BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Teori Kepatuhan (compliance theory) - Pengaruh Audit Report Lag dan Opini Audit terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan dengan Reputasi KAP sebagai Variabel Moderating

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Teori Kepatuhan (compliance theory) Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, patuh berarti suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan

  dan berdisiplin. Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran atau peraturan.

  Seorang individu cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka. Komitmen normatif melalui legitimasi (normative commitment through legitimacy) berarti mematuhi peraturan karena otoritas penyusun hukum tersebut memiliki hak untuk mendikte perilaku, sedangkan komitmen normatif melalui moralitas personal (normative commitment through morality) berarti mematuhi hukum karena hukum tersebut dianggap sebagai keharusan (Dewi ,2013).

  Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih mematuhi peraturan yang berlaku. Sama halnya dengan perusahaan yang berusaha untuk menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu. Penyampaian laporan keuangan secara tepat waktu merupakan suatu kewajiban bagi perusahaan agar informasi yang terkandung di dalamnya bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan. Teori kepatuhan Baron dan Bryne (2000 : 387):

  Obedience is a form of social influence in which one or more persons are ordered to do something, and they do it. It is an a sense, the most direct form of social influence. Several strategies can help reduce the occurance of destructive obedience. These include reminding individuals that they share in the responsibility for any harm produced, reminding them that beyond some point obedience is inappropriate, calling into question the motives of authority figures.

  Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam Undang- Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP- 36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.

  Peraturan-peraturan tersebut mengisyaratkan suatu keharusan bagi setiap perusahaan publik yang terlibat di pasar modal indonesia patuh untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan secara tepat waktu kepada Bapepam. Hal tersebut sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory).

  Perusahaan yang tidak patuh dalam melaksanakan kewajiban dalam menyampaikan laporan keuangan berkala akan dikenakan sanksi sesuai dengan keputusan direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-307/BEJ/07-2004, tentang Peraturan Nomor 1-E tentang Kewajiban Penyampaian Laporan dikenakan sanksi mulai dari Peringatan I sampai dengan peringatan III disertai denda sebesar Rp.50.000.000,00 sampai Rp.150.000.000,00 bahkan akan dikenakan suspensi. Selanjutnya, Peraturan Nomor 1-H tentang Sanksi Khusus bagi Perusahaan Tercatat yang terlambat menyampaikan Laporan Keuangan. Pengenaan sanksi tersebut dilakukan dengan proses tertentu sesuai peraturan. Perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan sanksi administratif berupa denda berdasarkan ketentuan Pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa “emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp.1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah)”.

2. Laporan Keuangan

  Laporan Keuangan merupakan kebutuhan utama perusahaan, terutama bagi perusahaan go publik di indonesia. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas, serta catatan-catatan atas laporan keuangan. Kondisi keuangan dan kinerja perusahaan selama periode tertentu dapat diketahui dari laporan keuangan. Informasi dalam laporan keuangan merupakan tanggung jawab pihak manajemen dan laporan keuangan harus disajikan secara wajar.

  Menurut Weygandt dan Kieso (2005), definisi laporan keuangan adalah sebagai berikut:

  “Laporan keuangan merupakan sarana utama dimana informasi keuangan dikomunikasikan dengan pihak luar perusahaan, laporan ini memberikan sejarah kuantitatif perusahaan dalam satuan uang.”

  Tujuan umum laporan keuangan dalam PSAK 2009 adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakannya.

  Standar Akuntansi Keuangan menyebutkan empat karakteristik kualitatif pokok dalam laporan keuangan (IAI, 2009): a. Dapat dipahami

  Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh pemakai. Guna mencapai maksud ini, diasumsikan pemakai memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.

  b. Relevan Informasi disebut relevan ketika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai. Agar relevan, informasi harus dapat digunakan untuk mengevaluasi masa lalu, masa sekarang, dan masa mendatang (predictive

  

value ), menegaskan atau memperbaiki harapan yang dibuat sebelumnya

  (feedback value), juga harus tersedia tepat waktu bagi pengambil keputusan sebelum mereka kehilangan kesempatan atau untuk mempengaruhi keputusan yang diambil (timeliness).

  c. Keandalan Informasi disebut andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang dapat disajikan secara wajar.

  d. Dapat dibandingkan Identifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan laporan keuangan perusahaan antar periode hendaknya dapat diperbandingkan oleh pemakai. Dengan demikian pemakai dapat memperoleh informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut. Ketaatan pada standar akuntansi keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh perusahaan, membantu pencapaian karakteristik ini.

  Dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan dengan kandungan informasi dapat dipahami, relevan, dapat diandalkan, dan mempunyai daya banding. Karakteristik relevan berarti laporan tersebut mampu mendeskripsikan kondisi keuangan perusahaan secara tepat waktu.

3. Audit dan standar auditing a. Audit

  Menurut Arens dkk (2008:4) audit didefinisikan sebagai ”pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan”. Boynton dkk (2002:5) mendefinisikan auditing sebagai: suatu proses yang sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Audit laporan keuangan (financial statement audit) dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan (informasi yang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu (Arens dkk, 2008:18). Biasanya kriteria yang berlaku adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.

  Audit harus dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten dan independen. Perusahaan umumnya memilih menggunakan jasa auditor independen untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan keuangan tersebut, namun apabila perusahaan memutuskan untuk tidak menggunakan auditor independen, maka laporan keuangan tersebut akan memiliki kredibilitas yang sangat rendah.

  Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan go publik wajib diaudit.

  Audit atas laporan keuangan secara umum memiliki tujuan untuk melihat apakah laporan keuangan sudah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Tujuan utama audit laporan keuangan bukan untuk menciptakan informasi baru, melainkan untuk menambah keandalan laporan keuangan yang telah disusun (Boyton dkk, 2001:50). Laporan keuangan yang disusun merupakan tanggung jawab manajemen, tetapi opini audit yang diberikan sepenuhnya merupakan tanggung jawab auditor independen atau akuntan publik.

b. Standar Auditing

  Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menetapkan standar-standar audit untuk profesi yaitu Standar Auditing Berlaku Umum. Standar Auditing Berlaku Umum diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) No. 01 (2001 par.27) yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan.

  1) Standar Umum Standar umum berhubungan dengan kualifikasi dari seorang auditor dan kualitas pekerjaan seorang auditor, yaitu: a) audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai seorang auditor, b) dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor, c) dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2) Standar Pekerjaan Lapangan

  Standar pekerjaan lapangan berhubungan dengan pelaksaan pekerjaan audit di lapangan, yaitu : a) pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten, harus disupervisi dengan semestinya, b) pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan,

  c) bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

  3) Standar Pelaporan Standar ini berhubungan dengan masalah pengkomunikasian hasil-hasil audit, yaitu : a) laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

  Indonesia,

  b) laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya, c) pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor, d) laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

4. Ketepatan waktu (timeliness)

  Laporan keuangan yang relevan akan bermanfaat bagi para pemakai apabila tersedia tepat waktu sebelum pemakai kehilangan kesempatan atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Ketepatan waktu menunjukkan rentang waktu antara penyajian informasi yang diinginkan dengan frekuensi informasi pelaporan. Apabila informasi tersebut tidak disampaikan dengan tepat waktu akan menyebabkan informasi tersebut kehilangan nilai di dalam mempengaruhi kualitas keputusan.

  Hendriksen dan Van Breda (dalam Dewi, 2013) menyatakan bahwa informasi tidak dapat relevan jika tidak tepat waktu, yaitu hal itu harus tersedia bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi keputusan. Oleh karena itu, ketepatan waktu adalah batasan penting pada publikasi laporan keuangan.

  Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tapi relevansi informasi tidak dimungkinkan tanpa ketepatan waktu informasi mengenai kondisi dan proses perusahaan harus cepat dan tepat sampai kepada pengguna laporan keuangan (Dewi, 2013).

  Ketepatan waktu merupakan batasan penting pada publikasi laporan keuangan. Akumulasi, peringkasan, dan penyajian selanjutnya informasi akuntansi harus dilakukan secepat mungkin untuk menjamin tersedianya informasi sekarang di tangan pemakai. Ketepatan waktu juga menunjukkan bahwa laporan keuangan harus disajikan pada kurun waktu teratur untuk memperlihatkan perubahan keadaan perusahaan pada gilirannya mungkin akan mempengaruhi prediksi dan keputusan pemakai (Sidauruk, 2012). Berdasarkan Lampiran Surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor KEP- 36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan auditor independen harus disampaikan selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga(90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan.

5. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan a. Audit Report Lag

  Audit report lag (ARL) didefinisikan sebagai periode waktu antara tanggal akhir tahun fiskal perusahaan dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor indipenden. Dengan kata lain, yang dimaksud dengan Audit Report Lag adalah durasi waktu penyelesaian audit atas laporan keuangan perusahaan. Lee dan Jahng (2008) mengemukakan pengertian Audit Report Lag :

  Audit report lag (ARL) is the time period between a company ‟s fiscal year-end and the audit report date. Givoly dan Palmon (dalam Lee dan Jahng, 2008) menyatakan bahwa ARL berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (timeliness).

  Dyer dan McHugh (dalam wiguna, 2012) membagi keterlambatan (lag) menjadi tiga bagian, yaitu :

  1. Preliminary Lag : merupakan interval waktu antara tanggal berakhirnya tahun buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahuluan oleh pasar modal.

  2. Auditors signature lag, yaitu interval waktu antara tanggal berakhirnya tahun buku sampai dengan tanggal yang tertera dalam laporan auditor indipenden

  3. Total lag, yaitu interval waktu antara tanggal berakhirnya tahun buku sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan. audit report lag juga dikenal dengan audit delay. Jika audit report lag semakin lama, maka kemungkinan keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan semakin besar. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat ketidakpastian keputusan berdasarkan informasi yang dipublikasikan.

b. Opini Audit

  Akuntan publik bertugas memberikan assurance terhadap kewajaran laporan keuangan yang disusun dan diterbitkan oleh manajemen. Assurance terhadap laporan keuangan tersebut, diberikan akuntan publik melalui opini akuntan publik. Opini audit adalah pendapat akuntan publik atau auditor independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan yang telah diauditnya. Auditor sebagai pihak yang independen di dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan publik akan memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 110 paragraf 1 menyatakan bahwa laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila mengharuskan, untuk menyatakan tidak memberikan pendapat. Laporan audit hanya dibuat jika audit benar–benar dilakukan. Bagian dari laporan audit yang merupakan informasi utama dari laporan audit adalah opini audit.

  Opini audit yang diberikan oleh auditor independen melalui beberapa tahap audit yang dilakukan dapat memberi simpulan atas laporan keuangan yang diauditnya. Arens dkk (2008:58) mengemukakan bahwa laporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Dengan demikian, auditor didalam memberikan opini sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya.

  Menurut Arens dan Loebbecke (1997:39) terdapat 5 jenis opini audit yang dapat diberikan oleh auditor atas laporan keuangan yang diauditnya.

  Opini audit tersebut dibedakan menjadi : 1.

  Unqualified Opinion (Wajar Tanpa Pengecualian) Auditor memberikan opini unqualified opinion (wajar tanpa pengecualian), jika menyimpulkan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Laporan audit standar dengan opini wajar tanpa pengecualian dapat digunakan apabila kondisi–kondisi berikut terpenuhi: semua laporan keuangan (neraca yang mencerminkan posisi aktiva, kewajiban dan ekuitas, laporan laba rugi, laporan perubahan saldo laba, dan laporan arus kas serta pelengkapnya yang memadai), sudah tercakup dalam laporan keuangan, ketiga standar umum auditing telah diikuti dengan sepenuhnya dalam penugasan, bahan bukti yang cukup dan memadai telah dikumpulkan, laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tidak terdapat situasi–situasi yang memerlukan penambahan paragraf penjelasan atau modifikasi kata–kata dalam laporan audit.

  2. unqualified opinion with explanatory paragraph (wajar tanpa

  pengecualian dengan paragraf penjelasan) Auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan dalam laporan auditnya karena karena audit yang dilakukannya telah memenuhi kriteria suatu proses audit yang lengkap dengan hasil–hasil yang memuaskan dan laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Tetapi auditor merasa perlu untuk memberikan sejumlah informasi tambahan dalam laporan auditnya. Berikut ini adalah beberapa penyebab paling penting dari penambahan paragraf penjelasan dalam laporan audit wajar tanpa pengecualian : tidak ada konsistensi, keraguan atas kelangsungan hidup perusahaan (going

  

concern ), penekanan atas suatu hal dan laporan yang melibatkan auditor

lain (Arens dkk, 2008:65).

  Dengan kata lain, opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan diberikan jika terdapat hal–hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien.

  3. qualified opinion (wajar dengan pengecualian)

  Auditor memberikan opini wajar dengan pengecualian apabila laporan keuangan disajikan wajar dengan pengecualian untuk pos-pos tertentu yang memuat salah saji yang material. Pada saat auditor menerbitkan laporan wajar dengan pengecualian, auditor harus menggunakan istilah “kecuali untuk” dalam paragraf pendapat. Dalam hal ini harus tersirat bahwa laporan auditor tersebut merasa puas bahwa keseluruhan laporan keuangan adalah wajar “kecuali untuk” aspek tertentu yang menunjukkan salah saji yang material. Tidaklah dibenarkan menggunakan ungkapan kecuali untuk pada semua jenis pendapat auditor selain pendapat wajar dengan pengecualian (qualified

  opinion ).

  4. adverse opinion (tidak wajar)

  Auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar. Pendapat tidak wajar hanya diberikan jika auditor merasa yakin bahwa secara keseluruhan laporan keuangan yang disajikan memuat salah saji yang sangat material atau menyesatkan dan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pendapat tidak wajar ini hanya dibuat jika auditor telah memiliki bahan bukti audit yang cukup. Hal ini bukanlah hal yang lazim sehingga pendapat tidak wajar (adverse opinion ) sangat jarang diberikan.

5. Disclaimer opinion (tidak memberikan pendapat)

  Disclaimer opinion atau pendapat tidak memberikan pendapat

  diberikan oleh auditor jika auditor tidak dapat menyimpulkan apakah laporan keuangan yang memuat salah saji sangat material telah disajikan secara wajar atau tidak. Pernyataan pendapat tidak memberikan pendapat dilakukan auditor jika auditor tidak berhasil meyakinkan dirinya bahwa keseluruhan laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan timbul karena banyak pembatasan lingkungan audit atau hubungan yang tidak independen antara auditor dengan klien menurut kode etik profesional. Masing–masing situasi tersebut tidak memungkinkan auditor untuk dapat memutuskan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.

c. Reputasi KAP

  Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan ke BAPEPAM tentunya membutuhkan jasa kantor akuntan publik (KAP) agar informasi yang disampaikan kepada masyarakat akurat dan terpercaya. Oleh karena itu perusahaan menggunakan jasa kantor akuntan publik dalam melaksanakan pekerjaan audit terhadap laporan keuangan perusahaan. Untuk menjamin kredibilitas laporan keuangan tersebut, perusahaan cenderung menggunakan jasa kantor akuntan publik yang besar dan mempunyai reputasi atau nama baik. Kantor akuntan publik yang besar dan mempunyai reputasi baik biasanya ditunjukkan dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Firm (Big 4).

  Kantor akuntan publik adalah lembaga yang memiliki izin dari menteri keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaannya. Di Indonesia, jumlah kantor akuntan publik semakin bertambah dari tahun ke tahun sejalan dengan perkembangan perekonomian dan bisnis di Indonesia namun kantor akuntan publik yang tergolong besar hanya sedikit jumlanya dan umumnya bekerjasama dengan kantor-kantor besar yang berskala internasional. Sebagian besar terdiri dari kantor-kantor akuntan publik kecil yang wilayah operasinya terbatas. Pekerjaan audit atas laporan keuangan menuntut tanggung jawab yang besar, independensi dan kompetensi yang tinggi pula. Independensi memungkinkan auditor untuk menarik kesimpulan tanpa bias tentang laporan keuangan yang diauditnya. Kompetensi memungkinkan auditor untuk melakukan auditnya secara efektif dan efisien. Atas dasar adanya kepercayaan mengenai independensi dan kompetensi tersebut, perusahaan mengandalkan laporan keuangannya diaudit oleh kantor akuntan publik tersebut. Namun karena banyaknya kantor akuntan publik yang ada di Indonesia maka perusahaan tidak mungkin untuk menilai independensi dan kompetensi masing-masing kantor akuntan publik yang ada. Struktur kantor akuntan publik akan sangat berpengaruh terhadap pemilihan kantor akuntan publik yang akan dipilih perusahaan walaupun tidak menjamin sepenuhnya.

  Perusahaan biasanya akan menggunakan auditor yang berasal dari kantor akuntan publik yang besar serta memiliki reputasi atau nama baik untuk meningkatan mutu dan kredibilitas dari laporan keuangan perusahaan. Kantor akuntan publik yang memiliki kriteria seperti ini terdiri dari KAP yang berafiliasi dengan kantor akuntan publik besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting Four. Di Indonesia kategori KAP The Big Four terdiri dari:

  1. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerjasama dengan KAP Osman, Ramli, Satrio dan rekan.

  2. KAP Ernst and Young, yang bekerjasama dengan KAP Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja.

  3. KAP Price Waterhouse Coopers, yang bekerjasama dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan.

  4. KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerjasama dengan KAP Siddharta, Siddharta dan Widjaja.

  Menurut Loeb (dalam Sidauruk, 2012) menyebutkan bahwa “kantor akuntan publik besar memiliki akuntan yang berperilaku lebih etikal dibandingkan akuntan di kantor akuntan publik kecil”. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa kantor akuntan publik besar dapat menghasilkan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan kantor akuntan publik yang kecil. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menggunakan jasa kantor akuntan publik besar cenderung lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya yang telah diaudit kepada publik.

  Menurut Hossain, 1998 (dalam Persephony, 2013) Kualitas auditan berpengaruh terhadap kredibilitas laporan keuangan ketika perusahaan go

  public . Penelitian yang sudah ada membuktikan antara reputasi tinggi auditor

  berpengaruh terhadap audit report lag. (Subekti dan Widayanti, 2004). Jadi, semakin tinggi reputasi auditor maka audit report lagnya semakin pendek.

  Selain itu KAP yang termasuk dalam the big four juga membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan auditnya kerena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih efisien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Biasanya KAP besar juga memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan KAP yang lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasi mereka. Apabila tidak, maka untuk tahun yang akan datang mereka bisa kehilangan kliennya.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

  Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan yang ditunjukkan dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

  Peneliti Variabel Analisis Hasil Wahyu Adhy Indipenden: Regresi profitabilitas,

  Laporan Logistik ukuran

  Noor Sulistyo (2010) Keuangan, perusahaan,

  Profitabilitas, kompleksitas Ukuran operasi

  Perusahaan, Kompleksitas operasi perusahaan, Kepemilikan Publik , reputasi kantor akuntan publik

  Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

  Regresi Logistik

  profitabilitas, solvabilitas, reputasi KAP, struktur kepemilikan,

  Alief Fadil Wulantoro (2011) Indipenden:

  berpengaruh negatif signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan umur perusahaan dan opini audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan

  audit report lag

  Regresi Logistik ukuran perusahaan dan

  Audit Report Lag Dependen:

  Dependen:

  Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas, Opini Audit,

  Yan Christin Br Sembiring (2010) Indipenden:

  keuangan, dan opini auditor tidak berpengaruh .

  leverage

  Akan tetapi likuiditas,

  Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan perusahaan, kepemilikan publik, dan reputasi kantor akuntan publik berpengaruh.

  profitabilitas, solvabilitas, reputasi Kantor Akuntan Publik yang digunakan dan struktur ukuran perusahaan dan opini auditor

  Dependen:

  Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

  kepemilikan internal berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu publikasi laporan keuangan. Faktor ukuran perusahaan dan opini auditor tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap ketepatan waktu publikasi laporan keuangan

  Rio Salomo Sidauruk (2012) Indipenden:

  Profitabilitas, Rasio Gearing , Item-item Luar Biasa, Ukuran Perusahaan, Reputasi KAP, Pergantian Auditor

  Dependen:

  Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

  Regresi Logistik item-item luar biasa memiliki pengaruh yang positif dan berpengaruh secara signifikan . profitabilitas, rasio gearing , ukuran perusahaan dan pergantian auditor independen memiliki pengaruh positif .

  Reputasi KAP memiliki pengaruh negatif dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan

  Arneta Martciesa (2012) Indipenden:

  Regresi Berganda semua variabel independen secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap waktu publikasi laporan keuangan

  delay, dan

  Regresi Berganda solvabilitas, opini audit, dan ukuran kantor akuntan publik berpengaruh signifikan terhadap audit

  Audit Delay, Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

  Dependen:

  Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan publik, dan Opini Auditor

  Karina Mutiara Dewi (2013) Indipenden:

  Intervening: Audit Report Lag

  Profitabilitas, Struktur Kepemilikan, Reputasi Kantor Akuntan Publik, Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan dan Laporan Keuangan.

  Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

  Dependen:

  Ukuran Perusahaan, Reputasi KAP, Probabilitas Kebangkrutan

  Evita Persephony (2013) Indipenden:

  Regresi Logistik variabel profitabilitas berpengaruh positif . Variabel reputasi auditor / Kantor Akuntan Publik berpengaruh negatif. Sedangkan variabel struktur kepemilikan, umur perusahaan dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh

  Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

  Dependen:

  ukuran perusahaan dan opini audit yang berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu.

  Hasil korelasi yaitu terdapat hubungan signifikan antara

  audit delay dan

  ketepatan waktu Berdasarkan penelitian terdahulu memiliki hasil penelitian yang berbeda-beda dan menimbulkan ketidakkonsistenan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya dengan membuat perbedaan yaitu dengan menggunakan audit report lag dan opini audit sebagai variabel indipenden, ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (timeliness) sebagai variabel dipenden , dan reputasi KAP sebagai variabel moderasi.

C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka konseptual

  Kerangka konseptual penelitian dirumuskan berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu sebagai berikut : H1 H3 H2 H4

  Opini Audit (X2)

  Audit Report Lag

  (X1) Ketepatan Waktu

  Penyampaian Laporan Keuangan

  (Y) Reputasi KAP

  (Z)

  Gambar 2.1

Kerangka Konseptual

  Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan audited ke Bapepam merupakan hal yang sangat penting bagi pengguna laporan keuangan tersebut. Melalui kerangka konseptual diatas ingin dilihat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel dependen adalah ketepatan waktu pelaporan keuangan, sedangkan yang menjadi variabel independen adalah Audit Report Lag dan Opini audit. Reputasi KAP dalam penelitian ini merupakan variabel moderasi.

  Proses penyelesaian audit laporan keuangan terjadi pada rentang waktu yang disebut dengan audit report lag, yang diukur sejak tanggal tahun tutup buku yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditan. Lamanya pengauditan dapat mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Proses pengauditan laporan keuangan yang semakin cepat dapat membuat pelaporan keuangan semakin tepat waktu dan sebaliknya proses pengauditan yang lambat mengakibatkan ketidaktepatan waktu pelaporan keuangan.

  Opini audit merupakan pendapat yang dikemukakan oleh auditor independen dalam laporan audit sebagai media formal yang digunakan dalam mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan keuangan yang diaudit. Reputasi KAP menunjukkan kualitas dan citra yang dimiliki oleh KAP yang melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan, sehingga dapat dilihat bahwa reputasi KAP berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Reputasi KAP ditandai dengan apakah perusahaan tersebut berafiliasi dengan KAP The Big Four atau tidak. Perusahaan yang menggunakan jasa dari KAP yang berafiliasi dengan KAP The Big Four membutuhkan lebih sedikit waktu untuk melakukan audit atas laporan keuangan karena jumlah orang yang melakukan audit lebih banyak, sehingga pekerjaan audit bisa dilakukan dengan cepat dan perusahaan akan menyampaikan laporan keuangannya dengan tepat waktu.

2. Hipotesis Penelitian

  Menurut Sugiyono (2006 : 51) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

  Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.1. Pengaruh Audit Report Lag terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan keuangan

  Audit report lag (ARL) didefinisikan sebagai periode waktu antara tanggal akhir tahun fiskal perusahaan dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor indipenden. Givoly dan Palmon (dalam Lee dan Jahng, 2008) menyatakan bahwa ARL berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (timeliness). Audit Report Lag yang juga dikenal dengan Audit Delay Sering dikaitkan dengan ketepatan waktu dalam penyampaian keuangan.

  Auditor akan cendrung menyelesaikan audit sebelum batas waktu penyampaian laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Yan Cristin Sembiring (2010) ditemukan bahwa audit report Lag berpengaruh negatif signifikan terhadap ketepatan Waktu penyampaian keuangan.

  Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

  

H1: Audit Report Lag berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu

  penyampaian laporan keuangan 2.2.

   Pengaruh Reputasi KAP, Audit Report Lag dengan Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

  Menurut Loeb (dalam Sidauruk, 2012) menyebutkan bahwa “kantor akuntan publik besar memiliki akuntan yang berperilaku lebih etikal dibandingkan akuntan di kantor akuntan publik kecil”. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa kantor akuntan publik besar dapat menghasilkan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan kantor akuntan publik yang kecil. Perusahaan yang menggunakan jasa kantor akuntan publik besar cenderung lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya yang telah diaudit kepada publik. Menurut Hossain, 1998 (dalam Persephony, 2013) Kualitas auditan berpengaruh terhadap kredibilitas laporan keuangan ketika perusahaan go public. Penelitian yang sudah ada membuktikan antara reputasi tinggi auditor berpengaruh terhadap audit

  

report lag . (Subekti dan Widayanti, 2004). Jadi, semakin tinggi reputasi

  auditor maka audit report lagnya semakin pendek. Selain itu KAP yang termasuk dalam the big four juga membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan auditnya kerena KAP tersebut dianggap dapat melaksanakan audit secara lebih efisien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya. Biasanya KAP besar juga memperoleh insentif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dibandingkan KAP yang lainnya. Waktu audit yang lebih cepat juga merupakan cara KAP besar untuk mempertahankan reputasi mereka. Apabila tidak, maka untuk tahun yang akan datang mereka bisa kehilangan kliennya. Alief Wulantoro (2011) menyatakan bahwa reputasi KAP berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian keuangan, sedangkan Rio Sidauruk (2012) menyatakan reputasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian keuangan. Penelitian ini menggunakan Reputasi KAP sebagai variabel pemoderasi. Oleh karena itu, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

  

H2: Reputasi KAP mempengaruhi hubungan antara audit report lag

  dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan 2.3.

   Pengaruh Opini Audit Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan

  Tujuan utama audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia .Laporan audit adalah alat formal yang digunakan auditor dalam mengkomunikasikan kesimpulan tentang laporan keuangan yang diaudit kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Penelitian Carslaw dan Kaplan (1991) dalam Sulistyo (2010) juga menyatakan bahwa keterlambatan penyampaian laporan keuangan berhubungan positif dengan opini audit yang diberikan oleh auditor dan perusahaan yang tidak menerima unqualified opinion memiliki audit delay yang lebih lama.

  Berarti perusahaan yang mendapat unqualified opinion dari auditor untuk laporan keuangannya cenderung akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya karena unqualified opinion merupakan berita baik (good news) dari auditor. Sebaliknya, perusahaan akan cenderung tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya apabila menerima opini selain unqualified opinion karena hal tersebut dianggap sebagai berita buruk (bad news). Penelitian yang dilakukan Sulistyo (2010) ditemukan bahwa opini audit tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

  Berdasarkan penelitian terdahulu dan teori tersebut, hipotesis yang dapat dikembangkan adalah :

  

H3: Opini audit berpengaruh positif terhadap ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan.

2.4. Pengaruh Reputasi KAP, Opini Audit dengan Ketepatan waktu Penyampaian Laporan Keuangan

  Dalam menyampaikan laporan keuangan atau informasi mengenai kinerja perusahaan kepada publik, perusahaan diminta untuk menggunakan jasa KAP agar informasi tersebut akurat dan terpercaya. Untuk meningkatkan kredibilitas dari laporan tersebut perusahaan menggunakan jasa KAP yang mempunyai reputasi baik yang ditunjukkan dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP besar yang berlaku universal yang dikenal dengan Big Four Worldwide Accounting

  Firm (Big 4). Oleh karena itu opini yang diberikan oleh KAP besar

  cendrung dianggap memiliki kredibilitas yang tinggi dibanding KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP big 4.

  Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Alief Wulantoro (2011) titemukan bahwa reputasi KAP berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, sedangkan penelitian yang dilakukan Rio Sidauruk (2012) ditemukan bahwa reputasi KAP berpengaruh negatif dan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

  Berdasarkan teori dan penelelitian tersebut peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut.

  

H4: Reputasi KAP mempengaruhi hubungan antara opini audit dengan

  ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Penyitaan Aset Yang Tidak Terkait Tindak Pidana Pencucian Uang Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (Studi Kasus Perkara No. 20/PID.SUS/TPK/2013/PN.JKT.PST. Atas Nama Terdakwa Irjen Pol Drs. Djoko Susilo, S.H., M.Si)

0 1 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kolostrum 1. Defenisi Kolostrum - Faktor-Faktor Ibu Menyusui Dalam Pemberian Kolostrum Pada Bayi Baru Lahir di Kelurahan Polonia Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013

0 1 21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Perilaku Ibu Terhadap Stimulasi Tumbuh Kembang Neonatus Di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV

0 0 14

Nilai Rasio NPL, ROA, NIM, CAR dan Pertumbuhan Laba (Dalam Persentase )

0 1 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Bank - Pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 0 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 1 11

Pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba pada Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 2 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR) - Pengaruh Pengungkapan Corporte Social Responsibility, Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai Perusahaan sebagai Varia

0 0 43

Pengaruh Pengungkapan Corporte Social Responsibility, Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Nilai Perusahaan sebagai Variabel Pemoderasi pada Perusahaan Pertambangan

0 0 13

Pengaruh Audit Report Lag dan Opini Audit terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan dengan Reputasi KAP sebagai Variabel Moderating

0 0 29