Pemerolehan Bahasa Anak Kajian Aspek Sin
Pemerolehan Bahasa Anak:
Kajian Aspek Sintaksis pada Anak Usia 4 Tahun
Khairil
[email protected]
SPS Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Jl. Warung Jati Barat, Blok Darul Muslimin, Pancoran Jakarta Selatan.
Abstrak
Studi ini bertujuan mendeskripsikan pemerolehan sintaksis seorang anak yang
berumur empat tahun. Dengan memfokuskan kajian pada bentuk kalimat
deklaratif, interogatif, dan imperatif. Menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif dengan teknik perekaman. Hasil analisis menunjukkan pemerolehan
sintaksis pada kalimat deklaratif sebanyak 26 bentuk (83,88%), interogatif 1
bentuk (3,23%), dan imperatif 4 bentuk (12,90s%). Kategori pemerolehan bahasa
pada tataran sintaksis sudah cukup baik karena minim penyimpangan terhadap
bentuk ujaran yang dihasilkan. Hasil penelitian membuktikan bahwa ujaran anak
yang mendominasi pada saat emosional berwujud kalimat deklaratif.
Kata kunci: Studi, Pemerolehan Bahasa, Sintaksis.
PENDAHULUAN
Pemerolehan bahasa seorang anak berkaitan erat dengan keuniversalan
bahasa.
Artinya
keterkaitan ini
menjurus kepada
adanya
elemen-elemen
bahasa yang urutan pemerolehannya bersifat universal absolut, ada yang universal
statistikal,
dan
ada
pula yang
universal implikasional. Apabila
dilihat
dari keuniversalan absolut, pemerolehan bahasa anak dimulai dari beberapa tahap.
Menurut Tarigan, tahapan ini terdiri dari: tahap meraban (pralinguistik)
pertama. Pada tahap meraban pertama, selama bulan-bulan awal kehidupan, bayibayi menangis, mendekut, mendeguk, menjerit, dan tertawa. Tahap berikutnya,
tahap meraban (pralinguistik) kedua, Tahap ini disebut juga tahap kata omong1
2
kosong, tahap kata tanpa makna. Sebagai bidang yang termasuk kedalam ranah
psikoliungistik, pemerolhan bahasa akhir-akhir ini berkembang secara cepat. Hal
itu disebabkan oleh adanya perubahan pandangan tentang pengajaran dan
pembelajaran bahasa, serta semakin gencarnya konsep univrsal dalam
pemerolehan bahasa.
Menurut Prima Gusti ( 2016) pemerolehan bahasa terdapat pemerolehan
bahasa pertama, kedua, dan pemerolehan bahasa ketiga. Pemerolehan bahasa
pertama sering disebut dengan bahasa ibu, bahasa pertama atau bahasa ibu ini
merupakan bahasa yang pertama kali diperoleh oleh anak sebelum mendapatkan
bahasa. Tahap selanjutnya adalah pemerolehan bahasa kedua, pemerolehan bahasa
kedua pada anak berbeda dengan pemerolehan bahasa pertama sebab bahasa
kedua bersifat terencana dan formal.
Bahasa terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan bentuk, dan lapisan arti yang
dinyatakan bentuk tersebut. Satuan bentuk dapat dibagi menjadi satuan fonologik
dan gramatik. Satuan fonologik meliputi fonem dan suku kata. Satuan gramatik
meliputi wacana, kalimat, klausa, frasa, kata, dan morfem. Satuan fonologik
dipelajari oleh fonologi. Satuan gramatik yang berupa kata dan morfem dipelajari
oleh morfologi. Satuan gramatik yang berupa kalimat, klausa, dan frasa dipelajari
oleh sintaksis. Sebaliknya, satuan arti dipelajari oleh semantik. Dalam
pembahasan kali ini saya hanya akan membicarakan mengenai sintaksis. Pada
penelitain pemerolehan bahasa anak unsur sintaksis sebelunya sudah ada beberapa
peneliti yang telah melakukan penelitian terkait masalah sintaksis salah satunya
adalah Hakim Usman dari salah satu Universitas Mataram yang berjudul Studi
3
Pemerolehan bahasa pada Anak Usia 4 (kajian sintaksis), Hakim Usman dalam
penelitian ini memfokuskan penelitianya pada kalimat deklaratif, iterogatif,
imperatif, dan interjektif. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif dengan teknim perekaman . hasilnya menunyukan yaitu pemerolehan
sintaksis pada kalimat deklaratif sebanyak 11 bentuk (48%), 6 bentuk interjektif
(26%), imperatif 5 bentuk (22%), dan interogatif 1 bentuk (4%). Dari uraian di
atas artikel ini akan membahas tentang kajian sintaksis yang lebih khusus
membahas pemerolehan kalimat deklaratif, introgatif, dan imperatif pada anak
usia 4 tahun.
Menururt Ramlan (1981:1) “sintaksis merupakan cabang ilmu bahasa
(linguistik) yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa”.
Sedangkan, teori Menurut Chaer (1994 : 219) satuan terkecil adalah kata, yang
secara hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar
yaitu frasa, klausa dan kalimat. Sedangkan unsur penbentuk wacana adalah
kalimat.
Berdasarkan pengertian sintaksis di atas dapat disimpulkan bahwa bidang
kajian sintaksis adalah kalimat, klausa, dan frasa. Kalimat adalah satuan gramatik
yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun dan naik.
Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas subjek dan predikat baik disertai
objek, pelengkap, keterangan, ataupun tidak. Frasa adalah unsur klausa dan
kalimat yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.
4
Pemerolehan Sintaksis
Banyak pakar pemerolehan bahasa menganggap bahwa pemerolehan
sintaksis dimulai ketika kanak-kanak mulai dapat menggabungkan dua buah kata
atau lebih (lebih kurang ketika berusia 2:0 tahun). Oleh karena itu, ada baiknya
diikutsertakan dalam satu teori pemerolehan sistaksis. “Pemerolehan bahasa anakanak dapat dikatakan memiliki suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari
ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit” (Tarigan,
1988:5). Pemerolehan sintaksis pada anak merupakan suatu proses yang
berlangsung di dalam otak seorang anak dan mampu untuk merangkai suatu
kesatuan kalimat yang bergerak dari ucapan satu kata sederhana menuju gabungan
kata yang rumit. Kelas atau golongan kata atau frase atau klausa pengisi suatu
fungsi sintaksis disebut dengan kategori kata. Kategori kata terdiri atas nomina,
verba, adjektiva, dan preposisi.
Berikut ini ada beberapa teori tentang pemerolehan sintaksis yaitu:
Teori bahasa Pivot
Kajian mengenai pemerolehan sintaksis oleh kanak-kanak dimulai oleh
Brane (1963), Bellugi (1964), Brown dan Fraser (1964), dan Miler dan Ervin.
Menurutnya ucapan dua kata kanak-kanak terdiri dari dua jenis kata menurut
posisi dan frekuensi munculnya kata-kata itu dalam kalimat. Kedua jenis kata ini
kemudian dikenal dengan nama kelas pivot dan kelas terbuka. Berdasarkan kedua
jenis kata ini lahirlah teori yang disebut teori tata bahasa pivot.
Teori hubungan Tata bahasa nurani
5
Tata bahasa generatif transformasi dari Chomsky (1957-1965) sangat
terasa pengaruhnya dalam pengkajian perkembangan sintaksis kanak-kanak.
Menurut chomsky hubungan-hubungan tata bahasa tertentu seperti “ subject – of,
predicate – of, dan direct object – of” adalah bersifat universal dan dimiliki oleh
semua bahasa yang ada di dunia ini.
Berdasarkan teori Chomsky tersebut, Mc. Neil (1970) menyatakan
pengetahuan kanak-kanak mengenai hubungan-hubungan tatabahasa universal ini
bersifat "nurani". Maka itu akan langsung mempengaruhi pemerolehan sintaksis
kanak-kanak sejak tahap awalnya. Jadi, pemerolehan sintaksis ditentukan oleh
hubungan-hubungan tatabahasa universal ini.
Teori hubungan tata bahasa dan informasi situasi
Sehubungan dengan teori hubungan tata bahasa nurani, Bloom (1970)
mengatakan bahwa hubungan hubungan tata bahasa tanpa merujuk pada informasi
situasi (konteks) belumlah mencukupi untuk menganalisis ucapan atau bahasa
kanak-kanak.
Teori kumulatif kompleks
Teori ini dikemukakan oleh Brown (1973) berdasarkan data yang
dikumpulkannya. Menurut Brown, urutan pemerolehan sintaksis oleh kanakkanak ditentukan oleh kumulatif kompleks semantik morfem dan kumulatif
kompleks tata bahasa yang sedang diperoleh. Jadi, sama sekali tidak ditentukan
oleh frekuensi munculnya morfem atau kata-kata itu dalam ucapan orang dewasa.
Dari tiga orang kanak-kanak (berusia dua tahun) yang sedang memperoleh bahasa
inggris yang diteliti Brown ternyata morfem yang pertama kali dikuasai adalah
6
progressive-ing dari kata kerja, padahal bentuk ini tidak sering muncul dalam
ucapan-ucapan orang dewasa.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, karena
pendekatan kualitatif deskriptif bertujuan memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
dan sebagainya. Oleh karena demikian, pengumpulan data yang berupa katakata, kalimat, pernyataan atau uraian yang mendalam, bukan angka-angka.
(Moleong, 2011:11).
Menurut Mahsun (2013: 132) salah satu metode dan teknik penyediaan
data adalah teknik rekam. Oleh karena itu, data penelitian ini diambil dari hasil
perekaman pada saat sang anak yang sedang menggerutu (marah). Peristiwa ini
terjadi pada hari Jum’at, 19 September 2014 pukul 21.02 Wita. Rekaman
tersebut berdurasi 07 menit 43 detik. Adapun alat rekaman yang digunakan yakni
handphone Samsung.
Adapun pengumpulan dan analisis data dilakukan dengan tahap-tahap : 1)
Melakukan perekaman objek yang sedang berkata-kata (mengujarkan kalimatkalimat/sintaksis);
2)
Melakukan
transkripsi
terhadap
rekaman;
3)
Mengidentifikasi kalimat-kalimat menurut bentuknya (deklaratif, interogatif,
imperatif, dan interjektif) dengan menggunakan sistem pengkodean serta model
tabulasi; 4) Memberikan interpretasi terhadap hasil analisis.
TEMUAN
7
1. Informan penelitian
Informan penelitian adalah seorang anak laki-laki berusia 4 tahun , lahir
pada tanggal 17 Desember 2014. BKA beralamat di Lenteng Agung Jakarta
Selatan kelurahan Srengseng sawah. Sehari-hari BKA lebih banyak bermain di
rumah ditemani oleh Adik-adik dari orang tuanya, serta orang tuanya. Diketahui
bahwa BKA sangat aktif berbicara dan senantiasa merespon atau mengomentari
setiap peristiwa yang ada di lingkungannya.
Sesungguhnya BKA dilahirkan di keluarga yang menggunakan bahasa
daerah bima, Nusa Tenggara Barat sebagai bahasa pertamanya (bahasa ibu).
Meskipun dia merupakan hasil perkawinan sesama etnis (Bima), namun dalam
keseharian BKA menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertamanya.
Sedangkan orang tuanya menggunakan bahasa bima dalam berkomunikasi
sehari-hari mereka.
2. Data Pemerolehan Bahasa BKA
Vidio 181320
F: Ini siapa? Ayo dong jawab namanya siapa?
B KA: Ih ima ladi cakit mata nih.
F: Oh lagi sakit mata. Yaudah-yaudah nama kamu siapa?
BKA: Ih ladi cakit mata juga
Vidio 181605
8
F: Nama kamu siapa?
B KA: Nama Ima katabat aidinas nama dede Ima chelsea
F : Oh namanya Bima nama deenya chelsea. Ima senang enggak punya dede
baru?
BKA: Ceneng
F: Nanti dedenya mau di apain sama Ima?
BKA: Di jagain
F: Di jagain, pintar. Imanya ngga boleh nakal jagain dede nya. Nanti Ima mau
sekolah dimana? Eh ima udah sekolah belum?
BKA: Udah
F: Sekolah dimana?
BKA: Cekolahnya di al_bakrie
F: Di al- bakrie. Kelas berapa?
BKA: Tiga
F: Kelas tiga. Di sekolah belajar apa aja?
BKA: Ini (sambil menunjukkan angka lima)
F: Oh kelas lima. Di sekolah belajar apa aja?
BKA: Ada binatang-binatang tegus ada mbo yang marah. Teyus ada mbo yang
marah tonjok orang teyus ada binatang sakit
F : Boleh ngga main tonjok-tonjokan?
BKA: Ngga boleh binatang-binatang doang
f: Oh kalau binatang boleh. Main tonjok-tonjokan
B: Heeh tama mbo yang lain
F: Terus ada apa lagi? Belajar apa lagi
B KA: Teyur ada. Ima di cini ada wayang dia marah terus
F: Ada gaya apa itu?
BKA: Ini ulat belantun
9
Vidio 182108
Cerita
“Ada buaya sebut nama binatang-binatang telus dia kecini. Tuak dia udah
belantam langsung tak-tuak ada robot ada temanya dak dak tua. Sekali
dipotong kepalanya dipotong kakinya dipotong, telus ada buaya, ada singa
yang marah, dia takut robot ama cinga... wah takut langsung dia makan
rumahnya telus udah gede dikala ini seberat dunia telus datang yang lain-lain
dia makan anaknya buahnya wah telus ada orang”.
Vidio 181811
F
: Gimana ceritanya?
BKA: Ada ulat di lumah pika, telus dia datang yang gede, telus kbut mamanya
pika sama pika dia udah kebanjiran terus dia udah kabul terus dia datang lagi.
Mamahnya telus dimakan deh ibu-ibunya anak-anaknya di celamati cama
polisi, dia tau policinya banyak banyak cekali terus ada binatang dua. Ada
buayanya dua dia yang gede. Teman-temannya datang tama ibunya tama
kakanya tama bapaknya tama neneknya,tama bapaknya tama dedeknya,tama
abangnya, tama teman-temanya telus datang yang satu di makan bapak
tapam,cama polici, tama tentara . telus dia datang catu lagi ada warga yang
malah cedikit aja dia mati deh langsung.
Vidio 180743
“Tebuah bulung di langit. Di langit itu sangat ada bulung yang tebang, ada ikan
di langit. Dia terbang sendilian ngga ada teman-temanya. Dilangit enggak ada
teman-temanya. Ada tapi sebuah bulung gede bulung gedenya ada dilangit.
Langit yang jauh cekali. Ayo kita mandi di langit kita cama teman-temanya
bulung di depan di atas langit di depan di cuatu tempat. Tempat yang jauh
cekali”.
10
Vidio 180839
F: Nanti dede chelsea mau diajak jalan-jalan enggak?
B KA: Bolehlah dede celsi
F: Di ajak jalan kemana?
BKA: Di talan lagunan, talan kota tua, talan talan
F: Jalan-jalan yak. Bima mau gendong dede chesea nanti?
B KA: Ima ngga kuat tunggu gede dulu. Ima nyanyi lagu apa ya? Udah lupa
lagu lagu baik mandi
Vidio
F: Tepuk nyamuknya
BKA: Dimana keluarin nyamuknya?
M: Kasian dedenya di gigit nyamuk, nanti bentol-bentol
BKA: Oh ini
K: Siapa nama dedenya?
BKA : Celsie
Vidio MOV_0012
BKA : Ayo katana mau beli kepiting. Om cekarang enggak cakit ayo.
K : Emang kepiting kaya gimana bim?
B: Dimataak
K : Terus?
BKA : Dimakan
K : Apa itu ular?
BKA : Heem
K : Ah apasih itu bim?
BKA : Ulat
K : Sana lu
11
BKA : Ayo katana mau beli kelapa muda tama kepiting om.
K : Sono ajak adek lo chelsea tu
BKA : Ahh celsea.
Vidio MOV_0014
Bima : Ayah masmelo. Ayah masmelo. Ayah masmelo. Ayah. Udah ima
bilangin. Mamah cono. Mamah cono.mamah cono enggak! Mamah dicono!
Iman males sama mamah. mamah cono.
K : Apaan?
BKA : Cono juga!
K : Sono apaan?
BKA : Cono lo
K : Kasian lo. enggak jadi beli lo. Enggak jadi beli lo. Enggak jadi beli lo
BKA : Ima makan
K: Apaan?
BKA : Iman makan
K : Makan apaan?
BKA : Makan om khairil
K : Emang enak apa?
BKA : Entar dimakan rambutna
K : Rambut apaan? Berapa uang lo?
BKA: Kuntina udah iman ilangin
Pemerolehan bahasa Bima KA pada tataran sintaksis sudah cukup baik.
Hal ini terlihat dari data yang didapatkan. Pemerolehan sintaksis Bima KA telah
sampai pada tahap masa konstruksi sederhana, karena umur Bima KA telah
mencapai 4 tahun. Masa konstruksi sederhana berlangsung pada anak usia tiga
tahun sampai lima tahun. Pada usia ini anak-anak sudah mulai berbicara dengan
kalimat-kalimat yang sederhana dan berangsur-angsur menjadi kalimat
kompleks. Selain itu, dalam melakukan percakapan Bima KA sudah mengerti
12
makna dari setiap ujarannya. Hanya saja, ada sebagian tuturannya tidak
terstruktur dengan baik, misalnya: “di talan lagunan, talan kota tua, talan talan”
Seharusnya kalimat tersebut adalah “ jalan di ragunan, jalan di kota tua jalanjalanya”
A. Pemerolehan kalimat bentuk Deklaratif
N
DATA
O
1
ARGUMENTASI
Ih ima ladi cakit mata
Kalimat
nih.
pernyataan
itu
Ket.
meberikan
bahwa
Bima
matanya sedang sakit.
Ih ladi cakit mata juga.
2.
3.
4.
Kalimat
itu
pernyataan
meberikan
Vidio
181320
Vidio
bahwa
Bima
Nama Ima katabat
matanya sedang sakit.
Data
tersebut
berisi
aidinas nama dede Ima
pemberitahuan bahwa nama
Vidio
chelsea.
dia adalah Bima dan adiknya
181605
Cekolahnya di
bernama chelsea.
Data tersebut adalah kalimat
al_bakrie.
deklaratif karena bima sedang
memberitahukan
nama
181320
Vidio
181605
sekolahnya.
Ada binatang-binatang
tegus ada mbo yang
5
marah. Teyus ada mbo
yang marah tonjok
orang teyus ada
binatang sakit.
Data
tersebut
merupakan
kalimat deklaratif karena bima
mencoba
tentang
menceritakan
kejadian
ada
seseorang yang sedang marah.
Vidio
181605
13
6
heeh tama mbo yang
Data
lain.
kalimat
tersebut
merupakan
deklaratif
karena
memberikan informasi bahwa
Vidio
181605
ada mbo/orang yang lain.
NO
7
DATA
ARGUMENTASI
Teyur ada Ima di cini
Data ini merupakan kalimat
ada wayang dia marah
deklaratif
terus.
menjelaskan keberadaan dia
karena
Ket.
mencoba
dan ada wayang yang marahIni ulat belantun
Vidio
181605
marah.
Data ini menunjukan bahwa
kalimat ini merupakan kalimat
8
deklaratif
karena
mencoba
memberitahukan
bahwa
9
yang
ada
Bima
181605
padanya
Ada buaya sebut nama
adalah ulat belatun.
Data ini menunjukan bahwa
binatang-binatang telus
kalimat ini merupakan kalimat
dia kecini
deklaratif karena dia mencoba
memberitahukan ada buaya
yang datang.
Vidio
Vidio
182108
14
NO
DATA
Tuak dia udah belantam
ARGUMENTASI
Data dari cerita Bima secara
langsung tak-tuak ada
keseluruhan
robot ada temanya dak
kalimat deklaratif karena bima
dak tua Sekali dipotong
mencoba menerengkan ada
kepalanya
dipotong
yang berantam atau berkelahi
kakinya dipotong, telus
walaupun kalimatnya belum
ada buaya, ada singa
tersusun dengan baik.
Ket.
menggunakan
yang marah, dia takut
10
robot ama cinga. wah
takut
langsung
Vidio
dia
182108
makan rumahnya telus
udah gede dikata ini
seberat
dunia
telus
datang yang lain-lain
dia
makan
anak
buahnya wah telus ada
orang.
11
Ada ulat di lumah pika,
Data
telus dia datang yang
deklaratif
gede,
kbut
menginformasikan bahwa di
sama
rumah pika itu ada ulat pada
mamanya
telus
pika
pika dia udah kebanjiran
terus dia udah kabul
ini
adalah
karena
saat keaddan banjir.
kalimat
bima
Vidio
181811
15
terus dia datang lagi.
NO
12
DATA
Mamahnya
telus
ARGUMENTASI
Data ini menunjukan bahwa
dimakan deh ibu-ibunya
bima menggunakan kalimat
anak-anaknya
deklaratif
di
karena
celamati cama polisi, dia
menceritakan anak ulat di
tau
selamatkan oleh polisi.
policinya
banyak
Ket.
Vidio
181811
banyak cekali terus ada
binatang dua.
Ada buayanya dua dia
Data
yang gede
deklaratif karena isinya bima
13
ini
adalah
memberitahu
kalimat
bahwa
seseorang memiliki dua buaya
Teman-temannya datang
yang besar.
Data ini adalah
tama
deklaratif karena isinya bima
ibunya
kakanya tama bapaknya
memberitahu
tama
seseorang
neneknya,tama
bapaknya
14
tama
tama
dedeknya,tama
telus
datang
yang satu di makan
bapak
tapam,cama
polici, tama tentara .
181811
kalimat
bahwa
semua
buaya
termasuk
tentara
satpam dan polisi.
abangnya, tama temantemanya
datang
Vidio
Vidio
181811
16
Telus dia datang catu lagi Data
ini
adalah
kalimat
ada warga yang malah deklaratif karena isinya bima
15
cedikit aja dia mati deh memberitahu
langsung.
wargapun
bahwa
ikut
datang
ke
Vidio
181811
lokasi.
NO
16
17
18
19
20
DATA
Tebuah bulung
di
langit
ARGUMENTASI
Data ini adalah kalimat
Ket.
deklaratif karena isinya bima
Vidio
memberitahu
bahwa
ada
Di langit itu sangat ada
seekor burung dilangit.
Data ini adalah kalimat
bulung yang tebang,
deklaratif karena isinya bima
ada ikan di langit. Dia
memberitahu bahwa dilangit
terbang sendilian ngga
ada burung yang terbang
ada teman-temanya
Dilangit enggak ada
sendirian dan ikan.
Data ini adalah
teman-temanya.
deklaratif karena isinya bima
tapi
sebuah
Ada
bulung
memberitahu
bahwa
ada
seekor burung dilangit yang
ada dilangit
Langit
yang
terbang sendirian.
Data ini merupakan kalimat
karena
Vidio
180743
kalimat
gede bulung gedenya
jauh
180743
cekali.
deklaratif
dia
Di talan lagunan, talan
menjelaskan
Data ini adalah
kota tua, talan talan
deklaratif karena isinya bima
kalimat
memberitahu bahwa ada jalan
ragunan, jalan kota tua dan
Vidio
180743
Vidio
180743
Vidio
180839
17
21
Ima ngga kuat tunggu
jalan-jalan.
Data ini merupakan kalimat
gede dulu
deklaratif
karena
bima
menjelaskan bahwa dia tidak
Vidio
180839
kuat mennggendong adinya.
NO
DATA
Dimataak.
22
ARGUMENTASI
Data ini merupakan kalimat
deklaratif
karena
bima
menjelaskan bahwa sesuatu
harus dimasak.
Dimakan
23
24
25
26
Data ini merupakan kalimat
deklaratif
karena
bima
menjelaskan bahwa sesuatu
harus dimakan.
Ima makan
Data ini merupakan kalimat
deklaratif
karena
bima
menjelaskan bahwa dirinya
ingin makan.
Makan om khairil
Data ini merupakan kalimat
deklaratif
karena
bima
menjelaskan bahwa dirinya
ingin memakan om Khairil.
Kuntina udah iman Data ini merupakan kalimat
ilangin
deklaratif
karena
bima
menjelaskan bahwa dirinya
sudah menghilangkan kunci.
Ket.
Vidio
MOV_001
2
Vidio
MOV_001
2
Vidio
MOV_001
4
Vidio
MOV_001
4
Vidio
MOV_001
4
B. Pemerolehan Kalimat Interogatif
N
O
1
DATA
Ima nyanyi
apa ya?
ARGUMENTASI
lagu Data tersebut berisikan tentang
Bima yang mencoba mengingat lagu
untuk di nyanyikan.
C. Pemerolehan kalimat bentuk imperantif
N
DATA
ARGUMENTASI
Ket.
Vidio
180839
Ket.
18
O
1
Ayo kita mandi di langit
kita
cama
temantemanya bulung di
depan di atas langit di
depan di cuatu tempat
Data ini menunjukan bahwa
kalimat tersebut merupakan
kalimat imperatif karena bima
mencoba
mengajak
atau
menkomandoin.
DATA
ARGUMENTASI
N
O
2
3
4
Ayo katana mau beli Data ini menunjukan bahwa
kepiting. Om cekarang kalimat tersebut merupakan
enggak cakit ayo.
kalimat imperatif karena bima
mencoba
mengajak
atau
menkomandoin.
Ayo katana mau beli Data ini menunjukan bahwa
kelapa
muda
tama kalimat tersebut merupakan
kepiting om
kalimat imperatif karena bima
mencoba
mengajak
atau
menkomandoin untuk membeli
kelapa muda dan kepiting.
cono lo!
Data ini menunjukan bahwa
kalimat tersebut merupakan
kalimat imperatif karena bima
sedang menggunakan kalimat
perintah.
Vidio
180743
Ket.
Vidio
MOV_001
2
Vidio
MOV_001
2
Vidio
MOV_001
4
Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat 3 jenis kalimat yaitu :
1. Kalimat Deklaratif yang berarti kalimat tersebut adalah kalimat dengan
bertujuan untuk menjelaskan sesuatu.
2. Kalimat Introgatif yang berarti kalimat tersebut adalah kalimat tanya.
3. Kalimat Imperatif yang berarti kalimat tersebut adalah kalimat dengan tujuan
memerintah atau meminta agar orang lain menuruti sesuatu yang diminta oleh
penutur.
19
Total jumlah seluruh kalimat yang diteliti yaitu sebanyak 31 dengan peembagian
persentase yaitu:
1. Kalimat
Deklaratif
dengan
total
26.
Maka
perhitungannya
yaitu
total
1.
Maka
perhitungannya
yaitu
total
4.
Maka
perhitungannya
yaitu
26
x 100 %=83,88 %.
31
2. Kalimat
Interogatif
dengan
1
x 100 %=3,22 %.
31
3. Kalimat
Imperatif
dengan
4
x 100 %=12,90 %.
31
Kesimpulan
Pemerolehan bahasa pada tataran sintaksis BKA selaku objek penelitian
sudah cukup baik. Tidak terdapat penyimpangan yang berarti dalam tuturan yang
dihasilkan. Hasil analisis menunjukkan pemerolehan sintaksis pada kalimat
deklaratif sebanyak 26 bentuk (83,88%), interogatif 1 bentuk (3,23%), dan
imperatif 4 bentuk (12,90%). Hasil penelitian membuktikan bahwa ujaran anak
yang mendominasi pada saat emosional berwujud kalimat deklaratif yaitu
sebanyak 26 bentuk dengan persentase 83,88%. Pemerolehan bahasa anak usia 4
tahun berada pada tahap perkembangan kalimat. Anak sudah mengenal pola
dialog, sudah mengerti kapan gilirannya berbicara dan kapan giliran lawan
tuturnya berbicara. Anak telah menguasai hukum-hukum tata bahasa yang pokok
dari orang dewasa, perbendaharaan kata berkembang, dan perkembangan fonologi
20
dapat dikatakan telah berakhir. Mungkin masih ada kesukaran pengucapan
beberapa konsonan namun segera akan berhasil dilalui anak.
Pemerolehan merupakan padanan kata acquisition yakni proses penguasaan
bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa
ibunya. Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya disebut
dengan pemerolehan bahasa anak. Pemerolehan bahasa pertama (bahasa ibu
terjadi bila anaknya sejak semula tanpa bahasa dan kini telah memperoleh
bahasa).
21
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2009. Sintaksis. Jakarta: Kompas Gramedia.
Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik, Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
http://adheliana92.blogspot.com/2013/10/kalimat-deklaratif-kalimatimperatif.html
Hakim Usman. (2015). Studi Pemerolehan Bahasa pada Anak Usia 4 Tahun
(Kajian Sintaksis). JLT-Jurnal Linguistik Terapan Politeknik Negeri
Malang Vol. 5, No. 2, November 2015, ISSN: 2088-2025. NTB:
Universitas Mataram.
Prima Gusti Yanti. (2016). Pemerolehan Bahasa Anak: Kajian Aspek Fonologi
pada Anak Usia 2-2,5 Tahun. Jurnal Ilmiah VISI PPTK PAUDNI Vol. 11,
No. 2, Desember 2016, halaman: 131-141. Jakarta: FKIP Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
Kajian Aspek Sintaksis pada Anak Usia 4 Tahun
Khairil
[email protected]
SPS Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Jl. Warung Jati Barat, Blok Darul Muslimin, Pancoran Jakarta Selatan.
Abstrak
Studi ini bertujuan mendeskripsikan pemerolehan sintaksis seorang anak yang
berumur empat tahun. Dengan memfokuskan kajian pada bentuk kalimat
deklaratif, interogatif, dan imperatif. Menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif dengan teknik perekaman. Hasil analisis menunjukkan pemerolehan
sintaksis pada kalimat deklaratif sebanyak 26 bentuk (83,88%), interogatif 1
bentuk (3,23%), dan imperatif 4 bentuk (12,90s%). Kategori pemerolehan bahasa
pada tataran sintaksis sudah cukup baik karena minim penyimpangan terhadap
bentuk ujaran yang dihasilkan. Hasil penelitian membuktikan bahwa ujaran anak
yang mendominasi pada saat emosional berwujud kalimat deklaratif.
Kata kunci: Studi, Pemerolehan Bahasa, Sintaksis.
PENDAHULUAN
Pemerolehan bahasa seorang anak berkaitan erat dengan keuniversalan
bahasa.
Artinya
keterkaitan ini
menjurus kepada
adanya
elemen-elemen
bahasa yang urutan pemerolehannya bersifat universal absolut, ada yang universal
statistikal,
dan
ada
pula yang
universal implikasional. Apabila
dilihat
dari keuniversalan absolut, pemerolehan bahasa anak dimulai dari beberapa tahap.
Menurut Tarigan, tahapan ini terdiri dari: tahap meraban (pralinguistik)
pertama. Pada tahap meraban pertama, selama bulan-bulan awal kehidupan, bayibayi menangis, mendekut, mendeguk, menjerit, dan tertawa. Tahap berikutnya,
tahap meraban (pralinguistik) kedua, Tahap ini disebut juga tahap kata omong1
2
kosong, tahap kata tanpa makna. Sebagai bidang yang termasuk kedalam ranah
psikoliungistik, pemerolhan bahasa akhir-akhir ini berkembang secara cepat. Hal
itu disebabkan oleh adanya perubahan pandangan tentang pengajaran dan
pembelajaran bahasa, serta semakin gencarnya konsep univrsal dalam
pemerolehan bahasa.
Menurut Prima Gusti ( 2016) pemerolehan bahasa terdapat pemerolehan
bahasa pertama, kedua, dan pemerolehan bahasa ketiga. Pemerolehan bahasa
pertama sering disebut dengan bahasa ibu, bahasa pertama atau bahasa ibu ini
merupakan bahasa yang pertama kali diperoleh oleh anak sebelum mendapatkan
bahasa. Tahap selanjutnya adalah pemerolehan bahasa kedua, pemerolehan bahasa
kedua pada anak berbeda dengan pemerolehan bahasa pertama sebab bahasa
kedua bersifat terencana dan formal.
Bahasa terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan bentuk, dan lapisan arti yang
dinyatakan bentuk tersebut. Satuan bentuk dapat dibagi menjadi satuan fonologik
dan gramatik. Satuan fonologik meliputi fonem dan suku kata. Satuan gramatik
meliputi wacana, kalimat, klausa, frasa, kata, dan morfem. Satuan fonologik
dipelajari oleh fonologi. Satuan gramatik yang berupa kata dan morfem dipelajari
oleh morfologi. Satuan gramatik yang berupa kalimat, klausa, dan frasa dipelajari
oleh sintaksis. Sebaliknya, satuan arti dipelajari oleh semantik. Dalam
pembahasan kali ini saya hanya akan membicarakan mengenai sintaksis. Pada
penelitain pemerolehan bahasa anak unsur sintaksis sebelunya sudah ada beberapa
peneliti yang telah melakukan penelitian terkait masalah sintaksis salah satunya
adalah Hakim Usman dari salah satu Universitas Mataram yang berjudul Studi
3
Pemerolehan bahasa pada Anak Usia 4 (kajian sintaksis), Hakim Usman dalam
penelitian ini memfokuskan penelitianya pada kalimat deklaratif, iterogatif,
imperatif, dan interjektif. Penelitian tersebut menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif dengan teknim perekaman . hasilnya menunyukan yaitu pemerolehan
sintaksis pada kalimat deklaratif sebanyak 11 bentuk (48%), 6 bentuk interjektif
(26%), imperatif 5 bentuk (22%), dan interogatif 1 bentuk (4%). Dari uraian di
atas artikel ini akan membahas tentang kajian sintaksis yang lebih khusus
membahas pemerolehan kalimat deklaratif, introgatif, dan imperatif pada anak
usia 4 tahun.
Menururt Ramlan (1981:1) “sintaksis merupakan cabang ilmu bahasa
(linguistik) yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa”.
Sedangkan, teori Menurut Chaer (1994 : 219) satuan terkecil adalah kata, yang
secara hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar
yaitu frasa, klausa dan kalimat. Sedangkan unsur penbentuk wacana adalah
kalimat.
Berdasarkan pengertian sintaksis di atas dapat disimpulkan bahwa bidang
kajian sintaksis adalah kalimat, klausa, dan frasa. Kalimat adalah satuan gramatik
yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun dan naik.
Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas subjek dan predikat baik disertai
objek, pelengkap, keterangan, ataupun tidak. Frasa adalah unsur klausa dan
kalimat yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.
4
Pemerolehan Sintaksis
Banyak pakar pemerolehan bahasa menganggap bahwa pemerolehan
sintaksis dimulai ketika kanak-kanak mulai dapat menggabungkan dua buah kata
atau lebih (lebih kurang ketika berusia 2:0 tahun). Oleh karena itu, ada baiknya
diikutsertakan dalam satu teori pemerolehan sistaksis. “Pemerolehan bahasa anakanak dapat dikatakan memiliki suatu rangkaian kesatuan yang bergerak dari
ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit” (Tarigan,
1988:5). Pemerolehan sintaksis pada anak merupakan suatu proses yang
berlangsung di dalam otak seorang anak dan mampu untuk merangkai suatu
kesatuan kalimat yang bergerak dari ucapan satu kata sederhana menuju gabungan
kata yang rumit. Kelas atau golongan kata atau frase atau klausa pengisi suatu
fungsi sintaksis disebut dengan kategori kata. Kategori kata terdiri atas nomina,
verba, adjektiva, dan preposisi.
Berikut ini ada beberapa teori tentang pemerolehan sintaksis yaitu:
Teori bahasa Pivot
Kajian mengenai pemerolehan sintaksis oleh kanak-kanak dimulai oleh
Brane (1963), Bellugi (1964), Brown dan Fraser (1964), dan Miler dan Ervin.
Menurutnya ucapan dua kata kanak-kanak terdiri dari dua jenis kata menurut
posisi dan frekuensi munculnya kata-kata itu dalam kalimat. Kedua jenis kata ini
kemudian dikenal dengan nama kelas pivot dan kelas terbuka. Berdasarkan kedua
jenis kata ini lahirlah teori yang disebut teori tata bahasa pivot.
Teori hubungan Tata bahasa nurani
5
Tata bahasa generatif transformasi dari Chomsky (1957-1965) sangat
terasa pengaruhnya dalam pengkajian perkembangan sintaksis kanak-kanak.
Menurut chomsky hubungan-hubungan tata bahasa tertentu seperti “ subject – of,
predicate – of, dan direct object – of” adalah bersifat universal dan dimiliki oleh
semua bahasa yang ada di dunia ini.
Berdasarkan teori Chomsky tersebut, Mc. Neil (1970) menyatakan
pengetahuan kanak-kanak mengenai hubungan-hubungan tatabahasa universal ini
bersifat "nurani". Maka itu akan langsung mempengaruhi pemerolehan sintaksis
kanak-kanak sejak tahap awalnya. Jadi, pemerolehan sintaksis ditentukan oleh
hubungan-hubungan tatabahasa universal ini.
Teori hubungan tata bahasa dan informasi situasi
Sehubungan dengan teori hubungan tata bahasa nurani, Bloom (1970)
mengatakan bahwa hubungan hubungan tata bahasa tanpa merujuk pada informasi
situasi (konteks) belumlah mencukupi untuk menganalisis ucapan atau bahasa
kanak-kanak.
Teori kumulatif kompleks
Teori ini dikemukakan oleh Brown (1973) berdasarkan data yang
dikumpulkannya. Menurut Brown, urutan pemerolehan sintaksis oleh kanakkanak ditentukan oleh kumulatif kompleks semantik morfem dan kumulatif
kompleks tata bahasa yang sedang diperoleh. Jadi, sama sekali tidak ditentukan
oleh frekuensi munculnya morfem atau kata-kata itu dalam ucapan orang dewasa.
Dari tiga orang kanak-kanak (berusia dua tahun) yang sedang memperoleh bahasa
inggris yang diteliti Brown ternyata morfem yang pertama kali dikuasai adalah
6
progressive-ing dari kata kerja, padahal bentuk ini tidak sering muncul dalam
ucapan-ucapan orang dewasa.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, karena
pendekatan kualitatif deskriptif bertujuan memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
dan sebagainya. Oleh karena demikian, pengumpulan data yang berupa katakata, kalimat, pernyataan atau uraian yang mendalam, bukan angka-angka.
(Moleong, 2011:11).
Menurut Mahsun (2013: 132) salah satu metode dan teknik penyediaan
data adalah teknik rekam. Oleh karena itu, data penelitian ini diambil dari hasil
perekaman pada saat sang anak yang sedang menggerutu (marah). Peristiwa ini
terjadi pada hari Jum’at, 19 September 2014 pukul 21.02 Wita. Rekaman
tersebut berdurasi 07 menit 43 detik. Adapun alat rekaman yang digunakan yakni
handphone Samsung.
Adapun pengumpulan dan analisis data dilakukan dengan tahap-tahap : 1)
Melakukan perekaman objek yang sedang berkata-kata (mengujarkan kalimatkalimat/sintaksis);
2)
Melakukan
transkripsi
terhadap
rekaman;
3)
Mengidentifikasi kalimat-kalimat menurut bentuknya (deklaratif, interogatif,
imperatif, dan interjektif) dengan menggunakan sistem pengkodean serta model
tabulasi; 4) Memberikan interpretasi terhadap hasil analisis.
TEMUAN
7
1. Informan penelitian
Informan penelitian adalah seorang anak laki-laki berusia 4 tahun , lahir
pada tanggal 17 Desember 2014. BKA beralamat di Lenteng Agung Jakarta
Selatan kelurahan Srengseng sawah. Sehari-hari BKA lebih banyak bermain di
rumah ditemani oleh Adik-adik dari orang tuanya, serta orang tuanya. Diketahui
bahwa BKA sangat aktif berbicara dan senantiasa merespon atau mengomentari
setiap peristiwa yang ada di lingkungannya.
Sesungguhnya BKA dilahirkan di keluarga yang menggunakan bahasa
daerah bima, Nusa Tenggara Barat sebagai bahasa pertamanya (bahasa ibu).
Meskipun dia merupakan hasil perkawinan sesama etnis (Bima), namun dalam
keseharian BKA menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertamanya.
Sedangkan orang tuanya menggunakan bahasa bima dalam berkomunikasi
sehari-hari mereka.
2. Data Pemerolehan Bahasa BKA
Vidio 181320
F: Ini siapa? Ayo dong jawab namanya siapa?
B KA: Ih ima ladi cakit mata nih.
F: Oh lagi sakit mata. Yaudah-yaudah nama kamu siapa?
BKA: Ih ladi cakit mata juga
Vidio 181605
8
F: Nama kamu siapa?
B KA: Nama Ima katabat aidinas nama dede Ima chelsea
F : Oh namanya Bima nama deenya chelsea. Ima senang enggak punya dede
baru?
BKA: Ceneng
F: Nanti dedenya mau di apain sama Ima?
BKA: Di jagain
F: Di jagain, pintar. Imanya ngga boleh nakal jagain dede nya. Nanti Ima mau
sekolah dimana? Eh ima udah sekolah belum?
BKA: Udah
F: Sekolah dimana?
BKA: Cekolahnya di al_bakrie
F: Di al- bakrie. Kelas berapa?
BKA: Tiga
F: Kelas tiga. Di sekolah belajar apa aja?
BKA: Ini (sambil menunjukkan angka lima)
F: Oh kelas lima. Di sekolah belajar apa aja?
BKA: Ada binatang-binatang tegus ada mbo yang marah. Teyus ada mbo yang
marah tonjok orang teyus ada binatang sakit
F : Boleh ngga main tonjok-tonjokan?
BKA: Ngga boleh binatang-binatang doang
f: Oh kalau binatang boleh. Main tonjok-tonjokan
B: Heeh tama mbo yang lain
F: Terus ada apa lagi? Belajar apa lagi
B KA: Teyur ada. Ima di cini ada wayang dia marah terus
F: Ada gaya apa itu?
BKA: Ini ulat belantun
9
Vidio 182108
Cerita
“Ada buaya sebut nama binatang-binatang telus dia kecini. Tuak dia udah
belantam langsung tak-tuak ada robot ada temanya dak dak tua. Sekali
dipotong kepalanya dipotong kakinya dipotong, telus ada buaya, ada singa
yang marah, dia takut robot ama cinga... wah takut langsung dia makan
rumahnya telus udah gede dikala ini seberat dunia telus datang yang lain-lain
dia makan anaknya buahnya wah telus ada orang”.
Vidio 181811
F
: Gimana ceritanya?
BKA: Ada ulat di lumah pika, telus dia datang yang gede, telus kbut mamanya
pika sama pika dia udah kebanjiran terus dia udah kabul terus dia datang lagi.
Mamahnya telus dimakan deh ibu-ibunya anak-anaknya di celamati cama
polisi, dia tau policinya banyak banyak cekali terus ada binatang dua. Ada
buayanya dua dia yang gede. Teman-temannya datang tama ibunya tama
kakanya tama bapaknya tama neneknya,tama bapaknya tama dedeknya,tama
abangnya, tama teman-temanya telus datang yang satu di makan bapak
tapam,cama polici, tama tentara . telus dia datang catu lagi ada warga yang
malah cedikit aja dia mati deh langsung.
Vidio 180743
“Tebuah bulung di langit. Di langit itu sangat ada bulung yang tebang, ada ikan
di langit. Dia terbang sendilian ngga ada teman-temanya. Dilangit enggak ada
teman-temanya. Ada tapi sebuah bulung gede bulung gedenya ada dilangit.
Langit yang jauh cekali. Ayo kita mandi di langit kita cama teman-temanya
bulung di depan di atas langit di depan di cuatu tempat. Tempat yang jauh
cekali”.
10
Vidio 180839
F: Nanti dede chelsea mau diajak jalan-jalan enggak?
B KA: Bolehlah dede celsi
F: Di ajak jalan kemana?
BKA: Di talan lagunan, talan kota tua, talan talan
F: Jalan-jalan yak. Bima mau gendong dede chesea nanti?
B KA: Ima ngga kuat tunggu gede dulu. Ima nyanyi lagu apa ya? Udah lupa
lagu lagu baik mandi
Vidio
F: Tepuk nyamuknya
BKA: Dimana keluarin nyamuknya?
M: Kasian dedenya di gigit nyamuk, nanti bentol-bentol
BKA: Oh ini
K: Siapa nama dedenya?
BKA : Celsie
Vidio MOV_0012
BKA : Ayo katana mau beli kepiting. Om cekarang enggak cakit ayo.
K : Emang kepiting kaya gimana bim?
B: Dimataak
K : Terus?
BKA : Dimakan
K : Apa itu ular?
BKA : Heem
K : Ah apasih itu bim?
BKA : Ulat
K : Sana lu
11
BKA : Ayo katana mau beli kelapa muda tama kepiting om.
K : Sono ajak adek lo chelsea tu
BKA : Ahh celsea.
Vidio MOV_0014
Bima : Ayah masmelo. Ayah masmelo. Ayah masmelo. Ayah. Udah ima
bilangin. Mamah cono. Mamah cono.mamah cono enggak! Mamah dicono!
Iman males sama mamah. mamah cono.
K : Apaan?
BKA : Cono juga!
K : Sono apaan?
BKA : Cono lo
K : Kasian lo. enggak jadi beli lo. Enggak jadi beli lo. Enggak jadi beli lo
BKA : Ima makan
K: Apaan?
BKA : Iman makan
K : Makan apaan?
BKA : Makan om khairil
K : Emang enak apa?
BKA : Entar dimakan rambutna
K : Rambut apaan? Berapa uang lo?
BKA: Kuntina udah iman ilangin
Pemerolehan bahasa Bima KA pada tataran sintaksis sudah cukup baik.
Hal ini terlihat dari data yang didapatkan. Pemerolehan sintaksis Bima KA telah
sampai pada tahap masa konstruksi sederhana, karena umur Bima KA telah
mencapai 4 tahun. Masa konstruksi sederhana berlangsung pada anak usia tiga
tahun sampai lima tahun. Pada usia ini anak-anak sudah mulai berbicara dengan
kalimat-kalimat yang sederhana dan berangsur-angsur menjadi kalimat
kompleks. Selain itu, dalam melakukan percakapan Bima KA sudah mengerti
12
makna dari setiap ujarannya. Hanya saja, ada sebagian tuturannya tidak
terstruktur dengan baik, misalnya: “di talan lagunan, talan kota tua, talan talan”
Seharusnya kalimat tersebut adalah “ jalan di ragunan, jalan di kota tua jalanjalanya”
A. Pemerolehan kalimat bentuk Deklaratif
N
DATA
O
1
ARGUMENTASI
Ih ima ladi cakit mata
Kalimat
nih.
pernyataan
itu
Ket.
meberikan
bahwa
Bima
matanya sedang sakit.
Ih ladi cakit mata juga.
2.
3.
4.
Kalimat
itu
pernyataan
meberikan
Vidio
181320
Vidio
bahwa
Bima
Nama Ima katabat
matanya sedang sakit.
Data
tersebut
berisi
aidinas nama dede Ima
pemberitahuan bahwa nama
Vidio
chelsea.
dia adalah Bima dan adiknya
181605
Cekolahnya di
bernama chelsea.
Data tersebut adalah kalimat
al_bakrie.
deklaratif karena bima sedang
memberitahukan
nama
181320
Vidio
181605
sekolahnya.
Ada binatang-binatang
tegus ada mbo yang
5
marah. Teyus ada mbo
yang marah tonjok
orang teyus ada
binatang sakit.
Data
tersebut
merupakan
kalimat deklaratif karena bima
mencoba
tentang
menceritakan
kejadian
ada
seseorang yang sedang marah.
Vidio
181605
13
6
heeh tama mbo yang
Data
lain.
kalimat
tersebut
merupakan
deklaratif
karena
memberikan informasi bahwa
Vidio
181605
ada mbo/orang yang lain.
NO
7
DATA
ARGUMENTASI
Teyur ada Ima di cini
Data ini merupakan kalimat
ada wayang dia marah
deklaratif
terus.
menjelaskan keberadaan dia
karena
Ket.
mencoba
dan ada wayang yang marahIni ulat belantun
Vidio
181605
marah.
Data ini menunjukan bahwa
kalimat ini merupakan kalimat
8
deklaratif
karena
mencoba
memberitahukan
bahwa
9
yang
ada
Bima
181605
padanya
Ada buaya sebut nama
adalah ulat belatun.
Data ini menunjukan bahwa
binatang-binatang telus
kalimat ini merupakan kalimat
dia kecini
deklaratif karena dia mencoba
memberitahukan ada buaya
yang datang.
Vidio
Vidio
182108
14
NO
DATA
Tuak dia udah belantam
ARGUMENTASI
Data dari cerita Bima secara
langsung tak-tuak ada
keseluruhan
robot ada temanya dak
kalimat deklaratif karena bima
dak tua Sekali dipotong
mencoba menerengkan ada
kepalanya
dipotong
yang berantam atau berkelahi
kakinya dipotong, telus
walaupun kalimatnya belum
ada buaya, ada singa
tersusun dengan baik.
Ket.
menggunakan
yang marah, dia takut
10
robot ama cinga. wah
takut
langsung
Vidio
dia
182108
makan rumahnya telus
udah gede dikata ini
seberat
dunia
telus
datang yang lain-lain
dia
makan
anak
buahnya wah telus ada
orang.
11
Ada ulat di lumah pika,
Data
telus dia datang yang
deklaratif
gede,
kbut
menginformasikan bahwa di
sama
rumah pika itu ada ulat pada
mamanya
telus
pika
pika dia udah kebanjiran
terus dia udah kabul
ini
adalah
karena
saat keaddan banjir.
kalimat
bima
Vidio
181811
15
terus dia datang lagi.
NO
12
DATA
Mamahnya
telus
ARGUMENTASI
Data ini menunjukan bahwa
dimakan deh ibu-ibunya
bima menggunakan kalimat
anak-anaknya
deklaratif
di
karena
celamati cama polisi, dia
menceritakan anak ulat di
tau
selamatkan oleh polisi.
policinya
banyak
Ket.
Vidio
181811
banyak cekali terus ada
binatang dua.
Ada buayanya dua dia
Data
yang gede
deklaratif karena isinya bima
13
ini
adalah
memberitahu
kalimat
bahwa
seseorang memiliki dua buaya
Teman-temannya datang
yang besar.
Data ini adalah
tama
deklaratif karena isinya bima
ibunya
kakanya tama bapaknya
memberitahu
tama
seseorang
neneknya,tama
bapaknya
14
tama
tama
dedeknya,tama
telus
datang
yang satu di makan
bapak
tapam,cama
polici, tama tentara .
181811
kalimat
bahwa
semua
buaya
termasuk
tentara
satpam dan polisi.
abangnya, tama temantemanya
datang
Vidio
Vidio
181811
16
Telus dia datang catu lagi Data
ini
adalah
kalimat
ada warga yang malah deklaratif karena isinya bima
15
cedikit aja dia mati deh memberitahu
langsung.
wargapun
bahwa
ikut
datang
ke
Vidio
181811
lokasi.
NO
16
17
18
19
20
DATA
Tebuah bulung
di
langit
ARGUMENTASI
Data ini adalah kalimat
Ket.
deklaratif karena isinya bima
Vidio
memberitahu
bahwa
ada
Di langit itu sangat ada
seekor burung dilangit.
Data ini adalah kalimat
bulung yang tebang,
deklaratif karena isinya bima
ada ikan di langit. Dia
memberitahu bahwa dilangit
terbang sendilian ngga
ada burung yang terbang
ada teman-temanya
Dilangit enggak ada
sendirian dan ikan.
Data ini adalah
teman-temanya.
deklaratif karena isinya bima
tapi
sebuah
Ada
bulung
memberitahu
bahwa
ada
seekor burung dilangit yang
ada dilangit
Langit
yang
terbang sendirian.
Data ini merupakan kalimat
karena
Vidio
180743
kalimat
gede bulung gedenya
jauh
180743
cekali.
deklaratif
dia
Di talan lagunan, talan
menjelaskan
Data ini adalah
kota tua, talan talan
deklaratif karena isinya bima
kalimat
memberitahu bahwa ada jalan
ragunan, jalan kota tua dan
Vidio
180743
Vidio
180743
Vidio
180839
17
21
Ima ngga kuat tunggu
jalan-jalan.
Data ini merupakan kalimat
gede dulu
deklaratif
karena
bima
menjelaskan bahwa dia tidak
Vidio
180839
kuat mennggendong adinya.
NO
DATA
Dimataak.
22
ARGUMENTASI
Data ini merupakan kalimat
deklaratif
karena
bima
menjelaskan bahwa sesuatu
harus dimasak.
Dimakan
23
24
25
26
Data ini merupakan kalimat
deklaratif
karena
bima
menjelaskan bahwa sesuatu
harus dimakan.
Ima makan
Data ini merupakan kalimat
deklaratif
karena
bima
menjelaskan bahwa dirinya
ingin makan.
Makan om khairil
Data ini merupakan kalimat
deklaratif
karena
bima
menjelaskan bahwa dirinya
ingin memakan om Khairil.
Kuntina udah iman Data ini merupakan kalimat
ilangin
deklaratif
karena
bima
menjelaskan bahwa dirinya
sudah menghilangkan kunci.
Ket.
Vidio
MOV_001
2
Vidio
MOV_001
2
Vidio
MOV_001
4
Vidio
MOV_001
4
Vidio
MOV_001
4
B. Pemerolehan Kalimat Interogatif
N
O
1
DATA
Ima nyanyi
apa ya?
ARGUMENTASI
lagu Data tersebut berisikan tentang
Bima yang mencoba mengingat lagu
untuk di nyanyikan.
C. Pemerolehan kalimat bentuk imperantif
N
DATA
ARGUMENTASI
Ket.
Vidio
180839
Ket.
18
O
1
Ayo kita mandi di langit
kita
cama
temantemanya bulung di
depan di atas langit di
depan di cuatu tempat
Data ini menunjukan bahwa
kalimat tersebut merupakan
kalimat imperatif karena bima
mencoba
mengajak
atau
menkomandoin.
DATA
ARGUMENTASI
N
O
2
3
4
Ayo katana mau beli Data ini menunjukan bahwa
kepiting. Om cekarang kalimat tersebut merupakan
enggak cakit ayo.
kalimat imperatif karena bima
mencoba
mengajak
atau
menkomandoin.
Ayo katana mau beli Data ini menunjukan bahwa
kelapa
muda
tama kalimat tersebut merupakan
kepiting om
kalimat imperatif karena bima
mencoba
mengajak
atau
menkomandoin untuk membeli
kelapa muda dan kepiting.
cono lo!
Data ini menunjukan bahwa
kalimat tersebut merupakan
kalimat imperatif karena bima
sedang menggunakan kalimat
perintah.
Vidio
180743
Ket.
Vidio
MOV_001
2
Vidio
MOV_001
2
Vidio
MOV_001
4
Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat 3 jenis kalimat yaitu :
1. Kalimat Deklaratif yang berarti kalimat tersebut adalah kalimat dengan
bertujuan untuk menjelaskan sesuatu.
2. Kalimat Introgatif yang berarti kalimat tersebut adalah kalimat tanya.
3. Kalimat Imperatif yang berarti kalimat tersebut adalah kalimat dengan tujuan
memerintah atau meminta agar orang lain menuruti sesuatu yang diminta oleh
penutur.
19
Total jumlah seluruh kalimat yang diteliti yaitu sebanyak 31 dengan peembagian
persentase yaitu:
1. Kalimat
Deklaratif
dengan
total
26.
Maka
perhitungannya
yaitu
total
1.
Maka
perhitungannya
yaitu
total
4.
Maka
perhitungannya
yaitu
26
x 100 %=83,88 %.
31
2. Kalimat
Interogatif
dengan
1
x 100 %=3,22 %.
31
3. Kalimat
Imperatif
dengan
4
x 100 %=12,90 %.
31
Kesimpulan
Pemerolehan bahasa pada tataran sintaksis BKA selaku objek penelitian
sudah cukup baik. Tidak terdapat penyimpangan yang berarti dalam tuturan yang
dihasilkan. Hasil analisis menunjukkan pemerolehan sintaksis pada kalimat
deklaratif sebanyak 26 bentuk (83,88%), interogatif 1 bentuk (3,23%), dan
imperatif 4 bentuk (12,90%). Hasil penelitian membuktikan bahwa ujaran anak
yang mendominasi pada saat emosional berwujud kalimat deklaratif yaitu
sebanyak 26 bentuk dengan persentase 83,88%. Pemerolehan bahasa anak usia 4
tahun berada pada tahap perkembangan kalimat. Anak sudah mengenal pola
dialog, sudah mengerti kapan gilirannya berbicara dan kapan giliran lawan
tuturnya berbicara. Anak telah menguasai hukum-hukum tata bahasa yang pokok
dari orang dewasa, perbendaharaan kata berkembang, dan perkembangan fonologi
20
dapat dikatakan telah berakhir. Mungkin masih ada kesukaran pengucapan
beberapa konsonan namun segera akan berhasil dilalui anak.
Pemerolehan merupakan padanan kata acquisition yakni proses penguasaan
bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa
ibunya. Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya disebut
dengan pemerolehan bahasa anak. Pemerolehan bahasa pertama (bahasa ibu
terjadi bila anaknya sejak semula tanpa bahasa dan kini telah memperoleh
bahasa).
21
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2009. Sintaksis. Jakarta: Kompas Gramedia.
Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik, Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
http://adheliana92.blogspot.com/2013/10/kalimat-deklaratif-kalimatimperatif.html
Hakim Usman. (2015). Studi Pemerolehan Bahasa pada Anak Usia 4 Tahun
(Kajian Sintaksis). JLT-Jurnal Linguistik Terapan Politeknik Negeri
Malang Vol. 5, No. 2, November 2015, ISSN: 2088-2025. NTB:
Universitas Mataram.
Prima Gusti Yanti. (2016). Pemerolehan Bahasa Anak: Kajian Aspek Fonologi
pada Anak Usia 2-2,5 Tahun. Jurnal Ilmiah VISI PPTK PAUDNI Vol. 11,
No. 2, Desember 2016, halaman: 131-141. Jakarta: FKIP Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.