PENGEMBANGAN NILAI UNTUK PENDIDIKAN MANU

PENGEMBANGAN NILAI UNTUK PENDIDIKAN MANUSIA
SEUTUHNYA
Makalah ini Disususn Guna Memenuhi
Tugas Mata Kuliah “Filsafat Pendidikan”
Dosen pengampu,
Afiful Ikhwan, M.Pd.I

Oleh:
Imam Kambali
Dzavid Chumaidy

2013471886
201347........
Kelompok 4

Jurusan Pendidikan Agama Islam
Sekolah Tinggi Agama Islam Muhammadiyah
TULUNGAGUNG
MARET 2015

3

Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya

DAFTAR ISI
Kata Pengantar

.........................................................

i

Daftar isi

.........................................................

ii

BAB I. Pendahuluan
a. Latar Belakang ..............................................

1


b. Rumusan Masalah .........................................

1

BAB II. Pembahasan
a. Pengertian nilai ............................................

2

b. Penertian manusia ........................................

3

c. Hakikat Manusia ..........................................

3

d. Wujud dan Sifat Manusia .............................


4

e. Dimensi Hakikat Manusia ............................

6

f. Pengembangan Nilai dan Tujuannya ............

8

BAB III. Penutup
a. Kesimpulan ...................................................

9

b. Saran ............................ ................................

9

Daftar Pustaka ............................. .................................


10

4
Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya

Kata Pengantar
Pendidikan sangatlah penting untuk kelangsungan hidup dan kemajuan zaman. Lebih
dari itu pendidikan ditujukan untuk menciptakan manuia yang utuh baik segi jasmani dan
rohani. Pendidikan tidak hanya ditujukan untuk perindividu tetapi juga untuk kepentingan
manusia sebagai makhluk sosial sehingga dalam pengajarannya tidak boleh terlepas dari nilainilai yang akan ditanamkan. Nilai-nilai yang diharapkan bisa mengubah manusia menjadi
lebih sempurna dan utuh baik jasmani dan rohani ataupun sebagai makhluk sosial .
Untuk itu kami mengucapkan alhamdulillah kepada Allah Swt atas selesainya
makalah ini, yang tanpa kekuatan-Nya penyusunan makalah ini tidak mungkin selesai. Kami
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Ketua STAI Muhammadiyah
2. Dosen pengampu mata kuliah
3. Teman-teman mahasiswa yang telah membantu terselesainya makalah ini.
Kami berharap dengan keterbatasan dan segala kekurangannya makalah ini bisa

bermanfaat kepada semua pihak dengan keikhlasan hati. Semoga keterbatasan dan segala
kekurangan makalah ini dapat pula menjadi tambahan ilmu bagi semuanya terutama kepada
pembaca.

Tulungagung, 28 Maret 2015

5
Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sangatlah penting untuk kelangsungan hidup dan kemajuan zaman.
Lebih dari itu pendidikan ditujukan untuk menciptakan manuia yang utuh baik segi
jasmani dan rohani. Pendidikan tidak hanya ditujukan untuk perindividu tetapi juga
untuk kepentingan manusia sebagai makhluk sosial sehingga dalam pengajarannya
tidak boleh terlepas dari nilai-nilai yang akan ditanamkan. Nilai-nilai yang diharapkan
bisa mengubah manusia menjadi lebih sempurna dan utuh baik jasmani dan rohani
ataupun sebagai makhluk sosial.

Bagaimanakah Pendidikan manusia itu seutuhnya? Pertanyaan ini sangat
lazim dilontarkan oleh para mahasiswa, juga para audiens yang ketika berada didalam
ruangan, atau didalam suatu seminar, yang ditujukan kepada para dosen ataupun
kepada para nara sumber, mungkin juga pertanyaan ini sudah dilontarkan kepada kita
semua, yang mana para penanya mungkin sudah-kita-mampu-untuk-menjawabpertanyaan-ini.
Secara rasional–filosofis tentang pendidikan yang sudah berkembang semenjak
beberapa abad yang lalu, maka sistem pendidikan untuk membentuk manusia yang
seutuhnya perlu ditanamkan nilai-nilai yang baik baik dari segi vertikal dan horisontal,
baik jasmani dan rohani, dan manusia sebagai makhluk sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi nilai ?
2. Apa definisi manusia?
3. Bagaimana mengembangkan nilai untuk pendidikan manusia

6
Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya

BAB II
PEMBAHASAN

B. Definisi Nilai
Nilai memiliki banyak penafsiran oleh para ahli, sebagaimana yang disampaikan oleh
para ahli diantara lainnya:
Kimball Young
Mengemukakan nilai adalah asumsi yang abstrak dan sering tidak disadari
tentang apa yang dianggap penting dalam masyarakat.
A.W.Green
Nilai adalah kesadaran yang secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap
objek.
Woods
Mengemukakan bahwa nilai merupakan petunjuk umum yang telah
berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan
sehari-hari
M.Z.Lawang
Menyatakan nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan,yang
pantas,berharga,dan dapat memengaruhi perilaku sosial dari orang yang bernilai
tersebut.
Hendropuspito
Menyatakan nilai adalah segala sesuatu yang dihargai masyarakat karena
mempunyai daya guna fungsional bagi perkembangan kehidupan manusia.

Karel J. Veeger
Menyatakan sosiologi memandang nilai-nilai sebagai pengertian-pengertian
(sesuatu di dalam kepala orang) tentang baik tidaknya perbuatan-perbuatan. Dengan
kata lain, nilai adalah hasil penilaian atau pertimbangan moral.1

2
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_sosial#Pengertian_Nilai_Menurut_para_Ahli
diakses pada kamis, 26 Maret 2015, 19.00 wib

7
Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya

Sehingga dapat kita definisikan dengan segala sesuatu yang dilakukan dengan atau
tanppa kesadaran, yang menjadi tolak ukur dalam menghargai seatu perbuatan manusia.
C. Definisi Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan
istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai Homo


sapiens (Bahasa

Latin yang

berarti

"manusia

yang

tahu"),

sebuah

spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapiotak berkemampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana,
dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk
hidup;

dalammitos,


mereka

juga

seringkali

dibandingkan

dengan

ras

lain.

Dalam antropologikebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya,
organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembanganteknologinya, dan
terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk
dukungan satu sama lain serta pertolongan.2
D. Hakikat Manusia

1. Manusia adalah ciptaan Allah yang berasal dari sgumpal darah sebagaimana dijelaskan
dalam Alqur-an surat Al-‘Alaq ayat 2
‫عل لقق‬
‫۞ لخل للق ال نمإن نلسالن ممنن ل‬
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.(Q.S. Al-‘alaq : 2)3
2. Manusia adalah perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan.
Dalam teori pendidikan lama perkembangan manusia dipengaruhi oleh
pembawaan (nativisme) dan juga lingkungan (empiris). Selain itu ada teori bahwa
manusia pada perkembangannya ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya
(konvergensi).4

2 http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia diakses pada kamis, 26 Maret 2015, 19.00 wib
3 Kementrian agama RI,At-Thayyib, 2012, Alqur-an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Per Kata( Jakarat,
Cipta Bagus Segara)
4 Muzzaki.Akh, Kholilah, Ilmu Pendidikan Islam, (Surabaya: Kopertais IV Press, 2013) hal.
31

8
Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya

Sesuai sabda Rosulullah saw. Yang artinya: “Tiap orang dilahirkan membawa fitrah;
ayah dan ibunyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi. (HR. Bukhari
dan Muslim).5
Sesuai hadits diatas manusia sangat dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan,
tidak hanya keluaraga lebih luas dari itu pergaulan juga sangat menentukan
perkembangan manusia.
Pengertian manusia seutuhnya
Manusia seutuhnya bisa diartikan dengan manusia yang sempurna. Bila kita
mengartikan manusia yang sempurna atau insan kamil tentu tidak lepas dari ciri yang
dimiliki. Insan kamil atau manusia yang sempurna adalah manusia yang mimiliki:
-. Jasmani yang sehat, kuat dan berketerampilan
-. Kecerdasan akal berpikir
-. Kekuatan iman atau rohani yang tinggi
E. Wujud Sifat Hakikat Manusia6
1.

Kemampuan menyadari diri.

2.

Menurut kaum rasionalis kunci perbedaan manusia dengan hewan pada adanya
kemampuan adanya menyadari diri yang dimiliki oleh manusia. Berkat adanya
kemampuan menyadari diri yang dimiliki oleh manusia, maka manusia menyadari
bahwa

dirinya

(akunya)

memiliki

ciri

khas

atau

karakteristik

diri.

Drijarkara (Drijarkara,:138) menyebut kemaqmpuan tersebut dengan istilah “mengAku”, yaitu kemampun mengeksplorasi potensi-pontensi diri yang ada pada diri,
dan

memehami

potensi-potensi

tersebut

sebagai

kekuatan

yang

dapat

dikembangkan sehingga aku dapat berkembang kearah kesempurnaan diri.
3.

Kemampuan-Bereksistensi
Yaitu kemampuan menempatkan diri, menerobos, dan mengatasi batas-batas
yang membelenggu dirinya. Karena inilah manusia mempunyai kebebasan yaitu
manusia bukan “ber-ada” melainkan “meng-ada”

4.

Kata-Hati-(Consecience-Of-Man)
Sering disebut hati nurani, pelita hati menunjukan bahwa hati itu adalah

5

6 file:///F:/nur%20laila%20%20pendidikan%20manusia%20seutuhnya.htm diakses pada
kamis, 26 Maret 2015, 19.00 wib

9
Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya

kemampuan pada diri manusia yang memberi penerangan tentang baik buruknya
perbuatan sebagai manusia.
5.

Moral
Moral juga disebut sebagai etika adalah perbuatan sendiri. Moral yang
singkron dengan kata hati yang tajam yaitu benar-benar baik manusia sebagai
manusia merupakan moral yang baik atau moral yang tinggi (luhur)

6.

Tanggung-jawab
Yaitu keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan
tuntutan kodrat manusia. Dengan demikian tanggung jawab dapat diartikan sebagai
keberanian untuk menentukan bahwa suatu perbuatan sesuai dengan tuntutan
kodrat manusia.

7.

Rasa-Kebebasan
Merdeka adalah rasa bebas (tidak terikat oleh sesuatu) yang sesuai dengan
kodrat manusia. Kemerdekaan berkait erat dengan kata hati dan moral. Yaitu kata
hati yang sesuai dengan kodrat manusia dan moral yang sesuai dengan kodrat
manusia.

8.

Kewajiban-dan-Hak
Kewajiban merupakan sesuatu yang harus dipenuhi oleh manusia. Sedangkan
hak adalah merupakan sesuatu yang patut dituntut setelah memenuhi kewajiban.

9.

Kemampuan-Menghayati-Kebahagiaan
Kebahagiaan adalah suatu istilah yang lahir dari kehidupan manusia.
Kebahagiaan tidak cukup digambarkan hanya sebagai himpunan saja, tetapi
merupakan integrasi dari segenap kesenangan, kepuasan dan sejenisnya dengan
pengalaman-pahit-dan-penderitaan.
Manusia adalah mahluk yang serba terhubung, dengan masyarakat, lingkungan, diri
sendiri dan Tuhan. Dalam krisis total manusia mengalami krisis hubungan dengan
masyarakat dengan lingkungannya, dengan diri sendiri dan dengan Tuhan.
Kebahagiaan hanya dapat dicapai apabila manusia meningkatkan kualitas
hubungannya sebagai mahluk yang memiliki kondisi serba terhubung dan dengan
memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri. Kebahagian adalah bahwa
kebahagiaan itu rupanya tidak terletak pada keadaan diri secara factual tetapi
terletak pada kesanggupan menghayati semua itu dengan keheningan jiwa, dan
mendudukan hal-hal tersebut didalam rangkaian tiga hal yaitu : usaha, norma10
Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya

norma, dan takdir. Manusia yang menghayati kebahagiaan adalah pribadi manusia
dengan segenap keadaan dan kemampuannya.
F. Dimensi-Dimensi Hakikat Manusia serta Potensi, Keunikan, dan Dinamikanya
1.

Dimensi Keindividualan
Lysen mengartikan individu sebagai “ orang seorang ”, sesuatu yang
merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat dibagi-bagi (indevide). (Lysen,
individu

dan

masyarakat:4)

Manusia sebagai makhluk individu mempunyai jiwa dan raga yang dalam
perkembangannya tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kedua unsur itu
merupakan monodualis, yang selalu berkembang kearah yang lebih baik dan lebih
sempurna.
Dalam memberikan pendidikan kepada individu hendaklah para pendidik
memperhatikan perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap anak
manusia yang dilahirkan telah dikaruniai potensi untuk menjadi berbeda dari yang
lain, atau menjadi dirinya sendiri. Seorang pakar pendidikan tersohor ditanah
belanda, M.J. Langeveld bahwa setiap orang memiliki individualitas. (M.J.
Langeveld,1955:54)
Pada abad ke-18 dan 19 aliran Rasionalisme masuk ke sekolah. Aliran ini
berpendapat “hendaklah para peserta didik disuruh menghafal sebanyakbanyaknya”. Dengan kata lain, pengetahuan memberikan kepuasan dan kebehagian
hidup, dengan semboyan knowledge is power. Pendidikan yang diberikan kepada
peserta didik hendaklah seimbang antara aspek Kognitif, aspek afektif, aspek
psikomotorik. Pola pendidikan yang bersifat demokratis dipandang cocok untuk
mendorong bertumbuh dan berkembangnya potensi individualitas sebagaimana
dimaksud. Pola pendidikan yang bersifat otoriter serta patologis yang akan
menghambat pendidikan. Tugas pendidik hanya menunjukkan jalan dan mendorong
subyek didik bagaimana cara memperoleh sesuatu dalam mengembangkan diri
dengan berpedoman pada prinsip “ ing ngarso sungtulodo, ing madya mangun
karso, tut wuri handayani”. Tujuan utama pendidikan adalah membantu peserta
didik membentuk kepribadiannya, atau menemukan kediriannya sendiri.
2.

Dimensi-Kesosialan
Menurut M.J. Langeveld (1955) sifat hakikat manusia adalah makhluk social,
11
Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya

individualitas, dan moralitas. Sifat sosialitas menjadi dasar dan tujuan dari
kehidupan manusia yang sewajarnya atau menjadi dasar dan tujuan setiap anak dan
kelompoknya.
Setiap anak pasti terlibat dalam kehidupan social pada setiap waktu, yang dimaksud
dengan interaksi social adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu
manusia dimana tingkah laku individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau
memperbaiki-tingkah-laku-yang-lain.
Sebagai makhluk social, mereka saling membutuhkan, saling membantu, dan
saling melengkapi. Manusia akan selalu berinteraksi dengan manusia lain untuk
mencapai tujuan hidupnya, dan interaksi tersebut merupakan wadah untuk
pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya. Dalam hal ini, tugas pendidikan
ialah mengembangkan semua potensi social sehingga manusia sebagai makhluk
social mampu berperan, dan mampu menyesuaikan diri dengan masyarakat.
Diharapakan melalui pendidikan manusia dapat mengembangkan secara seimbang
aspek-individual-dan-aspek-sosialnya.
Ahli

pendidikan

membagi

kebutuhan

manusia

sebagai

berikiut:

Maslow mengelompokkan kebutuhan bergantung pada pemuasannya dan
mempunyai tingkatan makna yang tidak sama, dan memiliki hierarki tertentu.
Hirarki-kebutuhan-menurut-Maslow:
a.-Kebutuhan-estetis
b.-Kebutuhan-untuk-mengetahui-dan-mengerti
c.-Kebutuhan-untuk-aktualisasi-diri
d.-Kebutuhan-memperolah-penghargaan-orang-lain
e.-Kebutuhan-mendapatkan-kasih-sayang-dan-memiliki
f.-Kebutuhan-rasa-aman
g. Kebutuhan fisiologis
3.

Dimensi-Kesusilaan
Pengertian susila dapat diartikan sebagai kepantasan yang lebih tinggi. Dalam
masyarakat yang menyangkut kemasyarakatan yang menyangkut kesusilaan terkait
dengan etika dan etiket. Jika etika dilanggar ada orang lain yang dirugikan.
Sedangkan etiket bila dilanggar maka hanya menimbulkan orang lain tidak senang.
Masalah kesusilaan maka akan selalu berhubungan erat dengan nilai-nilai. Nilainilai merupakan sesuatu yang dijungjung tinggi oleh manusia karena mengandung
12
Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya

makna kebaikan, keluhuran, kemulyaan dan sebagainya. Pada hakekatnya manusia
memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan nilai-nilai susila dan
melaksanakannya. Sehingga dengan demikian dapat dikatakan manusia bila
memiliki nilai-nilai, menghayati dan melaksanakan nilai-nilai tersebut.
4.

Dimensi-Keberagamaan
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk religious. Pandangan Martin Buber “
bahwa manusia adalah makhluk Tuhan dan sekaligus mengandung kemungkinan
baik dan jahat” adalah sesuai dengan pandangan manusia sebagai makhluk Tuhan”.
Menurut agama Islam pendidikanlah yang menentukan sesorang akan menjadi
Yahudi, Nasrani, atau Majusi. Dalam agama islam dikemukakan “Tiap anak
dilahirkan bersih, suci, orang tuanyalah yang akan menjadikannya Yahudi, Nasrani,
atau Majusi”. Agama merupakan sandaran vertical bagi manusia. Manusia dapat
memahami agama melalui proses pendidikan agama. Ph. Kohnstamm berpendapat
bahwa

pendidikan

agama

seyogyanya

menjadi

tugas

orang

tua.

Pemerintah dengan berlandaskan pada GBHN memasukan pendidikan agama
kedalam kurikulum di sekolah, mulai dari SD s/d PT. disini perlu ditekankan bahwa
meskipun pengkajian agama melalui pelajaran agama ditingkatkan, namun tetap
harus disadari bahwa tekanannya adalah pendidikan agama dan bukan semata-mata
pelajaran agama yang hanya memberikan pengetahuan agama. Jadi segi-segi afektif
harus diutamakan.
G. Pengembangan Nilai untuk pendidikan manusia seutuhnya
Pendidikan Manusia Seutuhnya7

‫ع‬
‫ع‬
‫ع‬
‫و م‬
‫ل إإ ع‬
‫م‬
‫ذاَ دع ع‬
‫هاَ اَلَ ر إ‬
‫ولَرر م‬
‫واَ أ و‬
‫ي عأ ي ي ع‬
‫ذي و ع‬
‫عاَك م م‬
‫واَلَل ر م‬
‫نأ ع‬
‫ست ع إ‬
‫س و‬
‫ه ع‬
‫جي وب م و‬
‫من م و‬
‫ع‬
‫و ع‬
‫و م‬
‫ه‬
‫مور إ‬
‫واَ و‬
‫قل وب إ إ‬
‫واَ أ ر‬
‫ه يع م‬
‫ماَي م و‬
‫ل ب عي و ع‬
‫ن اَلَ و ع‬
‫ن اَرلَل ع‬
‫عل ع م‬
‫حي إي وك م و‬
‫لَ إ ع‬
‫ء ع‬
‫ح و‬
‫م و‬
‫م ع‬
‫ع‬
‫خ ع‬
‫ن‬
‫ه تم و‬
‫ه إ إلَ عي و إ‬
‫و ع‬
‫وأن ر م‬
‫شمر و‬
‫ ع‬.
Hai orang- orang yang beriman , penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul, apabila Rasul
menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepadanyalah
kamu-akan-dikumpulkan.-(Q.S-al-Anfal-24)8
7 file:///F:/nur%20laila%20%20pendidikan%20manusia%20seutuhnya.htm diakses pada
kamis, 26 Maret 2015, 19.00 wib
8 Kementrian agama RI,At-Thayyib, 2012, Alqur-an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Per Kata( Jakarat,
Cipta Bagus Segara) hal. 179

13
Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya

Bagaimanakah Pendidikan manusia itu seutuhnya? Pertanyaan ini sangat lazim
dilontarkan oleh para mahasiswa, juga para audiens yang ketika berada didalam ruangan, atau
didalam suatu seminar, yang ditujukan kepada para dosen ataupun kepada para nara sumber,
mungkin juga pertanyaan ini sudah dilontarkan kepada kita semua, yang mana para penanya
mungkin
sudah-kita-mampu-untuk-menjawab-pertanyaan-ini.
Secara rasional–filosofis tentang pendidikan yang sudah berkembang semenjak beberapa
abad yang lalu, maka sistem pendidikan untuk membentuk manusia yang seutuhnya harus
diarahkan kepada dua dimensi, yakni:
1.
Dimensi dialektikal horisontal , dan
2.
Dimensi ketundukan vertikal.
Pada dimensi pertama pendidikan hendaknya dapat mengembangkan pemahaman tentang
kehidupan yang konkret, yakni kehidupan manusia dalam hubunganya dengan alam ataupun
lingkungan sosialnya. Dalam dimensi inilah manusia dituntut untuk mampu mengatasi
berbagai tantangan dan kendala dunia konkretnya , melalui pengembangan teknologi dan
sains.
Sedangkan dalam dimensi kedua, yakni ketundukan vertikal, pendidikan sains dan
teknologi, selain menjadi alat untuk memanfaatkan, dan melestarikan sumber daya alam juga
menjadi jembatan untuk memahami fenomena dan misteri kehidupan dalam mencapai
hubungan yang hakiki juga abadi dengan sang khalik . Berarti bagaimanapun pesatnya
perkembangan sains dan teknologi ia harus disertai dengan pendidikan hati.
Singkatnya, manusia seutuhnya adalah yang menjadi rahmatan lilàlamin. Yang
mempunyai kemampuan cipta, rasa, kan karsa, atau manusia yang kognitif, efektif, dan
konatif-psikomotorik pada zamanya. Itulah blue print manusia masa depan yang memiliki
zikir, fikir dan amal saleh. Di samping itu ada beberapa causa pertanyaan yang harus mampu
kita menjawabnya, yang mana dengan causa inilah nantinya kita akan mentransfer ke dalam
proses pendidikan manusia dalam konteks ruang serta waktu. Causa pertanyaan itu adalah ¨ 1.
Causa eficiens (bagaimana), 2.Causa formalis (menurut rencana apa), 3. Causa materialis
(dengan apa), dan Causa finalis (untuk apa kita di didik).
Manusia sepenuhnya sebagai satu konsepsi modern perlu kita analisis menurut pendangan
sosio-budaya Indonesia .Berdasarkan pikiran demikian dapat diuraikan konsepsi manusia
seutuhnya ini secara mendasar yakni mencakup pengertian sebagai berikut:
1.
Keutuhan potensi subyek manusia sebagai subyek yang berkembang. Kepribadian
manusia lahir batin ialah satu kebutuhan yang utuh antara potensi-potensi hereditas
(kabawaan) dengan factor-faktor lingkungan (pendidikan, tata nilai dan antar
hubungan).
Potensi-manusia-secara-universal-mencakup-tujuan-potensi:
1. potensi jasmaniah, pisik badan dan panca indra yang sehat (normal)
2.-potensi-piker-(akal,-rasio,-intelegensi,-intelek)
3.-potensi-rasa (perasaan, emosi) baik perasaan etis moral maupun perasaan estetis.
4.-potensi-karsa-(kehendak,-keinginan,-termasuk-prakarsa).
5.-potensi-cipta-(daya-cipta,-kreaktifitas,-khayal-dan-imajenasi).
6.-potensi-karya-(kemauan menghasilkan, kerja, amal, sebagai tindak lanjut 1-5)
7.-potensi-budi-nurani-(kesadaran budi, hati-nurani, yang bersifat superrasional)

14
Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya

Ketujuh potensi ini merupakan potensi dan watak bawaan yang potensial; artinya
dalam proses berkembang dan tidak.Perkembangan atau aktualitas itu akan menetukan
kualitas pribadi seseorang.
2. Keutuhan wawasan (orientasi) manusia sebagai subyek yang sadar nilai yang menghayati dan
yakin-akan-cita-cita-dan-tujuan-hidupnya.
Manusia sebagai subyek nilai ialah pribadi yang menjunjung nilai; artinya menghayati,
meyakini dan mengamalkan system nilai tertentu, baik secara social (kemasyarakatan dan
kenegaraan),-maupun-secara-pribadi-(individual).
Manusia bersikap, berfikir, bertindak dan bertingkah laku dipengaruhi oleh wawasan atau
orientasinya terhadap kehidupan dan nilai-nilai yang ada didalamnya wawasan dimaksud
mencakup:
a. Wawasan dunia dan akhirat. Menusia berkeyakinan bahwa kehidupan didunia
akan berakhir dan akan ada kehidupan diakhirat.
b. Wawasan individualitas dan social, secara keseimbangan.
c. Wawasan individualitas jasmaniah dan rohaniah; memiliki kesadaran tentang
pentingnya kebutuhan jasmaniah dan rohaniah.
d. Wawasan masa lampau dan masa depan; dengan mengingat masa lampau bias
memberikan kesadaran kesedaran cinta bangsa dan kemerdekaan serta
memiliki motivasi berjuang demi cita-cita nasional.
Keempat-wawasan-ini-akan-memberikan-aspirasi-dan-motivasi-bagi-sikap-dan-tindakanseseorang menurut kadar kesedaran wawasannya masing-masing.
Makna Pendidikan Nilai berkaitan dengan masalah baik pertimbangan moral maupun
non-moral tentang suatu objek; termasuk etika dan estetika. Tujuan pendidikan nilai adalah
untuk membantu siswa mengeksplorasi nilai-nilai yang ada melalui pengujian yang kritis agar
mampu meningkatkan kualitas pikiran dan perasaan siswa. Pendidikan nilai paling sedikit
meliputi empat dimensi, yaitu identifikasi inti nilai-nilai personal dan sosial; penemuan
filosofis dan rasional tentang inti tersebut; respon afektif dan emotif terhadap inti tersebut;
pembuatan keputusan berkaitan dengan inti berdasarkan penemuan dan respon. 9
H. Tujuan Pendidikan Manusia Seutuhnya
1. Terwujudnya manusia yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri, mampu mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi serta berguna bagi umat, bangsa dan kemanusiaan

2. Tujuan untuk pendidikan menusia seutuhnya dengan kodrat dan hakekatnya, yakni
seluruh aspek pembawaannya seoptimal mungkin.Adapun aspek pembawaan (potensi
manusia) meliputi:
Potensi jasmani (fisiologis dan pancaindra)
9 Makna pendidikan nilai di http://sps.upi.edu/v2/ diakses pada kamis, 26 Maret
2015, 19.00 wib

15
Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya

Potensi rohaniah (psikologis dan budi nurani)
Secara umum, rumusan tujuan dari proses pendidikan meliputi:
1.

Pendidikan sebagai tranmisi kebudayaan

2. Pendidikan sebagai pengembangan kepribadian
3. Pendidikan sebagai pengembangan akhlaq mulia serta religious
4.

Pendidikan sebagai pengembangan warga Negara yang bertanggung jawab

5. Pendidikan sebagai mempersiapkan pekerja-pekerja yang terampil dan produktif
6. Pendidikan sebagai pengembangan pribadi seutuhnya
7. Pendidikan sebagai proses pembentukan manusia baru

Tujuan Khusus10


Menguasai, mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
dijiwai oleh nilai kemanusiaan, akhlakul karimah dan etika yang bersumber pada ajaran
Islam serta memupuk keIkhlasan, melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar yang relevan
dengan kebutuhan pembangunan bangsa;



Melaksanakan program pendidikan Ahli Madya, Sarjana, Pascasarjana dan Profesi
yang menghasilkan lulusan yang memenuhi kebutuhan dunia kerja baik nasional maupun
internasional



Menghasilkan penelitian dan karya Ilmiah yang menjadi rujukan pada tingkat nasional
dan internasional;



Mengembangkan kehidupan masyarakat akademik yang ditopang oleh nilai-nilai
Islam yang menjunjung tinggi kebenaran, keadilan, kejujuran, kesungguhan dan tanggap
terhadap perubahan;



Menciptakan iklim akademik/academic atmosphere yang dapat menumbuhkan
pemikiran-pemikiran terbuka, kritis-konstruktif dan inovatif;



Menyediakan sistem layanan yang memuaskan bagi pemangku kepentingan/
stakeholders;

10 Tujuan pendidikan nilai di
http://id.wikipedia.org/wiki/Universitas_Muhammadiyah_Yogyakarta
16
Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya



Menyediakan sumberdaya dan potensi universitas yang dapat diakses oleh perguruan
tinggi, lembaga-lembaga pemerintah swasta, industri, dan masyarakat luas untuk
mendukung upaya-upaya pengembangan bidang agama Islam, sosial, ekonomi, politik,
hukum, teknologi, kesehatan dan budaya di Indonesia;



Mengembangkan jaringan kerjasama dengan berbagai institusi nasional maupun
internasional untuk memajukan pendidikan, penelitian, manajemen dan pelayanan;



Menghasilkan lulusan yang memiliki integritas kepribadian dan moralitas yang islami
dalam konteks kehidupan individual maupun sosial.

17
Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya

BAB III
KESIMPULAN
1. Nilai adalah definisikan dengan segala sesuatu yang dilakukan dengan atau
tanppa kesadaran, yang menjadi tolak ukur dalam menghargai seatu perbuatan
manusia.
2. Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani,

dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia
diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin yang berarti "manusia
yang

tahu"),

sebuah

spesies primata dari

golongan mamalia yang

dilengkapiotak berkemampuan tinggi.
3. Tujuan Khusus


Menguasai, mengembangkan dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dijiwai oleh nilai kemanusiaan, akhlakul karimah dan
etika yang bersumber pada ajaran Islam serta memupuk keIkhlasan,
melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar yang relevan dengan
kebutuhan pembangunan bangsa;



Melaksanakan program pendidikan Ahli Madya, Sarjana, Pascasarjana
dan Profesi yang menghasilkan lulusan yang memenuhi kebutuhan
dunia kerja baik nasional maupun internasional



Menghasilkan penelitian dan karya Ilmiah yang menjadi rujukan pada
tingkat nasional dan internasional;



Mengembangkan kehidupan masyarakat akademik yang ditopang oleh
nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi kebenaran, keadilan,
kejujuran, kesungguhan dan tanggap terhadap perubahan;



Menciptakan iklim akademik/academic atmosphere yang dapat
menumbuhkan pemikiran-pemikiran terbuka, kritis-konstruktif dan
inovatif;



Menyediakan sistem layanan yang memuaskan bagi pemangku
kepentingan



Menyediakan sumberdaya dan potensi universitas yang dapat diakses
oleh perguruan tinggi, lembaga-lembaga pemerintah swasta, industri,
18
Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya

dan masyarakat luas untuk mendukung upaya-upaya pengembangan
bidang agama Islam, sosial, ekonomi, politik, hukum, teknologi,
kesehatan dan budaya di Indonesia;


Mengembangkan jaringan kerjasama dengan berbagai institusi nasional
maupun internasional untuk memajukan pendidikan, penelitian,
manajemen dan pelayanan;



Menghasilkan lulusan yang memiliki integritas kepribadian dan
moralitas yang islami dalam konteks kehidupan individual maupun
sosial.
SARAN

Dalam penyelenggarakan suatu lembaga pendidikan harus menentukan tujuan utama yang
akan menjadi dasar dan acuan dalam melakukan semua kegiatan terkait dan berhubungan
dengan dunia pendidikan.

19
Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai_sosial#Pengertian_Nilai_Menurut_para_Ahli diakses pada
kamis, 26 Maret 2015, 19.00 wib
http://id.wikipedia.org/wiki/Manusia diakses pada kamis, 26 Maret 2015, 19.00 wib
Kementrian agama RI,At-Thayyib, 2012, Alqur-an Transliterasi Per Kata dan Terjemah Per
Kata( Jakarat, Cipta Bagus Segara)
Laila-Nur-file:///F:/nur%20laila%20%20pendidikan%20manusia%20seutuhnya.htm

diakses

pada kamis, 26 Maret 2015, 19.00 wib
Muzzaki.Akh, Kholilah, 2013, Ilmu Pendidikan Islam, (Surabaya: Kopertais IV Press)

20
Makalah Pengenbangan Nilai
untuk Pendidikan Manusia Seutuhnya