MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DEN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DENGAN
KEGIATAN MENEBALKAN BENTUK GEOMETRI MENGGUNAKAN
MEDIA GAMBAR DI KELOMPOK B PAUD AS-SYAADAH KOTA
BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015
Oleh
Siti Aminah
41032107121007
Email: sitiaminahsarma@gmail.com
Abstrak
Motorik kasar merupakan sistem motorik yang lebih awal berkembang dibandingkan dengan
motorik halus. Sehingga perlu adanya perhatian khusus dalam merangsang perkembangan motorik
halus anak. Kemampuan motorik halus merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh anak usia
dini agar anak siap dalam melakukan kegiatan lainnya seperti menebalkan, menulis, menggambar
dan kegiatan lainnya. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan agar anak usia dini
matang dan berkembang dalam aspek motorik halusnya melalui kegiatan menebalkan. Secara teoritis
kegiatan menebalkan menggunakan media gambar mampu melatih kemampuan motorik halus anak.
Sebelum menggunakan media gambar kemampuan anak dalam kegiatan menebalkan kurang
berkembang. Dengan demikian penelitian ini dilakukan menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan di Paud As-Syaadah Kota Bandung kelompok B usia 4-6 tahun
dengan jumlah 10 orang anak dengan pelaksanaan penelitian selama 1 semester. Setelah melakukan
penelitian, adanya perbandingan yang signifikan dengan nilai rata-rata kemampuan awal 1,7 (42,5%)

dan kemampuan akhir 3,5 (87,5%) sehingga memiliki peningkatan sebesar 1,8 dengan presentase
peningkatan kemampuan sebesar 45%. Dengan demikian penelitian kegiatan menebalkan bentuk
geometri menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

Kata Kunci: Motorik Halus, Menebalkan Bidang geometri, media gambar
A. PENDAHULUAN
Pendidikan anak usia dini memiliki fungsi agar anak usia dini dapat
berkembang sesuai dengan tahap usianya. Berbagai aspek dikembangkan agar anak
mampu berkembang secara optimal. Baik dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotor.Dalam perkembangannya khususnya dalam aspek motorik, anak memiliki
kemampuan dalam motorik kasar yang lebih unggul dibandingkan dengan motorik
halus.Motorik kasar merupakan system gerak yang menggunakan otot-otot besar
seperti merangkak, berlari, melompat dan sebagainya. Menurut Susanto (2012:163)
Motorik kasar sering disebut juga gerak kasar. Disebut gerakan kasar, apabila gerakan
yang dilakukan melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan
tenaga karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar. Misalnya, gerakan membalik
dan telungkup menjadi telentang atau sebaliknya, contoh lainnya yang termasuk
gerakan kasar ini adalah gerakan berjalan, berlari dan melompat (Susanto, 2012:163).
Menurut Susanto (2012:164) Motorik halus atau gerak halus hanya
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, karena itu

tidak begitu memerlukan tenaga. Namun gerakan halus ini memerlukan koordinasi
yang cermat. Contoh gerakan halus yaitu: (a) gerakan mengambil sesuatu benda
dengan hanya menggunakan ibu jari dan telunjuk tangan; (b) gerakan memasukkan

1

benda kecil ke dalam lubang; (c) membuat prakarya (menempel, menggunting); (d)
menggambar, mewarnai, menulis, menghapus dan (e) merobek kertas kecil-kecil,
meremas-remas busa dan lain-lain (Susanto, 2012:164).
Pembelajaran motorik kasar anak usia dini seperti olahraga lebih diminati
anak dibandingkan dengan menggambar. Mengingat anak usia dini memiliki
perkembangan yang pesat sehingga harus mempersiapkan untuk tahap perkembangan
selanjutnya. Dalam proses pembelajaran semester satu kemarin anak belum mampu
menebalkan bentuk geometri dengan tepat. Dikarenakan beberapa kemungkinan
terlalu banyak gambar yang saling berdekatan, tidak diberikan,contoh, tidak
memahami tahap-tahap menebalkan gambar tersebut dan kurang menarik.
Menggambar bentuk bidang geometri merupakan dasar-dasar agar dapat
menggambar bentuk-bentuk lainnya.Bidang geometri juga dapat digunakan untuk
menggambar bentuk rumah, jam dan sebagainya.Pengenalan bentuk geometri ini
bertujuan agar anak terbiasa dalam menggunakan motorik halusnya. Itu dapat terjadi

karena dalam proses menebalkan bentuk geometri tersebut anak diharapkan mampu
menarik garis lurus dan miring, horizontal maupun vertikal. Selain daripada itu anak
juga dilatih agar memiliki sikap sabar dan teliti dalam proses pengerjaannya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Repuplik Indonesia (permendiknas)
Nomor 58 Tahun 2009, dalam tingkat pencapaian perkembangan Kelompok Usia 5≤6 Tahun dengan lingkup Perkembangan Bahasa point B yakni Mengungkapkan
Bahasa indikator ke tiga yaitu “berkomunikasi secara lisan, memiliki
pembendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca,
menulis dan berhitung. Dari uraian tersebut dapat artikan bahwa sebelum memahami
maka harus mengenal terlebih dahulu sehingga anak siap untuk menuangkan
pengetahuannya kedalam sebuah gambar atau bentuk geometri serta tulisan. Karena
ketika anak mampu berkomunikasi maka kemampuan motorik halusnya akan ikut
berkembang yaitu dengan stimulasi-stimulasi yang akan diberikan kepada anak
nantinya pada proses pembelajaran berlangsung.
Tabel 1.1
Perkembangan Motorik Anak Usia Dini
Usia
Kemampuan Motorik Kasar
Kemampuan Motorik Halus
Usia
Tahun


4-6 tahun

3-4

1. Naik dan turun tangga
2. Meloncat dengan dua kaki
3. Melempar bola

4. Menggunakan krayon
5. Menggunakan benda atau alat
6. Meniru bentuk (meniru gerakan
orang lain)

1.
2.
3.
4.

5.

6.
7.
8.

Melompat
Mengendarai sepeda anak
Menangkap bola
Bermain olahraga

Menggunakan pensil
Menggambar
Memotong dengan gunting
Menulis huruf cetak

Sumber : Yusuf Syamsu LN., 2001: 123 dalam Susanto, 2012: 34

2

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa anak usia kelompok B (Usia 5-6
tahun) harus memiliki kemampuan motorik kasar dan halus yang lebih matang.

Seperti dalam tabel di atas, bahwa salah satu kemampuan motorik halus yang harus
dimiliki anak adalah kemampuan menggunakan pensil dan kemudian ke tahap yang
lebih kompleks. Dalam kegiatan menebalkan seorang anak harus mampu
menggunakan pensil dengan tepat. Dengan demikian teknik dan media yang
digunakan dalam penelitian mengembangkan kemampuan motorik halus diharapkan
mampu memberikan stimulus terhadap perkembangan anak selanjutnya.
Penulis membatasi masalah ke dalam lima poin sebagai berikut:
1. Materi yang dijadikan bahan pembelajaran dalam penelitian ini adalah
meningkatkan kemampuan menebalkan empat bentuk geometri
2. Pembelajaran ini dibatasi sesuai dengan tuntuan Peraturan Pemerintah Dinas
Pendidikan Nomor 58 Tahun 2009 tentang Pendidikan Anak Usia Dini
3. Bentuk persiapan mengajar yang dibuat dibatasi pada silabus dan rencana
kegiatan harian
4. Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media
gambar bidang geometri
5. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di PAUD AS-SYAADAH Kelompok B
(5-6 Tahun)
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah penelitian ini dalam
bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kemampuan anak sebelum pembelajaran “Menebalkan bentuk

geometri dengan menggunakan media gambar di kelas B ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran “Kemampuan Menebalkan bentuk
geometri dengan menggunakan media gambar di kelas B ?
3. Bagaimanakah hasil pembelajaran “Kemampuan Menebalkan bentuk
geometri dengan menggunakan media gambar di kelas B?
Dengan menggunakan media gambar diharapkan kegiatan menebalkan bentuk
geometri lebih efektif dan efisien serta menyenangkan karena gambar yang
digunakan merupakan gambar yang ada di lingkungan anak dan disesuaikan
dengan tema. Selain daripada itu, dengan penelitian ini diharapkan mampu
meningkatkan kemampuan motorik halus. Peneliti melakukan PTK untuk
mengetahui kemampuan awal, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan hasil dari
pembelajaran atau kemampuan akhir kegiatan menebalkan bentuk geometri di
Paud As-Syaadah Kota Bandung Tahun ajaran 2014/2015.
B. KEGIATAN MENEBALKAN BENTUK GEOMETRI DAN MEDIA
GAMBAR
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI) tebal artinya kasar atau nyatakelihatan
tentang garis, huruf cetak dan sebagainya (KBI,2008: 1644). Sedangkan menebalkan
merupakan kegiatan yang menjadikan sesuatu terlihat garisnya. Dalam penelitian ini
garis yang dimaksud adalah bentuk geometri yang terdiri dari empat bentuk yaitu:
3


Persegi, Persegi panjang, Segitiga dan Lingkaran. Garis-garis yang
menghubungkannya bentuk-bentuk geometri tersebut dibuat garis putus-putus
kemudian anak menebalkannya menggunakan alat tulis pensil.Dengan demikian anak
diharapkan mampu menggunakan pensil dengan benar dan tepat.
Geometri merupakan salah satu komponen pembelajaran matematika yang
berkaitan dengan bangun ruang maupun bangun datar. Geometri adalah cabang
matematika yang menerangkan sifat-sifat garis, sudut, bidang,dan ruang
(KBI,2008:473). Dalam penelitian ini penulis memilih bidang datar atau bangun datar
sebagai awal dan gabungan dari beberapa garis-garis vertikal, horizontal dan garis
miring serta lengkung.Ketika anak melakukan kegiatan menebalkan garis-garis
tersebut anak dapat menggambar dengan menggunakan bentuk geometri tanpa
bantuan.Dengan mengenal bentuk geometri anak mampu menggunakan
pengetahuannya dalam kegiatan menggambar.
Dalam kegiatan menebalkan bentuk geometri, anak mendapatkan pengetahuan
tentang konsep-konsep pengenalan bentuk geometri. Menurut Susanto (2012: 63)
menyebutkan bahwa pengembangan geometri berhubungan dengan pengembangan
konsep bentuk dan ukuran, adapun kemampuan yang akan dikembangkan, yaitu:
1. Memilih benda menurut warna, bentuk dan ukurannya
2. Mencocokkan benda menurut warna, bentuk dan ukurannya

3. Membandingkan benda menurut ukurannya besar, kecil, panjang, lebar, tinggi
dan rendah
4. Mengukur benda secara sederhana
5. Mengerti dan menggunakan bahasa ukuran, seperti besar-kecil, tinggi-rendah,
dan panjang-pendek
6. Menciptakan bentuk dari kepingan geometri
7. Menyebut benda-benda yang ada di kelas sesuai dengan bentuk geometri
8. Mencontoh bentuk-bentuk geometri
9. Menyebut, menunjukkan dan mengelompokkan segii empat
10. Menyususn menara dari delapan kubus
11. Mengenal ukuran panjang, berat dan isi
12. Meniru pola empat kubus.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran menebalkan secara tidak
langsung memberikan pengetahuan tentang bentuk-bentuk geometri yang ada
dilingkungannya sehingga kegiatan pembelajaran menyenangkan dan nyaman bagi
anak.
Gambar adalah tiruan barang (orang, binatang,tumbuhan, bentuk, ataupun benda
lainnya) yangg dibuat dengan coretanpensil dan alat lainnya pada kertas dan
sebagainya (KBI, 2008:435).Dari pengertian gambar di atas, gambar tidak hanya
yang sudah jadi berbentuk gambar ataupun lukisan namun bisa berbentuk coretan

atau bentuk yang belum selesai namun membentuk sesuatu dan mengandung makna
atau tujuan. Sehingga penulis memilih gambar sebagai media agar anak mampu

4

mengembangkan kemampuan motorik halusnya melalui kegiatan menebalkan dengan
contoh gambar sebagai berikut:
Dengan menggunakan gambar yang sesuai tema kegiatan pada pelaksanaan
kegiatan akan membuat kegiatan pembelajaran lebih terstruktur dan sesuai dengan
perencanaan.
C. METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian ini dilakukan di Paud Asy-Sya’adah Kota Bandung dan subyek
serta sumber data penelitian ini adalah anak kelompok B yang berjumlah 10 orang
yaitu 6 orang anak laki-laki dan 4 orang anak perempuan dengan usia rata-rata 4-5
tahun. Peneliti memulai penelitian pada bulan Juli sampai dengan November 2014.
Pengambilan data dilakukan dengan cara menyiapkan lembar observasi untuk
peneliti dan lembar tugas untuk anak. Dengan pedoman observasi yang telah
disiapkan oleh peneliti.
D. HASIL PENELITIAN

1. Kemampuan Awal
Sebelum menggunakan media gambar peneliti melakukan tes untuk
mengetahui kemampuan awal anak dalam menebalkan bentuk geometri adalah
sebagai betikut:
Tabel. 4.
Kemampuan Awal Kemampuan Menebalkan Bentuk Geometri
Kemampuan Menebalkan
Nama
Jumlah Rerata
Penggunaan
No
Kegigihan Kerapihan Ketuntasan
Pensil
1
Sani
2
2
2
1
7
1,8
2
Fathin
2
2
1
1
6
1,5
3
Zelda
2
2
2
1
7
1,8
4
Nadif
2
3
2
1
8
2
5
Ajeng
2
2
1
2
7
1,8
6
Agung
2
2
2
1
7
1,8
7
Rajib
2
3
1
1
7
1,8
8
Aldo
2
2
1
1
6
1,5
9
Fitri
1
2
1
1
5
1,3
10
Hafiz
2
2
1
1
6
1,5
Jumlah
19
22
15
11
66
16,8
Rerata
1,9
2,2
1,5
1,1
6,6
1,7
Berdasarkan tabel di atas, kemampuan awal anak dalam kegiatan menebalkan
berada pada kategori kurang berkembang dengan nilai rata-rata 1,7. Aspek penilaian
yang memiliki nilai rata-rata paling tinggi adalah aspek kegigihan dengan nilai rata5

rata 2,2. Dan nilai rata-rata aspek penggunaan pensil dan kerapihan memiliki nilai
rata-rata 1,9 dan 1,5 sedangkan hasil penilaian aspek ketuntasan memiliki nilai ratarata paling rendah yaitu 1,1.
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Siklus 1
Perencanaan Kegiatan menebalkan yang diberikan kepada anak-anak
kelompok B Paud Asy-Sya’adah merupakan bentuk geometri yang
digabungkan menjadi sebuah gambar yang disesuaikan dengan tema yang
dituangkan dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH).Tema dan silabus yang
kemudian dikembangkan menjadi sebuah RKH menjadikan skenario
pembelajaran lebih terstruktur.
Tindakan yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan anak dalam
menebalkan bentuk geometri menggunakan gambar. Selain daripada itu
dengan kegiatan ini anak mampu mengembangkan kemampuan motorik
halusnya.
Observasi dilakukan menggunakan pedoman penilaian dan format
penilaian serta dokumentasi. Dengan kegiatan observasi ini peneliti
melakukan pengamatan terhadap kemampuan anak dalam kegiatan
menebalkan.
Refleksi dilakukan setelah peneliti melakukan pengamatan pada siklus
pertama dengan demikian penulis mengetahui masalah dan dapat
melaksanakan tindakan selanjutnya.
b. Siklus 2
Perencanaan kembali dilakukan dengan cara sebagai berikut: Memilih
media gambar sesuai tema, meyusun RKH, mempersiapkan media yang telah
ditentukan, mempersiapkan lembar penilaian, lembar evaluasi dan lembar
penugasan
Tindakan dilakukan ketika kegiatan pembelajaran dilakukan. Pada siklus
ini, tindakan dilakukan agar kemampuan motorik halus anak meningkat dan
sesuai dengan tujuan dari penelitian ini.
Observasi dilakukan menggunakan pedoman penilaian dan format
penilaian serta dokumentasi. Dengan kegiatan observasi ini peneliti
melakukan pengamatan terhadap kemampuan anak dalam kegiatan
menebalkan.
Refleksi dalam siklus 2 menghubungkan antara evaluasi, penilaian
observasi dan lembar penugasan untuk anak. Apabila kemampuan anak
dalam kegiatan menebalkan sudah sesuai harapan maka peneliti tidak
melakukan siklus 3.
3. Kemampuan Akhir

6

Setelah melakukan 2 siklus peneliti mendapatkan hasil dari kemampuan
akhir pembelajaran dengan kegiatan menebalkan bentuk geometri
menggunakan media gambar dengan hasil sebagai berikut:
Tabel.5
Kemampuan Akhir Pembelajaran Menebalkan Geometri
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama
Sani
Fathin
Zelda
Nadif
Ajeng
Agung
Rajib
Aldo
Fitri
Hafiz
Jumlah
Rata-rata

Penggunaan Pensil
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
37,0
3,7

Aspek Penilaian
Kegigihan Kerapihan
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
4
3
36,0
32,0
3,6
3,2

Rerata

Ketuntasan
3
4
4
3
4
3
4
3
4
3
35,0
3,5

3,5
3,5
3,5
3,5
3,5
3,3
3,8
3,5
3,5
3,5
35,0
3,5

Berdasarkan tabel di atas, kemampuan akhir pembelajaran kegiatan
menebalkan bentuk geometri dengan menggunakan media gambar memiliki hasil
yang diharapkan dengan nilai rata-rata 3,5 sehingga peneliti hanya melakukan 2
siklus. Aspek penilaian yang memiliki nilai rata-rata paling tinggi adalah aspek
penggunaan pensil dengan nilai rata-rata 3,7. Dan nilai rata-rata paling rendah yaitu
3,2 adalah aspek kerapihan sedangkan untuk aspek kegigihan dan ketuntasan
memiliki sedikit perbedaan nilai rata-rata yaitu 3,6 dan 3,5.
4.

Pembahasan
Setelah melakukan penelitian dan mendapatkan kemampuan awal dan
kemampuan akhir serta melakukan 2 siklus peneliti membandingkan hasilnya dengan
rincian sebagai berikut:

7

Tabel 6.
Selisih Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Kegiatan Menebalkan

Aspek Penilaian
No

1
2

Nilai

Preetest
Posttest
Selisih

Penggunaan
Pensil

Kegigihan

Kerapihan

Ketuntasan

1,9
3,7
1,80

2,2
3,6
1,40

1,5
3,2
1,70

1,1
3,5
2,40

Jumlah

Rerata

6,70
14,0
7,30

1,7
3,5
1,8

Berdasarkan hasil dari perbandingan tabel di atas kemampuan awal dengan nilai
rata-rata 1,7 dan kemampuan akhir dengan nilai rata-rata 3,5 menghasilkan selisih
dengan nilai rata-rata 1,8. Dengan menggunakan T-test atau Uji T, peneliti
mendapatkan perbandingan kemampuan awal dan akhir yang signifikan dengan hasil
To = 1,83 < Th = 12,30.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Dari uraian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa dari hasil kemampuan
awal sebelum menggunakan media gambar, memiliki nilai rata-rata 1,7 dalam
kategori belum berkembang. Dengan demikian peneliti menggunakan media gambar
dalam kegiatan menebalkan agar kemampuan anak meningkat.
Dalam proses pelaksanaan, kegiatan pembelajaran menebalkan bentuk geometri
menggunakan media gambar dengan tujuan mampu mengembangkan kemampuan
motorik halus anak. Dengan mengembangkan kemampuan motorik halus anak dalam
kegiatan menebalkan bentuk geometri, anak mampu melakukan kegiatan lainnya
seperti menggambar, menulis dan kegiatan lainnya tanpa harus melakukan kegiatan
menebalkan lagi.
Dari hasil penelitian ini perbandingan kemampuan awal dengan kemampuan akhir
mengalami perubahan sebesar 45% dengan nilai rata-rata kemampuan akhir sebesar
3,5 dalam kategori sangat berkembang. Dengan demikian penggunaan media gambar
dalam kegiatan menebalkan bentuk geometri mampu meningkatkan kemampuan
motorik halus anak dengan hasil yang sesuai harapan.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Pendidikan Indonesia. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No
58. Jakarta: Kementrian Pendidikan Indonesia
8

Susanto, Ahmad. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar dalam Berbagai
Aspeknya.Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Qodratillah, Meity Taqdir. Kamus Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta: Pusat Bahasa
Departemen Pendidikan Indonesia

9