Khutbah Idul Fitri 1436 H Fitrah Kasih S

KHUTBAH IDUL FITRI 1436 H

FITRAH, KASIH SAYANG, DAN AL-QUR`AN
Oleh. H. Zamzam Muharamsyah, Lc. M.Si

e
‫ِ ا‬ْَ ْَ ،َِَْ ‫تِ أ‬ََ ْِ‫ َو‬َِ‫أ ْم‬ ‫ ْور‬ُ ُ ْِ ِُِ‫ذ‬ُ‫ُهُ َوَم‬ِْ َْَ‫ُ َوم‬ُْِَْَ‫ُهُ َوم‬َ
ْ َ‫ِ م‬ِ َْ
َ ‫ ا‬‫إن‬
‫أ‬ َ ُْُَ‫هُ َور‬ُ ْَ ‫ًا‬
َ ُ ‫أن‬ ُَ
ْ ‫ وَأ‬‫ ا‬‫َ إ‬‫ إ‬ ْ‫أن‬ ُَ
ْ ‫أ‬. ُ َ‫دِي‬َ  ْِ 
ْ ُ ْََ‫ُ و‬ 
ِ ُ 
 
ْ  َ ْ‫ِي‬‫ُ ا‬‫ْا َر‬‫سُ ا‬‫ ا‬َ‫أ‬ َ. َ‫ْن‬ُِ 
ْ  ْُ‫م‬‫ وَأ‬‫ إ‬ُْ ُَ َ‫ِ و‬ِُ َ ‫ا ا‬‫ا ا‬ُَ‫َ ءَا‬ْِ ‫ا‬
ِِ َ‫ن‬ْ َ‫ء‬ََ ْ‫ي‬ِ ‫ ا‬‫ا ا‬‫ءً وَا‬َِ‫ًا َوم‬ْِ َ‫ر‬ َُ ْ ِ ََ‫ و‬َ
َ ‫ َز ْو‬َْ ِ َ
َ ‫َةٍ َو‬ِ‫ وَا‬ ‫ْ َم‬

ْ ْِ 
ْ ُ. ‫ًا‬ْِ َ ْ ‫ْا‬ْَ‫ و‬‫ا ا‬‫ا ا‬ُَ‫َ ءَا‬ْِ ‫ ا‬َ‫أ‬ َ. ًْِَ‫ْ ر‬ْ َ َ‫ن‬ ‫ ا‬‫إن‬ ََ‫ ْر‬
 ‫وَا‬
ِِَ‫َ ا‬ْَ ‫ن‬ ‫ُ؛‬ْَ‫ أ‬.ًْ ِَ ‫زًا‬ْ  َ‫ز‬ ْ ُْُَ‫ َور‬‫ ا‬ِ ُ ْََ‫ْ و‬َْ ُ‫ْ ُذم‬ ْِْ َ‫ْ َو‬َْ ‫أ‬
َ ْِِ ٍََْُ  ‫ َو‬َُََ ْُ ‫ر‬ُ‫ ا‬ََ‫َ و‬
َ َ‫ِ و‬ْ َ ‫ ا‬
َ ٍ
َ ُ ُ‫ْي‬َ ‫ْي‬‫َ ا‬ْَ‫ َو‬،‫بُ ا‬َِ
.‫ر‬‫ ا‬ِ ٍ
َ  ‫ َو‬
َ ٍَْِ  ‫َو‬

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Ilaaha Ilallah Wallahu Akbar, Allahu Akbar
Walillahil Hamdu
Ma'asyiral muslimin, a'azzakumullah,
Dengan ijin Allah, pagi ini kita melangkah penuh kegembiraan dan kesahduan menuju tempat
shalat ini. Ditingkahi lantunan takbir yang bersahutan. Allahu Akbar: Allah Maha Besar. Tiada
sesuatu pun yang berhadapan dengan Allah kecuali kecil adanya, teramat kecil. Sebesar
apapun kekuasaan seseorang, di hadapan Allah tidak ada apa-apanya. Sehebat apapun negara
super power di mata kita, keyakinan kita tidak boleh berubah bahwa Allah maha besar.. Allahu


H. Zamzam Muharamsyah, Lc., M.Si. |

1

Akbar! Demikian, sebesar apapun masalah yang kita hadapi maka kekuasaan dan kasih sayang
Allah jauh lebih besar. Sehingga tidak ada alasan bagi kita untuk berputus asa.
Jika hari ini kita bergembira maka sudah sepantasnya, karena itu adalah janji dari Rasulullah
Saw bagi umatnya yang menjalankan ibadah shiyam. Dalam sebuah hadits beliau bersabda:

ِ
ِ
ِ ‫”ﻟِﻠ ﱠ‬
“‫ﺼ ْﻮِﻣ ِﻪ‬
َ ِ‫ح ﺑ‬
َ ‫ َوإِذَا ﻟَﻘ َﻲ َرﺑﱠﻪُ ﻓَ ِﺮ‬،‫ح‬
َ ‫ إِذَا أَﻓْﻄََﺮ ﻓَ ِﺮ‬:‫ﺼﺎﺋ ِﻢ ﻓَـ ْﺮ َﺣﺘَﺎن ﻳَـ ْﻔ َﺮ ُﺣ ُﻬ َﻤﺎ‬
"Untuk orang yang berpuasa ada dua kegembiraan yang dirasakannya: ketika berbuka puasa
dia bergembira dan ketika menemui Tuhannya dia bergembira karena shaumnya." (Muttafaq
'Alaihi)

Kegembiraan pertama dalam hadits di atas bisa dimaknai saat berbuka pada waktu maghrib
setiap harinya, tetapi bisa juga dipahami kegembiraan pada saat lebaran ketika kewajiban
berpuasa selama sebulan Ramadhan telah kita laksanakan dengan sempurna lalu kita
diperbolehkan untuk berbuka.
Namun, dalam kesahduan gema takbir dan kegembiraan yang memenuhi hati kita saat ini,
kita tidak mungkin melupakan negeri-negeri yang di sana umat Islam juga menggemakan
takbir yang sama, berkumpul seperti kita untuk melaksanakan shalat idul fitri. Tetapi pakaian
mereka tidak sebagus pakaian yang kita kenakan hari ini, rumah mereka tinggal puing-puing
sisa terjangan roket dan bom, keluarga mereka tidak lagi lengkap dan entah makanan apa
yang terhidang di hari raya yang semestinya mereka rayakan dengan penuh suka cita ini.
Mari sejenak kita hadirkan wajah saudara-saudara kita di Palestina, di Syiria, di Mesir, di Iraq,
di Afganistan, di Arakan Myanmar, dan di negeri-negeri islam lainnya yang sampai hari ini
masih dilanda konflik yang berkepanjangan. Semoga mereka tetap gembira meski tak ada
pakaian dan hidangan istimewa, semoga mereka tetap bersuka cita meski ayah ibu mereka
telah tiada, semoga mereka tetap bahagia meski setiap detik nyawa mereka terancam,
semoga Allah anugrahkan kesabaran yang melimpah dan keteguhan yang tangguh... semoga
Allah mencurahkan kasih sayang kepada mereka sebagaimana mereka tetap teguh
memegang api tauhid dalam jiwa mereka... Aamiin yaa Rabbal ‘alamin
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum muslimin yang berbahagia,

2 | Khutbah Idul Fitri 1436 H: Fitrah, Kasih Sayang dan Al-Qur`an

Idul Fitri disebut Idul Fitri karena pada hari ini kita merayakan kembalinya kita kepada fitrah.
Kesucian jiwa sebagaimana Allah ciptakan pada awalnya. Sebulan penuh Allah membersihkan
kita dengan aneka amal ibadah. Puasa kita, shalat kita, ruku sujud kita, do’a-do’a kita, i’tikaf
kita, bacaan dan kajian Qur`an kita serta sedekah-sedekah dan zakat fitrah kita, semuanya
diharapkan dapat menanamkan ketaqwaan kedalam jiwa kita sekaligus mengembalikan
kesucian fitrah diri kita.
Sebagai manusia, setiap kita dilahirkan dalam keadaan fitrah, sebagaimana sabda Nabi Saw:

ٍ ‫”ﻣﺎ ِﻣﻦ ﻣﻮﻟ‬
ِِ ‫ ﻓَﺄَﺑـﻮاﻩُ ﻳـﻬ ﱢﻮ َداﻧِِﻪ أَو ﻳـﻨَ ﱢ‬،ِ‫ُﻮد إِﻻﱠ ﻳﻮﻟَ ُﺪ َﻋﻠَﻰ اﻟ ِْﻔﻄْﺮة‬
“‫ﺴﺎﻧِِﻪ‬
َُ ََ َ
ُ
ُ ْ
َْ ْ َ
َ ‫ﺼ َﺮاﻧﻪ أ َْو ﻳُ َﻤ ﱢﺠ‬
"Tidak ada seorang anakpun yang terlahir kecuali dia dilahirkan dalam keadaan fithrah. Maka
kemudian kedua orang tuanyalah yang akan menjadikan anak itu menjadi Yahudi, Nashrani

atau Majusi” (Muttafaqun ‘alaihi)
Kesucian fitrah ini harus dijaga sepanjang hidup kita agar tidak melenceng dan keluar dari
kesuciannya, maka Allah menjadikan agama Islam sebagai sarana untuk menjaganya,
sebagaimana firman Allah Swt:

ََ
َۡ َ َۡ َ ََۡ َ َ
َ
َ
ٗ
َۡ
َ َ
َ
َ
‫ِ ۡ َو ۡ َ ِ ّ ِ ِ َ ِ ۚ ِ ۡ َت ٱ ِ ٱ ِ َ َ ٱ س‬
ِ
ۚ
ِ ٰ ‫ِ ِ ٱ ِۚ ٰ ِ ٱ ّ ِ ُ ٱ ّ ِ ُ َو‬
َ
َ ۡ َ

َ َ
‫َ ٱ ِس َ ۡ ُ ن‬
‫أ‬
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah.
(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar-Rum [30] :
30)
Fitrah Allah tidak mungkin berubah, jika kita melenceng keluar dari fitrah artinya berhadapan
dengan ketentuan Allah, tetapi Jika kita mampu menjaga fitrah kita maka kita terbebas dari
kekeruhan dan kekotoran jiwa. Maka hati yang kita miliki menjadi hati yang selamat (Qalbun
salim), hati yang seperti ini lah yang akan menyelamatkan kita ketika kelak kita menghadap
Allah Swt. Sebagimana firman-Nya Azza Wajalla:

ََ ۡ َ
َ َۡ َ
ٖ ِ ٖ ِ ‫ٱ‬

ِ‫إ‬

َ ٞ

َ َ
َ
‫َ ۡ َم َ ُ َ ل َو َ ُ ن‬

H. Zamzam Muharamsyah, Lc., M.Si. |

3

“(yaitu) pada hari dimana harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang yang
menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (QS. Asy-Syu’ara [26] : 88 – 89)

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum Muslimin rahimakumullah.
Menjaga kesucian fitrah dalam waktu yang panjang, sejak kita dilahirkan sampai kita dijemput
oleh kematian, bukanlah urusan mudah. Bukan hanya disebabkan oleh kelemahan kita
sebagai manusia, tetapi juga ada musuh abadi yang senantiasa mengintai dan terus menerus
menebar tipu daya agar kita melenceng jauh dari fitrah yang suci nan lurus.
Dalam sebuah hadits Qudsi, Rasulullah meriwayatkan dari Tuhannya:

ِ ‫ﺎدي ﺣﻨـ َﻔﺎء ُﻛﻠﱠﻬﻢ وإِﻧـﱠﻬﻢ أَﺗَـ ْﺘـﻬﻢ اﻟ ﱠ‬

ِ ‫ﺖ ِﻋﺒ‬
“‫ﺎﺟﺘَﺎﻟَْﺘـ ُﻬ ْﻢ َﻋ ْﻦ ِدﻳﻨِ ِﻬ ْﻢ‬
ْ َ‫ﻴﻦ ﻓ‬
َ ُ ‫” َوإِﻧﱢﻲ َﺧﻠَ ْﻘ‬
ْ ُ ْ ُ َ ْ ُ َ َُ
ُ ‫ﺸﻴَﺎﻃ‬
“Sesungguhnya aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif (lurus)
semuanya dan sesungguhnya mereka didatangi setan, lalu setan itu membelokkan mereka
dari agama mereka.” (HR Muslim).
Setan dari golongan jin dan manusia tidak pernah berhenti dan bosan-bosannya menggoda
dan melancarkan tipu dayanya. 24 jam dalam sehari mereka berpikir dan berupaya dengan
segala cara untuk menyesatkan manusia dari jalan yang lurus, jalan yang dapat menjaga
kesucian fitrahnya.
Oleh karena kita memiliki banyak kelemahan, ditambah keberadaan setan sebagai musuh
yang nyata. Maka kita tidak akan mampu menjaga kesucian fitrah ini seorang diri.
Meskipun Allah telah menurunkan bagi kita agama Islam yang lurus yang jika kita pegang
teguh niscaya kita akan mampu menjaga kesucian fitrah kita. Akan tetapi, sekali lagi, kita tidak
akan mampu memegang erat agama islam ini seorang diri, terlebih di akhir jaman seperti
sekarang ini. Berpegang teguh pada ajaran Islam ibarat menggenggam bara api, sebagaimana
sabda Nabi Saw:


4 | Khutbah Idul Fitri 1436 H: Fitrah, Kasih Sayang dan Al-Qur`an

ِ ِ‫ﺼﺎﺑُِﺮ ﻓِﻴ ِﻬ ْﻢ َﻋﻠَﻰ ِدﻳﻨِ ِﻪ َﻛﺎﻟْ َﻘﺎﺑ‬
ِ ‫” ﻳَﺄْﺗِﻲ َﻋﻠَﻰ اﻟﻨ‬
“‫ْﺠ ْﻤ ِﺮ‬
‫ﱠﺎس َزَﻣﺎ ٌن اﻟ ﱠ‬
َ ‫ﺾ َﻋﻠَﻰ اﻟ‬
"Akan datang kepada umatku suatu zaman dimana orang yang berpegang kepada agamanya
laksana menggenggam bara api”. (HR. At-Tirmidzi)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum Muslimin rahimakumullah.
Ramadhan yang baru saja kita lewati memberikan pelajaran yang nyata bahwa taat dalam
kebersamaan jauh lebih mudah, bahkan kita rasakan sebagai sebuah kenikmatan. Bangun
sahur bersama seluruh keluarga: mudah, berjalan sekeluarga menuju masjid: indah, buka
bersama keluarga: menggembirakan, shalat tarawih dan tadarus bersama tetangga semua
terasa mudah dan indah.
Ramadhan telah mengajarkan bagaimana seharusnya keluarga dan masyarakat menjaga
fitrah anggota-anggotanya. Secara aplikatif Ramadhan telah mengajak kita untuk
mengembalikan fungsi keluarga yang sejati, fungsi menjaga fitrah para anggotanya.

Berapa banyak keluarga yang tidak berfungsi sebagai keluarga. Ikatan pernikahan ada tetapi
sakinah, mawaddah wa rahmah entah di mana. Ayah bunda ada, tetapi anak-anak
menjadikan artis dan selebritis sebagai idola. Rumah kokoh tersedia lengkap dengan segala
isinya, tetapi pulang dan berkumpul sekeluarga menjadi beban, sekalinya berkumpul masingmasing sibuk dengan smartphone-nya. Keluarga seperti ini tidak akan kokoh menjaga
kesucian fitrah anggota-anggotanya.
Keluarga semestinya menjadi tempat paling penuh dengan cinta dan kasih sayang. Bagi
seorang ayah dan suami rumah dan keluarga adalah tempat paling sempurna untuk melepas
lelah dan kembali mengumpul energi setelah seharian berjuang mencari nafkah yang halal.
Bagi seorang ibu, rumah dan keluarga adalah tempat mengekpresikan jiwa keibuannya,
mengekpresikan cinta dan kasih sayangnya dalam bentuk aneka masakan dan penataan
rumah yang harmonis. Suara-suara yang terdengar di dalam keluarga adalah suara penuh
cinta, penuh kasih sayang, senyum, canda, bahkan tangis dan duka menjadi rangkaian cerita
indah karena terjalin dalam benang-benang fitrah yang diridhai ilahi.

H. Zamzam Muharamsyah, Lc., M.Si. |

5

Dalam keluarga seperti ini anak-anak akan menemukan jati dirinya tanpa harus dicari. Bagi
mereka ayah adalah pahlawan yang layak jadi idola dan ibu adalah malaikat yang sempurna.

Setiap kata-kata ayah adalah mantera sakti yang membakar semangat dan menumbuhkan
segala potensi. Tatapan lembut ibu, belaian kasih tangannya, dan do’a yang tak henti mengalir
adalah energy terbesar bagi setiap anak yang tinggal di keluarga seperti ini. Dari keluarga
seperti ini tidak akan lahir remaja tukang tawuran yang terpapar racun-racun pornografi,
narkoba dan tindakan-tindakan amoral lainnya! dari keluarga seperti ini tidak akan keluar
anak perempuan nakal yang tidak menghargai kemuliaan dirinya, tidak mengindahkan
kehormatan keluarganya.
Bahkan dari rumah seperti ini akan lahir pemuda-pemudi cemerlang, generasi bangsa dan
agama yang gemilang! Mereka yang akan menjaga harum nama keluarga bukan hanya di
mata manusia, tetapi juga di hadapan Allah yang Maha Perkasa. Tidakkah kita menginginkan,
ketika kita gelisah di hadapan Allah atas dosa-dosa kita, tiba-tiba anak kita datang menjadi
penyelamat? Bukankah kita akan merindukan do’a-do’a anak kita saat semua amal kita sudah
terputus?
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum Muslimin rahimakumullah.
Sejatinya, menjaga fitrah juga menjadi tanggung jawab masyarakat dan Negara. Masyarakat
yang baik adalah masyarakat yang mampu menjalankan kontrol sosial yang baik. Masyarakat
yang sadar dan peduli atas apa yang terjadi disekitarnya. Di tengah fenomena maraknya
terjadi penyimpangan, baik penyimpangan pemikiran maupun penyimpangan perilaku yang
melenceng jauh dari kesucian fitrah, peran masyarakat sangat penting dalam membentengi
anggotanya.
Demikian halnya peran negara, sangat strategis dalam menjaga fitrah rakyatnya. Dengan
kekuasaan yang dimilikinya, dengan mandat yang diterimanya seharusnya negara selalu hadir
dan memberikan jaminan bagi rakyatnya untuk bisa hidup tentram, aman, dan nyaman
sehingga mereka bisa menjaga kesucian diri dan fitrahnya.
Namun realita yang kita saksikan berkata lain. Semakin hari kontrol sosial masyarakat semakin
melemah. Sikap individualisme dan materialisme telah membentuk budaya nafsi-nafsi, elu-

6 | Khutbah Idul Fitri 1436 H: Fitrah, Kasih Sayang dan Al-Qur`an

elu gue-gue. Orang yang lebih dewasa segan menegur anak muda yang bersikap buruk, hanya
karena dia orang lain, akhirnya anak-anak muda tidak hormat lagi terhadap norma-norma
sosial yang ada.
Adapun negara, nampaknya sangat sulit kita mengharapkan perhatian mereka terhadap lurus
atau tidaknya fitrah rakyatnya. Pemerintahan terus berputar dan pemimpin berganti-ganti
tetapi kondisi yang diharapkan berlum pernah terbukti. Padahal sebelumnya janji-janji
mereka begitu tinggi. Alih-alih mewujudkan janji-janji manis yang terucap untuk
mensejahterakan rakyat, pemerintahan hari ini tak henti-henti melontarkan kontroversi yang
sangat tidak produktif. Semoga Allah memberi hidayah kepada para pemimpin kita, atau
kalau tidak semoga Allah segera menggantinya dengan yang lebih baik, yang mampu menjaga
rakyatnya tetap dalam kesucian fitrahnya.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar
Walillahil Hamdu
Kaum muslimin hafidzakumullah…
Kita tidak bisa mengharapkan negara untuk mengurusi kesucian fitrah kita dan anak-anak
kita… kita juga sulit mengandalkan masyarakat dalam urusan ini… sementara upaya-upaya
busuk setan untuk menyesatkan manusia tidak pernah berhenti di sisi lain, kelak Allah akan
meminta pertanggung jawaban atas amal kita dan keluarga kita.
Masih ingatkah peringatan Allah dalam firman-Nya berikut ini?

َٓ َ َ ُ َۡ
‫نٱ‬

َ ُ
ٞ َ ٞ َ ٌ َ َ َ ََۡ َ َُ َ ۡ َ ُ
َ ُ ُ
‫ِ ظ ِ اد‬
‫ۡ ٗر َو د ٱ س وٱ ِ رة‬
ِ
َ
َ
َ ُ ۡ
ۡ
‫أ َ َ ُ ۡ َو َ َ ن َ ُ َ ُ ون‬

َۡ ُ
ِ ‫ۡ َوأ‬

َ ُ َ‫َ َ َ ٱ ِ َ َءا َ ُ ا ْ ُ ٓا ْ أ‬

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras,
dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS. At-Tahrim [66] : 6)
Tidak ada pilihan lain bagi kita kecuali kita merevitalisasi peran dan fungsi keluarga kita.
Memperbaharui kembali niat dan tujuan kita berkeluarga. Mengembalikan keluarga pada

H. Zamzam Muharamsyah, Lc., M.Si. |

7

fitrahnya yang mulia. Merubah mindset dan membangun kebiasaan kebiasaan baru yang lebih
mendekatkan pada rahmat Allah.
Bukankah tujuan puncak keluarga adalah mewujukan rahmah kasih sayang? Tentunya kita
masih ingat firman Allah berikut ini:

َ
ٖ ٰ

ً ۡ ٗ
َ َٰ
ِ ِ ‫َدة َو َر َ ۚ إِن‬

ُ َ ۡ ّ
ُ َ َۡ َ َ َ َ َ َۡ ْٓ ُ ُ ۡ َ ّ ٗ َٰ ۡ َ ۡ ُ
‫ا إِ و‬
‫أز‬
ِ
ِ ‫ِ أ‬

ُ َ َ َ َ ۡ َ ٓ َٰ َ ۡ ِ َ
‫و ءا ِ ِۦ أن‬

َ
َّ
َ
‫ِ ۡ ٖ َ َ ُ ون‬
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa cinta dan kasih-sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Ruum [30]: 21)
Kasih sayang adalah kata kuncinya. Hanya keluarga yang mampu mewujudkan kasih sayang
dalam rumah tangganya yang akan mampu memiliki ketangguhan dalam menjaga fitrah
anggota keluarganya.
Kasih sayang bukan semata kata kata indah atau perasaan mendalam yang terpendam dalam
dada. Kasih sayang adalah energy positif yang mengalir dalam jiwa dan memberi kekuatan
besar pada pemiliknya serta nyata dirasakan oleh orang-orang disekitarnya.
Kasih sayang adalah energy besar yang memberi kekuatan bagi para ayah dalam mencari
nafkah yang halal dan mencukupi untuk keluarganya. Kasih sayang jua lah yang energy besar
ibu dalam menjalankan peran-peran kemuliaannya. Dan kasih sayang juga adalah energy
besar bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang dalam menyempurnakan karakter dan
kepribadiannya.
Sebagaimana energy dalam sebuah perangkat yang terkadang penuh dan terkadang kosong,
maka kasih sayang juga demikian. Terkadang ada orang yang setiap hari kasih sayangnya
penuh terus, tetapi ada juga yang kembang kempis, bahkan tidak menutup kemungkinan ada
orang hidup tanpa memiliki sedikitpun energy kasih sayang.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum Muslimin rahimakumullah.
8 | Khutbah Idul Fitri 1436 H: Fitrah, Kasih Sayang dan Al-Qur`an

Untuk menjadi pribadi yang penuh kasih sayang kita tentunya juga membutuhkan suplay
energy kasih sayang. Orang yang tidak punya sumber kasih sayang tidak akan mampu
memberikan kasih sayang kepada yang lainnya.
Persaudaraan dan hubungan darah bisa menjadi sumber kasih sayang, bisnis dan kepentingan
bisa mejadi sumber kasih sayang, materi dan kekayaan juga bisa menjadi sumber kasih
sayang. Tetapi ketahuilah! Hal-hal tersebut adalah sumber kasih sayang yang fana dan sangat
rapuh.
Pada satu masa persaudaraan bisa menjadi sumber kasih sayang, tetapi pada saat yang sama
persaudaraan bisa menjadi alasan yang kuat untuk sebuah pertikaian yang membinasakan.
Bisnis dan kepentingan bisa menyatukan berbagai pihak dalam ikatan kasih sayang, tetapi
setelah bisnis dan kepentingan berakhir maka kasih sayang pun ikut menguap.
Oleh karena itu, kita membutuhkan sumber kasih sayang yang abadi, sumber kasih sayang
yang terus memberikan suplay yang melimpah dalam bermacam situasi dan kondisi. Sumber
kasih sayang itu tiada lain adalah Allah yang Maha Rahman, Allah yang Maha Rahim.
Berpegang teguhlah pada tali Allah yang menuliskan Rahmah kasih sayang pada diri-Nya yang
Mulia. Allah berfiman:

َ ۡ
ۡ َ َٰ َ ۡ ُ
… َ ‫ِ ِٱ‬

َ ُ ََ َ َُۡ َ َ
‫َ ٰ ٌ ۡ ۡ ۖ َ َ َر‬
ِٰ

ٓ َ
َ
ۡ
‫ذا َ َء َك ٱ ِ َ ُ ِ ُ ن‬

“Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka
katakanlah: "Salaamun alaikum.” Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya Rahmat kasih
sayang,” (QS. Al-An’am [6]: 54)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum Muslimin rahimakumullah.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana cara mendapatkan suplai rahmat dari Allah yang Maha
Rahman dan Maha Rahim tersebut?
Salah satu cara paling esensial untuk mendapatkan suplai kasih sayang dari Allah adalah
dengan mendekatkan diri dan keluarga kita pada Al-Qur`an. Ya, hidupkan Al-Qur`an di

H. Zamzam Muharamsyah, Lc., M.Si. |

9

tengah-tengah kita, akrabkan keluarga kita dengan Al-Qur`an niscaya Allah akan
melimpahkan suplai kasih sayang pada kita dan keluarga kita.
Al-Qur`an adalah wujud kasih sayang Allah pada manusia. Dalam Al-Qur`an Allah banyak
menegaskan bahwa Al-Qur`an adalah bentuk rahmat dari Allah Swt bagi hamba-hambanya
yang beriman. Seperti dalam sebuah firmanNya:

ۡ َ ُۡ
ِ ِ

َ ِ ِ ۡ ُ ۡ ِ ّ ٞ َ ۡ ‫ُ ور َو ُ ٗ ى َو َر‬
ِ

ّ َٓ
ٞ َ
ُ
‫ ِ َ ِ ٱ‬ٞ‫ۡ ِ ّ ِ ر ّ ِ ۡ َو ِ ء‬

َ َ
ُ َۡٓ َ َۡ ُ
‫َ ٱ س‬
‫ء‬

ۡ ۡ َ َ َٰ َ
ۡ
َ ُ ْ
ِ ِ ‫ٱ ِ َو ِ َ َ ِ ِۦ‬
ِّ ٞ ۡ َ ‫َ َ ُ ا‬

َ
َۡ
‫َُ ن‬

“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat
bagi orang-orang yang beriman # Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya,
hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik
dari apa yang mereka kumpulkan" (QS. Yunus [10] : 57 – 58)
Dalam ayat ini jelas sekali Allah menyebutkan tiga fungsi AL-Qur`an yaitu: obat penyakit hati,
petunjuk dan rahmat kasih sayang bagi orang beriman, dan dengan rahmat Allah inilah
manusia akan mendapat kegembiraan. Bayangkan keluarga yang setiap harinya dipenuhi
perasaan gembira dan bahagia, bukankah itu yang kita dambakan?
Di dalam Al-Qur`an juga Allah banyak memberikan petunjuk kepada kita tentang orang-orang
yang berhak mendapatkan suplai kasih sayang. Misalnya dalam firman Allah Swt. berikut ini:

َ
ۡ
َ
‫َِٰ ُ ُِ ن‬

ُ َ َ ََٰ
ِ ‫ة وٱ‬

َ ُۡ َ ُ
ۡ َ َ َ ۡ َ
‫ُ ُ َ ِ ِ َ َ ن َو ُ ن ٱ‬
‫ٖء‬

ُ ۡ َ َ ََۡ َ
ِ ‫۞…… ور ِ و‬

“…dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orangorang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayatayat Kami" (QS. Al-A’raf [7] : 156)
Berdasar ayat ini ada golongan yang akan mendapatkan rahmat kasih sayang Allah. Mereka
adalah orang-orang yang berusaha bertaqwa, membayar zakat dan beriman kepada ayat-ayat
Allah.

10 | Khutbah Idul Fitri 1436 H: Fitrah, Kasih Sayang dan Al-Qur`an

Ayat-ayat ini hanyalah sebagian kecil dari pelajaran dan arahan dari Allah tentang energy
kasih sayang yang kita butuhkan. Masih banyak yang bisa kita tadaburi, kita kaji dan kita
jadikan pedoman dalam membina keluarga dan rumah tangga kita.
Oleh karena itu, marilah kita kembali kepada Al-Qur`an. Sudah terlalu lama kita meninggalkan
Al-Qur`an. Sudah terlalu banyak waktu kita habiskan untuk hiburan dan kesenangan yang
pada akhirnya membuat kita semakin jauh dari Al-Qur`an.
Bersyukurlah, tahun-tahun terakhir ini kita menyaksikan syiar Al-Qur`an mulai menggeliat.
Hafizh-hafizhah cilik mulai bermunculan bahkan menghiasi layar kaca seolah menjadi bintang
yang berkelipan indah di tengah-tengah gelap gulitanya program-program televisi yang ada.
rumah-rumah dan pesantren tahfizh bermuculan di berbagai wilayah. Perguruan-perguruan
tinggi yang memberi beasiswa khusus bagi pada penghafal Al-Qur`an.
Tentunya fenomena ini harus kita sambut dengan gegap gempita. Sudah bukan jamannya kita
memimpikan anak-anak kita menjadi artis dan selebritis, terlalu banyak contoh buruk yang
dipertontonkan oleh para selebritis itu. Kini jamannya kita mengidam-idamkan anak-anak kita
menjadi penghafal Al-Qur`an. Mulai hari ini mari kita canangkan sebuah gerakan mulia: Satu
Rumah Satu Orang Hafizh Al-Qur`an.
Sekali lagi saya serukan. Mulai hari ini mari kita canangkan sebuah gerakan mulia: Satu Rumah
Satu Orang Hafizh Al-Qur`an.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamdu
Kaum Muslimin rahimakumullah.
Yakinlah dengan Al-Qur`an, diri kita akan dipenuhi kasih sayang. Dengan Al-Qur`an, suplai
energy kasih sayang di rumah dan keluarga kita tidak akan pernah habis bahkan akan terus
bertambah dan memberi berkah bagi orang-orang dan keluarga di sekitarnya.
Jangan tunda-tunda lagi. Momentum bulan syawal sebagai bulan peningkatan amal adalah
waktu yang tepat untuk kembali kepada Al-Qur`an. Kita mulai dari rumah kita. Kita mulai dari
membaca sehari satu ayat. Jika sudah istiqomah tingkatkan jumlah bacaan kita. Lalu ditambah
dengan kajian tadabur ayat-ayat pilihan. Jika dibutuhkan bisa mengundang ustadz yang

H. Zamzam Muharamsyah, Lc., M.Si. |

11

kompeten. Jika ini sudah berjalan ajak tetangga dan jadikan ini sebagai kegiatan mushala di
cluster atau RT kita.
Jika kita konsisten dengan program ini, tidak perlu menunggu satu tahun atau dua tahun,
sebulan dua bulan insya Allah kita akan merasakan rahmat kasih sayang Allah mulai
bertambah dan terus bertambah. Insya Allah. Bahkan, Rasulullah menjanjikan banyak hal bagi
orang-orang senantiasa membaca, mempelajari, menghafal dan mengamalkan Al-Qur`an. Di
antaranya sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah berikut ini:

ِ ِ
ِِ ِ
‫ﱠ‬
ِ ‫ﺸ ْﻤ‬
‫ﺿ ْﻮِء اﻟ ﱠ‬
َ ‫ﺿ ْﻮُؤﻩُ ِﻣﺜْ ُﻞ‬
َ ‫ﺲ ﻳَـ ْﻮ َم اﻟْ ِﻘﻴَ َﺎﻣ ِﺔ ﺗَﺎﺟﺎً ِﻣ ْﻦ ﻧـُ ْﻮٍر‬
ُ‫ ِوﻳَ ْﻜﺴﻰ َواﻟ َﺪاﻩُ ُﺣﻠَﺘَـ ْﻴ ِﻦ َﻻ ﺗَـ ُﻘ ْﻮم‬،‫ﺲ‬
َ َ‫“ َﻣ ْﻦ ﻗَـ َﺮأَ اﻟْ ُﻘ ْﺮآ َن َوﺗَـﻌَﻠ َﻤﻪُ َو َﻋﻤ َﻞ ﺑﻪ أَﻟْﺒ‬
”‫ ﺑِﺄَ ْﺧ ِﺬ َوﻟَ َﺪ ُﻛ َﻤﺎ اﻟْ ُﻘ ْﺮآن‬:‫ﺎل‬
ُ ‫ ﺑِ َﻢ ُﻛ ِﺴ ْﻴـﻨَﺎ؟ ﻓَـﻴُـ َﻘ‬:‫ ﻓَـﻴَـ ُﻘ ْﻮَِﻻن‬،‫ﺑِ ِﻬ َﻤﺎ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ‬
“Siapa yang membaca Alquran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan
mahkota dari cahaya pada hari kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang
tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya
bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini? Dijawab “Karena kalian berdua
memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Alquran”. (HR. Al Hakim).
Imam Ali Bin Abi Thalib karamallahu wajhah pernah berkata: “barangsiapa membaca AlQur`an dan menghafalnya, maka Allah akan memasukannya ke dalam surga dan memberinya
hak syafaat untuk sepuluh anggota keluarganya di mana mereka semuanya telah ditetapkan
untuk masuk neraka."
Inilah sebagian keutaman bagi orang-orang yang mencintai Al-Qur`an. Semoga Allah
merahmati kita dengan AL-Qur`an dan semoga Allah menjadikan kita Ahlul Qur`an. Amin Yaa
Rabbal ‘alamin.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Laa Ilaha Illallahu Wallahu Akbar, Allahu Akbar
Walillahil Hamdu
Bulan Ramadhan adalah mata rantai kebaikan yang hendaknya tidak terputus dengan
berakhirnya bulan suci ini. Amalan sunnah yang dianjurkan untuk kita laksanakan adalah
berpuasa enam hari di bulan Syawal. Nabi kita tercinta Shallallahu ‘Alayhi Wasallam bersabda:

ِ ‫ﻀﺎ َن ﺛُ ﱠﻢ أَﺗْـﺒـﻌﻪُ ِﺳﺘﺎ ِﻣﻦ َﺷ ﱠﻮ ٍال َﻛﺎ َن َﻛ‬
‫ﱠﻫ ِﺮ‬
َ ‫ﺎم َرَﻣ‬
ْ ‫ﺼﻴَ ِﺎم اﻟﺪ‬
ََ
َ‫ﺻ‬
َ ‫ﻣﻦ‬
ْ
ْ
12 | Khutbah Idul Fitri 1436 H: Fitrah, Kasih Sayang dan Al-Qur`an

"Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian melanjutkannya dengan berpuasa enam hari di
bulan Syawwal, maka dia seperti berpuasa satu tahun penuh." (HR. Muslim).
Waktu pelaksanaannya adalah mulai hari kedua bulan Syawal hingga akhir bulan, dapat
dilakukan secara berturut-turut atau berpisah-pisah. Bagi yang harus meng-qadha’ puasa
Ramadhan hendaknya mendahulukan puasa qadha’nya, kecuali apabila dianggap tidak cukup
waktu atau berat melaksanakannya, maka dibolehkan untuk mendahulukan puasa Syawal,
Wallahu a'lam.

MUNAJAT
Kaum muslimin yang berbahagia, akhirnya, marilah kita semua menundukkan hati dengan
penuh harap kepada Allah, memanjatkan doa kepadaNya,
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, tempat semua keluh-kesah disampaikan, tempat semua
masalah mendapat jalan keluar. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Sang Rasul
tercinta, para keluarga dan sahabatnya, manusia-manusia terbaik yang pernah terlahir.

ِِ
ِ ‫ﻚ ﻧَـﻮ‬
ِ ِ
ِ ِ ‫ﱠ‬
ٍ ‫اﺻ ْﻴﻨﺎَ ﺑِﻴَ ِﺪ َك َﻣ‬
‫ﻀﺎ ُؤ َك‬
َ َ‫ﻚ َﻋ ْﺪ ٌل ﻓِ ْﻴﻨﺎَ ﻗ‬
َ ‫ﺎض ﻓِ ْﻴﻨﺎَ ﺣ ْﻜ ُﻤ‬
َ َ ‫اﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ إﻧﱠﺎ َﻋﺒ ْﻴ ُﺪ َك ﺑَـﻨُﻮا َﻋﺒ ْﻴﺪ َك ﺑَـﻨُﻮا إ َﻣﺎﺋ‬
Ya Allah sesungguhnya kami adalah hamba-Mu, anak dari hamba-hamba Mu, ubun-ubun
kami ada di tangan-Mu. Segala takdir-Mu terhadap kami telah Engkau tetapkan, dan sungguh
betapa adilnya ketetapan itu atas kami.

ِ ِ َ ‫َﻚ ﺳ ﱠﻤﻴ‬
ِ ‫ت ﺑِ ِﻪ ﻓِﻰ ِﻋﻠ ِْﻢ اﻟْﻐَْﻴ‬
‫ﺐ‬
َ ‫اﺳﺘَﺄْﺛَـ ْﺮ‬
َ ِ‫ﻚ أ َْو أَﻧْـ َﺰﻟْﺘَﻪُ ﻓِﻰ ﻛِﺘَﺎﺑ‬
َ ‫ﻧَ ْﺴﺄَﻟ‬
َ ‫َﺣﺪاً ِﻣ ْﻦ َﺧﻠ ِْﻘ‬
َ‫ﺴ‬
ْ َ َ ‫اﺳ ٍﻢ ُﻫ َﻮ ﻟ‬
ْ ‫ﻚ أَ ِو‬
ْ ‫ُﻚ ﺑِ ُﻜ ﱢﻞ‬
َ ‫ﻚ أ َْو َﻋﻠﱠ ْﻤﺘَﻪُ أ‬
َ ‫ﺖ ﺑﻪ ﻧَـ ْﻔ‬
‫ِﻋ ْﻨ َﺪ َك‬
Kami memohon kepada-Mu dengan semua Nama yang Engkau Miliki, yang telah Engkau
Namakan untuk Diri-Mu, atau telah Engkau ajarkan kepada salah seorang di antara makhlukMu, atau Engkau Turunkan dalam Kitab-Mu, atau Engkau simpan dalam Ilmu yang Ghaib di
sisi-Mu

ِ ‫أَ ْن ﺗَﺠﻌﻞ اﻟْ ُﻘﺮآ َن رﺑِﻴﻊ ﻗُـﻠُﻮﺑِﻨﺎَ وﻧُﻮر ﺻ ُﺪوِرﻧﺎَ وﺟﻼَء أ‬
‫ﺎب ُﻫ ُﻤ ْﻮِﻣﻨﺎ‬
ْ َ ََ ْ ُ َ َ ْ َ َ ْ َ َْ
َ ‫َﺣ َﺰاﻧﻨﺎَ َوذَ َﻫ‬

H. Zamzam Muharamsyah, Lc., M.Si. |

13

Kami mohon, jadikanlah Al-Qur’an sebagai penyejuk hati kami, cahaya bagi dada kami,
penghapus duka dan kesedihan kami, dan pelipur kegundahan jiwa kami.
Ya Allah, Engkau adalah Rabb kami Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau
telah menciptakan kami, dan kami adalah hambaMu dan kami selalu berusaha menepati ikrar
dan janji kami kepadaMu dengan segenap kekuatan yang kami miliki. Kami berlindung
kepadaMu dari keburukan perbuatan kami. Kami mengakui betapa besar nikmat-nikmatMu
yang tercurah kepada kami dan kami tahu dan sadar betapa banyak dosa yang telah kami
lakukan. Karenanya, ampunilah kami. Tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau.
Ya Allah Tuhan Yang Maha Penyayang, sayangi kami, sayangi kedua orang tua kami, yang telah
berpeluh lelah merawat dan mendidik kami. Ampuni setiap kata keras kami yang pernah
terlontar pada mereka, Ya Allah. Ampuni sikap tak peduli kami atas mereka, Ya Rabb. Berikan
kesempatan kami berbakti pada mereka, Ya Allah. Lembutkan hati mereka untuk kami agar
ridha mereka mengantar kami kepada RidhaMu, Ya Allah.
Dan jika Engkau telah memanggil mereka ke haribaanMu, maka basuhlah mereka dengan
kelembutan ampunan dan rahmatMu, serta pertemukan kami dengan mereka dalam
keabadian nikmat JannahMu.
Ya Allah sayangilah isteri/suami kami, sayangi anak-anak kami, berkatilah keluarga kami,
jadikan mereka penyejuk pandangan mata dengan ketaqwaan dan ketaatan padaMu.
Duhai Rabb kami yang Maha Penyayang, Sayangilah para ustadz, guru-guru kami, lindungi dan
bimbinglah mereka. Lapangkan rezkinya, kuatkan azamnya dan berkati jalannya.
Ya Allah bersihkan hati dan jiwa ini dari hasad dan dengki, persatukan jiwa-jiwa ini dalam cinta
karenaMu dan dalam ketaatan padaMu, jangan Engkau biarkan syaithan musuhMu
menggerogoti persaudaraan kami.
Ya Allah, berilah bimbinganMu untuk pemimpin negeri ini agar dapat berlaku adil dengan
syari'atMu di atas bumi yang tidak sejengkal pun melainkan milikMu. Wahai Rabb kami,
berkahilah negeri ini dengan ketaatan para pemimpin & penduduknya, janganlah Engkau
menimpakan azab atas kami karena kezaliman para pelaku dosa di antara kami.
Ya Allah, Rabb yang Maha Kuat, yang Maha Perkasa. Kami yakin bahwa kepongahan musuhmusuhMu terlalu kecil di hadapan keperkasaanMu. Kami memohon kepadaMu Ya Rabb,
14 | Khutbah Idul Fitri 1436 H: Fitrah, Kasih Sayang dan Al-Qur`an

dengan sifat ‘izzah-Mu, luluh-lantakkanlah kesombongan rezim Syi'ah yang zalim di Suriah,
tolonglah para pengikut sunnah Nabi-Mu di sana, gembirakanlah mereka dengan runtuhnya
kezaliman dan kekufuran. Ya Allah, Tuhan Yang Maha Penyayang, sayangi dan lindungilah
saudara-saudara kami di Burma, Palestina, Mesir dan di setiap negeri kaum muslimin. Satukan
hati mereka, satukan langkah mereka, dan berikanlah kemenangan yang sejati kepada
mereka.
Ya Allah, Tuhan pemilik segala kerajaan, karuniakanlah kepada kami pemimpin yang shaleh
dan takut kepadaMu, pemimpin yang berani dan cerdas, serta paham dan mengerti
agamaMu, agar mereka tidak mudah digelincirkan oleh ahlusyubuhat wasyahawat, dan
sehingga dapat menuntun kami untuk tetap berada di atas jalanMu. Karuniakanlah kepada
pemimpin kami para penasehat dan pembisik yang baik untuk mengajaknya kepada jalan
kebaikan dan ketakwaan karena Rasul-Mu bersabda: “Tiada khalifah diangkat kecuali ia akan
dikelilingi dua jenis bithonah (pembisik); ada pembisik yang mengarahkan khalifah kepada
kebaikan, dan ada pembisik yang mengarahkannya kepada kejahatan. Pemimpin yang
dilindungi Allah adalah yang terpelihara dari pembisik jahat.” (HR. Ahmad)
Ya Allah, Zat Yang Maha Pengasih, masih banyak di antara kami hamba-hambaMu yang lemah
dan terpinggirkan, Engkau lebih mengetahui keadaan kami, maka anugerahkanlah kepada
kami pemimpin yang sungguh-sungguh peduli terhadap kami dan menyayangi kami
sepenuhnya.
Ya Allah berkahi kami di setiap langkah yang kami ayunkan, terimalah setiap kebaikan yang
kami kerjakan, anugerahkanlah ikhlas pada setiap amal itu.

ِ
ِ
ِ
ِ
ُ‫ﻠﻬ ﱠﻢ ذّﱢﻛ ْﺮﻧَﺎ ﻣ ْﻨﻪُ َﻣﺎ ﻧَ ِﺴ ْﻴـﻨَﺎ َو َﻋﻠﱢ ْﻤﻨَﺎ ﻣ ْﻨﻪُ َﻣﺎ َﺟ ِﻬﻠ ْﻨﺎَ َو ْارُزﻗْـﻨَﺎ ﺗَِﻼ َوﺗَﻪ‬
ُ ‫اﺟ َﻌﻠْﻪُ ﻟَﻨَﺎ ا َﻣ ًﺎﻣﺎَ َوﻧُـ ْﻮًرا َو ُﻫ ًﺪى َو َر ْﺣ َﻤﺔ اﻟﱠ‬
ْ ‫اﻟﻠﱠ ُﻬ ﱠﻢ ْار َﺣ ْﻤﻨَﺎ ﺑِﺎْﻟ ُﻘ ْﺮآن َو‬
‫ب اْ َﻟﻌﺎﻟَ ِﻤ ْﻴ َﻦ‬
‫اﺟ َﻌﻠْﻪُ ﻟَﻨَﺎ ُﺣ ﱠﺠﺔً ﻳَﺎ َر ﱠ‬
َ ‫ﺎء اﻟﻠﱠْﻴ ِﻞ َو اَﻃْ َﺮ‬
ْ ‫اف اﻟﻨﱠـ َﻬﺎ ِر َو‬
َ َ‫آﻧ‬
Ya Allah limpahkanlah kasih sayang-Mu kepada kami dengan Al Qur’an, jadikanlah ia sebagai
pemimpin, cahaya, petunjuk dan rahmat bagi kami. Ya Allah ingatkanlah apa-apa yang kami
lupa darinya, ajarkanlah yang kami tidak tahu, dan limpahkanlah rizki kepada kami (dalam
bentuk) membacanya sepanjang siang dan malam hari. Dan jadikanlah ia pembela kami di
hari kiamat nanti, wahai Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

H. Zamzam Muharamsyah, Lc., M.Si. |

15

‫‪Inilah doa dan permintaan kami, Engkaulah Sang Maha Mendengar dan Maha Kuasa‬‬
‫‪mengabulkan doa hamba-hambaMu.‬‬

‫ﱠﺎب‬
‫َرﺑـﱠﻨَﺎ ﻻَ ﺗُ ِﺰ ْ‬
‫ﻚ َر ْﺣ َﻤﺔً إِﻧﱠ َ‬
‫ﺐ ﻟَﻨَﺎ ِﻣﻦ ﻟﱠ ُﺪﻧْ َ‬
‫ﻚ أَﻧْ َ‬
‫ﺖ ٱﻟ َْﻮﻫ ُ‬
‫غ ﻗُـﻠُﻮﺑَـﻨَﺎ ﺑَـ ْﻌ َﺪ إِ ْذ َﻫ َﺪﻳْـﺘَـﻨَﺎ َو َﻫ ْ‬
‫ِ ِ‬
‫ِ‬
‫ِ ِ‬
‫ِ‬
‫اب اﻟﻨﱠﺎ ِر‬
‫ﺴﻨَﺔً َوﻗﻨَﺎ ﻋَ َﺬ َ‬
‫َرﺑـﱠﻨَﺎ آﺗﻨَﺎ ﻓﻲ اﻟ ﱡﺪﻧْـﻴَﺎ َﺣ َ‬
‫ﺴﻨَﺔً َوﻓﻲ اﻵﺧ َﺮة َﺣ َ‬
‫َوﺗَـ َﻘﺒﱠ َﻞ اﷲُ ِﻣﻨﱠﺎ َو ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ َوُﻛ ﱡﻞ َﻋ ٍﺎم َوأَﻧْـﺘُ ْﻢ ﺑِ َﺨ ْﻴ ٍﺮ‬
‫ِﻣ َﻦ اْ َﻟﻌﺎﺋِ ِﺪﻳْ َﻦ َواْﻟ َﻔﺎﺋِ ِﺰﻳْ َﻦ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ﻴﻦ‬
‫ْﺤ ْﻤ ُﺪ ﻟِﻠﱠ ِﻪ َر ﱢ‬
‫َوآﺧ ُﺮ َد ْﻋ َﻮاﻧﺎَ أَن اﻟ َ‬
‫ب اﻟ َْﻌﺎﻟَﻤ َ‬

‫‪16 | Khutbah Idul Fitri 1436 H: Fitrah, Kasih Sayang dan Al-Qur`an‬‬