Korespondensi : ibi_jatengyahoo.co.id ABSTRAK - HUBUNGAN INTERAKSI ORANG TUA TERHADAP ANAK REMAJA DENGAN KEJADIAN PENYIMPANGAN PERILAKU SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI KOTA SEMARANG

  

HUBUNGAN INTERAKSI ORANG TUA TERHADAP ANAK REMAJA

DENGAN KEJADIAN PENYIMPANGAN PERILAKU SEKSUAL

PADA ANAK REMAJA DI KOTA SEMARANG

AISYAH PURISEPTIANI

  IMBARWATI *)

  • *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang

    Korespondensi : ibi_jateng@yahoo.co.id

    ABSTRAK

    Masalah seksualitas yang akhir-akhir ini mengganggu ketenangan orangtua adalah hubungan seks pranikah.

  

Studi pendahuluan pada 5 siswa kelas XI IPS SMA Kesatrian 1 dengan jumlah masing-masing perempuan dan

laki-laki yaitu yang dilakukan pada tanggal 25 Februari 2012 di dapatkan 4 (40%) siswa yang interaksi dengan

orang tuanya baik tidak melakukan penyimpangan perilaku seksual, 1 (10%) siswa yang interaksi dengan orang

tuanya baik dan pernah melakukan melakukan penyimpangan seksual.

  Interaksi mengandung pengertian hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih, dan masing-masing

orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif. Penyimpangan perilaku adalah perilaku yang

muncul akibat adanya rasa tidak enak, rasa tercekam, rasa tertekan yang didorong oleh faktor-faktor yang

kontradiktif dalam diri seseorang, yang secara kuat pula menimbulkan berbagai tindakan mengundurkan diri

secara berlebihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan perilaku seksual meliputi faktor internal

dan eksternal.

  Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan

mengkaji hubungan antara variabel. Dan menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS di SMA Kesatrian 1 Semarang tahun 2012 sebanyak 159 siswa.

Sampel penelitian ini berjumlah 54 responden, diambil dengan teknik quotum/ jatah.

  Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang interaksi orang tua terhadap anak remaja

dalam kategori cukup menunjukkan penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja dengan kategori sedang

sebanyak 18 (64,3%) lebih besar dibandingkan pada interaksi orang tua terhadap anak remaja dalam kategori

kurang sebanyak 4 ( 57,1%). Ada hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian

penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja kelas XI IPS di SMA Kesatrian 1 Semarang tahun 2012

dengan nilai p value 0,043, dimana nilai p value lebih kecil dari 0,050 (0,043<0,050)

  Saran yang dapat diberikan adalah kepada Dinas Kesehatan, tenaga kesehatan, institusi pendidikan, peneliti,

dan masyarakat. Masyarakat khususnya orang tua dan remaja untuk menambah pengetahuan tentang hubungan

interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian penyimpangan perilaku seksual pada remaja.

  Kata Kunci : Interaksi Orang tua, penyimpangan perilaku seksual, anak remaja

  PENDAHULUAN

  Usia remaja merupakan periode transisi perkembangan dari masa anak ke masa dewasa, usia antara 10-24 tahun. Menurut WHO Remaja adalah periode usia antara 10- 19 tahun. Masa remaja adalah masa yang penting dalam perjalanan kehidupan manusia. Sejak masa remaja, pada diri seorang anak terlihat adanya perubahan-perubahan pada bentuk tubuh yang disertai dengan perubahan struktur dan fungsi. Perubahan fisik dan fungsi fisiologis pada remaja, menyebabkan daya tarik terhadap lawan jenis yang merupakan akibat timbulnya dorongan-dorongan seksual (Kusmiran, 2011).

  Pada tahun 2010 di Indonesia jumlah remaja usia 10-24 tahun terdapat sekitar 63.416.993 (26,67%) dari jumlah penduduk Indonesia yaitu 237.641.326 (Dep.Kes, 2010). Di Jawa Tengah tahun 2010 jumlah remaja usia 10-24 tahun sebanyak 7.897.950 (Badan Pusat Statistik, 2010). Dan di kota Semarang jumlah remaja usia 10-19 tahun sebesar 234.095 jiwa (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2010).

  Berdasarkan data SKRRI (Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia) tahun 2007 presentase wanita dan pria belum kawin yang pernah melakukan hubungan seksual, dari 5912 wanita umur 15-19 terdapat 1,3% wanita sudah melakukan hubungan seksual pranikah, dari 2569 wanita umur 20-24 sebanyak 4,1% wanita pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Sedangkan dari 5678 pria umur 15-19 tahun yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah sebanyak 3,7% dan pria umur 20-24 tahun dari 4252 pria sebanyak 10,5% yang sudah pernah melakukan hubungan seksual pranikah.

  Di SMA Kesatrian pada 5 tahun terakhir terdapat kejadian penyimpangan perilaku seksual yaitu hamil di luar nikah yang terdiri kelas X, XI dan XII dimana kejadian terbanyak terdapat di kelas XI IPS. Pada tahun 2012 kelas XI terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa laki-laki 94 anak dan perempuan 75 anak. Data yang didapatkan dari BK (Bimbingan Konseling) SMA Kesatrian ada permasalahan yaitu ada 2 siswa telah di keluarkan dari sekolah karena telah melakukan penyimpangan perilaku seksual yaitu hamil di luar nikah.

  Dari studi pendahuluan pada 10 siswa kelas XI IPS SMA Kesatrian 1 dengan jumlah masing-masing perempuan dan laki-laki yaitu yang dilakukan pada tanggal 25 Februari 2012 di dapatkan 4 (40%) siswa yang interaksi dengan orang tuanya baik tidak melakukan penyimpangan perilaku seksual, 1 (10%) siswa yang interaksi dengan orang tuanya baik dan pernah melakukan penyimpangan seksual dan 5 (50%) siswa yang interaksi dengan orang tuanya kurang pernah melakukan penyimpangan seksual.

  Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik melakukan penelitian tentang hubungan interaksi antara orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja kelas XI IPS di SMA Kesatrian 1 Semarang.

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi korelasi yaitu penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variabel pada situasi atau sekelompok subyek (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja kelas XI IPS di SMA Kesatrian 1 Semarang yang berjumlah 159 orang. Sampel yang diambil adalah 54 siswa Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik kuota sampling yaitu pengambilan sampel secara kuota dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quotom / jatah.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Univariat

  a. Interaksi orang tua terhadap anak remaja

  Distribusi frekuensi responden berdasarkan hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja dapat dirangkum dalam tabel berikut ini.

  Tabel 1

  Distribusi frekuensi responden berdasarkan hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja.

  Interaksi orang tua Jumlah % terhadap anak remaja Baik 19 35,2

  Cukup 28 51,9 Kurang 7 13,0

  Total 54 100,0 Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden memiliki interaksi orang tua terhadap anak remaja dalam kategori cukup sebesar 28 (51,9%).

  b. Penyimpangan perilaku seksual anak remaja

  Distribusi frekuensi responden berdasarkan penyimpangan perilaku seksual anak remaja dapat dirangkum dalam tabel berikut ini:

  Tabel 2

  Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap terhadap seks bebas Penyimpangan perilaku Jumlah % seksual anak remaja

  Berat 14 25,9 Sedang 26 48,1 Ringan 14 25,9

  Total 54 100,0 Berdasarkan tabel diatas diperoleh informasi bahwa penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja dikategorikan sedang sebanyak 26 (48,1%) responden.

2. Analisis Bivariat

  Hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja kelas XI IPS di SMA Kesatrian 1 Semarang. Berdasarkan hasil tabulasi hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja kelas XI

  IPS di SMA Kesatrian 1 Semarang tahun 2012 diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 3 Hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja kelas XI IPS di SMA kesatrian 1 Semarang. penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja interaksi

  Total orang tua berat sedang ringan

  N % n % n % n % Baik 7 36.80% 4 21,1 8 42,1 19 100,0 Cukup 5 17,9 18 64,3 5 17,9 28 100,0 Kurang 2 28,6 4 57,1 1 14,3 7 100,0 Total 14 25,9 24 48,1 14 25,9 54 100,0

  p value = 0,043, expect count less than= 55,6%

  Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan bahwa dari 54 responden dapat disimpulkan bahwa dalam kategori cukup menunjukkan penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja dengan kategori sedang sebanyak 18 (64,3%) lebih besar dibandingkan pada interaksi orang tua terhadap anak remaja kategori kurang menunjukkan penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja dalam kategori sedang 4 (57,1%).

  Dalam penelitian ini Uji Statistik Chi square tidak bisa digunakan karena masih terdapat expected count kurang dari 5 sebanyak 5 cell (55,6%) sehingga menggunakan Uji Fisher’s Exact Test yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam menganalisis hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja kelas XI IPS di SMA Kesatrian 1 Semarang tahun 2012. Karena nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,043< 0,05), maka H diterima dan

  a

  H ditolak berarti ada hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja kelas XI IPS di SMA Kesatrian 1 Semarang tahun 2012.

  Pembahasan

A. Pembahasan

1. Analisis Univariat

a. Interaksi orang tua terhadap remaja

  Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden memiliki interaksi dengan orang tua yang termasuk kategori sedang yaitu sebesar 18(54,3%).

  Sesuai dengan teori Sadiman, 2011 maka Interaksi akan selalu berkait dengan istilah komunikasi atau hubungan. Interaksi sebenarnya komunikasi timbal balik antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, sudah mengandung maksud- maksud tertentu, yakni untuk mencapai pengertian bersama yang kemudian untuk mencapai tujuan (Sadiman, 2011).

  Interaksi orang tua-remaja merupakan hubungan timbal balik secara aktif antara anak remaja dengan orang tuanya yang terwujud dalam kualitas hubungan yang memungkinkan remaja untuk mengembangkan potensi dirinya dalam memilih dan membandingkan mana yang baik dan yang buruk.

b. Penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja

  Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa sebagian besar responden yang melakukan peyimpangan perilaku seksual sedang yaitu 26 (48,1%) responden.

  Sesuai pendapat A. Wawan dkk, 2010 Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks sehingga kadang-kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu.

  Penyimpangan perilaku adalah perilaku yang muncul akibat adanya rasa tidak enak, rasa tercekam, rasa tertekan yang didorong oleh faktor-faktor yang kontradiktif dalam diri seseorang, yang secara kuat pula menimbulkan berbagai tindakan mengundurkan diri secara berlebihan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan perilaku seksual meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu pengetahuan, sikap, pengendalian diri, religius dan prestasi remaja.

  Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor keluarga, orang tua, tekanan teman sebaya, paparan media massa, media elektronika, status ekonomi.

2. Analisis Bivariat

  Hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja kelas XI IPS di SMA Kesatrian 1 Semarang tahun 2012.

  Berdasarkan penelitian diatas menunjukkan bahwa dari 54 responden dapat disimpulkan bahwa interaksi orang tua terhadap anak remaja dalam kategori cukup menunjukkan penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja dengan kategori sedang sebanyak 18 (64,3%) lebih besar dibandingkan pada interaksi orang tua terhadap anak remaja dalam kategori sedang sebanyak 4 (57,1%). Ada hubungan interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian penyimpangan perilaku seksual pada anak remja kelas XI IPS di SMA Kesatrian 1 Semarang tahun 2012 dengan nilai p value 0,043 , dimana nilai p value lebih kecil dari 0,050 (0,043 < 0,050).

  Sesuai pendapat Al Mighwar 2006 Bila remaja tidak mencapai kebahagiaan, dia mengalami masalah yang serius. Perilaku menyimpang juga merupakan pengembangan-pengembangan negatife berbagai masalah wajar sebelumnya yang semakin menguat yang diakibatkan oleh hal; pertama, dirinya kurang mampu menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembanganya serta tidak mampu menerima apa yang diraihnya. Kedua, adanya berbagai tekanan lingkungan, seperti dari orang tuadan teman sebaya serta masyarakat yang lebih luas. Ketiga, tidak mampu menyesuaikan diri dengan berbagai tekanan yang ada. Banyak aspek yang menjadi objek penyimpangannya, misalnya hak milik orang lain, seks, dan sebagainya. Gejala umum yang biasa tampak dari penyimpangan ini antara lain menyakiti hati orang lain, suka berkelahi, melanggar peraturan, mementingkan diri sendiri, pendendam, melanggar kehormatan seks lawan jenis, dan sejenisnya.

  Penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan teori Al Mighwar yaitu anak yang hubungan interaksi dengan orang tuanya tidak tercapai maksimal maka akan mengalami penyimpangan perilaku, dalam hal ini penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja jika tidak segera diatasi penyimpangan ini dapat meluas mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.

  SIMPULAN

  1. Dari 54 responden sebagian besar responden sebagian besar responden memiliki interaksi orang tua terhadap anak remaja dalam kategori cukup sebesar 28 (51,9%).

  2. Dari 54 responden penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja dikategorikan sedang sebanyak 26 (48,1%) responden.

  3. Ada interaksi orang tua terhadap anak remaja dengan kejadian penyimpangan perilaku seksual pada anak remaja kelas XI IPS di SMA Kestrian 1 Semarang tahun 2012.

  Dengan nilai p value 0,043 , dimana nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,043 < 0,05).

  KEPUSTAKAAN

  Arikunto,2003. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta Ali dan Asrori, 2010. Psikologi Remaja Perkembangan peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara Al-Mighfar, Muhammad, 2006. Psikologi Remaja. Bandung : pustaka Setia Gunawan, Arif. 2011. Remaja dan permasalahannya.Yogyakarta: Hanggar Kreator Hidayat, Aziz Alimul, 2009. Metode penelitian dan Tehnik Analisisi Data. Jakarta : SalembaMedika Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika Mar’at. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosdakarya Offet Notoatmojo,S.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta: Rineka Cipta Profil Kesehatan Indonesia. 2010. (http// Profil Kesehatan Indonesia. com) diunduh tanggal 7 Desember 2011 Sardiman, 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Bandung : Pustaka Medika Sri Esti Wuryani Djiwandono. 2008. Pendidikan seks untuk keluarga. Jakarta : Indeks Sutjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagungseto Sugiono. 2006. Statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta Wawan dan Dewi. 2010. Teori pengukuran Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia.

  Yogyakarta: Nuha Medika

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERSEPSI MENOPAUSE DENGAN KECEMASAN MENOPAUSE DI DESA SAMBIBULU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR

0 0 9

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF UNTUK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-5 TAHUN) (STUDI KASUS DI TK. ISLAM PANDANSARI) SURABAYA Jayanti Dewi Purwanti Nurul Abidah) ) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi Iswara Surabaya Kor

0 0 17

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KADER DENGAN PERAN KADER POSYANDU LANSIA DI DESA KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK Ike Putri Setyatama

0 0 7

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF PADA BAYI SAAT USIA 0-6 BULAN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI KOTA SEMARANG Tatik Indrawati Erny Rolys Aenti) )Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi: tatikindrawatiymail.c

0 0 10

HUBUNGAN TINDAKAN MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA DENGAN JUMLAH PENGELUARAN DARAH PADA POST PARTUM OLEH BIDAN DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN DEMAK Budi Yuningsih Imbarwati) )Akademi kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : ibi_jatengyahoo.co.id ABSTRAK -

0 0 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PACARAN SEHAT DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMA KOTA SEMARANG

0 1 10

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI KABUPATEN DEMAK Ida Sri Wahyuningsih Sri EndangWahyuningsih) )Akademi kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : Sriendangwahyuningsihyahoo.com ABSTRAK - HUBUNGAN POLA

0 0 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN BALITA DALAM POSYANDU BALITA DI KELURAHAN GEBANGSARI KOTA SEMARANG

0 0 10

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA WANITA PRA MENOPAUSE DI DESA GOTPUTUK KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

0 0 12

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN SAMPAI DENGAN K4 DI KABUPATEN PATI Lingga Kurniati) ) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : lingga_mid04yahoo.com ABSTRAK - HUBUNG

1 1 17