BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Kaplet Dengan Metode Statistical Quality Control dan Fault Tree Analysis Pada PT. Mutiara Mukti Farma

  

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.Sejarah Perusahaan

  Pada awalnya perusahaan ini merupakan perusahaan milik perseorangan yang bernama H. T. M. Panggabean yang kemudian digunakan sebagai kantor serta pabrik farmasi dengan nama “SEJATI” yang pada masa itu memproduksi anggur obat dengan merk “SIAGOGO”. Pabrik farmasi dahulunya didirikan dengan surat izin bangunan No. 41/RKT/S/MBU/72/1975 dari Dinas Bangunan Kodati II Medan.

  Pada bulan Januari 1980, Bapak H. T. M. Panggabean menjual bangunan tersebut kepada Bapak Drs. Weslyn Siahaan dengan akte No. 112 per tanggal 31 Januari 1980 maka didirikanlah PT. Mutiara Mukti Farma dengan Bapak Drs. Weslyn Siahaan sebagai direktur utama.

  Berdasarkan surat keputusan Menteri Kesehatan RI No. 0098/A/SK/PAB/I/81 memberi izin kepada PT. Mutiara Mukti Farma untuk mendirikan sebuah industri farmasi yang memproduksi obat-obatan serta menjualnya. Sejak saat itu dengan surat Izin Produksi Departemen Kesehatan RI c/q Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan No. 213/AA/III/81 PT.

  Mutiara Mukti Farma mulai memproduksi obat-obatan sampai dengan saat ini.

  Perusahaan yang disebut PT. Mutiara Mukti Farma didaftarkan pada Pengadilan Negeri Medan dengan No. 85/PT/1980 tanggal 10 Juni 1980 atas Keputusan Menteri Kehakiman RI No. Y. A. 5/289/10 tanggal 3 Juni 1980 dan dicantumkan pada tambahan berita negara RI No. 24 tanggal 24 Maret 1981 dengan merk/alamat: ”PT. MUTIARA MUKTI FARMA (PT. MUTIFA)

  INDUSTRI FARMASI” Jl. Brigjend. Katamso No. 200 Medan.

  1988 diadakanlah akte perubahan pemegang saham serta manajemen perusahaan yang selanjutnya diputuskan oleh Menteri Kehakiman RI No. C2-1134/HT/01/04 tahun 1989 pada tanggal 31 Januari 1989. Dalam akte tersebut berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris serta pemegang saham menetapkan bahwa sebagai penanggung jawab dengan jabatan Direktur Utama adalah Bapak Jacob sampai batas waktu yang belum ditentukan.

  Dalam perkembangannya PT. Mutiara Mukti Farma membeli sebidang tanah di Jalan Besar Namorambe Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang

  2

  seluas 8.622 m untuk lokasi pembangunan pabrik baru dengan menggunakan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Pembangunan dimulai pada tahun 1992 sedangkan pemakaiannya diresmikan oleh Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI pada tanggal 27 Juli 1994. Kemudian diadakan perubahan izin industri farmasi yang menggunakan CPOB dengan No.

  PO.01.2.01796 yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan RI tanggal 22 Juli 1994. Demikianlah sejarah keberadaan PT. Mutiara Mukti Farma yang sampai dengan saat ini memproduksi berbagai jenis obat-obatan.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

  Adapun ruang lingkup bidang usaha pada PT. Mutiara Mukti Farma dalam memproduksi jenis obat-obatan yaitu : Tablet Obat yang terbuat dari bubuk yang dipadatkan dan berbentuk bulat .

  2. Kapsul Bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau lunak.

  3. Kaplet Obat yang menyerupai tablet tetapi memiliki bentuk panjang seperti kapsul.

  4. Serbuk (Powder) Obat yang berbentuk serbuk langsung di bungkus dalam plastik.

  5. Salep Sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.

  6. Sirup Obat yang berwujud cairan dalam botol.

  7. Injeksi Steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit, melalui kulit atau selaput lendir.

2.3. Lokasi Perusahaan

  PT. Mutiara Mukti Farma terletak di Jalan Besar Namorambe No. 68 Km 8,5 Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Luas

  2

  2

  peninjauan dapat disimpulkan bahwa lokasi perusahaan ini strategis karena: 1.

  Lokasi PT. Mutiara Mukti Farma tidak jauh dari Kotamadya Medan.

  2. Disekitar Lokasi PT. Mutiara Mukti Farma terdapat banyak tenaga kerja yang memiliki keterampilan.

  3. Sarana transportasi dan komunikasi yang menunjang untuk mempermudah penerimaan bahan baku, pengiriman barang jadi dan pemasaran produk.

  2.4. Daerah Pemasaran

  Daerah pemasaran PT. Mutiara Mukti Farma yang paling utama adalah Kota Medan, karena Kota Medan merupakan Kota yang terdekat. Sedangkan alternatif pemasaran daerah lain adalah seluruh Kota yang ada di provinsi Sumatera Utara. Untuk sementara PT. Mutiara Mukti Farma berkonsentrasi dalam memasarkan produk-produknya didaerah provinsi Sumatera Utara. Namun ada juga beberapa produk obat-obatan yang dipasarkan sampai ke Pulau Jawa (terutama Jawa Barat), Aceh dan Kalimantan.

  2.5. Struktur Organisasi dan Manajemen

  Organisasi dan manajemen merupakan faktor yang paling penting untuk memperlancar aktivitas perusahaan sehingga tercapai sasaran dan target yang diharapkan. Agar aktivitas perusahaan berjalan dengan lancar maka perusahaan harus memiliki organisasi dan manajemen yang baik. Perusahaan yang terdiri dari beberapa bagian aktivitas yang berbeda-beda harus dikoordinasikan sedemikian yang tinggi. Dalam pengorganisasian dari bagian yang berbeda-beda diperlukan struktur organisasi yang dapat mempersatukan sumber daya dengan cara yang teratur. Dengan struktur organisasi tersebut juga diharapkan dapat diarahkan kepada orang-orang yang berada dalam organisasi tersebut, sehingga mereka dapat dengan baik melaksanakan aktivitas yang mendukung tercapainya sasaran perusahaan disamping melaksanakan aktivitas masing-masing.

  Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Mutiara Mukti Farma adalah struktur organisasi lini yang merupakan bentuk organisasi yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dengan bawahan, sejak dari pimpinan tertinggi sampai dengan jabatan-jabatan yang terendah yang dihubungkan dengan garis wewenang atau komando. Bentuk struktur organisasi PT. Mutiara Mukti Farma dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Mutiara Mukti Farma

  DEWAN KOMISARIS DIREKTUR ASISTEN DIREKTUR MANAGER PERSONALIA MANAGER AKUNTANSI MANAGER QUALITY CONTROL MANAGER PRODUKSI MANAGER R&D Ka. KEUANGAN Ka. PEMBELIAN Ka. PENJUALA N SUPERVISOR Ka.PERENCANAAN PRODUKSI Ka.TEKNISI KASIR DANRU SATPAM STAFF PENJUALA N STAFF PEMBELIAN STAFF LABORATORIU M Ka. Unit Tablet KA. Unit Kapsul Ka. Unit Injeksi Ka. Unit Sirup Ka. Unit Kaplet Ka. Gudang Kemasan Ka. Gudang Bahan Baku Ka. Gudang Bahan Jadi STAFF R & D Angota Satpam Shift A Angota Satpam Shift B Karyawan Tablet Karyawan Kapsul Karyawan Injeksi Karyawan Sirup Mekanik Karyawan Gudang Karyawan Gudang Karyawan Gudang Karyawan kaplet Ka.GUDANG Universitas Sumatera Utara

2.5.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

  Dalam menjalankan suatu organisasi diperlukan personil-personil yang menduduki jabatan tertentu di dalam organisasi tersebut, dimana masing-masing uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab pada PT. Mutiara Mukti Farma adalah sebagai berikut:

  1. Dewan Komisaris  Mengadakan rapat Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk mengangkat dan memberhentikan Direktur.

   Mengadakan evaluasi terhadap tugas dan wewenang Direktur.  Mengadakan rapat Pemegang Saham untuk mengevaluasi neraca, rugi, laba dan laporan keuangan setiap tahun.

  2. Direktur  Sebagai pelaksana harian dan pelaksana garis manajemen perusahaan  Menentukan manajemen perusahaan yang akan dilakukan perusahaan  Memberi perintah kepada wakil direktur dan bawahannya  Mengadakan perubahan struktur organisasi perusahaan  Mengadakan kontrak-kontrak dengan pihak lain  Mengadakan persetujuan ataupun penolakan terhadap kebijakan bawahan  Mengevaluasi jalannya perusahaan dan lintas keuangan.

  3. Asisten Direktur

  • – Sebagai pelaksana garis yang ditentukan Direktur dan menyampaikan kepada bawahannya

   Melaksanakan instruksi pimpinan dalam bidang umum, keuangan, pengawasan, produksi, penjualan dan pembelian  Bertanggung jawab kepada Direktur untuk terlaksananya aktivitas perusahaan dengan baik.

  4. Manajer Personalia

  • – Melakukan dan menjaga komunikasi yang baik dengan pihak customer dan perusahaan-perusahaan lain.
  • – Mengkoodinir tenaga kerja perusahaan seperti pembagian kerja dan lainnya.
  • – Melakukan penambahan atau pengurangan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

  5. Manajer Akuntansi

  • – Melaksanakan ketentuan-ketentuan atau penggarisan tentang pelaksanaan dan garis akuntansi secara menyeluruh
  • – Melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan instansi pemerintahan atau badan-badan yang bersangkutan dengan Akuntansi dan Personalia Umum – Merupakan pembantu direksi dalam melaksanakan tugas umum dan fungsi yang berhubungan dengan seluruh kegiatan industri
  • – Mengadakan komunikasi aktif dengan bagian lain demi kelancaran tugas tiap bagian
  • – Membuat laporan kegiatan atau aktivitas perusahaan minimal sekali setahun kepada Direktur.

  6. Manajer Quality Control

  • – Memimpin dan mengarahkan pelaksanaan tugas di laboratorium, pengawasan dalam proses maupun CPOB
  • – Bertanggung jawab atas analisa dan keputusan untuk menerima atau menolak hasil pemeriksaan kimia dan mikrobiologi atas bahan baku, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi
  • – Bertanggung jawab atas pengadaan dan pemakaian larutan pereaksi dan alat yang diperlukan
  • – Bertanggung jawab atas pelaksanaan inspeksi CPOB, sehingga pelaksanaannya senantiasa terjamin
  • – Berdiskusi dengan Manajer Produksi jika terjadi kegagalan produksi
  • – Membuat laporan bulanan pemeriksaan obat jadi yang diserahkan kepada

  Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan

  • – Menyimpan semua prosedur analisa
  • – Membuat anggaran tahunan bagi pengawasan mutu – Mengupayakan perbaikan biaya pengawasan mutu.

  7. Manajer Produksi

  • – Membuat perencanaan produksi, jumlah produksi, masa produksi, kapasitas terpakai suatu mesin dan kapasitas terpakai tenaga kerja
  • – Melaksanakan pengawasan persediaan bahan baku, pengemas dan pengawasan terhadap hasil produksi
  • – Berdiskusi dengan Manajer Pengawasan Mutu apabila terjadi kegagalan produksi

  • – Bertanggung jawab terhadap pemakaian mesin dan peralatan produksi
  • – Turut membantu pelaksanaan inspeksi CPOB dan menjaga dilaksanakannya CPOB
  • – Bertanggung jawab untuk menjaga semangat kerja yang tinggi di bagian produksi, serta pengembangan dan latihan karyawan yang dibawahinya
  • – Membuat laporan secara rutin dan tahunan untuk hasil produksi – Mengupayakan perbaikan biaya produksi.

  8. Manajer Research and Development

  • – Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan perusahaan, seperti minat konsumen terhadap obat
  • – Melaksanakan diversifikasi produk, seperti mengembangkan obat tradisional – Membuat anggaran tahunan bagian riset dan pengembangan.

  9. Kepala Keuangan

  • – Bertanggung jawab terhadap lalu lintas keuangan di perusahaan
  • – Mencatat pengeluaran dan pemasukan uang
  • – Membuat bukti pengeluaran dan pemasukan uang – Bertanggung jawab kepada Wakil Direktur.

  10. Kepala Penjualan

  • – Menerima P. O. (Purchase Order)
  • – Melayani P. O. Dan mengirimkan ke outlet dengan membuka faktur sesuai dengan pesanan yang diterima dengan stok yang ada
  • – Menentukan perkembangan pasar
  • – Menjual barang yang diproduksi sesuai dengan garis-garis yang ditentukan
  • – Mengadakan komunikasi langsung dengan bagian produksi, misalnya
  • – Melakukan promosi dan memasarkan obat-obatan keluaran PT. Mutiara Mukti Farma – Bertanggung jawab kepada Wakil Direktur.

  11. Kepala Pembelian

  • – Memesan bahan-bahan baku untuk kebutuhan produksi
  • – Memesan bahan-bahan pengemas sesuai kebutuhan
  • – Membuat surat pesanan ke relasi atau pemasok
  • – Meneliti bahan-bahan baku yang masuk dari pemasok, dengan pertimbangan mutu, harga, masa kadaluarsa dan sistem pengiriman Quality Product bagian pembelian biasanya meminta lebih dahulu C. A. (Certificate of Analyze). Suatu produk baru, kemudian ditentukan apakah dapat dipesan/dibeli atau tidak
  • – Hal ini dikoordinasikan dengan Manager Quality Control dan Manajer Produksi – Bertanggung jawab kepada Wakil Direktur.

  12. Supervisor Laboratorium

  • – Mengatur agar semua contoh untuk pengujian dianalisa menurut prosedur yang telah ditentukan dengan urutan-urutan prioritas yang sesuai dengan kebutuhan
  • – Memeriksa dan menjamin kebenaran laporan pemeriksaan
  • – Mengatur semua peralatan dan pereaksi yang dibutuhkan tersedia dalam jumlah yang digunakan secara efisien

  • – – Mengatur ketertiban/disiplin bawahan, menjaga suasana kerja yang baik dan membimbing bawahan bidang teknis analisa.

  13. Kepala Perencanaan Produksi

  • – Bertanggung jawab kepada Manajer Produksi – Melaksanakan proses pembuatan obat sesuai dengan prosedur yang ditugaskan oleh Manajer Produksi – Mengisi dengan benar catatan pengolahan dan pengemasan
  • – Mengusulkan permintaan alat-alat kerja
  • – Mencatat semua kegiatan harian dalam formulir yang disediakan Manajer Produksi – Membuat daftar inventaris alat-alat di bagian produksi.

  14. Kepala Teknisi

  • – Memperbaiki mesin-mesin dan peralatan pabrik yang mengalami kerusakan
  • – Mengatur semua kebutuhan peralatan termasuk spare parts mesin yang dibutuhkan dalam proses produksi sehingga tidak mengganggu jalannya proses produksi
  • – Menjalankan sanitasi dan hygiene peralatan, mesin dan bangunan serta lingkungan sesuai dengan yang ditetapkan

  • – Bertanggung jawab kepada Manajer Produksi.

  15. Kepala Gudang  Melakukan penerimaan barang dan meneliti apakah barang yang sesuai dengan faktur pembelian dan surat pesanan.

   Mengecek kesesuaian antara surat pesanan (SP) pembelian dengan fakturnya.

  Membuat Bukti Barang Masuk . 

  Membuat laporan bulanan stock barang 

  Mengkoordinir kepala gudang kemasan, bahan baku dan bahan jadi 

  16. Kepala Gudang Bahan Baku

  • – Menerima dan menyimpan bahan-bahan keperluan produksi
  • – Menyalurkan barang-barang yang ada di dalam gudang pada bagian- bagian yang memerlukannya
  • – Melaksanakan segala urusan yang berkaitan dengan bahan baku yang diterima – Bertanggung jawab kepada Manajer Produksi.

  17. Kepala Gudang Barang Jadi

  • – Menerima, menyimpan dan menyalurkan obat-obatan yang ada di gudang produk jadi
  • – Bertanggung jawab kepada Manajer Produksi

  18. Kepala Gudang Kemasan

  • – Melaksanakan proses penyerahan bahan kemasan yang ditugaskan oleh

  Manajer Produksi menurut prosedur yang ditetapkan

  • – Mengawasi dan mengatur keberadaan bahan pengemas di gudang.

19. Karyawan – Bertanggung jawab kepada Kepala Unit.

  • – Bertugas membantu Kepala Unit dalam menjalankan tugasnya.

  20. Danru Satpam

  • – Bertanggung jawab secara langsung kepada Manajer Personalia berkaitan dengan pelaksanaan kerja security dan bertanggung jawab terhadap pengamanan area project kerja.
  • – Bertanggung jawab pada pelayanan penjagaan sebagai penunjang kelancaran operasional kerja.
  • – Membina, mengawasi dan mengontrol tugas anggota security di lapangan.

  21. Kasir

  • – Menjalankan proses penjualan dan pembayaran
  • – Melakukan pencatatan atas semua transaksi – Melakukan pencatatan kas fisik serta melakukan pelaporan kepada Ka.

  Keuangan.

  22. Staff Penjualan

  • – Menjaga dan meningkatkan volume penjualan
  • – Memastikan pencapaian target penjualan
  • – Membuat laporan penjualan perusahaan – Melaporkan aktivitas penjualan perusahaan kepada Ka. Penjualan.

  23. Staff Pembelian

  • – Membuat laporan pembelian & pengeluaran barang
  • – Melakukan pengelolaan pengadaan barang melalui perencanaan secara sistematis dan terkontrol
  • – Bekerjasama dengan departemen terkait untuk memastikan kelancaran
  • – Memastikan kesedian barang/material melalui mekanisme audit / cotrol stock dll.

  24. Staff Laboratorium

  • – Melakukan pemeriksaan terhadap jalannya proses produksi untuk memastikan kesesuaian prosedur
  • – Memonitor kualitas material serta hasil produksi dengan perbandingan kualitas standar
  • – Menganalisa permasalahan yang timbul pada kualitas proses dan hasil produksi – Bertanggung jawab kepada supervisor laboratorium.

  25. Ka. Unit Tablet

  • – melaksanakan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman dan instruksi dari Ka. Perencanaan Produksi.
  • – Melaporkan data serta kegiatan produksi tablet ke Ka. Perencanaan Produksi.
  • – Mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan karyawan tablet.
  • – Membina dan mengawasi serta mempertanggung jawabkan jalannya produksi tablet.

  • – Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai dengan sistem prosedur yang berlaku.

  26. Ka. Unit Kapsul

  • – melaksanakan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman dan instruksi dari Ka. Perencanaan Produksi.
  • – Melaporkan data serta kegiatan produksi tablet ke Ka. Perencanaan Produksi.
  • – Mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan karyawan Kapsul.
  • – Membina dan mengawasi serta mempertanggung jawabkan jalannya produksi Kapsul.
  • – Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai dengan sistem prosedur yang berlaku.

  27. Ka. Unit Injeksi

  • – melaksanakan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman dan instruksi dari Ka. Perencanaan Produksi.
  • – Melaporkan data serta kegiatan produksi tablet ke Ka. Perencanaan Produksi.
  • – Mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan karyawan Injeksi.
  • – Membina dan mengawasi serta mempertanggung jawabkan jalannya produksi Injeksi.
  • – Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai dengan sistem prosedur yang berlaku.

  28. Ka. Unit Sirup

  • – melaksanakan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman dan instruksi dari Ka. Perencanaan Produksi.
  • – Melaporkan data serta kegiatan produksi tablet ke Ka. Perencanaan Produksi.
  • – Mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan karyawan Sirup.
  • – Membina dan mengawasi serta mempertanggung jawabkan jalannya produksi Sirup.
  • – Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai dengan sistem prosedur yang berlaku.

  29. Ka. Unit Kapsul

  • – melaksanakan kebijakan perusahaan sesuai dengan pedoman dan instruksi dari Ka. Perencanaan Produksi.
  • – Melaporkan data serta kegiatan produksi tablet ke Ka. Perencanaan Produksi.
  • – Mengarahkan dan mengawasi kegiatan-kegiatan karyawan Kapsul.
  • – Membina dan mengawasi serta mempertanggung jawabkan jalannya produksi Kapsul.
  • – Menandatangani dan mengecek dokumen, formulir dan laporan sesuai dengan sistem prosedur yang berlaku.

  30. Staff R&D

  • – melakukan test dan mengembangkan teknologi baru untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.
  • – Bertanggung jawab kepada Manager R&D.

2.5.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan

  4

  Jam kerja PT. Mutiara Mukti Farma terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian kantor, bagian produksi dan bagian keamanan.

  Sumber: Kantor HRD PT. Mutiara Mukti Farma

  6 Jumlah 152

  14 Cleaning Service

  8

  13 Teknisi

  15

  12 Gudang

  4

  11 Satpam

  3

  10 Keuangan

  80

  9 Karyawan Bagian Produksi

  Mukti Farma diatur sendiri oleh perusahaan dengan terlebih dahulu melihat situasi kegiatan yang ada, apakah perusahaan memerlukan karyawan atau tidak.

  Dalam menjalankan operasional sehari-hari, PT Mutiara Mukti Farma memiliki tenaga kerja sebanyak 152 orang. Rincian tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.1.

  7

Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja PT. Mutiara Mukti Farma No Uraian Jabatan Jumlah (Orang)

  1 Direktur Utama

  1

  2 Asisten Direktur

  1

  3 Manajer

  4 Administrasi Kantor

  7 a. Bagian Admintrasi Kantor Pada hari Senin sampai dengan Jum’at: Pukul 08.30

  4

  5 Riset dan Pengembangan

  5

  6 Administrasi Produksi

  7

  7 Laboratorium

  8 Penjualan

  • – 12.00 WIB (bekerja)
  • – 13.00 WIB (istirahat) Pukul 13.00
  • – 16.30 WIB (bekerja)

  b. Bagian Produksi Pada hari Senin sampai dengan

  Jum’at: Pukul 08.00

  • – 12.00 WIB (bekerja) Pukul 12.00
  • – 13.00 WIB (istirahat) Pukul 13.00
  • – 17.00 WIB (bekerja) Pada hari Sabtu: Pukul 08.30
  • – 13.00 WIB (bekerja)

  c. Bagian Keamanan Pada hari Senin sampai dengan Minggu dibagi dalam 2 shift, yaitu:

  : Pukul 07.00

  • – Shift I – 19.00 WIB
  • – Shift II : Pukul 19.00 – 07.00 WIB

2.6. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

2.6.1. Sistem Pengupahan

  Penghargaan terhadap hasil kerja karyawan diwujudkan dalam memberi upah dan fasilitas-fasilitas yang dapat menjamin kesejahteraan karyawan dan juga meningkatkan produktivitas kerja.

  Sejalan dengan maksud di atas, PT. Mutiara Mukti Farma berusaha sedapat mungkin meningkatkan upah karyawan. Pedoman yang diikuti adalah kebijakan tentang Upah Minimum Regional (UMR) yang telah ditetapkan

  Sistem pengupahan yang berlaku pada perusahaan ini adalah sebagai berikut:

  1. Pembayaran upah dilakukan sebulan sekali, yaitu setiap awal bulan

  2. Upah lembur yang diberikan perusahaan kepada karyawan yang bekerja, yaitu: a.

  Jam pertama sebesar 1,5 kali upah setiap jam kerja normal b. Jam kedua sebesar 2 kali upah jam kerja normal c. Jam ketiga ke atas dibayar sebesar 3 kali upah setiap jam kerja normal

  3. Upah yang diberikan meliputi gaji pokok dan tunjangan tetap.

  Selain upah yang diberikan, perusahaan juga memperhatikan keselamatan kerja para karyawannya dengan memberikan jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) berupa jaminan hari tua, kecelakaan kerja, kematian dan kesehatan. Dalam pelaksanaan Jamsostek, pihak perusahaan mengadakan pengutipan iuran dari kegiatan organisasi karyawan, seperti iuran Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK) yakni sebesar 2% dari gaji karyawan.

  Selain itu perusahaan memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mengembalikan kesegaran dan kepentingan pribadi karyawan dengan memberikan cuti kepada karyawan yang telah bekerja minimum 1 tahun. Hak cuti yang diberikan perusahaan adalah 12 hari kerja dalam setahun. Selain itu bagi karyawan yang sedang hamil atau melahirkan, berhak mendapatkan cuti selama 3 bulan, sedang cuti haid selama 2 hari kerja setiap bulannya.

2.6.2 Fasilitas Lainnya

  Fasilitas yang diberikan perusahaan PT. Mutiara Mukti Farma adalah: a. Imbalan resmi (gaji) dan kompensasi tambahan yang diperoleh setiap karyawan b.

  Catu beras diberikan 2 kali 1 bulan c. Upah lembur, yaitu upah yang diberikan apabila karyawan bekerja melebihi jam kerja perusahaan yang telah ditentukan d.

  Insentif produksi, yaitu bonus kepada karyawan bila memenuhi target produksi yang ditetapkan perusahaan e.

  Tunjangan jabatan, merupakan pelengkap gaji pokok mengingat adanya pekerjaan yang memegang tanggung jawab serta tuntutan khusus.

  Tunjangan ini biasanya diberikan untuk jabatan tingkat Manajer f. Tunjangan hari raya g.

  Uang transport, hanya diberikan kepada karyawan tetap sebagai tambahan untuk melancarkan produktivitas karyawan. Besarnya uang transport disesuaikan dengan kedudukan karyawan dalam perusahaan. Selain fasilitas diatas, perusahaan juga melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan, seperti:

  • – Diikutsertakan dalam keanggotaan Astek
  • – Jaminan hari tua atau uang pensiun
  • – Jaminan kecelakaan kerja, jaminan ini dilakukan dengan cara pemberian sumbangan yang diberikan oleh perusahaan. Jaminan mengalami kecelakaan dalam tugasnya
  • – Beasiswa bagi anak karyawan yang berprestasi
  • – Apabila karyawan meninggal setelah berdinas selama 10 tahun, maka diberikan tunjangan janda dan yang berdinas dibawah 10 tahun akan diberikan tunjangan sebesar 2 bulan gaji dan tunjangan kemalangan dari Astek – Karyawan yang telah berdinas selama 25 tahun diberikan insentif sebesar 2 bulan gaji.

2.7. Proses Produksi

  Proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber daya seperti tenaga kerja, mesin, peralatan, bahan baku/material, manajemen,sumber energi, metode dan uang yang ada.

  Terdapat berbagai jenis obat-obatan yang diproduksi oleh PT. Mutiara Mukti Farma . Tetapi dalam pelaksanaan penelitian kali ini, kegiatan proses produksi yang diamati hanya menyangkut pembuatan obat jenis kaplet. Dalam pembuatan obat dibutuhkan adanya bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong, mesin, peralatan, dan tenaga kerja. Dalam kegiatan operasinya, obat yang telah dihasilkan akan diuji oleh tenaga ahli dengan suatu sistem pengendalian mutu yang baik dari manajemen.

  Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan sebuah produk. Bahan ini memiliki persentase yang relatif besar dalam produk dibandingkan dengan bahan-bahan lainnya. Dalam pembuatan tablet, bahan baku yang digunakan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : a.

  Bahan Berkhasiat (zat aktif) Bahan berkhasiat adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan obat yang mana bahan inilah yang berfugsi untuk menyembuhkan penyakit. Bahan berkhasiat ini berupa tepung yang disesuaikan dengan jenis obat yang akan di produksi berdasarkan formulasi yang telah ditentukan

  Nama Obat : Antalgin - Bahan Berkhasiat : Antalgin - b. Bahan Pengisi

  Bahan pengisi berguna untuk menambah berat serta ukuran obat sehingga mudah dicetak. Bahan pengisi ditambahkan pada obat yang bahan berkhasiatnya berkompisisi rendah, pada obat yang berdosis cukup tinggi bahan pengisi tidak diperlukan misalnya aspirin atau obat antibiotik. Tepung yang diperoleh dari jagung, gandum atau kentang dipergunakan sebagai bahan pengisi tablet

  Nama Obat : Antalgin - Bahan Pengisi : Lactose, Corn Starch -

   Bahan tambahan merupakan suatu bahan yang ditambahkan dalam

  proses pembuatan suatu produk dalam meningkatkan mutu produk dan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan terdiri dari :

  a.

  Bahan Pengikat

  Bahan pengikat digunakan untuk menyatukan bahan baku obat sehingga dapat bersatu. Bahan pengikat berupa pasta yaitu campuran air dan tepung.

  Pasta kanji merupakan bahan pengikat yang paling banyak dipakai, dibuat dengan cara melarutkan kanji ke dalam air kemudian dipanaskan selama beberapa waktu tertentu.

  • Nama Obat : Antalgin - Bahan Pengikat : Amylum

  b. Bahan Penghancur Bahan pengahancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya kaplet ketika bercampur dengan cairan yang terdapat dalam saluran pencernaan. Bahan berfungsi untuk menarik air ke dalam kaplet, mengembangkannya dan menyebabkan kaplet pecah menjadi partikel- partikel. c.

  Bahan Pelicin dan Anti Lekat Suatu bahan anti lekat juga memiliki sifat-sifat pelicin. Perbedaan dari kedua sifat tersebut adalah : anti lekat berusaha mengurangi melekatnya bubuk atau granul pada permukaan cetakan atau pada dinding cetakan. Pelicin digunakan untuk memacu aliran serbuk atau granul untuk masuk kedalam cetakan. Bahan-bahan yang digunakan agar dalam proses pencetakan obat dapat dengan mudah dicetak.

  • Nama Obat : Antalgin - Bahan Pelicin : Mangnesium Stearat, Talcum

  d. Bahan Pengawet Bahan pengawet berguna untuk mengawetkan obat dan memperlambat proses perkembangan mikroorganisme seperti dan jamur.

  • Nama Obat : Antalgin - Bahan Pengawet : Nipagin, Nipasol

  e. Bahan Perwarna Bahan perwarna diberikan kepada obat untuk memberikan daya tarik terhadap suatu obat. Bahan perwarna yang digunakan berbentuk tepung dan sesuai dengan ketentuan Depkes, yaitu bahan perwarna untuk makanan dan obat- obatan. Manfaat dari pemberi warna antar lain : menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi hasil produksi, membuat suatu produk menjadi menarik.

  • Nama Obat : Antalgin - Bahan Perwarna : Eurochat Blue
f. Bahan Pemberi Rasa Bahan pemberi rasa gunanya untuk menghilangkan rasa obat dan memberikan rasa baru pada obat tersebut, seperti rasa jeruk, rasa apel, dan lain-lain. Zat ditunjukan untuk larut dalam mulut.

  • Nama Obat : Antalgin - Bahan Pemberi Rasa : Vaniline

  g. Bahan Pengembang Bahan Pengembang digunakan untuk mempercepat proses penguraian obat di dalam usus ataupun lambung. Bahan pengembang yang digunakan seperti Primojel.

  • Nama Obat : Antalgin - Bahan Pengembang : Primojel

  h. Bahan Kemasan Bahan kemasan digunakan pada proses pengepakan produk jadi, seperti karton, botol, label, silcap, etiket, dan plastik.

2.7.3. Bahan Penolong

  Pengertian dari bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dalam rangka memperlancar proses produksi, yang mana bahan ini bukan merupakan bagian dari produk akhir. Bahan penolong yang digunakan dalam pembuatan tablet adalah air. Air digunakan dalam pembuatan bahan pengikat, misalnya pembuatan kanji.

  2.8. Standar Mutu Bahan/Produk

  PT. Mutiara Mukti Farma (PT. MUTIFA) mempunyai standarisasi dalam menghasilkan produk. Setiap bahan dan produk harus melewati proses proses, hingga ke produk jadi sehingga memiliki standar mutu yang sesuai dengan standar CPOB. Produk yang bermutu dan pelayanan yang baik merupakan usaha perusahaan dalam menjual produknya pada konsumen.

  2.9. Uraian Proses

  Proses Produksi yang dihasilkan perusahaan PT. Mutiara Mukti Farma terdiri dari beberapa tahapan, antara lain

Gambar 2.2. Uraian Proses Produksi Obat

  2.9.1. Penimbangan Bahan

  Bahan baku, baik yang berupa zat berkhasiat maupun yang obat tidak berkhasiat ditimbang atas dasar surat perintah pembuatan obat yang telah formulasinya. Kegiatan penimbangan disaksikan oleh pengawas dari ruang produksi, bahan-bahan ditimbang sesuai dengan batch yang telah ditentukan dalam surat perintah pembuatan obat. Bahan-bahan sebelum tiba digudang diperiksa terlebih dahulu oleh bagian pengawasan mutu untuk mengetahui apakah bahan tersebut sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh perusahaan pemasok bahan baku dan mutunya terjamin.

  2.9.2. Proses Pencampuran (Compounding)

  Setelah masing-masing bahan sudah ditimbang, kemudian dimasukkan kedalama sebuah mixer dan di aduk sampai tercampur rata. Kemudian dimasukkan pasta yang berfungsi sebagai zat pengikat sambil terus diaduk. Setelah tercampur rata bahan kemudian dibawa ke bagian Granulasi Basah.

  2.9.3. Proses Granulasi Basah

  Proses ini yang bertujuan untuk meningkatkan aliran serbuk dengan jalan membentuknya menjadi bulatan-bulatan atau butiran kecil dalam bentuk beraturan yang disebut granul. Jadi granulasi basah adalah gumpalan-gumpalan atau butiran kecil dari bahan yang telah dicampur yang masih dalam keadaan basah. Bahan yang sudah dicampur digranulasi secara basah (wet granulation) untuk membentuk granul-granul kecil yang ukurannya lebih seragam. Pembentukan granul-granul akan mempermudah proses pengeringan.

  Setelah bahan digranul secarah basah, kemudian bahan obat tersebut dikeringkan. Bahan yang dikeringkan tersebut ditimbang terlebih dahulu. Proses pengeringan dapat menggunakan oven pengeringan ataua Fluid Bed Dryer. Proses pengeringan dengan menggunakan Fluid Bed Dryer akan memberikan waktu yang lebih singkat dan massa yang lebih homogen dibandingkan dengan menggunakan oven pengering. Proses pengeringan pada Fluid Bed Dryer

  o o

  dilakukan pada suhu berkisar antara 60 C samapai 100

  C, tergantung jenis obat yang akan dibuat dan memakan waktu sekitar 30 menit. Pengeringan dengan oven

  o o

  juga dilakukan pada suhu berkisar anatara 60 C sampai 100 C selama 8 jam sampai 10 jam.

2.9.5. Proses Granulasi Kering

  Granulasi kering ini berfungsi untuk mendapatkan ukuran gumpalan- gumpalan yang lebih halus setelah granul basah dikeringkan. Bahan obat yang sudah dikeringkan digranulasi kembali sehingga terbentuk granul-granul yang lebih halus lagi dan memiliki ukuran yang relatif sama sehingga bobotnya seragam. Hal ini dilakukan untuk mempermudah proses pencetakan.

  2.9.6. Proses Lubrikasi

  Lubrikasi adalah proses pencmpuran zat pelicin dengan bahan obat agar dalam proses pencetakan obat tidak lengket dan akan menghasilkan obat yang dilubrikasi. Pada prosesnya ditambahkan zat pelicin seperti Magnesium Stearat dan Talcum. Pemberian zat pelicin akan memperbaiki daya alir bahan ketika masuk dalam pencetakan dan juga berguna dalam proses pencetakan agar obat tidak lengket sewaktu dicetak dan memberikan permukaan obat yang licin mengkilap.

  2.9.7. Proses Pencetakan

  Pada proses pencetakan. Bahan obat ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui berat bahan yang akan dicetak, karena dalam surat perintah pembuatan obat formulasinya sudah ditetapkan untuk sejumlah obat yang akan dibuat. Dalam proses pencetakan terlebih dahulu dilakukan pencetakan percobaaan agar obat yang dicetak ukurannya sesuai dengan yang ditetapkan. Obat yang tidak sesuai ukurannya akan dihancurkan dan kemudian dicetak lagi. Pada akhir pencetakan diambil beberapa sampel obat untuk mengetahui kadar dari zat yang terkandung di dalam tablet tersebut.

  2.9.8. Proses Pengayakan dan Pemeriksaan

  Setelah obat selesai dicetak kemudian diayak secara manual dengan ayakan 10 mesh untuk meghilangkan debu obat dan sekaligus untuk memeriksa apakah ada obat yang pecah atau kotor sewaktu pencetakan. Untuk mengetahui apakah obat tablet yang dihasilkan telah memenuhi standar mutu, maka dilakukan pemeriksaan oleh bagian pengawasan mutu.

2.9.9. Pengemasan

  Pengemasan untuk jenis tablet ada tiga jenis, yaitu : a. Kemasan botol

  Obat dimasukkan ke dalam plastik dan ditimbang untuk setiap seribu butir tablet. Penimbangan berdasarkan berat obat dalam mg yang telah ditetapkan sewaktu pencetakan, kemudian dimasukkan pengawet kedalamnya lalu plastik dipress dengan panas. Plastik obat kemudian dimasukkan ke dalam botol-botol plastik berikut dengan brosur tentang obat tersebut. Untuk menjamin kemsan obat, maka tutup botol diberi segel.

  b.

  Kemasan Strip Dalam pengemasan strip digunakan mesin sesuai dengan obat yang akan dikemas. Obat yang sudah dikemas kemudian distempel nomor batch dan batas waktu untuk obat yang mempunyai batas waktu. Setiap strip berisi 10 butir obat. Obat yang telah dikemas dengan strip dimasukkan ke dalam kotak yang berisi 10 kemasan strip dan siisolasi. Kotak-kotak kemudian dimasukkan ke dalam kardus dimana tiap kardus berisi 60 kotak. c.

  Kemasan Blister Proses pengemasan blister ini sama dengan proses pengemasan strip, hanya bentuk kemasannya saja yang berbeda yaitu permukaan atasnya

2.10. Mesin Produksi

  Dalam melakukan proses produksinya mesin dan peralatan produksi yang digunakan oleh PT. Mutiara Mukti Farma melakukan modifikasi terhadap mesin dan peralatan yang dilakukan oleh bagian teknik perusahaan ini. Adapun spesifikasi mesin produksi pembuatan obat kaplet yang ada di PT. Mutiara Mukti Farma adalah sebagai berikut: a.

  Oven Pengering Type : A/MB Jumlah : 6 unit Fungsi : Untuk mengeringkan tepung obat Kapasitas : 50 kg/ jam Power motor : 1 HP Putaran : 1400 Rpm b. Mesin Bed Dryer

  Kapasitas : 30kg/ jam Fungsi : Untuk mengeringkan tepung obat Jumlah : 1 unit Power motor : 1 HP Putaran : 1400 Rpm c.

  Mixer (lubrikasi) Type : MLA 21366 Fungsi : Untuk mencampur bahan pelicin dengan tepung obat Power (motor) : 1 HP Putaran : 1400 Rpm d. Mixer (pencampuran)

  Kapasitas : 75 kg/ jam Fungsi : Untuk mencampur tepung obat dengan bahan tambahan Jumlah : 1 unit Power (motor) : 1 HP Putaran : 1400 Rpm e. Mesin cetak

  Type : ZP

  • – 19 C Kapasitas : 4
  • – 5 kg/ jam Fungsi : Untuk mencetak tepung obat kaplet Jumlah : 1 unit Power (motor) : 1 HP Putaran : 1400 Rpm f.

  Mesin cetak Type : ZP

  • – 19 G Kapasitas : 4
  • – 5 kg/ jam Fungsi : Untuk mencetak tepung obat kaplet
Jumlah : 1 unit Power (motor) : 1 HP Putaran : 1400 Rpm

  Mesin Blister Merek : Ziangnan Kapasitas Hopper : 8 kg/ jam Fungsi : Untuk mengepak ke dalam bentuk blister Jumlah : 4 unit Power (motor) : 1 HP Putaran : 1400 Rpm h. Mesin Strip

  Kapasitas : 3 kg/ jam Fungsi : Untuk mengepak obat kedalam bentuk strip Power (motor) : 1 HP Putaran : 1400 Rpm i. Mesin Strip Tunggal

  Type : CY - AP - A Kapasitas Hopper : 2 kg/ jam Jumlah : 2 unit Fungsi : Untuk mengepak obat kedalam bentuk strip Power (motor) : 1 HP Putaran : 1400 Rpm j.

  Mesin Strip Tunggal Type : CY - AP - C Kapasitas Hopper : 2 kg/ jam Fungsi : Untuk mengepak obat kedalam bentuk strip Jumlah : 2 unit Power (motor) : 1 HP Putaran : 1400 Rpm k. Mesin Strip High Speed

  Type : F

  • – 220 V Kapasitas Hopper : 3 kg/ jam Fungsi : Untuk mengepak obat kedalam bentuk strip Jumlah : 1 unit Power (motor) : 1 HP Putaran : 1400 Rpm l.

  Mesin Strip High Speed Type : SQ 4

  • – APM - A Kapasitas Hopper : 3 kg/ jam Fungsi : Untuk mengepak obat kedalam bentuk strip Jumlah : 1 unit Power (motor) : 1 HP Putaran : 1400 Rpm
m.

  Mesin Granulator (kering) Kapasitas tepung : 120 kg/ jam Fungsi : Untuk membentuk gumpalan atau butiran dalam Jumlah : 1 unit Power (motor) : 1 HP Putaran : 1400 Rpm n. Mesin Granulator (basah)

  Type : MLA 2133 G Kapasitas tepung : 75 kg/ jam Fungsi : Untuk membentuk gumpalan atau butiran dalam bentuk granul - granul kecil Jumlah : 1 unit Power (motor) : 1 HP Putaran : 1400 Rpm o. Mesin hitung kaplet

  Type : KDC 101 Fungsi : Untuk menghitung jumlah obat dalam satu kemasan Jumlah : 1 unit Power (motor) : 1 HP Putaran : 1400 Rpm

2.11. Peralatan (Equipment)

  Peralatan yang digunakan oleh PT. Mutiara Mukti Farma merupakan sebagai alat bantu dalam melancarkan proses produksi mulai dari pengadaan

  1. Belt Conveyor Arus : 7, 09 A Daya : 5 HP Kapasitas : 850 kg/jam Voltase : 380 V Fungsi : Alat transportasi untuk membawa bahan baku

  2. Timbangan duduk Merek : Toledo Jumlah : 1 unit Fungsi : Untuk menimbang bahan baku Buatan : Ohio, Amerika Serikat Kapasitas : 0-1 kg 3. Timbangan Halus Digital

  Merek : Toledo Jumlah : 1 unit Fungsi : Untuk menimbang berat dari setiap bahan yang digunakan dalam pembuatan jenis obat Buatan : Indonesia

  Kapasitas : 26 - 60 mg 4. Timbangan Berkoz

  Merek : Berkoz Fungsi : Untuk menimbang berat dari setiap bahan yang digunakan dalam pembuatan jenis obat Buatan : Indonesia Kapasitas : 0 - 300 kg

2.12. Utilitas Utilitas adalah sarana penunjang bagi unit-unit lain dalam suatu pabrik.

  Utilitas yang dimiliki oleh PT. Mutiara Mukti Farma untuk mendukung kegiatan produksinya yaitu:

  1. Listrik PT. Mutiara Mukti Farma menggunakan tenaga listrik dari PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan generator untuk mengoperasikan mesin-mesin dan peralatan produksi. Selain itu perusahaan juga menggunakan listrik PLN sebagai penerangan pada area kerja, kantor-kantor dan area-area pendukung lainnya seperti pos satpam, area parkir.

  2. Air Untuk kegiatan produksi pada pabrik pembuatan obat air sangatlah penting, pemakaian air pada proses pengolahan di PT. Mutiara Mukti Farma untuk fasilitas para karyawan sebelum memasuki area produksi agar karyawan dalam keadaan steril dengan mencuci tangan dan sebagainya. Selain untuk keperluan pabrik, air juga digunakan untuk kebutuhan air karyawan perusahaan terutama pada kamar mandi. Sumber air di PT. Mutiara Mukti a.

  PDAM Tirtanadi b. Mata air dan sumur bor

  3. Laboratorium Dengan adanya laboratorium, maka dapat diadakan analisa yang teliti terhadap hal-hal yang berhubungan dengan mutu produk. Laboratorium di PT. Mutiara Mukti Farma langsung ditangani oleh bagian Quality Control Departement. Laboratorium mempunyai paranan yang sangat penting dalam menunjang mutu produk yang dihasilkan oleh pabrik. Hasil analisa di informasikan ke bagian produksi sehingga dapat diketahui apakah mutu produk yang dihasilkan semakin buruk atau semakin baik. Dengan adanya informasi yang diterima maka bagian produksi dapat mengambil keputusan atau tindakan- tindakan yang diperlukan agar mutu produk tetap baik sehinga kerugian- kerugian yang terjadi dapat dihindarkan.

  d.

  Gudang dan Bengkel a.

  Gudang merupakan tempat penyimpanan bahan baku, bahan tambahan, bahan penolong, dan juga peralatan untuk keperluan produksi.

  b.

  Bengkel merupakan tempat memperbaiki mesin dan peraltan produksi, bengkel berada dalam lokasi pabrik agar kerusakan yang terjadi pada mesin dan peralatan dapat segera diatasi sehingga proses produksi tidak terganggu.

2.13. Safety and Fire Protection

  Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan hal yang paling penting diperhatikan oleh setiap perusahaan selama proses produksi berlangsung. Oleh karena itu usaha pencegahan gangguan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat turut meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan.

  PT. Mutiara Mukti Farma merupakan perusahaan yang sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja. Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk mencegah kecelakaan, cacat, dan kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat mengakibatkan hambatan- hambatan yang sekaligus juga merupakan kerugian secara tidak langsung seperti kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi beberapa saat dapat menyebabkan tingginya biaya produksi.

Dokumen yang terkait

Substitusi Tepung Pisang Awak Masak (Musa Paradisiaca Var. Awak) dan Kecambah Kedelai (Glycine Max) pada Pembuatan Biskuit Serta Daya Terima

0 0 17

Substitusi Tepung Pisang Awak Masak (Musa Paradisiaca Var. Awak) dan Kecambah Kedelai (Glycine Max) pada Pembuatan Biskuit Serta Daya Terima

0 2 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis - Implementasi Sistem Informasi Geografis Untuk Menentukan Jarak Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra Berbasis Web (Studi Kasus : Tempat Wisata di Kota Banda Aceh)

0 0 11

A. Tindak Pidana Penipuan Dalam Hukum Pidana Indonesia a. Pengertian dan unsur –unsur tindak pidana - Penerapan Hukum Pidana Terhadap Pelaku Money Laundering dengan Kejahatan Asal Penipuan (Analisis terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1329K/PID/2012)

0 0 40

5 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Infrastruktur Teknologi informasi

0 0 29

Sistem Informasi Perekrutan dan Pendistribusian Asisten Laboratorium D3 Teknik Informatika FMIPA USU

0 0 30

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data - Sistem Informasi Perekrutan dan Pendistribusian Asisten Laboratorium D3 Teknik Informatika FMIPA USU

0 0 13

BAB 2 LANDASAN TEORI - Sistem Sistem Informasi Memperbaki Komputer Berbasis Web Menggunakan HTML, PHP Dan MySQL

0 0 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Citra - Pengaruh Citra Tokoh Politik Terhadap Minat Memilih Pada Pemilu Presiden 2014 di Medan

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Citra Tokoh Politik Terhadap Minat Memilih Pada Pemilu Presiden 2014 di Medan

0 0 15