Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pelaporan Pendataan Keluarga Berencana Kabupaten Jombang Pada Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Jombang

  Vol. 2, No. 7, Juli 2018, hlm. 2432-2441 http://j-ptiik.ub.ac.id

  

Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pelaporan Pendataan

Keluarga Berencana Kabupaten Jombang Pada Dinas Pengendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Jombang

1 2 3 Dwi Lis Mardiana , Ismiarta Aknuranda , Yusi Tyroni Mursityo

  Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: dwilis.mn30@gmail.com, i.aknuranda@ub.ac.id, yusi_tyro@ub.ac.id

  

Abstrak

  Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Jombang memiliki tugas melaksanakan pelayanan program Keluarga Berencana (KB) di wilayah Kabupaten Jombang yang pelaksanaannya dibantu oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB). PLKB bertugas melakukan pencatatan dan pelaporan pendataan KB di tiap kecamatan setiap bulan. Namun pembuatannya yang masih manual mengakibatkan proses perekapan laporan terhambat sedangkan harus dikirimkan ke pusat sebelum tanggal 15 setiap bulannya, bila terlambat DPPKB akan ditandai merah dan ini berpengaruh terhadap evaluasi penilaian kinerja dinas. Dari permasalahan tersebut maka diperlukan analisis dan perancangan sistem informasi pelaporan pendataan KB yang mampu meningkatkan efisiensi proses pelaporan KB. Dalam penelitian ini proses analisis dan perancangan sistem informasi menggunakan pendekatan Object Oriented Analysis and Design (OOAD) dan evaluasi konsistensi perancangan menggunakan Requirements Configuration Structure dan Decision table. Penelitian ini menghasilkan pemodelan proses bisnis saat ini dan usulan, daftar kebutuhan pengguna, fitur, daftar persyaratan sistem, pemodelan use case, perancangan sistem, serta evaluasi konsistensi pendefinisian persyaratan dan artefak perancangan. Hasil evaluasi konsistensi persyaratan menghasilkan nilai requirement consistency index (RCI) sebesar 100% yang berarti pendefinisian persyaratan sistem sudah konsisten dan evaluasi konsistensi artefak perancangan menghasilkan kesimpulan bahwa artefak perancangan sistem sudah konsisten.

  

Kata kunci: pelaporan KB, sistem informasi, object oriented analysis and design, analisis dan perancangan

sistem informasi

  

Abstract

Office of Population and Family Planning Control (DPPKB) Jombang District have a duty to run a

program of Family Planning services in Jombang, which is assisted by the Family Planning Field

Officers (PLKB). PLKB is responsible for data collection on family planning in every sub-district every

month. However, the reporting process was manually, as a result, the process of recording the report is

also hampered while the report must be sent to The National Population and Family Planning before

the 15th of each month and when it is late DPPKB Jombang district will be marked red and this affects

the evaluation of the official performance appraisal. If viewed from the above problems, it required

analysis and design of information systems of reporting family planning data collection that can improve

the efficiency of the reporting process. In this study, the stages of analysis and design of information

systems using Object Oriented Analysis and Design (OOAD) approach and consistency design

evaluation in the form of Requirements Configuration Structure and Decision table. This study resulted

in the current business process model and the proposal, the list of user needs, features, list of system

requirements, use case modeling, system design and consistency evaluation. Evaluation of the

consistency from defining requirements generate value requirement consistency index (RCI) of 100%,

which means defining the needs of the system is consistent and for evaluation of the consistency of the

design artifacts lead to the conclusion that the artifact has been a consistent system design.

  

Keywords: Family Planning Report, information system, object oriented analysis and design, analysis and design

of information system Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

  

2432

1. PENDAHULUAN

  Dalam mewujudkan keseimbangan pertumbuhan penduduk dan mengembangkan kualitas penduduk, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyelenggarakan upaya terencana untuk melaksanakan program Keluarga Berencana (KB) nasional. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 87 Tahun 2014 bahwa KB adalah upaya dalam mengatur jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Jombang memiliki tugas untuk mendukung pelaksanaan pelayanan program KB di wilayah Kabupaten Jombang. Dalam pelaksanaan tugasnya, DPPKB Kabupaten Jombang dibantu oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) sebagai unsur pelaksana teknis operasional bidang pelayanan KB di tingkat kecamatan Salah satu tugas PLKB ialah melakukan pencatatan dan pelaporan pendataan KB di tiap kecamatan.

  Pelaporan pendataan KB dilakukan setiap bulan oleh PLKB yang meliputi Laporan Jumlah Perkawinan (NTCR), Laporan PUS Hamil, Laporan Kelahiran, Laporan Akseptor KB (C1AB), dan Laporan KB Dropout. Data laporan KB didapatkan dari klinik kesehatan dan Kantor Urusan Agama (KUA) di setiap kecamatan. Proses pembuatan laporan yang dilakukan masih manual, baik menggunakan Microsoft Excel ataupun ditulis tangan yang mana terkadang sulit dalam membaca data laporan. Setiap laporan yang dibuat oleh PLKB sebelum diberikan ke Kasubag Penyusunan Program (Sungram) harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (KUPTD), sedangkan proses verifikasi laporan memerlukan waktu yang cukup lama sekitar 2-3 hari. Bila masih terdapat kesalahan dalam laporan, maka KUPTD mengembalikan laporan ke PLKB untuk diperbaiki. Tentu hal ini mampu menghambat proses perekapan laporan oleh Kasubag Sungram sedangkan Kasubag Sungram harus sudah melaporkan rekapitulasi laporan ke BKKBN pusat sebelum tanggal 15 setia bulannya.

  Bila ditinjau dari permasalahan diatas, maka perlu adanya sistem informasi yang mampu mendukung proses pelaporan pendataan KB di DPPKB Kabupaten Jombang. Dengan adanya sistem informasi diharapkan dapat (1) mempermudah dalam proses mengolah laporan, pengiriman serta penerimaan laporan, (2) mempermudah proses verifikasi laporan, (3) mempermudah dalam melakukan perekapan laporan secara otomatis serta (4) menyediakan akses informasi pelaporan dan perkembangan kinerja PLKB.

  Dalam pembuatan sistem informasi terdapat tahapan-tahapan mulai dari analisis persyaratan, perancangan, implementasi, evaluasi dan perbaikan. Sebelum melakukan tahapan implementasi sistem maka perlu dilakukan tahapan analisis dan perancangan sistem. Aktivitas analisis dan perancangan ini digunakan untuk menggali, memodelkan dan memberikan gambaran rinci dari kebutuhan dan persyaratan sistem yang akan dikembangkan. Mengimplementasikan sistem tanpa melalui analisis dan perancangan yang tepat dapat mengakibatkan ketidakpuasan pengguna dan sering menjadikan sistem tidak lagi digunakan (Kendall, 2011). Dalam melakukan analisis dan perancangan sistem informasi tersebut, penulis menggunakan pendekatan Object Oriented

  Analysis and Design (OOAD) untuk

  memfasilitasi pengembangan dari sistem yang harus berubah dengan cepat dalam menanggapi lingkungan bisnis yang dinamis (Kendall,2011).

  Dalam penelitian ini diharapkan mampu melakukan analisis permasalahan dari proses bisnis yang berjalan saat ini sehingga dapat dilakukan pemodelan proses bisnis usulan dengan menggunakan sistem serta mengidentifikasi persyaratan sistem sebagai acuan dalam perancangan sistem informasi pelaporan pendataan KB. Dari hasil analisis persyaratan dan perancangan sistem tersebut selanjutnya perlu dilakukan evaluasi untuk memastikan konsistensinya sehingga analisis persyaratan dan perancangan sistem yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dari pemangku kepentingan.

  2. TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Pemodelan Proses Bisnis

  Proses bisnis didefinisikan sebagai sekumpulan dari aktivitas yang mendukung proses-proses operasional dalam perusahaan yang saling berhubungan satu sama lain untuk mewujudkan tujuan bisnis. Proses bisnis dapat direpresentasikan atau digambarkan dengan model proses bisnis yang disajikan kedalam suatu diagram proses bisnis (Weske, 2007).

  Business Process Modeling and Notation

  (BPMN) merupakan standar untuk memodelkan proses bisnis berupa notasi grafis yang menggambarkan logika langkah-langkah dalam proses bisnis. BPMN memiliki tujuan utama untuk menyediakan notasi yang mudah dipahami oleh semua pengguna bisnis baik dari analis bisnis yang membuat draf awal proses sampai pengembang teknis yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan teknologi yang digunakan serta pelaku bisnis yang akan mengelola dan memantau proses - proses tersebut (OMG, 2013).

  2.5 Analisis Sistem Informasi

  2.7 Requirement Configuration Structure : Consistency Analysis Requirements Configuration Structure

  Dalam tahapan ini dilakukan proses kelas analisis dari use case, analisis arsitektur dari sistem yang akan dibangun, identifikasi elemen perancanagan, memodelkan sequence diagram berdasarkan use case, membuat perancangan kelas berupa class diagram, memodelkan perancangan basis data serta membuat perancangan antarmuka sistem.

  Pemodelan sistem dalam tahap perancangan dapat menjadi pengukuran dari kualitas dan perbaikan sebelum kode dihasilkan, pengujian dijalankan dan end user terlibat dalam skala besar. Perancangan merupakan tempat kualitas sebuah perangkat lunak terbentuk (Pressman, 2010).

  Perancangan sistem informasi merupakan tahapan membuat model dari sebuah perangkat lunak, tetapi tidak seperti model persyaratan (yang berfokus menjelaskan data yang dibutuhkan, fungsi dan perilaku), model rancangan memberikan rincian tentang arsitektur perangkat lunak, struktur data, antarmuka, dan komponen yang diperlukan untuk mengimplementasikan sistem (Pressman, 2010).

  2.6 Perancangan Sistem Informasi

  Analisis sistem informasi yang dilakukan meliputi identifikasi pemangku kepentingan dan pengguna, analisis permasalahan, identifikasi fitur, identifikasi persyaratan sistem dan identifikasi kedudukan produk, dan pemodelan use case.

  Analisis sistem informasi merupakan kegiatan untuk menggali hal-hal yang akan ditangani oleh sistem yang dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang lebih menyeluruh tentang masalah dan kebutuhan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih rinci tentang apa yang berhasil, apa yang tidak, dan apa yang dibutuhkan (Whitten dan Bentley, 2007).

  IBM menerapkan konsep best practice dalam mengembangkan sebuah sistem. Best practices merupakan kumpulan dari pendekatan pengembangan perangkat lunak yang digunakan dalam kombinasi untuk mengatasi penyebab masalah dari pengembangan perangkat lunak.

  2.2 Sistem Informasi

  IBM Mastering OOAD merupakan panduan untuk melakukan analisis dan desain sistem yang dipublikasikan oleh IBM Software Group. IBM menggunakan UML 2.0 untuk melakukan analisis dan perancangan sistem.

  2.4 IBM Mastering OOAD

  OOAD merupakan pendekatan pengembangan perangkat lunak yang mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek yang berisi data dan operasi yang diberlakukan terhadapnya. Pendekatan OOAD dimaksudkan untuk memfasilitasi pengembangan dari sistem yang harus berubah dengan cepat dalam menanggapi lingkungan bisnis yang dinamis dan bekerja dengan baik dalam situasi di mana sistem informasi kompleks yang menjalani perawatan terus menerus, adaptasi, dan pengulangan desain (Kendall, 2011).

  2.3 Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

  prosedur, jaringan sebagai saluran komunikasi dan data yang tersimpan sebagai sumber data (O'Brien & Marakas, 2010).

  software untuk pemrosesan informasi dan

  Sistem informasi adalah kombinasi dari orang, hardware, software, jaringan, komunikasi, sumber data, kebijakan dan prosedur yang menyimpan, mengambil, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Sistem informasi digunakan oleh orang untuk berkomunikasi satu sama lain menggunakan hardware sebagai perangkat fisik,

  adalah sebuah pendekatan untuk melakukan analisis konsistensi pada suatu perancangan perangkat lunak dengan memanfaatkan hubungan struktural antar-elemen perancangan, terutama berfokus pada konsistensi pendefinisian persyaratan (Nistala, 2013).

  Berikut merupakan tahapan yang digunakan dalam analisis konsistensi:

  condition entries, action stubs, dan action entries.

  terakhir dan dapat dilakukan jika semua tahapan telah selesai.

  table . Kesimpulan dan saran merupakan tahapan

  artefak perancangan menggunakan decision

  structure sedangkan mengevaluasi konsistensi

  perancangan antar muka sistem. Selanjutnya mengevaluasi konsistensi pendefinisian persyaratan dengan Requirement configuration

  diagram, perancangan basis data dan

  sistem dilakukan analisis kelas, analisis arsitektur, pemodelan sequence diagram, class

  case. Pada tahapan analisis dan perancangan

  Dari data yang didapat dilakukan proses pemodelan proses bisnis dan analisis persyaratan yang meliputi pemodelan proses bisnis saat ini dan usulan, identifikasi pemangku kepentingan, analisis permasalahan, identifikasi fitur, identifikasi persyaratan sistem pemodelan use

  Dalam penelitian ini, tahapan penelitian yang dilakukan berdasarkan pada Gambar 1. Tahapan pertama yang dilakukan ialah tahap studi literatur dengan mengumpulkan informasi di DPPKB Kabupaten Jombang dan pengumpulan literatur yang menunjang. Setelah itu analisis masalah dengan melakukan wawancara dengan pihak DPPKB Kabupaten Jombang yang bertujuan untuk menghasilkan kumpulan informasi yang selanjutnya akan dilakukan analisa tentang masalah yang akan dijadikan topik penelitian. Tahapan selanjutnya ialah pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan studi dokumen.

  3. METODOLOGI PENELITIAN

  masing-masing condition stub dan menentukan hasil evaluasi konsistensi.

  Decision Table, memberikan penilaian pada

  Proses yang dilakukan dalam melakukan evaluasi konsistensi artefak perancangan menggunakan decision table ialah membuat

  dengan output yang terkait. Decision table terdiri dari empat komponen, yaitu condition stubs,

  1. Layer and Configuration item, dalam

  4. Requirement Consistency Index (RCI),

  tahapan ini diidentifikasi masukan dari 4

  layer yang ada yaitu business layer, process layer , requirement layer dan specification layer .

  2. Configuration Structure, berfungsi sebagai

  panduan dalam mengidentifikasi dan menghubungkan komponen pada komponen dalam Layer and Configuration item.

  3. Consistency Analysis, dilakukan untuk

  memvalidasi kebenaran pada Configuration Structure.

  digunakan untuk menghitung perbandingan nilai terhadap persentase konsistensi dalam sebuah pendefinisian kebutuhan.

  Decision table menunjukkan kombinasi input

  RCI =A/(B+C) (1)

  Keterangan

  A: jumlah elemen kebutuhan yang konsisten B: jumlah total elemen kebutuhan

  C: jumlah elemen kebutuhan yang terdefinisi secara tidak benar

  2.8 Decision Table Decision table merupakan tabel yang

  menunjukan hubungan timbal balik antara nilai- nilai pada hasil akhir system (Anupama,2015).

  Gambar 1. Diagram alir metodologi

4. PEMODELAN PROSES BISNIS DAN ANALISIS PERSYARATAN

  Proses pembuatan laporan masih manual

  Analisis fitur dilakukan berdasarkan kebutuhan pengguna yang telah diidentifikasi. Fitur menjelaskan tentang kemampuan sistem

  4.5 Fitur Sistem

  Gambar 3. Proses bisnis usulan

  Dalam proses bisnis yang diusulkan terjadi perubahan aktivitas pelaporan yang sebelumnya manual menjadi proses pelaporan secara online melalui sebuah sistem informasi. Gambar 2 berikut merupakan pemodelan dari proses bisnis pelaporan KB yang diusulkan.

  4.4 Proses Bisnis Usulan

  2. Mempermudah proses verifikasi laporan, sehingga tidak memakan banyak waktu.

  Mempermudah dalam proses mengolah laporan, pengiriman serta perekapan laporan.

  Alternatif Solusi 1.

  2. Proses perekapan laporan menjadi terhambat.

  Proses perekapan laporan juga masih manual dengan menjumlahkan satu per satu data laporan serta kesulitan membaca data laporan yang ditulis tangan.

  Dampak Masalah 1.

  Mempengaruhi Kinerja PLKB dan Kasubag Sungram DPPKB Jombang

  2. Proses verifikasi laporan memerlukan waktu yang cukup lama sekitar 2-3 hari.

  4.1 Identifikasi Pemangku Kepentingan

  Dalam tahapan ini dilakukan penjabaran dan identifikasi tipe pemangku kepentingan yang mempengaruhi sistem dan terlibat dalam proyek. Tabel 1 berikut merupakan daftar tipe pemangku kepentingan dari sistem.

  Dalam tahapan ini menganalisis permasalahan yang timbul akibat berjalannya sistem yang lama dan selanjutnya dapat terselesaikan oleh sistem yang baru. Tabel 2 berikut merupakan daftar pengguna sistem.

  4.3 Analisis Permasalahan

  Gambar 2. Proses bisnis saat ini

  Gambar 2 berikut merupakan pemodelan dari proses bisnis pelaporan KB saat ini.

  Pelaporan pendataan KB dilakukan oleh PLKB dengan melakukan pendataan KB di KUA dan klinik kesehatan di setiap kecamatan yang kemudian disusun kedalam blangko laporan yang ada untuk dikirimkan secara langsung ke pihak DPPKB Kabupaten Jombang.

  4.2 Proses Bisnis Pelaporan KB Saat Ini

  Analis dan programm- er

  3 Pengem- bang Sekelompok orang yang bertanggung jawab dalam mengembangkan sistem.

  DPPKB Jombang

  2 Pihak yang berwenang Pihak instansi atau organisasi yang bertanggung jawab pada sistem

  PLKB, KUPTD, Kasubag Sungram

  1 Pengguna Setiap orang yang menggunakan sistem

  Tabel 1. Tipe Pemangku Kepentingan No Tipe Pemangku Kepentingan Deskripsi Pemangku Kepentingan Contoh Pemangku Kepentingan yang Relevan

  Tabel 2. Analisis permasalahan Masalah 1. secara umum yang telah dirancang. Tabel 3 berikut merupakan daftar fitur sistem.

  Tabel 3. Fitur Sistem No Kode Fitur Deskripsi

  1 F-01 Sistem harus menyediakan fitur untuk melakukan pengolahan laporan

  2 F-02 Sistem harus menyediakan fitur untuk melihat laporan.

  3 F-03 Sistem harus menyediakan fitur untuk melihat hasil rekapitulasi dari laporan.

  4 F-04 Sistem harus menyediakan fitur untuk memverifikasi laporan.

  Diagram use case dari sistem pelaporan pendataan KB yang terdiri dari 4 aktor yaitu PLKB, KUPTD, Kasubag Sungram dan Admin yang masing-masing memiliki tugas dan fungsi yang berbeda terhadap sistem. Gambar 4 berikut merupakan pemodelan use case diagram dari sistem.

  4.8 Pemodelan Use Case Diagram

  2 SRS-PNF-02 Sistem dapat diakses 24 jam sehari dan 7 hari seminggu jika tidak terjadi gangguan.

  1 SRS-PNF-01 Sistem menyediakan informasi secara real-time

  Tabel 5. Persyaratan Non Fungsional No Kode Persyaratan Deskripsi Kebutuhan

4.6 Persyaratan Fungsional

  PF_01.4 Sistem menyediakan fungsi untuk dapat mengirim laporan

  01.1 Sistem menyediakan fungsi untuk dapat menambah laporan baru F01-SRS-PF-

  model dan controller .

  Dalam penelitian ini arsitektur dari sistem informasi pelaporan pendataan KB yang disesuaikan dengan prinsip desain pola arsitektur MVC (Model-View-Controller). MVC memisahkan pengembangan aplikasi berdasarkan komponen utama yang membangun sebuah aplikasi seperti antarmuka, manipulasi data, dan bagian yang menjadi kontrol aplikasi. Terdapat 3 jenis komponen yang membangun suatu pola MVC dalam suatu aplikasi yaitu view,

  5.1 Analisis Arsitektur

  Gambar 4. Use Case Diagram 5. ANALISIS DAN PERANCANGAN

  Persyaratan fungsional merupakan fungsi atau layanan yang merepresentasikan dan menggambarkan apa yang harus dilakukan oleh sistem. Tabel 4 berikut merupakan daftar persyaratan fungsional sistem.

  Tabel 4. Persyaratan Fungsional No Kode Lengkap Persyaratan Deskripsi

  1 F01-SRS-PF-

  01.2 Sistem menyediakan fungsi untuk dapat mengedit pada data laporan F01-SRS-PF-

  2 F02-SRS-PF-

  Pada penelitian ini persyaratan non fungsional hanya didefinisikan pada tahap spesifikasi kebutuhan saja dan tidak dilanjutkan sampai tahap perancangan dan pengujian. Tabel 5 berikut merupakan daftar persyaratan non fungsional sistem.

  4.7 Persyaratan Non Fungsional

  04.1 Sistem menyediakan fungsi untuk memverifikasi laporan.

  4 F04-SRS-PF-

  01.3 Sistem menyediakan fungsi untuk dapat menghapus laporan F01-SRS-

  3 F03-SRS-PF-

  02.1 Sistem menyediakan fungsi untuk dapat melihat laporan sesuai dengan yang dipilih.

  03.1 Sistem menyediakan fungsi untuk melihat hasil rekapitulasi laporan.

  5.2 Kelas Analisis

  1 FormMengel olaLaporan V_FormTambahNTCR V_FormEditNTCR V_DaftarNTCR V_FormTambahPUSHamil V_FormEditPUSHamil V_DaftarPUSHamil V_FormTambahKelahiran V_FormEditKelahiran V_DaftarKelahiran V_FormTambahC1AB V_FormEditC1AB V_DaftarC1AB V_FormTambahKBDropout V_FormEditKBDropout V_DaftarKBDropout

  5.6 Class Diagram

  Gambar 7. Sequence diagram

  case . Gambar 7 berikut merupakan sequence diagram dari proses mengirim laporan.

  Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek dan menjelaskan mengenai urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan use case. Penggambaran interaksi ini disesuaikan dengan spesifikasi use

  5.5 Sequence Diagram

  3 Laporan M_NTCR M_PUS_Hamil M_Kelahiran M_C1AB M_KB_Dropout

  2 LaporanCont roller C_Laporan

  Tabel 6. Elemen perancangan N o Kelas Analisis Elemen Perancangan

  Kelas analisis ini nantinya menggambarkan model konseptual awal dari sistem yang akan dibangun. Kelas analisis ini terdiri dari kelas

  Pada bagian ini, kelas analisis dipetakan kedalam elemen perancangan. Tabel 6 berikut merupakan daftar elemen perancangan sistem.

  5.4 Identifikasi Elemen Perancangan

  Gambar 6. Unifikasi kelas analisis

  Unifikasi kelas analisis menunjukan penggabungan dari seluruh kelas analisis yang bertujuan untuk menghilangkan duplikasi dari kelas-kelas analisis yang telah dibuat sebelumnya. Karena terdapat kemungkinan bahwa beberapa use case akan menggunakan kelas-kelas yang sama. Gambar 6 berikut merupakan unifikasi kelas analisis dari keseluruhan kelas analisis.

  5.3 Unifikasi Kelas Analisis

  Gambar 5. Kelas analisis

  berikut merupakan kelas anlaisis dari use case mengelola laporan.

  boundary, controller dan entity. Gambar 5

  Perancangan kelas dilakukan setelah mengidentifikasi elemen perancangan dari kelas-kelas yang telah dianalisis. Pada usulan sistem ini digambarkan class diagram dengan tipe model, view dan controller Gambar 8

  .

  berikut merupakan class diagram keseluruhan kelas.

  Gambar 10. Perancangan antarmuka 6. EVALUASI

  6.1 Requirement Configuration Structure

  Tahapan awal yang harus dilakukan ialah menentukan masukan awal dari proses evaluasi

  Gambar 8. Class diagram

  konsistensi yang meliputi : 1.

   Business Layer

  5.7 Perancangan Basis Data

  Masukan untuk business layer dalam Pemodelan data dilakukan untuk penelitian ini ialah tujuan bisnis yang mengetahui gambaran basis data yang digunakan tertuang dalam solusi yang diharapkan oleh untuk menyimpan seluruh data yang diproses pemangku kepentingan. pada sistem. Pemodelan sistem ini 2.

   Process Layer

  direpresentasikan dalam bentuk Physical Data Dalam penelitian ini masukan untuk process

  Model. Gambar

  9 berikut merupakan layer ialah perubahan aktivitas proses bisnis. perancangan basis data dari sistem.

  3. Requirements Layer

  Dalam penelitian ini, masukan untuk

  requirements layer ialah persyaratan funngsional system.

  4. Specification Layer

  Dalam penelitian ini, masukan untuk specification layer ialah daftar use case. Selanjutnya masukan dari setiap layer dipetakan dalam consistency analysis, sehingga dapat diketahui bahwa: 1.

  Jumlah elemen kebutuhan yang konsisten

  Gambar 9. Pemodelan basis data

  memiliki nilai 49, yang mana selanjutnya ini disebut sebagai variable A.

  5.8 Perancangan Antarmuka 2.

  Jumlah total elemen kebutuhan bernilai 49 yang terdiri dari 4 masukan business layer, Perancangan antarmuka sistem ini memiliki 10 masukan process layer, 23 masukan tujuan untuk dapat memberikan gambaran

  requirements layer , dan 12 masukan

  antarmuka sistem dalam berinteraksi dengan

  specification layer , yang mana selanjutnya

  pengguna. Gambar 10 berikut merupakan ini disebut sebagai variable B. perncangan antarmuka untuk halaman 3. menambah laporan baru. Jumlah elemen kebutuhan yang terdefinisi secara tidak benar bernilai 0, yang mana selanjutnya ini disebut sebagai variable C.

  Proses selanjutnya ialah melakukan perhitungan untuk mengetahui presentase konsistensi dari pendefinisian kebutuhan sistem informasi pelaporan pendataan KB. Berikut merupakan perhitungan persentase konsistensi dari pendefinisian kebutuhan sistem informasi pelaporan pendataan KB:

  Berdasarkan hasil perhitungan presentase konsistensi dari pendefinisian kebutuhan sistem informasi pelaporan pendataan KB, diperoleh nilai RCI sama dengan 100%. Hal ini menunjukkan bahwa setiap elemen dari pendefinisian kebutuhan dari keempat layer sudah saling berhubungan. Setiap elemen definisi kebutuhan sudah berdasar pada tujuan bisnis (business layer), pendefinisian proses bisnis usulan pada process layer, serta pendefinisian kebutuhan pada requirements

  terhadap artefak perancangan ini sesuai dengan

  Stucture diperoleh hasil akhir berupa Requirement Consistency Index (RCI)

  4. Hasil evaluasi konsistesi pendefinisian kebutuhan dari Requirement Configuration

  3. Analisis dan perancangan sistem informasi pelaporan pendataan KB dalam penelitian ini mencakup kelas analisis dari use case, pemetaan kelas analisis ke mekanisme analisis, unifikasi kelas analisis, identifikasi elemen perancangan, perancangan use case berupa sequence diagram, perancangan kelas berupa class diagram, perancangan basis data dan perancangan antarmuka sistem yang disesuaikan dengan hasil analisis persyaratan yang telah dilakukan.

  2. Analisis persyaratan yang dilakukan dalam penelitian ini didasarkan pada proses bisnis usulan yang telah dibuat yang meliputi analisis pemangku kepentingan dan pengguna, analisis kebutuhan pengguna, fitur sistem, persyaratan fungsional dan non fungsional, pemodelan use case serta spesifikasi use case. Dalam penelitian ini terdapat 14 fitur, 23 persyaratan fungsional, 2 persyaratan non fungsional dan 12 use case diantaranya mengelola laporan, melihat laporan, melihat rekapitulasi laporan, melihat statistik laporan dan melihat buku agenda.

  Analisis proses bisnis yang dilakukan dalam penelitian ini mencakup analisis proses bisnis saat ini dan analisis proses bisnis yang diusulkan. Pada proses bisnis saat ini aktivitas pelaporan pendataan KB dilakukan secara manual baik dengan tulis tangan ataupun dengan Microsoft excel, serta PLKB harus mengirimkan laporan KB secara langsung ke kantor DPPKB Kabupaten Jombang. Pada proses bisnis usulan terdapat beberapa aktivitas proses bisnis yang mengalami perubahan dimana proses pelaporan pendataan KB bukan lagi dilakukan secara manual melainkan dilakukan melalui sistem. Penggunaan sistem ini untuk memudahkan pihak DPPKB Kabupaten Jombang untuk dapat melakukan proses pengelolaan dan verifikasi laporan KB, melakukan rekapitulasi laporan KB serta pengawasan kinerja dari setiap PLKB.

  Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

  7. KESIMPULAN

  bagian yang bertanda silang (X) adalah pada baris action stub yang b erisi “Artefak perancangan sudah konsisten”. Sehingga dapat disimpulkan bahwa artefak perancangan pada sistem informasi pelaporan pendataan KB ini sudah konsisten.

  rule 1 pada decision table pada kolom rule 1,

  condition stub bernilai Y, sehingga hasil evaluasi

  layer , dan specification layer sehingga diketahui

  Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa dari 4

  4 C4 Apakah perancangan antarmuka pengguna sesuai dengan use case? Y

  3 C3 Apakah perancangan basis data berupa database schema sesuai dengan use case? Y

  Y

  2 C2 Apakah perancangan kelas berupa diagram kelas sesuai dengan use case?

  1 C1 Apakah perancangan sequence diagram sesuai dengan use case? Y

  Tabel 7. Hasil evaluasi condition stub No Condition Stubs Nilai

  Proses yang dilakukan dalam melakukan evaluasi konsistensi artefak perancangan ialah membuat decision table, memberikan penilaian pada masing-masing condition stub dan menentukan hasil evaluasi konsistensi. Dalam penelitian ini jumlah artefak yang ingin dipastikan konsistensinya ada empat, yaitu perancangan use case, perancangan kelas, perancangan basis data, dan perancangan antarmuka.

  6.2 Decision Table

  bahwa pendefinisian kebutuhan sistem informasi pelaporan pendataan KB sudah konsisten.

  dengan nilai 100% yang menandakan pendefinisian persyaratan sistem sudah konsisten. Sedangkan untuk hasil evaluasi konsisten artefak perangan dari Decision

  Table menghasilkan jawaban iya (Y) untuk

  masing-masing condition stub. Sehingga dapat disimpulkan bahwa artefak perancangan sistem informasi sudah konsisten.

  DAFTAR PUSTAKA Anupama, Y.K & Khodanpur, B. I., 2015.

  Decision-Table Based Testing. [e- journal] . <http://www.ijritcc.org>

  IBM, 2004. Mastering Object-Oriented Analysis

  and Design with UML 2.0 , Module 6: Use- Case Analysis , s.I.: IBM Software Group.

  Kendall, K.E dan Kendall, J.E., 2011. Systems

  Analysis and Design. 8th ed. New Jersey: Pearson Education, Inc.

  Nistala, P. dan Kumari, P., 2013. Validating and

  Tracking Requirements through a Configuration Structure, [e-journal] 320 .

  <http://www.ieee.org> O'Brien, J. A. & Marakas, G. M., 2010.

  Introduction to Information System . 15th penyunt. s.l.:s.n.

  Object Management Group (OMG), 2013. OMG Object Mangement Group.

  [Online]<http://www.omg.org/spec/BPM N/2.0/PDF/>

  Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 87 tahun 2014 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga. Jakarta: Presiden Repulik Indonesia.

  Pressman, R.S., 2010. Software Engineering: A

  Practitioner’s Approach. 7th ed. New

  York: McGraw-Hill Weske, M., 2007. Business Process

  Management Concept, Languages, Architertures . New York: Springer-

  Verlag Berlin Heidelberg. Whitten, Jeffrey L & Bentley, Leonny D., 2005.

  System Analysis dan Design Method . New

  York: McGraw-Hill