BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Kehamilan 1.1 Definisi Kehamilan - Stres Ibu Selama Menjalani Kehamilan di Kelurahan Belawan II Kecamatan Medan Belawan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Kehamilan

  1.1 Definisi Kehamilan

  Kehamilan adalah dikandungnya janin hasil pembuahan sel telur oleh sel sperma. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu) di hitung dari hari pertama haid terakhir (Kushartanti, 2004). Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun psikologis dari ibu serta perubahan sosial di dalam keluarga. Perubahan fisik dan psikologis dari ibu serta perubahan sosial di dalam keluarga. Perubahan fisik dan psikologis yang kompleks memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi (Saifuddin, et al, 2006).

  1.2 Perubahan Fisik dan Psikologis

  Hamilton (2004) menyatakan perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada ibu hamil dibedakan menjadi 3 yaitu; Trimester I, II, dan III.

  a.

  Trimester I Perubahan fisik dapat mempengaruhi emosi. Perubahan fisik ibu hamik dapat berupa terjadinya morning sickness, kelemahan, keletihan, pusing, dan perasaan mual. Perubahan psikologis ibu hamil dapat berupa belum dapat menerima kehamilannya. b.

  Trimester II Tubuh wanita telah terbiasa dengan tingkat hormon progesteron dan

  

estrogen yang tinggi. Morning sickness telah hilang, sudah menerima

  kehamilannya dan menggunakan pikiran dan energinya lebih konstruktif. Selama trimester ini terjadi quickening ketika ibu merasakan gerakan bayinya pertama kali.

  c.

  Trimester III Trimester ketiga ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tingkat semangat, stres bahkan sampai depresi ketika bayi membesar dan ketidaknyamanan bertambah.

1.3 Ketidaknyamanan Pada Kehamilan

  Hamilton (2004) menyatakan bahwa banyak wanita yang mengalami ketidaknyamanan yang umum selama masa kehamilan. Dari tingkat ringan, sedang dan berat. Ketidaknyamanan yang umum dialami selama masa kehamilan yaitu; a.

  Nyeri punggung Dialami oleh ibu hamil trimester III. Perut yang membesar akan menarik otot punggung dengan kencang. Beban yang berat membuat ibu hamil sering mengeluh pegal dan nyeri ditubuh bagian belakang, termasuk sekitar pinggang. b.

  Sering buang air kecil Terjadi pada trimester pertama dan ketiga. Tekanan uterus pada kantung kemih. Bagnocturia akibat akskresi sodium yang meningkat bersamaan terjadi dengan pengeluaran air. Air dan sodium tertahan di dalam tungkai bawah selama siang hari karena statis vena. Pada malam hari aliran balik vena meningkat akibat peningkatan dalam jumlah output air seni.

  c.

  Kram pada kaki Terjadi setelah usia kehamilan 24 minggu. Tidak jelas dasar penyebabnya, bisa jadi karena ketidakseimbangan rasio kalsium/fosfor dan kadar kalsium yang rendah. Tekanan uterus yang meningkat pada syaraf, keletihan dan sirkulasi darah yang kurang ke tungkai bagian bawah menuju jari-jari kaki.

  d.

  Gangguan tidur Gangguan tidur dapat disebabkan karena kekhawatiran, kecemasan hingga stres dan terlalu gembira menyambut kehamilan. Pada ibu hamil hal ini di tambah dengan ketidaknyamanan akibat uterus membesar, pergerakan janin, terutama jika janin terasa aktif (Vaney, 2007).

  e.

  Nyeri abdomen Hal ini dapat terjadi pada ibu hamil trimester III bila berdiri terlalu lama, ibu mungkin akan merasakan nyeri abdomen. f.

  Keputihan Terjadi pada trimester I, II dan III, karena peningkatan produksi asam laktat dari glikogen dalam epitel vagina oleh lactobacillus acidophilus. PH yang asam mungkin dapat mengendalikan berkembangbiaknya bakteri yang patologik dalam vagina.

  g.

  Konstipasi Terjadi pada trimester II dan III karena peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan peristaltik usus menjadi lambat. Suplemen zat besi, diit dan kurang senam selama kehamilan juga dapat mengakibatkan konstipasi selama kehamilan.

  h.

   Hemorhoid

  Terjadi pada trimester II dan III karena konstipasi. Tekanan yang meningkat dari uterus gravida terhadap vena hemorhoidal di area anorectal. Kurangnya klep dalam pembuluh – pembuluh ini yang berakibat pada perubahan secara langsung pada aliran darah. Statis, gravitasi, tekanan vena yang meningkat dalam vena panggul, kongesti vena dan pembesaran vena-vena hemarhoid. i.

  Sesak nafas (Hyperventilasi) Masalah ini terjadi pada trimester II dan III karena peningkatan hormon

  

progesteron yang berpengaruh langsung pada pusat pernafasan untuk menurunkan

  kadar CO2 serta meningkatkan kadar CO2, meningkatkan aktivitas metabolik menyebabkan peningkatan kadar CO2, hyperventilasi yang lebih ringan ini adalah

  SOB. Uterus yang semakin membesar dan menekan diafragma maka menyebabkan sesak nafas pada ibu hamil (Musbikin, 2005). j.

  Pusing Terjadi pada trimester II dan III kehamilan hipertensi postural yang berhubungan dengan perubahan – perubahan hemodinamis. Pengumpulan darah di dalam pembuluh darah tungkai yang mempengaruhi aliran balik vena dan menurunkan output cardiac serta tekanan darah dengan tegangan othostatis yang meningkat ( Musbikin, 2005). k.

  Varises kaki/vulva Sering terjadi pada trimester II dan trimester III karena kongesti dalam vena bagian bawah yang meningkat sejalan dengankehamilan karena tekanan dari uterus. Kerapuhan jaringan elastis yang di lakukan oleh peningkatan hormon

  estrogen, dan kecenderungan bawaan keluarga ( Musbikin, 2005), l.

  Chloasma Peningkatan pigmentasi kulit terjadi pada akhir bulan ke dua kehamilan sampai aterm. Warna kulit menjadi lebih hitam pada bagian tertentu yang disebabkan oleh perubahan hormon estrogen dan Progesteron. Misalnya, sekitar pipi dan payudara, dinding perut dan bagian leher. m.

  Gusi Berdarah Sering terjadi pada trimester II, estrogen meningkatkan aliran darah ke rongga mulut dan mempercepat laju pergantian sel - sel pelapis epitel gusi.

  

Vaskularisasi gusi menjadi sangat tinggi, dengan penyebaran pembuluh darah

  halus, jaringan penghubung menjadi hiperplasi dan edema. Ketebalan permukaan epithelial berkurang yang menyebabkan jaringan gusi menjadi rapuh. n.

  Keringat bertambah Aktivitas kelenjar apocrine meningkat kemungkinan akibat perubahan hormonal. Kegiatan kelenjar apocrine meningkat karena aktivitas kelenjar thyroid yang meningkat. Peningkatan berat badan dan aktivitas metabolik. Telapak tangan berkeringat karena aktivitas adrenocorticol aktivitas kelenjar sebaceous secara perlahan terus meningkat selama kehamilan. o.

  Rambut rontok Peningkatan kadar estrogen. Laju pertumbuhan rambut melambat dan fase anagen di perpanjang, dengan jumlah rambut anagen dan rambut telogen. Akhir kehamilan beberapa wanita mengalami kerontokan rambut dengan resesi frontoparietal dari garis rambut.

  Kehamilan melibatkan perubahan fisik dan psikologis serta ketidaknyamanan yang dialami ibu hamil selama kehamilan. Jika ibu hamil tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan - perubahan tersebut, maka dapat menyebabkan stres pada ibu selama kehamilan.

2. Stres Kehamilan

  2.1 Definisi Stres

  Stres adalah respon tubuh tidak spesifik terhadap stressor. Respon tubuh yang tidak spesifik meliputi, respon fisiologis, respon kognitif, respon emosi dan respon tingkah laku (Hans selye, 1950) dalam Aziz (2009). Termasuk kondisi hamil yang dapat menyebabkan stres. Respon emosi yang dialami ibu hamil dapat berubah perubahan mood dan ambivalensi selama kehamilan.

  2.2 Penyebab Stres

  Hawari (2008) menyatakan bahwa penyebab stres pada ibu hamil terdiri dari potensi stressor, pengalaman hidup, postur tubuh dan tidur..

  a.

  Potensi stressor

  Stressor psikososial merupakan keadaan atau peristiwa yang menyebabkan

  perubahan dalam kehidupanseseorang. Ibu hamil mengalami perubahan fisik dan psikologis selama kehamilan. Ibu hamil berupaya untuk beradaptasi pada kehamilan dan perubahan – perubahan yang terjadi pada dirinya sampai pada saat menghadapi persalinan.

  b. Pengalaman Hidup Pengalaman hidup yang mempengaruhi perasaan yang akan berdampak menjadi trauma. Trauma masa hamil, bisa datang dari banyak faktor seperti menyaksikan film horor bisa saja mendatangkan trauma padahal sebelumnya tidak masalah. Saat hamil kejadian menyeramkan, mengerikan atau menyedihkan bisa sangat membekas dan berujung menjadi trauma.

  c. Postur Tubuh Ketika terjadi proses kehamilan ibu akan mengalami perubahan postur tubuh seperti perubahan bentuk tubuh dengan badan yang semakin membesar, munculnya jerawat di wajah atau kulit muka yang mengelupas, payudara yang bengkak dan buang air kecil dengan frekuensi yang sering mrnyrbabkan kondisi osikologis ibu berubah. Ibu merasa sedih, murung dan cemas memikirkan kehamilannya.

  d.

  Tidur Sulit tidur di malam hari dapat membuat kondisi ibu hamil menurun.

  Konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja, dan cenderung emosional. Kondisi seperti ini tentu saja dapat membuat beban kehamilan semakin berat.

2.3 Respon Stres

  Taylor (1991) menyatakan bahwa stres dapat menghasilkan berbagai respon. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa respon - respon tersebut dapat berguna sebagai indikator terjadnya stres pada invidu dan mengukur skala stres yang dialami individu. Respon stres dapat di lihat dari beberapa aspek yaitu: a.

  Respon fisiologis Ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, detak jantung, detak nadi, sakit kepala, jantung berdebar - debar, sesak nafas, frekuensi buang air kecil yang sering, terasa dingin dan kesemutan terutama dibagian ujung jari – jari tangan atau kaki karena pembuluh darah tepi (perifer) menyempit.

  b.

  Respon Kognitif Terlihat lewat terganggunya proses kognitif individu, seperti pikiran menjadi kacau, menurunnya daya konsentrasi, pikiran berulang dan pikiran tidak wajar.

  c.

  Respon emosi Muncul sangat luas, menyangkut emosi yang mungkin dialami individu seperti, takut, cemas, malu, marah, gelisah, kelelahan, mudah tersinggung. Respon emosi pada ibu hamil berupa perubahan mood, peningkatan iritabilitas, uraian air mata dan ledakan kemarahan serta perasaan suka cita dan kegembiraan.

  Perubahan hormonal merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan yang dapat menyebabkan perubahan mood. Ibu hamil juga memiliki sedikit perasaan ambivalen selama kehamilan. Bahkan ibu yang bahagia dengan kehamilannya dari waktu ke waktu dapat memiliki sika bermusuhan terhadap kehamilan atau janin.

  Perasaan ambivalen berat yang menetap sampai trimester ke tiga dapat mengindikasikan bahwa peran sebagai ibu belum di atasi ( Lederman, 1984 dalam Bobak, 2005). d.

  Respon tingkah laku Dibedakan menjadi fight, yaitu melawan situasi yang menakan dan flight yaitu, menghidari situasi yang menekan. Contohnya menajdi malas selama melakukan aktivitas dan sering melamun.

2.4 Faktor yang mempengaruhi stres

  Stres yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi keseimbangan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterlambatan perkembangan jika stres pada ibu tidak ditangani dengan baik. Adapun faktor yang mempengaruhi stres pada ibu hamil menurut Kusmiyati (2009) : a.

  Mual dan Muntah (Morning Sickness) Mual dan muntah sangat mungkin terjadi di awal kehamilan. Biasanya di mulai di minggu pertama dan akan menghilang di usia kehamilan 8 – 12 minggu.

  Umumnya mual dan muntah akan menghilang sendiri di usia kehamilan ke 3 bulan. Munculnya mual dan muntah bisa disebabkan karena adanya perubahan hormon di dalam tubuh ibu selama hamil. Karena keluhan mual – muntah berlangsung cukup lama, biasanya akan mempengaruhi kelancaran aktivitas ibu sehari – hari. Apalagi jika keluhannya sangat berat, maka aktivitas di rumah tidak akan terselesaikan.

  b.

  Dukungan Keluarga Dukungan emosional keluarga dan adanya perhatian dari orang lain dapat membuat seseorang bertahan dalam menghadapi stres. c.

  Usia Kehamilan Ibu hamil trimester I dan III mengalami tingkatan stres yang lebih tinggi dibandingkan ibu hamil trimester II. Karena pada trimester I ibu hamil membutuhkan penyesuaian dan juga terjadi ketidaknyamanan fisik maupun psikologis yang dapat menimbulkan stres. Pada trimester II stres pada ibu hamil menurun karena sudah dapat menyesuaikan dengan kondisi kehamilannya dan akan meningkat kembali pada trimester III.

  d.

  Graviditas Graviditas merupakan frekuensi kehamilan yang pernah ibu alami. Bagi primigravida kehamilan yang dialaminya merupakan pengalaman pertama kali, sehingga pada primigravida ibu hamil lebih cenderung mengalami stres dibandingkan multigravida.

  e.

  Status Ekonomi Kondisi ekonomi keluarga yang rendah dapat menimbulkan stres pada ibu hamil.

  Ketika mengatahui hamil berarti akan lebih banyak pengeluaran untuk keperluan saat hamil dan persiapan melahirkan. Ibu hamil dengan ekonom lebih rentan mengalami stres.

  f.

  Pendidikan Pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah pula mereka menerima informasi dan banyak pengetahuan. Ibu yang berpendidikan tinggi mempunyai peluang lebih baik untuk menurunkan tingkat stres dibandingkan dengan ibu berpendidikan dasar.

2.5 Tingkat stres

  Rasmun (2004) menyatakan stres di bagi menjadi tiga tingkatan yaitu stres ringan, sedang dan berat.

  a.

  Stres ringan Biasanya tidak merusak aspek fisiologis dan umunya dirasakan setiap individu. Ibu hamil yang mengalami stres ringan karena terjadinya peningkatan hormon estrogen yang menyebabkan morning sickness, frekuensi buang air kecil yang meningkat dan perubahan fisik yang terjadi.

  b.

  Stres sedang Terjadi lebih lama beberapa jam sampai beberapa hari. Misalnya kesepakatan yang belum selesai, beban kerja yang berlebihan dan anggota keluarga pergi dalam waktu yang lama.

  c.

  Stres berat Terjadi beberapa minggu samapi beberapa tahun. Misalnya hubungan suami istri yang tidak harmonis, kesulitan ekonomi dan penyakit fisik yang lama.

  Ibu hamil yang mengalami stres berat dikarenakan kondisi kehamilan yang semakin membesar yang dapat menimbulkan masalah seperti posisi tidur yang kurang nyaman dan mudah terserang rasa lelah. Stres berat pada ibu hamil juga dapat disebabkan semakin bertambah dekatnya waktu persalinan (Kartono, 2006).