Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Kognitif IPA Siswa SD Kelas V Melalui Model Example Non Example dengan Pendekatan Problem Based Learning
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN Mangunsari 03 Salatiga semester II tahun 2016/2017. Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas 5 SDN Mangunsari 03 Salatiga, yang berjumlah 37 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Kondisi sosial ekonomi orang tua/wali siswa rata-rata golongan menengah ke bawah. Pekerjaan orang tua/wali siswa ada yang buruh pabrik, tetapi sebagian besar pekerjaan orang tua/wali siswa adalah sebagai petani. Latar belakang pendidikan orang tua/wali siswa yang sebagian besar adalah tamatan SD.Mata pelajaran yang diajarkan di SDN Mangunsari 03 Salatiga adalah Agama Islam, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Olahraga, Mulok atau Bahasa Jawa, dan Bahasa Inggris. Ekstrakurikuler yang ada di SDN Mangunsari 03 adalah Pramuka.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yang berupa model Examples Non Examples dengan pendekatan Problem
Based Learning . Variabel terikat berupa hasil belajar kognitif IPA. Model
Example Non Example adalah metode evaluasi dengan langkah-langkah
merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam daur air, mencari gambar jenis daur air , membuat kesimpulan dari gambar yang ditampilkan dan mempresentasikan hasil kesimpulan diskusi kelompok. Pendekatan Problem Based Learning adalah pembelajaran IPA dengan langkah-langkah menyimak gambar daur air, membuat pertanyaan terkait dengan daur air, mencari informasi tentang proses daur air melalui video proses daur air, membuat gambar atau diagram daur air, membuat
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa sebagai bukti keberhasilan dalam pembelajaran yang meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
3.3 Rencana Tindakan
Gambar 3.1 Model ProsesPelaksanaan Perencanaan
Siklus I
Observasi Refleksi
Pelaksanaan
Siklus II
Observasi Perencanaan
Refleksi
Bagan 1. Desain Penelitian Tindakan (Arikunto, 2006: 19)
Pelaksanaan penelitian didesain dalam 2 siklus dan masing-masing siklus pelaksanaan melalui 4 tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
7. Memahami perubahan yang terjadi di
7.4 Mendeskripsikan proses daur air alam dan hubungannya dengan dan kegiatan manusia yang dapat penggunaan sumber daya alam mempengaruhinya. (Siklus I )
7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan. ( Siklus II)
Siklus I 1. Perencanaan a.
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran IPA model pembelajaran Example Non Example dengan pendekatan Problem
Based Learning . Menyusun RPP kolaborasi peneliti dan dikonsultasikan
dengan guru kelas V SD Negeri Mangunsari 03. Standar kompetensi pada siklus I yaitu SK 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Standar Kompetensi siklus II yaitu SK 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Kompetensi dasar pada siklus I yaitu KD 7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya. Kompetensi dasar pada siklus II yaitu KD 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan.
b.
Berdiskusi dengan guru kelas V SD Negeri Mangunsari 03 untuk menyamakan pemahaman tentang tindakan yang akan dilakukan.
c.
Mempersiapkan media yang diperlukan dalam pembelajaran media alat dan bahan membuat model sederhana tentang daur air, dan lembar kerja e.
Mempersiapkan instrumen yang digunakan yaitu lembar evaluasi pelaksanaan model pembelajaran Example Non Exampel dengan pendekatan Problem Based Learning .oleh guru, lembar evaluasi hasil belajar kognitif siswa pada pertemuan terakhir setiap siklus
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru kelas. Melakukan kegiatan observasi sebagai sarana pengumpulan data pelaksanaan tindakan penelitian.
3. Refleksi Tahap refleksi dilakukan setelah implementasi tindakan dan observasi.
Kegiatan refleksi dilakukan untuk menganalisis hasil observasi serta pencapaian hasil belajar kognitif siswa, mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan serta hambatan yang dihadapi. Hasil dari kegiatan refleksi ini selanjutnya berguna untuk menentukan perbaikan dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) maupun alat evaluasi yang akan digunakan dalam siklus II.
Siklus II
Pelaksanaan siklus II dirancang apabila siklus I belum berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II merupakan perbaikan dari kelemahan atau kekurangan pada siklus I. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yang terdiri dari :
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah menyusun perangkat pembelajaran, yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
IPA (lampiran 2) dengan KD 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan oleh guru kelas. Melakukan kegiatan observasi sebagai sarana pengumpulan data pelaksanaan tindakan penelitian.
3. Refleksi Tahap refleksi dilakukan setelah implementasi tindakan dan observasi.
Kegiatan refleksi dilakukan untuk menganalisis hasil observasi serta pencapaian hasil belajar kognitif siswa, mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari tindakan serta hambatan yang dihadapi. Hasil dari kegiatan refleksi ini selanjutnya berguna untuk menentukan perbaikan dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) maupun alat evaluasi yang akan digunakan dalam siklus II.
3.4 Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian.
Penelitian ini menggunakan data yang berupa data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil tes.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan teknik nontes.
Instrumen pengumpulan data adalah butir soal dan lembar observasi yang disajikan melalui tabel 3.1 dan 3.2 sebagai berikut
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen penelaian Siklus I7.4.5 Menjelaskan hubungan presipitasi dengan kondensasi 6,7
7.4.2 Menjelaskan presipitasi 4,17,19
3
7.4.3 Menjelaskan
kondensasi
3,8,163
7.4.4 Menjelaskan hubungan evaporasi dengan presipitasi 5,10,,18
3
2
7.4.1 Menjelaskan
evaporasi
1,27.4.6 Menjelaskan hubungan evaporasi dengan kondensasi 14,15
2
7.4.7 Menyebutkan kegiatan manusia yang daur air mempengaruhi.
9,11,12,13,20
5 Jumlah
20
2
7.4 Mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Penilaian Siklus II7.6.2 Menyebutkan peristiwa alam yang terjadi di Indonesia.
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Item Soal No. Item Pilihan Ganda Jumlah Item
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang dan yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan.
7.6.1 Menjelaskan peristiwa alam tentang banjir,tanah longsor, gempa bumi ,gunung meletus, dan angin puting beliung yang terjadi di Indonesia.
1,2,3,4,5
5
6,7,8,9,11,12 14,17
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam
8
7.6.3 Mengidentifikasi dampak yang terjadi karena adanya peristiwa
alam.
10
1
7.6.4 Menyebutkan tindakan yang dilakukan dari peristiwa alam yang 13,19
2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Item Soal No. Item Pilihan Ganda Jumlah Item
20
7.6.5 Membuat suatu 15,16
2 laporan berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman pribadi atau surat kabar atau media lainnya tentang peristiwa alam
7.6.6 Dapat memberi 18,20
2 saran atau usulan cara mencegah banjir Jumlah
20
20
3.5 Uji Coba Instrumen Penelitian Uji Validitas Instrumen
Validitas menurut Sudjono, A., (2001) dalam Wardani Naniek Sulistya,dkk. (2012:342), adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir soal untuk mengukur apa yang seharusnya. Sebutir soal dapat dikatakan telah memiliki validitas yang tinggi atau valid, apabila skor pada butir soal yang bersangkutan memiliki kesesuaian atau kesejajaran arah dengan skor totalnya.
Atau ada korelasi positif yang signifikan antara skor soal dengan skor totalnya. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi
product moment yang dikemukakan Pearson (Widoyoko, 2009:137). Rumus
korelasi product moment dengan angka kasar.( )( )
r =
xy √{ ( )} { ( )}
Keterangan: r = koefisien korelasi Pearson
xy
X = variabel bebas Y = variabel terikat N = jumlah data
Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 22,0. Kriteria untuk koefisien validitas instrumen Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:86), memberikan rentang indeks validitas, secara rinci disajikan dalam tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3 Rentang Indeks ValiditasNo Indeks Kriteria
1 0,81 - 1,00 sangat tinggi
2 0,61 - 0,80 Tinggi 3 0,41 - 0,60 Cukup 4 0,21 - 0,40 Rendah5 0,00 - 0,20 sangat rendah
Langkah-langkah uji validitas
a. Klik Analzye Scale Reliability Statistik
b. Kemudian copy jumlah soal pindahkan ke ruas kanan pilih Statistik Item- item for deleted Continoues Ok Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Kata reliabel sering disebut dengan nama lain, misalnya terpercaya, terandalkan, ajeg, stabil, konsisten, dan lain sebagainya (Sugiyono, 2010: 68). Untuk menghitung tingkat reliabilitas tes hasil belajar, dalam penelitian ini digunakan rumus dari relibalitas
alpha cronbach . Untuk menghitung reliabilitas, digunakan alat bantu statistik 18.0
for windows. Menurut Azwar (2007: 44), reliabilitas mengacu pada konsistensi
atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Reliabilitas dinyatakan dengan koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 hingga 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00, maka semakin tinggi reliabilitasnya (Azwar, 2007: 44). Kaidah untuk menentukan tingkat reliabilitas menurut Gulford & Frucker (dalam Azwar,2007: 44) sebagai berikut
Keterangan: k : jumlah item dalam instrumen p i : proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1 q i : 1 - pi
2
s : varians total
t
Uji reliabilitas tes formatif dalam penelitian ini dilakukan dengan IBM SPSS Windows Version 22,0 dan interpretasi terhadap koefisien reliabilitas yang Hasil Belajar yang ditulis oleh Wardani, Naniek Sulistya dan Slameto (2012:88) seperti tersaji melalui tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Indeks ReliabilitasNo Indeks Interpretasi 1 0,80 Sangat Reliabel
- – 1,00 2 0,60 - 0,80 Reliabilitas 3 0,40 - 0,60 Cukup Reliabel 4 0,20 Agak Reliabel – 0,40
Sumber: Wardani, Naniek Sulistya dan Slameto (2012:88) Hasil uji reliabilitas butir soal berbentuk pilihan ganda, terdiri 30 butir soal, dilakukan pada siswa kelas 6 SDN Mangunsari 03. Adapun hasil yang diperoleh pada siklus I adalah
Cronbach’s Alpha sebesar 0,923 , artinya
reliabilitas butir soal sangat tinggi, sehingga instrumen butir soal siklus I digunakan dalam penelitian. Hasil uji reliabilitas instrumen butir soal siklus II diperoleh
Cronbach’s Alpha sebesar 0,937, artinya reliabilitas butir soal siklus II
sangat tinggi, sehingga buti soal dapat dipegunakan dalam penelitian. Unutk lebih jelasnya distribusi reliabilitas instrumen butir soal siklus I dan siklus II, secara rinci disajikan melalui tabel 3.5 berikut,
Tabel 3.5 Distribusil Uji Reliabilitas Instrumen Butir Soal Siklus I dan Siklus IINomor Jumlah Butir Cronbach’s
Siklus Kriteria
Urut Soal Alpha
1 I 30 .929 Sangat reliabel
2 II 30 .878 Sangat reliabel
Sumber: Olahan SPSS
Tingkat Kesukaran Butir Soal
Menurut Slameto (dalam Wardani Naniek Sulistya, dkk., 2012:338) tingkat kesukaran butir soal adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal. Semakin tinggi tingkat kesukaran butir soal, maka butir soal itu semakin mudah, demikian juga sebaliknya semakin rendah tingkat kesukaran butir, maka butir soal itu semakin sulit. Indeks tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar B = Jumlah peserta didik yang menjawab benar N = Jumlah peserta didik
Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini adalah kriteria tingkat kesukaran soal (Wardani, Naniek Sulistya. dkk., 2012:339)
Tabel 3.6 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir SoalNomor Rentang Skor Interpretasi Urut 1.
0.00 Sukar
- – 0.25 2.
0.26 Sedang
- – 0.75 3.
0.76 Mudah
- – 1.00
Hasil uji tingkat kesukaran disajikan melalui tabel 3.6 Distribusi tingkat kesukaran siklus I berikut ini.
Tabel 3.7 Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus I
Tingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah
Mudah 10,11, 13, 14, 15, 16, 17, 208 Sedang 1, 3, 4 ,5, 6, 7, 8, 9, 12, 18,
11
19 Sukar
2
1 Total
20 Hasil analisis butir soal siklus I terdiri dari 20 butir soal, terdapat 8 butir soal
tingkat kesukaran soal mudah, 11 butir soal tingkat kesukaran sedang dan 1 butir tingkat kesukaran sukar.
Distribusi hasil uji tingkat kesukaran butir soal siklus II disajikan melalui tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8 Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus IITingkat Kesukaran Nomor Soal Jumlah Mudah 1, 4, 5, 12, 13, 15, 18
7 Sedang 2, 3, 6, 8, 9, 10, 11,14, 16, 17, 19, 20
12 Sukar
7
1 Total
20 Sumber : Olahan data Primer Hasil analisis butir soal siklus II terdiri dari 20 butir soal, terdapat 7 butir soal tingkat kesukaran soal mudah, 12 butir soal tingkat kesukaran sedang dan 1 butir tingkat kesukaran sukar.
3.6 Indikator Kinerja
Indikator dalam penelitian ini adalah apabila jumlah siswa yang mencapai KKM ≥ 75 tuntas sebanyak ≥ 80% dari seluruh siswa kelas 5 untuk mata pelajaran IPA.
3.7. Teknik Analisis Data
Teknik análisis data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah teknik deskriptif komparatif. Teknik deskriptif komparatif adalah teknik yang membandingkan hasil belajar IPA antar siklus yang meliputi ketuntasan hasil belajar kongnitif dengan KKM ≥ 75, skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata pra siklus, siklus I, dan siklus II.
Perhitungan untuk mengetahui besarnya persentase ketuntasan belajar, skor minimum, skor maksimum dan skor rata-rata, menggunakan rumus sebagai berikut:
∑
Ketuntasan belajar = ,
Skor Minimum = Skor terendah yang diperoleh siswa Skor Maksimum = Skor tertinggi yang diperoleh siswa
∑
Skor Rata-rata =