Sejarah Perkembangan Psikologi Agama docx

MAKALAH
PSIKOLOGI AGAMA
Tentang
“ SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI AGAMA”

Oleh Kelompok X
VALERIA PRAMITA

: 512 . 107

IF PERMAISARI

: 512 . 077

YAZID KHAIRAN

: 512. 033

Dosen Pembimbing :
Dra. HASNELI, M.Ag
JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
IMAM BONJOL PADANG
1435 H / 2014 M

PETA KONSEP

SEJARAH
PERKEMBANGAN
PSIKOLOGI AGAMA

PRILAKU MANUSIA
BERKEYAKINAN DALAM
BERBAGAI KITAB SUCI

Terdapat dalam kitab :
1.Al - Quran.
2.Al Kitab Perjanjian Lama
3.Injil
4.Kitab Suci Agama Hindu
5.Kitab suci agama Khonghucu


PENGAKUAN TERHADAP
KEBERADAAN
PSIKOLOGI AGAMA

1.Pengakuan Dari Barat.
2.Pengakuan terhadap
agama Muslim
3.Pengakuan Psikologi
Agama di Indonesia

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam setiap agama terdapat kitab suci yang isinya berkaitan dengan jiwa atau
proses keadaan jiwa seseorang karena pengaruh agama. Kitab suci Al-Qur’an misalnya
banyak yang memuat ayat berkenaan dengan jiwan orang yang beriman, orang munafiq,
dan orang kafir. Sikap dan tingkah laku mereka, suasana hati yang mereka alami dan
mereka rasakan, dan do’a – do’a yang mereka panjatkan. Juga disebut proses
pendewasaan kepercayaan seorang tokoh agama misalnya Ibrahim yang diakui semua
agama sebagai Rasul yang dari keturunannya muncul Rasul – Rasul yang banyak.

Pendeknya banyak sekali ayat yang berkaitan dengan keadaan jiwa manusia.
Ada beberapa ayat yang terdapat dalam kitab suci untuk memperlihatkan proses
mental atau hal – hal yang berkaitan dengan mental. Ini membuktikan bahwa kitab suci
semua agama sangat berkepentingan dengan proses kejiwaan atau mental individu
umatnya masing – masing.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana prilaku manusia berkeyakinan dalam berbagai kitab suci ?
2. Bagaimana pengakuan terhadap keberadaan Psikologi Agama ?

PEMBAHASAN
A. Prilaku Manusia Berkeyakinan Dalam Berbagai Kitab Suci
Ada beberapa ayat yang menjelaskan proses mental atau prilaku manusia 1 dalam kitab
suci, diantaranya :
► Al-Qur’an :
1.QS Al – Anfal (8) ; 2 :
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila
disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka
ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhan-lah mereka
bertawakal.
2.QS Al – Baqarah (2) ; 8 – 10


Artinya : Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan
Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang
beriman.Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal
mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka
ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,
disebabkan mereka berdusta.
►Di dalam Alkitab Perjanjian Lama banyak pula ayat yang berkaitan dengan jiwa
antara lain dalam Pengkhotbah ayat :
“Aku berkata dalam hati : “Mari, aku hendak menguji kegirangan ! Nikmatilah
kesenangan ! Tetapi lihat, juga itupun sia – sia,” Tentang tertawa aku berkata: “itu
bodoh”, dan mengenai kegirangan : “apa gunanya?”, aku menyelidiki diriku dengan
menyegarkan tubuhku dengan anggur, sedang akal budiku tetap memimpin dengan
hikmat, dan dengan memperoleh kekebalan, sampai aku mengetahui apa yang baik

1 Hayati

Nizar, Psikologi Agama, (Padang : IAIN IB PRESS, 2003), h. 10.

bagi anak – anak manusia untuk dilakukan di bawah langit selama hidup mereka

yang pendek itu.”

► Dalam Injil (Perjanjian Lama)
Surah Barnaba:1-8 tercantum sebagai berikut2:
“Yesus pergi ke Yerussalem pada waktu dekat Madhal,yaitu salah satu hari raya
kami.Setelah para khatib dan orang-orang Farisimengetahuinya,mereka bermufakaat
untuk menjatuhkan kata-kata Yesus.Untuk itu maka datanglah kepadanya seorang
yang cerdik,”guru!Apa yang harus saya lakukan supaya saya berhasil mendapat
kehidupan yang abadi,”Yesus kembali bertanya:”bagaimana yang tertulis dalam
syari’at?.”Orang itu menjawab:”Cintailah Tuhanmu diatas segala sesuatu dengan
sepenuh hati dan akalmu.Dan karib kerabatmu itu seperti dirimu juga.”Yesus
menjawab:”Saudaraa telah memberikan jawaban yang baik. Dan saya berkata
kepada saudara:”Pergilah dan berbuatlah demikian,tentu saudara berhasil
mencapai kehidupan abadi.”
►Di dalam kitab suci agama Hindu,Bhagawad Gita antara lain Bab VII ayat 16
tercantum:
“Orang-orang bajik yang memuja-Ku ada empat jenis,yaitu mereka yang
sengsara,yang

mencari


pengetahuan,yang

mencari

kekayaan,dan

orang

bijaksana,wahai Bharatarsabha (Arjuna).”
►Dalam kitab suci agama Khonghucu,Su Si antara lain Bab V tercantum:
“Nabi bersabda,”adapun yang menyebabk an Raja Sun itu besar bijaksananya
ialah:ia suka bertanya dan meneliti kata-kata yang sederhana sekalipun.Yang buruk
disembunyikan dan yang baik diluaskan.Dengan mengambil kedua ujung tiap
perkara dan

menetapkan tengahnya,ia mengatur rakyat.Demikianlah sebabnya ia

terkenal sebagai Raja Sun.” (S.S. IX-8)
►Dalam salah satu kitab suci agama Budha,Tao Tee Cing,Bab 19 tentang hidup

sewajarnya tercantum:

2 Ibid, h. 12.

1.Hapuskanlah dan buanglah istilah kesucian dan kebijaksanaan,supaya rakyat
memperoleh faedah berlipat ganda.
2.Hapuskanlah dan buanglah istilah cinta kasih dan kebajikan,supaya rakyat dengan
sewajarnya kembali pada perilaku bakti dan saling mencinta.
3.Hapuskanlah dan bunglah segala akal muslihat dan nafsu keserakahan,dengan
sendirinya pencuri dan perampok akan lenyap.
4.Tiga ungkapan diatas, memberi bukti bahwa rakyat tidak cukup hanya diberi
pelajaran lahir terus, tidak cukup diberi pelajaran ilmu pengetahuan, akan tetapmi
mereka harus diberi pelajaran tentang Etika, Budi Pekerti, dan Kebathinan serta
dipimpin untuk kembali pada sifat sewajarnya ; berlaku hemat dan sederhana,
menghilangkan sifat egoisme dan nafsu keinginan.
Sekalipun kitab suci berbagai agama telah mencantumkan hal – hal yang terkait
dengan jiwa keberagamaan dan proses mental manusia, namun Psikologi Agama
sebagai suatu disiplin ilmu, yang diteliti dengan metode ilmiah merupakan ilmu yang
masih sangat muda.
B. Pengakuan Terhadap Keberadaan Psikologi Agama

Perhatian terhadap Psikologi Agama dimulai pada tahun 1881,ketika G.Stanley
Hall mempelajari konversi agama dan remaja. Diikuti oleh Edwin Diller Starbuck
dengan menulis buku “The Psychology of Religion,An Empirical Study of Growth of
Religious Consciousness” pada tahun 1899.Buku ini merupakan hasil penelitian
tentang pertumbuhan perasaan agama pada seseorang. George Albert Coe
menggunakan hipnotis untuk mencari relasi antara reaksi-reaksi agamis dengan
personality seseorang.Untuk itu,ia menerbitkan buku “The Spiritual Life”.Pada
1916,ia membuat buku “The Psychology of Religion” James H.Leuba,lebih
menitikberatkan kajiannya pada penjelasan fenomenana agama dengan faktor
fisik.Dalam hal ini ia pernah menulis dalam The Monist vol.XI.Januari 1901 dengan
judul “Introduction to a Psychological Study of Religion”.Pada tahun 1912 ia
menerbitkan buku dengan judul A Psychological Study of Religion. Stanley Hall juga
menjelaskan

fakta-fakta

agamis

dengan


tafsiran

materialistis.Penelitiannya

mempelajari perasaan agama dan konversi pada remaja dengan menggunakan teknik
kuesioner dan mengolahnya dengan statistikal.Hasil kajiannya ang menjadi tulisan
adalah Adolescense,volm II dan Jesus the Christ yang diterbitkan pada tahun 19173.
Munculnya Theori Medical Materialism,yaitu teori yang difungsikan
untuk melihat keadaan jiwa/fikiran sebagai ungkapan dari fungsi-fungsi
organik.Dengan pandangan ini,mereka melihat bahwa keistimewaan orang-orang
suci dan tenggelamnya mereka dalam kehidupan rohani,dianggap mereka sebagai
akibat dari penyakit-penyakit fisik.Menurut teori inibahwa oarng-orang suci
mempunyai kekuatan jiwa karena tidak sehatnya jiwa mereka.Ex:Isa seorang
Schizophrenic. Teori ini mendapatkan kritik dari Flournoy dengan pandangan
bahwa semua proses yang terjadi,khususnya pada pusat syaraf manusia sampai
saat terakhir ini belum jelas,dan para ahli hanya mengira-ngira,serta tidak
mungkin dapat ditentukan dengan pasti apa yang terjadi dalam otak seorang yang
suci,ketika ia tenggelam dalam buaian Tuhan.
Pada tahun 1901,Fluornoy berusaha mengumpulkan semua penelitian
psikologis yang berhubungan dengan agama.Kajiannya ia namakan dcengan

Psikologi Agama.Menurutnya,Psikologi Agama dapat masuk dibawah Psikologi
Umum. Diantara hasil peenelitian yang sangat berharag di kajian ini adalah
William James dengan bukunya “The Varities of Religious Experience” yang
ditulisnya pada tahun 1902.Isinya adalah perkembangan agama individu dari
orang-orang suci. Berkat tulisan-tuliasan James tersebut,mulailah banyak muncul
karya-karya lain tentang Psikologi Agama,diantaranya;”The Journal of Religious
Psychology” (1904),”The American Journal of Religious Psychology and
Education” (1915),dan buku karya E.S Ames pada tahun 1910 yang berjudul
“The Psychology of Religious Experience”.
Pada tahun 1909 para ahli Psikologi mengadakan konferensi di Jenewa
yang menghasilkan memperkenankan tinjauan psikologis terhadap fakta-fakta
keberagamaan manusia.Disepakati juga garis-garis umum bagi Psikologi Agama.
Pada tahun 1911 terbit buku “Psychology of Religion oleh Life” yang ditulis

3 Robert H. Thouless, Pengantar Psikologi Agama,( Jakarta : Rajawali Pers, 1992), h. 1- 5

oleh George M.Stratton. Dalam buku tersebut ia mengemukakan bahwa sumber
jiwa agama adalah konflik dalam diri manusia4.

Seorang sosiolog Perancis yang bernama Emile Durkheim juga menulis

buku dengan judul “The Elementary Form of The Religious Life”. Pada tahun
1920,James

B.Pratt

menerbitkan

buku

dengan

judul

“The

Religious

Consciousness”.Ia mengisahkan pengalammannya sembahyang sebagai seorang
Kristen. Pada tahun 1923,di Jerman terbit pula buku Das Heilege yang ditulis
oleh Rudolf Otto.Buku ini lebih banyak membahas tentang sembahyang dalam
tinjauan psikologis. Pada tahun 1918,Pierre menerbitkan buku “Le Sentiment
Religieux et la Psychologie de L’Enfant.Kajiannya mengupas tentang pengaruh
pendidikan agama yang diterima seorang manusia sejak kecil.
Pada tahun 1923,terbit buku dengan judul An Introduction to the
Psychology of Religion yang ditulis oleh R.H.Thouless,Ia menegaskan bahwa
agama dapat dipelajari dari sisi psikologis dan penelitian ilmiah. Sante de
Sanctis,melakukan penelitian tentang konversi agama yang terjadi pada orang
yang memiliki hubungan dengannya.Hasilnya dia bukukan pada tahun 1927
dengan judul “Religious Conversion”. Riek dan Rank,mengadakan penelitian
Antropologi dengan pendekatan Psiko-Analisa.Hasil penelitiannya dibukukan
dengan judul ”:Probleme der Religious Psychologie” yang terbit di Leipzig tahun
1919.
Sigmund Freud lebih mengarahkan pandangannya terhadap aspek sosial
dari agama.Misalnya,ia menganalisis upacara keagamaan yang dilakukan oleh
pemeluk kepercayaan primitif dengan istilah totem dan taboo.Totem adalah suatu
fenomena sosial yang menjadi dasar sistem masyarakat dengan kepercayaan
sederhana.Sedangkan taboo merupakan larangan keras/pantangan. Di periode
inilah,Psikologi Agama makin diminati banyak pakar dan berkembang dan
munculnya banyak karya ilmiah yang membahasnya.Antara lain:Karl R.Stolz
dengan bukunya “The Psychology of Religion Lifing” yang terbit tahun 1937.Paul
E.Johnson dengan bukunya “Psychology of Religion” yang terbit pada tahun
4 Sururin, Ilmu Jiwa Agama,( Jakarta : Grafindo Persada, 2004), h. 20 – 21.

1945,dan Elizabeth B.Hurlock dengan bukunya “Child Development” yang
menyinggung pertumbuhan jiwa agama pada anak yang terbita pada tahun 1942.

Ada beberapa buku yang menyinggung masalah ini yang terlahir dari penulispenulis Muslim sendiri,beberapa diantaranya adalah:
 Pada tahun 1955,terbit buku “Tathawwur Syu’ur ad-Diin ‘Indath Thfl wa
al-Muraahiq”, karya Abdul ‘Aziz ‘Abdul Mun’im al-Malighiy
 Pada tahun 1979,terbit buku “Nahwa ‘Ilmi Nafsi Islamiy”,karya Hasan
Muhammad Asy-Syarqawiy.
 Pada tahun 1990,terbit buku “Youth and Moral”,karya Mutjaba Musawa
Lari.
 Pada tahun 1999,terbit buku “Islam’s Treament for Anxiety and
Worry”,karya Muhammad Salih al-Munajjid.
Di Indonesia,Psikologi Agama pada awalnya lebih banyak dikenal oleh kalangan
gereja untuk kepentingan pelayanan terhadap jemaat mereka.Di kalangan umat Islam
boleh dikatakan yang memperkenalkan Psikologi Agama sebagai disiplin ilmu adalah
Prof.Dr.Zakiah Darajat dengan bukunya Ilmu Jiwa Agama yang terbit pertyama kali
tahun 1970.

PENUTUP
KESIMPULAN

Sejarah Perkembangan Psikologi

Agama ditandai dengan adanya

Prilaku

Manusia Berkeyakinan Dalam Berbagai Kitab Suci, diantaranya terdapat dalam
kitab :
1.Al - Quran.
2.Al Kitab Perjanjian Lama
3.Injil
4.Kitab Suci Agama Hindu
5.Kitab suci agama Khonghucu
Sedangkan Pengakuan Terhadap Keberadaan Psikologi Agama diperoleh dari
hasil penelitian berupa :
1.Pengakuan Dari Barat.
2.Pengakuan terhadap agama Muslim
3.Pengakuan Psikologi Agama di Indonesia

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta : Grafindo Persada, 2005.

Nizar Hayati, Psikologi Agama, Padang : IAIN IB PRESS, 2003.
Ramayulis, Psikologi Agama Edisi Revisi, Jakarta : Radar Jaya Offset, 2007.
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Grafindo Persada, 2004.
Thouless Robert H, Pengantar Psikologi Agama, Jakarta : Rajawali Pers, 1992.

PETA KONSEP

SEJARAH
PERKEMBANGAN
PSIKOLOGI AGAMA

PERKEMBANGAN
KAJIAN PSIKOLOGI
AGAMA DI DUNIA
ISLAM

PSIKOLOGI AGAMA
PADA MASA
KONTEMPORER

Adanya karya berupa karangan
buku dari penulis timur
misalnya Al - Ghazali

PENDAHULUAN

Psikologi Agama
berkembang pesat pada
masa kontemporer yang
berfungsi untuk
menyelesaikan
problematika di zaman
modern ini.

C. LATAR BELAKANG
Psikologi agama merupakan cabang dari ilmu jiwa atau psikologi yang membahas
jiwa tetapi digabungkan atau diberi nilai-nilai keagamaan, baik dari agama Islam ataupun
non Islam. Sebelum menjadi ilmu yang mandiri psikologi agama telah mengalami
perkembangan dan memiliki latar belakang layaknya ilmu pengetahuan yang lain.
Memang agak sulit dalam menetapkan kapan ilmu ini mulai berkembang, tetapi
pada asalnya semua ilmu tersebut berasal dari filsafat, yang merupakan akar dari segala
ilmu. Sebelum kita mulai membahas tentang sejarah perkembangan psikologi, hendaklah
kita menoleh ke belakang, untuk melihat dahulu apa yang dimaksud dengan psikologi
agama.
Psikologi agama adalah ilmu yang mempelajari tentang yang berlandaskan
agama, untuk menyelidiki teori-teorinya dipadukan dengan pengetahuan agama.
Psikologi ini bertujuan mengembangkan pemahaman terhadap perilaku keagamaan
dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip psikologi yang dipungut dari kajian terhadap
perilaku bukan keagamaan.
Diterangkan bahwa sebelum menjadi ilmu yang otonom, psikologi agama
memiliki latar belakang sejarah yang cukup lama. Karena itu, psikologi agama dinilai
sebagai cabang ilmu psikologi yang masih muda, akan tetapi sudah mengalami
perkembangan yang signifikan.
D. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana prilaku manusia berkeyakinan dalam berbagai kitab suci ?
2. Bagaimana pengakuan terhadap keberadaan Psikologi Agama ?

PEMBAHASAN
C. Perkembangan Kajian Psikologi Agama di Dunia Islam (Timur) sebelum abad
ke – 19
Pengertian psikologi agama sebelum abad ke-19 telah ada dalam karya – karya
ilmuwan muslim. Dapat disebut sebagai contoh adalah tulisan Muhammad Ishaq ibn
Yasar, pada abad ke-7 M, yang berjudul al-Sujar wa al-Maghazi, memuat berbagai
fragmen dari biografi Nabi Muhammad Saw, atau risalah Hayy ibn Yaqzan fi Asrar
al-Hikmah al-Misyriqiyyat yang ditulis oleh Ibn Thufail (1106-1185 M) yang
membahas tentang proses keagamaan seseorang. Karya agung yang dapat ditampilkan
adalah Ihya ‘Ulum al-Din dan al-Munqid min al-Dhalal yang ditulis oleh Abu Hamid
Muhammad Al – Ghazali (1059-1111 M) yang memuat permasalahan – permasalahan
yang berkaitan dengan materi kajian psikologi agama. Meski demikian, penelitian
secara modern baru dilakukan pada abad ke-195.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai sejarah perkembangan psikologi agama,
kita mulai dahulu dengan sejarah psikologi. Pada mulanya psikologi merupakan
bagian dari ilmu filsafat yang merupakan induk dari segala ilmu. Perkembangan
psikologi dimulai dari masa Yunani kuno, yang pada masa itu masih dipegang atau
menjadi kajian filsafat pada masa itu. Kemudian dilanjutkan psikologi masuk ke
wilayah filsafat islam yang tokohnya antara lain: Ibn Sina, al Ghazali, dan lain-lain.
Pada fase yang berikutnya psikologi masuk ke dunia barat, yaitu Eropa, yang
tokohnya seperti: Paul Broca, dan lain-lain. Setelah masa Wilhem Wundt, psikologi
lahir menjadi ilmu yang berdiri sendiri.
Dalam hal ini kita hasil kajian psikologi agama yang berasal dari kitab suci. Baik
dari agama islam maupun non-islam, dalam pengaruhnya terhadap psikologi agama
tidak ada perbedaan.
Perjalanan hidup Sidharta Gautama dari seorang putra raja Kapilawastu yang
bersedia mengorbankan kemegahan dan kemewahan hidup untuk menjadi seorang
5 Sururin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), h.19.

pertapa menunjukkan bagaimana kehidupan batin yang dialaminya dalam kaitan
dengan keyakinan agama yang dianutnya. Proses perubahan arah keyakinan agama
ini mengungkapkan pengalaman keagamaan yang mempengaruhi diri tokoh agama
budha. Dan proses itu kemudian dalam psikologi agama disebut dengan konversi
agama. Proses yang hamper serupa dilukiskan pula dalam Al-Qur’an tentang cara
Nabi Ibrahim,as memimpin umatnya untuk bertauhid kepada Allah.
Pada waktu itu Nabi Ibrahim kebingungan mencari Tuhannya yang patut untuk ia
sembah. Ia bertafakkur untuk memikirkan siapa sebenarnya Tuhannya. Setelah lama
sekali bertafakkur ia kemudian mendapat wahyu yaitu Tuhan yang berhak ia sembah
ialah Allah. Hal itu walaupun dilukiskan dalam kitab suci merupakan konversi agama.
Informasi mengenai proses dan peristiwa keagamaan juga dapat dijumpai dalam
pendewaan bangsa Jepang terhadap kaisar mereka. Mitos agama Shinto yang
menempatkan kaisar Jepang sebagai keturunan Dewa Matahari (Amiterasu Omi
Kami) telah pula mempengaruhi sikap keberagamaan yang khas pada bangsa Jepang6.
Berdasarkan sumber Barat, para ahli psikologi agama menilai bahwa kajian
mengenai psikologi agama mulai populer sekitar abad ke-19. Sekitar masa itu
psikologi yang semakin berkembang digunakan sebagai alat untuk kajian agama.
Kajian semacam itu dapat membantu pemahaman terhadap cara bertingkah laku,
berpikir dan mengemukakan perasaan keagamaan.
Sumber-sumber Barat pada umumnya menunjuk awal kelahiran psikologi agama
adalah karya dari Edwin Diller Starbuck dan William James. Buku the Psychology of
Religion an Empirical Study of Growth of Religion Consiousnes karya E.D Starbuck
diterbitkan tahun 1899, dinilai sebagai buku yang memang khusus membahas
masalah yang menyangkut psikologi agama. Setahun kemudian (1900), William
James menerbitkan buku The Varieties of Religion Experiencies. Buku yang berisi
pengalaman keagamaan berbagai tokoh ini kemudian dianggap sebagai buku yang
menjadi perintis awal dari kelahiran psikologi agama menjadi disiplin ilmu yang
berdiri sendiri. Psikologi agama diakui sebagai disiplin ilmu, cabang dari psikologi
6 Robert H.Thouless, Pengantar Psikologi Agama, (Jakarta : Rajawali Pers, 1992), h. 6.

seperti ilmu-ilmu cabang psikologi yang lainnya.Sebaliknya di dunia Timur,
khususnya di wilayah-wilayah kekuasaan Islam, tulisan-tulisan yang memuat kajian
tentang hal serupa belum sempat dimasukkan. Seperti ihya’ ulumuddin karya al
Ghhazali dan masih banyak lagi yang lainnya. Diperkirakan masih banyak tulisantulisan ilmuwan muslim lainnya yang berisi mengenai kajian permasalahan serupa,
namun sayangnya karya tersebut belum sempat dikembangkan menjadi disiplin ilmu
tersendiri seperti yang dilakukan ilmuwan Barat.
Ada beberapa alasan yang barangkali dapat dijadikan penyebab. Pertama sejak
masa kemunduran Negara-negara Islam, perhatian para ilmuwan terhadap
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan mulai menurun. Kedua, sejak
penyerangan bangsa Mongol ke pusat peradaban Islam (Baghdad) dan kekalahan
Islam di Andalusia, terjadi pemusnahan karya para ilmuwan muslim. Ketiga, sikap
kurang terpuji dari para ilmuwan Barat sendiri (terutama setelah zaman kemunduran
Islam) yang umumnya kurang menghargai karya-karya ilmuwan muslim. Keempat,
karya-karya ilmuwan muslim di zaman klasik umumnya ditulis oleh para ilmuwan
yang di zamannya dikenal dengan sebutan yang berkonotasi keagamaan, seperti
mufassirin (ahli tafsir), muhaddisin (ahli hadist), fuqaha (ahli fiqih) atau ahl al
hikmat (filosof). Dengan demikian karya-karya mereka diidentikkan dengan ilmuilmu murni agama Islam atau filsafat7.
Karya lain yang lebih khusus mengenai psikologi agama adalah Ruh al Din al
Islamy (jiwa agama islam) karangan Alif Abd Al Fatah, tahun 1956. Demikian pula
pada tahun 1963 terbit buku Al Shihab al Nafsiyah karangan Mustofa Fahmy. Dan
banyak lagi karya-karya ilmuwan muslim tentang psikologi agama. Tetapi
berdasarkan konteks kejiwaan barangkali buku Tatawur al Syu’ur al Dinny ‘inda
Tif; wa al Murabiq karya Abd al Mun’im Abd al Aziz Al Maghary, dapat dianggap
sebagai awal dari munculnya kajian psikologi agama di kalangan ilmuwan muslim
modern8.

7 Ramayulis, Psikologi Agama, Edisi Revisi,( Jakarta : Radar Jaya Offset, 2007), h. 12 - 15.
8 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 2005), h. 36.

Ada beberapa buku yang menyinggung masalah ini yang terlahir dari penulispenulis Muslim sendiri,beberapa diantaranya adalah:
 Pada tahun 1955,terbit buku “Tathawwur Syu’ur ad-Diin ‘Indath Thfl wa
al-Muraahiq”, karya Abdul ‘Aziz ‘Abdul Mun’im al-Malighiy
 Pada tahun 1979,terbit buku “Nahwa ‘Ilmi Nafsi Islamiy”,karya Hasan
Muhammad Asy-Syarqawiy.
 Pada tahun 1990,terbit buku “Youth and Moral”,karya Mutjaba Musawa
Lari.
 Pada tahun 1999,terbit buku “Islam’s Treament for Anxiety and
Worry”,karya Muhammad Salih al-Munajjid.
D. Psikologi Agama pada masa kontemporer
Sejak menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri, perkembangan psikologi Agama
dinilai cukup pesat, dibanding usianya yang masih tergolong muda. Hal ini antara lain
disebabkan selain bidang kajian psikologi Agama menyangkut kehidupan manusia
secara pribadi, maupun kelompok, bidang kajiannya juga mencakup permasalahan
yang menyangkut perkembangan usia manusia. Selain itu sesuai dengan bidang
cakupanya, ternyata psikologi Agama termasuk ilmu terapan yang banyak manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari.
Perkembangan psikologi agama yang cukup pesat ini antara lain ditandai dengan
diterbitkanya berbagai karya tulis baik berupa buku maupun artikel dan jurnal yang
memuat kajian tentang bagaimana peran Agama dalam kehidupan manusia. Dengan
demikian psikologi Agama kini telah memasuki berbagai bidang kehidupan manusia,
sejak dari rumah tangga, sekolah, institut keagamaan, rumah-rumah sakit, panti
asuhan,

panti

jompo,

bahkan

hingga

ke

lembaga

kemasyarakatan.

Tampaknya para ilmuwan dan agamawan yang semula berselisih pendapat
mengenai psikologi Agama ini, kini seakan menyatu dalam kesepakatan yang tak
tertulis, bahwa dalam kehidupan modern ini, peran Agama kian penting. Dan
pendekatan psikologi Agama dapat digunakan dalam memecahkan berbagai problema
kehidupan yang dihadapi manusia sebagai makhluk yang memiliki nilai-nilai
peradaban dan nilai moral.

Di Indonesia,Psikologi Agama pada awalnya lebih banyak dikenal oleh kalangan
gereja untuk kepentingan pelayanan terhadap jemaat mereka.Di kalangan umat Islam
boleh dikatakan yang memperkenalkan Psikologi Agama sebagai disiplin ilmu adalah
Prof.Dr.Zakiah Darajat dengan bukunya Ilmu Jiwa Agama yang terbit pertyama kali
tahun 1970.

PENUTUP

KESIMPULAN
Psikologi agama dalam sejarahnya memang sulit untuk diketahui kapan
munculnya secara pasti. Psikologi agama muncul karena kurang tepatnya teori analisa
terhadap jiwa. Berdasarkan sumber dari barat kajian psikologi agama mulai muncul
sejak abad 19. sedangkan di daerah timur psikologi agama pada awalnya menyatu
dengan ilmu yang dikembangkan para filosof muslim. Sedangkan di tanah air
psikologi agama mulai dirintis dan dikembangkan pada sekitar tahun 1970-an.
Metode yang digunakan dalam penelitian psikologi agama antara lain: metode
dokumen pribadi serta metode kuesioner dan wawancara.
Psikologi agama dalam Islam merupakan penggabungan antara teori jiwa dengan
informasi dari wahyu, yang hal itu akan menyebabkan munculnya teori baru yang
lebih akurat. Psikologi agama dalam Islam sebenarnya sudah berkembang sejak awal
perkembangan Islam, namun yang sudah dikaji secara spesifik ialah setelah abad 20.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Daradjat Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang, 2005.
Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta : Grafindo Persada, 2005.
Nizar Hayati, Psikologi Agama, Padang : IAIN IB PRESS, 2003.
Ramayulis, Psikologi Agama Edisi Revisi, Jakarta : Radar Jaya Offset, 2007.
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Grafindo Persada, 2004.
Thouless Robert H, Pengantar Psikologi Agama, Jakarta : Rajawali Pers, 1992.