HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA DENGAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN SAMPAI DENGAN K4 DI KABUPATEN PATI Lingga Kurniati) ) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : lingga_mid04yahoo.com ABSTRAK - HUBUNG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL

  

PRIMIGRAVIDA DENGAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN

SAMPAI DENGAN K4 DI KABUPATEN PATI

Lingga Kurniati*)

  • *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang

    Korespondensi : lingga_mid04@yahoo.com

    ABSTRAK

  Kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dan petugas kesehatan yang memberi pelayanan

antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Standar minimal kunjungan 4x kunjungan selama

kehamilan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pati dikarenakan cakupan kunjungan kehamilan masih

dibawah standar yaitu 87,07 % dari target 2010 sebesar 95%. Khususnya yang terjadi di puskesmas pati II hanya

mencapai 62,96%. Faktor pengetahuan merupakan domain kognitif dan juga sikap ibu mempengaruhi untuk

terbentuknya perilaku, artinya ibu hamil dapat melakukan kunjungan karena ibu tahu tujuan dan keuntungan

kunjungan kehamilan.

  Penelitian ini menggunakan studi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi ibu hamil

trimester III saat dilakukan penelitian pada bulan Juni-Juli tahun 2009 adalah 134 ibu hamil primigravida.

Penarikan sampel secara purposive sampling dengan besar sampel 34 responden. Instrumen penelitian ini

menggunakan kuesioner dan buku KIA ibu.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kunjungan

pemeriksaan kehamilan menggunakan uji Continuity Correction didapatkan hasil 0,034 sedangkan hubungan

antara sikap dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan menggunakan uji Chi Square didapatkan hasil 0,009.

Hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antar tingkat pengetahuan dengan kunjungan pemeriksaan

kehamilan serta antara sikap dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan, sehingga disarankan kepada pertugas

kesehatan untuk lebih meningkatkan pelayanan dan pendidikan kesehatan terutama dalam menjaga kehamilan.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap dan Kunjungan pemeriksaan kehamilan sampai dengan K4 PENDAHULUAN

  Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi mendatang. Perhatian terhadap ibu dalam sebuah keluarga perlu mendapat perhatian khusus karena Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sampai saat ini masih merupakan yang tertinggi di negara-negara Association South East Asian

  Nation (ASEAN). Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

  2007 angka kematian ibu mencapai 248 per 100.000 kelahiran hidup (Untoro dalam

  Elisabeth, 2009). Faktor medis yang menjadi penyebab kematian langsung kematian ibu adalah perdarahan (42%), eklamsi (13%), keguguran (11%), partus lama/macet (9%) dan penyebab lain (15%) (Antara, 2008).

  Upaya untuk mengatasi hal tersebut diatas yang dilakukan dalam mempercepat penurunan AKI adalah mendekatkan pelayanan kebidanan setiap ibu yang membutuhkannya. Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI adalah dengan pendekatan pelayanan ibu dan anak di tingkat dasar dan rujukan yang pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis “empat pilar safe

  

mother hood” dimana pilar kedua adalah asuhan antenatal yang bertujuan untuk

  memantau perkembangan kehamilan dan mendeteksi kelainan atau komplikasi yang menyertai kehamilan secara dini dan ditangani secara benar (Depkes RI, 2001).

  Pemeriksaan kehamilan yang baik dan tersedianya fasilitas rujukan bagi kasus risiko tinggi dapat menurunkan angka kematian ibu. Kematian ibu juga diwarnai oleh hal-hal nonteknis yang masuk kategori penyebab mendasar, seperti rendahnya taraf pengetahuan, sikap ibu hamil, tingkat pendidikan yang masih rendah, ketidakberdayaan ibu hamil dalam mengambil keputusan serta melewati pentingnya pemeriksaan kehamilan dengan melihat angka kunjungan pemeriksaan kehamilan (K4) yang masih kurang dari standar acuan nasional (Prawirohardjo, 2002).

  Standar pelayanan kebidanan pada pelayanan pemeriksaan kehamilan minimal di kabupaten atau kota khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan target tahun 2010 : berupa cakupan kunjungan ibu hamil K1 dan K4. K1 yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan. Cakupan Kl di bawah 70% (dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun) menunjukkan keterjangkauan pelayanan antenatal yang rendah, yang mungkin disebabkan oleh pola pelayanan yang belum cukup aktif. Rendahnya K1 menunjukkan bahwa akses petugas kepada ibu masih perlu ditingkatkan. Sedangkan K4 : Kontak minimal 4 kali selama masa kehamilan untuk mendapatkan pelayanan antenatal, yang terdiri atas minimal 1 kali kontak pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada trimester ketiga. Cakupan K4 di bawah 60% (dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil dalam kurun waktu satu tahun) menunjukkan kualitas pelayanan antenatal yang belum memadai . (Departemen Kesehatan RI,2007)

  Berdasarkan profil kesehatan Propinsi Jawa Tengah tahun 2007 didapatkan pencapaian cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2007 sebesar 86,82% mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2006 yang mencapai 88,78%, dan masih dibawah target pencapaian tahun 2010 yaitu 95%.

  Sedangkan untuk Kabupaten Pati pencapaian cakupan K4 pada tahun 2008 sebesar 87,07 % dan mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2007 sebesar 88,67 dari targetnya sebesar 91,68 %. Pada tahun 2008, dari 35 Puskesmas yang ada di Kabupaten Pati, Puskesmas Pati II menempati peringkat terendah dengan pencapaian K4 sebesar 62,96 % dan dibandingkan dengan tahun 2007 yang mencapai 87,70%.

  Dengan demikian target untuk cakupan K4 di Puskesmas Pati II masih belum tercapai (Dinkes Propinsi Jawa Tengah 2007 dan Subdin Kesga Dinkes Kabupaten Pati, 2008).

  Berdasarkan survey awal sasaran ibu hamil pada tahun 2008, yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pati II jumlahnya sebanyak 642 ibu hamil. Sedangkan pada bulan Mei tahun 2009 yang tercatat di puskesmas jumlahnya 581 ibu hamil. Jumlah ibu hamil primigravida 182 ibu hamil dan multigravida 399 ibu hamil. Sedangkan untuk jumlah ibu hamil primigravida trimester III sejumlah 134 ibu hamil.

  Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa belum tercapainya target K4 dipengaruhi banyak faktor. Beberapa faktor yang mempengaruhi ibu untuk melakukan kunjungan antenatal, antara lain faktor pendidikan, pengetahuan, sikap ibu, pekerjaan, paritas, ekonomi, dan sebagainya. Dengan pendidikan dan pengetahuan yang tinggi menggambarkan wawasan ibu akan mendukung ibu untuk mempertimbangkan hal-hal positif dan cenderung untuk melakukan kunjungan. Tetapi ada hal lain disebabkan karena pengetahuan ibu tentang pedoman dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), khususnya pemahaman tentang informasi kunjungan pemeriksaan kehamilan masih kurang, sehingga masih ditemukan ibu hamil yang belum melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilannya secara teratur. Dengan demikian pengetahuan akan mempengaruhi sikap dan perilakunya (Depkes RI, 1999).

  Berdasarkan uraian di atas peneliti bermaksud untuk meneliti tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu hamil primigravida dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan Sampai dengan K4.

METODE PENELITIAN

  Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2002 ). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil primigravida TM III di wilayah kerja puskesmas Pati II Kabupaten Pati yaitu sebanyak 134 ibu hamil primigravida TM III, sampel pada penelitian ini adalah 34 ibu hamil primigravida TM III. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling.

HASIL DAN PEMBAHASAN

  1. Analisa Univariat

  a. Pengetahuan

Tabel 4.1 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Kunjungan

  Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Pati II Kabupaten Pati Tahun 2009 (n=34) Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)

  Baik 17 50,0 Cukup 10 29,4

  Kurang 7 20,6 Jumlah 34 100

  Sumber : Data Primer Dari tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan responden pada penelitian ini didapatkan sebanyak 17 responden (50%) berpengetahuan baik, 10 responden (29,4%) dengan pengetahuan cukup dan sebanyak 7 responden (20,6%) dengan pengetahuan kurang.

  b. Sikap

Tabel 4.2 Distribusi sikap Responden di Puskesmas Pati II Kabupaten Pati tahun 2009 (n=34)

  Sikap ibu Frekuensi Prosentase (%) Positif 20 58,8

  Negatif 14 41,2 Jumlah 34 100

  Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa sebanyak 20 responden

  (58,8%) mempunyai sikap kategori positif dan sebanyak 14 responden (41,2%) yang mempunyai sikap kategori negatif terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan.

  c. Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan

Tabel 4.3 Distribusi Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Pati II

  Kabupaten Pati Tahun 2009 Kunjungan Pemeriksaan

  Frekuensi Prosentase (%) Kehamilan

  ≥ 4 kali kunjungan 21 61,8 < 4 kali kunjungan 13 38,2

  Jumlah 34 100 Sumber : Data Sekunder

  Lebih dari separuh responden yaitu 21 orang (61,8%) melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan ≥ 4 kali kunjungan dan hanya 13 responden (38,2%) yang melakukan kunjungan pemeriksaaan kehamilan < 4 kali kunjungan.

  2. Analisis Bivariat

  a. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan

Tabel 4.4 Tabel Silang Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kunjungan Pemeriksaan

  Kehamilan di Puskesmas Pati II Kabupaten Pati Tahun 2009 Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan

  X²

  p

  Pengetahuan Jumlah Hitun

  < 4 kali (%) ≥ 4 kali (%) value g kunjungan kunjungan

  Kurang 5 71,4 2 28,6

  7 Cukup 5 50,0 5 50,0 10 4,484 0,034 Baik 3 17,6 14 82,4

  17 Jumlah 13 38,2 21 61,8

  34 Berdasarkan hasil penelitian tentang Tingkat Pengetahuan Ibu dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Pati II Kabupaten Pati Tahun

  2009 dapat disimpulkan bahwa dari 34 ibu hamil terdapat 17 ibu hamil primigravida dengan pengetahuan baik. Dari jumlah tersebut ternyata yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan yang ≥ 4 kali kunjungan sebanyak 14 orang (82,4 %) dan sisanya 3 orang (17,6 %) < 4 kali kunjungan. Sedangkan jumlah ibu hamil dengan pengetahuan cukup sebanyak 10 orang, dari jumlah tersebut ternyata yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan ≥ 4 kali kunjungan sebanyak 5 orang (50,0 %) dan yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan < 4 kali kunjungan adalah 5 orang (50,0 %). Dan ibu yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 7 orang, dimana dari jumlah tersebut yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan ≥ 4 kali kunjungan sebanyak 2 orang (28,6 %) dan yang melakukan kunjungan kehamilan < 4 kali kunjungan sebanyak 5 orang (71,4 %).

  Dalam penelitian ini, analisis bivariatnya menggunakan uji Chi Square. Hasil uji chi square tidak dapat digunakan karena syarat uji chi square tidak memenuhi syarat yaitu masih terdapat 3 cell (50.0%) yang nilai expeected

  countnya kurang dari 5 (hasil terlampir). Maka langkah selanjutnya dilakukan

  penggabungan antara kategori kurang dan cukup menjadi kategori kurang + cukup, sehingga analisa bivariatnya menggunakan Continuity Correction karena tabel 2x2 dan tidak ada nilai harapan kurang dari 5 (E<5) .

Tabel 4.5 Tabel Silang pengetahuan ibu hamil primigravida dengan Kunjungan

  Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Pati II kabupaten Pati Tahun 2009

  Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan X²

  p

  Pengetahuan Jumlah Hitun

  < 4 kali (%) ≥ 4 kali (%) value g kunjungan kunjungan

  Cukup+kurang 10 58,8 7 41,2 17 4,484 0,034 Baik 3 17,6 14 82,4

  17 Jumlah 13 38,2 21 61,8

  34 Berdasarkan tabel 4.4 setelah dilakukan penggabungan dapat disimpulkan bahwa dari 34 ibu hamil terdapat 17 ibu hamil primigravida dengan pengetahuan baik. Dari jumlah tersebut ternyata yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan yang ≥ 4 kali kunjungan sebanyak 14 orang (82,4 %) dan sisanya 3 orang (17,6 %) < 4 kali kunjungan. Sedangkan jumlah ibu hamil dengan pengetahuan cukup+kurang sebanyak 17 orang, dari jumlah tersebut ternyata yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan ≥ 4 kali kunjungan sebanyak 7 orang (41,2 %) dan yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan < 4 kali kunjungan adalah 10 orang (58,8%). Hasil analisis setelah dilakukan penggabungan dan Continuity Correction diperoleh hasil p value sebesar 0,034 pada 95% Confidebce interval, karena nilai p value lebih kecil dari 0,05 (0,034 < 0,05), sehingga Ho ditolak dan menerima Ha yang berbunyi “ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan”.

  b. Hubungan antara sikap ibu hamil primigravida dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan

Tabel 4.5 Tabel Silang sikap ibu hamil primigravida dengan Kunjungan

  Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas Pati II kabupaten Pati Tahun 2009

  Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan

  p

  X² Sikap

  Jumlah valu < 4 kali (%) ≥ 4 kali (%)

  Hitung e kunjungan kunjungan

  Negatif 9 64,3 5 35,7 14 6,839 0,00 B

  9 Positif 4 20,0 16 80,0

  20 e Jumlah 13 38,2 21 61,8

  34 berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa dari 34 ibu hamil terdapat 14 ibu hamil primigravida dengan sikap negatif. Dari jumlah tersebut ternyata yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan yang ≥ 4 kali kunjungan sebanyak

  5 orang (35,7%) dan sisanya 9 orang (64,3%) < 4 kali kunjungan %). Dan tredapat 20 ibu hamil primigravida yang memiliki sikap yang positif tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan, dimana dari jumlah tersebut yang melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan ≥ 4 kali kunjungan sebanyak 16 orang (80,0 %) dan yang melakukan kunjungan kehamilan < 4 kali kunjungan sebanyak 4 orang (20,0 %).

  2 Hasil analisis uji statistik X (Chi Square) dengan menggunakan

  komputerisasi program SPSS yang perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.5 serta pada lampiran dapat diketahui bahwa nilai chi kuadrat hitung adalah 6,839 yang berarti lebih besar dari chi kuadrat tabel, dengan dk = 1 dan taraf kesalahan

  2

  2

  5% (taraf kepercayaan 95%) yaitu 3,481 (X hitung > X tabel). Hal ini menunjukkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini juga dapat dilihat dari p

  value 0,009, nilai ini lebih kecil dari 0,05 hal ini mengandung makna bahwa

  secara statistik ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan.

B. Pembahasan

  1. Analisis Univariat

  a. Pengetahuan Data mengenai tingkat pengetahuan responden yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa prosentase tertinggi terdapat pada responden berpengetahuan baik yaitu sebesar 50,0%, prosentase tertinggi kedua adalah pengetahuan cukup sebesar 29,4 % dan sebanyak 20,6 % pengetahuan kurang.

  Dari hasil penelitian dapat dijelskan dari 34 responden, prosentase yang sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik berkaitan dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan. Dikarenakan ibu mengalami kehamilan pertama dan cenderung memperhatikan kehamilannya. Selain itu ibu juga sudah mendapatkan informasi mengenai pemeriksaan kehamilan yang sebagian besar dari petugas kesehatan, buku KIA milik ibu, kader, media elektronik maupun media cetak. Tetapi ada pula ibu hamil primigravida dalam penelitian ini yang pengetahuannya tentang kunjungan pemeriksaan kehamilan kurang dikarenakan oleh banyak faktor, misalnya tingkat pengetahuan mengenai kehamilannya, informasi yang penting mengenai kehamilannya, tingkat sosial ekonomi atau bahkan adat istiadat dan kepercayaan masyarakat di daerah setempat.

  Pengetahuan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan perilaku seseorang, karena pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi dan kebiasaan masyarakat. Pengetahuan yang meningkat akan mengubah kebiasaan masyarakat yang positif menjadi lebih positif.

  Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.

  Selain itu pengetahuan dalam diri seseorang terhadap sesuatu informasi terjadi secara bertahap, yaitu dari sekedar tahu (know) kemudian berkembang menjadi memahami (comprehension), dapat mengaplikasikan (applicative), menganalisa (analysis) kemudian mensintesa (synthesis) dan kemudian sampai pada tahap dapat mengevaluasi (evaluation).

  Oleh karena itu, dalam penelitian ini dapat dilihat tingkat pengetahuan responden telah mencapai tingkatan aplikasi (applicative), yaitu dimana reponden dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah dipahami pada situasi atau kondisi real dengan melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan. b. Sikap Sikap responden terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan dikategorikan dalam dua hal yaitu positif dan negatif. Berdasarkan penelitian ini, diketahui sebanyak 20 responden (58,2 %) mempunyai sikap yang cenderung positif dan sebanyak 14 responden (41,8%) mempunyai sikap yang cenderung negatif terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan.

  Sikap yang positif terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan berarti bahwa seorang ibu hamil memiliki respon atau reaksi yang mendukung terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan, namun belum tentu dikatakan suatu tindakan.

  Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2003). Pendapat lain, sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik/terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya (Widayatun, 1999).

  Berdasarkan yang terjadi dilahan, sikap ibu terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, adat istiadat dan kebiasaan setempat. Hasil peneliltian menunjukkan sebagian ibu hamil mempunyai sikap yang positif mengenai pemeriksaan kehamilan, tetapi untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan menemui banyak hambatan seperti jarak ke fasilitas kesehatan cukup jauh, kurangnya dukungan dari keluarga terutama suami, tingkat sosial ekonomi, adat istiadat dan sistem nilai masyarakat juga menghambat ibu untuk periksa hamil. Sehingga kunjungan pemeriksaan kehamilan belum terlaksana dengan baik sesuai standar yang ditetapkan oleh depkes yaitu minimal 4x kunjungan. c. Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Dalam hal praktik kunjungan pemeriksaan kehamilan, responden yang melaksanakan kunjungan pemeriksaan kehamilan ≥ 4 kali kunjungan sebanyak 21 responden (61,8%), dan hanya 13 responden (38,2%) yang melakukan pemeriksaan kehamilan < 4 kali kunjungan.

  Kunjungan pemeriksaan kehamilan adalah kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberi pelayanan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Kunjungan pemeriksaan kehamilan atau perilaku kesehatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003) terwujudnya suatu perbuatan nyata dilatar belakangi oleh tiga faktor pokok yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong yang antara lain adalah pengetahuan ibu, sikap, nilai budaya, kepercayaan diri dan karakteristik ibu (paritas) agar ibu hamil melaksanakan kunjungan pemeriksaan kehamilan.

  Namun bukan berarti ibu hamil yang melakukan kunjungan pemeriksaan tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Depkes RI ≥ 4 kali kunjungan adalah ibu hamil yang tidak sadar atau tahu akan pentingnya pemeriksaan kehamilan, lebih sering ibu memeriksakan kehamilannya akan lebih bagus lagi dimana ini berarti ibu dalam melakukan pemeriksaan kehamilan frekuensinya tidak akan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

  Berdasarkan pengamatan yang ada, ibu hamil yang berpengetahuan baik cenderung rutin memeriksakan dirinya ke tenaga kesehatan, tetapi tidak memungkinkan ibu hamil berpengetahuan baik juga ada yang tidak memeriksakan dirinya dikarenakan beberapa alasan. Khususnya masyarakat desa masih menganggap kesehatan pada saat kehamilan tidak begitu diperhatikan. Untuk memeriksakan dirinya menunggu kehamilannya sudah besar dan bila mengalami masalah atau keluhan kehamilannya.

  Namun pada dasarnya kunjungan pemeriksaan yang tidak sesuai dengan standar Depkes RI bukanlah merupakan suatu masalah, karena standar yang dibuat adalah standar minimal kunjungan pemeriksaan kehamilan, bukan standar baku yang harus wajib dilaksanakan dengan sesuai. Karena semakin sering ibu memeriksakan kehamilannya maka akan lebih cepat diketahui apabila terjadi resiko kelainan pada kehamilan.

  2. Analisis Bivariat

  a. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Dalam penelitian ini, hasil uji Chi-Square antara variabel tingkat pengetahuan responden dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan tidak dapat digunakan karena tidak memenuhi syarat, sehingga uji yang dilakukan menggunakan Continuity Correction didapatkan hasil p<0,05 atau dengan kata lain ada hubungan antara kedua variabel tersebut. Salah satu hal yang sangat mempengaruhi seseorang dalam melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan adalah pengetahuan seseorang tersebut tentang pemeriksaan kehamilan. Sehingga semakin tinggi pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan maka semakin tinggi kecenderungan orang untuk melakukan pemeriksaan kehamilan.

  Disebutkan pula dalam penelitian De Weerdt dalam Istiarti (2000) menyatakan ada pengaruh kuat dari tingkat pengetahuan terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan. Bila dihubungkan pada perilaku, keikutsertaan ibu hamil dalam program pelayanan antenatal, maka proses seseorang untuk ikut dalam pelayanan antenatal yaitu orang harus tahu pengertian pelayanan antenatal dan kegunaannya bagi kesehatan ibu hamil, setelah orang tahu selanjutnya ada pemikiran positif maupun negative. Pengetahuan tentang segi positif dari pelayanan antenatal tersebut akan menentukan sikap orang terhadap pelayanan antenatal.

  Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi terbentuknya tindakan (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan yang dimaksud perilaku (behavior) adalah kecenderungan untuk bertindak secara nyata (Ahmadi, 2002), seperti praktik yang dilakukan ibu hamil untuk melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilannya dalam penelitian ini juga termasuk kedalam perilaku, lebih tepatnya adalah perilaku kesehatan.

  Faktor pengetahuan sangat berpengaruh terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan dikarenakan pengatahuan merupakan domain kognitif untuk terbentuknya perilaku, artinya ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan kehamilan karena ibu tahu tujuan dan keuntungan pemeriksaan kehamilan akan berpersepsi bahwa pemeriksaan kehamilan tidak ada gunanya dan akhirnya ibu tidak memeriksakan diri selama kehamilannya.

  Dari teori-teori tersebut jelas terlihat bahwa pengetahuan tentang pemeriksaan kehamilan berpengaruh terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan, walaupun banyak factor-faktor lain yang berpengaruh.

  b. Hubungan sikap dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Dalam penelitian ini, hasil uji Chi-Square antara variabel sikap responden dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan didapatkan hasil p<0,05 dengan hasil

  p value 0,009 atau dengan kata lain ada hubungan antara sikap dengan kunjungan

  pemeriksaan kehamilan. Berdasarkan penelitian dilahan walaupun banyak ibu hamil yang bersikap positif mengenai kunjungan pemeriksaan ibu hamil, tetapi masih banyak ditemukan ibu hamil primigravida tidak memeriksakan kehamilannya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Avianti (2005) dan Nutriasworo (2000) bahwa ada hubungan antara sikap ibu hamil dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan. Sikap yang baik mendorong seseorang untuk dapat memeriksakan dirinya selama kehamilannya yang bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya. Sedangkan sikap yang kurang baik terhadap kesehatan akan membawa seseorang untuk melakukan tindakan yang tidak tepat dalam memilih pelayanan kesehatan. (Avianti, 2005 dan Nutriasworo, 2000)

  Hasil penelitian ini dapat menunjukkan bahwa dengan didasari sikap yang baik ibu hamil akan berpengaruh terhadap kunjungan pemeriksaan kehamilan dan yang pada akhirnya adalah bertujuan untuk memelihara kondisi hamil yang sehat dan melahirkan dengan selamat.

  SIMPULAN

  1. Tingkat pengetahuan pada responden di Puskesmas Pati II Kabupaten Pati tahun 2009 berbeda-beda dan sebagian besar berpengetahuan baik yaitu sebanyak 17 responden (50,0%). Hal ini dapat diketahui karena ibu mengalami kehamilan pertama (primigravida) dan cenderung untuk menjaga kehamilannya. Selain itu juga ibu hamil sudah mendapatkan informasi mengenai pemeriksaan kehamilan yang sebagian besar dari petugas kesehatan, buku KIA milik ibu, kader, media elektronik/ media cetak.

  2. Dari 34 responden di Puskesmas Pati II sebagian besar mempunyai sikap yang cenderung positif yaitu sebanyak 20 responden (58,2%). Perilaku yang positif ini disebabkan karena adanya stimulus dari luar yaitu sebagian ibu tahu tujuan dan keuntungan dari kunjungan pemeriksaan kehamilan.

  3. Kunjungan pemeriksaan kehamilan di Puskesmas Pati II Kabupaten Pati dari 34 responden sebagian besar sudah sesuai dengan standar dari Depkes RI (≥ 4 kali kunjungan) yaitu 21 responden (61,8%), sedangkan yang tidak sesuai standar ( < 4 kali kunjungan) sebanyak 13 responden (38,2%). Dan faktor-faktor yang menghambat ibu untuk melakukan kunjungan kehamilan antara lain misalnya tingkat pengetahuan yang mendalam mengenai kehamilannya, informasi yang penting mengenai kehamilannya, tingkat sosial ekonomi atau bahkan adat istiadat dan kepercayaan masyarakat di daerah setempat.

  4. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan responden dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan, dimana didapatkan p value lebih kecil 0,05 (0,034 < 0,05).

  5. Terdapat hubungan antara sikap dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan, ditunjukkan dengan nilai p value lebih kecil dari pada 0,05 (0,009 <0,05).

  KEPUSTAKAAN Antara, ABD. (2008). Tingginya Jumlah Kematian Ibu/Anak Indonesia.

  http.www.kompas.com/kesehatan/read/xml/2009. (Diakses pada tanggal 6 Juni 2009)

  Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta . (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Avianti, 2005. Analisis Minat ibu hamil ANC poliklinik kebidanan terhadap penggunaan pelayanan persalian di RS Romani tahun 2004. Tesis MMIK Undip Azrul , A. (2004). Upaya Menyelamatkan Hidup Ibu. http//www.depkes.go.id. diakses tanggal 16 April 2009 Azwar, S. (2005). Sikap Manusia Dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Budiarto. (2002). Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Agung Ceto.

  . (2004). Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar. Jakarta: EGC. Danim, S. (2003). Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta: PT Rineka Cipta. Depkes RI.1998. Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar.Jakarta

  . 2002. Standar Acuan Pemeriksaan Kehamilan. Jakarta Dinas Kesehatan Kabupaten Pati. 2008. Profil Kesehatan Kabupaten Pati Tahun 2008. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah .2007. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2007. Elisabeth, S. 2009. KB Turunkan Angka Kematian Ibu. Available at : http://www.sinarhrapan.co.id/berita/0805/24/kesra 01.html (diakses 20 Maret 2009). Hastono, SP. (2001). Analisa Data. Jakarta: FKMUI. Hasan, I. 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta : Ghalia indonesia

  

Hidayat, A.A.A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:

Salemba Medika.

  Istiarti, T. (2000). Menanti Buah Hati Kaitan Antara Kemiskinan dan Kesehatan. Yogyakarta: Pressindo. Machfoed, I. (2005). Tehnik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta:Fitramaya. Manuaba. I. B. G. (2002). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Nazir. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta . (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

  . (2007). Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta Nutriasworo, 2003, Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Dan Kualitas Pelayanan Dengan

  Kunjungan Ulang Pelayanan Antenatal Di Wilayah Kerja Puskesmas Welahan Kabupaten Jepara. Skripsi universitas diponegoro. Prawirohardjo, S. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka BP-SP.

  , S. (2002). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP. Poerwadarminto .(2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Sugiyono. (2005). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

  Sukmadinata. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rusdakaria. Widayatun, RT. (1999). Ilmu Pendidikan Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG UGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN

2 13 8

HUBUNGAN PERSEPSI MENOPAUSE DENGAN KECEMASAN MENOPAUSE DI DESA SAMBIBULU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR

0 0 9

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT PERMAINAN EDUKATIF UNTUK PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-5 TAHUN) (STUDI KASUS DI TK. ISLAM PANDANSARI) SURABAYA Jayanti Dewi Purwanti Nurul Abidah) ) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Artha Bodhi Iswara Surabaya Kor

0 0 17

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KADER DENGAN PERAN KADER POSYANDU LANSIA DI DESA KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK Ike Putri Setyatama

0 0 7

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF PADA BAYI SAAT USIA 0-6 BULAN DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI KOTA SEMARANG Tatik Indrawati Erny Rolys Aenti) )Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi: tatikindrawatiymail.c

0 0 10

HUBUNGAN TINDAKAN MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA DENGAN JUMLAH PENGELUARAN DARAH PADA POST PARTUM OLEH BIDAN DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN DEMAK Budi Yuningsih Imbarwati) )Akademi kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : ibi_jatengyahoo.co.id ABSTRAK -

0 0 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PACARAN SEHAT DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMA KOTA SEMARANG

0 1 10

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI KABUPATEN DEMAK Ida Sri Wahyuningsih Sri EndangWahyuningsih) )Akademi kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi : Sriendangwahyuningsihyahoo.com ABSTRAK - HUBUNGAN POLA

0 0 9

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEIKUTSERTAAN BALITA DALAM POSYANDU BALITA DI KELURAHAN GEBANGSARI KOTA SEMARANG

0 0 10

GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG MENOPAUSE PADA WANITA PRA MENOPAUSE DI DESA GOTPUTUK KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA

0 0 12