JURNAL STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM NORMAL DI RUANG BERSALIN UPT PUSKESMAS BLOOTO KECAMATAN PRAJURIT KULON MOJOKERTO

  

JURNAL STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM NORMAL DI

RUANG BERSALIN UPT PUSKESMAS BLOOTO KECAMATAN

PRAJURIT KULON MOJOKERTO

  

VIVI PUSPARITA

1514401017

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT

MOJOKERTO

  

2018 ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM NORMAL DI RUANG BERSALIN UPT PUSKESMAS BLOOTO KECAMATAN PRAJURIT KULON MOJOKERTO

  

Vivi Pusparita

1514401017

  Subject : Vulva hygiene, Infeksi, Cemas, Ibu Nifas

  

Description

  Perawatan pada masa nifas sangatpenting dilakukan guna untuk mencegah infeksi, oleh karena itu kebersihan diri sangat penting.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui vulva hygiene pada ibu nifas.

  Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus.Jumlah partisipan 2 (dua) orang yang mengalami masalah resiko infeksi dan ansietas. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan asuhan keperawatan yaitu pengkajian, analisa data, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawatan.

  Hasil pengkajian keperawatan pada partisipan 1 dengan keluhan utama yaitu banyak keluar darah dari alat kemaluan, partisipan 2 mengeluh selesai lahiran merasa cemas dengan keadaan dirinya. Pada pemeriksaan fisik partisipan 1 terdapat ekspresi wajah meringis kesakitan, jahitan perineum terasa panas, kemerahan disekitar vagina, dan vulva kotor, pada partisipan 2 terdapat sulit konsentrasi, ekspresi wajah gelisah, pasien berfokus pada dirinya. Didapatkan diagnosa utama pada kedua partisipan yaitu resiko infeksi dan ansietas.Dilakukan intervensi dan implementasi keperawatan kaji pengeluaran lochea, kaji keadaan jahitan dan kebersihan vulva, observasi tanda vital dan infeksi, ajarkan perawatan vulva, gunakan pendekatan yang menenangkan, temani pasien untuk mengurangi takut, instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi. Hasil evaluasi ketiga pasien selama 3x24 jam masalah teratasi dengan pasien bebas dari tanda infeksi, jahitan pada perineum bersih, pasien mampu mengatasi gejala cemas, mengungkapkan teknik mengontrol cemas, TTV dalam batas normal.

  Kebutuhan akan informasi tentang vulva hygiene yang baik dan benar pada kasus resiko infeksi dan ansietas sangat diperlukan, karena dengan adanya informasi dapat meningkatkan pengetahuan serta dapat merubah sikap ibu nifas untuk melakukan vulva hygiene dengan benar sebagai upaya preventif dan promotif perawat.

  

ABSTRACT

Postpartum care is very important to be done in order to prevent infection

therefore personal hygiene is very important. The purpose of this study was to

determine the vulva hygiene in postpartum mothers.

  The design used in this study was a case study, the number of participants were

2 (two) people who experienced the risk of infection and anxiety. Data collection was

done by conducting nursing care, namely assesment, data analysis, diagnosis,

intervention, implementation and evaluation of nursing.

  The result of the nursing studies in participant 1 with the main complaint of

there was a lot of blood coming out of the genitals, participant 2 complained that

after parturition she feltanxious of her condition. On the physical examination

participant 1 had facial expression of grimacing in pain, burning pain in perineal

laceration, redness around the vagina and dirty vulva, in participant 2 there were

difficultly in concentrations, restless facial expressions, patient focused on herself.

The main diagnoses obtained in two participants, namely the risk of infection and

anxiety. Nursing interventions and implementations included assesed lochia, assesed

the state of sutures and vulva cleanliness, observed vital signs and infections, taught

how to do vulva care, used a soothing approach, accompanied patients to reduce

fear, instructed patients to use relaxation techniques. The evaluation results of the

two patients during 3x24 hours the problems were resolved with the patient free from

signs of infection, sutures on the perineum was clean, the patient was able to

overcome anxiety symptoms, revealed how to do anxiety control techniques, vital

signs were normal limits.

  The need for information about the correct vulva hygiene in the case of the risk

of infection and anxiety is needed, because with the information it can increase

knowledge and can change the postpartum mother's attitude to do thevulva hygiene

properly.

  Keywords: Vulva hygiene, Infection, Anxiety, Postpartum Mother Contributor : Dwiharini Puspitaningsih. S. Kep.Ns.. M. Kep

  Siti Rachmah , SKM, M.Kes : 25 Mei 2018

  Date Type material : Laporan Tugas Akhir Identifier : - Right :Open Document

Summary :Latar Belakang, Metodologi, Hasil, Simpulan, Dan

  Rekomendasi

  Latar Belakang Postpartum merupakan suatu periode dalam minggu-minggu pertama setelah

  kelahiran. Lamanya periode ini tidak pasti, sebagian besar menganggapnya antara 4 sampai 6 minggu.Walaupun merupakan masa yang relatif tidak komplek dibandingkan dengan kehamilan, nifas ditandai oleh banyaknya perubahan fisiologi dan psikologi (Cunningham, 2013). Dimana perawatan pada masa nifas adalah membantu proses involusi misalnya mobilisasi, diet, miksi, defekasi dan perawatan payudara. Seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi oleh karena itu kebersihan diri sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi (Saleha, 2015). Salah satu faktor penting dalam tingginya angka kejadian infeksi nifas adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang perawatan masa nifas, dan salah satu perawatan masa nifas yang sering diabaikan oleh ibu nifas yaitu pentingnya vulva hygiene, terutama pada luka jahitan episiotomi, karena itu biasanya takut menyentuh luka yang ada di perineum sehingga memilih untuk tidak membersihkannya (Manuaba, 2014).Komplikasi yang timbul pada persalinan dan masa nifas merupakan penyebab langsung kematian maternal.Komplikasi yang terjadi menjelang persalinan, saat dan setelah persalinan terutama adalah perdarahan, partus macet atau partus lama dan infeksi akibat trauma pada persalinan (Kartiningrum, E.D. 2014).

  WHO (World Health Organization) tahun 2015 memperkirakan bahwa 800/100.000 ibu meninggal setelah melahirkan akibat komplikasi masa nifas. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) akibat infeksi di Indonesia menempati urutan tertinggi di ASEAN yaitu 359/100.000 kelahiran hidup. Angka ini menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.Rencana pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) mrnginginkan terjadi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) akibat komplikasi sebesar 307/100.000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia antara lain disebabkan oleh pendarahan, eklampsia, infeksi pada genetalia post partum, abortus, dan komplikasi masa nifas (Depkes RI, 2015). Di Jawa Timur angka kejadian infeksi nifas mencapai 38 ibu post partum atau 8% dari 487 jumlah kasus kematian maternal (Dinkes Jatim, 2015). Berdasarkan Profil Kesehatan di UPT Puskesmas Blooto pada bulan Mei sampai Juli 2018 pada ibu post partum primipara berkisar 15 orang, sedangkan yang multipara berkisar 16 orang.

  Kesadaran ibu nifas untuk lebih memperhatikan kebersihan organ genetalia masih dipandang sebagai kebutuhan sekunder, bukan sebagai keperluan yang dapat menghindarkan ibu dari berbagai macam penyakit yang timbul dari hal tersebut. Akibat dari perawatan perineum yang tidak benar dapat mengakibatkan kondisi perineum yang terkena lochea dan lembab akan mengakibatkan perkembangan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi perineum. Munculnya infeksi pada perineum dapat dapat merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi pada kandung kemih maupun pada jalan lahir. Infeksi tidak hanya mengahmbat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan pada jaringan sel penunjang, sehingga akan menambah ukuran dari luka itu sendiri baik panjang maupun kedalaman dari luka itu sendiri. Untuk menghindari infeksi perineum perlu dilakukan perawatan vulva yang disebut vulva hygiene.Vulva hygiene adalah membersihkan daerah vulva pada ibu yang telah melahirkan sampai 42 hari pasca persalinan (Vivian, 2011).

  Tindakan pencegahan infeksi adalah bagian dari esensial lengkap yang diberikan kepada ibu dan bayi baru lahir dan harus dilaksanakan secara rutin pada saat menolong persalinan dan kelahiran, saat memberikan asuhan dasar selama kunjungan antenatal/pasca persalinan/bayi baru lahir/saat menatalaksana penyulit.Tindakan ini harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan, dan petugas kesehatan lainnya.Juga upaya-upaya untuk menurunkan resiko terjangkit atau terinfeksi mikroorganisme yang menimbulkan penyakit-penyakit berbahaya (Acuan APN, 2010).

  Metodologi

  Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus ini adalah studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada ibu post partum normal di ruang bersalin UPT Puskesmas Blooto.

  Metode pengumpulan data ini dilakukan dengan cara melakukan asuhan keperawatan yaitu pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi. Pengkajian keperawatan ini meliputi pertanyaan dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan data subjektif (DS) dan data objektif (DO).Selain dari observasi langsung observasi yang lain yaitu diperoleh dari data medis, dokumentasi untuk mencatat hasil pengkajian dan observasi pada partisipan yang sesuai dengan format asuhan keperawatan maternitas.

  Uji keabsahan data yang dimaksudkan adalah untukmenguji kualitas data/informasi yang diperoleh sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi.Sumber informasi untuk uji keabsahan data dalam studi kasus ini menggunakan empat data utama yaitu klien, keluarga klien, status medis dan perawat ruangan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.Sumber data utama tidak hanya dari klien tapi keluarga klien, perawat dan status medis juga diperlukan untuk menentukan validitas dari data yang sudah di peroleh dari klien.Dari analisa data ditegakkan diagnosa keperawatan kemudian dibuat intervensi keperawatan dan dilakukan implementasi.Setelah selesai implementasi dilakukan evaluasi.

  Hasil dan Pembahasan

  1. pengkajian Data hasil pengkajian pada tanggal 15 Juli 2018 pukul 08.30 WIB, partisipan 1 berusia 26 tahun mengeluh masih banyak keluarnya darah dari alat genetalia saat pasien ingin BAK. Saat pengkajian tanda dan gejala yang dialami pasien yaitu adanya jahitan pada perineum, keadaan umum lemah, mukosa bibir pucat, akral teraba hangat, ekspresi wajah meringis kesakitan bila berpindah posisi, terdapat tanda tanda infeksi, seperti jahitan pada perineum terasa panas, terdapat kemerahan di sekitar vagina, suhu 37,9 °C badan terasa lemas bila dibuat untuk BAK terasa perih, kebersihan vulva kotor. Pengkajian pada partisipan 2 pada tanggal 15 Juli 2018 pukul

  11.05 WIB, berusia 24 tahun mengeluh bahwa selesai lahiran merasa cemas dengan keadaan dirinya. Saat pengkajian tanda dan gejala yang dialami pasien yaitu keadaan umum lemah, bila ditanya pasien sulit untuk berkonsentrasi ekspresi wajah tampak gelisah, pasien banyak bertanya tentang keadaannya, mukosa bibir kering, akral teraba dingin, pasien tampak khawatir dengan adanya jahitan di bagian perineum, pasien tampak berfokus pada dirinya.

  Post partum atau masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran

  bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Walyani & Purwoasuati, 2015). Vulva hygiene merupakan kebersihkan vulva dan daerah sekitarnya pada pasien wanita yang sedang nifas atau tidak dapat melakukannya sendiri. Meskipun ibu yang akan bersalin biasanya masih muda dan sehat, daerah- daerah yang tertekan tetap memerlukan perhatian serta perawatan protektif, terjadinya infeksi tentu akan mengganggu pengecilan rahim (involusi) sehingga rahim akan tetap membesar (sub involusi) (Suparyanto, 2011).

  Pada pasien dengan post partum normal biasanya didapatkan hasil pengakajian data subyektif pasien mengatakan perut terasa kram, pembengkakan pada payudara, nyeri pada perineum, konstipasi, cemas, ASI susah keluar (Ambarwati dan Wahyuni, 2009). Didapatkan hasil pengkajian data obyektif yaitu adanya perubahan fisiologis dan psikologis pada ibu, seperti peningkatan kontraksi uterus, perubahan pada vagina dan perineum, personal hygiene kurang, ASI tidak keluar, pasien tampak berfokus pada diri sendiri, terlihat kurang pengetahuan tentang perawatan bayinya (Hafifah, 2009).

  2. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh peneliti didapatkan diagnosa utama yang yang berbeda pada kedua partisipan.Pada partisipan 1 diagnosa pertama yaitu resiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir.Diagnosa pertama pada partisipan 2 yaitu Ansietas berhubungan dengan kurang penyerapan informasi. Pada partisipan 1 didapatkan hasil pemeriksaan TTV yaitu, TD : 120/80 mmHg, nadi 90x/menit, suhu 37,9°C, Rr : 20x/menit, pada pemeriksaan vulva hygiene terdapat kebersihan vulva kotor, adanya jahitan pada perineum, keadaan umum lemah, mukosa bibir pucat, ekspresi wajah meringis kesakitan bila berpindah posisi, terdapat tanda-tanda infeksi : jahitan pada perineum terasa panas, terdapat kemerahan di sekitar vagina, badan tersa lemas, bila dibuat untuk BAK terasa perih. Pada partisipan 2 didapatkan hasil pemeriksaan TTV yaitu, TD : 120/70 mmHg, nadi : 88x/menit, suhu : 36°C, Rr : 22x/menit, keadaan umum lemah, bila ditanya pasien sulit untuk berkonsentrasi, ekspresi wajah tampak gelisah, pasien banyak bertanya tntang keadaannya, mukosa bibir kering, akral teraba dingin, pasien tampak khawatir dengan adanya jahitan dibagian perineum, tampak berfokus pada dirinya.

  Diagnosa Keperawatan pada pasien dengan teori yaitu resiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (pada luka jahitan perineum), kecemasan berhubungan dengan kurang penyerapan informasi, ketidakefektifan menyusui berhubungan dengan ketidakefektifan produksi ASI, kurang pengetahuan tentang perawatan payudara berhubungan dengan kurangnya informasi, gangguan pola tidur berhubungan dengan tanggung jawab memberi asuhan, kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi berhubungan dengan kurang mengenai sumber informasi, gangguan pola eliminasi alvi berhubungan dengan adanya konstipasi, resiko terjadinya retensi urin berhubungan dengan proses persalinan (Amin dan Hardhi, 2014). Masalah keperawatan pada kedua partisipan berdasarkan batasan karakteristik yang ditemukan saat pengkajian, ternyata tidak semua masalah keperawatan yang tercantum dalam teori ditemukan pada pasien, tetapi kedua pasien mengalami masalah utama yang berbeda yaitu resiko infeksi dan ansietas dengan analisa data yang hampir sama dan memiliki masalah keperawatan tambahan yang sama yaitu hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (pada luka jahitan perineum).

  3. Intervensi Tujuan perencanaan pada partisipan 1 yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil yaitu pasien bebas dari tanda dan gejala infeksi, vulva bersih dan tidak terinfeksi, jahitan pada perineum kering dan bersih, tanda-tanda vital dalam batas normal TD : 110-120/80-90 mmHg, nadi 80-100x/menit, suhu 36,5-37,5°C, pernafasan 16- 24x/menit, sedangkan pada partisipan 2 yaitu pasien mampu untuk mengidentifikasi dan mengatasi gejala cemas dengan bekal pengetahuan yang cukup, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas, TTV dalam batas normal, ekspresi wajah tampak rileks.

  Intervensi yang akan dilakukan pada partisipan 1 yaitu kaji pengeluaran lochea, warna dan jumlah, kaji keadaan jahitan dan kebersihan vulva, observasi TTV dan tanda infeksi perineum, ajarkan perawatan vulva bagi pasien, ajarkan pasien teknik aseptik sebelum memegang daerah vulva, berikan HE tentang personal hygiene, dan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat. Partisipan 2 yaitu : gunakan pendekatan yang menenangkan, temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut, observasi tanda-tanda vital, ajarkan perawatan vulva hygiene, berikan HE tentang masa nifas, instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat.

  4. Implementasi Tindakan yang dilakukan kepada partisipan 1 yaitu sebagian mengikuti intervensi yang sudah di tetapkan, selain itu sebelum dilakukan tindakan perawatan vulva hygiene terlebih dahulu yaitu mengkaji pengeluaran lochea, warna, dan jumlah, kaji keadaan jahitan dan kebersihan vulva, observasi tanda-tanda vital serta adakah tanda infeksi di sekitar perineum, menjelaskan kepada pasien tentang perawatan vulva hygiene, kemudian pada partisipaan 2 yaitu sebagian mengikuti intervensi yang sudah di tetapkan selain itu sebelum dilakukan tindakan seperti gunakan pendekatan yang menenangkan, temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut, observasi tanda-tanda vital, ajarkan perawatan vulva hygiene, berikan HE tentang masa nifas, instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi, dan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat.

  Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurarif.A.H. dan Kusuma. H. (2015) tindakan yang dilakukan untuk pasien dengan post partum normal pada diagnosa resiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir yaitu perawatan vulva hygiene, untuk selanjutnya tindakan mandiri seperti kaji pengeluaran lochea, warna, dan jumlah, kaji kebersihan vulva, observasi tanda-tanda vital dan daerah perineum. Dan pada diagnosa ansietas berhubungan dengan kurang penyerapan informasi yaitu memberikan health edukasi tentang masa nifas dan mengajarkan perawatan vulva hygiene, untuk selanjutnya tindakan mandiri seperti gunakan pendekatan yang menenangkan, temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut, observasi tanda-tanda vital dan instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi. Setelah membuat intervensi sesuai dengan teori, peneliti dapat menerapkan sebagian intervensi yang ada untuk dilakukan implementasi.Implementasi yang sudah diterapkan peneliti terhadap kedua partisipan sudah sesuai dengan teori yang sudah ada menurut buku dan jurnal yang tersedia.

  5. Evaluasi Evaluasi yang dilakukan selama 3x24 jam pada evaluasi hari pertama kondisi partisipan 1 mengatakan banyak keluar darah dari alat genetalia, adanya jahitan pada perineum, keadaan umum lemah, mukosa bibir pucat, akral teraba hangat, ekspresi wajah meringis kesakitan bila berpindah posisi, terdapat tanda-tanda infeksi seperti jahitan pada perineum terasa panas, terdapat kemerahan di sekitar vagina badan terasa lemas, bila dibuat kencing masih perih, dan kebersihan vulva kotor serta lochea merah kecoklatan. Sedangkan pada partisipan 2 mengatakan bahwa selesai lahiran merasa cemas dengan keadaan dirinya, keadaan umum lemah, bila ditanya pasien tidak mau menatap lawan bicara, ekspresi wajah tampak gelisah, pasien banyak bertanya tentang keadaannya, mukosa bibir kering, akral teraba dingin, pasien tampak khawatir dengan adanya jahitan di bagian perineum, pasien tampak berfokus pada dirinya. Pada evaluasi hari kedua, partisipan 1 mengatakan masih banyak keluar darah dari alat genetalia, adanya jahitan pada perineum, keadaan umum cukup, mukosa bibir sedikit lembab, akral hangat, ekspresi wajah sedikit rileks, masih terdapat tanda-tanda infeksi seperti rasa panas pada jahitan perineum berkurang, masih terdapat kemerahan diekitar vagina, badan sudah tidak lemas, bila dibuat kencing rasa perih berkurang, kebersihan vulva sedikit bersih, lochea merah tua. Pada partisipan 2 mengatakan sudah merasa tenang dan cemasnya sudah berkurang, keadaan umum cukup, bila di tanya pasien mau menatap lawan bicaranya, ekspresi wajah sedikit rileks, pasien masih banyak bertanya tentang keadaan selanjutnya, mukosa bibir lembab, akral teraba hangat, rasa khawatir dengan adanya jahitan di bagian perineum sudah berkurang, pasien tampak menggendong bayinya dan mengajak bercanda anaknya. Pada evaluasi hari ketiga partisipan 1 mengatakan darah yang keluar sudah tidak terlalu banyak, adanya jahitan pada perineum, keadaan umum baik, mukosa bibir lembab, akral hangat, ekspresi wajah tampak rileks, tanda- tanda infeksi berkurang seperti rasa panas pada jahitan sudah berkurang, kemerahan disekitar vagina berkurang, badan tidak lemas, bila dibuat kencing rasa perih sudah tidak ada, kebersihan vulva sedikit bersih dan lochea rubra (merah segar). Pada partisipan 2 mengatakan sudah tidak merasa cemas lagi, keadaan umum baik, pasien kooperatif dengan lawan bicaranya, ekspresi wajah tampak rileks, pasien merasa tenang dengan keadaannya yang sekarang, mukosa bibir lembab, akral teraba hangat, perasaan khawatir dengan jahitan di perineum sudah berkurang, pasien tampak berfokus kepada bayinya. Dari implementasi yang sudah dilakukan selama 3 hari pada partisipan 1 dan 2 pada hari pertama belum ada perubahan, pada evaluasi hari kedua pada partisipan 1 mengalami perubahan sehingga itervensi dilanjutkan nomor 1,4,5, pada partisipan 2 mengalami perubahan sehingga intervensi dilanjutkan nomor 3,4,5, pada evaluasi hari ketiga pada partisipan 1 ada perubahan sehingga intervensi dilanjutkan nomor 4 dan memberikan HE, pada partisipan 2 ada perubahan sehingga intervensi di hentikan dan memberikan HE.

  Simpulan

  1. Pengkajian Dari data hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan hasil yang berbeda antara pasien 1 dan 2. Pasien 1 dengan usia 26 tahun dengan keluhan masih banyak keluar darah dari alat genetalia saat pasien ingin BAK, adanya jahitan pada perineum, keadaan umum lemah, suhu 37,9°C, ekspresi wajah meringis kesakitan bila berpindah posisi, jahitan pada perineum terasa panas, terdapat kemerahan di sekitar vagina, badan terasa lemas, bila dibuat untuk kencing terasa perih, vulva kotor, lochea merah kecoklatan. Pasien 2 dengan usia 24 tahun dengan keluhan selesai lahiran merasa cemas dengan keadaan dirinya, keadaan umum lemah, bila di tanya pasien sulit untuk berkonsentrasi, ekspresi wajah tampak gelisah, pasien banyak bertanya, tampak khawatir adanya jahitan di bagian perineum, dan tampak berfokus pada dirinya.

  2. Diagnosa Keperawatan Dari hasil pengkajian dan ditunjang dengan data yang ada, ditegakkan diagnosa resiko infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir, hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (pada luka jahitan perineum) pada partisipan 1, serta ansietas berhubungan dengan kurang penyerapan informasi dan hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri (pada luka jahitan perineum) pada partisipan 2.

  3. Intervensi Keperawatan Intervensi yang dilakukan yaitu diagnosa keperawatan untuk kedua pasien yang masing-masing mempunyai intervensi, tujuan dan kriteria hasil yang berbeda, yang sudah sesuai dengan kondisi pasien yang mengacu pada teori yang sudah ada.

  4. Implementasi Tindakan keperawatan yang dilakukan pada kedua pasien pada hari pertama dilakukan sesuai dengan intervensi yang sudah direncanakan.Pada hari kedua adanya perencanaan tindakan keperawatan yang dimodifikasi pada partisipan 2.Selanjutnya implementasi dilakukan sesuai dengan rencana intervensi yang sudah ada.

  5. Evaluasi Evaluasi yang dilakukan selama 3x24 jam, setelah dilakukan tindakan pada hari pertama yaitu kondisi kedua pasien masih tetap tidak ada perubahan. Pada hari kedua kondisi pasien 1 sudah ada perubahan sehingga intervensi di lanjutkan dari nomor 1, 2,4,5, sedangkan pada pasien 2 ada perubahan sehingga intervensi di lanjutkan nomor 3,4,5. Pada hari ketiga adanya perubahan kondisi pada partisipan 1, pada partisipan 1 mengatakan darah yang keluar sudah tidak terlalu banyak dan tetap intervensi dilanjutkan nomor 4 dan meberikan HE.Sedangkan pada partisipan 2 bahwa sudah tidak merasa cemas lagi dan intervensi di hentikan serta memberikan HE.

Rekomendasi

  1. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan kasus yang sama, disarankan supaya mencari sumber yang tepat untuk menegakkan suatu diagnose dan intervensi keperawatan yang tepat dan sesuai dengan kondisi pasien

  2. Bagi partisipan supaya lebih memperhatikan dampak apa saja yang bisa terjadi setelah masa nifas berlangsung, agar selalu waspada dan tidak di anggap remeh. Dan untuk selanjutnya selalu rutin untuk periksa bila terjadi apa-apa dengan kondisi dirinya maupun bayinya.

  3. Bagi Puskesmas Pada kasus selanjutnya pasien yang mengalami masa nifas seharusnya langsung di observasi 2 jam post partum agar tidak berdampak negatif pada ibu yang baru melahirkan, dan diberikan informasi ketika pasien dianjurkan untuk pulang, apa saja yang harus dilakukan serta rutin kontrol agar bayi dalam kondisi sehat

  Acuan APN (2010). Pelatihan Asuhan Persalinan Normal.Jakarta : Nasional Pelatihan Klinik. Amin, HN & Hardhi Kusumo.(2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan

  Diagnosa Medis & Nanda (North American Nursing Diagnosis Association Nic-Noc). Yogyakarta : Mediaction Publishing.

  Ambarwati, Wahyuni(2009).Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra. Cunnigham (2013).Obstetri Williams.Jakarta : EGC. Depkes RI (2015). Rencana Strategis Kementrian Kesehatan. Tahun 2010-2015.

  Jakarta :Kementrian Kesehatan RI Dinkes Jatim (2015). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur.Surabaya : Dinkes Jatim Hafifah (2009).Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Persalinan Normal .Jakarta : Salemba Medika. Kartiningrum, E.D., (2014). Faktor Yang Mempengaruhi Kematian Ibu Di Propinsi Jawa Timur Tahun 2010. Hospital Majapahit, Vol 6 No. 1 Pebruari 2014. Manuaba, Ida Ayu Chandranita, Ida Bgus Gide Fajar Manuaba dan Ida Bagus

  GideManuaba (2014). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandunga, dan Keluarga Berencana UntukPendidikan Bidan. Jakarta : EGC. Nurarif .A.H. dan Kusuma.H.(2015).APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction. Saleha , S. (2015) Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika. Survei Demograi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), (2015). BPS-BKKBN-Depkes RI.Jakarta : SDKI 2012. Suparyanto.(2011). Konsep Vulva HygieneDiakses pada tanggal 12 Februari 2014. Vivian .(2011). Asuhan Kehamilan untuk kebidanan Jakarta : Salemba Medika. Walyani, ES., Purwoastuti, E. (2015) Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.

  Yogyakarta : Pustaka Baru Press. WHO, (2015) . Asuhan Kebidanan Dan Komplikasi Pada Masa Nifas. Jakarta : EGC.

  Alamat Correspondensi

  Email

  Alamat : Desa Sambirono Wetan RT 12 RW 02 Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo

  No. Hp : 081259664974