Proposal teknik send a problem revisi 1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan semakin hari semakin berkembang akhirnya terlihat
kecenderungan untuk membagi ilmu pengetahuan menjadi berbagai disiplin ilmu.
Pada dasarnya ilmu berkembang dari dua cabang utama yaitu filsafat alam yang
kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam dan filsafat moral yang kemudian
berkembang ke dalam ilmu-ilmu sosial. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang
berkembang dari filsafat alam dan memiliki peran yang sangat penting terhadap
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu dalam dunia pendidikan
IPA telah menjadi mata pelajaran yang wajib dipelajari di sekolah-sekolah.
IPA perlu diajarkan di sekolah dasar untuk menumbuhkan kemampuan
berfikir logis, analisis, kreatif dan kemampuan bekerja sama pada diri siswa.
Kompetensi tersebut bertujuan agar siswa mampu melakukan analisis terhadap
apa yang ia pelajari, cermat dan teliti dalam mengambil keputusan, serta mampu
menalar hubungan suatu peristiwa/gejala alam yang satu dengan yang lainnya
sehingga mampu menciptakan pola pikir ilmiah yang kritis sejak dini . Dalam
kenyataan, memang tidak banyak siswa yang menyukai bidang kajian IPA, karena
dianggap sulit, keterbatasan kemampuan siswa, atau karena mereka tidak
berminat untuk menjadi ilmuwan. Namun demikian, mereka tetap berharap agar

pembelajaran IPA di sekolah dapat disajikan secara menarik, efektif dan efisien .

1

2

Oleh karena itu, kesulitan belajar IPA harus diatasi sedini mungkin agar
pembelajarannya dapat menghasilkan hasil yang optimal.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut dibutuhkan kreativitas guru
dalam membelajarkan siswanya. Seperti kecerdasan guru dalam menelaah
kurikulum, menyusun silabus dan RPP, menggunakan strategi, metode, teknik
dan media belajar yang tepat, serta mengelola kelas yang menyenangkan. Karena
belajar sangat efektif apabila menyenangkan.1 Namun kenyataannya pada saat ini
masih terdapat guru yang menyajikan pembelajaran hanya dengan transfer of
knowledge tanpa mengembangkan bagaimana cara belajar yang kreatif dan
menyenangkan tersebut.
Berdasarkan hasil survei di SD Negeri 012 Purnama dari guru kelas V
menyatakan bahwa hasil belajar IPA siswa masih rendah dan belum mencapai
KKM yang telah ditetapkan yaitu 70. Hal ini terlihat dari gejala-gejala yang
ditunjukkan oleh siswa ketika mengikuti proses pembelajaran, diantaranya:

1. Ketika guru bertanya mengenai materi IPA hanya 14 orang siswa dari 30
siswa atau sekitar 46,6% yang dapat menjawab dengan benar.
2. Jika diberikan latihan pada mata pelajaran IPA, dari 30 siswa 13 orang siswa
nilainya masih rendah.
3. Dari 30 orang siswa, 17 atau 56,67% orang siswa hasil belajarnya belum
mencapai KKM yang telah ditetapkan ≥ 70.
Dari gejala-gejala yang tampak tersebut, guru telah melakukan berbagai
upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa, diantaranya: dengan
1

Hartono, dkk, PAIKEM, Pekanbaru: Zanafa, 2009, hlm. 87

3

menerapkan berbagai metode pembelajaran seperti metode ceramah, diskusi,
latihan dan memberikan PR diakhir pembelajaran, tetapi upaya guru tersebut
masih belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
Untuk itu, perlu dicari alternatif lain tentang penerapan teknik dalam
membelajarkan IPA.
Salah satu teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA guna

meningkatkan hasil belajar siswa adalah teknik send a problem. Dalam
penerapannya teknik send a problem menuntut siswa untuk berfikir kritis dan
bertindak kreatif. Siswa dilibatkan dalam melakukan eksplorasi situasi baru dalam
mempertimbangkan dan merespon permasalahan secara kritis. Selain itu melalui
teknik send a problem siswa dibimbing untuk membuat pemecahan masalah
sekaligus mengevaluasi solusi dari penyelesaian masalah tersebut.
Dari uraian latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
dengan Menggunakan Teknik Send A Problem di Kelas V Sekolah Dasar Negeri
012 Purnama Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai”.

4

B. Definisi Istilah
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau
skor setelah diberikan tes hasil belajar setiap akhir pembelajaran. 2 Tes hasil
belajar digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan yang dicapai
oleh siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran.

2. Teknik Send A Problem
Send A Problem adalah sebuah teknik yang paling efektif untuk
membangun solusi dengan pemikiran mendalam bagi masalah-masalah yang
lebih kompleks yang tidak memiliki jawaban tunggal yang tepat.3 Secara
singkat langkah-langkah penggunaan teknik send a problem dalam
pembelajaran adalah dimulai dengan guru membentuk siswa secara
berkelompok, kemudian guru memberikan masalah berbeda kepada tiap-tiap
kelompok. Selanjutnya guru meminta tiap kelompok untuk berdiskusi mencari
solusi-solusi yg memungkinkan, solusi yang telah disepakati ditulis pada
sebuah kertas dan dimasukkan kedalam amplop. Setelah itu amplop dikirim
pada kelompok lain. Kelompok penerima berdiskusi mencari solusi seperti
kelompok sebelumnya. Kelompok terakhir yang menerima amplop bertugas
mencari solusi-solusi terbaik dari kelompok sebelumnya dan memberikan
tanggapan. Selanjutnya guru memberikan manambahkan poin-poin yang
terlewatkan dan memberikan penjelasan solusi yang benar.
2

Dimiyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, hlm.

200.

3

Elizabert E. Barkley, dkk, Collaborative Learning Techniques, Bandung: Nusa Media,
2012, hlm. 267.

5

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah pada penelitian ini adalah, “Bagaimana Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan Menggunakan
Teknik Send A Problem di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 012 Kelurahan
Purnama Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai?”
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam dengan menggunakan teknik send
a problem di kelas V Sekolah Dasar Negeri 012 Purnama Kecamatan Dumai
Barat Kota Dumai.

2. Manfaat Penelitian
a. Untuk siswa
Untuk siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 012 Purnama Kecamatan
Dumai Barat dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA.
b. Untuk Guru

6

Memberikan

kontribusi

dan

inspirasi

kepada


guru

IPA

untuk

mengembangkan berbagai teknik belajar dalam rangka meningkatkan hasil
belajar siswa.
c. Untuk Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan teknik send a problem
untuk meningkatkan aspek-aspek kepribadian lainnya.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kerangka Teoretis
1. Hasil Belajar
Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dari hasil belajar
yang dicapai, yaitu perubahan yang menjadi semakin baik setelah
melaksanakan suatu proses pembelajaran. Hal ini seiring dengan yang

dikemukakan Purwanto bahwa hasil belajar adalah perubahan prilaku siswa
akibat belajar.4 Perubahan prilaku tersebut disebabkan karena dia telah
mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses
belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh UNESCO bahwa, ada
empat pilar hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh pendidikan, yaitu
learning to know, learning to be, learning to life together, dan learning to do.
Bloom menyebutnya dengan tiga ranah hasil belajar, yaitu : kognitif, afektif
dan psikomotor. Untuk aspek kognitif, Bloom menyebutkan tujuh tingkatan,
yaitu: pengetahuan, pemahaman, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi.5 Lebih lanjut Nana Sudjana menyatakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

4

Ibid.
Tim Pengembang MKDP, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers. 2011,
hlm. 140-141
5


7

8

belajarnya.6 Sedangkan menurut Agus Suprijono hasil belajar
merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikapsikap, apresiasi dan keterampilan.7
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya
proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan
baik menyangkut segi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Proses perubahan
dapat terjadi dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, yang
bersifat pemecahan masalah, dan pentingnya peranan kepribadian dalam
proses serta hasil belajar.
Hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai
dengan tujuan pengajaran. Sedangkan tujuan pengajaran itu sendiri akan
menjadi hasil belajar yang potensial yang akan dicapai oleh anak melalui
kegiatan belajarnya. Djamarah dan Zain, menyatakan bahwa indikator hasil
belajar dapat dilihat dari daya serap siswa terhadap bahan pelajaran yang
diajarkan telah mencapai prestasi tinggi atau belum, baik secara individual
maupun kelompok.8
Secara umum, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Faktor internal yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berada diluar diri siswa.
Yang tergolong kedalam faktor internal adalah :

6

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Rosdakarya, 2010,

hlm. 22
7

Agus Suprijono, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011, hlm. 5
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar., Jakarta: Rineka
Cipta, 2012. hlm. 106
8

9

a. Faktor fisiologis (jasmani individu) baik yang bersifat bawahan maupun
yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur tubuh, cacat tubuh,

dan sebagainya.
b. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan, yang
meliputi:
1) Faktor intelektual terdiri atas :
(a) Faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat.
(b) Faktor aktual, yaitu kecakapan nyata dan prestasi.
2) Faktor non-intelektual yaitu komponen-komponen kepribadian tertentu
seperti sikap, minat, kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri,
penyesuaian diri, emosional, dan sebagainya.
3) Faktor kematangan baik fisik maupun psikis.
Yang tergolong faktor eksternal ialah:
a. Faktor sosial yang terdiri atas :
1) Faktor lingkungan keluarga
2) Faktor lingkungan sekolah
3) Faktor lingkungan masyarakat
4) Faktor kelompok
b. Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan teknologi,
kesenian dan sebagainya.
c. Faktor lingkungan fisik: seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim dan
sebagainya.
d. Faktor spiritual atau faktor lingkungan keagamaan.

10

Faktor internal yang berasal dalam diri siswa mempunyai pengaruh
yang lebih besar dalam memengaruhi hasil belajar. Seperti yang dikemukakan
oleh Clark bahwa hasil belajar siswa disekolah 70% dipengaruhi oleh
kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.9
Adanya pengaruh dari dalam diri siswa yang lebih besar merupakan
hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan
tingkah laku individu yang diniati dan disadarinya. Akan tetapi, hasil yang
diraih masih juga bergantung dari lingkungan. Salah satu lingkungan belajar
yang paling dominan memengaruhi hasil belajar disekolah ialah kualitas
pengajaran. Jadi, antara faktor internal dan eksternal tersebut saling
berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memengaruhi
hasil belajar yang dicapai seseorang.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa adalah dengan menggunakan tes hasil belajar. Hal tersebut seperti yang
dinyatakan oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa, hasil belajar adalah hasil yang
dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar
setiap akhir pembelajaran. Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran.10 Adapun bentuk-bentuk penilaian tes hasil belajar dijelaskan
dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 yang menyebutkan jika penilaian hasil

9

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,
Algesindo, 2011. hlm. 39
10
Mudjiono. Op. Cit., hlm. 200

Bandung: Sinar Baru

11

belajar yang dilakukan oleh guru terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas.11
Berdasarkan uraian tersebut, hasil belajar yang dimaksud adalah hasil
belajar pada umumnya. Hasil belajar yang dikhususkan pada penelitian ini
adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Adapun hasil belajar IPA
yang dimaksud adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam bentuk angkaangka atau skor dari serangkaian tes belajar IPA setelah proses pembelajaran
dengan menerapkan teknik pembelajaran send a problem.
2. Teknik Send A Problem
a. Pengertian Teknik Send A Problem
Send A Problem merupakan teknik pembelajaran dari salah satu
bentuk model pembelajaran kooperatif dengan pola berpasangan. Send A
Problem adalah sebuah teknik yang paling efektif untuk membangun
solusi dengan pemikiran mendalam bagi masalah-masalah yang lebih
kompleks yang tidak memiliki jawaban tunggal yang tepat. 12 Teknik send
a problem mengajarkan siswa untuk belajar menyelidiki suatu konsep dan
mereview konsep. Kegiatan inti siswa adalah mencari, mendefinisikan
masalah, mendesign hingga mampu mengkomunikasikan dan berinteraksi
dengan kelompok lain.
Teknik send a problem menuntut siswa untuk berpikir kritis dan
bertindak kreatif. Selama fase mencari masalah siswa melakukan kegiatan
identifikasi, pemilihan dan memperjelas permasalahan. Selanjutnya siswa
11

Anonim, Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Isi Nasional.,
(Online http://www.bpkp.go.id diakses 15 Juni 2013)
12
Elizabert E. Barkley, Loc. Cit.

12

diajak untuk merencanakan pemecahan dan merespon permasalahan yang
ditemui, hingga akhirnya mereka mampu merumuskan data atau jawaban
yang diperolehnya menjadi sebuah informasi dan mengkomunikasikan
data tersebut kepada orang lain. Dalam sejumlah situasi, teknik ini juga
efektif untuk masalah-masalah dengan satu jawaban tunggal yang baru
dipelajari siswa dalam pembelajaran.
b. Langkah-langkah Teknik Pembelajaran Send A Problem
Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan teknik send
a problem menurut Elizabert dkk adalah sebagai berikut:
1) Bagi siswa

menjadi beberapa kelompok dan jelaskan kegiatan

pembelajaran menggunakan teknik send a problem.
2) Bagikan masalah yang berbeda untuk masing-masing kelompok.
3) Instruksikan kepada semua anggota kelompok untuk mendiskusikan
masalah mereka,

mencari solusi–solusi yang memungkinkan

dan

memilih solusi yang terbaik kemudian menuliskannya pada selembar
kertas dan memasukkannya kedalam amplop.
4) Instruksikan kepada semua anggota kelompok untuk mengirimkan
amplop kepada kelompok lain, masing-masing kelompok menerima
sebuah amplop atau masalah baru.
5) Instruksikan kembali tiap kelompok untuk berdiskusi mencari solusisolusi seperti pada langkah ketiga.
6) Kelompok terakhir yang menerima amplop mengulas respons yang
diberikan oleh kelompok sebelumnya terhadap masalah tersebut dan

13

memilih solusi mana yang terbaik serta menambahkan informasi lain
yang mereka inginkan.
7) Guru menambahkan poin-poin yang terlewatkan dengan memberikan
penguatan terhadap solusi-solusi yang telah dibuat siswa.13
3. Hubungan Penerapan Teknik Send A Problem terhadap Hasil Belajar
Elizabert dkk menyatakan jika teknik send a problem melibatkan dua
tahap kegiatan utama yaitu tahap penyelesaian masalah dan tahap evaluasi
solusi. Adapun tujuan dari tahap pertama adalah memberi kesempatan pada
siswa untuk berlatih dan mempelajari keterampilan berfikir yang dibutuhkan
dalam penyelesaian masalah yang efektif. Sedangkan tujuan tahap kedua
adalah membantu siswa belajar membandingkan dan membedakan berbagai
macam solusi. Kegiatan tersebut dapat membantu guru mengevaluasi
kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah tertentu, prinsipprinsip umum yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, dan menentukan
keterampilan siswa dalam mentransfer apa yang sudah mereka pelajari
kedalam situasi-situasi masalah baru.
Pernyataan Elizabert dkk tersebut memberikan pengertian jika
penggunaan teknik send a problem dalam pembelajaran dapat memberikan
pengalaman

langsung

pada siswa bagaimana

mencari

solusi suatu

permasalahan dengan mengaitkan pengetahuan yang mereka miliki.
Tercapainya suatu proses pembelajaran tidak terlepas dari faktor pengetahuan
awal siswa serta terjadinya proses pembelajaran yang bermakna. Piaget
menyatakan jika proses belajar melalui tiga tahapan yaitu, asimilasi,
13

Ibid. hlm. 268-269

14

akomodasi dan equilibrasi. Pada tahap asimilasi terjadi proses penyatuan
informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. 14
Ausubel juga berpendapat jika belajar seharusnya merupakan asimilasi yang
bermakna bagi siswa.15 Pembelajaran yang bermakna dapat terjadi jika siswa
mengalami

sendiri

proses

pengkonstruksian

pengetahuan

tersebut.

Pengetahuan dikonstruksikan melalui pengalaman, dimana pengalaman
tersebut siswa dapatkan ketika pembelajaran berlangsung.
Untuk itu dalam merancang pembelajaran haruslah pembelajaran
tersebut menyinggung ketiga aspek belajar siswa yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Dalam pelaksanaannya, teknik send a problem menuntut siswa
untuk berpikir kritis dan bertindak kreatif serta menggunakan kekuatan pikiran
secara menyeluruh dengan membuat pertanyaan untuk temannya, kemudian
temannya mencarikan solusi atas pertanyaan yang didapatkannya. Dengan
adanya kegiatan tersebut teknik send a problem diharapkan dapat menyentuh
ketiga ranah hasil belajar baik kognitif, afektif, maupun psikomotor. Dengan
demikian siswa dapat lebih memahami materi yang telah dipelajari sehingga
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajarnya.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian mengenai teknik send a problem telah
dilakukan di

tingkat SMA. Salah satunya adalah penelitian yang

dilakukan oleh Teguh Bagyanto

yang berjudul “Efektifitas Send-A-

Problem untuk Mengajar Membaca Ditinjau dari Inteligen Siswa Kelas I
14

Hamzah, B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi
Aksara, 2010. Hlm 10
15
Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2012, hlm. 43

15

SMP Negeri 33 Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian yang
dilakukan oleh Teguh menunjukkan metode send a problem lebih efektif
daripada metode ceramah untuk pengajaran membaca pada siswa kelas
satu SMP Negeri 33 Purworejo. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisa data
inferensial, yang menunjukkan bahwa: 1) Teknik send a problem lebih
efektif dari pada metode ceramah untuk mengajarkan membaca, 2) siswa
yang mempunyai inteligen tinggi pencapaian membacanya lebih baik
daripada siswa yang mempunyai inteligen rendah dan 3) ada interaksi
antara metode mengajar dengan tingkat inteligen siswa.16
Selain penelitian yang telah dilakukan oleh Teguh, teknik send a
problem juga diteliti oleh Nur Hanifah dalam penelitian eksperimennya
yang berjudul “Perbandingan Pembelajaran Membaca Melalui Teknik
Structured Problem-Solving dan Teknik Send-A-Problem di Kelas X SMA
N 2 Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012”. Dalam penelitiannya, data yang
di dapat Hanifah dianalisis dengan menggunakan rumus t-test. Perhitungan
data menunjukkan bahwa: (1) t-observasi (t-o) adalah 0,0632 konsultasi ttabel (t-t) (66, 0.05) = 1.960, penulis menemukan bahwa t-o lebih tinggi
dari t-t. Hanifah menyimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
pada prestasi membaca antara eksperimen dan kelompok kontrol, (2) ratarata dari kelompok siswa yang diajar menggunakan teknik structured
problem solving adalah 70,99, sedangkan siswa yang diajar menggunakan
teknik send a problem adalah 64.55. Ini berarti bahwa keterampilan
16

Teguh Bagyanto, Efektifitas Send-A-Problem untuk Mengajar Membaca Ditinjau
dari Inteligen Siswa., Solo: KIP-Universitas Sebelas Maret, 2012 (online)

16

mengajar membaca dengan menggunakan teknik structured problem
solving lebih efektif daripada menggunakan teknik send a problem pada
siswa kelas X SMA Negeri 2 Boyolali pada tahun akademik 2011/2012.17
Penelitian yang dilakukan oleh Teguh Bagyanto dan Nur Hanifah
yang telah dipaparkan sebelumnya menggunakan teknik yang sama dalam
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Namun terdapat beberapa
perbedaan dalam penelitian tersebut. Dari jenis penelitiannya, Teguh
Bagyanto melakukan penelitian deskriptif dan Nur Hanifah melakukan
penelitian eksperimen, sedangkan peneliti menggunakan penelitian
tindakan kelas. Dari tingkat jenjang pendidikan yang diteliti, jenjang
pendidikan yang diteliti oleh Bagyanto adalah tingkat SMP dan Nur
Hanifah pada tingkat SMA, sedangkan peneliti pada tingkat SD. Dari mata
pelajaran yang terapkan, Bagyanto dan Nur Hanifah menerapkan teknik
send a problem mata pelajaran bahasa Indonesia, sedangkan peneliti
menerapkannya pada mata pelajaran IPA. Penelitian yang telah dilakukan
oleh Bagyanto telah berhasil menunjukkan teknik send a problem lebih
efektif daripada metode ceramah. Sedangkan Nur hanifah membuktikan
teknik structured problem solving lebih efektif daripada menggunakan
teknik send a problem. Untuk itu peneliti mencoba untuk menerapkan
kembali teknik send a problem dalam pembelajaran IPA untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

17
Nur Hanifah, A Comparative Study On Teaching Reading Through Structured
Problem-Solving Technique And Send-A-Problem Technique (An Experimental Study At The
Tenth Grade Of Sma N 2 Boyolali In The 2011/2012 Academic Year), Solo: KIP-Universitas
Sebelas Maret, 2012 (online)

17

C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian teori yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan
hipotesis tindakan dalam penelitian ini yaitu melalui penerapan teknik
send a problem dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA kelas V SDN 012 Purnama Kecamatan
Dumai Barat Kota Dumai.
D. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan kriteria yang ditetapkan sebagai dasar
menentukan apakah tindakan yang dilakukan berhasil atau tidak.18 Indikator
keberhasilan dalam penelitian ini di bagi menjadi dua aspek yaitu indikator
kinerja/proses dan indikator hasil.
1. Indikator Keberhasilan
a. Indikator Kinerja Guru
1) Guru membagi siswa

menjadi beberapa kelompok dan jelaskan

kegiatan pembelajaran menggunakan teknik send a problem.
2) Guru membagikan masalah yang berbeda untuk masing-masing
kelompok.
3) Guru menginstruksikan kepada semua anggota kelompok untuk
mendiskusikan masalah mereka,
memungkinkan

18

Helmiati et al,
Publishing, 2012, hlm. 36

mencari solusi –solusi yang

dan memilih solusi yang terbaik kemudian

Penulisan Skripsi Penelitian Tindakan Kelas, Pekanbaru: Zanafa

18

menuliskannya pada selembar kertas dan memasukkannya kedalam
amplop.
4) Guru menginstruksikan kepada semua anggota kelompok untuk
mengirimkan amplop kepada kelompok lain, masing-masing kelompok
menerima sebuah amplop atau masalah baru.
5) Guru menginstruksikan kembali tiap kelompok untuk berdiskusi
mencari solusi-solusi seperti pada langkah ketiga.
6) Guru mengintruksikan kelompok terakhir yang menerima amplop untuk
mengulas respons yang diberikan oleh kelompok sebelumnya terhadap
masalah tersebut dan memilih solusi mana yang terbaik serta
menambahkan informasi lain yang mereka inginkan.
7) Guru menambahkan poin-poin yang terlewatkan dengan memberikan
penguatan terhadap solusi-solusi yang telah dibuat siswa.
Aktivitas guru dalam pembelajaran dikatakan berhasil apabila telah
mencapai kategori “Sempurna” dengan persentase yang berkisar antara
61%-80%.
b. Aktivitas Siswa
1) Siswa

duduk berkelompok dan mendengarkan guru menjelaskan

kegiatan pembelajaran menggunakan teknik send a problem.
2) Siswa dalam kelompok menerima amplop yang dibagikan oleh guru
3) Siswa dalam kelompok mendiskusikan masalah yang diperoleh serta
mencari solusi–solusi yang memungkinkan dan memilih solusi yang
terbaik

kemudian

menuliskannya

pada

selembar

kertas

dan

19

memasukkannya kedalam amplop.
4) Siswa dalam kelompok mengirimkan amplop kepada kelompok lain,
masing-masing kelompok menerima sebuah amplop atau masalah baru.
5) Siswa dalam kelompok berdiskusi mencari solusi-solusi

tentang

masalah baru yang diterima seperti pada langkah ketiga.
6) Siswa dalam kelompok menerima amplop dan mengulas respons yang
diberikan oleh kelompok sebelumnya terhadap masalah tersebut lalu
memilih solusi mana yang terbaik kemudian menambahkan informasi
lain yang mereka inginkan.
7) Siswa mendengarkan penjelasan tambahan poin-poin yang terlewatkan
serta solusi yang benar dari guru.
Aktivitas pembelajaran siswa dikatakan berhasil apabila telah
mencapai kategori “Baik” dengan persentase berkisar antara 61%-80%.
2. Indikator Hasil
Indikator hasil dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan
tuntas tidaknya siswa dalam pembelajaran. Adapun indikator hasil dalam
penelitian ini dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa 75% mencapai
KKM yang telah ditetapkan, yaitu 70. Artinya, apabila 75% dari jumlah siswa
yang telah mengikuti proses belajar mengajar mencapai taraf keberhasilan
minimal, optimal atau bahkan maksimal maka penelitian ini dikatakan telah
berhasil.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada kelas
IV SD Negeri 012 Purnama Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai. Subjek
penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V dengan jumlah siswa 30 orang yang
terdiri dari 18 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Objek dalam penelitian ini
adalah meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu pengetahuan
alam dengan menggunakan teknik send a problem di kelas V Sekolah Dasar
Negeri 012 Purnama Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri 012 Purnama
Kecamatan Dumai Barat Kota Dumai pada mata pelajaran IPA. Waktu
penelitian diadakan pada semester ganjil september tahun pelajaran
2013/2014.
C. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian yang dilakukan oleh
guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.19

19

Zainal Aqib dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung. Yrama Wida, 2008, hlm. 3

20

21

Penelitian ini merupakan tindakan kelas yang melalui tahapan-tahapan
yaitu perencanaan, implementasi tindakan, observasi dan refleksi.
Adapun gambar alur pelaksanaan penelitian tersebut dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

Gambar.1 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Dalam penelitian ini kegiatan diawali dengan melakukan observasi
dan refleksi awal. Pada observasi dan refleksi awal ini, kegiatan yang
dilakukan adalah peneliti menggali permasalahan aktual yang dialami
siswa tentang kemampuannya dalam mata pelajaran IPA. Permasalahan ini
mencakup sebagian siswa kurang antusias dalam kegiatan pembelajaran
IPA dan dari siswa ada yang masih mendapatkan nilai di bawah KKM
yang ditetapkan sekolah untuk mata pelajaran IPA yaitu ≥70. Dari

22

permasalahan tersebut dan kondisi yang ditemukan, maka peneliti
mencoba menerapkan teknik pembelajaran Send A Problem dalam
pembelajaran mata pelajaran IPA di kelas V. Adapun rencana tindakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan atau persiapan tindakan ini, langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menyusun silabus
b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan menyiapkan
Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk siklus I yang berorientasi pada teknik
pembelajaran send a problem.
c. Meminta kesediaan guru kelas V untuk menjadi observer dalam penelitian.
b. Implementasi Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah aplikasi
skenario pembelajaran dengan menerapkan teknik send a
problem

yang

pelaksanaan

telah

dirancang

pembelajaran

di

(RPP).

dalam

rancangan

Tahap-tahap

dari

implementasi tindakan tersebut adalah :
1.

Kegiatan Awal
a)

Guru membuka pelajaran dan mengisi
absen

b)

Guru

menyampaikan

pembelajaran yang akan dicapai

tujuan

23

c)

Guru

melakukan

apersepsi

untuk

mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi
yang akan dipelajari
2.

Kegiatan Inti
a) Bagi siswa

menjadi beberapa kelompok dan jelaskan kegiatan

pembelajaran menggunakan teknik send a problem.
b) Bagikan masalah yang berbeda untuk masing-masing kelompok.
c) Instruksikan kepada semua anggota kelompok untuk mendiskusikan
masalah mereka, mencari solusi –solusi yang memungkinkan dan
memilih solusi yang terbaik kemudian menuliskannya pada selembar
kertas dan memasukkannya kedalam amplop.
d) Instruksikan kepada semua anggota kelompok untuk mengirimkan
amplop kepada kelompok lain, masing-masing kelompok menerima
sebuah amplop atau masalah baru.
e) Instruksikan kembali tiap kelompok untuk berdiskusi mencari solusisolusi seperti pada langkah ketiga.
f) Kelompok terakhir yang menerima amplop mengulas respons yang
diberikan oleh kelompok sebelumnya terhadap masalah tersebut dan
memilih solusi mana yang terbaik serta menambahkan informasi lain
yang mereka inginkan.
g) Guru menambahkan poin-poin yang terlewatkan dengan memberikan
penguatan terhadap solusi-solusi yang telah dibuat siswa.
3.

Kegiatan Akhir

24

a)

Guru

bersama

siswa

memberi

kesimpulan terhadap materi pembelajaran yang telah
dipelajari
b)

Guru memberikan evaluasi tertulis

c)

Guru menutup pembelajaran

c. Observasi
Selama

pelaksanaan

tindakan,

dilaksanakan

observasi

untuk

memperoleh gambaran mengenai kelebihan dan kekurangan yang terjadi di
dalam proses pembelajaran yang akan digunakan sebagai pijakan untuk
melakukan perbaikan pada proses pembelajaran berikutnya. Evaluasi terhadap
hasil belajar dilakukan dengan pemberian tes hasil belajar pada akhir siklus I.
d. Refleksi
Refleksi ini dilakukan untuk merenungkan dan mengkaji hasil tindakan
pada siklus I mengenai aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA. Berdasarkan hasil observasi/evaluasi selama proses pembelajaran pada
siklus I maka selanjutnya dirumuskan lagi tindakan baru sebagai
penyempurnaan terhadap tindakan yang telah dilakukan. Tindakan yang
dihasilkan melalui kegiatan refleksi pada akhir siklus I ini akan digunakan
pada tindakan siklus II. Apabila dalam siklus II belum mencapai tingkat
keberhasilan yang diinginkan maka dapat dilanjutkan ke siklus berikutnya

25

yaitu siklus III dengan cara dan tahapan yang sama pada siklus I dan siklus II.
D. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1.

Jenis Data
a. Data kualitatif
Data kualitatif adalah data yang dinyatakan tidak dalam bentuk
angka, tetapi dalam bentuk uraian singkat, misalnya menguraikan tentang
jenis pekerjaan dan tamatan pendidikan.20 Data kualitatif ini diperoleh dari
segala aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung melalui teknik pembelajaran send a problem.
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka,
misalnya tentang hasil belajar siswa.21 Data kuantitatif ini diperoleh dari
hasil belajar matematika siswa. Sedangkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA yaitu berupa nilai yang diperoleh siswa setelah mengerjakan
tugas atau tes yang diberikan oleh guru.

2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data dilapangan penulis menggunakan beberapa
teknik, yaitu:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan secara langsung kepada suatu objek yang
akan diteliti.22 Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melakukan

20

Hartono, Statistik untuk Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hlm. 4
Ibid.
22
Ibid.
21

26

pengamatan langsung terhadap objek dan subjek penelitian untuk setiap
kali pertemuan.
b. Dokumentasi
Mengumpulkan informasi dan data yang diperoleh dari sekolah. Baik itu
data mengenai keadaan sekolah, keadaan siswa, maupun keadaan proses
belajar ketika penelitan dilakukan.

c. Tes
Digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya
teknik pembelajaran send a problem pada saat pembelajaran.
d. Wawancara
Pengumpulan informasi dengan cara melakukan tanya jawab langsung
dengan

pihak

yang

berkompeten

di

tempat

penelitian

tersebut

berlangsung.23
E. Teknik Analisis Data
a. Analisis aktivitas guru dan siswa
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah kegiatan statistik yang
dimulai dari menghimpun data, menyusun data, mengolah data, menyajikan
data dan menganalisis data angka, guna memberikan gambaran tentang suatu
gejala, peristiwa atau kejadian.24 Analisis statistik deskriptif ini digunakan
untuk mendeskripsikan aktivitas guru dan siswa yang telah diamati selama
23
24

Sofyan. Op. Cit,. hlm. 124
Hartono. Op. Cit., hlm. 3

27

proses pembelajaran dengan menggunakan teknik send a problem. Adapun
rumus yang digunakan untuk menghitung ketercapaian indikator aktivitas
guru dan siswa adalah sebagai berikut:
f
p= N

× 100%

Keterangan:
f

= Frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N = Jumlah frekuensi/ banyaknya individu
p

= Angka persentase25

b. Hasil Belajar Siswa
Untuk mengukur hasil belajar siswa dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
jumlah jawaban benar
Hasil belajar individu = jumlah seluruh butir soal

x skor tiap soal.26

Selanjutnya hasil belajar siswa dilihat ketuntasan individu yang dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
KBSI =

jumlah skor yang dicapai murid
x 100%
skor maksimum

Sedangkan untuk mengukur ketuntasan klasikal digunakan rumus sebagai
berikut:
Ketuntasan klasikal =

jumla h siswa yang tuntas
27
jumla h keseluru h aan x 100%.

Tabel 1. Kategori Hasil Belajar
25

Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Grafindo Persada, 2004,

hlm.43
26

Tim Pustaka Yustisia, Panduan Lengkap KTSP, Yogyakarta: Pustaka Yustisia. 2007,
hlm. 380-381.
27
Depdiknas, Rambu-rambu Penetapan Ketuntasan Belajar Minimal dan Analisis Hasil
Pencapaian Standar Ketuntasan Belajar , Jakarta:-, 2004, hlm. 24

28

Klasifikasi

Standar

Sangat tinggi

> 85

Tinggi

71-85

Sedang

56-70

Rendah

41-55

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Peraturan Pemerintah

No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Isi

Nasional., (Online http://www.bpkp.go.id diakses 15 Juni 2013)
Budiningsih, Asri. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2012
Depdiknas. Rambu-rambu Penetapan Ketuntasan Belajar Minimal dan Analisis
Hasil Pencapaian Standar Ketuntasan Belajar. Jakarta: -. 2004
Dimiyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 2006
Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta. 2012
Djojosoediro, Wasih. Hakikat Pembelajaran IPA SD. Pengembangan dan
Pembelajaran IPA SD: Unit 1
Elizabert E. Barkley, dkk. Collaborative Learning Techniques. Bandung: Nusa
Media. 2012
Hamzah, Uno. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara. 2010
Hartono, dkk. PAIKEM. Pekanbaru: Zanafa Publishing. 2009
_______. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2012
Helmiati et al. Penulisan Skripsi Penelitian Tindakan Kelas. Pekanbaru: Zanafa
Publishing. 2012
Https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu_Pengetahuan_Alam (di akses: 15 Februari
2013)
Jaeng, Maximus. Model Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Solo: FMIPAUniversitas Tadulako. 2010
Nur Hanifah. A Comparative Study On Teaching Reading Through Structured
Problem-Solving Technique And Send-A-Problem Technique (An
Experimental Study At The Tenth Grade Of Sma N 2 Boyolali In The
2011/2012 Academic Year), Solo: KIP-Universitas Sebelas Maret, 2012
(online
http://dglib.uns.ac.id/pengguna.php?mn=detail&d_id=27890
diakses 10 Juni 2012)
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada. 2004
Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo. 2011
________. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
2010

28

30

Teguh Bagyanto. Efektifitas Send-A-Problem untuk Mengajar Membaca Ditinjau
dari Inteligen Siswa., Solo: KIP-Universitas Sebelas Maret, 2012 (online
http://pasca.uns.ac.id/?p=2745 diakses 10 Juni 2012)
Tim Pengembang MKDP. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
2011
Tim Pustaka Yustisia. Panduan Lengkap KTSP. Yogyakarta: Pustaka Yustisia.
2007
Zainal Aqib dkk. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Wida. 2008