BAHAN FI Dr Suparman buku Jujun Anyer
Filsafat Ilmu
- Dr Suparman Ibrahim Abdullah, MSc
- Jl Gelatik no 4 Tanah Sareal Bogor 16161
- Hp 0811166866
- Situs:
- Email suparman_i@yahoo.com
Silabus Bahan UTS
Bab 1 Kearah Pemikiran Filsafat: 1 Ilmu dan Filsafat
KARAKTERISTIK FILSAFAT
1. Menyeluruh, artinya bahwa mengenal ilmu tidak hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri melainkan melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainnya.
2. Mendasar, artinya bahwa kebenaran ilmu tidak langsung dipercayai namun harus dicari dan dikaji hingga menemukan kebenaran yang hakiki.
3. Spekulatif, artinya bahwa kebenaran sebuah pengetahuan didapat dari spekulasi-spekulasi hingga akhirnya menemukan kebenaran yang hakiki.
BIDANG TELAAH FILSAFAT
Bidang telaah flsafat adalah menelaah segala masalah yang mungkin dapat dipikirkan manusia, meliputi :
1.Pertama flsafat mempersoalkan siapakah manusia itu.
2.Kedua adalah pertanyaan yang berkisar tentang ada : tentang hidup dan eksistensi manusia.
3.Ketiga adalah tentang penemuan ilimiah dalam sebuah riset.
CABANG-CABANG FILSAFAT
Pokok permasalahan yang dikaji flsafat mencakup tiga segi, antara lain :
1. Apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika).
2. Mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika).
3. Apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika).
Cabang-cabang flsafat:
1.Epistemologi (Filsafat Pengetahuan)
2.Etika (Filsafat Moral)
3.Estetika (Filsafat Seni)
4.Metafsika
5.Politik (Filsafat Pemerintahan)
6.Filsafat Agama
7.Filasafat Ilmu
8.Filsafat Pendidikan
9. Filsafat Hukum
10. Filsafat Sejarah
11. Filsafat Matematika
FILSAFAT ILMU
- flsafat ilmu merupakan bagian dari
epistemilogi (flsafat pengetahuan) yang
secara spesifk mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilimiah). - Karena permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka flsafat ilmu dibagi menjadi dua yaitu flsafat ilmu-ilmu alam dan flsafat ilmu-ilmu sosial
- Untuk membedakan jenis pengetahuan yang satu dengan yang lainnya maka pertanyaan yang diajukan adalah apa, bagaimana, serta untuk apa.
BAB 2 Dasar Dasar Pengetahuan:
2 Penalaran, 3 Logika, 4
Sumber Pengetahuan, 5
Kriteria Kebenaran
PENALARAN
Manusia dalam hidupnya memiliki tujuan tertentu, hal itu dapat dicapai dengan pengetahuan. Pengetahuan mampu dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama, yakni : Pertama manusia mempunyai bahasa yang
mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan
pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut.
Manusia mampu mengembangkan pengetahuan dengan cepat dan mantap, adalah kemampuan berpikir menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. secara garis besar cara berpikir seperti ini disebut penalaran.
HAKIKAT PENALARAN
Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan. Sebagai suatu kegiatan yang berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1.Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Atau dapat juga disimpulkan bahwa kegiatan penalaran merupakan suatu proses berpikir logis .
2 . Ciri kedua dari penalaran adalah sifat analitik dari proses berpikir.
Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu.
• Penalaran pada dasarnya bersumber
pada rasio atau fakta.
LOGIKA
Logika secara luas dapat didefnisikan sebagai “pengkajian untuk berpikir secara sahih (valid)”. Terdapat dua jenis cara penarikan kesimpulan yaitu :1.Logika Induktif, logika ini erat kaitannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus- kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
2.Logika Deduktif, logika ini membantu kita dalam menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual (khusus)
SUMBER PENGETAHUAN
Pada dasarnya terdapat dua cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, antara lain :
1.Mendasarkan diri pada rasio. Dalam hal ini digunakan metode deduktif dalam menyusun pengetahuannya. Premis yang dipakai didapatkan dari ide yang menurut anggapannya jelas dan dapat diterima.
2.Mendasarkan diri pada pengalaman. Kaum empiris berpendapat bahwa pengetahuan manusia itu bukan didapat lewat penalaran rasional yang abstrak melainkan melalui pengalaman yang kongkret.
KRITERIA KEBENARAN
Untuk mendapatkan sebuah kebenaran yag absolute
maka perlu didukung oleh teori-teori kebenaran yang
relevan. Diantaranya adalah :- Pertama, teori Koherensi yaitu suatu pernyataan
dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren
atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan yang
dianggap benar sebelumnya.- Kedua, teori korespondensi, menyatakan bahwa suatu
pernyataan dinilai benar jika pernyataan itu
berkorespondensi (berhubungan) dengan objek yang
dituju.- Ketiga, teori pragmatis, menyatakan bahwa suatu
kebenaran pernyataan diukur dengan kriteria apakah
pernyataan itu bersifat fungsional dalam kehidupan praktis, atau mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia.Bab 3: ONTOLOGI Hakekat Apa Yang Dikaji Ontologi: Hakekat apa yang Dikaji: 6 Metafsika, 7 Asumsi,
8 Peluang, 9 Beberapa Asumsi
dalam Ilmu, 10 Batas batas
Penjelajahan dalam IlmuMetafsika
- Ontologi menurut A.R. Lacey, ontologi berarti ‘” a central
part of metaphisics” (bagian sentral dari metafsika) sedangkan metafsika diartikan sebagai that which comes after physics, … the study of nature in general (hal yang hadir setelah fsika, … studi umum mengenai alam)
- Pembahasan ontologi terkait dengan pembahasan mengenai metafsika. Mengapa ontologi terkait dengan metafsika? Ontologi membahas hakikat yang “ada”, metafsika menjawab pertanyaan apakah hakikat kenyataan ini sebenar-benarnya? Pada suatu
pembahasan, metafsika merupakan bagian dari ontologi,
tetapi pada pembahasan lain, ontologi merupakan salah
satu dimensi saja dari metafsika. Karena itu, metafsika
dan ontologi merupakan dua hal yang saling terkait.Bidang metafsika merupakan tempat berpijak dari setiap
pemikiran flsafati, termasuk pemikiran ilmiah. Metafsika
berusaha menggagas jawaban tentang apakah alam ini.
BEBERAPA TAFSIRAN METAFISIKA
SUPERNATURALISME
- SUPERNATURALISMEDi alam terdapat
wujud-wujud gaib (supernatural) dan ujud ini
bersifat lebih tinggi atau lebih berkuasa dibandingkan dengan alam yang nyata. Animisme merupakan kepercayaan yangberdasarkan pemikiran supernaturalisme ini,
dimana manusia percaya bahwa terdapat roh
yang sifatnya gaib terdapat dalam benda- benda.
NATURALISME
- NATURALISME. Paham ini menolak wujud-wujud yang
bersifat supernatural. Materialisme merupakan paham yang berdasarkan pada aliran naturalisme ini. Kaum materialisme menyatakan bahwa gejala-gejala alam disebabkan oleh kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri, yang dapat dipelajari dan dengan demikian dapat kita ketahui.
• Democritos (460-370 S.M.) adalah salah satu tokoh awal paham materialisme. Ia mengembangkan paham
materialisme dan mengemukakan bahwa unsur dasar
dari alam adalah atom. Hanya berdasar kebiasaan saja maka manis itu manis, panas itu panas, dan sebagainya. Obyek dari penginderaan sering dianggap nyata, padahal tidak demikian, hanya atom dan kehampaan itulah yang bersifat nyata. Jadi, panas, dingin, warna
merupakan terminologi yang manusia berikan arti dari
VITALISTIK gejala mekanistik, Paham vitalistik sepakat bahwa proses kimia bahwa gejala alam fisika sebagai gejala alam dapat diterapkan,
(termasuk makhluk tetapi hanya meliputi unsur dan zat yang mati hidup) hanya saja, tidak untuk makhluk hidup. merupakan gejala Kaum vitalistik mempertanyakan apakah manusia merupakan bagian dari proses kimia kimia fisika semata fisika tersebut. Pertanyaan berlanjut pada bagaimana pandangan mengenai pikiran (kesadaran)? Bagi kaum vitalistik, hidup merupakan sesuatu yang unik yang berbeda dengan proses kimia fisika tersebut. Proses berfikir manusia menghasilkan pengetahuan tentang zat (obyek) yang ditelaahnya. Namun, apakah kebenarannya dari hakikat pikiran tersebut? Apakah dia berbeda dengan benda MONOISTIK
MONOISTIK. Aliran monoistik dengan tokohnya Christian Wolf (1679-1754), menyatakan bahwa tidak berbeda antara pikiran dengan zat.
Keduanya hanya berbeda dalam gejala yang disebabkan proses berlainan, namun memiliki substansi yang sama. Sebagaimana energi dan zat, teori Einstein: menyatakan energi hanya bentuk lain dari zat. Jadi proses berfkir dianggap sebagai aktivitas elektro kimia dari otak.
DUALISTIK
- DUALISTIK. Kelompok lainnya, yaitu aliran dualistik memberikan pendapat yang berbeda tentang makna kesadaran. Zat dan kesadaran (fkiran) adalah berbeda secara substantif, sui generalis. Tokoh penganut paham ini antara lain Rene Descartes, John Locke dan George Berkeley. Mereka menyatakan bahwa apa yang ditangkap oleh pikiran manusia, termasuk penginderaan dari hasil pengalaman manusia, adalah bersifat mental. Yang bersikap nyata hanyalah pikiran, karena
dengan berpikir maka sesuatu itu akan menjadi ada. Cogito
ergo sum, saya berpikir maka saya ada. - John Locke mengibaratkan pikiran manusia pada awalnya merupakan sebuah lempeng yang licin dan rata dimana
pengalaman inderawi akan melekat dalam lempeng tersebut.
- Organ manusia lah yang menangkap dan menyimpan pengalaman inderawi.
- Berkeley terkenal dengan ungkapannya to be is to be perceived. Ada adalah disebabkan oleh persepsi. Sesuatu akan muncul karena manusia berpikir dan memunculkan suatu anggapan. Proses kreasi muncul karena persepsi ini dan menghasilkan sesuatu yang berujud.
KESIMPULAN KESIMPULAN. Dalam kajian metafsika, ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam ini sebagaimana adanya. Manusia tidak dapat melepaskan diri dari setiap permasalahan yang dihadapinya. Makin dalam penjelajahan ilmiah dilakukan, akan semakin banyak pertanyaan yang muncul, termasuk pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal tersebut di atas. Karena beragam tinjauan flsafat diberikan oleh setiap ilmuwan, maka pada dasarnya setiap ilmuwan bisa memiliki flsafat individual yang berbeda-beda. Titik pertemuan kaum ilmuwan dari semua itu adalah sifat pragmatis dari ilmu.
PELUANG
- PELUANG. Dasar teori keilmuan di dunia ini tidak akan pernah terdapat hal yang pasti mengenai satu kejadian, hanya kesimpulan yang probabilistik.
- Ilmu memberikan pengetahuan sebagai dasar pengambilan keputusan di mana didasarkan pada penafsiran kesimpulan ilmiah yang bersifat relatif.
ASUMSI
- ASUMSI. Setiap ilmu selalu memerlukan asumsi. Asumsi
diperlukan untuk mengatasi penelaahan suatu
permasalahan menjadi lebar. Semakin terfokus obyek
telaah suatu bidang kajian, semakin memerlukan asumsi yang lebih banyak.- Asumsi dapat dikatakan merupakan latar belakang
intelektal suatu jalur pemikiran. Asumsi dapat diartikan pula sebagai merupakan gagasan primitif, atau gagasan tanpa penumpu yang diperlukan untuk menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian.
Asumsi diperlukan untuk menyuratkan segala hal yang
tersirat. McMullin (2002) menyatakan hal yang mendasar yang harus ada dalam ontologi suatu ilmu pengetahuan adalah menentukan asumsi pokok (the standard presumption) keberadaan suatu obyek sebelum melakukan penelitian.- Sebuah contoh asumsi yang baik adalah pada
Pembukaan UUD 1945: “ …kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa..” “…penjajahan diatas bumi…tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Tanpa asumsi-asumsi ini, semua pasal UUD 1945
Apakah suatu hipotesis merupakan asumsi? Ya, jika diperiksa ke belakang (backward) maka hipotesis merupakan asumsi. Jika diperiksa ke depan (forward) maka hipotesis merupakan kesimpulan. Untuk memahami hal ini dapat dibuat suatu pernyataan: “Bawalah payung agar pakaianmu tidak basah waktu sampai ke sekolah”. Asumsi yang digunakan adalah hujan akan jatuh di tengah perjalanan ke sekolah. Implikasinya, memakai payung akan menghindarkan pakaian dari kebasahan karena hujan.
- Terdapat beberapa jenis asumsi yang dikenal, antara lain; Aksioma. Pernyataan yang disetujui umum tanpa memerlukan pembuktian
karena kebenaran sudah membuktikan sendiri.
- Postulat. Pernyataan yang dimintakan persetujuan umum tanpa pembuktian, atau suatu fakta yang hendaknya diterima saja sebagaimana adanya Premise.
1. DETERMINISME
2. PILIHAN BEBAS
3. PROBABILISTIK
1. DETERMINISME
- 1. DETERMINISME. Karakteristik deterministik merujuk pada hukum alam yang bersifat universal. Tokoh: William hamilton dan Thomas Hobbes, yang mneyimpulkan bahwa pengetahuan bersifat empirik yang dicerminkan oleh zat dan gerak yang bersifat uiversal. Pada lapangan pengetahuan ilmu eksak, sifat deterministik lebih banyak dikenal dan asumsinya banyak digunakan dibanding ilmu sosial. Sebagai misal, satu hari sama dengan 12 jam. Satu jam adalah sama dengan 60 menit. Sejak jaman dahulu sampai saat ini, dan mungkin juga masa nanti, pernyataan ini tetap berlaku.
2. PILIHAN BEBAS
2. PILIHAN BEBAS. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan pilihannya, tidak terikat pada hukum alam yang tidak memberikan alternatif. Karakteristik ini banyak ditemukan pada bidang ilmu sosial. Sebagai misal, tidak ada tolak ukur
yang tepat dalam melambangkan arti kebahagiaan.
Masyarakat materialistik menunjukkan semakin banyak harta semakin bahagia, tetapi di belahan dunia lain, kebahagiaan suatu suku primitif bisa jadi diartikan jika mampu melestarikan budaya animismenya. Sebagai mana pula masyarakat brahmana di India mengartikan bahagia jika mampu membendung hasrat keduniawiannya. Tidak ada ukuran yang pasti dalam pilihan bebas, semua tergantung ruang dan waktu.3. PROBABILITAS
- Pada sifat probabilstik, kecenderungan keumuman dikenal memang ada namun
sifatnya berupa peluang. Sesuatu akan berlaku
deterministik dengan peluang tertentu. Probabilistik menunjukkan sesuatu memilikikesempatan untuk memiliki sifat deterministik
dengan menolerir sifat pilihan bebas. Pada ilmu
pengetahuan modern, karakteristik probabilitas
ini lebih banyak dipergunakan. - Dalam ilmu kedokteran misalnya, kebenaran suatu hubungan variabel diukur dengan metode
statistik dengan derajat kesalahan ukur sebesar
5%. Pernyataan ini berarti suatu variabel dicobadiukur kondisi deterministiknya hanya sebesar
95%, sisanya adalah kesalahan yang bisa ditoleransi. Jika kebenaran statistiknya kurang dari 95% berarti hubungan variabel tesebut
PENENTUAN ASUMSI
- Dalam menentukan suatu asumsi dalam perspektif flsafat, permasalahan utamanya adalah mempertanyakan pada pada diri sendiri (peneliti)
apakah sebenarnya yang ingin dipelajari dari ilmu.
Terdapat kecenderungan, • sekiranya menyangkut hukum kejadian yang berlaku
bagi seluruh manusia, maka harus bertitik tolak pada paham deterministik.- Sekiranya yang dipilih adalah hukum kejadian yang
bersifat khas bagi tiap individu manusia maka akan
digunakan asumsi pilihan bebas. - Di antara kutub deterministik dan pilihan bebas, penafsiran probabilistik merupakan jalan tengahnya.
BATASAN PENJELAJAHAN ILMU
- Ilmu memulai penjelajahannya pada pengalaman manusia dan berhenti pada batas pengalaman manusia
- Hal-hal yang diluar jangkuan manusia adalah diluar jangkauan penjelajahan ilmu
• Batasan Ilmu terletak pada fungsi ilmu itu sendiri
dalam kehidupan manusia sebagai alat bantupemecahan masalah sehari (praktis) mis: untuk
memerangi penyakit dll.- Ilmu membatasi lingkup penjelajahnnya pada batas pengalaman manusia juga metode yang
dipergunakan dalam menyususn ilmu yang telah
teruji kebenarannya secara empiris
Ruang penjelajahan Ilmu
- Ruang penjelajahan ilmu menjadi terkapling- kapling /terbagi menjadi berbagai disiplin keilmuan.
- Disiplin ilmu makin lama makin sempitsesuai dengan perkembangan kuantitatif siplinan keilmuan
- Setiap ilmuwan harus tahu batasan-batasan keilmuannya masing-masing. Ini menunjukkan profesionalisme dan kematangan keilmuan .
Cabang-Cabang Ilmu
- cabang-cabangnya
Ilmu berkembang dengan Pesat dan juga
- Ilmu lebih terspesialisasi (obyek ontologisnya menjadi terbatas) Pada Dasarnya Cabang ilmu berkembang
- dari dua cabang utama
1. Filsafat alam menjadi Rumpun ilmu-ilmu alam (the natural science) .
2. Filsafat moral berkembang menjadi Ilmu-ilmu sosial (social science)
Epistemologi: Cara
Mendapatkan I. Peng yang
Benar: 11 Jarum Sejarah
Pengetahuan, 12 Pengetahuan,
13 Metode Ilmiah, 14 Struktur
Pengetahuan IlmiahEPISTOMOLOGI EPISTOMOLOGI
Merupakan pembahasan mengenai bagaimana
Merupakan pembahasan mengenai bagaimana kita mendapatkan pengetahuan . kita mendapatkan pengetahuan .
Apakah sumber-sumber pengetahuan ?
Apakah sumber-sumber pengetahuan ?
Apakah hakikat, jangkauan, ruang lingkup pengetahuan ?
Apakah hakikat, jangkauan, ruang lingkup pengetahuan ?
Apakah manusia dimungkinkan untuk mendapatkan
Apakah manusia dimungkinkan untuk mendapatkan
pengetahuan ?
pengetahuan ?
Sampai tahap mana pengetahuan yang mungkin untuk
Sampai tahap mana pengetahuan yang mungkin untuk ditangkap manusia. ditangkap manusia.
Epistomologi Cara mendapatkan ilmu pengetahuan yang benar.
Konsep dasar pengetahuan tempo dulu,
Konsep dasar pengetahuan tempo dulu,
berdasarkan kriteria kesamaan, bukan
berdasarkan kriteria kesamaan, bukan perbedaan. perbedaan.
Dengan berkembangnya abad penalaran,
Dengan berkembangnya abad penalaran,
mulailah terdapat perbedaan yang jelas
mulailah terdapat perbedaan yang jelas antara berbagai pengetahuan. antara berbagai pengetahuan.
Pengetahuan pada hakekatnya merupakan
Pengetahuan pada hakekatnya merupakan
segenap apa yang kita ketahui tentang suatu
segenap apa yang kita ketahui tentang suatu
objek tertentu, termasuk di dalamnya adalah
objek tertentu, termasuk di dalamnya adalah
ilmu. ilmu.
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan
Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan
yang diketahui oleh manusia, disamping
yang diketahui oleh manusia, disamping
berbagai pengetahuan lainnya seperti seni
berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. dan agama.
METODE-METODE UNTUK MEMPEROLEH
PENGETAHUAN
INTUISIONISME 5.
4. INTUISIONISME
3. FENOMENALISME Ajaran KANT FENOMENALISME Ajaran KANT 4.
3.
pengalaman dipandang sebagai semacam perangsang bagi pikiran. perangsang bagi pikiran.
pengalaman dipandang sebagai semacam
Sumber pengetahuan terletak pada akal,
Sumber pengetahuan terletak pada akal,
2. RASIONALISME RASIONALISME
2.
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman.
1. EMPIRISME EMPIRISME Pengetahuan diperoleh dari pengalaman.
1.
INTUISIONISME 5.
PENGETAHUAN 1.
4. INTUISIONISME
4.
3. FENOMENALISME Ajaran KANT FENOMENALISME Ajaran KANT
3.
pengalaman dipandang sebagai semacam perangsang bagi pikiran. perangsang bagi pikiran.
pengalaman dipandang sebagai semacam
Sumber pengetahuan terletak pada akal,
Sumber pengetahuan terletak pada akal,
2. RASIONALISME RASIONALISME
2.
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman.
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman.
1. EMPIRISME EMPIRISME
5. METODE ILMIAH
METODE ILMIAH
5. METODE ILMIAH METODE ILMIAH
Bagaimana menyusun pengetahuan yang benar, untuk enjawab suatu
permasalahan?
- EMPIRISME
- Ilmu mempelajari alam, sebagaimana adanya dan terbatas pada lingkup pengalaman kita.
- Pengetahuan dikumpulkan oleh ilmu, dengan tujuan untuk menjawab permasalahan kehidupan yang sehari-hari dihadapi manusia.
- Usaha untuk menjelaskan gejala alam, sudah mulai dilakukan oleh manusia sejak dulu kala.
- Dengan mempelajari alam, mereka mengembangkan pengetahuan yang mempunyai kegunaan praktis, seperti pembuatan tanggul, pembasmian hama, bercocok tanam dll, sehingga berkembanglah pengetahuan yang berakar pada pengalaman yang didukung oleh metode mencoba-coba (trial and error).
RASIONALISME
dalam sejarah berpikir manusia yang
menemukan kebenaran secara analisis dan
(pluralistik) yang masing-masing mencoba
(pluralistik) yang masing-masing mencoba
diganti dengan doktrin yang bersifat majemuk
diganti dengan doktrin yang bersifat majemuk
memperkenankan hidupnya satu doktrin, yang
memperkenankan hidupnya satu doktrin, yang
bersifat dogmantis yang hanya
bersifat dogmantis yang hanya
menyebabkan ditinggalkannya tradisi yang
menyebabkan ditinggalkannya tradisi yang
dalam sejarah berpikir manusia yang
Pada tahap ini penting sekali
Secara kritis mempermasalahkan dasar-dasar
Pada tahap ini penting sekali
Menurut Popper :
Menurut Popper :
yang dibangun secara deduktif disekitar obyek pemikiran tertentu. pemikiran tertentu.
yang dibangun secara deduktif disekitar obyek
majemuk dengan berbagai kerangka pemikiran
majemuk dengan berbagai kerangka pemikiran
Pada dasarnya rasionalisme memang bersifat
Pada dasarnya rasionalisme memang bersifat
pikiran yang bersifat mitos. yang bersifat mitos.
pikiran
Secara kritis mempermasalahkan dasar-dasar
menemukan kebenaran secara analisis dan kritis. kritis. Metode Eksperimen Metode Eksperimen
Ilmu mencoba menafsirkan gejala alam dengan
Ilmu mencoba menafsirkan gejala alam dengan
mencoba mencari penjelasan tentang berbagai
mencoba mencari penjelasan tentang berbagai kejadian. kejadian.
Dalam usaha menemukan penjelasan tersebut, terutama
Dalam usaha menemukan penjelasan tersebut, terutama
penjelasan yang bersifat mendasar maka ilmu tidak
penjelasan yang bersifat mendasar maka ilmu tidak
bisa melepaskan diri dari penafsiran yang bersifat
bisa melepaskan diri dari penafsiran yang bersifat rasional dan metafsis. rasional dan metafsis.
Lalu bagaimana caranya agar kita dapat
Lalu bagaimana caranya agar kita dapat
mengembangkan ilmu yang mempunyai kerangka
mengembangkan ilmu yang mempunyai kerangka
penjelasan yang masuk akal dan sekaligus
penjelasan yang masuk akal dan sekaligus
mencerminkan kenyataan yang sebenarnya?
mencerminkan kenyataan yang sebenarnya?
Metode eksperimen merupakan jembatan antara
Metode eksperimen merupakan jembatan antara
penjelasan teoritis yang hidup di alam raional dengan
penjelasan teoritis yang hidup di alam raional dengan
Metode Eksperimen diperkenalkan di dunia Barat
Metode Eksperimen diperkenalkan di dunia Barat
oleh flsuf : Roger Bacon (1214 -1294), dimantapkan
oleh flsuf : Roger Bacon (1214 -1294), dimantapkan
sebagai paradigma ilmiah oleh Francis Bacon
sebagai paradigma ilmiah oleh Francis Bacon
(1561 – 1626)
(1561 – 1626)
Francis Bacon berhasil meyakinkan masyarakat ilmuwan
Francis Bacon berhasil meyakinkan masyarakat ilmuwan
untuk menerima Metode Eksperimen sebagai kegiatan
untuk menerima Metode Eksperimen sebagai kegiatan ilmiah. ilmiah.
Namun disimpulkan, bahwa secara konseptual
Namun disimpulkan, bahwa secara konseptual
metode eksperimen dikembangkan oleh sarjana muslim
metode eksperimen dikembangkan oleh sarjana muslim
dan secara sosiologi dimasyarakatkan oleh
dan secara sosiologi dimasyarakatkan oleh Francis Bacon.
Francis Bacon. METODE ILMIAH METODE ILMIAH
Merupakan prosedur dalam mendapatkan
Merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. pengetahuan yang disebut ilmu.
Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan
Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. lewat metode ilmiah.
Metode, menurut Senn, merupakan suatu prosedur
Metode, menurut Senn, merupakan suatu prosedur
atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai
atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang sistematik. langkah-langkah yang sistematik.
Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam
Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut.
Metodologi secara flsafati termasuk dalam apa yang
Metodologi secara flsafati termasuk dalam apa yang
Metode ilmiah mencoba menggabungkan cara
Metode ilmiah mencoba menggabungkan cara
berpikir deduktif dan cara berpikir induktif, dalam
berpikir deduktif dan cara berpikir induktif, dalam
membangun tubuh pengetahuan. membangun tubuh pengetahuan.
Berpikir deduktif memberikan sifat yang rasional
Berpikir deduktif memberikan sifat yang rasional
kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten
kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten
dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan
dengan pengetahuan yang telah dikumpulkan sebelumnya. sebelumnya.
Berpikir secara induktif yang berdasarkan kriteria
Berpikir secara induktif yang berdasarkan kriteria
kebenaran korespondensi diperlukan sebab berpikir
kebenaran korespondensi diperlukan sebab berpikir secara deduktif bersifat pluralisme. secara deduktif bersifat pluralisme.
Teori korespondensi menyebutkan bahwa suatu
Teori korespondensi menyebutkan bahwa suatu
pernyataan dapat dianggap benar sekiranya materi
pernyataan dapat dianggap benar sekiranya materi
yang terkandung dalam pernyataan itu bersesuaian
yang terkandung dalam pernyataan itu bersesuaian
(berkorespondensi) dengan obyek faktual yang dituju
(berkorespondensi) dengan obyek faktual yang dituju
Proses kegiatan ilmiah
masalah atau kesukaran yang dirasakan bila kita
pengamatan obyek yang bersangkutan, yang
dunia empiris, maka proses berpikir diarahkan kepada
dunia empiris, maka proses berpikir diarahkan kepada
dimulai, dan karena masalah tersebut berasal dari
dimulai, dan karena masalah tersebut berasal dari
Karena adanya masalah tersebut, maka proses berpikir
Karena adanya masalah tersebut, maka proses berpikir
menemukan sesuatu dalam pengalaman kita yang menimbulkan pertanyaan. menimbulkan pertanyaan.
menemukan sesuatu dalam pengalaman kita yang
masalah atau kesukaran yang dirasakan bila kita
Perhatian tersebut oleh John Dewey sebagai suatu
Menurut Ritchie Calder, dimulai ketika manusia
Perhatian tersebut oleh John Dewey sebagai suatu
Kita mulai mengamati sesuatu obyek, kalau kita mempunyai perhatian khusus terhadp obyek tersebut. mempunyai perhatian khusus terhadp obyek tersebut.
Kita mulai mengamati sesuatu obyek, kalau kita
Sesuatu?”
Sesuatu?”
kepada pertanyaan : “Mengapa manusia mengamati
kepada pertanyaan : “Mengapa manusia mengamati
mengamati sesuatu. Tentu hal ini membawa kita
mengamati sesuatu. Tentu hal ini membawa kita
Menurut Ritchie Calder, dimulai ketika manusia
pengamatan obyek yang bersangkutan, yang
Berdasarkan sikap manusia menghadapi masalah,
Berdasarkan sikap manusia menghadapi masalah,
Van Peursen membagi perkembangan kebudayaan
Van Peursen membagi perkembangan kebudayaan
menjadi 3 tahap :
menjadi 3 tahap :
1. Tahap Mistis : Sikap manusia yang merasakan
1. Tahap Mistis : Sikap manusia yang merasakan
dirinya terkepung oleh kekuatan – kekuatan ghaib
dirinya terkepung oleh kekuatan – kekuatan ghaib di sekitarnya. di sekitarnya.
2. Tahap Ontologis : Sikap manusia yang tidak lagi
2. Tahap Ontologis : Sikap manusia yang tidak lagi
merasakan dirinya terkepung oleh kekuatan –
merasakan dirinya terkepung oleh kekuatan –
kekuatan ghaib dan bersikap mengambil jarak
kekuatan ghaib dan bersikap mengambil jarak
dari obyek di sekitarnya serta memulai melakukan
dari obyek di sekitarnya serta memulai melakukan penelaah terhadap obyek-obyek tersebut. penelaah terhadap obyek-obyek tersebut.
3. Tahap fungsional : Sikap manusia yang bukan saja
3. Tahap fungsional : Sikap manusia yang bukan saja
merasakan terbebas dari kepungan kekuatan ghaib
merasakan terbebas dari kepungan kekuatan ghaib
dan mempunyai pengetahuan berdasarkan penelaah
dan mempunyai pengetahuan berdasarkan penelaah
terhadap obyek-obyek di sekitar kehidupannya, namun
terhadap obyek-obyek di sekitar kehidupannya, namun
namun lebih dari itu, dia memfungsionalkan
namun lebih dari itu, dia memfungsionalkan
Kerangka berpikir ilmiah terdiri dari langkah – langkah
Kerangka berpikir ilmiah terdiri dari langkah – langkah
sebagai berikut :
sebagai berikut :
1.
1. Perumusan masalah
: merupakan pertanyaan mengenai
terdapat, antara berbagai faktor yang saling mengkait
merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan. dikembangkan.
merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang
terhadap pertanyaan yang diajukan, yang materinya
terhadap pertanyaan yang diajukan, yang materinya
: Jawaban sementara atau dugaan
: Jawaban sementara atau dugaan
3. Perumusan hepotesis Perumusan hepotesis
3.
terdapat, antara berbagai faktor yang saling mengkait dan membentuk konstelasi permasalahan. dan membentuk konstelasi permasalahan.
Argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin
: merupakan pertanyaan mengenai
Argumentasi yang menjelaskan hubungan yang mungkin
:
Perumusan masalah
hipotesis
hipotesis
2. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan
2.
obyek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifkasikan faktor-faktor yang terkait di dalamnya. diidentifkasikan faktor-faktor yang terkait di dalamnya.
obyek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat
:
4. Pengujian hipotesis : Pengumpulan fakta-fakta yang
4. Pengujian hipotesis : Pengumpulan fakta-fakta yang
relevan dengan hipotesis yang diajukan, untuk
relevan dengan hipotesis yang diajukan, untuk
memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang
memperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukunh hipotesis itu atau tidak. mendukunh hipotesis itu atau tidak.
5. Penarikan kesimpulan :
5. Penarikan kesimpulan :
Penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu
Penilaian apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu
ditolak atau diterima. ditolak atau diterima.Hipotesis yang diterima dianggap menjadi pengetahuan
Hipotesis yang diterima dianggap menjadi pengetahuan ilmiah. ilmiah.
BAB 5 Sarana Berpikir Ilmiah: 15 Sarana Berpikir Ilmiah, 16 Bahasa, 17 Matematika
• Manusia sering disebut Homo faber; makhluk yang
membuat alat. Dan kemampuan alat itu dimungkinkan oleh pengetahuan. Berkembangnya pengetahuan itu pun memerlukan alat-alat.- Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berfkir yang memungkinkan dilakukannya penelaahan ilmiah secara teratur dan cermat.
- Penguasaan sarana berpikir ilmiah bersifat imperatif bagi seorang ilmuwan.
- Sarana ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam kaitan dengan kegiatan ilmiah secara menyeluruh
- Sarana berpikir ilmiah tidak menggunakan cara berfkir induktif dan deduktif dalam mendapatkan pengetahuan tetapi menggunakan cara tersendiri dan berbeda dengan metode ilmiah.
- Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik. Sedangkan tujuan mempelajari ilmu untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk memecahkan masalah sehari-hari.
- Sarana berpikir ilmiah merupakan alat untuk metode ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik., yaitu membantu proses metode ilmiah, dan bukan merupakan ilmu itu sendiri.
- Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah
dengan baik diperlukan satana yang berupa bahasa,
logika, matematika dan statistik. • Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai
dalam seluruh proses berpikir ilmiah dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan pikiran kepada orang lain.- Penalaran ilmiah menyandarkan diri kepada proses logika deduktif dan logika induktif.
- Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif, sedangkan statistik mempuinyai peranan penting dalam berpikir induktif
- Kemampuan berpikir ilmiah yang baik harus didukung
oleh penguasaan sarana berpikir ini dengan baik pula.
- Dengan menguasai bahasa maka kita akan mengusai pengetahuan.
- Keunikan manusia sebenarnya bukan terletak pada kemampuan berpikirnya melaikan terletak pada kemampuan berbahasa.
- Ernst Cassier menyebut manusia sebagai Animal
symbolicum (makhluk yang menggunakan simbu), yang secara generik mempunyai cakupan yang lebih luas dari Homo sapiens (makhluk yang berpikir) sebab dalam kegiatan berpikirnya manusia menggunakan simbol.
- Tanpa kemampuan berbahasa kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak mungkin dapat dilakukan demikian juga manusia tak mungkin mengembangkan kebudayaan
- Bahasa mengkomunikasikan tiga hal yakni pikiran, perasaan, dan sikap. Kneller: Bahasa dalam kehidupan manusia mempunyai fungsi simbolik, emotof, dan afektif. Fungsi simbolik dari bahasa menonjol dalam komunikasi ilmiah, fungsi emotif menonjol dalam komunikasi estetik.
- Komunikasi dengan mempergunakan bahasa menggunakan unsur simbolik dan emotif. Dalam
komunikasi ilmiah proses komunikasi harus terbebas
dari unsur emotif. Agar pesan yang disampaikan bisa diterima secara reproduktif , artinya identik dengan pesan yang dikirimkan.
Apakah Sebenarnya Bahasa?
• Bahasa sebagai srangkaian bunyi (verbal).Komunikasi yang mempergunakan bunyi disebut komunikasi verbal, dan manusia yang bermasyarakat dengan komunikasi verbal disebut masyarakat verbal.
- Bahasa sebagai lambang dimana rangkaian bunyi ini membentuk suatu arti tertentu. Adanya lambang-
lambang ini memungkinkan manusia dapat berpikir
dengan lebih baik. - Dengan bahasa bukan saja manusia dapat berpikir secara teratur namun juga dapat mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan kepada orang lain, mengekspresikan sikap dan perasaan.
- Lewat bahasa manusia menyusun sendi-sendi yang
membuka rahasia alam dalam berbagai teori seperti
Beberapa Kekurangan Bahasa
- Salah satu kekurangan bahasa sebagai sarana komunikasi ilmiah adalah bahasa mengandung tiga unsur yang bersifat emotif, efektif dan simbolik.
- Bahasa mempunyai arti yang tidak jelas dan eksak yang dikandung oleh kata-kata yang membangun bahasa.
- Bahasa sering bersifat berputar-putar (sirkular) dalam mempergunakan kata-kata terutama dalam memberikan defnisi.
Matematika Matematika Sebagai Bahasa
- Matematika adalah bahasa yang melambangkan
serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita
sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat “artifsial” yang baru mempunyai arti setelah sebuah
makna diberikan kepadanya. Tanpa itu matematika hanya merupakan kumoulan rumus-rumus yang mati.
- Matematika adalah bahasa yang menghilangklan sifat kubur, majemuk dan emosional dari bahasa verbal.
• Matematika mempunyai sifat yang jelas, spesifk dan
informatif dengan tidak menimbulkan konotasi yang bersifat emosional.
verbal hanya mampu mengungkapkan pernyataan yang
bersifat kualitatif, tidak bersifat eksak, menyebabkandaya prediksi dan kontrol ilmu kurang cermat dan tepat.
Sedangkan matematika meningkatkan daya prediksi dan
kontrol dari ilmu. Ilmu memberikan jawaban yang lebiheksak yang memungkinkan pemecahan masalah secara
lebih tepat dan cermat.Matematika: sarana berpikir Deduktif
- Berpikir deduktif adalah proses pengambilan kesimpulan yang didasarkan kepada premis- premis yang kebenarannya telah ditentukan.
Perkembangan Matematika
- Wittgenstein : Disamping sebagai bahasa, matematika juga berfungsi sebagai alat berpikir logis.
- Berreand Russell: Matematika adalah masa kedewasaan logika, sedangkan logika masa kecil matematika.
- Matematika pada garis besarnya merupakan pengetahuan yang disusun secara konsisten berdasarkan logika deduktif.
- Berreand Russell dan whitehead : Principia
Mathematika membuktikan bahwa matematika pada dasarnya adalah pernyataan logika.
- Immanuel Kant : matematika merupakan pengetahuan sintetik a priori dimana eksistensi
matematika tergantung kepada dunia pengalaman
- Grifts dan Howson (1974) membagi sejarah matematika menjadi empat tahap:
- Peradaban mesir kuno dan daerah sekitarnya (Babylonia dan dan mesopotamia)
- Peradaban Yunani meletakan dasar matematika
sebagai cara berpikir rasional dengan menetapkan
berbagai langkah dan defnisi tertentu.Euclid pada
300 SM mengumpulkan semua pengetahuan ilmu ukur dalam bukunya Elements Arab, India, dan Cina mengembangkan ilmu hitung dan aljabar mereka mendapatkan angka nol dan cara pernggunaan desimal
- Zaman Reinessance meletakan dasar bagi kemajuan matematika modern seanjutnya.
- Aliran Logistik: matematika adalah cara berpikir logis yang salah atau benatnya dapat ditentukan tanpa mempelajari dunia empiris. (Immanuel Kant ;1724 – 1807) Frege (1848 – 1925): Hukum bilangan(the law of
number) dapat direduksi he dalam proposisi-proposisi
logika.Russell - Whitehead dalam bukunya Principia Mathematica: matrmatika seluruhnya dapat direduksikan ke dalam proposisi logika.
- Kaum Pormalis. (David Hilbert ; 1862 – 1943):
banyak masalah dlam bidang logika yang sama sekali
tidak ada hubungannya dengan matematika. Matematika merupakan struktur formal dari lambang.
• Aliran Intusionis. (Jan Brouwer ; 1881 – 1966): intuisi
murni dari berhitung merupakan titik tolak tentang matematika bilangan.Hakikat sebuah bilangan harus dapat dibentuk melalui kegiatan intuitif dalam berhitung(counting) dan menghitung (calculating).Kaum ini menolak pernyataan George Cantor (1845 –
1918) : lebih banyak bilangan nyata (real number) dibanding bilangan asli (natural number).- Pertemuan Black sebagai kompromi yang bersifat eklektik (eclectic compromise): ketiga pendektan dalam matematika ini, lewat pemahamannya masing- masing, memperkukuh matematika sebagai sarana kegiatan berpikir deduktif.
Matematika dan Peradaban