Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Pengadaan Barang Atau Jasa Berbasis Website Dengan Metode Rational Unified Process (RUP) (Studi Kasus : Unit Bisnis Jasa O M 2 Luar Jawa PT PJB Surabaya)

  

Vol. 2, No. 12, Desember 2018, hlm. 7173-7182 http://j-ptiik.ub.ac.id

Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Pengadaan Barang Atau Jasa

Berbasis Website Dengan Metode Rational Unified Process (RUP)

  

(Studi Kasus : Unit Bisnis Jasa O & M 2 Luar Jawa PT PJB Surabaya)

1 2 3 M Bayu Dwi Nurgoho , Mochammad Chandra Saputra , Djoko Pramono

  Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: bayunugroho963@gmail.com, andra@ub.ac.id, djoko.jalin@ub.ac.id

  

Abstrak

  Unit Bisnis Jasa Operation & Maintanance Luar Jawa-2 (UJLJ-2) merupakan salah satu unit di PT PJB Surabaya yang memiliki tugas yaitu melakukan proses pengadaan barang atau jasa dalam menyediakan infrasruktur ketenagalistrikan yang diusulkan oleh unit pembangkit khusus luar jawa yang sudah disetujui PT PLN. Namun dalam melakukan tugas tersebut terdapat beberapa kendala seperti pendataan pengadaan yang belum terintergrasi antar divisi, pemantauan data pengadaan oleh manager yang harus menemui pegawai yang membawa data dahulu, dan unit pembangkit dari luar jawa untuk mengetahui kondisi progres pengadaan yang ditangani oleh UJLJ-2, mereka masih bertanya dengan menghubungi UJLJ-2 melalui telepon terlebih dahulu. Oleh karena itu diperlukanya sistem informasi yang mampu menangani masalah tersebut. Proses pendataan pengadaan terintegrasi antar divisi, pemantauan data dan progres pengadaan dapat dipermudah dengan menggunakan Sistem Informasi Monitoring Pengadaan (SIMOP) yang dibangun dengan metode Rational Unifed Process (RUP) yang dilakukan pada fase insepsi, elaborasi, konstruksi dan transisi. Pengujian sistem dilakukan dengan blackbox validation

  

testing dengan 5 kasus uji untuk menguji kebutuhan fungsional sistem dengan hasil 100% Valid dan

compability testing untuk menguji kebutuhan non fungsional didapat hasil 2 critical issues. Pengujian

  UAT digunakan untuk mengetahui penerimaan pengguna terhadap sistem yang telah dibangun dan menghasilkan nilai penerimaan sebesar 96,6% untuk aktor manager, 80% untuk aktor pegawai unit luar jawa, 88,3% untuk aktor pegawi divisi perencana, 73,30% untuk aktor pegawai divisi pelaksana, dan 70% untuk aktor pegawai divisi administrasi.

  Kata kunci: sistem informasi,rational unified proces,monitoring

Abstract

Business Operation Service Unit & Maintenance Outside Java - 2 (UJLJ-2) is one of the unit in PT PJB

Surabaya which has the tasks of doing the procurement process of goods or services in providing

electrical infrastructure proposed by a special power plant unit outside of Java which has been

approved by PT PLN. But in performing these tasks there are some obstacles such as data collection

procurement that has not been integrated between divisions, monitoring data procurement by managers

that must meet the employees who brought the data first and units from outside Java to know the progres

conditions of their procurement being handled by UJLJ-2, they still ask by calling UJLJ-2 by phone

first. Therefore, the information system is needed to handle the problem. The integrated procurement

data collection process between divisions, data monitoring and procurement progress can be simplified

by using the Procurement Monitoring Information System (SIMOP) built with Rational Unifed Process

(RUP) method that is done in the inception, elaboration, construction and transition phases. Testing the

system is done with blackbox validation testing with 5 test cases to test the functional requirements of

the system with 100% results Valid and compability testing to test the non-functional requirements

obtained 2 critical issues results. UAT testing is used to detect the user acceptance towards the system

which has been built and get the value accaptance of 96.6% for the actor manager, 80% for actor staff

of unit outside Java island , 88.3% for actor staff of planner division , 73.30% for actor staff of producer

, and 70% for for actor staff of administration division.

  Keywords: information systems, rational unified proces, monitoring Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya

  

7173

1. PENDAHULUAN

  Unit Binis Jasa O & M Luar Jawa 2 (UJLJ- 2) merupakan salah satu unit dari perusahaan nasional yaitu PT PJB Surabaya mempunyai peran membina unit jasa operasional dan pengelolaan yang berada di luar jawa yaitu unit pembangkit dari Amurang, Kendari, Bolok, Ropa , Ketapang dan Suppa. UJLJ-2 dalam menjalankan peran tersebut memiliki tugas yaitu melakukan proses pengadaan barang atau jasa dalam penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan yang diusulkan oleh unit pembangkit khusus luar jawa yang sudah disetujui PLN. Terdapat tahap-tahap dalam merealisasikan suatu pengadaan di UJLJ-2. Tiap tahap tersebut ditangani secara sekuential oleh 3 divisi yaitu divisi perencanaan,divisi pelaksanaan dan divisi administrasi.

  Setiap tahap dalam merealisasikan suatu pengadaan tersebut terdapat data dan beberapa berkas lampiran yang harus direkap untuk digunakan sebagai dokumentasi dan pemantauan, namun dalam melakukan pekerjaan tersebut terdapat sejumlah kendala. Hasil wawancara dengan salah satu manajer di UJLJ-2 yaitu manajer pelaksanaan menjelaskan bahwa pihaknya mendapat beberapa laporan keluhan dari pihak unit pembangkit luar jawa maupun karyawan di UJLJ-2 diantaranya setiap memenuhi permintaan pengadaan, dalam melakukan proses pendataan pengadaan, karyawan di UJLJ-2 mengalami kesulitan karena dalam melakukan suatu proses pendataan pengadaan dilakukan oleh 3 divisi yang saling terkait masih menggunakan software microsoft

  excel maka karyawan di setiap divisi harus selalu

  berbagi file excel untuk dapat mengisi data, keluhan juga terjadi pada unit -unit pembangkit di luar jawa yaitu ketika unit pembangkit luar jawa yang telah mengajukan pengadaan ingin tahu posisi proses pengadaan yang sedang berlangsung mereka harus menghubungi karyawan terkait diUJLJ-2 dahulu melalui via telepon namun karyawan/personil yang bertanggung jawab mengangkat panggilan tersebut ketika melakukan tugas dinas atau pekerjaan yang mengharuskan keluar dari ruang tersebut maka panggilan tersebut sering terabaikan, dan kendala juga dialami oleh para karyawan maupun manajer-manajer terkait yang ingin mengetahui kondisi semua proses pengadaan yang ditanganinya, mereka menjelaskan bahwa ketika ingin mengetahui semua proses pengadaan harus bertanya ke karyawan/personil yang melakukan pendataan dahulu sehingga pemantuan proses pengadaan masih terkendala oleh sarana, waktu dan tempat. Untuk dapat menangani masalah tersebut, pengembangan sistem informasi yang dapat memberikan kemampuan melakukan pendataan dan monitoring data pengadaan berbasis website perlu dilakukan.

  Nugroho & Septafianti (2017) menjelaskan bahwa pengembangan sistem informasi dapat membantu dalam proses pendataaan pengadaan barang atau jasa dan pejabat pembuat komitmen dapat mengetahui progres pengadaan secara realtime tanpa harus memanggil petugas yang terlibat dengan pengadaan tersebut. Pada kasus ini diharapkan sistem informasi yang dikembangkan bisa diakses dari komputer di kantor maupun diluar kantor. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka akan dikembangkan sistem informasi yang berbasis website. Menurut Ariesandika (2018) sistem informasi berbasis website mempunyai kemampuan dalam melakukan akses dari mana saja, kapan saja tanpa tergantung pada komputer lokal dan mampu mendukung proses bisnis pada sebuah kantor. Selama proses pengembangan sistem informasi, penulis menggunakan metode Rational Unifeld Process (RUP) yaitu metode dalam proses mengembangkan sistem memiliki pendekatan empat fase yaitu fase insepsi, elaborasi, konstruksi dan transisi. Metode ini dalam setiap fasenya memungkinkan terjadi sebuah iterasi (Jalote, 2008). Penggunaan metode RUP bertujuan untuk melakukan pengembangan secara bertahap dan mampu melakukan perubahan atau penambahan fitur sesuai kebutuhan. Metode RUP dipilih karena metode RUP dapat mengakomodasi kebutuhan pemangku kepentingan yang berubah-ubah yang mungkin terjadi dalam proses pengembangan sistem (Kinasih, 2018).

  Pengembangan berorientasi objek digunakan pada pengembangan sistem ini dan dalam analisa merancang sistem penulis memilih menggunakan metode Object Oriented Analysis

  and Design (OOAD) yaitu dengan menerapkan

  permodelan Unifield Modeling Language(UML), dimana mempermudah pemahaman dan komunikasi (Fowler, 2004).

  Sistem sebelum diimplementasikan akan diuji dahalu. Pengujian perangkat lunak merupakan faktor penting dalam menjamin kualitas sebuah perangkat lunak dan mempresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, pengkodean, dan desain (Sukamto, 2009). Penulis menggunakann

  blackbox validation testing untuk memastikan

  fungsionalitas sistem berjalan sesuai dengan skenario dan compatibility testing untuk mengetahui apakah non-fungsional sistem dapat berjalan dengan baik, serta user accaptenace

  antarmuka, perancangnan algoritme dan perancangan pengujuan Fase construction merupakan langkah selanjutnya betujuan melakukan implementasi

  diagram phisical data model , perancangan

  Fase elaboration merupakan langkah selanjutnya yang bertujuan melakukan perancangan atau desain arsitektur dari sistem. hasil dari fase ini berupa sequnce diagram, class

  Fase inception merupakan tahap penerapan RUP dimulai yang bertujuan melakukakan serangkaian analisis kebutuhan pada sistem yang akan dibuat.hasil dari fase ini berupa Analisa pemodelan proses bisnis as-is dan to-be, analisis persyaratan,dan pemodelan usecase

  Studi Literatur dilakukan dengan tujuan agar dapat menyelesaikan masalah dengan tepat dengan pengetahuan yang mendukung terkait permasalahan yang dibahas dalam pembuatan SIMOP. Kemudian pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana proses bisnis yang berjalan saat ini dan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dengan bersumber dari wawancara dan observasi.

  Gambar 2. Metodologi penelitian

  3. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi merupakan kerangka kerja berupa langkah-langkah dalam melakukan penelitan. Kerangka kerja dalam mengembangkan penelitian ini digambarkan pada Gambar 2.

  terjadi sebuah iterasi untuk melakukan penambahan maupun perubahan kebutuhan. Setiap fase terdapat pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan diantaranya pemodelan bisnis, kebutuhan, analisis dan desain, implementasi, testing , dan deployment (IBM,1998). dari hasil perancangan fase elaboration serta melakukan pengujian terhadap sistem . hasil dari fase ini yaitu implementasi sistem informasi berbasis website dan hasil pengujian

  transition. Pada setiap fase memungkinkan

  RUP tediri dari dari 4 fase yaitu fase inception, elaboration, construction, dan

  Gambar 1. Fase-fase pada metode RUP

  RUP merupakan sebuah pengembangan rekayasa perangkat lunak dengan pendekatan yang disiplin dalam melakukan tiap tugas dan tanggung jawabnya pada sebuah organisasi. Tujuan dari RUP yaitu untuk dapat membangun produk yang memiliki kualitas tinggi dan mampu memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan, meliputi waktu dan biaya sesusai rencana yang akhirnya dapat mendukung dalam penerapan Unified ModeIing Language dengan efektif (lBM, 1998).

  Tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan Sistem Informasi Monitoring Pengadaan (SIMOP) Berbasis Website Dengan Metode Rational Unified Process (RUP) pada Unit Bisnis Jasa O & M Luar Jawa PT PJB Surabaya untuk mendukung kinerja dalam hal pendataan dan monitoring pengadaan dalam .

  testing untuk mengetahui penerimaan pengguna terhadap sistem (Naik & Tripathy, 2008).

2. LANDASAN PUSTAKA

2.1. Rational Unified Process (RUP)

  monitoring

  sistem yaitu dengan blackbox validation testing dan compatibility testing.

  Fase transition merupakan fase terakhir bertujuan memastikan apakah sistem yang dibangun dapat diterima sesuai dengan kebutuhan pengguna. Pengujian dilakukan dengan user acceptance testing hasil pada fase ini berupa hasil pengujian user accepteance

  Gambar 3. Proses Bisnis As-Is Pemantauan Progres testing (UAT). Pengadaan Usulan Oleh Unit-Unit Pembangkit Luar Jawa 4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Fase Inception

  Pemodelan proses bisnis dan analisis kebutuhan pada fase ini dilakukan. Pemodelan proses bisnis dilakukan dengan pemodelan

  Gambar 4. Proses Bisnis To-be Pemantauan Progres

  proses bisnis as-is dan to-be. Hasil analisis pada

  Pengadaan Usulan Oleh Unit-Unit Pembangkit Luar Jawa

  penelitian ini didapat 3 pemodelan proses yaitu: 1. proses binis pemantauan progres

  Proses bisnis yang sudah di analisis pengadaan usulan oleh unit-unit kemudian digunakan sebagai input dalam pembangkit luar jawa. melakukakan analisis persyaratan yang tediri 2. proses binis pemantauan semua data dari identifikasi tipe pemangku kepentingan, pengadaan oleh manager dan pegawai analisis permasalahan, identifikasi pemangku UJLJ-2 kepentingan, identifikasi kebutuhan pengguna,

  3. proses bisnis pendataan tiap tahap identifikasi pengguna. Hasil identifikasi merealisasi pengadaan antar divisi di pengguna terdapat pada Tabel 1.

  UJLJ-2 Gambar 3 merupakan proses binis

  Tabel 1. Identifikasi Pengguna Pemangku Tipe _ Deskripsi i

  pemantauan progres pengadaan usulan oleh unit-

  Kepentingan Pengguna

  unit pembangkit luar jawa saat ini (as-is) yang

  Pegawai Pegawai UJLJ-2 yang bertugas Pengguna

  mana unit pembangkit luar jawa dalam

  divisi menjalankan suatu pengadaan

  mengetahui progres pengadaan harus

  perencanaan pada tahap perencanaan

  menghubungi pegawai UJLJ-2 dengen telepon pengaaan dahulu namun panggilan sering terabaikan

  Pegawai Pegawai UJLJ-2 yang bertugas

  karena petugas tanggung jawab ada pekerjaan

  divisi menjalankan suatu pengadaan pada tahap pelaksanaan

  yang harus keluar dari ruangnya. Pada Gambar 4

  pelaksana Pengadaan

  merupakan proses bisnis peningkatan (to-be) yang mana unit pembangkit luar jawa dalam Pegawai Pegawai UJLJ-2 yang bertugas

  divisi melakukan pencatatan suatu

  mengetahui progres pengadaan bisa dilakukan

  administrasi pengadaan tahap administrasi dengan sistem informasi monitoring.

  Pengadaan Manger Yang bertangung jawab pada jalannya tiap tahap pengadaan di Unit Jasa O & M Luar Jawa-2

  Pegawai unit Pegawai unit-unit pembangkit pembangkit yang di luar jawa yang di luar jawa berkebutuhan melakukan pemantauan progres pengadaan yang diusulkan

   Identifikasi fitur kemudian dilakukan

  03 Sistem dapat digunakan untuk menampilkan jumlah total dan daftar pengadaan yang ditangani, total pengadaan dan daftar pengadaan yang sedang berlansung, total dan daftar pengadaan yang telah selesai ditangangi oleh PT PJB (Close 1) dan pengadaan yang telah selasai ditangai oleh PT PLN (Close 2) FT-

  16 Sistem dapat digunakan untuk mengubah akun pengguna diantranya data username, password, foto identitas, nama lengkap dan jenis divisi SIMOP-KF-

  17 Sistem dapat digunakan untuk menghapus akun pengguna

  Pada fase ini literasi dilakukan terhadap analaisis kebutuhan yang telah didefinisikan sebelumnya. Sehingga pada hasil akhir analisis persyaratan menjadi 9 fitur, 18 persyaratan fungsional, dan 1 persyartan non-fungsional. Hasil perbaikan analisis persyaratan hasil pengidentifikasi ulang pada fase inception ditujukan pada Tabel 6.

FT-01 SIMOP-KF-

  Tabel 6. Perbaikan kebutuhan persyaratan fungsional Kode Fitur Kode Persyaratan Deskripsi FT-

FT-02 SIMOP-KF-

  02 SIMOP-KF-

  18 Sistem dapat digunakan untuk menampilkan daftar pengadaan pada 7 hari sebelum tanggal levering

  09 SIMOP-KF-

  15 Sistem dapat digunakan untuk menambah akun pengguna dengan memasukan username, password, foto identitas, nama lengkap dan

  Pada Tabel 6 menunjukan terdapat 2 kebutuhan persyaratan fungsional perbaikan. Pertama yaitu kode persyaratan dengan kode SIMOP-KF-03 merupakan hasil perbaikan dengan terjadinya perubahan kebutuhan yang mana pada kebutuhan sebelumnya stakeholder hanya ingin menampilkan jumlah total pengadaan, pengadaan sedang berlangsung, dan pengadaan selesai saja setelah melakukan identifikasi ulang stakeholder ingin sistem menampilkan total pengadaan,pengadaan sedang berlangsung, pengadaan selesai ditangani pleh PT PJB(Close 1) dan selesai ditangani PT PLN (Close 2). Kode SIMOP-KF-19 merupakan hasil penambahan kebutuhan persyaratan fungsional yang mana stakeholder ingin sistem dapat digunakan untuk menampilkan notifikasi dan daftar pengadaan pada 7 hari sebelum tanggal deadline levering pengadaan yang ditangani terjadi.

FT-05 SIMOP-KF-

FT-06 SIMOP-KF-

FT-07 SIMOP-KF-

  Setelah dilakukan analisis persyaratan, perilaku atau interaksi aktor terhadap kebutuhan persyaratan fungsional divisualisasikan dengan

  Tabel 5. Kebutuhan Persyaratan fungsional jenis divisi SIMOP-KF-

  14 Sistem dapat digunkan untuk menghapus data pengadaan

  berdasar hasil identifikasi kebutuhan pemangku kepentingan. Hasil identifikasi didapat 8 fitur. Identifikasi fitur yang telah diidentifikasi kemudian digunakan sebagai dasar dalam mengidentifikasi kebutuhan persyaratan fungsional dan persyaratan non-fungsional. Hasil didapat 18 kebutuhan persyaratan fungsional, dan 1 kebutuhan persyaratan non- fungsional. Hasil identifikasi kebutuhan persyartan fungsional ditujukan pada Tabel 5.

  06 Sistem dapat digunakan untuk menambah data pengadaan bagian perencanaan. SIMOP-KF-

  Tabel 5. Kebutuhan Persyaratan fungsional Kode Fitur Kode persyaratan fungsional Deskripsi

  01 Sistem mampu mengotentikasi pengguna yang berdasar pada data pengguna yang tersimpan didalam s sistem.

  02 Sistem dapat digunakan untuk menampilkan progres pengadaan jumlah total dan daftar pengadaan yang ditangani, total pengadaan dan daftar pengadaan yang sedang berlangsung, total dan daftar pengadaan yang telah selesai SIMOP-KF-

  03 Sistem dapat digunakan untuk menampilkan progres pengadaan hasil pencarian FT-03 SIMOP-KF-

  04 Sistem dapat digunakan untuk menampilkan semua data pengadaaan terdiri dari data perancanaan, Pelaksanaan, administrasi SIMOP-KF-

  05 Sistem dapat digunakan untuk menampilkan hasil pencarian data pengadaan FT-04 SIMOP-KF-

  07 Sistem dapat digunakan untuk mengubah data pengadaan bagian perencananaan SIMOP-KF-

  SIMOP-KF-

  08 Sistem dapat digunakan untuk menghapus data pengadaan

  09 Sistem dapat digunakan untuk memperbarui data pengadaan bagian pelaksanaan.

  10 Sistem dapat digunakan untuk memperbarui data pengadaan bagian adminstrasi. SIMOP-KF-

  11 Sistem dapat digunkan untuk menambah data pengadaan semua bagian tediri dari perencanaan, pelaksanaan dan administrasi.

  12 Sistem dapat digunkan untuk menambah data pengadaan semua bagian tediri dari perencanaan, pelaksanaan dan administrasi.

  SIMOP-KF-

  13 Sistem dapat digunkan untuk mengubah data pengadaan semua bagian tediri dari data perencanaan, pelaksanaan dan administrasi

FT-08 SIMOP-KF-

  yang ditunjukan pada Gambar

  usecase diagram

  4.2 Fase Elaboration 5.

  Perancangan sistem kemudian dilakukan berdasar pada analisis kebutuhan yang telah dilakukan pada fase inception. Interaksi pada objek yang didapat pada activity diagram kemudian divisualisasikan dengan sequence diagram yang ditujukan pada Gambar 7.

  Gambar 7. Sequence Diagram Melihat Progres Pengadaan

  Model objek kemudian divisualisasikan dengan kelas diagram. Diagram kelas memuat kelas diagram analisis sebagai acuan dalam membuat perancangan basis data dan kelas diagram perancangan dibuat berdasarkan pengembangan pada kelas analisis yang disesuaikan dengan pemograman dengan

  framework codeigneter . Kelas diagram

  perancangan terdiri dari kelas diagram model

  dan kelas diagram controller. Kelas diagram Gambar 5. Use Case Diagram model memvisualisasikan kelas model di framework CI dan kelas diagram controller

  Alur kerja pada tiap use cuse kemudian merupakan visualiasi dari kelas controller di divisualisasikan dengan activity diagram yang framework CI pada sistem yang dikembangkan. ditunjukan pada Gambar 6.

  Hasil perancangan kelas diagram model pada penelitian ini dapat 14 kelas yang ditujukan pada Gambar 8 dan kelas diagram controller didapat 12 kelas yang ditujukan pada Gambar 9.

  Gambar 6. Activity Diagram Melihat Progres Gambar 8. Kelas Diagram Model Pengadaan

  Gambar 9. Kelas Diagram Controller

  7

  4.3 Fase Construction

  Gambar 11. Perancangan Antarmuka Melihat Progres Pengadaan

  Perancangan antarmuka kemudian dibuat sebagain dasar pembuatan antarmuka sistem yang akan dikembangkan yang ditujukan pada Gambar 11.

  Selesai

  11 Mulai Buat array untuk menangkap data dari fungsi getsemuadatapengadaan Buat array untuk menangkap data dari fungsi getdatapengadaanberlangsung Buat array untuk mengamkap data dari fungsi getdatapengadaanselesaipjb Buat array untuk mengamkap data dari fungsi getdatapengadaanselesaipln Masukan selurah array kedalam data tampil Menuju halaman progress pengadaan

  10

  9

  8

  6

  Rancangan basis data kemudian dilakukan. Perancangan basis data didapat dari kelas diagram kelas analisis. Hasil perancangan basis data didapat sebanyak 9 tabel yang ditunjukan pada Gambar 10 .

  5

  4

  3

  2

  1

  Tabel 5. Rancangan algoritme melihat progres pengadaan Ba ris Psedocude

  Perancangan algoritme kemudian dibuat sebagai alur logika dan sebagai dasar perancangan dalam mengimplementasikan sistem. Hasil salah satu perancangan algoirtme yaitu algoritme melihat progres pengadaan pengadaan ditunjukan pada Tabel 5.

  Gambar 10. Perancangan Basis Data

  Hasil perancangan pada fase sebelumnya diimplementasi dan pada fase ini pengujian terhadap sistem dilakukan. Implementasi sistem menggunakan kerangka kerja Code Igniter. Hasil dari implentasi sistem terdiri dari implementasi algoritme dan implementasi antarmuka yang tujukan pada Tabel 3 dan Gambar 12. Tabel 3. Implementasi Algoritma Menampilkan Porgres Pengadaan Ba ris Psedocude

  1

  Valid

  Valid

  3 P-VT-

  02 Kasus uji menambah data pengadaaan bagian perencanaan Alternatif

  1 (A1) Sistem menampilkan pesan untuk mengisi inputan bagian formulir yang yang tidak boleh kosong

  Valid

  4 P-VT-

  03 Kasus uji memperbarui data pengadaaan bagian pelaksanaan

  Sistem memperbarui data pengadaan bagian pelaksanaan sesuai masukan dan pada halaman progres pengadaan status progres pengadaan berubah ketahap berikutnya yaitu tahap pembukaan penawaran

  5 P-VT-

  01 Kasus uji menambah data pengadaaan bagian perencanaan

  04 Kasus uji menghapus data pengadaaan

  Data pengadaan yang dihapus sudah tidak tersimpan atau tertampilkan pada sistem Valid

  Berdasarkan hasil pengujian validation

  testing yang ditunjukan pada Tabel 4 Dengan 5

  kasus uji didapat semua bernilai valid, penghitungan persentase kemudian dilakukan sehingga diperoleh nilai sebesar (nilai valid 100%). Sehingga fungsionaltas sesuai dengan kebutuhan persyatan sistem. Hasil pengujian untuk compatibility testing ditujukan pada Gambar 13

  Gambar 13 Hasil penguian compability testing

  Hasil pengujian compability yang telah dilakukan didapat critical issues pada permaban

  chrome dan firefox karena tidak diaktifkannya

  fitur SSL dan 1 minor isssue pada perambah IE versi 9.

  Sistem menyimpan data pengadaan bagian perencanan yang telah disi

  2 P-VT-

  2

  11

  3

  4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  12 function index(){ $tampil['datapengadaan']= $this- >m_pengadaan- >getsemuadatapengadaan(); $tampil['dataPL'] = $this- >m_pengadaan- >getdatapengadaanberlangsung(); $tampil['dataPSPJB'] = $this- >m_pengadaan- >getdatapengadaanselesaipjb(); $tampil['dataPSPLN'] = $this- >m_pengadaan- >getdatapengadaanselesaipln(); $tampil['level'] = $this->session- >userdatắnamá); $tampil['konten'] = 'v_progres_pengadaan'; $this->load- >view('v_dashboard',$tampil);} }

  No Kode Peng ujian Nama Pengujian Hasil Yang didapat Hasil

  Hasil perancangan antarmuka yang telah dilakukan sebelumnya kemudian dilakukan implementasi dengan hasil yang ditujukan pada Gambar 12.

  Gambar 12 Implementasi Antarmuka Progres Pengadaan

  Untuk menguji sistem yang sudah dikembangkan. Pengujian blackbox validation

  testing dilakukan. untuk mengetahui apakah

  sistem yang dikembangkan berjalan sesuai dengan scenario dan untuk mengetahui apakah sistem yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik pada tiap peramban maka

  compatibility testing dilakukan. Hasil pengujian validation testing ditujukan pada Tabel 4.

  Tabel 4. Hasil Pengujian Validation Testing No Kode Peng ujian Nama Pengujian Hasil Yang didapat Hasil

1 P-VT-

  05 Kasus Uji Melihat Progres pengadaan

  Sistem menampilkan progres pengadaan Valid

4.4 Fase Transition

  Pengujian penerimaan pengguna terhadap sistem yang telah dibangun dilakukan. Pengujian menggunakan user acceptance testing bertujuan untuk mengetahui penilai calon pengguna dalam hal ini semua aktor yang terlibat dengan sistem informasi monitoring pengadaan. Pengujian UAT dilakukan dengan memberi pertanyaan berdasarkan 4 karakteristik yaitu performance,

  9 tabel, algoritma, antarmuka sistem, dan perencangan pengujian..

  responden mewakili tiap aktor yang terdiri dari 1 manager, 1 pegawai divisi unit luar jawa, 1 pegawai divisi perencana, 2 pegawai divisi pelaksana, dan 2 pegawai divisi administrasi. Hasil pengujian berdasarkan pertanyaan 4 karakteristik UAT didapat presentase sebanyak 96,6% untuk aktor manager, 88,8% untuk aktor pegawai unit luar jawa, 88,3% untuk aktor pegawi divisi perencana, 73,30% untuk

  acceptance testing diilakukan kepada 7

  4. Pada fase transisi pengujian user

  tidak diaktifkannnya fungsi SSL.

  compatiblity testing didapat hasi 1 minor issues dan 2 critical issues dikarenakan

  diantaranya uji menambah data pengadaan perencanaan dan alternitif1 (A1) dinyatakan valid, memperbarui data pengadaan bagian pelaksanaan dinyatakan valid, menghapus data pengadaan dinyatakan valid dan menampilkan progres dinyatakan valid. Pengujian nonfungsional dengan

  testing dengan 5 kasus uji dengan hasil

  3. Pada fase konstruksi implementasi sistem dibuat berdasarkan perancangan pada fase elaborasi. Pengembangan dikembangkan dengan kerangka kerja code igneter. Pada fase kontruksi pengujian sistem dilakukan dengan pengujian blackbox validation

  controller dan perancangan PDM dengan

  usability, functional correctness and completeness, backup dan recovery. Pengujian

  2. Pada fase elaborasi rancangan dilakukan berdasarkan hasil analisis persyaratan yang sudah dilakukan pada fase inspesi. Analisis persyaran menghasilkan model interaksi objek yang divisualisasikan ke dalam sequence diagram, model objek divisualisasikan dalam class diagram dengan hasil 14 kelas model, 12 kelas

  Permasalahan terkait pemantauan progres pengadaan oleh unit pembangkit luar jawa dapat diselesaikan dengan persyaratan fungsional (SIMOP-KF-02, SIMOP-KF- 03), permasalahan terkait pemantauan data pengadaan oleh manager dan pegawai UJLJ-2 dapat diselesaikan dengan persyaratan fungsional (SIMOP- KF-04, SIMOP-KF-05, SIMOP-KF-06), dan permasalahan terkait pendataan tiap divisi di UJLJ-2 dapat diselesaikan dengan persyaratan fungsional (SIMOP- KF-07, SIMOP-KF-08, SIMOP-KF-09, SIMOP-KF-10, SIMOP-KF-11).

  persyaratan kemudian dilakukan sehingga didapat 8 fitur, 18 kebutuhan persyaratan fungsional dan 1 kebutuhan persyaratan nonfungsional. Pada fase ini terdapat literasi yang menyebabkan perubahan kebutuhan pada analisis persyaratan yaitu 1 perbaikan dan 1 penambahan kebutuhan. Hasil akhir pada akhir fase insepsi sehingga didapat sebanyak 8 fitur, 19 kebutuhan persyaratan fungsional dan 1 kebutuhan persyaratan nonfungsional.

  be ) di UJLJ-2 PT PJB Surabaya. Analisis

  1. Pada fase insepsi analisis proses bisnis dilakukan dengan melakukan analisis proses bisnis saat ini (as-is) yang menghasilkan proses bisnis perbaikan (to-

  Setelah melakukan penelitian, maka penulis dapat mengambil kesimpulan :

  2 responden kasus uji memperbarui data pengadaan bagian administrasi menunjukan nilai presentasi sebesar 70% (setuju).

  Pengujian UAT didapat dengan hasil pengguna dari pihak manager dengan 1 responden kasus uji fitur menampilkan data pengadaan menunjukan nilai presentase sebesar 96,6% (Sangat setuju), pihak pegawai unit luar jawa dengan jumlah 1 responden kasus uji melihat progres pengadaan menunjukan nilai persentase sebesar 80% (sangat setuju), pihak pegawai perencana dengan 1 responden kasus uji mengelola data pengadaan bagian perencanaan menunjukan nilai presentasi sebesar 83,3% (sengat setuju), pihak pegawai pelaksana dengan jumlah 2 responden kasus uji memperbarui data pengadaan bagian pelaksanaan menunjukan nilai presentase sebesar 73,3% (setuju), dan pihak pegawai administrasi dengan jumlah

  UAT dilakukan kepada 7 responden merepresentasikan pengguna yang terlibat pada sistem informasi monitoring pengadaan.

5. KESIMPULAN

  aktor pegawai divisi pelaksana, dan 70% Evaluasi Piranti Lunak. untuk aktor pegawai administrasi. berdasarkan presentase pengujian yang sudah didapat menunjukan semua pihak atau aktor yang bersangkutan setuju dengan adanya sistem informasi yang sudah dikembangkan. Sistem informasi monitoring pengadaan (SIMOP) di Unit Bisnis Jasa O & M - 2 maka dapat diterima dengan baik oleh pengguna.

6. DAFTAR PUSTAKA Ariesandika, D., Wicaksono, S., & Pradana, F.

  Pengembangan Sistem Informasi Monitoring Pekerjaan Kantor Konsultan Pajak Berbasis Web pada Kantor Konsultan Pajak I Gede Arianta.

  Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, vol. 2, no. 11, p. 5807-5815, agu. 2018. ISSN 2548-964X. Tersedia pada: <http://j- ptiik.ub.ac.id/index.php/j- ptiik/article/view/3434>. Tanggal Akses: 05 agu. 2018

  Fowler, M. (2004). UML Distilled: A Brief

  Guide to the Standard Object Modeling Language . Pearson Paravia Bruno Mondad .

  

1 IBM, D. T., 1998. Rational Unified Process,

  Best Practices for Software. Cupertino: Rational Software. Nugroho, B., 2004. Aplikasi Pemrograman Web Dinamis dengan PHP dan MySQL. Yogyakarta :

  Gava Media. Jalote, P. (2008). A Concise Introduction to Software Engineering .

  Kinasih, A.D, 2018. Pengembangan Sistem Informasi Evaluasi Pembelajaran PAUD: Jurnal Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer

  Naik, K., & Tripathy, P. (2008). Software

  Testing and Quality Assurance . Theory and Practice .

  https://doi.org/10.1002/9780470382844 Nugroho, A.,2017. Aplikasi Monitoring

  Pengadaan Barang Atau Jasa Pada Direktorat Penilaian Keamanan Pangan Badan POM RI.SI. Universitas Marcabuana.

  Sukamto, Rosa Ariani, 2009. Langkah-

  langkah pengujian perangkat dan