HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG GIZI DENGAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI BPM Ny. NUR AENI FARIDA KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

  

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG GIZI DENGAN

PROSES PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DI BPM Ny. NUR AENI

FARIDA KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

Rizki Nova Aditya

  

Dewi Elliana*)

  • *)Akademi kebidanan Abdi Husada Semarang

    Korespondensi :elliana_dewi@yahoo.com

  

ABSTRAK

Masa Nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir

ketika alat-alat kandungan seperti semula (sebelum hamil). Masa nifas merupakan masa yang

cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan karena pelaksanaan

yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat

berlanjut pada komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Tujuan penelitian untuk

mengetahui hubungan pengetahuan ibu nifas tentang gizi dengan proses penyembuhan luka

perineum.

  Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya.

Kebutuhan gizi pada masa nifas terutamabila menyusui akan meningkat 25%, karena berguna

untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup

untuk menyehatkan bayi. Ibu nifas memerlukan tambahan sebesar 800 kkal yaitu 600 kkal untuk

melakukan aktifitas. Ibu nifas juga memerlukan tambahan protein yang tinggi yaitu 50 gram,

kalsium sebanyak 0,5 gram, zat besi sebanyak 20 gram, vitamin C 100 mg, vitamin B1 sebanyak

1,3 mg, vitamin B2 sebanyak 1,3 mg, dan kebutuhan air menjadi 8 gelas sehari.

  Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012- Januari 2013. Jenis penelitian ini

adalah korelasi yaitu dengan mengkaji hubungan antar variabel. Dan menggunakan rancangan

penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas di BPM Ny. Nur

Aeni Farida Am. keb Semarang sebanyak 30 responden. Sampel penelitian ini berjumlah 30

responden, diambil dengan teknik Total sampling.

  Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden berumur < 25 tahun sebanyak

19 (63,3%) responden. Tingkat pendidikan SMA sebanyak 14 (46,7%) responden. Ibu yang

bekerja sebagai karyawan sebanyak 12 (40,0%) responden. Pengetahuan kurang sebanyak 16

(53,3%) responden. Dan ibu nifas yang belum sembuh luka perineumnya sebanyak 17 (56,7%)

responden. Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi dengan proses penyembuhan

luka perineum dengan p valuesebesar 0,03.

  Saran yang diberikan adalah adanya upaya meningkatkan KIE tentang gizi dan proses penyembuhan luka perineum pada masyarakat umumnya dan ibu nifas pada khususnya.

  PENDAHULUAN

  Berdasarkan kepmenkes RI No. 900/MENKES/SK/VII/2002/ tentang Dalam Program Nasional Masa Nifas Pemerintah melalui Departemen Kesehatan memberikan kebijakan sesuai dengan dasar kesehatan pada ibu masa nifas, yakni paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas.

  Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan Millennium Development Goal’s (MDG’s) ke-5 yaitu meningkatkan kesehatan ibu, dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Sehingga diperlukan kerja keras untuk mencapai target tersebut. Walaupun pelayanan antenatal dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih cukup tinggi.

  Berdasarkan laporan dari Departemen Kesehatan tahun 2011 di Indonesia jumlah kunjungan ibu nifas pada tahun 2011 berjumlah 4.591.230 jiwa. Laporan dari profil Kesehatan Jawa Tengah pada tahun 2010 jumlah kunjungan ibu nifas berjumlah 588.721(93,24%). Jumlah kunjungan ibu nifas pada tahun 2010 di wilayah kerja kota Semarang berdasarkan laporan dari kabupaten atau kota sebesar 27,026(93,19%). Pada tahun 2011 jumlah kunjungan ibu nifas di wilayah kerja kota Semarang berdasarkan laporan dari kabupaten atau kota sebesar 27,032(96,08). Dan jumlah kunjungan ibu nifas di kecamatan Gunungpati Semarang pada tahun 2011berdasarkan laporan dari kabupaten atau kota sebesar 725 orang. Jumlah kunjungan ibu nifas di wilayah kerja puskesmas Sekaran pada tahun 2011 sebesar 357 orang. Data dari BPM Ny.Nur Aeni Farida,Am. Keb Gunungpati berjumlah 30 orang. Angka tersebut telah memenuhi target dalam indikator Indonesia sehat 2010 sebesar 150/100.000 kelahiran hidup.

  Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Secara normal masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, itu merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan normal. Selama masa pemulihan tersebut berlangsung ibu akan mengalami banyak perubahan baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka kemungkinan akan terjadi keadaan yang patologis.

  Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%, karena berguna untuk proses kesembuhan karena sehabis melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkat tiga kali dari kebutuhan biasa (Ambarwati, 2010)

  Makanan yang dikonsumsi berguna untuk melakukan aktifitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses memproduksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan. Menu makan seimbang yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedes atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet atau pewarna. Disamping itu harus mengandung sumber tenaga (energi), sumber pembangun (protein), sumber pengatur dan pelindung (mineral, vitamin dan air). infeksi (12%) sehingga hal ini membutuhkan prioritas gizi yang tinggi untuk pemulihan pasca persalinan. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan gizi diantaranya adalah memerlukan nutrisi dan cairan untuk kesehatannya setelah proses melahirkan. Selain itu ibu juga memerlukan cadangan tenaga serta untuk memenuhi produksi air susu. Ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akan gizi antara lain dengan mengkonsumsi makanan tambahan, kurang lebih 500 kalori tiap hari. Makanan dengan diet gizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin, lemak, dan mineral. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.

  Penyembuhan luka perineum adalah proses penggantian dan perbaikan fungsi jaringan yang rusakyang berada pada daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh vulva dan anus.

  Dari data yang diperoleh di BPS Ny.Nur Aeni Farida,Am.keb di Gunungpati Semarang, dapat diketahui jumlah ibu nifas pada bulan Juli 2012 adalah 30 orang ibu nifas. Yang mengalami luka buatan episiotomi maupun rupture pada perineum yaitu sebanyak 15 orang ibu nifas. Dari data 15 orang ada 10 ibu nifas yang luka perineumnya belum sembuh pada hari ke 30-40 postpartum. Dan di BPM Ny.Kusmiyati.Am.keb di Patemon-Gunungpati Semarang , dapat diketahui jumlah ibu nifas pada bulan Juli 2012 adalah 15 orang ibu nifas. Yang mengalami luka buatan episiotomi maupun rupture pada perineum yaitu sebanyak 10 orangibu nifas. Dari data 10 orang ada 7 ibu nifas yang luka perineumnya belum sembuh pada hari ke 30-40 postpartum.

  Semua itu disebabkan karena ibu yang masih mengikuti budaya yang ada didaerah tersebut yaitu ibu tidak boleh makan-makanan yang bergizi seperti : lauk pauk yang tinggi protein (daging, ayam, telur, ikan) sehingga dapat menghambat penyembuhan luka perineum, dan ibu kurang memperoleh pengetahuan tentang perawatan perineum. Banyak wanita yang mengabaikan tentang kebersihan

  

perineum terutama pada ibu nifas yang mengalami luka episiotomi maupun

  rupture pada perineum, kebanyakan dari mereka takut untuk menyentuh luka jahitan atau membersihkan perineum dari atas kebelakang sehingga hal tersebut dapat terjadi infeksi karena kebersihan perineum kurang dijaga.Danibu masih merasa kelelahan setelah melahirkan.

  Dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan ibu tentang gizi dengan proses penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di BPS Nur Aeni Farida,Am.keb Gunung Pati Semarang”

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas pada bulan Agustus-Oktober 2012 sebanyak 30 di BPM Ny.Nur Aeni,Am.keb. Dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh atau total sampling, yaitu keseluruhan dari jumlah populasi yaitu sebanyak 30 ibu nifas. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling yaitu mengambil keseluruhan anggota populasi untuk dijadikan sampel.

A. Hasil Penelitian

  1. Gambaran Umum

  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi dengan proses penyembuhan luka perineum di BPM Nur Aeni Farida, Am.keb yang terletak di Jl. Rejosari Rt 03/01 Ngijo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012-Januari 2013. Populasi dalam penelitian adalah semua ibu nifas berjumlah 30 orang.

2. Karakteristik Responden

  Farida, Am. keb Gunungpati Semarang Umur Responden f %

  (th) <25 tahun 19 63,3 >25 tahun 11 36,7

  Total 30 100 Berdasarkan tabel 1 didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden yang berumur < 25 tahun yaitu sebanyak 19 (63,3%) responden.

  b. Pendidikan Distribusi frekuensi pendidikan responden di BPM Ny. Nur Aeni

  Farida, Am. keb Gunungpati Semarang dapat dilihat dalam tabel 4.2 Tabel 2 Distribusi frekuensi pendidikan responden di BPM Ny. Nur Aeni

  Am. keb Gunungpati Semarang dapat dilihat dalam tabel 4.1 Tabel 1 Distribusi Frekuensi Umur Responden di BPM Ny. Nur Aeni

  SD 3 10,0 SMP 8 26,7

  SMA 14 46,7 Perguruan Tinggi 5 16,7

  Total 30 100,0 Pada tabel 2, didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden di

  BMP Ny. Nur Aeni Farida, Am.keb Gunungpati Semarang berpendidikan SMA sebanyak 14 (46,7%) responden.

  c. Pekerjaan Distribusi frekuensi pekerjaan responden di BPM Ny. Nur Aeni

  Farida, Am. keb Gunungpati Semarang dapat dilihat dalam tabel 3

  a. Umur Distribusi frekuensi umur responden di BPM Ny. Nur Aeni Farida,

  Farida, Am. keb Gunungpati Semarang Pendidikan responden F %

  Farida, Am. keb Gunungpati Semarang. Pekerjaan responden F %

  Tidak bekerja 9 30,0 PNS 1 3,3

  Petani 5 16,7 Pedagang 3 10,0

  Karyawan 12 40,0 Total 30 100,0

  Pada tabel 3, didapatkan hasil bahwa sebagian besar responden di BMP Ny. Nur Aeni Farida, Am.keb Gunungpati Semarang bekerja sebagai karyawan sebanyak 12 (40,0%) responden.

3. Analisis Univariat

  a. Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang gizi dapat dirangkum dalam tabel berikut ini.

  Tabel 4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan ibu tentang gizi.

  

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (f)Presentase (%)

  Baik 4 13,3 Cukup 10 33,3 Kurang 16 53,3 Jumlah 30 100,0

  Berdasarkan tabel 4 diatas diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden mempunyai pengetahuan kurang tentang gizi sebanyak 16 orang (53,3%).

  b. Proses penyembuhan luka perineum Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian penyembuhan luka perineum Tabel 5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kejadian penyembuhan luka perineum.

  Proses Frekuensi (f) Presentase (%) Penyembuhan luka

  Perineum Sembuh 13 43,3

  Belum sembuh 17 56,7 Jumlah 30 100,0

  Berdasarkan tabel 5 diatas diperoleh hasil bahwa ibu nifas yang belum sembuh luka perineumnya sebanyak 17 (56,7%) responden dan yang sembuh sebanyak 13 (43,3%) responden.

  Hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi dengan proses penyembuhan luka perineum di BPM Ny. Nur Aeni Farida, Am. keb Gunungpati Semarang.

  Berdasarkan hasil tabulasi hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi dengan proses penyembuhan luka perineum di BPM Ny. Nur Aeni Farida, Am. keb Gunungpati Semarang diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 6 Hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi dengan proses penyembuhan luka perineum di BPM Ny. Nur Aeni Farida, Am. keb Gunungpati Semarang diperoleh hasil sebagai berikut.

  Proses Penyembuhan luka Tingkat

  Perineum Total Pengetahuan

  Sembuh Belum sembuh Gizi n % n %

  Baik 4 100,0 4 100,0 Cukup 6 60,0 4 40,0 10 100,0

  Kurang 3 18,8 13 81,3 16 100,0 Total 13 43,3 17 56,7 30 100,0 p value= 0,03, expect count less than 5= 50%

  Berdasarkan tabel 6, diatas menunjukan bahwa yang belum sembuh luka perineumnya dari 17 ibu nifas, dimana dari 17 ibu nifas yang belum sembuh ada 13 (81,3%) memiliki pengetahuan kurang tentang gizi.

  Uji statistik Chi square tidak memenuhi syarat untuk digunakan menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi dengan proses penyembuhan luka perineum di BPM Ny. Nur Aeni Farida, Am. Keb Gunungpati Semarang karena terdapat expected value kurang dari 5 > 20% yaitu sebesar 50% untuk digunakan uji fisher exact test didapatkan p value

  = 0,03. Karena p value lebih kecil dari 0,05 ( 0,03 < 0,05 ), maka Ha

  diterima dan Ho ditolak berarti ada hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi dengan proses penyembuhan luka perineum di BPM. Ny. Nur Aeni Farida, Am.keb Gunungpati Semarang.

B. Pembahasan

  Dari analisis yang telah dilakukan tersebut diatas, maka untuk memperoleh gambaran yang lebih spesifik maka diperlukan pembahasan bertahap dan terarah.

1. Analisa Univariat

  a. Tingkat pengetahuan gizi Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa 30 ibu nifas yang sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang tentang gizi sebanyak 16 (53,3%) responden. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar ibu nifas kurang mengetahui gizi.

  Pendapat ini sesuai dengan Notoadmodjo (2003) bahwa melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

  Gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya. Dan menghasilkan energi (Ambarwati, 2010) Dari hasil penelitian berdasarkan jawaban responden pada item pertanyaan kuesioner diketahui bahwa 18 (60%) responden tidak tahu mengenai gizi pada ibu nifas yang diperlukan untuk penyembuhan luka perineum. Dan 17 (57%) responden tidak tahu tentang makanan yang mengandung protein untuk ibu nifas, serta 17 (57%) responden tidak tahu bahwa ibu nifas perlu mengkonsumsi vitamin A.

  Maka dari itu dengan melakukan penyuluhan diharapkan responden dapat mengetahui gizi yang baik pada ibu nifas yang diperlukan untuk penyembuhan luka perineum

  Hal ini berarti informasi yang didengar responden dari berbagai media, tenaga kesehatan dapat mempengaruhi pengetahuan responden tentang masalah kesehatan khususnya penyembuhan luka perineum.

  b. Proses penyembuhan luka perineum Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa dari 30 ibu nifas didapatkan responden yang belum sembuh luka perineumnya sebanyak 17 (56,7%) responden dan yang sudah sembuh luka perineumnya sebanyak 13(43,3%) responden.

  Menurut Smeltzer (2002), fase-fase penyembuhan luka perineum pada ibu nifas ada fase inflamasi (1 sampai 4 hari), fase proliferatif (5 sampai 20 hari), fase maturasi (21 sampai sebulan atau bahkan tahunan). Sedangkan menurut Hamilton (2007) Kecepatan penyembuhan tergantung pada letak dan kedalaman insisi. Kebanyakan episiotomi sembuh sebelum minggu keenam postpartum. Luka dikatakan sembuh jika terjadi kontinuitas lapisan kulit dan kekuatan jaringan kulit mampu atau tidak mengganggu untuk melakukan aktivitas yang normal.

2. Analisa Bivariat

a. Hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi dengan proses penyembuhan luka perineum di BPM Ny. Nur Aeni Farida, Am. keb Gunungpati Semarang.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang belum sembuh luka perineumnya dari 17 Ibu nifas yang belum sembuh sebanyak 13 (81,3%) responden memiliki pengetahuan kurang tentang perawatan luka perineum, lebih besar dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 0 (0%) responden. Dari 13 ibu nifas yang sembuh luka perineumnya 4 (100,0%) responden. Sedangkan yang memiliki pengetahuan cukup lebih banyak dibanding dengan pengetahuan kurang sebanyak 3(18,8%) responden. pendidikannya hanya SMA dan bekerja sebagai karyawan swasta sehingga kurang memperoleh informasi yang akurat/ cukup tentang gizi khususnya pada ibu nifas.

  Menurut Notoadmodjo (2003) bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

  Penelitian ini sesuai dengan pendapat Morris (2002), meskipun proses penyembuhan luka sama bagi setiap penderita namun hasil yang dicapai sangat tergantung dari kondisi biologik masing-masing individu, lokasi serta luasnya luka.Berdasarkan data diatas menunjukan ada hubungan anatara pengetahuan ibu nifas tentang gizi dengan proses penyembuhan luka perineum di BPM Ny. Nur Aeni, Am.keb Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Hal ini menunjukan bahwa ibu nifas yang memiliki pengetahuan kurang cenderung lukanya belum belum sembuh dibandingkan dengan ibu nifas yang memiliki pengetahuan cukup.

  Dinamika Kebidanan vol. 3 no.2 Agustus 2013

  SIMPULAN

  1. Sebagian besar responden dengan tingkat pengetahuan kurang yaitu sebanyak 16 (53,3%)

  2. Sebagian besar ibu nifas yang belum sembuh luka perineumnya sebanyak 17 (56,7%) responden dan yang sembuh sebanyak 13 (43,3%) responden.

  3. Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang gizi dengan proses penyembuhan luka perineum di BPM Ny. Nur Aeni Farida Am. Keb Gunungpati Semarang.

DAFTAR PUSTAKA

  Ambarwati, E, Retna.2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Nuha Medika. Yogyakarta Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Danis, M. 2002. Proses Penyembuhan Luka Perineum. Nuha Medika. Yogyakarta Depkes. 2011. Target MDGs Bidang Kesehatan. ( http://wartapedia.com ). Diakses pada tanggal 26 januari 2011 Derek Jones, 2002. Perawatan luka perineum pada postpartum.

  (http://creasoft.wordprees.com) diakses pada tanggal 20 0ktober 2012 jam 13.25 Dewellyn, Jones, Derek. 2002. Dasar-Dasar Obstetri Dan Ginekology. Hipokrates, Jakarta Dinkes Jateng. 2002. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2002. Dinkes Jateng,

  Semarang Dinkes Kota Semarang. 2010. Profil Kesehatan Kota Semarang tahun 2010. Dinkes

  Semarang, Semarang Dinkes Kota Semarang. 2011. Profil Kesehatan Kota Semarang tahun 2011. Dinkes

  Semarang, Semarang Hidayat, A. Aziz Alimul, 2008. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Salemba

  Medika, Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo, 2010.Metodologi penelitian kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Proverawati, Atikah dan Siti Asfuah, 2009. Gizi Untuk Kebidanan. Nuha Medika.

  Yogyakarta

  Dinamika Kebidanan vol. 3 no.2 Agustus 2013

  Saefuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

  Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

  ( http://propionagreat.wordpress.com ) diakses pada tanggal 16 juli 2010 Sugiyono, 2006. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung UNDP. 2007. Millenium Development Goals. : ( http://www.undp.org/mdg/ )

  Di akses pada tanggal 5 oktober 2012 Wawan, A dan M, Dewi, 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap DAN Perilaku

  Manusia. Nuha Medika. Yogyakarta

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF PADA BAYI SAAT USIA 0-6 BULAN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI KOTA SEMARANG Tatik Indrawati Erny Rolys Aenti) )Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi: tatikindrawatiymail.c

0 0 10

HUBUNGAN TINDAKAN MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA DENGAN JUMLAH PENGELUARAN DARAH PADA POST PARTUM OLEH BIDAN DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN DEMAK Budi Yuningsih Imbarwati) )Akademi kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : ibi_jatengyahoo.co.id ABSTRAK -

0 0 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PACARAN SEHAT DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMA KOTA SEMARANG

0 1 10

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI KABUPATEN DEMAK Ida Sri Wahyuningsih Sri EndangWahyuningsih) )Akademi kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : Sriendangwahyuningsihyahoo.com ABSTRAK - HUBUNGAN POLA

0 0 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN BALITA DALAM POSYANDU BALITA DI KELURAHAN GEBANGSARI KOTA SEMARANG

0 0 10

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA WANITA PRA MENOPAUSE DI DESA GOTPUTUK KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

0 0 12

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN SAMPAI DENGAN K4 DI KABUPATEN PATI Lingga Kurniati) ) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : lingga_mid04yahoo.com ABSTRAK - HUBUNG

1 1 17

Korespondensi : ibi_jatengyahoo.co.id ABSTRAK - HUBUNGAN INTERAKSI ORANG TUA TERHADAP ANAK REMAJA DENGAN KEJADIAN PENYIMPANGAN PERILAKU SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI KOTA SEMARANG

0 0 10

HUBUNGAN STATUS PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN MORBIDITAS PADA BAYI UMUR 7-12 BULAN DI KOTA SEMARANG HIMMATUL FITRIYAH TITIK SULISTYAWATI ) ) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : titiksadiyahoo.com ABSTRAK - HUBUNGAN STATUS PEMB

0 0 16

HUBUNGAN PROMOSI KESEHATAN TENTANG SENAM LANSIA DENGAN KEAKTIFAN LANSIA MENGIKUTI SENAM LANSIA YANG DILAKSANAKAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA SEMARANG Tatik Indrawati) Rusmalia Dewi )Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi: tatikindrawatiy

0 0 14