Arahan Penempatan Lokasi Sekolah Menenga
I.
Judul Jurnal :
Arahan Penempatan Lokasi Sekolah Menengah Pertama
Berdasarkan Karakteristik Wilayah di Kabupaten Rembang.
Disusun oleh :
Mardi, Eko Budi Santoso, Endang Titi Sunarti
JURNAL PENATAAN RUANG, Vol. 3. No. 2 Januari 2009
II.
Pendahuluan
Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah
dengan mewajibkan pendidikan dasar 9 tahun. Dengan adanya kebijakan tersebut
konsekuensinya adalah pemerintah juga harus menyediakan fasilitas pendidikan
yang memadai agar semua masyarakat yang menjadi sasaran pelayanan pendidikan
dasar dapat menikmati penyediaan fasilitas pendidikan tersebut khususnya
membangun Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pemda Kebupaten Rembang
membangun SMP baru yang dikenal dengan nama SMP Satu Atam yang berisikan 6
kelas di wilayah pedesaan.
Pada tahun 2005 sampai tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Rembang telah
membangun 6 unit SMP baru yang tersebar di beberapa wilayah perdesaan. Namun
perkembangan jumlah siswa dan tingkat okupansi dari SMP-SMP baru tersebut
masih rendah, rata-rata baru sekitar 54,5%. Bahkan keberadaan beberapa SMP
baru juga menyebabkan menurunnya jumlah siswa pada SMP yang berdekatan.
Sehingga terdapat ruang kelas tidak terisi oleh siswa baik di SMP baru maupun di
SMP yang berdekatan, Sedangkan di beberapa tempat lain terdapat kondisi yang
berbeda. Masih banyak anak lulusan SD yang tidak tertampung di SMP karena daya
tampung SMP di tempat tersebut sangat terbatas. Anak-anak yang tidak tertampung
terpaksa tidak bersekolah karena tidak ada SMP lain di sekitar lokasi tempat tinggal
yang dapat menampung mereka.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian, yaitu distribusi
penempatan lokasi SMP di Kabupaten Rembang tidak sesuai dengan persebaran
lulusan SD yang belum terlayani pendidikan SMP. Sesuai dengan permasalahan
tersebut, disadari bahwa penentuan lokasi untuk menernpatkan unit SMP baru
merupakan hal yang sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan
arahan penempatan lokasi SMP yang sesuai dengan karakteristik wilayah
Kabupaten Rembang, yang diharapkan menjadi salah satu solusi efektif dalam
pendistribusian prasarana pendidikan. Untuk rnerumuskan arahan penempatan
lokasi SMP dilakukan melalui tiga sasaran, yaitu menentukan faktor-faktor prioritas
dalam menempati lokasi SMP, menentukan wilayah-wilayah prioritas yang perlu
penambahan unit SMP, dan menentukan lokasi-lokasi untuk menempatkan SMP.
III.
Konsep Dasar Teori Lokasi
Untuk dapat memberikan jangkauan yang maksimal pada masyarakat maka
penentuan lokasi Sekolah Menengah Pertama angatlah penting. Teori dan konsep
yang dikaji untuk menghasilkan variabel penelitian ini adalah teori lokasi, konsep
infrastruktur sosial, fasilitas umum, dan lokasi sekolah. Dari hasil kajian pustaka
diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh dalam penempatan lokasi SMP terdapat
pada Tabel 1.
Tabel I. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penempatan lokasi SMP
Sumber
Kajian dan
Faktor-faktor
Jarak optimum
beberapa
Harga lahan
teori lokasi (Von
Jumlah penduduk
Thunen, Weber,
Jaringan jalan
Losch,
Angkutan Umum
Model Gravitasi)
Chiara dan
Aglomerasi (persebaran sekolah)
Koppelman
(1976)
Komaruddin
(1999)
Departemen
Pendidikan
Nasional
(2005)
Jumlah penduduk
Jarak SMP dengan SD-SD di
sekitarnya
Jarak SMP dengan SMP yang lain
Jarak SMP dengan permukiman
Letak
Kelayakan (luas untuk masa
sekarang
dan kemungkinan perluasan di masa
datang)
Pertimbangan keuangan
Faktor-faktor fisik
Harus dihindari tanah yang subur/
beririgasi teknis
Jumlah Penduduk
Jumlah lulusan SD
Jumlah SMP
Kondisi fisik lahan tidak rawan
bencana
Peruntukan lahan sesuai RTRW
Memiliki status hak atas tanah
Klasifikasi faktor
Faktor-faktor yang
berpengaruh dalam
penempatan lokasi SMP hasil
kajian dari beberapa
literature tersebut,
diklasifikasikan menjadi 5
faktor, yaitu:
1. Faktor Jarak
2. Faktor Penduduk
3. Faktor Transportasi
4. Faktor Lahan
5. Faktor Distribusi Sekolah
Departemen
Pekerjaan
Umum (1987)
IV.
Jumlah penduduk
Jumlah SD
Jarak SMP dengan Permukiman
Alasan Pemilihan Lokasi
Salah satu alasan pemilihan lokasi di Kabupaten Rembang adalah karena
banyaknya anak-anak di Kabupaten tersebut yang tidak bersekolah karena tidak
adanya fasilitas pendidikan yang dekat dengan tempat tinggal mereka. Maka dari itu
penulis memilih lokasi ini untuk menjadikan penelitian agar penulis dapat meghitung
serta memperkirakan dimana dan berapa sekolah yang dibutuhkan oleh masyarakat
Kabupaten Rembang.
V.
Faktor-faktor Lokasi
Penentuan lokasi SMP difokuskan pada delapan wllayah kecamatan yang
menjadi prioritas penambahan unit SMP. Analisis penentuan lokasi SMP di masingmasing wilayah kecamatan prioritas dilakukan menggunakan metode Land Suitability
Analysis dengan beberapa tahapan, yaitu penentuan nilai kelayakan, penentuan
bobot masing-masing kriteria, penentuan klasifikasi derajat kelayakan, penilaian
terhadap kondisi eksisting, perhitungan nilai untuk menentukan derajat kelayakan,
dan pemetaan hasil dalam bentuk spasial. Besamya bobot untuk masing-masing
kriteria adalah nilai bobot yang diperoleh masingmasing kriteria dan hasil analisis
dengan menggunakan metode AHP. Nilal bobot disederhanakan dengan cara
dikalikan 10 dan menggunakan pecahan desimal 2 angka di belakang koma.
Berdasarkan kriteria kelayakan dilakukan penilaian terhadap kondisi eksisting
masing-masing lokasi di delapan wilayah kecamatan. Selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai dan masing-masing lokasi untuk menentukan derajat kelayakan dan
masing-masing lokasi tersebut. Dari rangkaian kegiatan analisis menggunakan
metode Land Suitability Analysis, diperoleh beberapa lokasi yang layak untuk
menempatkan SMP.
VI.
Implikasi Terhadap Teori yang Dipilih
Teori yang digunakan dalam penempatan lokasi ini adalah teori Losch yang
mana teori losch didasarkan pada permintaan. Sehingga dalam teori ini lokasi
optimal Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu apabila dapat menguasai daerah
tersebut yang kemudian berdampak positif pada daerah tersebut. Bagaimana
keterkaitannya? Di Kabupaten Rembang ini akan dibangun beberapa Sekolah
Menengah Pertama dengan Teori Losch karena di Kabupaten Rembang tersebut
banyak masyarakat yang dengan jenjang usia pendidikan tidak mengenyam sekolah
karena jarak sekolah jauh dari permukiman mereka. Maka dengan adanya teori ini
Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Rembang yang belum terjaman oleh fasilitas
pendidikan dapat segera dibangun fasilitas pendidikan tersebut.
VII.
Lesson Learned
Dari penjelasan yang ada diatas serta penjelasan jurnal ABSTRAK
Distribusi penempatan lokasi SMP yang tidak terencana dengan baik
menyebabkan terjadinya ketimpangan pelayanan pendidikan SMP antar wilayah di
Kabupaten Rembang. Oleh sebab itu perlu dirumuskan arahan penempatan lokasi
SMP sebagal salah satu solusi efektif dalam pendistribusian lokasi SMP. Penelitian
diawali dengan melakukan kajian pustaka untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
berpengaruh dalam penempatan lokasi SMP salah satunya adalah dengan teori
Losch.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor prioritas dalam penempatan
lokasi SMP di Kabupaten Rembang adalah faktor penduduk dan faktor distribusi
sekolah. Sedangkan criteria prioritas adalah jumlah lulusan SD dan jumlah SMP.
Wilayah prioritas penambahan unit SMP di Kabupaten Rembang, yaitu Kecamatan
Sarang, Kragan, Sedan, Kaliori, Sale, Gunem, Bulu dan Sluke. Arahan lokasi untuk
penempatan SMP di Kabupaten Rembang, yaitu di Babaktulung (kecamatan
Sarang); Woro (kecamatan Kragan); Dadapan, Sedan dan Mojosari (kecamatan
Sedan); Sambiyan (kecamatan Kalion); Tahunan (kecamatan Sale); Gunem
(kecamatan Gunem); Pasedan (kecamatan Bulu); dan Manggar (kecamatan Sluke).
CRITICAL REVIEW
“ARAHAN PENEMPATAN LOKASI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH DI
KABUPATEN REMBANG”
OLEH :
ASTARINA CLEOSA DAMAYANTI
3613100056
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2015
Judul Jurnal :
Arahan Penempatan Lokasi Sekolah Menengah Pertama
Berdasarkan Karakteristik Wilayah di Kabupaten Rembang.
Disusun oleh :
Mardi, Eko Budi Santoso, Endang Titi Sunarti
JURNAL PENATAAN RUANG, Vol. 3. No. 2 Januari 2009
II.
Pendahuluan
Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah
dengan mewajibkan pendidikan dasar 9 tahun. Dengan adanya kebijakan tersebut
konsekuensinya adalah pemerintah juga harus menyediakan fasilitas pendidikan
yang memadai agar semua masyarakat yang menjadi sasaran pelayanan pendidikan
dasar dapat menikmati penyediaan fasilitas pendidikan tersebut khususnya
membangun Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pemda Kebupaten Rembang
membangun SMP baru yang dikenal dengan nama SMP Satu Atam yang berisikan 6
kelas di wilayah pedesaan.
Pada tahun 2005 sampai tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Rembang telah
membangun 6 unit SMP baru yang tersebar di beberapa wilayah perdesaan. Namun
perkembangan jumlah siswa dan tingkat okupansi dari SMP-SMP baru tersebut
masih rendah, rata-rata baru sekitar 54,5%. Bahkan keberadaan beberapa SMP
baru juga menyebabkan menurunnya jumlah siswa pada SMP yang berdekatan.
Sehingga terdapat ruang kelas tidak terisi oleh siswa baik di SMP baru maupun di
SMP yang berdekatan, Sedangkan di beberapa tempat lain terdapat kondisi yang
berbeda. Masih banyak anak lulusan SD yang tidak tertampung di SMP karena daya
tampung SMP di tempat tersebut sangat terbatas. Anak-anak yang tidak tertampung
terpaksa tidak bersekolah karena tidak ada SMP lain di sekitar lokasi tempat tinggal
yang dapat menampung mereka.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian, yaitu distribusi
penempatan lokasi SMP di Kabupaten Rembang tidak sesuai dengan persebaran
lulusan SD yang belum terlayani pendidikan SMP. Sesuai dengan permasalahan
tersebut, disadari bahwa penentuan lokasi untuk menernpatkan unit SMP baru
merupakan hal yang sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan
arahan penempatan lokasi SMP yang sesuai dengan karakteristik wilayah
Kabupaten Rembang, yang diharapkan menjadi salah satu solusi efektif dalam
pendistribusian prasarana pendidikan. Untuk rnerumuskan arahan penempatan
lokasi SMP dilakukan melalui tiga sasaran, yaitu menentukan faktor-faktor prioritas
dalam menempati lokasi SMP, menentukan wilayah-wilayah prioritas yang perlu
penambahan unit SMP, dan menentukan lokasi-lokasi untuk menempatkan SMP.
III.
Konsep Dasar Teori Lokasi
Untuk dapat memberikan jangkauan yang maksimal pada masyarakat maka
penentuan lokasi Sekolah Menengah Pertama angatlah penting. Teori dan konsep
yang dikaji untuk menghasilkan variabel penelitian ini adalah teori lokasi, konsep
infrastruktur sosial, fasilitas umum, dan lokasi sekolah. Dari hasil kajian pustaka
diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh dalam penempatan lokasi SMP terdapat
pada Tabel 1.
Tabel I. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penempatan lokasi SMP
Sumber
Kajian dan
Faktor-faktor
Jarak optimum
beberapa
Harga lahan
teori lokasi (Von
Jumlah penduduk
Thunen, Weber,
Jaringan jalan
Losch,
Angkutan Umum
Model Gravitasi)
Chiara dan
Aglomerasi (persebaran sekolah)
Koppelman
(1976)
Komaruddin
(1999)
Departemen
Pendidikan
Nasional
(2005)
Jumlah penduduk
Jarak SMP dengan SD-SD di
sekitarnya
Jarak SMP dengan SMP yang lain
Jarak SMP dengan permukiman
Letak
Kelayakan (luas untuk masa
sekarang
dan kemungkinan perluasan di masa
datang)
Pertimbangan keuangan
Faktor-faktor fisik
Harus dihindari tanah yang subur/
beririgasi teknis
Jumlah Penduduk
Jumlah lulusan SD
Jumlah SMP
Kondisi fisik lahan tidak rawan
bencana
Peruntukan lahan sesuai RTRW
Memiliki status hak atas tanah
Klasifikasi faktor
Faktor-faktor yang
berpengaruh dalam
penempatan lokasi SMP hasil
kajian dari beberapa
literature tersebut,
diklasifikasikan menjadi 5
faktor, yaitu:
1. Faktor Jarak
2. Faktor Penduduk
3. Faktor Transportasi
4. Faktor Lahan
5. Faktor Distribusi Sekolah
Departemen
Pekerjaan
Umum (1987)
IV.
Jumlah penduduk
Jumlah SD
Jarak SMP dengan Permukiman
Alasan Pemilihan Lokasi
Salah satu alasan pemilihan lokasi di Kabupaten Rembang adalah karena
banyaknya anak-anak di Kabupaten tersebut yang tidak bersekolah karena tidak
adanya fasilitas pendidikan yang dekat dengan tempat tinggal mereka. Maka dari itu
penulis memilih lokasi ini untuk menjadikan penelitian agar penulis dapat meghitung
serta memperkirakan dimana dan berapa sekolah yang dibutuhkan oleh masyarakat
Kabupaten Rembang.
V.
Faktor-faktor Lokasi
Penentuan lokasi SMP difokuskan pada delapan wllayah kecamatan yang
menjadi prioritas penambahan unit SMP. Analisis penentuan lokasi SMP di masingmasing wilayah kecamatan prioritas dilakukan menggunakan metode Land Suitability
Analysis dengan beberapa tahapan, yaitu penentuan nilai kelayakan, penentuan
bobot masing-masing kriteria, penentuan klasifikasi derajat kelayakan, penilaian
terhadap kondisi eksisting, perhitungan nilai untuk menentukan derajat kelayakan,
dan pemetaan hasil dalam bentuk spasial. Besamya bobot untuk masing-masing
kriteria adalah nilai bobot yang diperoleh masingmasing kriteria dan hasil analisis
dengan menggunakan metode AHP. Nilal bobot disederhanakan dengan cara
dikalikan 10 dan menggunakan pecahan desimal 2 angka di belakang koma.
Berdasarkan kriteria kelayakan dilakukan penilaian terhadap kondisi eksisting
masing-masing lokasi di delapan wilayah kecamatan. Selanjutnya dilakukan
perhitungan nilai dan masing-masing lokasi untuk menentukan derajat kelayakan dan
masing-masing lokasi tersebut. Dari rangkaian kegiatan analisis menggunakan
metode Land Suitability Analysis, diperoleh beberapa lokasi yang layak untuk
menempatkan SMP.
VI.
Implikasi Terhadap Teori yang Dipilih
Teori yang digunakan dalam penempatan lokasi ini adalah teori Losch yang
mana teori losch didasarkan pada permintaan. Sehingga dalam teori ini lokasi
optimal Sekolah Menengah Pertama (SMP) yaitu apabila dapat menguasai daerah
tersebut yang kemudian berdampak positif pada daerah tersebut. Bagaimana
keterkaitannya? Di Kabupaten Rembang ini akan dibangun beberapa Sekolah
Menengah Pertama dengan Teori Losch karena di Kabupaten Rembang tersebut
banyak masyarakat yang dengan jenjang usia pendidikan tidak mengenyam sekolah
karena jarak sekolah jauh dari permukiman mereka. Maka dengan adanya teori ini
Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Rembang yang belum terjaman oleh fasilitas
pendidikan dapat segera dibangun fasilitas pendidikan tersebut.
VII.
Lesson Learned
Dari penjelasan yang ada diatas serta penjelasan jurnal ABSTRAK
Distribusi penempatan lokasi SMP yang tidak terencana dengan baik
menyebabkan terjadinya ketimpangan pelayanan pendidikan SMP antar wilayah di
Kabupaten Rembang. Oleh sebab itu perlu dirumuskan arahan penempatan lokasi
SMP sebagal salah satu solusi efektif dalam pendistribusian lokasi SMP. Penelitian
diawali dengan melakukan kajian pustaka untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang
berpengaruh dalam penempatan lokasi SMP salah satunya adalah dengan teori
Losch.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor prioritas dalam penempatan
lokasi SMP di Kabupaten Rembang adalah faktor penduduk dan faktor distribusi
sekolah. Sedangkan criteria prioritas adalah jumlah lulusan SD dan jumlah SMP.
Wilayah prioritas penambahan unit SMP di Kabupaten Rembang, yaitu Kecamatan
Sarang, Kragan, Sedan, Kaliori, Sale, Gunem, Bulu dan Sluke. Arahan lokasi untuk
penempatan SMP di Kabupaten Rembang, yaitu di Babaktulung (kecamatan
Sarang); Woro (kecamatan Kragan); Dadapan, Sedan dan Mojosari (kecamatan
Sedan); Sambiyan (kecamatan Kalion); Tahunan (kecamatan Sale); Gunem
(kecamatan Gunem); Pasedan (kecamatan Bulu); dan Manggar (kecamatan Sluke).
CRITICAL REVIEW
“ARAHAN PENEMPATAN LOKASI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA BERDASARKAN KARAKTERISTIK WILAYAH DI
KABUPATEN REMBANG”
OLEH :
ASTARINA CLEOSA DAMAYANTI
3613100056
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2015