Peran Bunda untuk Bumi yang Menua

Peran Bunda untuk Bumi yang Menua*

Bunda, setiap tanggal 22 April, Bumi Kita berulang tahun, entah yang keberapa
pastinya?, namun dari berbagai kekurangan performanya, kita akan menyadari
bahwa bumi ini sudah semakin menua.
Saat ini, ada sekitar 7 miliar penduduk bumi. Menurut PBB, jumlah tersebut akan
terus bertambah menjadi 11 milliar jiwa pada tahun 2100, hal ini diantaranya karena
ke depan angka harapan hidup terus meningkat. Keberadaan penduduk ini, pastinya membutuhkan
makanan, air, tempat tinggal, dan sarana bergerak yang seluruhnya memberikan jejak terhadap
perubahan bumi.
Kita lihat dalam skala nasional yuk Bunda, Tahukah Bunda, di Indonesia saat ini lahan pertanian
mencapai 8,1 juta hektar dengan tingkat alih fungsi 100 ribu hektar per tahun, alih fungsi ini terjadi
umumnya karena kita perlu lahan tambahan untuk rumah dan kegiatan industry, padahal dengan jumlah
penduduk mencapai 250 juta jiwa maka minimal lahan pertanian yang kita miliki 10 juta hektar.
Sementara itu, ketersediaan air pada dasarnya melimpah, namun 75% masih terbuang percuma, dalam
hal ini Pulau Jawa diprediksi akan mengalami krisis air bersih pada tahun 2025. Sedangkan terkait migas,
menurut data SKK Migas, cadangan minyak nasional sisa sampai 10 tahun ke depan, dan cadangan batu
bara hanya mencapai tahun 2033, sementara kebutuhannya terus meningkat.
Melihat posisi sumberdaya alam di Bumi seperti disebutkan di atas, khususnya di Indonesia. Maka
bagaimana untuk kebutuhan anak dan cucu kita nanti?. Ini adalah tantangan kita Bunda, kita harus
berskenario optimis agar anak-anak kita bisa menikmati seperti yang kita rasakan sekarang, dan kita

tidak bisa lagi berlaku seperti biasa (business as usual), kita harus menjadi agen peubah dan mencetak
agen peubah, sehingga bumi dengan sumberdayanya dapat diperpanjang usia dan manfaatnya untuk
kebutuhan anak dan cucu kita. Tentu dimulai dari kita Bunda, It’s Our Turn to Lead, Now...
Bunda, mari kita membiasakan diri untuk berlaku ramah lingkungan, dengan harapan
anak sebagai peniru ulung, akan menduplikasi apa yang dilihat dari kebiasaan kita
terhadap lingkungan. Pera kita Bu da di ru ah, sebagai tia g ru ah ta gga sa gat
menentukan masa depan bumi. Ayo Bunda mulai sekarang kita lakukan :
1. Mengurangi penggunaan energi. Matikan lampu ketika matahari mulai menyinari, karena
penggunaan lampu di siang hari konon menggunakan 4-5 kwh dan mematikannya dalam kurun
06.00-18.00 akan menghemat penggunaan 23% listrik, jangan lupa gunakan lampu hemat
energy/LED. Cabut charger hp dari colokannya, hal ini karena dengan menggantung charger pada
colokan akan membuang listrik sebanyak 1 watt/jam, jika kita di Jabodetabek saja melakukan hal itu
bersama setiap hari maka ada 96 ribu kwh terbuang setiap hari. Ayo Bunda, mulai sekarang kita
berhemat listrik untuk memperpanjang masa pakai energy untuk anak dan cucu kita nanti.
2. Mulai memilah sampah. Bunda, semua jenis sampah memiliki tingkat degradasi (waktu hancur)
yang berbeda. Logam, plastic, kaca membutuhkan ratusan tahun untuk hancur dan busuk,
dibandingkan dengan daun, kertas, kain yang lebih cepat hancur. Nah jika semua menyatu, maka
dapat dibayangkan, berapa luas tempat pembuangan sampah yang harus disediakan.
Sebagai contoh Jakarta, sampah Jakarta setiap harinya mencapai 7.500 ton, atau setara dengan 4x
luas lapangan bola dengan tinggi 1 meter, atau setara dengan bobot 2000 gajah, atau hampir sama


dengan volume Candi Borobudur. Sementara lahan TPA terbatas, saat ini Bantar Gebang didisain
menampung 19 juta m3 sampah dan sekarang telah terisi 9 juta m3. Dengan memilah, maka kita
mengurangi beban buangan, sehingga lahan TPA bisa dipergunakan sampai masanya anak dan cucu
kita nanti.
3. Berhenti gunakan kantong plastik. Cintai Bumi dengan kurangi penggunaan plastik. Bahan satu ini
sangat sulit dan membutuhkan waktu lama agar dapat hancur, ketika tertimbun maka plastic akan
mencemari tanah dan air, yang sejatinya kita gunakan sebagai sumber lahan pertanian dan sumber
cadangan air.
4. Hemat air. Menurut Pemerintah, saat ini Indonesia sudah di ambang krisis air. Khusus di Pulau Jawa
air permukaan terus menyusut, sementara hampir separuh penduduk Indonesia (57,6%) tinggal di
Pulau Jawa. Yang lebih miris adalah, di tengah keterbatasan tersebut, kita yang berada di Perkotaan
di Pulau Jawa masih terus dapat menikmati dan menghamburkan air, padahal hanya 20% penduduk
Indonesia yang saat ini dapat menikmati air bersih, sisanya masih menggunakan air yang belum
terstandarisasi kelayakannya. Maka bersyukurlah, dan berhematlah untuk memperpanjang
ketersediaannya Bunda...
5. Menanam pohon dirumah. Ajak anak kita menanam sambil menceritakan manfaat pohon sebagai
penyimpan air dan sumber makanan, dengan bercocok tanam akan melatih indera anak, belajar
bekerja sama, dan lebih menghargai proses tumbuh pohon. Pada Hari Bumi tahun ini, Pohon
menjadi temanya. Hal ini tidak terlepas dari peran pohon antara lain sebagai penyerap karbon,

membersihkan dan menyegarkan udara, sebagai pompa air alami untuk siklus air, menstabilkan
tanah, mendaur ulang nutrisi untuk pertanian dan dalam skala yang luas pepohonan di hutan dapat
mendukung kehidupan habitat satwa liar.
Selain hal di atas, sebenarnya masih banyak lagi yang bisa kita lakukan Bunda, dengan membiasakan 5
hal di atas maka bertahap akan segera merambat pola kebiasaan lain yang dapat kita lakukan untuk
memperpanjang usia dan manfaat bumi. Di luar sana, teman-teman kita telah memulainya dengan
berbagai hal, sebut saja diantaranya ;
- Bu Bambang dari Kelurahan Banjar Sari, Jakarta Selatan. Nenek dengan usia hampir menginjak 80
tahun menghijaukan kampungnya di Cilandak sejak tahun 1980-an dengan menerapkan konsep 3R.
Dan Saat ini di Jakarta, Bu Bambang telah menginspirasi Bu Ninik di Rawasari, Bu Moerniati, Ibu
Warso di Cempaka Putih, Ibu Gozali di Bekasi, Ibu Krisnayadi di Serpong untuk melakukan hal yang
sama membina kampung hijau melalui 3R,
- Bang Idin di Lebak Bulus, melalui Padepokan Sangga Buana membersihkan aliran Kali Pesanggrahan
dan memelihara sempadan sungai atas kesadaran dan biaya sendiri,
- Kang Emil (Ridwan Kamil), yang menggerakan massa melalui media social untuk berkebun di kota
atau yang dikenal dengan urban farming,
- Sri Mumpuni, yang bergerak di wilayah pedesaan, merupakan wanita listrik yang berinovasi
menggunakan derasnya aliran air untuk jadi pembangkit listrik mikrohidro,
- Generasi Muda yang bersatu dalam kelompok Greeneration yang bergerak dalam mensosialisasikan
diet kantong plastic, dengan cara ini pemuda turut membuka peluang usaha dan menghijaukan

lingkungan.
Think Globally Act Locally, dalam konstelasi global saat ini dunia menyepakati konsep Sustainable
Development Goals SDG s u tuk e perpa ja g usia bumi melalui pembangunan yang ramah
lingkungan. Jika dalam skala local kita turut beraksi menerjemahkannya, maka kontribusi kita menjadi

penentu masa depan bumi. Bunda, yang lebih penting lagi adalah dengan turut memelihara bumi, maka
Kita telah menjalankan perintah Allah SWT,

Artinya : “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdo’alah
kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada
orang yang berbuat kebaikan.” (Q.S. Al-A raf (7) : 56).
Diolah dari berbagai sumber, April 2016
Oleh : Syarifah F.Syaukat, SSi, MSi (Ibu Kaafi)
*sudah dipublikasikan di Bulletin TK Islam Al-Azhar 5 Kemandoran, Jakarta Selatan

Dokumen yang terkait

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

IbM Pemanfaatan Biopestisida untuk Mengendalikan Hama Uret (Lepidiota stigma) Pada Tanaman Tebu

8 129 1

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan manajemen mutu terpadu pada Galih Bakery,Ciledug,Tangerang,Banten

6 163 90

Efek ekstrak biji jintan hitam (nigella sativa) terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diinduksi gentamisin

2 59 75

Analisis Pengaruh Faktor Yang Melekat Pada Tax Payer (Wajib Pajak) Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan

10 58 124

Aplikasi forecasting untuk memprediksi kepadatan penduduk di Dinas Kependudkan dan Catatan Sipil Kabupaten Aceh Timur

9 92 261

Pengaruh Rasio Kecukupan Modal dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit (Studi Kasus pada BUSN Non Devisa Konvensional yang Terdaftar di OJK 2011-2014)

9 104 46

Pengaruh Etika Profesi dan Pengalaman Auditor Terhadap Audit Judgment (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Bandung yang Terdaftar di BPK RI)

24 152 62