Makalah Hal hal yang dilakukan untuk bay

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga kami bisa menyusun makalah
Agama yang berjudul “Hal-hal yang dilakukan setelah kelahiran bayi dalam
pandangan islam”
Adapun tujuan makalah ini dibuat untuk menambah wawasan kami, penulis
khususnya dan pembaca.
Kepada semua pihak yang telah membantu terselesainya makalah kami ini.
Diantaranya ucapan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Agama Dr.H. Tajudin
Noor, dan juga rekan-rekan yang telah menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu kami
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan dimasa yang
akan datang.
Kami berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber bacaan
dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Karawang , 21 November 2016

Penyusun


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................3
1.1 Latar Belakang......................................................................3
1.2 Rumusan Masalah................................................................3
1.3 Tujuan....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................4
2.1 Adzan dan Iqomah.................................................................4
2.2 Tahnik......................................................................................5
2.3 Mencukur Rambut.................................................................6
2.4 Aqiqah.....................................................................................7
2.5 Pemberian Nama....................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................10
3.1 Kesimpulan.............................................................................10
3.2 Saran.......................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

2

1.1 Latar belakang
Bayi adalah sebuah anugrah terindah yang di berikan Allah kepada sepasang
suami istri, dengan kehadiran bayi di sekeliling mereka menghadirkan kebahagiaan
keluarga, selain itu bayi merupakan amanah dari Allah yang harus dijaga dan dibina
agar kelak menjadi anak yang sholeh dan solehah , pejuang umat, dan meneruskan
perjuangan Rasulullah SAW. Oleh karna itu kehadiran bayi harus di sambut oleh
pihak keluarga, diantaranya dengan adzan, iqomah, mentahnik dengan kurma, potong
rambut, aqiqah dan pemberian nama, sesuai dengan yang dicontohkan Rosululloh
SAW.
Rasulullah SAW selalu mengajarkan kepada umatnya akhlak yang baik dan
bijaksana, semua yang di ajarkan oeh beliau pasti ada dasarnya dan memiliki atsar
(pengaruh) yang sangat besar, baik itu berupa perintah ataupun larangan.
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja hal yang harus dilakukan setelah kelahiran bayi ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hal apa saja yang harus dilakukan untuk bayi baru lahir

2.
3.
4.
5.

menurut pandangan agama islam
Untuk mengetahui pengertian tahnik
Untuk mengetahui pentingnya potong rambut ketika bayi baru lahir
Untuk mengetahui pengertian aqiqah
Untuk mengetahui manfaat pemberian nama

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Adzan dan Iqomah

3

Salah satu bentuk pendidikan yang dilakukan orang tua terhadap anak mulai dari
lahir berdasarkan tuntunan dalam agama kita adalah membacakan adzan dan iqamah
ketika anak tersebut baru saja dilahirkan. Berdasarkan kesepakatan para ulama,

bahwa mengumandangkan adzan dan iqamah pada saat bayi terlahir ke dunia
hukumnya adalah sunnah. Tata cara mengumandangkan adzan dan iqamah saat bayi
lahir adalah dengan mengumandangkan adzan di telinga kanan dan iqamah di telinga
kiri bayi tersebut. Sayyid Alawi al-Maliki menyatakan, perbuatan itu ada relevansinya
untuk mengusir syaitan dari anak yang baru lahir tersebut. Karena syaitan akan lari
terbirit-birit ketika mereka mendengar adzan sebagai mana yang keterangan yang ada
dalam hadits.
Dari ‘Ubaidillah bin Abi Rofi’, dari ayahnya (Abu Rofi’), beliau berkata:

‫ع لن ِع عبيِد ِاَلل له ِبققن ِأ لبققيِ ِراَفققع ِع لقق ل‬
‫ه ِقلققاَ ل‬
‫ل‬
‫ن ِأب هيِقق ه‬
‫ن لن ه‬
‫ه ن ه ه‬
‫ن‬
‫ل ه ع‬
‫ل ِاَلل له ِ صللىَّ ِاَلل له ِ ع لل ليِه ِ وسل ل ل‬
‫رأ ل‬
‫ل‬

‫ن‬
ُ‫سو‬
‫ر‬
ِ ‫ت‬
‫ي‬
‫ه‬
‫م ِ أذ ل ل‬
‫ن‬
‫ع‬
‫ن ه ل ل ل‬
‫ع‬
‫ع‬
‫ل‬
‫ل‬
‫ل‬
‫فيِ ِأ ع‬
‫ن‬
‫ع‬
‫ة‬
ِ‫حي‬

ِ ِ‫ي‬
‫ل‬
‫ع‬
ِ ‫ن‬
‫ب‬
ِ ‫ن‬
‫س‬
‫ح‬
‫ل‬
َ‫ن ِا‬
‫ذ‬
‫ل‬
‫مقق ع‬
‫ه‬
‫ه‬
‫ه ِلفاَط له‬
‫ن ِولل لد لت عن‬
‫ه‬
‫ن‬
‫ل‬

‫ل‬
‫ي‬
‫ه‬
‫ل ه ه‬

Dari Ubaidillah bin Abi Rofi’ dari ayahnya beliau berkata: “Saya melihat Rasulullah
shollallahu alaihi wasallam adzan di telinga al-Hasan bin ‘Ali ketika dilahirkan
Fathimah, dengan (adzan) sholat”. (HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi)

2.2 Tahnik
Pengertian tahnik secara bahasa dan syar’i adalah mengunyah sesuatu dan
meletakkanya di mulut bayi. Dianjurkan agar yang melakukan tahnik adalah orang
yang memiliki keutamaan, dikenal sebagai orang yang baik dan berilmu. Dan

4

hendaklah ia mendo’akan kebaikan (barakah) bagi bayi tersebut. Tahnik adalah
mengunyah kurma dan meletakkanya di mulut bayi, mengoleskannya pada langitlangit mulutnya. Maka dikatakan “Engkau mentahnik bayi, jika engkau mengunyah
kurma kemudian menggosokkannya di langit-langit mulut bayi”. Tahnik inilah yang
utama, yakni dengan kurma yang dikunyah dulu oleh pentahnik, bukan kurma yang

diblender atau dihaluskan dengan alat lain.
Bahkan ada yang sampai mengatakan bahwa tujuan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam atau hikmah dari tahnik adalah sebagai imunisasi alami di mana
bakteri dari mulut yang mengunyah kurma akan masuk ke perut bayi sehingga
mencetus imunitas alamiah. Ada juga yang mengklaim, tahnik sebagai imunisasi yang
islami. Pendapat ini umumnya diusung oleh kelompok anti-vaksin untuk menolak
vaksinasi. Dan ini merupakan salah satu bentuk introduksi atau vaksinasi yang telah
kita kenal sekarang, yaitu memberikan sistem kekebalan yang bersifat aktif dalam
tubuh anak. Vaksinasi zaman sekarang tentu dibolehkan selama cara dan tujuannya
benar, serta tidak mengandung zat-zat yang diharamkan.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Burdah dari Abu
Musa, dia berkata:

‫ مفمس مماهه‬-‫صلى الله عليه وسلم‬- ‫ت بببه الن مبب مى‬
‫هولبمد بلى ه‬
‫غل ممم مفأ متمي ي ه‬
‫بإبيمرابهيمم مومحن مك مهه ببتميممرةة‬
“Aku pernah dikaruniai anak laki-laki, lalu aku membawanya ke hadapan Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau memberinya nama Ibrahim dan
mentahniknya dengan sebuah kurma (tamr).”

Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid hafizhohullah menjelaskan
“Adapun hikmah dari tahnik menggunakan kurma maka para ulama terdahulu
berpendapat bahwa ini adalah sunnah yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa

5

sallam agar yang paling pertama masuk ke perut bayi adalah sesuatu yang manis.
Oleh karena itu, dianjurkan mentahnik dengan sesuatu yang manis jika tidak
mendapatkan kurma.”
Sebenarnya hikmah tahnik adalah untuk pengharapan kebaikan bagi si anak
dengan keimanan. Dalam Ilmu kedokteran telah menetapkan faedah yang besar dari
tahnik ini, yaitu memindahkan sebagian mikroba (bakteri) dalam usus untuk
membantu pencernaan makanan. Namun sama saja, apakah yang disebutkan oleh
ilmu kedokteran ini benar atau tidak benar, yang jelas tahnik adalah sunnah yang pasti
dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, inilah pegangan kita bukan yang
lainnya, dan tidak ada nash yang menerangkan hikmahnya. Perbedaan pendapat
mengenai hikmahnya dikalangan ulama, sebagian mereka mengakui tidak ada satu
pun dari mereka yang memiliki sandaran dalil syar’i. Dan Allah lah yang lebih tahu
hikmahnya.
2.3 Mencukur Rambut

Di dalam Islam, hukum mencukur rambut bayi adalah sunnah muakkad,
sedangkan dari sisi medis, mencukur rambut bayi baru lahir bisa membuat kepala si
bayi bersih dan bebas penyakit. Baik untuk bayi laki-laki maupun bayi perempuan
yang pelaksanaannya dilakukan pada hari ketujuh dari kelahiran dan alangkah lebih
baik jika dilaksanakan berbarengan dengan aqiqah. Hal tersebut, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW.Dari Samurah bin Jundub bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkata:

‫حل مهق موي همس ممى‬
‫ك ه مهل ه‬
‫عن يهه ي ميومم مسابببعبه موي ه ي‬
‫غل مةم مربهين ممة ببمعبقيمقبتبه تهيذبمهح م‬

6

”Setiap yang dilahirkan tergadai dengan aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh
dari kelahirannya dan dicukur rambutnya serta diberi nama” (HR. Abu Daud no.
2838, An Nasai no. 4220, Ibnu Majah nol. 3165, Ahmad 5/12. Syaikh Al Albani
mengatakan bahwa hadits ini shahih)
2.4 Aqiqah

Kata aqiqah berasal dari bahasa arab ‫ عقيقة‬artinya penyembelihan
binatang dari kelahiran seorang anak pada hari yang ketujuh. Aqiqah juga berarti
rambut yang tumbuh dikepala anak yang baru lahir.
Menurut istilah Islam Aqiqah adalah menyembelih binatang ternak berkenaan
dengan kelahiran anak, sebagai bukti rasa syukur kepada Allah swt., dengan syaratsyarat tertentu menurut syariat. Menurut sunnah Rasulullah saw., anak laki-laki dua
ekor kambing sedangkan bayi perempuan disembelikan satu ekor kambing.
Dari Ummul Mukminin, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata

‫ل‬
‫ل‬
‫ن‬
‫سوُ ل‬
‫ل ِاَلل ل ه‬
‫أ ل‬
‫ن ِلر ع‬
‫ملرهع ن‬
‫ ِأ ل‬-‫صلىَّ ِاَلله ِعليِه ِوسلم‬-ِ ‫ه‬
‫ن ِاَلغعل لم ه‬
‫م ِع ل ه‬
‫م ل‬
‫ة ِ ل‬
‫ل‬
‫شاَة ة‬
‫جاَرهي ل ه‬
‫ن ِاَل ن ل‬
‫ن ِ ع‬
‫كاَفهئ للتاَ ه‬
‫شاَلتاَ ه‬
‫ن ِولع ل ه‬
“Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka, untuk anak lakilaki akikah dengan dua ekor kambing dan anak perempuan dengan satu ekor
kambing.” (HR. Tirmidzi no. 1513. At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan
shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Aqiqah adalah sembelihan yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas
kelahiran seorang bayi. Jumhur ulama menyatakan bahwa hukum aqiqah adalah
sunnah muakkad baik bagi bayi laki-laki maupun bayi perempuan. Pelaksanaannya
dapat dilakukan pada hari ke tujuh (ini yang lebih utama menurut para ulama),
keempat belas, dua puluh satu atau pada hari-hari yang lainnya yang memungkinkan.

7

Ketentuan syarat binatang aqiqah sama dengan ketentuan syarat-syarat
binatang qurban yakni cukup umur dan terhindar dari cacat fisik.
Menurut Syaikh Jibrin, beliau berkata “Sunnahnya dia memakan sepertiganya,
menghadiahkan sepertiganya kepada sahabat-sahabatnya, dan mensedekahkan
sepertiga lagi kepada kaum muslimin, dan boleh mengundang teman-teman dan
kerabat untuk menyantapnya, atau boleh juga dia mensedekahkan semuanya”.
Pendapat lain menurut Syaikh Ibnu Bazz, beliau berkata, “Dan engkau bebas
memilih antara mensedekahkan seluruhnya atau sebagiannya dan memasaknya
kemudian mengundang orang yang engkau lihat pantas diundang dari kalangan
kerabat,

tetangga,

teman-teman

seiman

dan

sebagian

orang

faqir

untuk

menyantapnya, dan hal serupa dikatakan oleh Ulama-ulama yang terhimpun di dalam
Al lajnah Ad Daimah”.
2.5 Pemberian Nama
Nama adalah ciri atau tanda, maksudnya adalah orang yang diberi nama dapat
mengenal dirinya atau dikenal oleh orang lain. Dalam Al-Qur’anul Kariim disebutkan

‫ل‬
‫شعر ل‬
‫لياَ ِلزك لرهلياَ ِإ هلناَ ِن عب ل ش‬
‫من‬
‫ه ِ ه‬
‫م ِن ل ن‬
‫ه ِي ل ن‬
‫م ِاَ ن‬
‫جلعلَ ِل ل ع‬
‫حليِىَّ ِل ل ن‬
‫م ع‬
‫س ع‬
‫ك ِب هغعل ع‬
‫قلب ن ع‬
‫( ِسوُرة ِمريم‬7)ِ َ‫مييِا‬
‫س ه‬
‫لَ ِ ل‬
“Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan
seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama
seperti itu sebelumnya” (QS. Maryam: 7).

Dan hakikat pemberian nama kepada anak adalah agar ia dikenal serta
memuliakannya. Oleh sebab itu para ulama bersepakat akan wajibnya memberi nama
kapada anak laki-laki dan perempuan . Oleh sebab itu apabila seseorang tidak diberi
nama, maka ia akan menjadi seorang yang majhul (=tidak dikenal) oleh masyarakat.

8

BAB III
PENUTUP

9

3.1 KESIMPULAN
Dari Pembahasan yang kita ambil dapat di beri kesimpulan
Sebagai berikut :
Seorang bayi yang baru lahir adalah sebuah anugrah terindah yang di berikan
Allah kepada sepasang suami istri, dengan kehadiran bayi di sekeliling mereka
menghadirkan kebahagiaan keluarga, selain itu bayi merupakan amanah dari Allah
yang harus dijaga dan dibina agar kelak menjadi anak yang sholeh dan solehah ,
pejuang umat, dan meneruskan perjuangan Rasulullah SAW. Oleh karena seorang
bayi yang baru lahir harus menjalankan Adzan dan Iqomah, Tahnik, mencukur
rambut, Aqiqah, dan yang terakhir pembaerian nama sesuai dengan perintah yang
allah berikan.
3.2 SARAN
Tips-tips Mendidik Anak Sejak Dini
1.

2.
3.

4.
5.

6.

Berikan contoh dengan mengajaknya ikut serta pada kegiatan sehari-hari yang
positif. Seperti Membersih ruangan rumah, membersihkan dan merapikan
buku-buku bacaan,mencuci sepeda dan lain-lain.
Berikan contoh untuk menta’ati waktu. Seperti waktu bermain untuk bermain,
waktu belajar untuk belajar, waktu tidur untuk tidur
Hindarkan anak dari hal-hal yang bersifat buruk. Seperti bertengkar didepan
anak-anak,memukul anak secara langsung didepan anak-anak yang lain, dan
lain-lain.
Sisakan waktu bersama anak ditengah-tengah kesibukan sebagai orang tua.
Usia 7 tahun bagi yang Muslem, bila sampai belum Sholat ajarkan dengan
sedikit keras, bisa dengan cambukan untuk mengingatkannya agar segera
sholat.
Diatas usia 7 tahun anak akan bisa diberikan tangung jawab yang
lebih,sehingga tidak terlalu merepotkan orang tua

DAFTAR PUSTAKA

10

http://anasubkhan.blogspot.co.id/2011/12/makalah-bayi-baru-lahir-menurutagama.html ( diakses pada hari jumat 30 Desember 2011)
http://www.mediangaji.com/2015/01/tata-cara-terhadap-bayi-yang-baru-lahirmenurut-islam.html
http://www.aqiqahberkah.com/pembagian-daging-aqiqah-dalam-islam
https://rumaysho.com/3655-akikah-anak-laki-laki-dengan-satu-kambingbolehkah.html ( diakses pada tanggal 27 September 2013)
https://muslim.or.id/10863-benarkah-tahnik-termasuk-imunisasi-islami.html
https://rumaysho.com/619-kritik-anjuran-adzan-di-telinga-bayi.html

11