HUBUNGAN MOTIVASI DAN PENGETAHUAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PENGETAHUAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

  1

  2

  3 Rosnita Sudirman , Mujahid , Alfiah A

  1 STIKES Nani Hasanuddin Makassar

  2 Universitas Fajar Makassar

  3 STIKES Nani Hasanuddin Makassar

  Alamat Korespondensi: rosnita.sudirman@yahoo.com/081343445142

  ABSTRAK

  Motivasi merupakan tindakan atau proses memberikan sesuatu motif yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu aksi. Pengetahuan adalah merupakan “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Kepuasan pasien merupakan salah satu hal sangat penting dalam menjaga mutu pelayanan suatu rumah sakit. Kepuasan pelanggan (pasien) adalah makhluk Bio-Psiko-Sosio-Ekonomi-Budaya, artinya dia memerlukan terpenuhinya kebutuhan, keinginan dan harapan dari aspek sosio-ekonomi (papan, sandang, pangan dan afiliasi sosial), dan aspek budaya. Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah diketahuinya Hubungan Motivasi dan Pengetahuan Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan jenis penelitian Analitik dengan pendekatan cross sectional, populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang berada di perawatan Interna berjumlah 65 orang, Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket atau kuesioner. Metode sampling yang digunakan adalah sampling acidental dengan jumlah sampel 55 orang. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan motivasi perawat (p=0,007), dan pengetahuan perawat (p=0,001), terhadap kepuasan pasien Ruang Rawat Inap RSUD Labuang Baji Makassar. Maka perawat harus memiliki motivasi dan pengetahuan yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Karena setiap tindakan yang dilakukan perawat akan di nilai oleh pasien.

  Kata kunci : Motivasi, Pengetahuan Perawat, Kepuasan Pasien PENDAHULUAN analisis statistik menunjukan hasil bahwa ada

  Susatyo, (2012) ; Burhan, (2015) hubungan pengetahuan perawat dengan motivasi merupakan salah satu penggerak pelaksanaan keselamatan pasien, p=0,014 dalam hati seseorang untuk melakukan atau Selleya C.B, (2013). mencapai suatu tujuan. Standar praktek keperawatan telah di

  Bara (2012), fenomena motivasi kerja jabarkan oleh PPNI yang mengacu kepada perawat masih rendah, dimana perawat belum tahapan proses keperawatan yang meliputi mampu memberikan pelayanan kesehatan pengkajian, diagnosa keperawatan, yang terbaik, ini terlihat masih banyaknya perencanaan keperawatan, implementasi keluhan ketidakpuasan pasien dan keluarga keperawatan dan evaluasi (Rosyidi K, 2013). atas sikap dan perilaku kerja pengawai, Kepuasan pelanggan (pasien) adalah terutama tenaga keperawatan diruang rawat makhluk Bio-Psiko-Sosio-Ekonomi-Budaya, inap. Adapun penelitian yang dilakukan artinya dia memerlukan terpenuhinya menunjukkan bahwa ada hubungan yang kebutuhan, keinginan dan harapan dari aspek bermakna antara motivasi terhadap kepuasan sosio-ekonomi (papan, sandang, pangan dan pasien dengan nilai p= 0,019 (<0,05). afiliasi sosial), dan aspek budaya. Kepuasan

  Pengetahuan ini merupakan hal yang pasien berhubungan dengan mutu pelayanan dominan yang sangat penting untuk rumah sakit. Dengan mengetahui tingkat terbentuknya tindakan seseorang, dari kepuasan pasien, manajemen rumah sakit pengalaman beberapa penelitian ternyata dapat melakukan peningkatan mutu pelayanan. tindakan yang tidak didasari pengetahuan yang Persentase pasien yang menyatakan puas baik, tidak akan menghasilkan hasil yang baik, terhadap pelayanan berdasarkan hasil survei

  436

  437

  1. Editing (penyuntingan data) Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu.

  2. Analisis Bivariabel Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara variabel independen yang terdiri dari motivasi, pengetahuan perawat dalam memeberikan asuhan keperawatan, dengan variabel dependen yaitu kepuasan pasien.

  1. Analisis Univariabel Analisis univariat di lakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari tiap-tiap variabel penelitian, termasuk di dalamnya karakteristik umur responden, jenis kelamin, variabel independen dan dependen.

  Setelah data terkumpul dan telah di bersihkan scoring maka di lakukan analisa data dengan menggunakan komputerisasi program SPSS dan Microsoft Excel. Data selanjutnya di sajikan dalam bentuk analisis univariat dan analisis bivariat.

  Analisis Data

  4. Cleaning (pembersihan data) Apabila semua data baru semua sumber data atau setiap responden selesai dimasukan, perluh di cek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian di lakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini di sebut pembersihan data

  3. Entri data Yakni mengisi kolom-kolom atau kotak- kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan. Untuk “entri data” penelitian adalah paket program SPSS.

  2. Coding(Pengkodean) Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual.

  Pengolahan Data

  dengan instrumen yang baku (Nursalam, 2016 :330).

  Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi langsung dengan responden. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak Puskesmas Batua Kota Makassar.

  Pengumpulan Data

  Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang berada di ruang rawat inap interna RSUD Labuang Baji Makassar. Tehnik pengambilan sampel adalah nonprobability sampling dengan tehnik sampling acedental. Sampel pada penelitian ini berjumlah 55 orang.

  Penelitian ini menggunakan metode Analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan dengan waktu yang bersamaan. Penelitian ini di lakukan di Wilayah RSUD Labuang Baji Kerja Makassar pada tanggal 18 mei sampai 18 juni 2016.

  Lokasi, Populasi dan Sampel

  Berdasarkan data yang didapat dari RSUD Labuang Baji Makassar dari tahun 2013 sebanyak 1920 pasien, tahun 2014 sebanyak 1656 pasien, dan pada tahun 2015 sebanyak 1938 pasien. Dapat dilihat bahwa pasien rawat inap Interna RSUD Labuang Baji Makassar terdapat peningkatan pasien pertahunnya, dengan jumlah perawat dari tahun 2013 sebanyak 26 perawat, tahun 2014 sebanyak 27 perawat, dan tahun 2015 sebanyak 24 perawat, Menurut data di atas, dapat kita lihat bahwa adanya ketidaksinambungan antara kinerja perawat dengan jumlah pasien rawat inap Interna RSUD Labuang Baji Makassar (Rekam medik, 2016).

  Menurut Depkes RI, (2006); Biki P.A.U, (2015) pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang berperan besar menentukan pelayanan kesehatan. Keperawatan sebagai profesi dan perawat sebagai tenaga profesional dan bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan keperawatan sesuai kompetensi dan kewenangan yang di miliki secara mandiri maupun bekerja sama dengan anggota kesehatan lainnya. Kinerja perawat sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan merupakan masalah yang sangat penting untuk dikaji dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

  World Health Organization (WHO), mendefinisikan pemberdayaan masyarakat sebagai suatu proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol lebih besar atas keputusan dan tindakan yang mempengaruhi kesehatan mereka, dengan tujuan untuk memobilisasi individu dan kelompok rentan dengan memperkuat keterampilan dasar hidup mereka dan meningkatkan pengaruh mereka pada hal-hal yang mendasari kondisi sosial dan ekonomi (Sulaeman E.S, 2012).

BAHAN DAN METODE

HASIL PENELITIAN

  Kurang 38 69,1 Total 55 100,0

  (%) Baik 24 43,6

  Kurang 31 56,4 Total 55 100,0

  Berdasarkan Tabel 4 dari 55, responden dapat diketahui tingkat pengetahuan responden baik yaitu sebanyak 24 responden (43.6%), dan pengetahuan kurang yaitu sebanyak 31 responden (56.4%). Tabel 5 Distribusi responden menurut kepuasan responden di Ruang Rawat Inap Interna RSUD Labuang Baji Makassar.

  Kepuasan pasien Frekuensi

  (n) Persentase

  (%) Baik 17 30,9

  Berdasarkan Tabel 5 dari 55, responden dapat diketahui tingkat kepuasan pasien responden baik yaitu sebanyak 17 responden (30.9%), dan kepuasan pasien kurang yaitu sebanyak 38 responden (69.1%). Tabel 6 Hubungan antara motivasi perawat dengan kepuasan pasien di Rawat Inap Interna RSUD Labuang Baji Makassar.

  Pengetahuan Frekuensi

  Motivasi Kepuasan Pasien

  Puas Tidak puas

  Total n % n % n % Baik 2 3,6 19 34,5 21 38,2

  Kurang 15 27,3 19 34,5 34 61,8 Total 17 30,9 38 69,0 55 100.0

  p = 0,007

  Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa dari 21 (38,2%) responden dengan motivasi baik, 2 responden (3,6%) menunjukkan kepuasan pasien dengan jumlah jawaban Ya, sedangkan 34 (61.8%) responden yang memiliki motivasi kurang, 19 responden (34,5%) yang menunjukkan kepuasan pasien dengan jawaban Tidak dengan motivasi .

  Tabel 7 Hubungan antara Pengetahuan perawat terhadap kepuasan pasien di Rawat Inap Interna RSUD Labuang Baji Makassar.

  (n) Persentase

  438

  Tabel 1 Distribusi frekuensi responden menurut umur responden di Ruang Rawat Inap Interna RSUD Labuang Baji Makassar.

  (n) Persentase

  Umur Frekuensi

  (n) Persentase

  (%) 20-24 tahun 8 14,5 25-29 tahun 10 18,2 30-34 tahun 8 14,5

  >35

  29

  52.7 Total 55 100,0 Berdasarkan Tabel 1 dari 55, responden dapat diketahui bahwa umur responden yang terbanyak adalah kelompok umur > 35 tahun sebanyak 29 responden (52,7%), sedangkan pada kelompok umur 25 - 29 tahun yaitu sebanyak 10 responden (18,2%) disusul umur 30 - 34 sebanyak 8 responden (14,5%), dan umur 20 - 24 tahun yaitu sebanyak 8 responden (14,5%). Tabel 2 distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin responden di Ruang Rawat Inap Interna RSUD Labuang Baji Makassar.

  Jenis kelamin Frekuensi

  (%) Laki-laki 25 45,5

  Berdasarkan Tabel 3 dari 55, responden dapat diketahui tingkat motivasi responden baik yaitu sebanyak 21 responden (38.2%), dan motivasi kurang yaitu sebanyak 34 responden (61.8%).

  Perempuan 30 54,5 Total 55 100,0

  Berdasarkan tabel 2 dari 55, responden dapat diketahui jumlah responden tertinggi berada pada jenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 30 responden (54.5%) dan terendah pada jenis laki-laki yaitu sebanyak 25 responden (45.5%).

  Tabel 3 Distribusi frekuensi responden menurut motivasi responden di ruang rawat inap interna RSUD Labuang Baji Makassar.

  Motivasi Frekuensi

  (n) Persentase

  (%) Baik 21 38,2

  Kurang 34 61,8 Total 55 100,0

  Tabel 4 Distribusi frekuensi responden menurut pengetahuan responden di Ruang Rawat Inap Interna RSUD Labuang Baji Makassar.

  439

  Kebutuhan kekuasaan tampak pada perawat yang ingin mempengaruhi orang lain, senang berkompetisi, mandiri, aktif menjalankan kebijakan organisasi, selalu menjaga prestasi, reputasi, serta posisinya. Kebutuhan prestasi berfokus pada keberhasilan penyelesaian tugas atau menyukai umpan balik dari pekerjaannya daripada hubungan kekerabatan serta mencari pengaruh. Kebutuhan ini tercermin dari keinginan seseorang mengambil tugas secara konsisten, bertanggung jawab untuk mencapai tujuannya dan berani menghadapi risiko serta memperhatikan

  

  Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yulianti, (2011) dengan judul “hubungan tingkat pengetahuan perawat dengan penerapan universal precaution pada perawat di bangsal rawat inap Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta di peroleh nilai

  Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa dari 24 (43,6%) responden dengan pengetahuan baik, 2 responden (3,6%) menunjukkan kepuasan pasien dengan jumlah jawaban Ya, sedangkan 31 (56,4%) responden yang memiliki pengetahuan kurang, 16 responden (29,1%) yang menunjukkan kepuasan pasien dengan jawaban Tidak dengan pengetahuan perawat.

  2. Hubungan antara Pengetahuan dengan kepuasan pasien.

  Sebagai seorang perawat ditutut untuk mempunyai motivasi yang tinggi seperti dapat menyelesaikan tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah di tetapkan, memperlihatkan semangat kerja yang tinggi dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan kepada pasien, melakukan tindakan asuhan keperawatan berdasarkan standar asuhan keperawatan, harus bekerja sama dengan tim medis dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan kepada pasien penuh perhatian sesuai dengan kebutuhan dan harapan pasien.

   =0,007.

  Berdasarkan hasil olah data yang telah diperoleh dapat disimpulkan ada hubungan motivasi perawat dengan kepuasan pasien mempunyai hubungan yang ditunjukkan dengan nilai

  Motivasi kerja yang semakin tinggi menjadikan perawat mempunyai semangat yang tinggi untuk pelayanan yang terbaik. Hal ini sebanding dengan motivasi untuk melakukan asuhan keperawatan yang tinggi akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang baik. Motivasi merupakan dorongan yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

  feedback.

  Menurut Mc Clelland kebutuhan berafiliasi adalah dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan ini dapat diwujudkan melalui keikutsertaan seseorang dalam suatu organisasi atau perkumpulan – perkumpulan. Kebutuhan afiliasi pada prinsipnya agar dirinya itu diterima dan dianggap menjadi bagian dari kelompok tersebut (Yanti dan Warsito, 2013).

  Pengetahuan Kepuasan Pasien

  hubungan antara kinerja perawat dengan kepuasan pasien. Mengatakan bahwa kepala bagian keperawatan dan SDM perlu ditingkatkan kualitas kinerja perawat dalam pelayanan keperawatan agar tercipta perawat yang handal dan professional.

   = 0,008 menunjukkan bahwa ada

  Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Muh.Anwar Hafid dengan judul hubungan kinerja perawat terhadap tingkat kepuasan pasien pengguna yankestis dalam pelayanan keperawatan di RSUD Syech Yusuf Kab. Gowa (2014), dimana dari hasil uji statistik di dapatkan nilai

  1. Hubungan antara motivasi terhadap kepuasan pasien Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa hasil analisis dengan menggunakan uji Chi-Square menunjukan bahwa nilai Probabilitas (0,007)   (0,05) berarti Ha diterima dan Ho di tolak ini berarti ada hubungan antara kepuasan pasien dengan motivasi perawat.

  PEMBAHASAN

  Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa dari 24 (43,6%) responden dengan pengetahuan baik, 2 responden (3,6%) menunjukkan kepuasan pasien dengan jumlah jawaban Ya, sedangkan 31 (56,4%) responden yang memiliki pengetahuan kurang, 16 responden (29,1%) yang menunjukkan kepuasan pasien dengan jawaban Tidak dengan pengetahuan perawat.

  p = 0,001

  Kurang 15 27,3 16 29,1 31 56,4 Total 17 30,9 38 69,1 55 100.0

  Total n % n % n % Baik 2 3,6 22 40,0 24 43,6

  Puas Tidak puas

  =0,019, yang berarti ada hubungam yang signifikan antara tingkat pengetahuan infeksi nosomomial di RS PKU keperawatan kepada pasien sesuai dengan Muhammadiyah Yogyakarta. kebutuhan dan harapan pasien.

  Menurut Green, (1980); Cahyono A, KESIMPULAN (2015) Pengetahuan adalah fakta, keadaan

  1. Ada hubungan antara motivasi perawat atau kondisi tentang pengertian mencakup dalam memberikan asuhan keperawatan kombinasi dari kesadaran sederhana terhadap kepuasan pasien rawat inap tentang fakta dan pemahaman tentang interna RSUD Labuang Baji Makassar. bagaimana fakta itu berkaitan suatu sama

  2. Ada hubungan antara pengetahuan perawat lain. Dalam kode etik keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan disebutkan bahwa perawat memiliki terhadap kepuasan pasien rawat inap tanggung jawab agar senantiasa interna RSUD Labuang Baji Makassar. memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujurang profesional SARAN yang menerapkan pengetahuan serta

  1. Pihak RSUD Labuang Baji Makassar, keterampilan keperawatan sesuai dengan a. Perawat diharapkan dapat kebutuhan klien. Dalam hubungannya mempertahankan dan meningkatkan lagi dengan teman sejawat, perawat motivasinya dalam memberikan asuhan berkewajiban melindungi klien dari tenaga keperawatan kepada pasien sesuai kesehatan yang memberikan pelayanan dengan standar asuhan keperawatan. kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis

  b. Memperhatikan kebutuhan setiap dan ilegal. perawat melalui kesempatan untuk

  Dari hasil penelitian maka ini mengikuti pendidikan dan pelatihan diasumsikan bahwa semakin baik sehingga perawat mengetahui standar pengetahuan perawat maka semakin baik keperawatan lebih baik, yang akhirnya pula tingkat kepuasan pasien, seperti akan meningkatkan pengetahuan perawat memberikan perhatian terhadap perawat. keluhan yang pasien rasakan dan

  2. Untuk peneliti selanjutnya yang berminat mendengarkan keluhan pasien pada saat meneliti tentang motivasi dan pengetahuan perawat melakukan tindakan asuhan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat dapat menjawab keperawatan agar peneliti dilaksanakan pertanyaan tentang tindakan asuhan dalam skala besar dengan jumlah sampel keperawatan yang diberikan kepada pasien, yang besar dan tempat penelitian diperluas perawat memberikan informasi kepada ke Rumah sakit lain, sehingga penelitian pasien tentang tindakan asuhan dapat di generalisasikan. keperawatan yang akan dilaksanakan dan perawat dalam melakukan tindakan asuhan

DAFTAR PUSTAKA

  A.Wawan dan Dewi M.2011.Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.Nuha Medika:Yogyakarta

  Andriana. A dan Putra. H.A.2014.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepuasan Pasien dalam pelayanan

  Keperawatan di Ruang Rawat Inap Interne Pria dan Wanita RSUD DR.Achmad Mochtar Bukittinggi.diakses pada tanggal 20.06. 2016. 20:14.

  Bara M, dan Suryanti M.2014.Hubungan Motivasi Perawat dengan Pelaksana Pendokumentasian Asuhan

  Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSUD PasarRebo.http://poltekkesjakarta1.ac.id/file/dokumen/622%20Bara%20Miradwiyana_Hubungan%20Moti

  vasi%20Perawat%20dengan%20Pelaksanaan.pdf.diakses pada tanggal 30,07,2016 16:08 Biki P.A.U.2015.Gambaran Kinerja Perawat Dalam Memberikan Asuhan Keperawatan diruang interna rumah sakit

  umum daerah gorontalo. http://kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIKK/article/viewFile/11225/11098.diakses

  pada tanggal 18,04,2016 19:01 Buchbinder B.S, 2014.Buku Ajar Manajemen Pelayanan Kesehatan.EGC:Jakarta Burhan W.I.R.2015.Hubungan Antara Imbalan Jasa dan Motivasi Kerja Perawat di Puskesmas Mangatinu

  Kabupaten Sangihe. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/viewFile/8189/7745.diakses pada

  tanggal 2,06,2016 09:21 Cahyono A.2015.Volume 3 No.2.Hubungan Karakteristik dan Tingkat Pengetahuan Perawat Terhadap Pengelolaan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit.diakses pada tanggal 21.06.2016.09:22.

  440

  441

  Medika: Jakarta Ode S.L.2012.Konsep Dasar Keperawatan.mengupas tentang komunikasi therapeutik,homecare,isu

  Yulianti.2011.Hubungan Tingkat Penegtahuan Perawat dengan Penerapan Universal Percaution pada Perawat di

  Kualitas Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan.diakses pada tanggal 22.06.2016.21:13

  Sitorus R, 2011.Manajemen Keperawatan: Manajemen Keperawatan di Ruang Rawat.Sagung Seto:Jakarta Sugiyono.2014.Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Alfabeta:Bandung Sulaeman S.E.2012.Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan Teori dan Implementasi.UGM.Yogyakarta Triwibowo C.2013.Manajemen Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit Tim. CV Trans Info Media:Jakarta Yanti R.I dan Warsito B.E.2013.Volume1,No.2,Hubungan Karakteristik Perawat Motivasi dan Supervisi dengan

  Selleya C.B. 2103.Hubungan Pengetahuan dan Sikap Perawat dengan Pelaksanaan Keselamatan Pasien (Patient safety) di Ruang Rawat Inap RSUD Liun Kandage Tahuna. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/download/2237/1794.diakses pada tanggal 22,07,2016 14:46

  Puskesmas dan Rumah Sakit.Salemba Medika:Jakarta

  Rosyidi K.2013.Manajemen Keperawatan dalam Keperawatan TIM.Trans Info Medika:Jakarta Satrianegara M.F.2014. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan,Teori dan Aplikasi dalam Pelayanan

  keperawatan,dan materi-materi keperawatan lainnya.Nuha Medika:Yogyakarta

  f.pdf.diakses pada tanggal 18,04,2016 19:05 Notoatmodjo S.2012.Metodologi Penelitian Kesehatan.Rineka Cipta:Jakarta Nursalam.2016.Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan, Pendekatan Praktis Ed 4.Salemba Madika:Jakarta Nursalam.2016. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.Ed. 5. Salemba

  Dharma K.K.2013.Metodologi Penelitian Keperawatan Panduan Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian

  Kartasura. http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/25/01-gdl-nettinimst-1203-1-skripsi-

  Netti.2015.Hubungan antara Kinerja Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di Puskesmas

  Khoiruliza L.R.2013.Hubungan Kinerja Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pekalongan. http://www.digilib.stikesmuh-pkj.ac.id/e-skripsi/index.php?p=fstream-pdf&fid=411&bid=466.diakses pada tanggal 18,04, 2016 19:10

  Yankestis dalam Pelayanan Keperawatan di RSUD Syech Yusuf Kab.Gowa.diakses pada tanggal 21.06.2016.21:05.

  Hidayat A.A.A.2014.Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.Salemba Medika:Jakarta Hafid M.A.2014.Volume VII No.2. Hubungan Kinerja Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna

  Yankestis dalam Pelayanan Keperawatan di RSUD Syech Yusuf Kab.Gowa.diakses pada tanggal 21.06.2016.22:01.

  Hafid M.A.2014.Volume VII No.2. Hubungan Kinerja Perawat Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Pengguna

  edisi revisi TIM.CV.Trans Info Media:Jakarta Timur

  Bangsal Rawat Inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah yogyakarta.diakses pada tanggal 21.06.2016.09:15.