BAB V KESIMPULAN DAN SARAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tata Kelola Dana Bantuan Operasional Sekolah Pada SMP Negeri Wilayah Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

฀A฀ V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Realisasi tata kelola dana BOS di SMP Negeri
wilayah Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
dari

aspek

partisipasi,

transparansi

dan

akuntabilitas sebagai berikut :
a. Aspek partisipasi tata kelola dana BOS di SMP
Negeri

wilayah


Kecamatan

Tengaran

masuk

dalam kategori cukup , artinya masih terdapat
beberapa kegiatan pada tata kelola dana BOS di
SMP Negeri wilayah Kecamatan Tengaran yang
belum mendukung indikator partisipasi.
b. Aspek transparansi tata kelola dana BOS di SMP
Negeri

wilayah

Kecamatan

Tengaran

masuk


dalam kategori cukup. Ini dapat diartikan masih
ada beberapa kegiatan pada tata kelola dana BOS
di SMP Negeri wilayah Kecamatan Tengaran yang
belum mendukung indikator transparansi.
c. Aspek akuntabilitas pada tata kelola dana BOS di
SMP Negeri wilayah Kecamatan Tengaran secara
umum masuk kategori cukup. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa tata kelola dana BOS secara
akuntabilitas masih ada beberapa kekurangan
sehingga

aspek

akuntabilitas

tidak

berjalan


sesuai harapan.

฀8

2. Upaya yang dilakukan sekolah agar tata kelola dana
BOS partisipatif, transparan dan akuntabel adalah
sebagai berikut :
a. Aspek Partisipasi
Sekolah

mengupayakan peningkatkan peran

serta guru di luar tim manajemen BOS dalam
penyusunan RKAS. Cukupkan pelibatan Komite
Sekolah ,Tim Manajemen BOS Kabupaten dan
realisasi

penggunaan

dana


BOS

dengan

melibatkan stakeholder tetap dipertahankan.

Ini

bisa diartikan bahwa sekolah telah melibatkan
pemangku kepentingan yang terkait dengan tata
kelola dana BOS agar partisipatif.
b. Aspek Transparansi
Upaya yang dilakukan manajemen sekolah di
SMP Negeri wilayah Kecamatan Tengaran dalam
tata

kelola

transparan

kegiatan

BOS

agar

adalah

yang

meningkatkan

meliputi

sosialisasi RKAS

memenuhi
:

(1)


kriteria
3

(tiga)

melaksanakan

di hadapan dewan guru; (2)

melaksanakan sosialisasi RKAS di hadapan rapat
pleno orang tua /wali siswa

; (3) melakukan

kegiatan pemasangan laporan keuangan BOS
secara rutin di papan pengumuman sekolah.
c. Aspek Akuntabilitas
Upaya sekolah agar aspek akuntabilitas tata
kelola


dana

Kecamatan

BOS

di

Tengaran

SMP

Negeri

wilayah

tetap

terjaga


adalah

senantiasa mengacu pada regulasi yang ada yaitu

฀9

Permendikbud

mengenai

perencanaan,

penggunaan dana BOS dan pengiriman laporan
keuangan .
Upaya yang dilakukan sekolah supaya aspek
akuntabilitas pada tata kelola dana BOS minimal
masuk dalam kategori baik

meliputi kegiatan :


(1) penyusunan RKAS yang dilegalisasi Dinas
Pendidikan dan Komite Sekolah tepat waktu, (2)
senantiasa

melibatkan

pihak

terkait

dalam

pengadaan barang dan jasa, (3) penyusunan
laporan

keuangan

tepat


waktu

pada

setiap

bulannya, (4) mengirimkan laporan keuangan
tiap triwulan tepat waktu ke Dinas Pendidikan.

5.2 Implikasi
5.2.1 Implikasi Teoritis
Hasil analisis tentang tata kelola dana BOS di
SMP Negeri wilayah Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang dari aspek partisipasi, transparansi serta
akuntabilitas masuk dalam kategori sedang. Hal ini
disebabkan masih adanya beberapa kegiatan yang
belum sesuai dengan Permendikbud Nomor 7฀ Tahun
2012

tentang


P฀tunjuk

Pertanggungjawaban

T฀knis

Keuangan

Penggunaan
Dana

BOS

dan

Tahun

Anggaran 2013.
Dalam petunjuk teknis

penggunaan dana BOS

serta pertanggunjawabannya, beberapa diantaranya
adalah menekankan agar dana BOS yang diterima
sekolah

dikelola

dengan

melibatkan

stakeholder,

70

transparan serta akuntabel. Ini merupakan tugas
bersama dari pihak manajemen BOS tingkat sekolah
dibawah

supervisi

kabupaten

tim

untuk

manajemen

BOS

meningkatkan

tingkat

partisipasi,

transparansi serta akuntabilitas dalam tata kelola dana
BOS.
Dana

BOS

untuk

SMP

Negeri

1

Tengaran

menunjukkan saldo kas akhir tahun anggaran yang
cukup besar yaitu senilai 21% dari total anggaran. Hal
ini disebabkan tingkat partisipasi dalam hal realisasi
penggunaan anggaran masih rendah. Implikasi teoritis
pada saat penyusunan RKAS ternyata tidak sesuai
dengan kebutuhan riil. Ada beberapa mata anggaran
atau kegiatan yang tidak dapat direalisasikan terutama
terkait

dengan

perjalanan

dinas,

pendidikan

dan

latihan guru , lomba siswa tingkat kabupaten, serta
berkurangnya alokasi waktu kegiatan ekstrakurikuler
yang pelaksanaannya di luar kelas.
5.2.2 Implikasi Terapan
Implikasi terapan merupakan suatu bentuk
saran-saran yang bisa dipakai oleh beberapa pihak
yang terkait dalam tata kelola dana BOS di sekolah.
1. ฀agi Kepala Sekolah
a. Dari

hasil

penelitian

terungkap

bahwa

kepala

sekolah selaku penanggung jawab pengelolaan dana
BOS di sekolah memfasilitasi agar tim manajemen
BOS tingkat sekolah mampu memaparkan RKAS
dihadapan dewan guru, komite sekolah serta orang

71

tua siswa. Walaupun paparan tidak sedetail dalam
RKAS, namun jenis kegiatan dan besaran anggaran
dapat diketahui oleh para stak฀hold฀r mengingat
dana

BOS

adalah

dana

pemerintah

yang

berdasarkan Permendikbud Nomor 7฀ Tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS
mengamanatkan dana BOS dikelola pihak sekolah
penerima

dana

BOS

dipertanggungjawabkan

dengan
serta

transparan,

bisa

melibatkan

para

pemangku kepentingan.
b. Dari hasil penelitian tentang transparansi , kepala
sekolah mendorong kepada bendahara BOS untuk
bisa memaparkan secara global penggunaan dana
BOS di papan pengumuman sekolah minimal setiap
tri wulan. Hal ini sesuai dengan regulasi yang
terkait dengan pengelolaan dana BOS bahwa dana
BOS harus dikelola secara transparan
c. Untuk aspek akuntabilitas walau pada umumnya
sudah berjalan sebagaimana mestinya namun perlu
penekanan dalam pengadaan barang dan jasa agar
benar-benar bisa dipertanggungjawabkan secara
prosedur, realisasi dan administrasi. Mengingat
bahwa

ukuran

akuntabilitas

adalah

ketaatan

terhadap regulasi yang mengatur tata kelola dana
BOS

baik

secara

prosedur,

realisasi

dan

administrasi pendukungnya.
2. ฀agi ฀endahara ฀OS
a. Memberikan kesempatan pada guru dan komite
sekolah untuk memberikan masukan terkait

72

kebutuhan sekolah agar anggaran kegiatan di
dalam RKAS bisa lebih sesuai dengan kebutuhan
sekolah karena komite sekolah bisa memberi
masukan

mewakili

Guru

Tidak

Tetap

atau

Pegawai Tidak Tetap tentang besaran honorarium
dan guru bisa memberikan masukan kebutuhan
riil yang terkait dengan sarana / prasarana di
proses pembelajaran.
b. Memberikan akses informasi tata kelola BOS
dengan

cara

minimal

tiap

menempel
tri

wulan

laporan
sekali

keuangan
di

papan

pengumuman sekolah mengingat bahwa pada
regulasi

tata

kelola

BOS

menuntut

untuk

dipaparkannya laporan keuangan dana BOS di
papan pengumuman sekolah.
c. Menyusun

program

prioritas

anggaran

yang

harus terealisasi tiap tri wulan selain belanja
rutin agar dana BOS dapat terserap sesuai RKAS
sehubungan masih ada saldo yang cukup besar
setelah tahun anggaran selesai dijalankan.
3. ฀agi Guru
a. Memahami regulasi penggunaan dana BOS agar
dapat

memberikan

masukan

mengenai

penyusunan RKAS dan realisasi penggunaan
anggaran.
b. Berperan aktif dalam memonitoring pengelolaan
dana BOS di sekolah agar tata kelola dana BOS
dari

aspek

partisipasi,

transparani

dan

akuntabilitas dapat berjalan sesuai harapan.

73

c. Bersikap kooperatif terhadap manajemen BOS
tingkat sekolah dalam hal membantu realisasi
anggaran

dalam

RKAS

sehingga

prosentase

keterserapan dana BOS dalam kegiatan yang
telah dianggarkan bisa meningkat.
4. ฀agi Komite Sekolah
a. Memahami regulasi tentang penggunaan dan
pertanggung- jawaban penggunaan dana BOS
sehingga Komite Sekolah bisa berperan aktif
sesuai

fungsi

kelembagaannya

yang

terkait

dengan tata kelola dana BOS di sekolah.
b. Melaksanakan tugas komite sekolah utamanya
dalam

hal

monitoring

sesuai

dengan

kewenangannya dalam pengelolaan dana BOS
sehingga tingkat partisipasi dan transparansi
tata kelola dana BOS bisa berjalan sebagaimana
mestinya.
5. ฀agi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
a. Memberi

kelonggaran

bagi

sekolah

dalam

penyusunan RKAS selama tidak menyimpang
jauh

dari

regulasi

penggunaan

dan

pertanggungjawaban dana BOS agar dana BOS
bisa mendukung upaya peningkatan mutu di
sekolah.
b. Memberikan jabaran yang lebih detail tentang
komponen penggunaan dana BOS sehingga lebih
sesuai dengan kebutuhan sekolah.

74

5.2.3 Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi
Penelitian Lanjutan.
Terdapat beberapa keterbatasan dari penelitian
tata kelola dana BOS di SMP Negeri Wilayah Kecamatan
Tengaran

Kabupaten

Semarang.

Untuk

itu

ada

beberapa rekomendasi bagi peneliti selanjutya terkait
tata kelola dana BOS, yaitu :
1. Hasil penelitian mendeskripsikan kondisi partisipasi,
transparansi dan akuntabilitas secara gabungan
dari

sekolah

yang

diteliti.

Sehingga

muncul

keterbatasan dalam penelitian ini yaitu

tidak

adanya sajian data dan ulasan tentang tingkat
partisipasi,

transparansi

dan

akuntabilitas

dari

masing-masing sekolah yang diteliti.
2. Penelitian hanya membahas tata kelola keuangan
dana

BOS

yang

sementara

di

keuangan

yang

bersumber

sekolah

dari

masih

bersumber

ada
dari

dana

APBN,

tata

kelola

dana

APBD

Kabupaten/ Kota dan Provinsi.
3. Obyek penelitian hanya SMP Negeri di satu wilayah
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang
terdiri atas 3 (tiga ) SMP Negeri. Penelitian bisa
dikembangkan ke SMP swasta karena SMP swasta
juga memperoleh dana BOS.
4. Peran stak฀hold฀r dalam tata kelola dana BOS
belum

bisa

penelitian

ini

diteliti
lebih

secara
bisa

maksimal,sehingga
dikembangkan

lagi

khususnya keterlibatan stakeholder terkait dengan

75

tata kelola dana BOS baik di Sekolah Negeri
maupun Swasta.
5. Dalam penelitian ini hanya menggali 3 aspek dalam
tata kelola dana BOS yaitu partisipasi, transparansi
dan akuntabilitas. Sebenarnya bisa dikembangkan
lagi dari aspek yang lain seperti aspek efisiensi,
efektifitas serta asas keadilan dalam tata kelola dana
BOS.

7฀

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45