimaksud. Masalah diberikan kepada peserta didik,
sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan dengan
masalah yang harus dipecahkan..
Sebelum memulai proses belajar-mengajar di dalam kelas, peserta didik terlebih
dahulu diminta untuk mengobservasi suatu fenomena terlebih dahulu.
Kemudian peserta didik diminta mencatat masalah-masalah yang muncul.
Setelah itu tugas guru adalah meransang peserta didik untuk berpikir kritis
dalam memecahkan masalah yang ada. Tugas guru adalah mengarahkan
peserta didik untuk bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan
pendapat yang berbeda dari mereka.
Memanfaatkan lingkungan peserta didik untuk memperoleh pengalaman
belajar. Guru memberikan penugasan yang dapat dilakukan di berbagai konteks
lingkungan peserta didik, antara lain di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Penugasan yang diberikan oleh guru memberikan kesempatan bagi peserta
didik untuk belajar diluar kelas. Peserta didik diharapkan dapat memperoleh
pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar
merupakan aktivitas belajar yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka
mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuan dasar dan materi
pembelajaran.
a. Pendahuluan
Pada tahap ini, dilakukan Tahap 1 sintaks PBM, yaitu mengorientasi
peserta didik pada masalah. Masalah tersebut dapat disajikan dalam
bentuk gambar, diagram, film pendek, atau power point. Misalnya, dalam
pelajaran Prakarya, masalah tersebut terkait dengan aktivitas penduduk
yang menambang tanah untuk membuat kerajinan batu bata merah,
sementara persediaan tanah sudah mulai habis.. Setelah peserta didik
mencermati (mengamati) sajian masalah, guru mengajukan pertanyaan
pengarah (menanya) untuk mendorong peserta didik memprediksi atau
mengajukan dugaan (hipotesis) mengenai dampak dari ekploitasi tanah
yang ada disekitarnya, terhadap kehidupan masyarakat dimasa depan.
Selanjutnya, guru menginformasikan tujuan pembelajaran.
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
68
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
b. Inti
Tahapan inti mencakup tahap-tahap 2, 3, 4, dan 5 dalam sintaks PBM.
1) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar (Tahap 2)
a) Melalui kegiatan tanya jawab (menanya), guru mengingatkan
kembali langkah-langkah atau metode ilmiah. Metode ilmiah
tersebut dapat disajikan dalam bentuk bagan.
b) Guru mengorganisasi peserta didik untuk belajar dalam bentuk
diskusi kelompok kecil. Guru dapat menjelaskan lebih rinci
alternatif-alternatif strategi untuk menyelesaikan masalah yang
ditentukan, yaitu terkait dengan dampak eksploitasi tanah liat
terhadap pelestarian lingkungan.
c) Guru membimbing peserta didik secara individual maupun
kelompok dalam merancang eksperimen untuk menguji dugaan
(hipotesis)
yang
diajukan.
Masing-masing
kelompok
mempresentasikan hipotesis dan rancangan eksperimennya
untuk mendapat saran dari kelompok lain maupun dari guru.
Kelompok-kelompok lain maupun guru dapat memberikan
penilaian dan saran terhadap presentasi tersebut. Kelompok
yang dinilai paling baik memperoleh penghargaan.
2) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
(Tahap 3)
a) Guru memberi bimbingan kepada peserta didik untuk melakukan
penyelidikan atau eksperimen. Bimbingan tersebut meliputi
pengumpulan informasi yang berkaitan dengan materi yang
diangkat dalam permasalahan, misalnya memberi pelatihan
kepada pengrajin batu bata menjadi pengrajin kerajinan yang
lebih memiliki nilai ekonomi tetapi tidak cepat menghabiskan
bahan tanah liat.
b) Kelompok peserta didik melakukan eksperimen berdasarkan
rancangan yang telah mereka buat dengan bimbingan guru
(experimenting). Rancangan tersebut dibuat secara sistematis
dan
disesuaikan
dengan
kebutuhan
masarakat.
Guru
membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.
3) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya (Tahap 4)
Peserta didik dalam kelompok mengembangkan laporan hasil
penelitian sesuai format yang sudah disepakati. Kelompok terpilih
mempresentasikan hasil eksperimen (mengomunikasikan). Setiap
kelompok diberi waktu 10 menit. Kelompok lain menanggapi hasil
presentasi dan guru memberikan umpan balik.
4) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
(Tahap 5)
a) Guru bersama peserta didik menganalisis dan mengevaluasi
terhadap proses pemecahan masalah yang dipresentasikan
setiap
kelompok
maupun
terhadap
seluruh
aktivitas
pembelajaran yang dilakukan.
d) Guru
memberikan
penguatan
(mengasosiasi)
terkait
penguasaan pengetahuan atau konsep tertentu, misalnya
dampak eksploitasi tanah liat terhadap pelestarian lingkungan.
c. penutup
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
69
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Dengan bimbingan guru, peserta didik menyimpulkan hasil diskusi.
Guru dapat melakukan kegiatan pengayaan bagi peserta didik yang
telah mencapai ketuntasan. Sebaliknya, guru dapat memberikan remidi
bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan.
Penerapan pembelajaran prakarya berbasis proyek/ project based learning
Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta
didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran
Berbasis
Proyek
merupakan
metode
belajar
yang
menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktifitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk
digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam
melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry
dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan
membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat
pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai
elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang
dikajinya. PjBL
merupakan
mendalam
sebuah topik dunia
Contoh
Kegiataninvestigasi
Pembelajaran
projecttentang
based learning
nyata,
hal
ini
akan
berharga
bagi
atensi
dan
usaha
peserta
didik.
Sekolah
: SMP/MTs
Kelas
: VII
Kompetensi : 3.1 Memahami desain pembuatan dan pengemasan karya
kerajinan bahan alam berdasarkan konsep dan prosedur
berkarya sesuai wilayah setempat
Kegiatan Pendahuluan
1) Guru melakukan apersepsi tentang pentingnya sebuah kemasan pada
produk kerajinan dengan pertanyaan mendasar (Start With the
Essential Question)
2) Bagaimanakah upaya yang dapat dilakukan untuk membuat sebuah
kemasan yang menarik dan mudah dibawa.
3) Guru memberikan tugas proyek yang harus diteliti siswa secara
berkelompok tentang pentingnya kemasan produk kerajinan di daerah
setempat yang dapat memberi nilai tambah.
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
70
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Kegiatan Inti
Menyusun Perencanaan Proyek. (Design a Plan for the Project)
1. Peserta didik secara berkelompok menentukan proyek yang akan
dikerjakan dengan menentukan judul atau bentuk barang
2. Guru menyampaikan kriteria penilaian proyek yang yang akan
dikerjakan oleh peserta didik.
3. Peserta didik secara berkelompok merancang tahapan penyelesaian
proyek yang akan dilakukan (misal pembuatan kemasan produk
kerajinan dengan memanfaatkan bahan alami) Peserta didik
menentukan bentuk kemasan, alat bahan yang diperlukan dan tidak
ketinggalan antisipasi keselamatan kerja, baik peserta didik dalam
menggunakan peralatan maupun pengguna produk kemasan.
4. Mengkonsultasikan tahapan penyelesaian proyek kepada guru
pembimbing.
Menyusun Jadwal Proyek (Create a Schedule)
Peserta didik menyusun jadwal kegiatan penyelesaian proyek yang
meliputi :
1. Merancang bentuk kemasan dengan memperhatikan estetika dan
fungsinya
2. Penyediaan alat dan bahan yang diperlukan.
3. Praktek pembuatan kemasan produk kerajinan
4. Uji coba penggunaan dengan jenis produk yang telah ditentukan
5. Finishing produk.
6. Penyusunan laporan atau pameran
Monitoring (Monitor the Students and the Progress of the Project)
Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan
dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap roses. Dengan kata
lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar
mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat
merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masingmasing peserta
didik, memberi umpan balik tentang tingkat
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
71
pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar
dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penutup
Guru Tanya jawab dengan peserta membuat rangkuman atau
kesimpulan tentang fungsi kemasan untuk produk kerajinan.
Guru memberikan tugas lanjut untuk memacu kreativitas siswa tentang
pemanfaatan bahan alami untuk dijadikan kemasan yang dapat memberi
nilai tambah pada produk kerajinan daerah setempat.
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
72
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Daftar Pustaka.
American Association for the Advancement of Science (1970) "Science A Process
Approach" USA : AAAS / Xerox Corporation.
Helmenstine, A.M. , Ph.D Scientific Method Steps. http://chemistry.about.com/od/
sciencefairprojects/a/Scientific-Method-Steps.htm. last update Februari 2013
Nuryani_Rustaman,
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032NURYANI_RUSTAMAN/Asesmen_pendidikan_IPA.pdflast update Januari 2013
Indrawati. (2007). Model-model pembelajaran Informasi . Modul PPPPPTK IPA.
Bandung PPPPTK IPA
Mc Colum (2009) A scientifc approach to
teaching.http://kamccollum.wordpress.com/2009/08/01/a-scientifc-approachto-teaching/last update Januari 2013
Poppy. K.D. (2010). Keterampilan Proses pada Pembelajaran IPA. Modul Program
BERMUTU. Bandung:P4TK IPA
Sudarwan. (2013).
Pusbangprodik
Pendekatan-pendekatan
Ilmiah
dalam
Pembelajaran.
Tim Pengembang. ( 2013) Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Mata
Pelajaran IPA. Pusbangprodik
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
73
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN
(DISCOVERY LEARNING)
Dalam Konsep Belajar, sesungguhnya strategi discovery learning merupakan
pembentukan
kategori-kategori
atau
konsep-konsep,
yang
dapat
memungkinkan terjadinya generalisasi. Sebagaimana teori Bruner tentang
kategorisasi yang nampak dalam discovery, bahwa discovery adalah
pembentukan kategori-kategori, atau lebih sering disebut sistem-sistem
coding. Pembentukan kategori-kategori dan sistem-sistem coding dirumuskan
demikian dalam arti relasi-relasi (similaritas & diference) yang terjadi
diantara obyek-obyek dan kejadian-kejadian (events). Bruner memandang
bahwa suatu konsep atau kategorisasi memiliki lima unsur, dan peserta didik
dikatakan memahami suatu konsep apabila mengetahui semua unsur dari
konsep itu, meliputi: 1) Nama; 2) Contoh-contoh baik yang positif maupun
yang negatif; 3) Karakteristik, baik yang pokok maupun tidak; 4) Rentangan
karakteristik; 5) Kaidah (Budiningsih, 2005:43). Bruner menjelaskan bahwa
pembentukan konsep merupakan dua kegiatan mengkategori yang berbeda
yang menuntut proses berfikir yang berbeda pula. Seluruh kegiatan
mengkategori meliputi mengidentifikasi dan menempatkan contoh-contoh
(obyek-obyek atau peristiwa-peristiwa) ke dalam kelas dengan menggunakan
dasar kriteria tertentu.
Di dalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari tiap
peserta didik, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan.
Untuk menunjang proses belajar perlu lingkungan memfasilitasi rasa ingin
tahu peserta didik pada tahap eksplorasi. Lingkungan ini dinamakan
discovery learning environment, yaitu lingkungan dimana peserta didik dapat
melakukan eksplorasi, penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau
pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui. Lingkungan seperti ini
bertujuan agar peserta didik dalam proses belajar dapat berjalan dengan baik
dan lebih kreatif.
Untuk memfasilitasi proses belajar yang baik dan kreatif harus berdasarkan
pada manipulasi bahan pelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan
kognitif peserta didik. Manipulasi bahan pelajaran bertujuan untuk
memfasilitasi kemampuan peserta didik dalam berfikir (merepresentasikan
apa yang dipahami) sesuai dengan tingkat perkembangannya. Menurut
Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
74
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
ditentukan oleh bagaimana cara lingkungan, yaitu: enactiv, iconic, dan
symbolic. Tahap enaktiv, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam
upaya untuk memahami lingkungan sekitarnya, artinya, dalam memahami
dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik, misalnya melalui
gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya. Tahap iconic, seseorang
memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan
visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak
belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan
(komparasi). Tahap symbolic, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau
gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya
dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya anak
belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
Pada akhirnya yang menjadi tujuan dalam strategi discovery learning
menurut Bruner adalah hendaklah guru memberikan kesempatan kepada
muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang scientist, historin,
atau ahli matematika. Dan melalui kegiatan tersebut peserta didik akan
menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi
dirinya. Karakteristik yang paling jelas mengenai discovery sebagai strategi
mengajar ialah bahwa sesudah tingkat-tingkat inisial (pemulaan) mengajar,
bimbingan guru hendaklah lebih berkurang dari pada strategi-strategi
mengajar lainnya. Hal ini tak berarti bahwa guru menghentikan untuk
memberikan suatu bimbingan setelah problema disajikan kepada pelajar.
Tetapi bimbingan yang diberikan tidak hanya dikurangi direktifnya melainkan
pelajar diberi responsibilitas yang lebih besar untuk belajar sendiri.
Contoh Model Pembelajaran Discovery Learning Prakarya
Kelas
: VII
Sekolah
: SMP/MTs
Kompetensi : Mencoba membuat alat penjernih air dari bahan alam
yang ada di lingkungan sekitar
Pendahuluan
Guru menyampaikan salam dan menanyakan kehadiran peserta didik
Menyampaikan KI, KD dan Tujuan pembelajaran.
Inti
Penciptaan Situasi/ Pemberian rangsangan (Stimulation )
Menayangkan melalui gambar,vidio pembelajaran atau media lain yang
menggambarkan situasi yang sulit ketika mencari sumber air bersih utuk
kebutuhan sehari hari
Peserta didik mengamati berbagai tayangan atau obyek yang dilakukan
oleh guru.
Peserta didik bertanya tentang hal-hal yang menarik dan relevan dengan
materi dari tayangan yang dibawa oleh guru
Peserta didik mengidentifikasi (mengumpulkan informasi) persamaan
dan perbedaan yang terdapat pada tempat lain.
Pembahasan Tugas dan Identifkasi Masalah
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
75
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Guru meminta peserta didik untuk mencari permasalahan yang dihadapi
apakah karena sumberdaya manusia atau sumber daya alam.
Peserta didik mengidentifikasi jenis kesulitan tentang sulitnya mencari air
bersih untuk kebutuhan sehari-hari
Observasi
Peserta didik mengamati pada tempat tertentu yang meliputi sumber daya
manusia, sumber daya alam, tingkat sosial melalui informasi yang diperoleh
dari berbagai sumber.
Pengumpulan data
Peserta didik, menuliskan hasil pengamatan dari data yang diperoleh tentang
ciri ciri peralatan penjernih aiar sederhana sesuai kebutuhan masarakat
setempat.
Verifkasi data
Peserta didik melakukan pencermatan data (mengasosiasi) yang diperoleh
mengenai ciri yang ada pada pada peralatan penjernih air sederhana yang
meliputi bahan dan peralatan yangg diperlukan..
Generalisasi
Peserta didik menyimpulkan pembuatan alat penjernih air sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat
Peserta didik mempresentasikan (mengkomunikasikan) hasil pembuatan
alat penjernih air sederhana di depan kelas dan dikonfirmasi oleh guru.
Penutup
Guru melakukan tanya jawab dengan peserta untuk membuat rangkuman
dan atau kesimpulan mengenai pembuatan alat penjernih air secara
sederhana.
Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik apakah dalam
melaksanakan pembelajaran siswa merasa senang.
Peserta didik membersihkan lantai kelas dan membuang sampah pada
tempatnya
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
76
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
3.2. PERANCANGAN PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN
PRAKARYA
Pada Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang
sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik
terhadap standar yang telah ditetapkan. Untuk melengkapi perangkat
pembelajaran Kimia dengan suatu model, diperlukan jenis-jenis penilaian yang
sesuai. Pada uraian berikut disajikan beberapa contoh penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran kimia. Anda dapat
mengembangkan lagi sesuai dengan topik dan kompetensi dasar yang harus
dicapai peserta didik.
A. Penilaian Sikap
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
77
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
Penilaian pada pembelajaran dengan metode saintifik meliputi penilaian
proses, penilaian produk, dan penilaian sikap. Penilaian pada 3 aspek tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut.
a.
Penilaian sikap, melalui observasi saat peserta didik bekerja
kelompok, bekerja individu, berdiskusi, maupun saat presentasi dengan
menggunakan lembar observasi sikap.
b.
Penilaian proses atau keterampilan, dilakukan melalui observasi
saat peserta didik bekerja kelompok, bekerja individu, berdiskusi, maupun
saat presentasi dengan menggunakan lembar observasi kinerja.
c.
Penilaian produk berupa pemahaman konsep, prinsip, dan hukum
dilakukan dengan tes tertulis.
Berikut contoh lembar penilaian sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang
dapat digunakan sebagai acuan penilaian.
Membuat karya kerajinan dan pengem asan dari bahan limbah organik lunak
atau keras berdasarkan desain sesuai wilayah setempat (KD 4.1)
PENILAIAN SIKAP
Sikap spiritual
a) Teknik observasi
Pedoman Observasi Sikap Spiritual
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik.
Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap spiritual yang
ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :
4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan
3= sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadangkadang tidakmelakukan
2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan
sering tidak melakukan
1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan
Nama Peserta Didik
Kelas
Tanggal Pengamatan
Materi Pokok
: ………………….
: ………………….
: …………………..
: …………………..
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
78
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
No
Aspek Pengamatan
1
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
sesuatu
2
Mengucapkan rasa syukur atas karunia
Tuhan
3
Memberi salam sebelum dan sesudah
menyampaikan pendapat/presentasi
Mengungkapakan kekaguman secara lisan
maupun tulisan terhadap Tuhan saat
melihat kebesaran Tuhan
4
5
Skor
1 2 3 4
Merasakan keberadaan dan kebesaran
Tuhan saat mempelajari ilmu pengetahuan
Jumlah Skor
Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
Skor diperole h
x 4=skorak h ir
SkorMaksimal
Contoh :
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :
14
x 4=2,8
20
Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai
adalah :
Sangat Baik
: apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik
: apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup
: apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang
: apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33
b) Teknik Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang disertai rubrik.
Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala
semantic diferential. Skala Likert adalah skala yang dapat
dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena.
Sedangkan skala semantic diferential yaitu skala untuk mengukur
sikap, tetapi bentuknya bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi
tersusun dalam satu garis kontinum di mana jawaban yang sangat
Materi Pelatihan 3 Model-model Pembelajaran dan Penilaian
79
SMA/SMK
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013
positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negatif
terletak
dibagian
kiri
garis
atau
sebaliknya.
Data yang diperoleh melalui pengukuran dengan skala semantic
diferential adalah data interval. Skala bentuk ini biasanya digunakan
untuk mengukur