Permasalahan Pada Masa Dewasa Madya

Permasalahan Pada Masa Dewasa Madya

Disusun Oleh:
1
2
3
4
5
6
7
8

M. Rezky Wahyu Mahendra
Nadinda Purbasari
Nur Azizah Yunara Safitri
Putri Mega Wijayanti
Sri Hardiyanti K
Suci Wulandari
Surya Dewi Sagita
Tia Resti Anggraini


2014.08.0.0086
2015.08.1.0081
2015.08.1.0088
2015.08.1.0095
2015.08.1.0109
2015.08.1.0112
2015.08.1.0113
2015.08.1.0115

Fakultas Psikologi
Universitas Hang Tuah Surabaya
Tahun Ajaran 2015-2016

Kata Pengantar
Segala puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Permasalahan Pada Masa Dewasa Madya“.
Makalah yang kami susun merupakan salah satu tugas mata kuliah

Psikologi


Perkembangan II. Kami menyadari, makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari berbagai pihak. Sebagai manusia
biasa, kami berusaha dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin, dan sebagai manusia
biasa juga kami tidak luput dari segala kesalahan dan kekhilafan dalam menyusun makalah
ini.
Pada kesempatan ini dengan penuh rasa hormat kami ucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen pembimbing yang telah membimbing dan telah membagi
ilmunya kepada kami sehingga dapat terselesaikannya makalah ini. Untuk menyempurnakan
makalah ini, kami dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari berbagai pihak. Sehingga di kemudian hari kami dapat menyempurnakan
makalah ini dan kami dapat belajar dari kesalahan-kesalahan yang telah kami lakukan.
Kami akhirin dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khusunya bagi
kami dan umumnya bagi semua pihak yang berkepentingan. Amin.

Surabaya, 30 April 2016
Penyusun

i


Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................................................................1
BAB II Pembahasan........................................................................................................2
2.1 Peembangan Masa Dewasa Madya............................................................................2
2.2 Karakteristik pada Masa Dewasa Madya...................................................................5
2.3 Permasalahan pada Perkembangan Masa Dewasa Madya.......................................10
2.4 Tugas-tugas Perkembangan Masa Dewasa Madya..................................................12
BAB III Penutup............................................................................................................16
3.1 Kesimpulan dan Saran..............................................................................................16
Daftar Pustaka...............................................................................................................17

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang
sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun. Masa tersebut ditandai
oleh

adanya

perubahan

fsiik

mental

serta

perubahan

minat

(Hurlocik1990). Perubahan fsii yang dialami pada usia madya antara lain;

perubahan dalam penampilank perubahan dalam iemampuan inderak
perubahan pada ieberfungsian fsiologisk perubahan pada iesehatan dan
perubahan seisual. Sedangian perubahan minat yang dialami pada usia
madya salah satunya adalah perubahan dalam minat ieagamaan. Banyai
orang yang berusia madya baii pria maupun wanita yang tertarii pada
iegiatan yang berhubungan dengan ieagamaan daripada yang pernah
mereia ierjaian pada waitu masih muda.
Keinginan

untui

lebih

terlibat

dengan

ieagamaan

biasanya


diiarenaian mereia mempunyai banyai waitu luang sehingga iegiatan
tersebut dianggap dapat memenuhi iebutuhannya dan ieinginan tersebut
aian semaiin besar setelah seseorang iehilangan anggota ieluarga atau
teman deiatnya. Individu pada usia madya juga menemuian bahwa
agama merupaian sumber iesenangan dan iebahagiaan yang lebih
besar daripada yang pernah diperoleh dulu sewaitu usianya masih muda
(Hurlocik1990). Hal itu dapat diiategoriian sebagai sebuah permasalahan
yang terjadi di dewasa madyak namun tidai hanya itu saja permasalahan
yang terjadi di dewasa madya masih banyai permasalahan-permasalahan
yang dapat muncul iarena adanya ielemahan dalam iaraiteristii di usia
madya
1.2 Rusuman Masalah
a. Bagaimana perkembangan dan perubahan pada masa dewasa madya ?
b. Apakah karakteristik yang terjadi pada masa dewasa madya ?
c. Apa saja permasalahan yang terjadi pada dewasa madya ?
d. Bagaimana tugas-tugas perkembangan masa dewasa madya ?

1


1.3 Tujuan
Dapat mengetahui perkembangan dan perubahan pada masa dewasa madya, dan
karakteristik pada masa dewasa madya yang dapat menimbukan permasalahan yang terjadi
pada masa dewasa madya serta mengetahui tugas-tugasnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Dewasa Madya
A. Perkembangan Fisik
Rentang usia dewasa madya atau yang disebut juga usia setengah baya pada
umumnya berkisar antara usia 40 – 60 tahun, dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai
perubahan fisik maupun mental (Hurlock, 1980:320).
Masa usia dewasa madya diartikan sebagai suatu masa menurunnya keterampilan fisik
dan semakin besarnya tanggung jawab, suatu periode dimana orang menjadi sadar akan
polaritas muda-tua dan semakin berkuranggya jumlah waktu yang tersisa dalam kehidupan,
suatu masa ketika orang mencapai dan mempertahankan kepuasan dalam karier, dan suatu
titik ketika individu berusaha meneruskan suatu yang berarti pada generasi berikutnya.
Perkembangan Fisik
Menurut Hurlock (1980), baik pria maupun wanita selalu terdapat ketakutan, dimana
penampilannya pada masa ini akan menghambat kemampuannya untuk mempertahankan

pasangan mereka, atau mengurangi daya tarik lawan jenis.
Selain itu, sebuah penelitian dalam Nowark (1977) sebagaimana yang dikutip oleh
Jhon F. Santrock (1995), menemukan bahwa perempuan berusia dewasa madya lebih
memfokuskan perhatiannya pada daya tarik wajah dari pada perempuan yang lebih muda atau
tua. Dalam penelitian ini, wanita dewasa madya lebih mungkin menganggap tanda-tanda
penuaan sebagai pengaruh negative terhadap penampilan fisiknya.
Adapun beberapa perubahan fisik mulai tampak lebih awal di usia 30 tahun, tetapi
pada beberapa titik atau bagian terjadi di usia 40 tahun, menurunnya perkembangan fisik
menunjukan bahwa masa dewasa madya telah datang.
1.

Beberapa perubahan fisik yang terjadi pada masa dewasa madya antara lain:
Timbulnya Uban.

2.
2

Kulit mulai keriput.

3.


Gigi yang menguning.

4.

Tubuh semakin lama semakin pendek karena otot-otot melemah.

5.

Punggung orang dewasa melemah kerena piringan sendi di tulang belakang mengalami
penurunan.

6.

Tulang-tulang bergeser lebih dekat antara yang satu dengan yang lainnya, misalnya,
seorang laki-laki yang tingginya 5 kaki 10 inci pada usia 30 tahun barang kali akan
menjadi 5 kaki 9 7/8 inci di usia 50 tahun, dan mungkin akan menjadi 5 kaki 9 1/4 pada
usia 60 tahun.

7.


Sulit melihat objek-objek yang dekat. Daya akomondasi mata, kemampuan untuk
memfokuskan dan mempertahankan gambar pada retina mengalami penurunan paling
tajam pada usia 40 dan 59 tahun.

8.

Penurunan pada sensitivitas pendengaran.

9.

Menopause. pada usia dewasa madya ini mereka akan mengalami periode menopaose,
dimana pada periode ini haid dan kemampuan bereproduksi akan berhenti secara
keseluruhan, sehingga dapat menyebabkan gejala yang tidak menyenangkan bagi wanita,
seperti hot flushses, mual, letih, dan cepatya denyut jantung. hal ini disebabkan oleh
menurunnya produksi hormon ekstrogen oleh indung telur.

10. Penurunan kebugaran fisik. masalah kesehatan utama pada masa dewasa madya antara
lain penyakit kanker, kardivaskuler, dan obesita.


B. Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget pada masa dewasa madya ini termasuk ptahap ke empat pada tahap
perkembangan kognitifnya yaitu tahap Formal Operasional:


Pada tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir
puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua
hal yang berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan penghalusan dari
pola pemikiran ini.



Orang dewasa mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan
universal yaitu dunia idealitas paling tinggi.



Orang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya.
Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat
langsung dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah tersebut.

3



Orang dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya (baik fisik
maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya.



Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu
secara teoritis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang
mungkin ada. Atas dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat suatu strategi
penyelesaian secara verbal. Yang kemudian mengajukan pendapat-pendapat tertentu
yang sering disebut sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa dan relasi antara
proporsi yang berbeda-beda tadi.

C. Perkembangan SosioEmosi
Pada tahap ini perkembangan sosial juga sangat nampak, yang bisa dipengaruhi oleh
kehidupan sosial individu dengan sekitarnya, ada beberapa kategori hubungan sosial yang
mempengaruhi perkembangan sosial pada masa dewasa madya, sebagai berikut:
 Cinta dan pernikahan pada paruh kehidupan pada masa dewasa tengah rasa aman,
kesetiaan dan daya tarik emosionalnya antara satu dengan yang lainnya lebih penting
seiring menjadi dewasanya hubungan, terutama pada masa dewasa tengah ini.
Pada masa dewasa tengah, pasangan mungkin akan mengalami lebih sedikit
kekhawatiran financial, lebih sedikit tugas dan pekerjaan rumah tangga, dan semakin
banyak waktu untuk mereka habiskan bersama. Seiring dengan semakin tuanya pasangan
pernikahan, banyak dari ketidaksesuaian sebelumnya yang disebabkan oleh perbedaan
agama, etnisitas, kelas social, tingkat pendidikan, latar belakang keluarga , dan pola-pola
kepribadian telah diatasi dan mengalami penyesuaian ataupun telah ikut berkontribusi
menyebabkan pecahnya penikahan.
 Sarang yang kosong dan pengisiannya kembali orang tua menghadapi penyesuaian
baru

karena

ketidakseimbangan

akibat

ketidakadaan

anak.

Sindrom

sarang

kosong(empty nest syndrome) yang menyatakan bahwa kepuasan akan mengalami
penurunan karena orang tua memperoleh banyak kepuasan dari anak-anaknya, dan oleh
karena itu, kepergian anak dari keluarga akan meninggalkan orang tua dengan perasan
kosong. Meskipun sindrom sarang kosong tersebut berlaku bagi beberapa orang tua yang
hidup melalui anak-anaknya, sarang yang kosong tersebut biasanya tidak menurunkan
kepuasan pernikahan. Melainkan, sebaliknya yang terjadi : kepuasan pernikahan
meningkatkan pada tahun-tahun pasca membesarkan anak.

4

Salah satu keluhan yang paling umum di suarakan oleh anak-anak yang sudah
dewasa maupun orang tuanya adalah hilangnya privasi. Anak-anak dewasa mengeluh
bahwa orang tuanya membatasi kebebasannya, mengekang kehidupan seksnya,
mengurangi mereka dalam mendengarkan music rock dan memperlakukan mereka
seperti anak-anak dari pada orang dewasa.
 Hubungan saudara dan persahabatan hubungan saudara kandung juga berlangsung
sepanjang siklus kehidupan bagi sebagian besar orang dewasa . hubungan saudara
kandung pada masa dewasa mungkin sangat dekat , tidak acuh, atau sangat bersaing.
Saudara kandung secara psiokologis dekat satu sama lain pada masa dewasa cenderung
pada masa kanak-kanak memang seperti itu sementara kedekatan saudara kandung pada
masa dewasa awal jarang ditemukan. Persahabatan terus menjadi pentinga dalam masa
dewasa tangah sama halnya dengan persahabatan pasa masa dewasa awal.
 Hubungan Antargenersi orang dewasa usia tengah baya memainkan peran penting
dalam hubungan antargenerasi . mereka telah digambarkan sebagai generasi “sandwich”
situasi mereka telah dinamai “generation squeeze” (tekanan generasi) atau “generation
overload” (beban generasi yang terlalu berat). Tuntutan yang dihadapinya , baik sebagai
anak maupun orang tua yang sudah tua dan orang tua dari remaja atau dewasa muda,
memiliki implikasi bagi perkembangan jalan hidup individu dan bagi system keluarga
dimana mereka merupakan bagiannya.
Menurut Erikson, pada masa ini individu dihadapkan atas dua hal generativity vs
stagnasi Mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap guna
membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna
melalui generativitas / bangkit. Sebaliknya, stagnasi / mandeg => ketika individu tidak
melakukan apa-apa untuk generasi berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada anakanak, individu generatif adalah seseorang yang mempelajari keahlian, mengembangkan
warisan diri yang positif dan membimbing orang yang lebih muda.
Tugas dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan antara generativity dan
stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang sudah lebih dewasa dan luas daripada intimacy
karena rasa kasih ini telah men"generalize" ke kelompok lain, terutama generasi selanjutnya.
Bila dengan intimacy kita terlibat dalam hubungan di mana kita mengharapkan suatu timbal
balik dari partner kita, maka dengan generativity kita tidak mengharapkan balasan. Misalnya
saja, sebagian sangat besar dari para orang tua tidak keberatan untuk menderita atau
meninggal demi keturunannya, walau perkecualian pasti ada.
5

2.2 Karakteristik pada Masa Dewasa Madya
A. Usia Madya Merupakan Periode yang Sangat Ditakuti
Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin terasa lebih
menakutkan dilihat dari seluruh kehidupan manusia. Oleh karena itu orang-orang dewasa
tidak akan mau mengakui bahwa mereka telah mencapai usia tersebut, sampai kalender dan
cermin memaksa mereka untuk mengakui hal itu.
Pria dan wanita mempunyai alasan untuk takut memasuki usia madya. Beberapa
diantaranya adalah banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan tentang usia madya, yaitu
kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai dengan
berhentinya reproduksi kehidupan serta berbagai tekanan. Semua ini memberi pengaruh yang
kurang menguntungkan terhadap sikap orang dewasa pada saat memasuki usia madya dalam
kehidupan mereka. Kebanyakan orang dewasa menjadi rindu pada masa muda mereka dan
berharap dapat kembali ke masa itu.
B. Usia Madya Merupakan Masa Transisi
Seperti halnya masa pubertas, yang merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke
masa remaja dan kemudian dewasa, demikian pula usia madya merupakan masa di mana pria
dan wanita meninggalkan cirri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki
suatu periode dalam kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku baru.
Transisi senantiasa berarti penyesuaian diri terhdap minat, nilai, dan pola perilaku
yang baru. Pada usia madya, cepat atau lambat, semua orang dewasa harus melakukan
penyesuaian diri terhadap berbagai perubahan jasmani dan harus menyadari bahwa pola
perilaku pada usia mudanya harus diperbaiki secara radikal.
Setiap perubahan peran yang penting mungkin mengakibatkan suatu krisis kekerasan
yang besar atau kecil. Kimmel telah mengidentifikasi tiga bentuk krisis pengembangan yang
umum dan hampir universal, diantaranya:
Pertama, krisis sebagai masa orangtua “dimana kesalahan kami?”. Krisis ini terjadi
apabila anak-anak gagal memenuhi harapan orangtua dan orangtua bertanya apakah mereka
telah menggunakan metode yang tepat dalam mendidik anak dan menyalahkan diri mereka
sendiri karena kegagalan anak-anak untuk memenuhi harapan mereka.

6

Kedua, krisis yang timbul karena orangtua berusia lanjut, sehingga sering timbul
reaksi dari anak-anaknya: “Saya benci menempatkan ibu/ayah disitu”. Akibatnya banyak
orangtua berusia madya yang berusaha memecahkan permasalahan mereka tentang lanjut
usia, merasa bersalah ketika anak-anak mereka tidak dapat atau tidak mau menerima orangtua
mereka yang berusia lanjut tinggal bersama dalam rumah mereka.
Ketiga, krisis yang berhubungan dengan kematian, khususnya pada suami-istri.
Menurut Kimmel hal ini ditandai dengan sikap “Bagaimana saya dapat terus hidup?”, yang
mewarnai penyesuaian pribadi dan sosial mereka, yang tidak menyenangkan sampai krisis
tersebut dapat dipecahkan menjadi kepuasan individu.
C. Usia Madya adalah Masa Stres
Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidup yang berubah, khususnya
bila disertai dengan berbagai perubahan fisik, selalu cenderung merusak homeostatis fisik dan
psikologis seseorang dan membawa ke masa stres, suatu masa bila sejumlah penyesuaian
yang pokok harus dilakukan di rumah, bisnis, dan aspek sosial kehidupan mereka.
Marmor membagi sumber-sumber umum stress selama usia madya yang mengarah pada
ketidakseimbangan, yaitu:


Stres somatik, yang disebabkan oleh keadaan jasmani yang menunjukkan usia tua.



Stres budaya, yang berasal dari penempatan nilai yang tinggi pada kemudaan,
keperkasaan, dan kesuksesan oleh kelompok budaya tertentu.



Stres ekonomi, yang diakibatkan oleh beban keuangan dari mendidik anak dan
memberikan status symbol bagi seluruh anggota keluarga.



Stres psikologis, yang mungkin diakibatkan oleh kematian suami/istri, kepergian anak
dari rumah, kebosanan terhadap perkawinan, atau rasa hilangnya masa muda dan
mendekati ambang kematian.

D. Usia Madya adalah “Usia yang Berbahaya”
Saat ini merupakan masa di mana seseorang mengalami kesusahan fisik sebagai
akibat dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan, ataupun kurang
memperhatikan kehidupan. Timbulnya penyakit jiwa datang dengan cepat di kalangan pria
dan wanita, gangguan ini berpuncak pada suisid (bunuh diri), khususnya di kalangan pria.

7

Ancaman terhadap penyesuaian yang baik yang membuat usia madya berbahaya
semakin dibuat itensif oleh perbedaan jenis kelamin pada masa tersebut apabila timbul
kekecewaan pada homeostatis fisik dan psikologis. “gerakan revolusi” yang dilakukan pria
ini biasanya berbarengan dengan kebingungan dalam homeostatis yang disebabkan oleh
menopause pada wanita. Hal ini tidak hanya mengganggu hubungan suami-istri, yang
kadang-kadang menuju pada perpisahan atau perceraian, tetapi juga lambat laun membawa
pria maupun wanita kepada gangguan jiwa, alkohol, pecandu obat, dan bunuh diri.
E. Usia Madya adalah “Usia Canggung”
Franzblau mengatakan bahwa “orang yang berusia madyaseolah-olah berdiri di antara
Generasi Pemberontak yang lebih muda dan Generasi Warga Senior”. Mereka secara terus
menerus menjadi sorotan dan menderita karena hal-hal yang tidak menyenangkan dan
memalukan yang disebabkan oleh kedua generasi tersebut.
Merasa bahwa keberadaan mereka dalam masyarakat tidak dianggap, orang-orang
yang berusia madya sedapat mungkin berusaha untuk tidak dikenal oleh orang lain.
Keinginan untuk tidak dikenal bagi pria dan wanita berusia madya nampak dalam cara
mereka berpakaian. Sikap konservatif ini memengaruhi cara mereka memilih macam materi
yang dimiliki, seperti rumah dan kendaraan, serta pola perilaku, baik dalam cara mereka
menghibur atau menari. Semakin mereka kurang menarik perhatian, semakin mereka meraa
di luar masyarakat yang memuja kaum muda.
F. Usia Madya adalah Masa Berprestasi
Menurut Erikson, usia madya merupakan masa krisis di mana baik “generaktivitas
(kecenderungan untuk menghasilkan)” maupun stagnansi (kecenderungan untuk berhenti)
akan dominan. Menurut Erikson, selama usia madya, orang akan menjadi lebih sukses atau
sebaliknya mereka berhenti dan tidak mengerjakan sesuatu apapun lagi. Apalagi orang
berusia madya mempunyai kemauan yang kuat untuk berhasil, mereka akan mencapai
puncaknya pada usia ini dan memungut hasil dari masa-masa persiapan dan kerka keras yang
dilakukan sebelumnya.
Usia madya seyogianya menjadi masa tidak hanya untuk keberhasilan keuangan dan
sosial tetapi juga untuk kekuasaan dan prestise. Usia madya merupakan masa di mana peran
kepemimpinan pada pria dan wanita dalam pekerjaan, perindustrian, dan organisasi
masyarakat merupakan imbalan atas prestasi yang dicapai.
8

G. Usia Madya Merupakan Masa Evaluasi
Karena usia madya pada umumnya merupakan saat pria dan wanita mencapai puncak
prestasinya, maka logislah apabila masa ini juga merupakan saat mengevaluasi prestasi
tersebut berdasarkan aspirasi dan harapan orang lain, khususnya anggota keluarga dan teman.
Archer menyatakan: “pada usia dua puluhan kita mengikat diri pada perkerjaan atau
perkawinan. Selama akhir tiga puluhan dan awal empat puluhan adalah umum bagi pria untuk
melihat kembali keterikatan-keterikatan masa awal tersebut.”
Sebagai hasil evaluasi diri, Archer mengatakan, “usia madya nampaknya menuntut
perkembangan perasaan yang lebih nyata dan berbeda dari orang lain. Dalam perkembangan
setiap orang memiliki fantasi atau ilusi mengenai apa dan bagaimana dirinya. Tanggung
jawab lain pada usia madya menyangkut hal fantasi dan ilusi tersebut.
H. Usia Madya Dievaluasi dengan Standar Ganda
Walaupun perkembangannya cenderung mengarah ke persamaan peran antara pria
dan wanita baik di rumah, perusahaan, perindustrian, profesi maupun dalam kehidupan sosial,
namun masih terdapat standar ganda terhadap usia. Meskipun standar ganda ini memengaruhi
banyak aspek terhadap kehidupan pria dan wanita usia madya tetapi, ada dua aspek khusus
yang perlu diperhatikan.
Pertama adalah aspek yang berkaitan dengan perubahan jasmani. Contohnya ketika
rambut pria menjadi putih, timbul kerut-kerut dan keriput di wajah, dan terjadinya beberapa
bagian otot yang mengendur terutama otot di sekitar pinggang.
Bidang kedua di mana standar ganda dapat terlihat nyata pada cara mereka
menyatakan sikap terhadap usia tua. Ada dua pandangan filosofis yang berbeda tentang
bagaimana orang harus menyesuaikan diri dengan usia madya. Pertama, mereka harus tetap
merasa muda dan aktif, kedua mereka harus menua dengan anggun semakin lambat dan hatihati, dan menjalani hidup dengan nyaman.
I.

Usia Madya Merupakan Masa Sepi
Masa ketika anak-anak tidak lama lagi tinggal bersama orangtua, kecuali dalam

beberapa kasus di mana pria dan wanita menikah lebih lambat dibandingkan usia rata-rata,
ataupun menunda kelahiran anak hingga mereka lebih mapan dalam karier, atau mempunyai
keluarga besar sepanjang masa sepi dalam kehidupan perkawinan.
9

Setelah bertahun-tahun hidup dalam sebuah rumah yang berpusat pada keluarga
(family centered home), umumnya orang dewasa menemui kesulitan dalam menyesuaikan
diri dengan rumah yang berpusat pada pasangan suami-istri (pair centered home). Keadaan
ini terjadi karena selama masa-masa mengasuh anak, suami dan istri selalu berkembang
terpisah dan mengembangkan minat masing-masing. Akhirnya, mereka hanya memiliki
sedikit persamaan setelah minat mereka terhadap anak-anak berkurang dan ketika mereka
harus saling menyesuaikan diri dengan sebaik-baiknya.
J.

Usia Madya Merupakan Masa Jenuh
Banyak atau hampir seluruh pria dan wanita mengalami kejenuhan pada akhir usia

tiga puluhan dan empat puluhan. Para pria menjadi jenuh dengan kegiatan rutin sehari-hari
dan kehidupan bersama keluarga yang hanya memberikan sedikit hiburan. Wanita yang
menghabiskan waktunya untuk memelihara rumah dan membesarkan anak-anaknya.
Kejenuhan tidak akan mendatangkan kebahagiaan ataupun kepuasan pada usia
manapun. Akibatnya, usia madya seringkali merupakan periode yang tidak menyenangkan
dalam hidup.

2.3 Permasalahan pada Masa Dewasa Madya
Permasalahan yang terjadi pada masa dewasa madya tidak semata-mata terjadi begitu saja,
permasalahan yang terjadi karna adanya kelemahan yang terjadi pada perkembangan dan
karakteristik yang terjadi pada masa dewasa madya sehinggu meninmbulkan suatu masalah
yang harus dihadapi oleh individu pada tahap ini.
A. Permasalahan pada Masa Perkembangan Fisik
Dari karakteristik perubahan fisik tersebut terlihat jelas kelemahan atau menurunya
penampilan pada usia paruh baya ini. hal ini banyak individu pada usia tersebut berusaha keras agar
terlihat lebih muda, seperti melakukan bedah kosmetik, mengecat rambut, mengenakan wig, dan
mengkonsumsi jumlah besar vitamin yang diperuntukan bagi usia paruh baya ini, dimana hal ini
mencerminkan keinginan untuk mengendalikan proses penuaan dan merupakan permasalahan yang
terjadi di usia madya.
Kelebihan berat tubuh dapat membahayakan kesehatan di usia paruh baya, meningkatkan
peluang individu untuk menderita sejumlah penyakit, seperti hipertensi dan gangguan pencernaan.

10

Sebagai contoh, obesitas meningkatkan kemungkinan individu menderita sejumlah penyakit
diantaranya, hipertensi (tekanan darah tinggi diluar batas normal), diabetes, dan gangguan pencernaan
(Bazzano & kawan-kawan, 2010; Bloomgarden, 2010). Kelebihan berat tubuh memiliki resiko depresi
dan kematian pada usia ini.
Kekurangan tidur pada tahap ini juga banyak terjadi dimana individu akan merasakan
kurangnya istirahat pada pagi hari. Hal ini kebanyakan terjadi pada individu yang sering
mengkonsumsi obat-obatan yang diberi dokter ataupun tidak, misalnya individu yang mengalami
penyakit kardiovaskular, atau depresi.

B. Permasalahan pada Perkembangan Kognitif
Pada masa dewasa madya individu akan mulai mengalami permasalahan penurunan
momori dimana kapasitas memori yang sudah dipenuhi dengan memori pada masa
sebelumnya, namun kemampuan memori ini dapat teroragnisir jika menggunakan pemilahan
informasi yang secara efektif dilakukan.
Pada masa ini individu terkadang memecahkan masalah sesuai dengan keinginannya
sendiri yaitu dengan melihat pengalaman yang pernah dilakukannya, dan jika tida sesuai
dengan yang diinginkan individu akan memikirkan lagi bagaimana pemecahan masalah yang
efetif.
C. Permasalahan pada Perkembangan SosioEmosi
Pria tengah baya mulai memikirkan hubungan yang telah hilang selama mengejar
karir, kini saatnya ia mulai memikirkan anak-anak. Sedangkan bagi wanita ini saatnya untuk
menyibukkan dirinya di luar rumah. Sekian tahun telah membesarkan anak-anak, sekarang ia
siap menghadapi tantangan baru di luar rumah. Masalah keintiman: Pria ingin agar isterinya
berperilaku sebagai seorang pacar yang mesra bukan hanya pengelola rumah tangga. Bagi
wanita ketegasannya sebagai bukti kemesraan. Dan apabila isteri sibuk di luar rumah
sepanjang hari, maka bila malam tiba sudah kecapean dan suami terbaikan.
Bagi seorang pria yang memasuki fase ini mengalami ketidakstabilan emosi. Kadang
gembira, bersemangat, kadang murung, tidak mau diajak bicara, keadaan diseputarnya seakan
tawar, sehingga mereka mengeluh dalam banyak hal, masalah anak, pekerjaan, dll. Bagi
seorang wanita tengah baya sering mengalami kecemasan dan ketakutan kehilangan
suaminya, kesepian dan kadang-kadang kemarahan. Keduanya bisa mengalami depresi, bagi

11

wanita yang tidak siap akan mengalami depresi yang berat ketika memasuki masa
menopause. Paling berat bagi mereka yang tidak menikah atau ibu janda yang rentan.

2.4 Tugas-Tugas Perkembangan Usia Madya
A. Penyesuaian Diri terhadap Perubahan Fisik
Tugas ini meliputi untuk mau melakukan penerimaan akan dan penyesuaian dengan
berbagai perubahan fisik yang normal terjadi pada usia madya.
Perubahan dalam Penampilan Penampilan seseorang memegang peranan penting terutama
dalam penilaian sosial, sambutan sosial, dan kepemimpinan. Mereka yang berusia madya,
memberontak terhadap penilaian status tersebut yang mereka takuti ketika penampilan
mereka menurun. Bagi pria, terdapat kesulitan tambahan dalam berlomba dengan orangorang yang lebih muda, lebih kuat, dan lebih enerjik, yang lebih cenderung untuk menilai
kemampuannya dalam mempertahankan pekerjaannya dalam kaitannya dengan penampilan.
Bagi pria maupun wanita, selalu terdapat ketakutan bahwa penampilan usia madya mereka
akan menghambat kemampuan mereka untuk mempertahankan pasangan, ataupun
mengurangi daya tarik terhadap lawan jenisnya.
Perubahan dalam Kemampuan Indera Perubahan yang paling nampak dan merepotkan
terdapat pada mata dan telinga. Perubahan fungsional dan generative pada mata berakibat
mengecilnya bundaran kecil pada anak mata, mengurangnya ketajaman mata akhirnya
cenderung menjadi glukoma, katarak, dan tumor. Kebanyakan orang berusia madya
menderita presbiopi atau kesulitan melihat sesuatu dari jarak jauh. Kemampuan mendengar
juga melemah, akibatnya harus mendengarkan sesuatu secara lebih sungguh-sungguh
daripada yang mereka melakukan pada masa lalu. Disamping menurunnya kemampuan
mendengar, penurunan daya cium juga terjadi karena jumlah rambut hidung yang bertambah,
sehingga mempengaruhi rangsangan daya cium.
Perubahan dalam Keberfungsian Fisiologis Perubahan ini, sebagian besar bagian tubuh,
langsung atau tidak langsung diakibatkan perubahan jaringan tubuh. Seperti gelang karet
yang tua, dinding saluran arteri menjadi rapuh denan bertambahnya usia. Keadaan tersebut
dapat menimbulkan kesulitan sirkulasi, meningkatnya tekanan darah, khususnya orang
gemuk dapat menyebabkan komplikasi jantung. Fungsi kelenjar tubuh menjadi lembam. Pori12

pori dan kelenjar-kelenjar pada kulit yang membersihkan kulit dari kotoran menjadi lebih
pelan, sehingga bau badan bertambah. Berbagai kelenjar yang dihubungkan dengan proses
pencernaan berfungsi lebih lambat, sehingga mengalami masalah karena pencernaan menjadi
lebih sering bekerja.
Perubahan pada Kesehatan Masalah kesehatan mencakup kecenderungan untuk mudah
lelah, telinga berdengung, sakit pada otot, kepekaan kulit, pusing, sakit pada lambung
(konstipasi, asam lambung, dan sendawa), kehilangan selera makan, dan insomnia.
Bagaimana usia madya mempengaruhi kesehatan individu, tergantung pada banyak faktor,
seperti faktor keturunan, riwayat kesehatan, tekanan ekonomi dalam hidup, dan kemauan
untuk menyesuaikan diri dengan pola hidup untuk mengubah kondisi jasmani.
Perubahan Seksual Wanita memasuki masa menopause, dimana masa menstruasi berhenti,
dan mereka kehilangan kemampuan memelihara anak. Sedangkan pria mengalami masa
klimaterik.
B. Penyesaian Diri terhadap Peruahan Mental
Suatu studi yang dilaporkan oleh Kangas dan Bradway menyimpulkan bahwa
kecerdasan dapat sedikit meningkat pada masa usia madya, terutama pada mereka yang
tingkat kecerdasannya tinggi. Pria menunjukkan peningkatan nilai IQ pada saat mereka
menjadi semakin tua, sedang wanita menunjukkan sedikit penurunan. Karena pria secara
mental harus lebih waspada dan siap untuk bersaing dalam kerja daripada wanita bersaing
untuk membawakan peran sebagai pengatur rumah.
C. Penyesuaian Diri terhadap Minat yang Berubah
Perubahan minat yang ada pada usia madya terjadi sebagai akibat dari perubahan
tugas, tanggung jawab, kesehatan dan peran dalam hidup. Konsentrasi pria pada bidang
pengembangan kerja sedangkan wanita jauh lebih tegas dan konkrit pada usia madya
dibanding pria, konsekuensinya, perubahan keinginan ini lebih berkesan.
Penampilan dan Pakaian Minat dalam penampilan, yang mulai berkurang setelah menikah
dan khususnya selama tahun-tahun awal sebagai orang tua semakin nampak pada waktu
perubahan fisik yang terjadi, yang dibarengi dengan semakin bertambahnya usia. Pria
semakin sadar terhadap pernanan pakaian daripada yang biasa ia pakai pada masa muda dulu
atau pada waktu status kepegawaiannya masih rendah karena pada masa ini mereka dapat
13

mencapau puncak karier. Pada wanita, kesadaran tentang peranan pakaian lebih kecil
dibandingkan dengan pria atau pada masa remaja, tetapi mereka juga sepakat bahwa peranan
pakaian dan dandadan penting agar usaha dan dunia sosialnya berhasil.
Uang Bagi pria yang berasal dari kelompok yang tidak memiliki ketrampilan atau setengahsetengah, selama mereka berusia madya pekerjaannya kurang mantap. Terlebih, kecepatan
menurunnya sebanding dengan kesulitan yang mereka peroleh dalam mempelajari teknik
baru, yang memaksa mereka untuk menerima perkerjaan dengan upah yang lebih rendah
dibandingkan dengan upah mereka pada awal masa puncak kariernya. Akibat dari kesehatan
yang buruk, utang yang dibawa atau tanggung jawab ekonomi dari keluarga cenderung beban
uang bagi pria dari semua kelompok pekerja , kecuali mereka yang pendapatannya lebih
banyak dari tuntutan kebutuhannya. Wanita usia madya lebih tertarik pada uang daripada
pria, baik dalam bentuk harta benda sebagai alat pembanding dengan teman-temannya
maupun dalam bentuk keamanan bagi dirinya seperti kesinambungan nafkah apabila ia sakit
atau meninggal, atau kalau terjadi perceraian.
Symbol Status Karena orang usia madya suka berpikir dan mawas diri sebagai generasi
pemimpin yaitu kelompok yang mempunyai kekuasaan dan kekuatan paling besar, mereka
ingin memiliki harta benda yang dapat digunakan untuk menyatakan status mereka kepada
orang atau kelompok lain
Agama Banyak orang usia madya tertarik pada kegiatan yang berhubungan dengan
keagamaan daripada yang pernah mereka kerjakan pada waktu muda walaupun keinginannya
ini mungkin bukan karena alasan keagamaan. Contohnya karena mereka memiliki banyak
waktu luang dan menganggap bahwa kegiatan keagamaan atau sosial dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhannya. Keinginan untuk lebih terlibat dengan kegiatan keagamaan akan
semakin besar setelah seseorang kehilangan keluarga atau teman dekatnya.
Urusan Kemasyarakatan Pria dan wanita berusia madya, yang merasa diri mereka sebagai
pemimpin dalam kehidupan sosial seperti terjadi di rumah dan pekerjaanya, juga merasa
bahwa masa madya merupakan saat untuk melayani. Orang yang berusia madya sudah
mempunyai perkerjaan yang mantap, dan bagi ibu rumah tangga, tugas rumah tangganya
sudah berkurang. Dengan demikian mereka dapat lebih banyak memanfaatkan waktu untuk
kegiatan masyarakat, melayani masyarakat, gereja, dan lembaga professional, atau berperan
dalam kepemimpina organisasi.

14

Rekreasi salah satu tugas perkembangan pokok selama masa usia madya adalah belajar
menggunakan waktu luang dengan cara yang memuaskan. Ini merupakan tugas yang sulit
karena baik pria maupun wanita pada usia ini mempunyai waktu luang yang lebih banyak,
dibandingkan dengan awal masa mudanya. Karena itu, biasanya mereka meningkatkan
jumlah kegiatan yang bersifat rekreasional.
D. Penyesuaian Sosial
Usia madya sering membawa perubahan minat dalam kehidupan sosial. Sebagai
pasangan yang tanggung jawab keluarganya berkurang dan status ekonomi mereka
meningkat, mereka dapat lebih banyak terlibat dengan kegiatan sosial dibanding semasa
mudanya. Banyak orang yang berusia madya terutama kaum wanitanya, menyadari bahwa
kegiatan sosial dapat menghilankan kesepian karena anak-anaknya sudah dewasa semua dan
mulai berkeluarga.
Selama usia madya, orang senang terhadap kegiatan menjamu teman dalam bentuk
acara makan malam, pesta dan pada umumna kehidupan sosial mereka senang berkumpul
dengan jenis kelamin yang sama. Kemudian bila seseorang mulai memasuki masa pension,
dengan berkurangnya pendapatan kegiatan dalam masyarakat mulai berkurang. Akibatnya,
mereka cenderung menghabiskan waktunya dengan anggota keluarga. Kegiatan sosial dalam
masyarakat dipengaruhi oleh status kelas sosial seseorang.

15

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran
Rentang usia dewasa madya atau yang disebut juga usia setengah baya pada
umumnya berkisar antara usia 40 – 60 tahun, dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai
perubahan fisik maupun mental (Hurlock, 1980:320). Menurut Piaget pada masa dewasa
madya ini termasuk ptahap ke empat pada tahap perkembangan kognitifnya yaitu tahap
Formal Operasional. Pada tahap ini perkembangan sosial juga sangat nampak, yang bisa
dipengaruhi oleh kehidupan sosial individu dengan sekitarnya, ada beberapa kategori
hubungan sosial yang mempengaruhi perkembangan sosial pada masa dewasa madya, cinta
dan pernikahan pada paruh kehidupan, sarang yang kosong dan pengisiannya kembali,
hubungan saudara dan persahabatank dan hubungan antargenersi. Karakteristik pada masa
dewasa madya; usia madya adalah “usia yang berbahaya”, usia madya adalah masa stres, usia
madya merupakan masa transisi, usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti, usia
madya adalah “usia canggung”, usia madya adalah masa berprestasi, usia madya merupakan
masa evaluasi, usia madya dievaluasi dengan standar ganda, usia madya merupakan masa
sepi, danusia madya merupakan masa jenuh. Dalam setiap perkembangan memiliki
permasalahannya

sendiri-sendiri

namun

tetap

bisa

saling

mempengaruhi.

Dalam

permasalahan pasti ada penyelesaian dan dalam menyelesaikannya dengan tugas-tugas yang
harus dikembangkan oleh individu pada tahap ini.

16

Daftar Pustaka
Papilia E. Diane, dkk. 2008. Human Development. Jakarta: Prenada Media Group
Santrock J.W. 2002. Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga
Hurlock B. Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan
Kehidupan). Jakarta: Erlangga

17

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65