AHLI WARIS PENGGANTI cucu perempuan
A.
Hukum waris islam tentang ahli waris
Dalam hukum islam ada 3 unsur
pewaris yaitu orang yang meninggal dunia dan meninggalkan harta kekeyaan
ahli waris yaitu sekalian orang yang menjadi mawaris dimana orang ini berhak
menerima dan menuntut harta warisan yang di tinggalkan pewaris
dan harta warisan yaitu harta kekayaan dalam bentuk apapun yang bernilai
economis yang di tinggalkan oleh pewaris
Dalam hukum islam pun dikenal beberapa asas yang digunakan dalam hukum islam
antara lain ;
warisan harus karena kematian dimana pewaris meninggal atau meninngalkan
rumah tanpa kabar ( untuk di indonesia ketetapannya diatur yang jangka
waktunya telah di atur dalam undang- undang )
individual dimana warisan dibagikan terhadap perseorang bukan kelombok
atau bukan dari slah satu tapi semua anak memilik hak secara masing-masing
atas harta peninggalan
Bilatteral dimana yang menjadi ahli waris anak perempuan dan laki-laki tidak
dibedakan semua tetap berhak menjadi ahli waris
Keadilan berimbang dimana keadilan tersebut telah di tentukan atau dengan
kata lain telah ditetapkan dalam kitab suci alquran atas pembagiannya
Ijbar adalah salah satu asas khus dalam mewarisan dalam hukum islam dimana
pewarisan harta berlaku dengan sendirinnya sesuai yang telah allah tetapkan
dalam al-Qur”an
Dasar mewaris atau sumber nya dalam hukum islam ;
1. Al- Qur”an dalam kitab suci umat islam ini telah tercantum ketetapan dalam
dan tuk pembagian untuk ahli waris : Qs.IV ; 7 . Qs IV ;11 , Qs IV; 12, Qs IV ;
AHLI WARIS PENGGANTI 1
176
2. Hadist atau kita kenal adalah sabda , perilaku dan perbuatan rasul yang mana
aturan ini menjadi acuan jika dalam al-Qur”an belum jelas atas keterangannya
yang menjadi kan dasar untuk memecahkan permasalahan
3. Ijtihad para ulama Yitu pendapat para ulama yang bertujuan untuk
menerangkan dan menafsirkan dalil untuk memperjelas dan jika blum di atur
secara jelas pendapat ulama lah yang menjadi acuan
Di indonesia tentang mewaris telah diataur dalam Kompilasi Hukum Islam
Indonesia dan untuk Ahli waris khus di atur dalam Bab II ; pasal 172 – 175
Untuk menentukan ahli waris menurut hukum islam ada 3 yaitu :
1. Karena hubungan sedarah dimana ahli waris merupakan anak kandung atau
garis keturunan kesamping , kebawah , atau keatas Qs 4:7
2. Karena Hubungan Perkawinan yaitu suami atau istri yang hidup terlama
selama masaperkawinan berlangsung . Qs 4 : 12
3. Karena tauban seperjanjian diaman merupakan perwujudan kebebasan setiap
orang melakukan perjanjian dengan siapapun termasuk perjanjian saling
mewaris walaupun bukan saudara sedarah hal ini jatuhnya karna wasiat
Dalam hukum islam adanya pengaturan golongan ahli waris ;
1. anak , istri atau suami yang hidup terlama
2. ayah , ibu ,
3. saudara kesamping atau garis keturunan kebawah
Tahapan golongan itu jika ada maka menutup golongan kebawah dan
bagiannya telah di tetapkan dalam alquran antara lain ;
Bagian anak
laki-laki adalam dalam bagian dzauwul qqrabat yaitu harta penghabisan setelah
di bagi kepada yang nasobnya hitungannya telah di tetapkan ,, dan
untuk anak perempuan ½ jika ia anak semata wayang , atau bagiannya 2/3
secara bersama-sama jika anaknya perempuannya lebih dari 1 ,
Bagian untuk orang tua ;
ayah dan ibu mendapatkan 1/6 dari harta warisannya jika pewaris tidak
memiliki anak maka ibu dan ayah dapat
jika pewaris tidak memiliki istri dan anak maka bagian ibu 1/3 dari harta
pewaris dan bagiannya Ayah adalah Dzawul Qarabat yaitu bagian harta
penghabisannya .
Bagian untuk janda atau duda ;
dan untuk istri yang tidak memiliki anak maka bagiannya ¼ jika tidak
memiliki anak jika memiliki anak maka 1/8 bagiannya
dan untuk suami yang hidup terlama baginnya ½ jika tidak memiliki anak dan
¼ jika memiliki anak
Saudara mendapat bagian dari harta waris jika si pewaris tidak memiliki anak atau
bapak atau kita kenal dengan mati kalalah ( mati punah )
B.
Latar belakang Ahli Waris Pengganti
Kompilasi Hukum Islam (KHI) adalah kesepakatan para Ulama dan
Perguruan Tinggi berdasarkan Inpres No. 1/1991 yang isinya berupa perintah kepada
Menteri Agama untuk menyebar luaskan KHI, bukan instruksi supaya dijadikan
sebagai hukum terapan bagi Pengadilan Agama, sedangkan Prof. Bustanul Arifin
mempertahankan mati-matian sebagai hukum terapan bagi Pengadilan Agama dan
nyatanya tetap berlaku sampai sekarang.
Setelah 20 tahun KHI diterapkan sebagai hukum materiil bagi Pengadilan Agama,
ternyata masih saja ada yang mempersoalkan legitimasi KHI. Diantaranya Dr.
Habiburrahman dengan alasan bahwa KHI illegal karena khususnya bab hukum waris
mestinya menurut SK seharusnya ditangani Wasit Aulawi dan KH. Azhar Basyir,
AHLI WARIS PENGGANTI 3
ternyata mereka berdua tidak tahu menahu dan secara tiba-tiba muncullah Buku II
Tentang Hukum Kewarisan terutama pasal Pasal 185 KHI tentang ahli waris
pengganti yang didalamnya banyak terdapat pemikiran-pemikiran Prof. Hazairin
yang pola pikirnya lebih dekat kepada pemikiran orientalis dari pada seorang muslim.
C.
Ahli Waris Pengganti
Salah satu konsep pembaharuan Hukum Kewarisan Islam Indonesia dalam
1
Kompilasi Hukum Islam (KHI) adalah diberikannya hak seorang ahli waris yang
telah meninggal dunia kepada keturunannya yang masih hidup. Aturan ini tercantum
dalam Pasal 185 KHI yang bunyi lengkapnya adalah sebagai berikut:
Ahli waris yang meninggal dunia lebih dahulu dari pada si pewaris, maka kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka yang tersebut dalam Pasal 173.
Bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris yang
sederajat dengan yang diganti.
Mengganti kedudukan orang tua yang meninggal dunia tersebut selanjutnya
disebut ahli waris pengganti. Ketentuan semacam ini tidak dijumpai dalam fikih
empat madhab, akan tetapi merupakan adopsi dari hukum waris Islam Pakistan.
dimana ahli waris pengganti itu hanyalah cucu saja.
Setelah masalah ahli waris Pengganti ini masuk dalam KHI yang dirumuskan
dalam pasal 185, ternyata dalam pelaksanaannya berkembang jauh dari aslinya,
bahkan mengacu pada BW, dimana terdapat tiga macam bentuk ahli waris pengganti,
sebagai berikut :
1 http://www.badilag.net/liputan-rakernas-2010/414-berita-kegiatan/6302-teori-hazairin-tentangahli-waris-pengganti-kembali-hangat-diperdebatkan-1210.html
Penggantian dalam garis lencang ke bawah, yaitu penggantian seseorang oleh keturunannya, dengan tidak ada batasnya, selama keturunannya itu tidak dinyatakan onwaarding atau menolak menerima warisan (Pasal 842). Dalam segala
hal, pergantian seperti di atas selamanya diperbolehkan, baik dalam hal bilamana beberapa anak si yang meninggal mewaris bersama-sama, satu sama lain
dalam pertalian keluarga yang berbeda-beda derajatnya.
Penggantian dalam garis kesamping (zijlinie), di mana tiap-tiap saudara si meninggal dunia, baik sekandung maupun saudara tiri, jika meninggal dunia lebih
dahulu, digantikan oleh anak-anaknya. Juga penggantian ini dilakukan dengan
tiadabatasnya (Pasal 853, jo. Pasal 856, jo. Pasal 857)
Penggantian dalam garis ke samping menyimpang dalam hal kakek dan nenek baik
dari pihak ayah maupun dari pihak ibu, maka harta peninggalan diwarisi oleh
golongan keempat, yaitu paman sebelah ayah dan sebelah ibu. Pewarisan ini
juga dapat digantikan oleh keturunannya sampai derajat keenam (Pasal 861).
Dalam Hasil Rakernas Mahkamah Agung RI pada tahun 2010 dan tahun 2011
dijelaskan bahwa ahli waris pengganti hanya sampai cucu, sesuai pasal 185 KHI,
tidak sama dengan BW.
AHLI WARIS PENGGANTI 5
Direktori
Putusan
Mahkamah
Agung
Republik
Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id
PENETAPAN
Nomor : 51/Pdt.P/2013/MSy-BNA
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH SYAR’IYAH Banda Aceh yang memeriksa dan mengadili
perkara- perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan penetapan sebagai
berikut dalam perkara permohonan penetapan ahli waris yang diajukan oleh :
PEMOHON, Tempat/ tanggal lahir Bireun, 12 Juni 1952, Agama Islam, Pekerjaan
guru, tempat tinggal di, Kota Banda Aceh disebut “PEMOHON” ;
Mahkamah Syar’iyah tersebut ,Setelah membaca dan mempelajari surat-surat perkara
;Setelah mendengar keterangan Pemohon serta saksi-saksi di persidangan ;
TENTANG DUDUKPERKARANYA
Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tertanggal 11
Maret 2013, telah mengajukan permohonan Penetapan Ahli Waris dan telah terdaftar
sebagai perkara di Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh di bawah Register
Perkara Nomor : 51/Pdt.P/2013/MSY-Bna tanggal 11 Maret 2013 yang isinya sebagai
berikut :1. Bahwa pada tanggal 21 Juli 2010 telah meninggal dunia ibu kandung
Pemohon
1. bernama Kuasa Ahli Warisakibat sakit.2. Bahwa semasa hidup Cut Nurmala binti
Abdullah mempunyai 1 (satu) orang suami
2. bernama M. Thaib bin Hanafiah dan telah meninggal dunia pada tanggal 2 April
1983.
Bahwa dalam perkawinan Kuasa Ahli Warisdengan M. Thaib bin Hanafiah telah
memperoleh dua orang anak yang masih hidup masing-masing bernama Mariana binti M. Thaib, dan Pemohon,
Bahwa ayah dan ibu dari Kuasa Ahli Warisbernama Abdullah dan ibu kandungnya
bernama Cut Aminah sudah lama meninggal dunia.
Bahwa setelah meninggal dunia Kuasa Ahli Warismaka ahli waris yang ditinggalkan adalah Rosni binti M. Thaib (Pemohon), Mariana binti M. Thaib.
Bahwa Pemohon mengajukan pemohonan Penetapan Ahli Waris untuk keperluan
mengurus/menarik uang tabungan pada Bank Aceh. Berdasarkan alasan-alasan
tersebut di atas, Pemohon mohon kepada Ketua/Hakim
Mahkamah Syar'iyah Banda Aceh agar berkenan memberikan penetapan yang
amarnya berbunyi sebagai berikut :
Mengabulkan permohonan Pemohon ;
Menetapkan telah meninggal dunia Kuasa Ahli Warispada tanggal 21 April 2010
karena sakit;
AHLI WARIS PENGGANTI 7
Menetapkan Mariana binti M.Thaib, Rosni binti M. Thaib dan Herri Ruswannur bin
Rusli sebagai ahli waris dari Cut Nurmala binti Abdullah.
Menetapkan Pemohon untuk dapat mengurus /menarik uang tabungan peninggalan
almh. Kuasa Ahli Warispada Bank Aceh.
Menetapkan biaya perkara menurut hukum.
Mohon penetapan seadil-adilnya. Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang
telah ditetapkan Pemohon datang
sendiri menghadap di persidangan ;
Menimbang, bahwa setelah permohonan Pemohon dibacakan, Pemohon
menyatakan tetap pada permohonannya dan menambahkan dalam permohonannya
bahwa Kuasa Ahli Warismempunyai 3 (tiga) orang anak tetapi satu orang anak yang
bernama Rohani binti M. Thaib telah meninggal dunia lebih dahulu dari cut Nurmala
dengan meninggalkan seorang anak laki-laki yang bernama Herri Ruswannur bin
Rusli dan mohon agar Herri Ruswannur bin Rusli juga dapat ditetapkan sebagai ahli
waris pengganti dari Kuasa Ahli Warissebagai pengganti dari Almarhum Rohani binti
M. Thaib.
Menimbang bahwa di persidangan Pemohon telah menghadirkan Kakak
kandungnya Mariana binti M. Thaib dan anak kandung dari alm. Rohani binti M.
Thaib yang bernama Ruswannur bin Rusli di persidangan mereka menyatakan secara
lisan bahwa tidak keberatan Pemohon memberikan kuasa dan tidak keberatan
Pemohon ditetapkan sebagai kuasa ahli waris untuk mengajukan penetapan ahli waris
pada Mahkamah Syariyah Banda Aceh selanjutnya mengurus dan atau menarik uang
tabungan pada Bangk Aceh Atas nama Cut Nurmala binti Abdullah.
Menimbang, bahwa terhadap maksud dan tujuan permohonan Pemohon
tersebut, Pemohon menyatakan bahwa penetapan ahli waris ini diajukan untuk
keperluan mengurus penarikan uang tabungan peninggalan dari Almh. Kuasa Ahli
Warispada Bank Aceh atas nama almarhumah Cut Nurmala binti Abdullah.
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah
mengajukan surat-surat, yaitu :
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Pemohon Rosni binti M. Thaib Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Mariana binti M. Thaib dan Fotokopi
Kartu Penduduk atas nama Herri Ruswannur yang telah dimateraikan dan telah
dicocokkan dengan aslinya (P.1).
2. Fotokopi surat keterangan kematian Nomor 474.3/04/2013 tanggal 28 Januari
2013 telah dimateraikan dan telah dilegalisir (P.2)
3. Fotokopi surat keterangan ahli waris Nomor 474/02/2013 tanggal 22 Januari
2013 telah dilegalisir (P.3)
Menimbang, bahwa selain surat-surat bukti tersebut, Pemohon juga telah
menghadapkan saksi-saksi ke persidangan , masing-masing sebagai berikut :
Saksi pertama : Tgk. H.Abd. Hamid bin Mahmud, umur 73 tahun, pekerjaan
tidak ada pekerjaan, tempat tinggal di Kota Banda Aceh, yang telah memberikan
keterangan di bawah sumpah sebagai berikut ;
Bahwa, saksi kenal dengan Pemohon yang bernama Rosni dan juga saksi kenal
dengan adiknya yang bernama Mariana.
Bahwa saksi kenal dengan mereka karena bertetangga sejak 10 tahun yang lalu dan
kami tidak ada hubungan kerabat hanya hubungan tetangga saja.
Bahwa saksi juga kenal dengan kedua orang tua Pemohon, ayah bernama M. Thaib
dan ibunya bernama Nurmala dan kedua orang tua ini sudah meninggal dunia.
Bahwa setahu saksi ayahnya meninggal tahun 1983 sedangkan ibunya meninggal
tahun 2010.
Bahwa saksi tidak mengetahui tentang saudara kandung Pemohon selain dari Mariana.
AHLI WARIS PENGGANTI 9
Bahwa kedua orang tua Cut Nurmala telah lebih dahulu meninggal dari Cut Nurmala dan saksi tidak kenal karena saksi tidak pernah bertemu sejak bertetangga
dengan saksi.
Bahwa setahu saksi Pemohon mengajukan permohonan ahli waris ini untuk mengurus penarikan tabungan di BPD Aceh atas nama Nurmala
Saksi kedua : Irwani binti Abdurrahman, umur 56 tahun, pekerjaan PNS
pada Balai Pemasyarakatan , bertempat tinggal di Kota Banda Aceh, Kota Banda
Aceh, yang telah memberikan keterangan di bawah sumpah sebagai berikut ;
Bahwa, saksi kenal dengan Pemohon yang bernama Rosni sejak 10 tahun yang lalu
karena kami bertetangga.
Bahwa saksi juga kenal dengan kedua orang tua Pemohon ibu Pemohon bernama
Cut Nurmala dan beliau sudah meninggal dunia pada tahun 2010, sedangkan ayah
Pemohon juga sudah meninggal dunia tetapi saksi tidak ingat lagi kapan meninggalnya.
Bahwa saksi tidak ingat juga kapan ayah dan ibu dari Cut Nurmala meninggal
dunia yang jelas kedua orang tua tersebut lebih duluan meninggal dari Cut Nurmala binti Abdullah.
Bahwa Saksi tidak kenal dengan suami Nurmala.Dan menurut yang saksi ketahui
bahwa Pemohon bersaudara 3 (tiga) orang namun satu orang saudaranya yang
bernama Rohani juga sudah meninggal dunia dengan meninggalkan dua orang
anak satu anak laki-laki bernama Ayi satu lagi anak perempuan bernama Rossi
yang juga sudah meninggal dunia.
Bahwa Saksi tidak kenal dengan kedua orang tua Cut Nurmala karena telah lama
meninggal jauh sebelum meninggalnya Cut Nurmala.Menimbang, bahwa Pemohon
membenarkan keterangan kedua orang saksinya; Menimbang, bahwa Pemohon
telah menyatakan tidak ada lagi bukti-bukti maupun
hal-hal lainnya yang diajukan ke persidangan dan mohon penetapan ;
Menimbang, bahwa hasil pemeriksaan perkara ini telah dicatat dalam Berita Acara
Persidangan dan untuk mempersingkat uraian tentang hal ini cukuplah menunjuk
kepada Berita Acara tersebut yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
penetapan ini ;
TENTANG HUKUMNYA
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah
sebagaimana tersebut di atas ;
Menimbang, bahwa permohonan penetapan ahliwaris diajukan dengan
mengemukakan dalil/alasan bahwa Kuasa Ahli Waris telah meninggal dunia pada
tanggal 21 Juli 2010 karena sakit meninggalkan ahli waris yang terdiri dari 2 (dua)
orang anak perempuan kandung dan satu cucu laki-laki dari anak perempuan
Menimbang, bahwa dalil tersebut telah sesuai dengan maksud pasal 49 ayat (3)
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah dirubah
dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 (Penjelasan pasal 49 huruf b), maka
permohonan Pemohon secara formil dapat dipertimbangkan ;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat P1 dan P2 serta keterangan saksi
pertama Tgk. H. Abd. Hamid bin Mahmud dan Saksi kedua Irwani binti
Abdurrahman di persidangan pada intinya telah dapat menguatkan dalil permohonan
Pemohon. Oleh karena itu dalil permohonan Pemohon telah terbukti secara sempurna
dimana telah melahirkan fakta bahwa telah meninggal dunia Kuasa Ahli Warispada
tanggal 21 Juli 2010 meninggalkan ahliwaris yaitu dua orang anak kandung yaitu
Pemohon dan Mariana binti M. Thaib Hanafiah dan seorang cucu laki-laki yang
bernama Herri Ruswannur bin Rusli selaku ahliwaris menurut hubungan nasab ,
sedangkan suami dan kedua orang tua Cut Nurmala telah lebih dahulu meninggal
maka sesuai ketentuan pasal 174 ayat (1) huruf (a) Kompilasi Hukum Islam,
permohonan Pemohon dapat dikabulkan;
Menimbang, bahwa penetapan ahli waris ini akan digunakan oleh Pemohon
untuk keperluan penarikan uang tabungan di Bank Aceh atas nama Kuasa Ahli
Warisdan juga berdasarkan pernyataan para ahli waris lain di persidangan yang tidak
keberatan Pemohon ditetapkan sebagai kuasa ahli waris , maka sudah sepantasnyalah
AHLI WARIS PENGGANTI 11
Pemohon ditunjuk sebagai kuasa ahli waris Alm. Cut Nurmala.
Menimbang, bahwa karena permohonan ini adalah untuk kepentingan
Pemohon, maka berdasarkan pasal 145 ayat (4) R.Bg, Pemohon diperintahkan untuk
membayar biaya yang timbul akibat permohonan Pemohon yang jumlahnya seperti
tersebut dalam amar Penetapan ini ;
Dengan mengingat Hukum Syara’ dan pasal-pasal dari perundang-undangan yang
berkaitan dengan perkara ini ;
MENETAPKAN
1. Mengabulkan Permohonan Pemohon ;
2. Menetapkan telah meninggal dunia Kuasa Ahli Waris pada tanggal 21 Juli
2010 akibat sakit ;
3. Menetapkan ahli waris dari almarhum Kuasa Ahli Warisadalah sebagai berikut:
3.1 Pemohon, anak perempuan kandung (Pemohon); 3.2 (anak perempuan kandung);
3.3 (cucu kandung dari anak perempuan kandung);
4. Menetapkan Pemohon (Pemohon) selaku kuasa ahli waris untuk mengurus penarikan uang tabungan di Bank Aceh atas nama Kuasa Ahli Waris;
5. Membebankan Pemohon untuk membayar biaya perkara
sejumlah
Rp.141.000,- (seratus empat puluh satu ribu rupiah) ; Demikianlah ditetapkan
dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada hari
Kamis tanggal 18 April 2013 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 07 Jumadil
Awal 1434 Hijriyah. Oleh kami Dra. Hj. Hurriyah AB. MH, Hakim Mahkamah
Syar’iyah Banda Aceh yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah Syar’iyah tersebut
sebagai Ketua Majelis, Drs. Anwar Jakfar MH dan Drs. Zainur SH masing-masing
sebagai Hakim Anggota dan pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum oleh Ketua Majelis tersebut yang dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota yang
turut bersidang dengan dibantu oleh Dra Kamariah Thaib sebagai Panitera Pengganti
dan dihadiri oleh Pemohon ;
Ketua Majelis
DRA. HJ.HURRIYAH AB MH
Hakim Anggota :
1. DRS. ANWAR JAKFAR MH
Dto
Dto
2. DRS.ZAINUAR. SH
Perincian biaya perkara :
Biaya pendaftaran
Biaya Proses
Biaya pemanggilan
Biaya redaksi Rp.
Biaya Materai
AHLI WARIS PENGGANTI 13
Panitera Pengganti
DRA. KAMARIAH THAIB
Jumlah
Rp. 30.000 .Rp. 50.000 .Rp. 50.000 .5.000 .Rp. 6.000 .-
Rp. 141.000 .- (seratus empat puluh satu ribu rupiah)
2
E.
ANALISIS KASUS
Dalam kasus diatas, adanya permohonan untuk menetapkan ahli waris pengganti.
Pemohon : Rosni binti M. Thaib
Yang merupakan anak dari :
Pewaris : Cut Nurmala binti Abdullah – M. Thaib bin Hanafiah
Rosni binti M.Thaib mengajukan permohonan kepada Hakim untuk menetapkan :
2 putusan.mahkamahagung.go.id
1. Rosni binti M.Thaib sebagai ahli waris
2. Mariana binti M. Thaib sebagai ahli waris
3. Alm. Rohani binti M.thaib dengan ahli waris pengganti dirinya yaitu
anak kandung Alm. Rohani binti M.Thaib – Herri Ruswannur bin Rusli
Permohonan tersebut bertujuan agar para ahli waris dan ahli waris pengganti bisa
mengambil uang milik Alm. Cut Nurmala binti Abdullah yang terdapat di Bank Aceh.
Berdasarkan dengan bukti-bukti yang diajukan oleh pemohon dan keterangan dari
saksi-saksi, maka Hakim menetapkan :
Mengabulkan Permohonan Pemohon ;
Menetapkan telah meninggal dunia Kuasa Ahli Waris pada tanggal 21 Juli 2010 akibat sakit ;
Menetapkan ahli waris dari almarhum Kuasa Ahli Warisadalah sebagai berikut:
3.1 Pemohon, anak perempuan kandung (Pemohon); 3.2 (anak perempuan kandung);
3.3 (cucu kandung dari anak perempuan kandung);
Menetapkan Pemohon (Pemohon) selaku kuasa ahli waris untuk mengurus penarikan uang tabungan di Bank Aceh atas nama Kuasa Ahli Waris;
AHLI WARIS PENGGANTI 15
Hukum waris islam tentang ahli waris
Dalam hukum islam ada 3 unsur
pewaris yaitu orang yang meninggal dunia dan meninggalkan harta kekeyaan
ahli waris yaitu sekalian orang yang menjadi mawaris dimana orang ini berhak
menerima dan menuntut harta warisan yang di tinggalkan pewaris
dan harta warisan yaitu harta kekayaan dalam bentuk apapun yang bernilai
economis yang di tinggalkan oleh pewaris
Dalam hukum islam pun dikenal beberapa asas yang digunakan dalam hukum islam
antara lain ;
warisan harus karena kematian dimana pewaris meninggal atau meninngalkan
rumah tanpa kabar ( untuk di indonesia ketetapannya diatur yang jangka
waktunya telah di atur dalam undang- undang )
individual dimana warisan dibagikan terhadap perseorang bukan kelombok
atau bukan dari slah satu tapi semua anak memilik hak secara masing-masing
atas harta peninggalan
Bilatteral dimana yang menjadi ahli waris anak perempuan dan laki-laki tidak
dibedakan semua tetap berhak menjadi ahli waris
Keadilan berimbang dimana keadilan tersebut telah di tentukan atau dengan
kata lain telah ditetapkan dalam kitab suci alquran atas pembagiannya
Ijbar adalah salah satu asas khus dalam mewarisan dalam hukum islam dimana
pewarisan harta berlaku dengan sendirinnya sesuai yang telah allah tetapkan
dalam al-Qur”an
Dasar mewaris atau sumber nya dalam hukum islam ;
1. Al- Qur”an dalam kitab suci umat islam ini telah tercantum ketetapan dalam
dan tuk pembagian untuk ahli waris : Qs.IV ; 7 . Qs IV ;11 , Qs IV; 12, Qs IV ;
AHLI WARIS PENGGANTI 1
176
2. Hadist atau kita kenal adalah sabda , perilaku dan perbuatan rasul yang mana
aturan ini menjadi acuan jika dalam al-Qur”an belum jelas atas keterangannya
yang menjadi kan dasar untuk memecahkan permasalahan
3. Ijtihad para ulama Yitu pendapat para ulama yang bertujuan untuk
menerangkan dan menafsirkan dalil untuk memperjelas dan jika blum di atur
secara jelas pendapat ulama lah yang menjadi acuan
Di indonesia tentang mewaris telah diataur dalam Kompilasi Hukum Islam
Indonesia dan untuk Ahli waris khus di atur dalam Bab II ; pasal 172 – 175
Untuk menentukan ahli waris menurut hukum islam ada 3 yaitu :
1. Karena hubungan sedarah dimana ahli waris merupakan anak kandung atau
garis keturunan kesamping , kebawah , atau keatas Qs 4:7
2. Karena Hubungan Perkawinan yaitu suami atau istri yang hidup terlama
selama masaperkawinan berlangsung . Qs 4 : 12
3. Karena tauban seperjanjian diaman merupakan perwujudan kebebasan setiap
orang melakukan perjanjian dengan siapapun termasuk perjanjian saling
mewaris walaupun bukan saudara sedarah hal ini jatuhnya karna wasiat
Dalam hukum islam adanya pengaturan golongan ahli waris ;
1. anak , istri atau suami yang hidup terlama
2. ayah , ibu ,
3. saudara kesamping atau garis keturunan kebawah
Tahapan golongan itu jika ada maka menutup golongan kebawah dan
bagiannya telah di tetapkan dalam alquran antara lain ;
Bagian anak
laki-laki adalam dalam bagian dzauwul qqrabat yaitu harta penghabisan setelah
di bagi kepada yang nasobnya hitungannya telah di tetapkan ,, dan
untuk anak perempuan ½ jika ia anak semata wayang , atau bagiannya 2/3
secara bersama-sama jika anaknya perempuannya lebih dari 1 ,
Bagian untuk orang tua ;
ayah dan ibu mendapatkan 1/6 dari harta warisannya jika pewaris tidak
memiliki anak maka ibu dan ayah dapat
jika pewaris tidak memiliki istri dan anak maka bagian ibu 1/3 dari harta
pewaris dan bagiannya Ayah adalah Dzawul Qarabat yaitu bagian harta
penghabisannya .
Bagian untuk janda atau duda ;
dan untuk istri yang tidak memiliki anak maka bagiannya ¼ jika tidak
memiliki anak jika memiliki anak maka 1/8 bagiannya
dan untuk suami yang hidup terlama baginnya ½ jika tidak memiliki anak dan
¼ jika memiliki anak
Saudara mendapat bagian dari harta waris jika si pewaris tidak memiliki anak atau
bapak atau kita kenal dengan mati kalalah ( mati punah )
B.
Latar belakang Ahli Waris Pengganti
Kompilasi Hukum Islam (KHI) adalah kesepakatan para Ulama dan
Perguruan Tinggi berdasarkan Inpres No. 1/1991 yang isinya berupa perintah kepada
Menteri Agama untuk menyebar luaskan KHI, bukan instruksi supaya dijadikan
sebagai hukum terapan bagi Pengadilan Agama, sedangkan Prof. Bustanul Arifin
mempertahankan mati-matian sebagai hukum terapan bagi Pengadilan Agama dan
nyatanya tetap berlaku sampai sekarang.
Setelah 20 tahun KHI diterapkan sebagai hukum materiil bagi Pengadilan Agama,
ternyata masih saja ada yang mempersoalkan legitimasi KHI. Diantaranya Dr.
Habiburrahman dengan alasan bahwa KHI illegal karena khususnya bab hukum waris
mestinya menurut SK seharusnya ditangani Wasit Aulawi dan KH. Azhar Basyir,
AHLI WARIS PENGGANTI 3
ternyata mereka berdua tidak tahu menahu dan secara tiba-tiba muncullah Buku II
Tentang Hukum Kewarisan terutama pasal Pasal 185 KHI tentang ahli waris
pengganti yang didalamnya banyak terdapat pemikiran-pemikiran Prof. Hazairin
yang pola pikirnya lebih dekat kepada pemikiran orientalis dari pada seorang muslim.
C.
Ahli Waris Pengganti
Salah satu konsep pembaharuan Hukum Kewarisan Islam Indonesia dalam
1
Kompilasi Hukum Islam (KHI) adalah diberikannya hak seorang ahli waris yang
telah meninggal dunia kepada keturunannya yang masih hidup. Aturan ini tercantum
dalam Pasal 185 KHI yang bunyi lengkapnya adalah sebagai berikut:
Ahli waris yang meninggal dunia lebih dahulu dari pada si pewaris, maka kedudukannya dapat digantikan oleh anaknya, kecuali mereka yang tersebut dalam Pasal 173.
Bagian ahli waris pengganti tidak boleh melebihi dari bagian ahli waris yang
sederajat dengan yang diganti.
Mengganti kedudukan orang tua yang meninggal dunia tersebut selanjutnya
disebut ahli waris pengganti. Ketentuan semacam ini tidak dijumpai dalam fikih
empat madhab, akan tetapi merupakan adopsi dari hukum waris Islam Pakistan.
dimana ahli waris pengganti itu hanyalah cucu saja.
Setelah masalah ahli waris Pengganti ini masuk dalam KHI yang dirumuskan
dalam pasal 185, ternyata dalam pelaksanaannya berkembang jauh dari aslinya,
bahkan mengacu pada BW, dimana terdapat tiga macam bentuk ahli waris pengganti,
sebagai berikut :
1 http://www.badilag.net/liputan-rakernas-2010/414-berita-kegiatan/6302-teori-hazairin-tentangahli-waris-pengganti-kembali-hangat-diperdebatkan-1210.html
Penggantian dalam garis lencang ke bawah, yaitu penggantian seseorang oleh keturunannya, dengan tidak ada batasnya, selama keturunannya itu tidak dinyatakan onwaarding atau menolak menerima warisan (Pasal 842). Dalam segala
hal, pergantian seperti di atas selamanya diperbolehkan, baik dalam hal bilamana beberapa anak si yang meninggal mewaris bersama-sama, satu sama lain
dalam pertalian keluarga yang berbeda-beda derajatnya.
Penggantian dalam garis kesamping (zijlinie), di mana tiap-tiap saudara si meninggal dunia, baik sekandung maupun saudara tiri, jika meninggal dunia lebih
dahulu, digantikan oleh anak-anaknya. Juga penggantian ini dilakukan dengan
tiadabatasnya (Pasal 853, jo. Pasal 856, jo. Pasal 857)
Penggantian dalam garis ke samping menyimpang dalam hal kakek dan nenek baik
dari pihak ayah maupun dari pihak ibu, maka harta peninggalan diwarisi oleh
golongan keempat, yaitu paman sebelah ayah dan sebelah ibu. Pewarisan ini
juga dapat digantikan oleh keturunannya sampai derajat keenam (Pasal 861).
Dalam Hasil Rakernas Mahkamah Agung RI pada tahun 2010 dan tahun 2011
dijelaskan bahwa ahli waris pengganti hanya sampai cucu, sesuai pasal 185 KHI,
tidak sama dengan BW.
AHLI WARIS PENGGANTI 5
Direktori
Putusan
Mahkamah
Agung
Republik
Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id
PENETAPAN
Nomor : 51/Pdt.P/2013/MSy-BNA
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH SYAR’IYAH Banda Aceh yang memeriksa dan mengadili
perkara- perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan penetapan sebagai
berikut dalam perkara permohonan penetapan ahli waris yang diajukan oleh :
PEMOHON, Tempat/ tanggal lahir Bireun, 12 Juni 1952, Agama Islam, Pekerjaan
guru, tempat tinggal di, Kota Banda Aceh disebut “PEMOHON” ;
Mahkamah Syar’iyah tersebut ,Setelah membaca dan mempelajari surat-surat perkara
;Setelah mendengar keterangan Pemohon serta saksi-saksi di persidangan ;
TENTANG DUDUKPERKARANYA
Menimbang, bahwa Pemohon dengan surat permohonannya tertanggal 11
Maret 2013, telah mengajukan permohonan Penetapan Ahli Waris dan telah terdaftar
sebagai perkara di Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah Banda Aceh di bawah Register
Perkara Nomor : 51/Pdt.P/2013/MSY-Bna tanggal 11 Maret 2013 yang isinya sebagai
berikut :1. Bahwa pada tanggal 21 Juli 2010 telah meninggal dunia ibu kandung
Pemohon
1. bernama Kuasa Ahli Warisakibat sakit.2. Bahwa semasa hidup Cut Nurmala binti
Abdullah mempunyai 1 (satu) orang suami
2. bernama M. Thaib bin Hanafiah dan telah meninggal dunia pada tanggal 2 April
1983.
Bahwa dalam perkawinan Kuasa Ahli Warisdengan M. Thaib bin Hanafiah telah
memperoleh dua orang anak yang masih hidup masing-masing bernama Mariana binti M. Thaib, dan Pemohon,
Bahwa ayah dan ibu dari Kuasa Ahli Warisbernama Abdullah dan ibu kandungnya
bernama Cut Aminah sudah lama meninggal dunia.
Bahwa setelah meninggal dunia Kuasa Ahli Warismaka ahli waris yang ditinggalkan adalah Rosni binti M. Thaib (Pemohon), Mariana binti M. Thaib.
Bahwa Pemohon mengajukan pemohonan Penetapan Ahli Waris untuk keperluan
mengurus/menarik uang tabungan pada Bank Aceh. Berdasarkan alasan-alasan
tersebut di atas, Pemohon mohon kepada Ketua/Hakim
Mahkamah Syar'iyah Banda Aceh agar berkenan memberikan penetapan yang
amarnya berbunyi sebagai berikut :
Mengabulkan permohonan Pemohon ;
Menetapkan telah meninggal dunia Kuasa Ahli Warispada tanggal 21 April 2010
karena sakit;
AHLI WARIS PENGGANTI 7
Menetapkan Mariana binti M.Thaib, Rosni binti M. Thaib dan Herri Ruswannur bin
Rusli sebagai ahli waris dari Cut Nurmala binti Abdullah.
Menetapkan Pemohon untuk dapat mengurus /menarik uang tabungan peninggalan
almh. Kuasa Ahli Warispada Bank Aceh.
Menetapkan biaya perkara menurut hukum.
Mohon penetapan seadil-adilnya. Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang
telah ditetapkan Pemohon datang
sendiri menghadap di persidangan ;
Menimbang, bahwa setelah permohonan Pemohon dibacakan, Pemohon
menyatakan tetap pada permohonannya dan menambahkan dalam permohonannya
bahwa Kuasa Ahli Warismempunyai 3 (tiga) orang anak tetapi satu orang anak yang
bernama Rohani binti M. Thaib telah meninggal dunia lebih dahulu dari cut Nurmala
dengan meninggalkan seorang anak laki-laki yang bernama Herri Ruswannur bin
Rusli dan mohon agar Herri Ruswannur bin Rusli juga dapat ditetapkan sebagai ahli
waris pengganti dari Kuasa Ahli Warissebagai pengganti dari Almarhum Rohani binti
M. Thaib.
Menimbang bahwa di persidangan Pemohon telah menghadirkan Kakak
kandungnya Mariana binti M. Thaib dan anak kandung dari alm. Rohani binti M.
Thaib yang bernama Ruswannur bin Rusli di persidangan mereka menyatakan secara
lisan bahwa tidak keberatan Pemohon memberikan kuasa dan tidak keberatan
Pemohon ditetapkan sebagai kuasa ahli waris untuk mengajukan penetapan ahli waris
pada Mahkamah Syariyah Banda Aceh selanjutnya mengurus dan atau menarik uang
tabungan pada Bangk Aceh Atas nama Cut Nurmala binti Abdullah.
Menimbang, bahwa terhadap maksud dan tujuan permohonan Pemohon
tersebut, Pemohon menyatakan bahwa penetapan ahli waris ini diajukan untuk
keperluan mengurus penarikan uang tabungan peninggalan dari Almh. Kuasa Ahli
Warispada Bank Aceh atas nama almarhumah Cut Nurmala binti Abdullah.
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah
mengajukan surat-surat, yaitu :
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Pemohon Rosni binti M. Thaib Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama Mariana binti M. Thaib dan Fotokopi
Kartu Penduduk atas nama Herri Ruswannur yang telah dimateraikan dan telah
dicocokkan dengan aslinya (P.1).
2. Fotokopi surat keterangan kematian Nomor 474.3/04/2013 tanggal 28 Januari
2013 telah dimateraikan dan telah dilegalisir (P.2)
3. Fotokopi surat keterangan ahli waris Nomor 474/02/2013 tanggal 22 Januari
2013 telah dilegalisir (P.3)
Menimbang, bahwa selain surat-surat bukti tersebut, Pemohon juga telah
menghadapkan saksi-saksi ke persidangan , masing-masing sebagai berikut :
Saksi pertama : Tgk. H.Abd. Hamid bin Mahmud, umur 73 tahun, pekerjaan
tidak ada pekerjaan, tempat tinggal di Kota Banda Aceh, yang telah memberikan
keterangan di bawah sumpah sebagai berikut ;
Bahwa, saksi kenal dengan Pemohon yang bernama Rosni dan juga saksi kenal
dengan adiknya yang bernama Mariana.
Bahwa saksi kenal dengan mereka karena bertetangga sejak 10 tahun yang lalu dan
kami tidak ada hubungan kerabat hanya hubungan tetangga saja.
Bahwa saksi juga kenal dengan kedua orang tua Pemohon, ayah bernama M. Thaib
dan ibunya bernama Nurmala dan kedua orang tua ini sudah meninggal dunia.
Bahwa setahu saksi ayahnya meninggal tahun 1983 sedangkan ibunya meninggal
tahun 2010.
Bahwa saksi tidak mengetahui tentang saudara kandung Pemohon selain dari Mariana.
AHLI WARIS PENGGANTI 9
Bahwa kedua orang tua Cut Nurmala telah lebih dahulu meninggal dari Cut Nurmala dan saksi tidak kenal karena saksi tidak pernah bertemu sejak bertetangga
dengan saksi.
Bahwa setahu saksi Pemohon mengajukan permohonan ahli waris ini untuk mengurus penarikan tabungan di BPD Aceh atas nama Nurmala
Saksi kedua : Irwani binti Abdurrahman, umur 56 tahun, pekerjaan PNS
pada Balai Pemasyarakatan , bertempat tinggal di Kota Banda Aceh, Kota Banda
Aceh, yang telah memberikan keterangan di bawah sumpah sebagai berikut ;
Bahwa, saksi kenal dengan Pemohon yang bernama Rosni sejak 10 tahun yang lalu
karena kami bertetangga.
Bahwa saksi juga kenal dengan kedua orang tua Pemohon ibu Pemohon bernama
Cut Nurmala dan beliau sudah meninggal dunia pada tahun 2010, sedangkan ayah
Pemohon juga sudah meninggal dunia tetapi saksi tidak ingat lagi kapan meninggalnya.
Bahwa saksi tidak ingat juga kapan ayah dan ibu dari Cut Nurmala meninggal
dunia yang jelas kedua orang tua tersebut lebih duluan meninggal dari Cut Nurmala binti Abdullah.
Bahwa Saksi tidak kenal dengan suami Nurmala.Dan menurut yang saksi ketahui
bahwa Pemohon bersaudara 3 (tiga) orang namun satu orang saudaranya yang
bernama Rohani juga sudah meninggal dunia dengan meninggalkan dua orang
anak satu anak laki-laki bernama Ayi satu lagi anak perempuan bernama Rossi
yang juga sudah meninggal dunia.
Bahwa Saksi tidak kenal dengan kedua orang tua Cut Nurmala karena telah lama
meninggal jauh sebelum meninggalnya Cut Nurmala.Menimbang, bahwa Pemohon
membenarkan keterangan kedua orang saksinya; Menimbang, bahwa Pemohon
telah menyatakan tidak ada lagi bukti-bukti maupun
hal-hal lainnya yang diajukan ke persidangan dan mohon penetapan ;
Menimbang, bahwa hasil pemeriksaan perkara ini telah dicatat dalam Berita Acara
Persidangan dan untuk mempersingkat uraian tentang hal ini cukuplah menunjuk
kepada Berita Acara tersebut yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
penetapan ini ;
TENTANG HUKUMNYA
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah
sebagaimana tersebut di atas ;
Menimbang, bahwa permohonan penetapan ahliwaris diajukan dengan
mengemukakan dalil/alasan bahwa Kuasa Ahli Waris telah meninggal dunia pada
tanggal 21 Juli 2010 karena sakit meninggalkan ahli waris yang terdiri dari 2 (dua)
orang anak perempuan kandung dan satu cucu laki-laki dari anak perempuan
Menimbang, bahwa dalil tersebut telah sesuai dengan maksud pasal 49 ayat (3)
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah dirubah
dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 (Penjelasan pasal 49 huruf b), maka
permohonan Pemohon secara formil dapat dipertimbangkan ;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat P1 dan P2 serta keterangan saksi
pertama Tgk. H. Abd. Hamid bin Mahmud dan Saksi kedua Irwani binti
Abdurrahman di persidangan pada intinya telah dapat menguatkan dalil permohonan
Pemohon. Oleh karena itu dalil permohonan Pemohon telah terbukti secara sempurna
dimana telah melahirkan fakta bahwa telah meninggal dunia Kuasa Ahli Warispada
tanggal 21 Juli 2010 meninggalkan ahliwaris yaitu dua orang anak kandung yaitu
Pemohon dan Mariana binti M. Thaib Hanafiah dan seorang cucu laki-laki yang
bernama Herri Ruswannur bin Rusli selaku ahliwaris menurut hubungan nasab ,
sedangkan suami dan kedua orang tua Cut Nurmala telah lebih dahulu meninggal
maka sesuai ketentuan pasal 174 ayat (1) huruf (a) Kompilasi Hukum Islam,
permohonan Pemohon dapat dikabulkan;
Menimbang, bahwa penetapan ahli waris ini akan digunakan oleh Pemohon
untuk keperluan penarikan uang tabungan di Bank Aceh atas nama Kuasa Ahli
Warisdan juga berdasarkan pernyataan para ahli waris lain di persidangan yang tidak
keberatan Pemohon ditetapkan sebagai kuasa ahli waris , maka sudah sepantasnyalah
AHLI WARIS PENGGANTI 11
Pemohon ditunjuk sebagai kuasa ahli waris Alm. Cut Nurmala.
Menimbang, bahwa karena permohonan ini adalah untuk kepentingan
Pemohon, maka berdasarkan pasal 145 ayat (4) R.Bg, Pemohon diperintahkan untuk
membayar biaya yang timbul akibat permohonan Pemohon yang jumlahnya seperti
tersebut dalam amar Penetapan ini ;
Dengan mengingat Hukum Syara’ dan pasal-pasal dari perundang-undangan yang
berkaitan dengan perkara ini ;
MENETAPKAN
1. Mengabulkan Permohonan Pemohon ;
2. Menetapkan telah meninggal dunia Kuasa Ahli Waris pada tanggal 21 Juli
2010 akibat sakit ;
3. Menetapkan ahli waris dari almarhum Kuasa Ahli Warisadalah sebagai berikut:
3.1 Pemohon, anak perempuan kandung (Pemohon); 3.2 (anak perempuan kandung);
3.3 (cucu kandung dari anak perempuan kandung);
4. Menetapkan Pemohon (Pemohon) selaku kuasa ahli waris untuk mengurus penarikan uang tabungan di Bank Aceh atas nama Kuasa Ahli Waris;
5. Membebankan Pemohon untuk membayar biaya perkara
sejumlah
Rp.141.000,- (seratus empat puluh satu ribu rupiah) ; Demikianlah ditetapkan
dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim pada hari
Kamis tanggal 18 April 2013 Miladiyah bertepatan dengan tanggal 07 Jumadil
Awal 1434 Hijriyah. Oleh kami Dra. Hj. Hurriyah AB. MH, Hakim Mahkamah
Syar’iyah Banda Aceh yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah Syar’iyah tersebut
sebagai Ketua Majelis, Drs. Anwar Jakfar MH dan Drs. Zainur SH masing-masing
sebagai Hakim Anggota dan pada hari itu juga diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum oleh Ketua Majelis tersebut yang dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota yang
turut bersidang dengan dibantu oleh Dra Kamariah Thaib sebagai Panitera Pengganti
dan dihadiri oleh Pemohon ;
Ketua Majelis
DRA. HJ.HURRIYAH AB MH
Hakim Anggota :
1. DRS. ANWAR JAKFAR MH
Dto
Dto
2. DRS.ZAINUAR. SH
Perincian biaya perkara :
Biaya pendaftaran
Biaya Proses
Biaya pemanggilan
Biaya redaksi Rp.
Biaya Materai
AHLI WARIS PENGGANTI 13
Panitera Pengganti
DRA. KAMARIAH THAIB
Jumlah
Rp. 30.000 .Rp. 50.000 .Rp. 50.000 .5.000 .Rp. 6.000 .-
Rp. 141.000 .- (seratus empat puluh satu ribu rupiah)
2
E.
ANALISIS KASUS
Dalam kasus diatas, adanya permohonan untuk menetapkan ahli waris pengganti.
Pemohon : Rosni binti M. Thaib
Yang merupakan anak dari :
Pewaris : Cut Nurmala binti Abdullah – M. Thaib bin Hanafiah
Rosni binti M.Thaib mengajukan permohonan kepada Hakim untuk menetapkan :
2 putusan.mahkamahagung.go.id
1. Rosni binti M.Thaib sebagai ahli waris
2. Mariana binti M. Thaib sebagai ahli waris
3. Alm. Rohani binti M.thaib dengan ahli waris pengganti dirinya yaitu
anak kandung Alm. Rohani binti M.Thaib – Herri Ruswannur bin Rusli
Permohonan tersebut bertujuan agar para ahli waris dan ahli waris pengganti bisa
mengambil uang milik Alm. Cut Nurmala binti Abdullah yang terdapat di Bank Aceh.
Berdasarkan dengan bukti-bukti yang diajukan oleh pemohon dan keterangan dari
saksi-saksi, maka Hakim menetapkan :
Mengabulkan Permohonan Pemohon ;
Menetapkan telah meninggal dunia Kuasa Ahli Waris pada tanggal 21 Juli 2010 akibat sakit ;
Menetapkan ahli waris dari almarhum Kuasa Ahli Warisadalah sebagai berikut:
3.1 Pemohon, anak perempuan kandung (Pemohon); 3.2 (anak perempuan kandung);
3.3 (cucu kandung dari anak perempuan kandung);
Menetapkan Pemohon (Pemohon) selaku kuasa ahli waris untuk mengurus penarikan uang tabungan di Bank Aceh atas nama Kuasa Ahli Waris;
AHLI WARIS PENGGANTI 15