Asuhan Bayi Baru Lahir pada

1.

Definisi BBL

Bayi baru lahir normal (BBLN) adalah bayi yang baru lahir dengan usia kehamilan atau masa
gestasinya dinyatakan cukup bulan (aterm) yaitu 36-40 minggu. ( Mitayani, 2010:1)
Periode neonatal yang berlangsung sejak bayi lahir sampai usianya 28 hari merupakan waktu
berlangsungnya perubahan fisik yang dramatis pada bayi baru lahir. ( Bobak, 2004 : 363-365)
Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari kehidupan didalam rahim
(intrauterine) ke kehidupan di luar rahim (ekstrauterin). Perubahan lingkungan dari dalam uterus
ke ekstrauterin dipengaruhioleh banyak factor seperti kimiawi, mekanik dan termik yang
menimbulkan perubahan metabolic, pernafasan dan sirkulasi pada BBLN.
( Mitayani, 2010:1-2)
1. 2. Adaptasi BBL
Sebagai akibat perubahan lingkungan dalam uterus keluar uterus, maka bayi menerima
rangsangan yang bersifat kimiawi, mekanik dan termik. Hasil perangsangan ini membuat bayi
akan mengalami perubahan metabolik, pernafasan, sirkulasi dan lain-lain.
1. Gangguan metabolisme karbohidrat
Oleh karena kadar gula darah tali-pusat yang 65mg/100ml akan menurun menjadi 50 mg/100ml
dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam
pertama setelah lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula darah

dapat mencapai 120mg/100ml. bila oleh karena sesuatu hal perubahan glukosa menjadi glikogen
meningkat atau adanya gangguan pada metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan neonatus, maka kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemi, misalnya
terdapat pada bayi BBLR ( Bayi Berat Lahir Rendah), bayi dari ibu menderita diabetes mellitus
dan lain-lain. (Budjang, 2002:253)
1. Gangguan umum
Sesaat sesudah lahir ia akan berada ditempat yang suhunya lebih rendah dari dalam kandungan
dan dalam keadaan basah. Bila didiamkan saja pada suhu kamar 250 C maka bayi akan
kehilangan panas melalui evaporasi, konversi dan radiasi sebanyak 200 kalori/ kg BB/menit.
Sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya sepersepuluh daripada yang
tersebut diatas, dalam waktu yang bersamaan. Hal ini akan menyebabkan penurunan suhu tubuh
sebanyak 20 C dalam waktu 15 menit. Kejadian ini sangat berbahaya untuk neonates terutama
BBLR, dan bayi asfiksia oleh karena mereka tidak sanggup mengimbangi penurunan suhu
tersebut dengan vasokontriksi, insulasi dan produksi panas yang dibuat sendiri. Akibat suhu
tubuh yang rendah metabolism jaringan akan meninggi dan asidosis yang ada (terdapat pada
semua neonatus) akan bertambah berat, sehingga kebutuhan oksigen pun akan
meningkat.hipotermi ini juga dapat menimbulkan hiperglikemia.bkehilangan panas dapat

dikurangi dengan mengatur suhu lingkungan (mengeringkan, membungkus badan dan kepala dan
kemudian letakkan di tempat yang hangat seperti pangkuan ibu, tempat tidur dengan botol-botol

hangat sekitar bayi atau dalam incubator dan dapat pula dibawah sorotan lampu). (Budjang,
2002:253-254)
1. Perubahan sistem pernafasan
Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik sesudah kelahiran.
Pernafasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal susunan saraf pusat dan perifer yang
dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya, seperti kemoreseptor karotid yang sangat peka
terhadap kekuranga oksigen; rangsangan hipoksemia, sentuhan dan perubahan suhu didala uterus
dan didalam uterus.
Semua ini menyebabkan perangsangan pusat pernafasan dalam otak yang melanjutkan
rangsangan tersebut untuk menggerakkan diafragma serta otot-otot pernafasan lainnya. Tekanan
rongga dada pada bayi pada waktu melalui jalan lahir pervaginam mengakibatkan bahwa paruparu, yang pada janin normal cukup bulan mengandung 80-100 ml cairan, kehilangan 1/3 dari
cairan ini.
Sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti dengan udara. Paru-paru berkembang, sehingga
rongga dada kembali pada bentuk semula. (Budjang, 2002: 254-255)
1. Perubahan system sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru,tekanan oksigen didalam alveoli meningkat. Sebaliknya,
tekanan karbon dioksida turun. Hal-hal tersebut mengakibatkan turunya resistensi pembuluhpembuluh darah paru sehingga aliran darah kea lat tersebut meningkat. Ini menyebabkan darah
dari arteri pumonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup. Dengan menciutnya
arteria dan vena umbilikalis dan kemudian dipotongnya tali pusat aliran darah dari plasenta
melalui vena kava inferior dan folamen ovale ke atrium kiri terhenti. Dengan diterimanya darah

oleh atrium kiri dari paru-paru, tekanan di atrium kiri menjadi lebih tinggi daripada tekanan di
atrium kanan; ini menyebabkan foramen ovale menutup. Sirkulasi janin sekarang berubah
menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu. (Budjang, 2002:255)
1. Perubahan lain
Alat-alat pencernaan, hati, ginjal dan alat-alat lain mulai berfungsi. (Budjang, 2002:255)
1. 3.

Kebutuhan Dasar BBL

Menurut APN, (2008) kebutuhan dasar bayi baru lahir, diantaranya :
1. a. Penilaian Awal
Untuk semua BBL, lakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan :

Sebelum bayi lahir :
1) Apakah kehamilan cukup bulan?
2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
Segera setelah bayi lahir, sambil meletakan bayi di atas kain bersih dan kering yang telah
disiapkan pada perut bawah ibu, segera lakukan penilaian berikut :
1) Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak mengap-mengap?
2) Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?

Dalam Bagan Alur Manajemen BBL dapat dilihat alur penatalaksanaan BBL mulai dari
persiapan, penilaian dan keputusan serta alternative tindakan apa yang sesuai dengan hasil
penilaian keadaan BBL. Untuk BBL cukup bulan dengan air ketuban jernih yang langsung
menagis atau bernapas spontan dan bergerak aktif cukup dilakukan manajemen BBL normal.
Jika bayi kurang bulan (1 jam setelah kelahiran.
1. 4.

Pemeriksaan Fisik BBL
1. a. Pemeriksaan

Dalam waktu 24 jam setelah bayi lahir lakukan pemeriksaan fisik pada bayi. Jika ditemukan
factor resiko atau masalah, petugas dapat meminta bantuan yang memang diperlukan. Rekam
dan catatlah hasil pengamatan setiap hasil pemeriksaan dan setiap tindakan yang diperlukan lebih
lanjut.
Tujuan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir

1) Mengidentifikasi riwayat kesehatan bayi
2) Mengobservasi karakteristik bayi
3) Memperkirakan usia gestasi
4) Mengkaji perilaku bayi

5) Mengkaji integritas neuromuscular
6) Mengidentifikasi masalah kesehatan
7) Merencanakan tindakan
8) Menggunakan hasil pengkajian untuk mengajarkan orang tua tentang bayinya.
(Mitayani, 2010:5)
1. b. Waktu pemeriksaan BBL
Table 2.22
Pemeriksaan BBL

Bayi lahir di fasilitas kesehatan
Baru lahirSetelah IMD, pemberian
vitamin K1 dan salep/tetes mata
antibiotika.
Usia 6-12 jam

Bayi lahir di rumah
Baru lahirSetelah IMD,
pemberian vitamin K1 dan
salep/tetes mata antibiotika
Sebelum bidan meninggalkan

bayi
Dalam 1 minggu pasca lahir, dianjurkan Dalam 1 minggu pasca lahir,
dalam 2-3 hari
dalam 2-3 lahir
Selanjutnya mengikuti buku KIA
(APN, 2008:136)
1. c. Pemeriksaan fisik
Langkah-langkah dalam pemeriksaan fisik pada bayi :
1)

Pemeriksaan umum

Pengukuran antropometri yaitu pengukuran lingkar kepala yang dalam keadaan normal berkisar
33-35 cm, lingkar dada 30,5-33 cm, panjang badan 45-50 cm, berat badan bayi 2500-4500 gram.

2)

Pemeriksaan tanda-tanda vital

Suhu tubuh, nadi, pernafasan bayi baru lahir bervariasi dalam berespon terhadap lingkungan.

a)

Suhu bayi

Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara 36,5-37,50 C pada pengukuran diaxila.
b)

Nadi

Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120-140 kali permenit.

c)

Pernafasan

Pernafasan pada bayi baru lahir tidak teratur kedalaman, kecepatan, iramanya. Pernafasannya
bervariasi dari 30 sampai 60 kali permenit.
d) Tekanan darah
Tekanan darah bayi baru lahir rendah dan sulit untuk di ukur secara akurat. Rata-rata tekanan
darah pada waktu lahir adalah 80/64 mmHg.

3)

Pemeriksaan fisik secara sistematis (head to too)

Pemeriksaan fisik secara sistematis pada bayi baru lahir di mulai dari:
a) Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan tampilannya normal. Sutura yang
berjarak lebar mengidentifikasikan yang preterm, moulding yang buruk atau hidrosefalus. Pada
kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang tindih yang disebut
moulding atau moulase. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat
prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrosefali. Jika
fontanel menonjol, hal ini diakibatkanpeningkatan tekanan intakranial, sedangkan yang cekung
dapat terjadi akibat dehidrasi.
Periksa adanya trauma kelahiran misalnya : caput suksedaneum, sefalhematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak. Perhatikan adanya kelainan congenital
seperti :anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya.
b) Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah
matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagian atas.


Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada
bayi yang mengalami sindrom tertentu (Pierre-robin). Perhatikan adanya kulit tambahan atau
aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas ginjal.
c)

Mata

Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna. Periksa adanya
glaucoma congenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan
pada kornea. Katarak congenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus
tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat
mengindikasikan adanya defek retina.
Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina, adanya secret pada
mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmiadan menyebabkan
kebutaan. Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down.
d)

Hidung atau mulut

Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus rata dan simetris.bibir dipastikan tidak

adanya sumbing dan langit-langit harus tertutup. Reflek hisaf bayi harus bagus, dan berespon
terhadap rangsangan. Kaji benttuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih
2,5 cm.
Bayi harus bernafas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan adanya
obstruksi jalan nafas karena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang
menonjol ke nasofaring.
e)

Leher

Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal. Leher berselaput berhubungan
dengan abnormalitas kromosom. Periksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika
terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher. Periksa adanya trauma
leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis.lakukan perabaan untuk
mengidentifikasi adanya pembengkakan.
Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis. Adanya lipatan kulit yang
berlebihan dibagian belakang leher menunjukan adanya kemungkinan trisomi 21.
f)

Dada


Kontur dan simetrisitas dada normalnya adalah bulat dan simetris. Payudara baik pada laki-laki
maupun perempuan terlihat membesar.karena pengaruh hormone wanita dari darah ibu. Periksa
kesimetrisan gerakan dada saat bernafas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami
pneumotorik, paresis diafragma atau hernia diafragmatika.pernafasan yang normal dinding dada
dan abdomen bergerak secara bersamaan. Tarikan sternum atau interkostal pada saat bernafas
perlu diperhatikan.

g)

Bahu, lengan dan tangan

Gerakan normal, kedua lengan harus bebas gerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya
kerusakan neurologis atau fraktur. Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya plidaktili atau sidaktili.
Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu buah berkaitan dengan
abnormalitas kromosom, seperti trisomi 21. Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat
terinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan luka dn perdarahan.
h)

Perut

Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat pada saat menagis, perdarahan tali pusat. Perut hrus tampak
bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat beernafas. Kaji adanya
pembengkakan, jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika, perut yang
membuncit kemungkinan karena hepato- splenomegali atau tumor lainnya. Jika perut kembung
kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau duktus omfaloentriskus persisten.
i)

Kelamin

Pada wanita labia minora dapat ditemukan adanya vrniks dan smegma (kelenjar kecil yang
terletak dibawah prepusium mensekresi bahan yang seperti keju) pada lekukan. Labia mayora
normalnya menutupi labia minora dan klitoris. Klitoris normalnya menonjol. Menstruasi palsu
kadang ditemukan, diduga pengaruh hormon ibu disebut juga psedomenstruasi, normalnya
terdapat umbai hymen. Pada bayi laki-laki rugae normalnya tampak pada skrotum dan kedua
testis turun kedalam skrotum. Meatus urinarius normalnya terletak pada ujung glands penis.
Epispadia adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan kondisi meatus berada dipermukaan
dorsal. Hipospadia untuk menjelaskan kondisi meatus berada dipermukaan ventral penis.
j)

Ekstermitas atas dan bawah

Ekstermitas bagian atas normalnya fleksi ddengan baik dengan gerakan yang simetris. Refleks
menggengam normalnya ada. Kelemahan otot parsial atau komlet dapat menandakan trauma
pada pleksus brakhialis. Nadi brakhialis normalnya ada. Ekstermitas bagian bawah normalnya
pendek, bengkok dan fleksi dengan baik. Nadi femoralis dan pedis normalnya ada.
k)

Punggung

Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti
spina bifida, pembengkakan atau cekungan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat
menunjukan adanya abnormalitas medulla spinalis atau kolumna vertebrata.
l)

Kulit

Verniks ( tidak perlu dibersihkan karena untuk menjaga kehangatan tubuh bayi), warna,
pembengkakan atau bercak-bercak hitam, tanda-tanda lahir. Perhatikan adanya lanugo, jumlah
yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan.

m) Refleks
Refleks berkedip, batuk, bersin, dan muntah ada pada waktu lahir dan tetap tidak berubah
samapai dewasa. Beberapa refleks lain normalnya ada waktu lahir, yang menunjukan imaturitas
neurologis, refleks-refleks tersebut akan hilang pada tahun pertama. Tidak adanya refleks-refleks
ini menandakan masalah neurologis yang serius.
(Mitayani,2010:5-11)
1. 5.

Tanda Bahaya BBL

Menurut Saifuddin, 2006: 139 semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda- tanda kegawatan
atau kelainan menunjukan suatu penyakit. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai
salah satu atau beberapa tanda – tanda berikut.
1. Sesak nafas.
2. Frekwensi pernapasan 60 kali/menit.
3. Gerakan retraksi di dada.
4. Malas minum.
5. Panas atau suhu badan bayi rendah.
6. Gerakan Kurang aktif.
7. Berat badan lahir rendah (1500-2500 gram)
8. Tanda – tanda bayi sakit berat.
9. Sulit minum
10. Sianosis sentral (lidah biru)
11. Perut kembung
12. Periode apneu
m. Kejang/periode kejang – kejang kecil
1. Merintih
2. Perdarahan tali pusat
3. Sangat kuning

4. Berat badan Lahir < 1500 gram.
Tabel 2.23
Tanda – tanda bahaya bayi baru lahir
Tanda-tanda Bahaya Yang Harus Diwaspadai Pada Bayi Baru Lahir
©
Pernapasan – sulit atau lebih dari 60 kali permenit.©
Kehangatan – terlalu panas (>38 atau terlalu dingin < 36 derajat celcius).
©
Warna – kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat,
memar.
©
Pemberian makan – hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak
muntah.
©

Tali pusat – merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah.

©
Infeksi – suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan (nanah),
bau busuk, pernapasan sulit.
©
Tinja/kemih – tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering,
hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja.
©
Aktivitas – menggigil, atau tangis tidak biasa, sangat mudah
tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus,
tidak bisa tenang, menangis terus menerus.

(Prawirohardjo, 2006)
1. 6.

Imunisasi

Jenis – Jenis Imunisasi Pada Bayi

Jenis
Imunisasi

Manfaat

Mencegah penyakit
Hepatitis B hepatitis B yang
menyerang hati
(liver); berakhir
menjadi sirosis (hati
menciut ) dan kanker
hati

Waktu
pemberian

Catatan
Tempat
pemberian

Diberikan
Disuntikan di
pada waktu paha
12 jam setelah
lahir,
dilanjutkan
pada umur 1
dan 3-6 bulan.



Diberikan
tanpa
memandang
status ibu
(pernah

Interval dosis
minimal 4
minggu.

terinfeksi atau
belum).


Polio

BCG

DPT

Mencegah terkena
polio
(poliomyelitis)yang
menyebabkan anak
lumpuh (kebanyakan
mengenai satu kaki
tetapi bisa juga
terkena kedua
kakinnya).

Diberikan
Di teteskan di
saat
mulut.
kunjungan
Diberikan 3
pertama.
kali dalam
Untuk bayi selang waktu
yang lahir
6-8 minggu
dirumah
bersalin OPV
(Oral Polio
Vaksin)
diberikan saat
bayi di
pulangkan
(untuk
menghindari
transmisi
virus vaksin
kepada bayi
lain)
Mencegah penyakit Diberikan
Disuntikan
TBC ( tuberkulosis) sejak lahir.
dilengan atas
Jika umur
lebih dari 3
bulan harus
dilakukan uji
tuberkulin
terlebih
dahulu. BCG
diberikan jika
uji negatif.
Mencegah penyakit Usia bayi 2 Disuntikan di
difteri, pertusis dan bulan, dengan paha atau di
tetanus
selang waktu lengan
4 minggu
untuk DPT
berikutnya

Tak ada obat
spesifik untuk
menangani
penyakit ini.

Penyakit ini sangat
menular dan tidak
ada obatnya

Umumnya
menyerang paruparu. Tapi pada anakanak, penyakit ini
dapat menjalar ke
otak, kelenjar, tulang
dan menimbulkan
komplikasi.

Bayi menjadi
demam, gelisah, dan
sedikit rewel

Campak

Kekebalan terhadap Usia 9 bulan. Disuntikan
campak
dilengan.

Bayi menjadi
demam.

(Mitayani, 2010 : 54-55)

Tabel 2.24
Jadwal imunisasi

Jenis
imunisasi

Guna

Umur Pemberian Vaksinasi
Bulan
Tahun
LHR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 6 7 8 9

Pencegahan
TBC
Hepatitis B Hepatitis B
0
Polio1
1
Polio 2
polio
Polio 3
Polio 4
DPT
COMBO 1
Dipteri,
DPT
pertusis, tetanus
COMBO 2
dan hepatitis B
DPT
COMBO 3
CAMPAK Campak
Dipteri dan
DT
tetanus
TT
Tetanus toxoid
BCG

1 2 3
2
3
4
1
2
3
1

2
1
1 2

Bookleat “ Nestle Dancow ‘Paspor Si Kecil “, 2008
7. Diagnosa BBL
Diagnosis bayi baru lahir pada dasarnya berguna untuk mencari atau mendeteksi sedini mungkin
adanya kelainan pada janin. Kegagalan untuk mendeteksi kelainan janin dapat menimbulkan
masalah pada jam-jam pertama kehidupan bayi diluar rahim. Dengan mengetahuikelainan pada
janin dapat membantu untuk mengambil tindakan serta memberikan asuhan keperwatan yang
tepat sehingga dapat membantu bayi baru lahir sehat untuk tetap sehat sejak awal kehidupannya.

Umumnya penilaian pada bayi baru lahir dipakai nilai APGAR (APGAR SCORE). Pertemuan
SAREC di swedia tahun 1985 menganjurkan penggunaan parameter penilaian bayi baru lahir
dengan cara sederhana yang disebut nilai SIGTUNA (SIGTUNA Score) sesuai dengan nama
tempat terjadi konsensus. Penilaian cara ini terutama untuk tingkat pelayanan kesehatan dasar
karena hanya menilai dua parameter yang essensial.
Cara menetapkan nilai SIGTUNA
Yang dinilai
2
1
0
pernafasan
teratur
Megap-megap Tidak ada
Denyut jantung >100/menit

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis korelasi antara lama penggunaan pil KB kombinasi dan tingkat keparahan gingivitas pada wanita pengguna PIL KB kombinasi di wilayah kerja Puskesmas Sumbersari Jember

11 241 64

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Hubungan Antara Kepercayaan Diri DenganMotivasi Berprestasi Remaja Panti Asuhan

17 116 2

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22