View of PENGARUH PEMBERDAYAAN DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP KELELAHAN KERJA PEGAWAI DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK PERTIWI PROVINSI SULAWESI SELATAN
PENGARUH PEMBERDAYAAN DAN AMBIGUITAS PERAN TERHADAP KELELAHAN KERJA PEGAWAI DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH
IBU DAN ANAK PERTIWI PROVINSI SULAWESI SELATAN Rahmatullah¹, Haeruddin², Reza Aril Ahri³ ¹Universitas Muslim Indonesia Makassar ²Universitas Muslim Indonesia Makassar ³Universitas Muslim Indonesia Makassar
(Alamat Korespondensi: [email protected] / 08114190309)
ABSTRAK
Pemberdayaan dimaknai sebagai proses untuk memperoleh kekuatan atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau belum berdaya. Ambiguitas peran muncul ketika peran yang diharapkan tidak secara jelas dimengerti. Dari pengertian tersebut, pemberdayaan dan ambiguitas peran memungkinkan terjadinya kelelahankerja pada seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan dan ambiguitas peran terhadap kelelahan kerja pegawai. Populasi penelitian adalah pegawai Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan yang ditempatkan pada posisi yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya pada bulan September 2017 sebanyak 29 pegawai dengan sampel seluruh jumlah populasi yaitu 29 responden. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan cross sectional.Variabel independen pemberdayaan dan ambiguitas peran. Variabel dependen adalah kelelahan kerja. Dengan menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara pemberdayaan dengan kelelahan kerja (p= 0,026) dan adanya pengaruh antara ambiguitas peran terhadap kelelahan kerja (p = 0,036), dan pemberdayaan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kelelahan kerja dibandingkan dengan variabel ambiguitas peran dengan nilai signifikan 0,000. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberdayaan terhadap kelelahan kerja, terdapat pengaruh yang signifikan antara ambiguitas peran terhadap kelelahan kerja dan pemberdayaan merupakan hal yang paling berpengaruh terhadap kelelahan kerja.
Kata Kunci: Pemberdayaan, ambiguitas peran dan kelelahan kerja PENDAHULUAN khusus dari organisasi. Karena apabia terus
Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dibiarkan akan menimbulkan kelelahan kerja RSKD Ibu dan Anak Pertiwi, maka dukungan dari pegawai yang lain karena melaksanakan kualitas sumber daya aparatur menjadi sebuah pekerjaan tambahan yang seharusnya sudah keharusan. Semua tenaga kesehatan tersebut ada yang mengerjakannya. melaksanakan tugas sesuai dengan tupoksi Di sisi yang lain, penempatan pegawai masing-masing. Tetapi ada pula beberapa di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi yang tidak sesuai pegawai di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi yang dengan kualifikasi pendidikannya karena ditempatkan pada sebuah unit yang tidak dianggap mampu melaksanakan tugas sesuai dengan kualifikasi pendidikannya. tersebut ataupun pemberian tugas tambahan
Didapatkan juga fakta di RSKD Ibu dan kepada pegawai karena dianggap mampu juga Anak Pertiwi dimana penempatan pegawainya mengemban tugas tersebut menimbulkan sudah sesuai dengan kualifikasi pendidikannya problem yang baru. Kejadian tersebut sehingga tetapi masih cenderung bingung dalam dianggap sebagai problem karena ketika melaksanakan tugasnya. Ini terbukti dari mengemban tugas tersebut, pegawai kurang beberapa kasus di lapangan. Kadang ada efektif dalam penyelesaiannya terutama pada suatu tugas yang tidak bisa dilakukan oleh masalah waktu. Semua ini terjadi karena pegawai pada unit tersebut yang pada akhirnya adanya kelelahan yang dialami oleh pegawai meminta bantuan pada pegawai dari unit akibat tugas yang baru ataupun adanya lainnya. Kebingungan yang dialami oleh tambahan tugas yang diamanahkan oleh pegawai tersebut yang harus jadi perhatian organisasi.
451
HASIL PENELITIAN
Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
BAHAN DAN METODE
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat pegawai dengan pendidikan SMA sebanyak satu pegawai (3,4%), pegawai
S3 1 3,4 Total 29 100
DIII 11 37,9 S1 14 48,3 S2 2 6,9
Pendidikann n % SMA 1 3,4
Tabel 3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa pegawai yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 24 pegawai (82,8%), dan yang berjenis kelamin laki- laki sebanyak 5 pegawai (17,2%).
Perempuan 24 82,8 Total 29 100
Jenis Kelamin n % Laki-laki 5 17,2
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 29 pegawai, umur yang kurang dari 30 tahun yaitu sebanyak 14 (48,3%) dari jumlah pegawai, kelompok umur 31- 40 tahun sebanyak 13 (44,8%) dan kelompok umur yang lebih dari 40 tahun sebanyak 2 pegawai (6,9%). Tabel 2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
> 40 Tahun 2 6,9 Total 29 100
Umur n % <= 30 Tahun 14 48,3 31-40 Tahun 13 44,8
452
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberdayaan dan Ambiguitas Peran Terhadap Kelelahan Kerja di Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan”.
2. Analisis Bivariat Analisis bivariat yaitu untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
1. Analisis Univariat Analisis Univariat dilakukan pada tiap varibel dari hasil penelitian dengan mendiskripsikan setiap variabel penelitian dengan cara membuat tabel distribusi frekuensi pada tiap variabel
Analisa Data
4. Tabulasi Data Setelah dilakukan kegiatan editing dan koding dilanjutkan dengan mengelompokkan data kedalam suatu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.
3. Koding Koding merupakan tahap selanjutnya dengan memberi kode pada jawaban dari setiap responden.
2. Editing Editing dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang sudah diisi. Editing merupakan kelengkapan pengisian, kesalahan pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban.
1. Selecting Seleksi merupakan pemilihan untuk mengklarifikasi data menurut kategori.
Pengolahan Data
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan. Populasi penelitian adalah pegawai Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan yang ditempatkan pada posisi yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya pada bulan September 2017 sebanyak 29 pegawai dengan sampel seluruh jumlah populasi yaitu 29 responden.
pendekatan Cross Sectional, dengan maksud untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan dan ambiguitas peran terhadap kelelahan kerja pegawai.
observasional analitik dengan menggunakan
Penelitian ini menggunakan metode
Lokasi, populasi dan sampel
3. Analisis Multivariat Analisis multivariat yaitu untuk mengetahui kecnderungan variabel independen mana yang lebih berpengaruh terhadap variabel dependen.
453
Ambiguitas Peran Kelelahan Kerja Jumlah
Ambiguitas Peran ,011 ,009 ,193 1,283 ,024
3,247 ,000
Variabel B S.E Beta T Sig Constant -,576 ,697 -,746 ,000 Pemberdayaan ,014 ,004 ,508
3. Analisis Multivariat Tabel 7 Model Akhir Hasil Analisis Multivariat Regresi Distribusi Responden Berdasarkan Pernyataan Tentang Pengaruh Pemberdayaan Terhadap Ambiguitas Peran dan Kelelahan Kerja Pegawai di RSKD Ibu dan Anak Pertiiwi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa pegawai dengan ambiguitas peran baik dan mempunyai kelelahan kerja yang baik pula sebanyak 11 (64,7%) pegawai, pegawai dengan ambiguitas peran kurang dan mempunyai kelelahan kerja baik sebanyak 5 (41,7%) pegawai. Sedangkan pegawai dengan ambiguitas peran baik dan kelelahan kerja kurang sebanyak 6 (35,3%) pegawai, pegawai dengan ambiguitas peran kurang dan kelelahan kerja yang kurang sebanyak 7 (58,3%) pegawai. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value (0,035) < α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh ambiguitas peran terhadap kelelahan kerja pegawai di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan.
Jumlah 16 55,2 13 44,8 29 100 p = 0,036
Baik Kurang n % n % n % Baik 11 64,7 6 35,3 17 58,6 Kurang 5 41,7 7 58,3 12 41,4
Tabel 6 Pengaruh Ambiguitas Peran Terhadap Kelelahan Kerja Pegawai di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
dengan pendidikan DIII sebanyak 11 pegawai (37,9%), pegawai dengan pendidikan S1 sebanyak 14 pegawai (48,3%), pegawai dengan pendidikan S2 dengan pendidikan S3 sebanyak 1 pegawai (3,4%). Tabel 4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa pegawai dengan pemberdayaan baik dan mempunyai kelelahan kerja yang baik sebanyak 15 (68,2%) pegawai, pegawai dengan pemberdayaan kurang dan mempunyai kelelahan kerja baik sebanyak 1 (14,3%) pegawai. Sedangkan pegawai dengan pemberdayaan baik dan kelelahan kerja kurang sebanyak 7 (31,8%) pegawai, pegawai dengan pemberdayaan kurang dan kelelahan kerja yang kurang sebanyak 6 (85,7%) pegawai. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p value (0,026) < α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberdayaan terhadap kelelahan kerja pegawai di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan .
Jumlah 16 55,2 13 44,8 29 100 p = 0,026
Baik Kurang n % n % n % Baik 15 68,2 7 31,8 22 75,9 Kurang 1 14,3 6 85,7 7 24,1
Pember- dayaan Kelelahan Kerja Jumlah
2. Analisis Bivariat Tabel 5 Pengaruh Pemberdayaan Terhadap Kelelahan Kerja Pegawai di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa pegawai yang mempunyai masa kerja kurang atau sama dengan 5 tahun sebanyak 11 pegawai (37,9%), sedangkan pegawai yang telah bekerja lebih dari 5 tahun sebanyak 18 pegawai (62,1%).
> 5 Tahun 18 62,1 Total 29 100
Lama Bekerja n % <= 5 Tahun 11 37,9
Berdasarkan tabel 7 menunjukkan analisis multivariat yang dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan bahwa variabel yang sangat signifikan atau mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kelelahan kerja pegawai adalah pemberdayaan dengan signifikansi 0,00 < 0.05..
454 PEMBAHASAN
1. Pengaruh Pemberdayaan Terhadap Kelelahan Kerja
Hasil penelitian menunjukkan menjadi responden terdapat 22 (76%) pegawai dengan pemberdayaan yang baik. Dan terdapat 7 (24%) pegawai dengan pemberdayaan yang kurang baik. Hal ini terjadi karena walaupun mendapatkan tugas dari organisasi tapi tidak diberikan kesempatan untuk ikut berpartisipasi pada pembahasan masalah yang sedang terjadi.
Berdasarkan uji analisis Bivariat menunjukkan bahwa responden yang memiliki pemberdayaan baik dan kelelahan kerja yang baik sebanyak 15 (68,2%) pegawai. Hal ini terjadi karena semakin pegawai diberdayakan artinya semakin bertambah pula pekerjaan yang didapatkan atau ada hal baru yang harus dia kerjakan. Dengan begitu akan menambah waktu dalam bekerja dimana akan dibutuhkan pula tenaga yang lebih dalam prosesnya.
Adapun pegawai yang mempunyai pemberdayaan yang baik tetapi memiliki kelelahan kerja yang kurang baik sebanyak 7 (31,8%) pegawai. Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya sedikit pegawai yang bisa langsung beradaptasi dengan pekerjaan tambahan atau pekerjaan baru yang dibebankan kepada pegawai tersebut, sehingga pekerjaan yang seharusnya membutuhkan waktu yang lama bisa diselesaikan oleh pegawai dalam waktu singkat karena telah menguasai pekerjaan tersebut.
Dari uji statistik diperoleh nilai p value (0,026) < α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberdayaan terhadap kelelahan kerja pegawai di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alam Roslina (2010) dengan judul Pengaruh Pemberdayaan Terhadap Kelelahan Kerja dan Kecerdasan Emosional Perawat dan Bidan Pada Rumah Sakit Rujukan di Sulawesi Selatan, dimana pada penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa pemberdayaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kelelahan kerja.
2. Pengaruh Ambiguitas Peran Terhadap Kelelahan Kerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 29 responden terdapat 17 (58,6%) pegawai dengan ambiguitas peran baik. Hal ini dikarenakan tugas yang mereka tidak didasari dengan petunjuk yang jelas. Adapun pegawai dengan ambiguitas peran kurang baik sebanyak 12 (41,4%). Hal ini terjadi karena ada beberapa pegawai yang bisa langsung beradaptasi dengan pekerjaan tambahan atau pekerjaan baru yang dibebankan kepadanya.
Dari hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa pegawai yang yang mempunyai ambiguitas peran baik dan kelelahan kerja yang baik sebanyak 11 (64,7%) pegawai. Hal ini terjadi karena pekerjaan yang diberikan kepada pegawai yang sifatnya baru memerlukan waktu untuk dipelajari terlebih dahulu.
Selanjutnya pegawai yang mempunyai ambiguitas peran baik tetapi memiliki kelelahan kerja yang kurang baik sebanyak 6 (33,3%) pegawai. Pegawai pada kategori ini merupakan pegawai dengan pekerjaan yang tidak terlalu berat sehingga walaupun ambiguitas peran hadir tidak membutuhkan waktu lama untuk mengatasinya.
Dari uji statistik diperoleh nilai p value (0,035) < α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh ambiguitas peran terhadap kelelahan kerja pegawai di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alam Roslina (2010) dimana pada penelitan didapatkan hasil bahwa Ambiguitas peran mempunyai pengaruh signifikan terhadap kelelahan kerja.
3. Pemberdayaan Sebagai Faktor Yang Paling Berpengaruh Terhadap Kelelahan Kerja Pegawai di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan
Hasil penelitian berdasarkan analisis multivariat yang dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik dapat dijelaskan bahwa variabel yang sangat signifikan atau mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kelelahan kerja pegawai adalah pemberdayaan dengan signifikansi 0,00 < 0.05. Hal ini berarti ada pengaruh yang kuat dari pemberdayaan dibandingkan dengan ambiguitas peran terhadap kelelahan kerja pegawai di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan
455
SARAN
Satisfaction. International Journal of Service Industry Management. Vol. 17 No. 3, pp. 258-270. Emerald Group Publishing Limited.
Grandjean Etienne, 1998. Fitting the Task to the Man, London: Taylor & Francis. Hikmat Harry, 2010. Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Bandung: Humaniora Utama Press. Machendrawaty Nanih, 1994. Pengembangan Masyarakat Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya. Munandar Ashar Sunyoto, 2008. Psikologi Industri dan Organisasi, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Robbins Stephen, 2001. Perilaku Organisasi. Jilid 1 dan 2, Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. Setyawati Lientje, 2010. Selintas tentang Kelelahan Kerja, Yogyakarta: Amara Books. Yagil, 2006. The Relationship of Service Provider Power motivation, Empowerment and Burnout to Customer
Adi Isbandi Rukminto, 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat, dan Intervensi Komunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis), Jakarta: LPFE UI. Alam Roslina, 2010. Pengaruh Pemberdayaan Terhadap Kelelahan Kerja dan Kecerdasan Emosional Perawat dan Bidan Pada Rumah Sakit Rujukan di Sulawesi Selatan. Jurnal Ekuitas Vol. 14 No. 2 Juni 2010: 187 – 209.
3. Bagi responden, sebagai pegawai hendaknya untuk terus memperbaiki pengetahuan dan keterampilan masing- masing seiring dengan besarnya tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah dependent variable yang lain, seperti kecerdasan emosional, kinerja, motivasi, konflik peran dan kepemimpinan karena pada hasil penelitian ini masih dipengaruhi oleh dependent variable lainnya.
1. Bagi Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan diharapkan untuk lebih banyak memberikan kegiatan pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan pengetahuan dan agar dapat menyesusaikan dengan pekerjaan yang di tugaskan dalam rangka pemberdayaan pegawai dan melakukan perencanaan yang lebih baik dalam hal perekrutan pegawai baru.
nilai Signifikan (0,000)<α (0,05) demikian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang sangat kuat yaitu pemberdayaan terhadap kelelahan kerja pegawai di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2017.
Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2017.
3. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
nilai p value (0,035)<α (0,05) demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh ambiguitas peran terhadap kelelahan kerja pegawai di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2017.
2. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
nilai p value (0,026) < α(0,05) dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberdayaan terhadap kelelahan kerja pegawai di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2017.
1. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh
KESIMPULAN
Pemberdayaan sangat kuat mempengaruhi kelelahan kerja pada RSKD Ibu dan Anak Pertiwi Provinsi Sulawesi Selatan. Dengan begitu banyaknya tugas yang harus dilakukan oleh seorang pegawai baik itu tugas tambahan ataupun tugas baru yang merupakan proses dari sebuah pemberdayaan pegawai yang dilakukan oleh organisasi yang menyebabkan tingkat kelelahan kerja pada pegawai yang lebih saat proses ini telah dilakukan pada seorang pegawai dalam lingkup organisasi.