Kode Nama Rumpun Ilmu 742 Pendidikan Bah

Kode/Nama Rumpun Ilmu* :742/Pendidikan Bahasa
(dan Sastra) Inggris

USULAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

PENGARUH GOAL ORIENTATION DAN FOREIGN LANGUAGE
ANXIETY TERHADAP KEMAMPUAN SISWA SMP BERBICARA
BAHASA INGGRIS DI KOTA PEKANBARU

TIM PENGUSUL

Candra Kirana, M.Pd.i (Ketua) NIDN:1007089002
Evis Ritawani Hasibuan, SST,M.Kes (Anggota) NIDN:1025068901

AKADEMI KEBIDANAN HELVETIA PEKANBARU
MEI 2016

ii

DAFTARISI................................................................................................


1

RINGKASAN..............................................................................................

2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................

2

1. LatarBelakang..........................................................................

2

2. Hipotesis...................................................................................

4

3. Luaran Penelitian......................................................................


4

4. Rumusan Masalah.....................................................................

4
5

5. Manfaat penelitian....................................................................

BAB II TINJAUANPUSTAKA.............................................................

5

1. Konsep Dasar goal

5

2. Konsep dasar Foreign Language Anxiety...............................


7

3. Hubungan antara Goal Orientation dan Foreign Language

9

BAB III METODE PENELITIAN...........................................................

11

1. Metodologi Penelitian..............................................................

11

2. Populasi dan Sampel................................................................

11

3. MetodePengumpulan Data......................................................


12

4. AnalisaData.............................................................................

12

BAB IV BIAYA DANJADWAL PENELITIAN.....................................

13

DAFTARPUSTAKA..................................................................................

14

LAMPIRAN-LAMPIRAN.........................................................................

15

Ringkasan
Semua Orang memiliki Orentasi tujuan (Goal Orientation) dalam hidupnya. Setiap

orentasi tersebut tentunya setiap orang ingin mencapai kesuksesan begitu juga siswa dalam
berlajar .tidak terkecuali dalam menguasai bahasa Inggris.. Namun sering kali, Orentasi
tidak sejalan dengan kenyataanbahwa komunikasi dalam bahasa asing kelas dapat sebuah
pengalaman traumatik menyebabkan rasa takut,khawatir, cemas, dan sebagainya.Sehingga
kecemasansiswa yang

tinggi memblok mental siswa yang mana mengarahkan siswa

kurang dalam bergairah dan beprestasi dalam belajar. Tujuan utama dalam penelitian ini
adalah untuk menemukan hubungan Orentasi Tujuan (Goal Orientation) Siswa dan
1

Kecemasan Bahasa Asing siswa terhadap kemampuan berbicara siswa di Sekolah
Menengah Pertama Kota Pekanbaru. Penelitian ini adalah penelitian corrational design
yang terdiri dari tiga variabel, dua independen variable yakni Orentasi Tujuan (Goal
Orientation) Siswa dan Kecemasan Bahasa Asing (Foreign Language Anxiety) dan satu
independen variable yakni kemampuan berbicara. Peserta dalam penelitian ini siswa
Sekolah Menengah Pertama Kota Pekanbaru.Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan data primer dan sekunder.Analisis data menggunakan analisis multivariat
dengan uji regresi linier berganda.

Kata Kunci: Orentasi tujuan (Goal Orientation), Kecemasan Bahasa Asing
(Foreign Language Anxiety), Kemampuan Berbicara.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Analisis situasi
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Goal Orientation
siswa dan Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Goal
Orientation siswa dan Foreign Language Anxiety pada kemampuan berbicara Siswa SMP
di Kota Pekanbaru. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengaruh faktor afektif.
Faktor afektif ini menyajikan konsep baru dari Goal Orientation. Sebagaimana dicatat oleh
Gully et al (1997) bahwa Goal Orientation adalah keyakinan kuat individu bahwa ia
menghabiskan waktu dan energi untuk kegiatan yang bermanfaat dengan menetapkan
tujuan dalam menyampaikan rencana terbaik dan strategi dalam keberhasilan. Selain itu,
Daedroff (1987) menyatakan bahwa Goal Orientation dikaitkan dengan antisipasi tentang
kemungkinan kekuatan dan kelemahan. Kemudian, Philip (1986) menyatakan bahwa Goal
Orientation memiliki ciri khas dari pembelajaran pengaruh bahasa. Berbeda, Ames (1990)
menyatakan bahwa Goal Orientation memberikan kontribusi dalam memahami
kompetensi bahasa Inggris siswa. Jadi, Goal Orientation adalah berperan sebagai
keyakinan yang kuat dari individu untuk menghabiskan waktu dan aktivitas untuk hal yang

berguna, dan juga untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dengan
menetapkan rencana dan strategi terbaik dalam tujuan memcapai keberhasilan
pembelajaran bahasa.
Selain itu, kesuksesan dalam belajar bahasa perlu menguasai keterampilan
berbicara. Menurut Richards dan Willy (2002), kemampuan berbicara adalah salah satu

2

unsur yang terpenting dalam berkomunikasi. Konsep lainnya berasal dari Yule (1983), dia
menyatakan kemampuan berbicara adalah fungsi transaksional, yang bersangkutan transfer
informasi dan berbagi ide dalam komunikasi sosial. Kemudian, Balley (2005) menyatakan
kemampuan berbicara adalah salah satu kompetensi bahasa Inggris yang terdiri dari
memproduksi ucapan verbal secara sistematik untuk menyampaikan makna dalam
komunikasi oral dengan beberapa intonasi fonologi dan aspek gramatikal bahasa. Dengan
kata lain, menurut Arthur Huges dan Brown (1989), ada lima komponen kemampuan yang
harus dikuasai oleh siswa berbicara, mereka; pengucapan, tata bahasa, kosa kata,
kelancaran, dan pemahaman. Jadi, kemampuan berbicara adalah kompetensi komunikasi
lisan individu dengan lafal yang baik dan kefasihan, kosakata yang tepat dan tata bahasa,
dan pemahaman untuk berbagi informasi dan ide.
Berikutnya, banyak peneliti telah menemukan bahwa seseorang dari domain afektif

memiliki faktor korelasi negatif yang mempengaruhi kemampuan berbicara siswa. Seperti
yang ditemukan oleh Howirz (1986) bahwa ada korelasi negatif antara Foreign Language
Anxiety dan kemampuan berbicara. Mereka didefinisikan Foreign Language Anxiety
adalah perasaan khawatir dan gugup yang dialami oleh non-penutur asli, ketika belajar
atau menggunakan kedua atau bahasa asing. Selain itu, mereka menyatakan ituumumnya
diyakini menjadi faktor afektif dengan potensi terbesar untuk negatif mempengaruhi
proses belajar. Young (1999) mencatat bahwa Foreign Language Anxiety adalah reaksi
multidimensi termasuk komponen emosional (khawatir), komponen kognitif (pikiran
kegagalan), dan komponen psikologis (misalnya meningkat detak jantung). Jadi, Foreign
Language Anxietyadalah reaksi multidimensi negatif terintegrasi dengan komponen
emosional, komponen kognitif, dan komponen psikologis ketika belajar atau menggunakan
kedua atau bahasa asing.
Berkenaan dengan pernyataan di atas, Goal Orientation dalam kemampuan
berbicara Bahasa Inggris dipengaruhi oleh Foreign Language Anxiety. Fakta ini adalah
sebuah domain afektif yang harus diperhatikan oleh guru dalam proses belajar terutama
dalam

berbicara

bahasa


Inggris

teori-teori dan

fakta

memiliki fenomena

bertentangan yang terjadi seperti bagaimana mereka ingin dapat berbahasa Inggris, tetapi
mereka takut ketika berbicara Bahasa Inggris. Dengan kata lain, Goal Orientation berdasar
kebutuhan, Kebutuhan mencapai kesuksesan tetapi Foreign Language Anxiety memblokir
untuk berfikir negative dan beanggapan buruk terhadap penguasaan bahasa asing.
Berdasarkan permasalahan kontradiktif diatas, Goal Orientation dan Foreign
Language Anxiety terhadap kemampuan siswa berbicara bahasa Inggris. Maka dari itu,
perlunya diadakan sebuah penelitian dengan judul “ Pengaruh Goal Orientation dan
3

Foreign Language Anxiety terhadap kemampuan berbicara bahasa Inggris siswa di SMP
Kota Pekanbaru .


2. HipotesisPenelitian
Tujuan utama dari riset ini adalah untuk mengkaji hubungan di Goal Orientation dan
Foreign Language Anxiety terhadap kemampuan siswa berbicara bahasa Inggris di Akbid
Helvetia Pekanbaru. Tujuannya adalah menyatakan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui hubungan antara Goal Orientation dan kemampuan berbahasa
Inggris Siswa.
2. Untuk mengetahui hubungan antara siswa Foreign Language Anxiety dan
kemampuan berbahasa Inggris Siswa.
3. Untuk mengetahui pengaruh Goal Orientation dan Foreign Language Anxiety
terhadap kemampuan siswa berbicara bahasa Inggris.

3. LuaranPenelitian
1.

Prosiding pada seminar ilmiah baik yang berskala lokal, regional maupun
nasional

2.


Pengayaan bahan ajar

4. RumusanMasalah
Rumusanmasalahpenelitianiniberfokus pada ranah affective pada dimensi orientasi
individu yang menjadi harapan keberhasilan siswa dalam prestasi akademik.
Kemudian, Foreign Language Anxiety berfokus pada reaksi emosional negatif
timbul sambil belajar atau dengan menggunakan bahasa Inggris. Dengan kata lain
untuk menganalisis bagaimanakah pengaruh

Goal Orientation dan Foreign

Language Anxiety terhadap kemampuan siswa berbicara bahasa Inggris di Di SMP
kota Pekanbarudi mana penelitian ini.
5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian iniadalah :
1)

Sebagai bahan

informasi dan masukan bagi instansi tidak hanya

memperhatikan factor kognitif tetapi juga harus memperhatikan factor
affective pada siswa.
4

2)

Sebagaibahan informasi dan masukan bagi instansi terkait dalam rangka
mengalisis dimensi faktor-faktor afektif untuk meningkatkan kemampuan
berbahasa Inggris yang mengarahkan siswa pada Goal Orientation dan
mengurangi faktor-faktor yang memblokir mentalitas kemampuan siswa
pada Foreign Language Anxiety.

3)

Menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai Sebagai informasi dalam
merencanakan penelitian selanjutnya khususnya dalam ranah affective Goal
Orientation dan Foreign Language Anxiety.

BAB II
TINJAUANPUSTAKA

1. Konsep dasarGoal Orientation

Goal Orientation adalah teori motivasi dalam konsep psikologi. Sejak 1980-an,
daerah penelitian telah mengembangkan konsep Goal Orientationdalam teori pendidikan.
Pertama, JA Eison (1970) menyatakan bahwa Goal Orientationadalah tujuan berdasarkan
kebutuhan untuk mencapai prestasi. Kedua, menurut Legget dan Nichol (1986), Goal
Orientation adalah menetapkan keyakinan dengan gairah, komitmen yang kuat dengan
fokus; bekerja keras untuk tidak pernah menyerah yang menentukan peran dalam
keberhasilan akademis. Konsep terkait juga dicatat oleh Shunk dan Pictrick (1990) bahwa
Goal Orientationadalah kerangka kerja untuk mempelajari peran motivasi dalam konteks
akademik.
Sedangkan pendapat lainya menurut Elliot dan Song (1997), Goal Orientation
adalah mimpi manusia untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan. Mereka menjadikan
Goal Orientationtidak hanya sebagai mimpi untuk meraih sukses, tetapi juga keyakinan
individu sebagai cerminan dari pola pikir dan perasaan menjadi fokus. Selain itu, mereka
menyatakan bahwa Goal Orientation adalah pemaknaan untuk membangun kepercayaan
dalam kepribadian
Selain itu, VanYperen dan Jassen (2002) merumuskan bidang kompleks Goal
Orientation menjadi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Mereka menyatakan
Goal Orientation yang lumrah bagi manusia bermimpi untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman. . Selain itu, pengetahuan adalah sumber daya informasi
untuk manusia bagaimana mengetahui benar dan salah. Sehingga, bisa membantu
membuat analisis, prediksi dan membuat keputusan. hal senada diunkapkan oleh Pintrich
5

dan Elliot (1996), dalam kerangka Goal Orientation dalam pendidikan adalah sebagai
tujuan utama dalam mencapai keberhasilan akademik, dapat berperan bagi siswa untuk
menentukan bagaimana langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan
dan kompetensi. Konsep lain dari Orientasi Goal disajikan oleh Markus dan Wurf (2002)
bahwa Goal Orientationadalah pengaturan beberapa tujuan yang tertata 1. Konsep ini
mengambil keputusan untuk tujuan belajar, 2. Rencana dan pengaturan 3. Strategi untuk
memperoleh prestasi.
Goal Orientation mengacu pada konsep mengambil keputusan untuk tujuan belajar;
itu berarti bahwa siswa perlu mengatur tujuan untuk menentukan target pembelajaran. Hal
ini juga mengacu pada aktivitas untuk menghabiskan waktu dan energy kepada hal yang
berguna, bermanfaat dan bernilai positif. Kedua, Goal Orientationmengacu pada konsep
pengaturan rencana. Hal ini menjadi subjek penting tentang bagaimana kemungkinan
mengatur kekuatan dan kelemahan. Hal ini dapat mendukung target pembelajaran.
Berikutnya, untuk meminimalkan kelemahan, hal ini berguna untuk menentukan
kemungkinan kendala, masalah dan kesalahan.Goal Orientation terakhir mengacu pada
konsep dalam memperoleh strategi , cara dan metode yang tepat untuk mencapai sasaran
secara efektif dan efesien.Untuk penjelasan yang jelas, lihat grafik di bawah ini:
Skema Goal Orientation di Belajar Siswa

Goal Orientation

Set porpoises

- Kegiatan yang bermanfaat
- Efek positif dan manfaat
- Prestasi yang baik

Set plans

-

Mengatur kekuatan
Meminimalkan kelemahan
Apa yang harus lakukan?
Apatidak harus lakukan?

- Latihan
- Belajar merupankan
kesenangan
- Belajar dengan kebutuhan

Set strategies

Adopsi dari Markus dan Wurf, dikutip Anna, (2007)

Berdasarkan penjelasan di atas, teori Goal Orientation merupakan upaya untuk
melibatkan kompetensi siswa dalam strategi kognitif, respon afektif, dan perilaku yang
6

mengarah siswa untuk sukses dalam akademik. Di sisi lain, Goal Orientation meneliti
keyakinan siswa tentang keberhasilan mereka; juga menjadi alasan mengapa mereka
belajar dengan giat dan tekun. Dan mengangap pemecahan masalah sebagai tantangan.
Hal ini menjadi motivasi intrinsik dan ekstrinsik mereka untuk meningkatkan kemampuan,
niat, usaha sadar, dan bagaimana siswa berhasilan dalam pembelajaran akademis.
2.2 Konsep dasar Foreign Language Anxiety
(Fiske, 2004). Salah satu seperti fenomena alami yang sisyang dialami siswa adalah
kecemasan (Anxiety). Menurut Yolanda dan Williams (2008), kecemasan (Anxiety)
adalah reaksi normal ketika seseorang memiliki perasaan intens kegelisahan,
kekhawatiran, dan ketakutan. Hal ini umum untuk merasa cemas ketika menghadapi
ancaman atau situasi bahaya dan situasi yang menantang.
Kecemasan hubungan banyak dengan psikologi pendidikan, telah dilaporkan oleh
Philips, (1999); MacIntyre, (1999); Arnold & Brown, (2002); Dornyei, (2005); dan
Woodrow, 2006) mereka menemukan bahwa kecemasan memiliki dampak negatif pada
pada pengajaran bahasa Asing. kecemasan dalam belajar bahasa dikenal dengan sebutan
Foreign Langauge Anxiety. Yolanda dan Williams (2008), Mereka menyatakan
Kecemasan menjadi masalah dalam belajar bahasa kedua atau asing, kecemasan dapat
menghalangi mental siswa dalam mempelajari bahasa. Mereka menambahkan, di
Indonesia, Foreign Langauge Anxiety menyebabkan siswa memiliki pikiran atau perasaan
negatif untuk belajar bahasa asing yang mana bahasa asing tersebut adalah bahasa inggris.
Selain itu, siswa berpikir bahasa Inggris adalah pelajaran yang sulit. Kemudian,
kebanyakan dari mereka menghindari belajar bahasa Inggris karena mereka menganggap
tidak begitu penting bagi kami. Akhirnya, kita dapat melihat ketika Foreign Langauge
Anxiety terjadi kepada siswa, mereka menjadi pesimis tentang tujuan hidupnya, mereka
menjadi malas, hanya diam, sering bosan, suasana hati yang buruk, perasaan tidak
menyenangkan dan lain-lain. , hal ini dijelaskan sebagai berikut grafik :

7

Skema Kecemasan dalam pembelajaran Bahasa

kognitif
Komponen

Emosional
Komponen

Physicological
komponen

Khawatir

Pucat dan lemas

Persepsi negatif

Pemalu

Meremehkan

Pusing

Takut

Tertekan

Denyut jantung meningkat

Nerveous
Depresi
Tidak Nyaman

Tubuh gemetar dan
berkeringat

Pemblokiran Mental Bahasa Asing

Kurang motivasi, self bunga percaya
diri untuk berbicara

Pikirkan Inggris tidak utama untuk
belajar

Sering diam / tidak aktif untuk
berbicara

Jadi, waktu yang terbatas untuk belajar
bahasa Inggris, hanya di
kelas.

Hesistate dalam berbicara /
mengulangi mengingat / imitasi

Kurangnya kosakata / tata bahasa

Kecurangan, copy paste proyek,
Menghindari untuk usaha

Sulit untuk mengekspresikan ide-ide

Kehilangan concetration / lupa /
kehilangan titik sesuatu.

Diadopsi dari Pearson Education.inc (2008)

Berdasarkan penjelasan di atas, Gardner dan Lambert (1972) juga dianggap bahwa
Foreign Langauge Anxietymempengaruhi variabel factor afektif dan emosional dan faktorfaktor ini memfasilitasi atau menghambat dalam belajar bahasa.Selain itu, Liebert dan
Morris (1967) mengemukakan bahwa Foreign Langauge Anxiety terdiri dari rasa khawatir
dan emosionalitas. Mereka telah secara konseptual mengidentifikasi kinerja sendiri,
sementara emosionalitas disebut reaksi otonomatis yang menyebabkan terjadi di bawah
tekanan stres. Hal ini didukung oleh Young (1991) bahwa Foreign Language Anxiety
terkonsep sebagai manifestasi dalam mentransfer kecemasan didalam pembelajaran bahasa
Inggris. Sebagai fakta, reaksi emosional ini menyebabkan ketegangan, ketakutan,
kegelisahan dan kekhawatiran terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris.
8

Jadi, kecemasan dalam wilayah penelitian ini terletak pada proses belajar bahasa
Inggris, diklasifikasikan sebagai reaksi kecemasan. Howirz (1987)menayatakan konsep
teori “Foreign Language Anxietyadalah besifat kompleks untuk persepsi diri, keyakinan,
perasaan, dan perilaku yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa kelas yang timbul dari
keunikan proses ketika belajar bahasa Inggris.

2.3 Hubungan antara Goal Orientation dan Foreign Language Anxiety.
Penelitian ini mengalisihubungan antara Goal Orientationdan Foreign Language
Anxiety pada kemampuan berbicara bahasa Inggris Siswa. Goal Orientationterintegrasi
dengan teori motivasi untuk mengarahkan keberhasilan siswa dalam akademis. Dengan
kata lain, teori Goal Orientation juga telah terlibat dalam upaya untuk menentukan jenis
tujuan yang paling produktif bagi siswa dan apa jenis tujuan menghasilkan strategi
kognitif, respon afektif, dan perilaku yang mengarah pada kesuksesan siswa (Pintrich dan
Meece 2008). Dan Foreign Language Anxiety terintegrasi reaksi emosional negatif ketika
pembicara nonnative menggunakan dan memproduksi bahasa Inggris.Ini adalah faktor
afektif yang merupakan hambatan serius atau mental block terhadap pembelajaran Bahasa
dan menciptakan pikiran negative tentang pembelajaran Bahasa, sehingga membuat
rendahnya prestasi siswa (Horwitz, 2001; Dornyei, 2005).
Jadi, keduanya memiliki variabel kontras untuk memberikan pembelajaran siswa.
Beberapa peneliti, Huang (2005); Hsu (2004); dan Liu (2012) telah menemukan hubungan
yang signifikan antara Goal Orientation dan Kecemasan yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Kemudian, Dweck, (1986); Shunk, Ames dan, Elliot (1999)

telah

mengkonfirmasi Goal Orientation pengaruh korelasi positif bagi prestasi siswa, ketika
siswa memiliki kecenderungan Goal Orientation, mereka akan memiliki keyakinan untuk
melakukan kegiatan yang bermanfaat.
Contoh, siswa mengetahui bahwa bahasa Inggris menjadi bahasa internasional
yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari dan menunjang dalam karir. Ketika siswa
memiliki Goal Orientation, hal tersebut menjadi salah satu tujuan utama yang harus
dikuasai. Hal itu berguna untuk memberikan alasan mengapa mahasiswa terlibat dalam
perilaku meningkatkan prestasi dan fokus pada pengembangan kompetensi. Sisi lainnya,
Macintyre dan Gardner (1991) menyatakan Kecemasan adalah korelasi negatif pengaruh
prestasi siswa, ketika siswa memiliki kecemasan cenderung memiliki persepsi diri yang
lebih negatif dan cenderung meremehkan kualitas kemampuan bahasa mereka. Muda
(1999) menegaskan bahwa Foreign Language Anxiety terkait dengan pengalaman terkait
9

diri dari kegagalan dan persepsi negatif tentang kemampuan bahasa asing. Efek signifikan
adalah persepsi diri yang negatif dapat bermain dalam perilaku peserta didik kadangkadang dan mengingat bahwa mengubah persepsi diri seseorang kemampuan bahasa asing
tidak mudah atau sesuatu hal yang sulit.
Bong (2009) melaporkan bahwa peningkatan Goal Orientation siswa kepercayaan
diri dan motivasi, meningkatkan kompetensi dan penurunan Kecemasan mereka siswa
keyakinan diri dan motivasi. Studi terkait ditemukan oleh Putwain & Daniels (2010), dia
meneliti bagaimana hubungan antara Goal Orientationdan kecemasan terhadap keyakinan
kompetensi siswa dalam belajar bahasa asing. Jadi, ditemukan siswa memiliki yang kuat
kompetensi kepercayaan dipengaruhi oleh Goal Orientationtinggi dan siswa memiliki
kompetensi rendah kepercayaan dipengaruhi oleh Kecemasan tinggi. Zusho, Pintrich, dan
Cortina (2005) juga meneliti hubungan antara kerangka Goal Orientation, kecemasan dan
prestasi sampel dari mahasiswa siswa, Goal Orientationmenjadi hasil motivasi pada tugastugas bahasa Inggris. Kecemasan didefinisikan sebagai perasaan gugup dan ketegangan
mahasiswa mengalami sebelum, selama, dan setelah tugas bahasa Inggris. kecemasan
terkait dengan nilai prestasi yang lebih rendah, tingkat yang lebih rendah dari kompetensi
dan tingkat yang lebih tinggi dari Goal Orientationmemiliki hasil positif untuk siswa
bunga dan kompetensi persepsi. Temuan ini membuat para peneliti menyimpulkan ada
“tidak satu jalur khusus untuk keberhasilan akademis” dan untuk memperkuat keuntungan
dari mengadopsi Goal Orientationuntuk motivasi dan prestasi siswa. Anak-anak yang
berorientasi kesuksesan akan mencari masalah semakin sulit, karena anak-anak secara
alami mengejar masalah mereka merasa mereka dapat memecahkan. Seorang anak akan
memiliki kesempatan lebih besar untuk sukses dalam eksplorasi bebas beaktivitas dan
kegiatan ilmiah terbuka daripada ketika mencoba untuk memecahkan sebuah eksperimen
yang hanya memiliki satu jawaban. Kecemasan memiliki hasil negatif yang mempengaruhi
siswa menghindar dan lari untuk menghadapi masalah, karena mereka merasa khawatir,
menakutkan dan mereka tidak percaya pada kemampuan sendiri untuk memecahkan
masalah.

10

BAB III

METODOLOGIPENELITIAN

1.Metodologi Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasional. Seperti yang
dinyatakan oleh Fraenkel dan Wallen (2008), studi korelasional kadang-kadang disebut
oleh penelitian asosiasi. Ini adalah hubungan antara dua atau lebih variabel. Selain itu,
mereka menyatakan bahwa tujuan utama dari penelitian korelasional adalah untuk
memperjelas fenomena pemahaman kita dengan mengidentifikasi hubungan antara
variable.

2.Populasi dan Sampel

Populasitargetdalampenelitianiniadalahsiswa SMP dikota Pekanbaru. Karena besar
populasi maka dalam penelitian ini diambil dari 3 sekolah SMP dikota Pekanbaru sebagai
perwakilan sample. Teknikpengambilansampel menggunakan teknik sampel cluster
sampling yakni, memilih sebuah sampel dari beberapa kelompok-kelompok sebagai wakil
dari populasi.Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Solvin sebagai berikut:
Formula:
N=

n

1 + ne2

Description:
N: Jumlah Populasi
n: Jumlah sample

e: Tingkatkesalahan yangmasih bisaditolerir

3. MetodePengumpulan Data

Data sekunder dikumpulkan dari instansi terkaitdengan penelitian ini.Dalam
kaitan itu data primer dikumpulkan dengan cara:
11

1)Kuesionerdisebarkanpadarespondendalampenelitanini,kemudiandilakukan
ujivaliditas dan reliabilitas
2)Penyampaian daftar pertanyaan (kuesioner) kepada responden pengisianya
dibimbingoleh peneliti
4. Analisa Data

Setelah

data

diolah

kemudian

dianalisis.

Analisis

berguna

untuk

menyederhanakan, sehingga mudah ditafsirkan. Analisis data penelitian ini dilakukan
secara univariat, bivariat, dan multivariat.
1) Analisis Univariat

Analisis

univariat

bertujuan

untuk

menjelaskan

atau

mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian.

2) Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui signifikansi antara dua variabel
yaitu variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian

ini

menggunakan data kategorik dengan kategorik sehingga digunakan uji chi square.

3) Analisis Multivariat

Analisis data yang dilakukan untuk pengujian hipotesis adalah regresi linear
berganda.

Analisis

regresi

linear

adalah

salah

satu

pendekatan

model

matematis yang digunakan untuk menganalisis hubungan satu atau beberapa variabel
independen dengan sebuah variabel dependen Fraenkel dan Wallen (2008), Model
regresi linear berganda yaitu:

Y= a+b1X1+b2X2

Keteragan:
Y = Kemampuan BerbicaraX1= Goal Orientation
a = KonstantaX2= Foreign Language Anxiety
b = Koefisien regresi linear berganda

12

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

No.
1.
2.
3.
4.

Jenis Pengeluaran
Honorarium dan upah
Peralatan danBahan
Perjalanan/ Survey
Lain-lain
Total

Biaya yang Diusulkan
Rp 4.116.000
Rp 7.906.000
Rp 4.850.000
Rp 3.000.000
Rp 19.872.000

Jadwal Kegiatan

No

Kegiatan
1

1.
2.
3.
4.
5.
6.

2

Bulan
3 4 5

6

7

8

9

10 11 12

Persiapan Penelitian
Pelaksanaan
Penelitian
Pengambilandata
AnalisaData
Pembuatan Draft
Laporan
Laporan Akhir

DAFTARPUSTAKA
Ames, C. (1992). Classrooms: Goals, structures, and student motivation. Journal of
Educational Psychology, 84 (3), 261-271.
Bong & Leggett, E. L. (1988). A social-cognitive approach to motivation and personality.
Psychological Review, 95 (2), 256-273
Dweck, C. S. (1986). Motivational processes affecting learning. American Psychologist,
41 (10), 1040-1048
Gully, R. P., & Gillespie, J. Z. (2005). A motivated action theory account of goal
orientation Journal of Applied Psychology, 90 (6), 1096–1127
Fraenkel, J.R., & Wallen, N.E. (2006).How to design and evaluate research in education.
New York: McGraw-Hill
Howirz, J. W., McInerney, D. M., & Marsh, H. W. (2001). The multi- faceted structure of
school achievement motivation: A case for social goals. Paper presented at the
Annual Meeting of the American Educational Research Association, Seattle,
USA

13

Kitano, K. (2001). Anxiety in the college Japanese language classroom. The Modern
Language Journal, 85(4), 549-566.
MacIntyre, P. D. (1999). Language anxiety: A review of the research for language
teachers. In
McLellan, R. (2006). The impact of motivational “world-view” on engagement in a
cognitive acceleration programme. International Journal of Science Education, 28
(7), 781-819.
Meece, J. L., Anderman, E. M., & Anderman, L. H. (2006a). Classroom goal structure,
student motivation and academic achievement. Annual Review of Psychology,
57, 487–503
Middleton, M. J. & Midgley, C. (1997). Avoiding the demonstration of lack of ability: An
underexplored aspect of goal theory. Journal of Educational Psychology, 89(4),
710-718
Nicholls, J. G. (1984). Achievement motivation: Conceptions of ability, subjective
experience, task choice, and performance. Psychological Review, 91, 328–346.
Patrick, H., Ryan, A. M., & Pintrich, P. R. (1999). The differential impact of extrinsic and
mastery goal orientations on males’ and females’ self-regulated learning.
Learning and Individual Differences, 11, 153-171.
Pintrich, P. (2000). An achievement goal theory perspective on issues in motivation
terminology, theory, and research. Contemporary Educational Psychology, 25,
92-104.
Sarason, C. A., Rahm, K. B., Beigbeder, S. A., & Metts, S. (2005). The link between the
pursuit of intimacy goals and satisfaction in close same-sex friendships: An
examination of the underlying processes. Journal of Social and Personal
Relationships,22(1), 75-98.
Van Yperen, M., Simons, J., Lens, W., Soenens, B., Matos, L., & Lacante, M. (2004).
Less
is
sometimes
more:
Goal-content
matters.
Journal
of
EducationalPsychology, 96, 755-764.
Was, C. (2006). Academic achievement goal orientation: Taking another look. Electronic
Journal of Research in Educational Psychology, 4(3), No.10, 529-550.
Young, D. J. (1991). Creating a low-anxiety classroom environment: What does language.
Zhang, L. J. (2001). Exploring variability in language anxiety: Two groups of PRC
students learning ESL in Singapore. RELC Journal, 32(1), 73-94.
http://dx.doi.org/10.1177/003368820103200105

Lampiran 1.JustifikasiAnggaran
No. Honor
1.
2.
4.

Ketua
Anggota 1

Honor
Honor/
Jam(Rp)
13.500
11.000

14

Waktu/ Jam
(Minggu)
6x28 Minggu
6x28 Minggu
Sub Total

Total
Honor
2.268.000
1.848.000
4.116.000

No. Material
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Material 1
Material 2
Material 3
Material 4
Material 5
Material 6
Material 7
Material 8
Material 9

10
11
12
13

Material 10
Material 11
Material 12
Material 13

14
15

Material 14
Material 15

15

Material 16

BahanHabis Pakai
Justifikasi
Kuantit
Pemakaian
as
Kertas HVSA4
8 rim
Alat Tulis
2 Paket
TintaPrint Warna
2Paket
Materai
10 lembar
SpidolBesar
3 buah
Amplop Besar
5 unit
MapPlastik
14 unit
Penyusunan laporan
Snack dan minuman
100
untuk responden
Kotak
Internet
6 Bulan
Printer
1 Set
Pulsa
3 orang
Publikasi&langganan 3 orang
Jurnal
Foto Copy
2000 lbr
Cetak dan Penjilitan
10 paket
laporan
2 buah
Memori Card

Harga
Satuan
@ 50.000
@ 50.000
@ 250.000
@ 7.000
@ 30.000
@ 5.200
@ 15.000
500.000
@ 20.000

1.
2.

3.
4.

Perjalanan
Kuantitas

BiayaSurveyatausamplingdata
Biayaseminar laporan penelitian di
AkademiKebidananHelvetiaPekanb
aru
Biayakonsumsi
UangTransport

No. Kegiatan
1.
Administrasi Locus Penelitian
2.
MonevInternal

35 Kali
1 Kali

35 kali
35 kali

Lain-lain
Kuantitas
4Locus
4 Kali

Total
Total

15

400.000
100.000
500.000
70.000
90.000
26.000
210.000
500.000
2.000.000

@ 100.000
@ 600.000
@ 200.000
@ 300.000

600.000
600.000
600.000
900.000

@ 200
@ 25.000

400.000
250.000

@ 150.000

300.000

Sub Total

No. Kegiatan

Biaya

7.906.000

Harga
Satuan
50.000
@1.000.000

Total
Biaya
1.750.000
1.000.000

@ 25.000
@ 35.000
Sub Total

875.000
1.225.000
875.000
4.850.000

Harga
Satuan
250.000
500.000
Sub Total

Total
Biaya
1.000.000
2.000.000
3.000.000
19.872.000

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas
No
.
1.

2.

Nama/NID
N

Candra Kirana, Akademi
M.Pd,i/
Kebidanan
10107089002 Helvetia
Pekanbaru

Kebidanan

Alokasi
UraianTugas
Waktu
(Jam/Minggu)
6 Jam/Minggu Mengkoordinir
seluruh kegiatan
penelitian dan
manajemen
penelitian

Akademi
Kebidanan
Helvetia
Pekanbaru

Kebidanan

6 Jam/Minggu

Evis
Ritawani
Hasibuan,
SST,
M.Kes/
1025068901

Instansi
Asal

Bidang
Ilmu

16

Membantu
ketua dalam
melakukan
seluruh
kegiatan
penelitian dan
bertanggungja
wab dalam
pembukuan
dan laporan

Lampiran 3.Biodata Ketuadan Anggota
A. Identitas Diri Ketua
1 NamaLengkap
2 Jenis Kelamin
3 Jabatan Fungsional
4 NIP/NIK/IdentitasLainnya
5 NIDN
6 Tempat/ TanggalLahir
7 E-Mail
8 Telp./HP
9
Alamat Kantor
10. Telp./Fax
11. Lulusanyangdihasilkan
12. MataKuliahyangdiampuh

Candra Kirana, M.Pd.i
Laki-Laki
1401110708900009
1007089002
Beringin Lestari, 07 Agustus1990
Ckirana17@gmail.com
085274670848
Jln.Soekarno HattaNo.88 C1
082169560008
226
Pendidikan Bahasa Inggris

B. Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan
Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun Masuk-Lulus
JudulSkripsi/ Tesis

Nama Pembimbing

S1
S2
Universitas Islam Riau UIN Suska Riau
FKIP Bahasa Inggris
2008-2013
The Effect of
GRAPS Method
toward Students’
Reading
Comprehension in
analytical
exposition text at
SMA N egeri 02
TapungBetty
HilirSailun,
1.Dra.
M.Ed.
2.Yulianto, S.Pd.,
M.Pd.

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Tahun
JudulPenelitian

1.

14

S2 Pendidikan Bahasa
Inggris
2013-2016
The Influence Goal
Orientation and Foreign
Langauge Anxiety toward
Students’ Speaking Ability
at Vocational High School
Kandis in Siak SubDistrict
Dr. Abdullah Hasan, M.Sc
Dr. Abdul Hadi,MA.,Ph.D

Pendanaan
Sumber Jumlah
(juta/Rp)

D. Pengalaman PengabdianKepadaMasyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. JudulPengabdianKepadaMasyarakat
Pendanaan
Sumber Jumlah
(Juta/Rp)
1.
E. Publikasi ArtikelIlmiahDalam Jurnaldalam 5 Tahun Terakhir
No.
Judul
Nama Jurnal
Volume/ Nomor/ Tahun
ArtikelIlmiah
1.
F. Pemakalah SeminarIlmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan Ilmiah/
Jurnal
Waktu
dan
Seminar
ArtikelIlmiah
Tempat
1.
G. KaryaBuku dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Judul Buku
Tahun

Jumlah
Halaman

Penerbit

1
H. Perolehan HKIdalam 5-10 Tahun Terakhir
No.
Judul/Tema/HKI
Tahun
1.

Jenis

NomorP/ID

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/ RekayasaSosialLainnya
dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul/Tema/Jenis
Tahun
Tempat
Respon
RekayasaSosial

J. Penghargaandalam 10 Tahun terakhir(dari pemerintah, asosiasi, atau
institusilainnya)
No.
Jenis
Institusi
Pemberi
Tahun
Penghargaan
Penghargaan

SemuaDatayangsayaisikandantercantumdalamBiodatainiadalah benar dan
dapatdi pertanggungjawabkan secarahukum.Apabiladikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan,sayasanggupdikenakan sanksi.

15

16

A. Identitas Diri Anggota
1.
NamaLengkap
2
Jenis Kelamin
3
Jabatan Fungsional
4.
NIP/NIK/IdentitasLainnya
5.
NIDN
6.
Tempat/ TanggalLahir
7.
E-Mail
8.
Telp./HP
9.
Alamat Kantor
10. Telp./Fax
11. Lulusanyangdihasilkan
12. MataKuliahyangdiampu

Evis Ritawani Hasibuan , SST, M.Kes
Perempuan
Asisten Ahli
1405036506890003
1025068901
Sorek Satu /25Juni 19891987
Evisritawani@gmail.com
081266897171
Jln.Soekarno HattaNo.88 C1
226
- Konsep Kebidanan
- Askep Komunitas

B. Riwayat Pendidikan
Nama Perguruan
Tinggi
Bidang Ilmu
Tahun Masuk-Lulus
JudulSkripsi/ Tesis

Nama Pembimbing

D4
STIKes Helvetia
Medan
D4 Bidan Pendidik

S2
STIKes Helvetia
Medan
S2 Kesehan
Masyarakat
2010-2011
2012-2015
Hubungan Minat Belajar Hubungan Gaya Hidup
dengan Hasil
denganKejadian
Pembelajaran Mikro
Hipertensi di
pada Mahasiswa D-IV
Puskesmas Sail Kota
Bidan Pendidik Stikes
Pekanbaru Tahun2015
Helvetia Medan Tahun
2011
1.Warno Saskoro, M.Pd 1.Prof. Dr. Dra.Ida
2.Darwin Syamsul,
Yustina, M.Si
S.Si, M.Si
2.dr. Hj. Razia Begum
Suroyo, M.Sc, M.Kes

C. Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Tahun
JudulPenelitian

1.

17

Pendanaan
Sumber Jumlah
(juta/Rp)

D. Pengalaman PengabdianKepadaMasyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. JudulPengabdianKepadaMasyarakat
Pendanaan
Sumber Jumlah (Juta/Rp)
1.
E. Publikasi ArtikelIlmiahDalamJurnaldalam 5 Tahun Terakhir
No.
Judul
Nama Jurnal
Volume/ Nomor/ Tahun
ArtikelIlmiah
1.
F. Pemakalah SeminarIlmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Pertemuan Ilmiah/
Jurnal
Waktu dan
Seminar
ArtikelIlmiah
Tempat
1.
G. KaryaBuku dalam 5 Tahun Terakhir
No.
Judul Buku
Tahun

Jumlah
Halaman

Penerbit

1.
H. Perolehan HKIdalam 5-10 Tahun Terakhir
No.
Judul/Tema/HKI
Tahun
1.

Jenis

NomorP/ID

I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/ RekayasaSosialLainnya
dalam 5 TahunTerakhir
No. Judul/Tema/Jenis
Tahun
Tempat
Respon
RekayasaSosial

J. Penghargaandalam 10 Tahun terakhir(dari pemerintah, asosiasi, atau
institusilainnya)
No.
Jenis
Institusi Pemberi
Tahun
Penghargaan
Penghargaan

SemuaDatayangsaya isikandantercantumdalambiodatainiadalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabiladikemudian

18

19

20

21