BAB V KESIMPULAN DAN SARAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tata Kelola Dana Bantuan Operasional Sekolah Pada SMP Negeri Wilayah Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
A V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Realisasi tata kelola dana BOS di SMP Negeri
wilayah Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
dari
aspek
partisipasi,
transparansi
dan
akuntabilitas sebagai berikut :
a. Aspek partisipasi tata kelola dana BOS di SMP
Negeri
wilayah
Kecamatan
Tengaran
masuk
dalam kategori cukup , artinya masih terdapat
beberapa kegiatan pada tata kelola dana BOS di
SMP Negeri wilayah Kecamatan Tengaran yang
belum mendukung indikator partisipasi.
b. Aspek transparansi tata kelola dana BOS di SMP
Negeri
wilayah
Kecamatan
Tengaran
masuk
dalam kategori cukup. Ini dapat diartikan masih
ada beberapa kegiatan pada tata kelola dana BOS
di SMP Negeri wilayah Kecamatan Tengaran yang
belum mendukung indikator transparansi.
c. Aspek akuntabilitas pada tata kelola dana BOS di
SMP Negeri wilayah Kecamatan Tengaran secara
umum masuk kategori cukup. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa tata kelola dana BOS secara
akuntabilitas masih ada beberapa kekurangan
sehingga
aspek
akuntabilitas
tidak
berjalan
sesuai harapan.
8
2. Upaya yang dilakukan sekolah agar tata kelola dana
BOS partisipatif, transparan dan akuntabel adalah
sebagai berikut :
a. Aspek Partisipasi
Sekolah
mengupayakan peningkatkan peran
serta guru di luar tim manajemen BOS dalam
penyusunan RKAS. Cukupkan pelibatan Komite
Sekolah ,Tim Manajemen BOS Kabupaten dan
realisasi
penggunaan
dana
BOS
dengan
melibatkan stakeholder tetap dipertahankan.
Ini
bisa diartikan bahwa sekolah telah melibatkan
pemangku kepentingan yang terkait dengan tata
kelola dana BOS agar partisipatif.
b. Aspek Transparansi
Upaya yang dilakukan manajemen sekolah di
SMP Negeri wilayah Kecamatan Tengaran dalam
tata
kelola
transparan
kegiatan
BOS
agar
adalah
yang
meningkatkan
meliputi
sosialisasi RKAS
memenuhi
:
(1)
kriteria
3
(tiga)
melaksanakan
di hadapan dewan guru; (2)
melaksanakan sosialisasi RKAS di hadapan rapat
pleno orang tua /wali siswa
; (3) melakukan
kegiatan pemasangan laporan keuangan BOS
secara rutin di papan pengumuman sekolah.
c. Aspek Akuntabilitas
Upaya sekolah agar aspek akuntabilitas tata
kelola
dana
Kecamatan
BOS
di
Tengaran
SMP
Negeri
wilayah
tetap
terjaga
adalah
senantiasa mengacu pada regulasi yang ada yaitu
9
Permendikbud
mengenai
perencanaan,
penggunaan dana BOS dan pengiriman laporan
keuangan .
Upaya yang dilakukan sekolah supaya aspek
akuntabilitas pada tata kelola dana BOS minimal
masuk dalam kategori baik
meliputi kegiatan :
(1) penyusunan RKAS yang dilegalisasi Dinas
Pendidikan dan Komite Sekolah tepat waktu, (2)
senantiasa
melibatkan
pihak
terkait
dalam
pengadaan barang dan jasa, (3) penyusunan
laporan
keuangan
tepat
waktu
pada
setiap
bulannya, (4) mengirimkan laporan keuangan
tiap triwulan tepat waktu ke Dinas Pendidikan.
5.2 Implikasi
5.2.1 Implikasi Teoritis
Hasil analisis tentang tata kelola dana BOS di
SMP Negeri wilayah Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang dari aspek partisipasi, transparansi serta
akuntabilitas masuk dalam kategori sedang. Hal ini
disebabkan masih adanya beberapa kegiatan yang
belum sesuai dengan Permendikbud Nomor 7 Tahun
2012
tentang
Ptunjuk
Pertanggungjawaban
Tknis
Keuangan
Penggunaan
Dana
BOS
dan
Tahun
Anggaran 2013.
Dalam petunjuk teknis
penggunaan dana BOS
serta pertanggunjawabannya, beberapa diantaranya
adalah menekankan agar dana BOS yang diterima
sekolah
dikelola
dengan
melibatkan
stakeholder,
70
transparan serta akuntabel. Ini merupakan tugas
bersama dari pihak manajemen BOS tingkat sekolah
dibawah
supervisi
kabupaten
tim
untuk
manajemen
BOS
meningkatkan
tingkat
partisipasi,
transparansi serta akuntabilitas dalam tata kelola dana
BOS.
Dana
BOS
untuk
SMP
Negeri
1
Tengaran
menunjukkan saldo kas akhir tahun anggaran yang
cukup besar yaitu senilai 21% dari total anggaran. Hal
ini disebabkan tingkat partisipasi dalam hal realisasi
penggunaan anggaran masih rendah. Implikasi teoritis
pada saat penyusunan RKAS ternyata tidak sesuai
dengan kebutuhan riil. Ada beberapa mata anggaran
atau kegiatan yang tidak dapat direalisasikan terutama
terkait
dengan
perjalanan
dinas,
pendidikan
dan
latihan guru , lomba siswa tingkat kabupaten, serta
berkurangnya alokasi waktu kegiatan ekstrakurikuler
yang pelaksanaannya di luar kelas.
5.2.2 Implikasi Terapan
Implikasi terapan merupakan suatu bentuk
saran-saran yang bisa dipakai oleh beberapa pihak
yang terkait dalam tata kelola dana BOS di sekolah.
1. agi Kepala Sekolah
a. Dari
hasil
penelitian
terungkap
bahwa
kepala
sekolah selaku penanggung jawab pengelolaan dana
BOS di sekolah memfasilitasi agar tim manajemen
BOS tingkat sekolah mampu memaparkan RKAS
dihadapan dewan guru, komite sekolah serta orang
71
tua siswa. Walaupun paparan tidak sedetail dalam
RKAS, namun jenis kegiatan dan besaran anggaran
dapat diketahui oleh para stakholdr mengingat
dana
BOS
adalah
dana
pemerintah
yang
berdasarkan Permendikbud Nomor 7 Tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS
mengamanatkan dana BOS dikelola pihak sekolah
penerima
dana
BOS
dipertanggungjawabkan
dengan
serta
transparan,
bisa
melibatkan
para
pemangku kepentingan.
b. Dari hasil penelitian tentang transparansi , kepala
sekolah mendorong kepada bendahara BOS untuk
bisa memaparkan secara global penggunaan dana
BOS di papan pengumuman sekolah minimal setiap
tri wulan. Hal ini sesuai dengan regulasi yang
terkait dengan pengelolaan dana BOS bahwa dana
BOS harus dikelola secara transparan
c. Untuk aspek akuntabilitas walau pada umumnya
sudah berjalan sebagaimana mestinya namun perlu
penekanan dalam pengadaan barang dan jasa agar
benar-benar bisa dipertanggungjawabkan secara
prosedur, realisasi dan administrasi. Mengingat
bahwa
ukuran
akuntabilitas
adalah
ketaatan
terhadap regulasi yang mengatur tata kelola dana
BOS
baik
secara
prosedur,
realisasi
dan
administrasi pendukungnya.
2. agi endahara OS
a. Memberikan kesempatan pada guru dan komite
sekolah untuk memberikan masukan terkait
72
kebutuhan sekolah agar anggaran kegiatan di
dalam RKAS bisa lebih sesuai dengan kebutuhan
sekolah karena komite sekolah bisa memberi
masukan
mewakili
Guru
Tidak
Tetap
atau
Pegawai Tidak Tetap tentang besaran honorarium
dan guru bisa memberikan masukan kebutuhan
riil yang terkait dengan sarana / prasarana di
proses pembelajaran.
b. Memberikan akses informasi tata kelola BOS
dengan
cara
minimal
tiap
menempel
tri
wulan
laporan
sekali
keuangan
di
papan
pengumuman sekolah mengingat bahwa pada
regulasi
tata
kelola
BOS
menuntut
untuk
dipaparkannya laporan keuangan dana BOS di
papan pengumuman sekolah.
c. Menyusun
program
prioritas
anggaran
yang
harus terealisasi tiap tri wulan selain belanja
rutin agar dana BOS dapat terserap sesuai RKAS
sehubungan masih ada saldo yang cukup besar
setelah tahun anggaran selesai dijalankan.
3. agi Guru
a. Memahami regulasi penggunaan dana BOS agar
dapat
memberikan
masukan
mengenai
penyusunan RKAS dan realisasi penggunaan
anggaran.
b. Berperan aktif dalam memonitoring pengelolaan
dana BOS di sekolah agar tata kelola dana BOS
dari
aspek
partisipasi,
transparani
dan
akuntabilitas dapat berjalan sesuai harapan.
73
c. Bersikap kooperatif terhadap manajemen BOS
tingkat sekolah dalam hal membantu realisasi
anggaran
dalam
RKAS
sehingga
prosentase
keterserapan dana BOS dalam kegiatan yang
telah dianggarkan bisa meningkat.
4. agi Komite Sekolah
a. Memahami regulasi tentang penggunaan dan
pertanggung- jawaban penggunaan dana BOS
sehingga Komite Sekolah bisa berperan aktif
sesuai
fungsi
kelembagaannya
yang
terkait
dengan tata kelola dana BOS di sekolah.
b. Melaksanakan tugas komite sekolah utamanya
dalam
hal
monitoring
sesuai
dengan
kewenangannya dalam pengelolaan dana BOS
sehingga tingkat partisipasi dan transparansi
tata kelola dana BOS bisa berjalan sebagaimana
mestinya.
5. agi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
a. Memberi
kelonggaran
bagi
sekolah
dalam
penyusunan RKAS selama tidak menyimpang
jauh
dari
regulasi
penggunaan
dan
pertanggungjawaban dana BOS agar dana BOS
bisa mendukung upaya peningkatan mutu di
sekolah.
b. Memberikan jabaran yang lebih detail tentang
komponen penggunaan dana BOS sehingga lebih
sesuai dengan kebutuhan sekolah.
74
5.2.3 Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi
Penelitian Lanjutan.
Terdapat beberapa keterbatasan dari penelitian
tata kelola dana BOS di SMP Negeri Wilayah Kecamatan
Tengaran
Kabupaten
Semarang.
Untuk
itu
ada
beberapa rekomendasi bagi peneliti selanjutya terkait
tata kelola dana BOS, yaitu :
1. Hasil penelitian mendeskripsikan kondisi partisipasi,
transparansi dan akuntabilitas secara gabungan
dari
sekolah
yang
diteliti.
Sehingga
muncul
keterbatasan dalam penelitian ini yaitu
tidak
adanya sajian data dan ulasan tentang tingkat
partisipasi,
transparansi
dan
akuntabilitas
dari
masing-masing sekolah yang diteliti.
2. Penelitian hanya membahas tata kelola keuangan
dana
BOS
yang
sementara
di
keuangan
yang
bersumber
sekolah
dari
masih
bersumber
ada
dari
dana
APBN,
tata
kelola
dana
APBD
Kabupaten/ Kota dan Provinsi.
3. Obyek penelitian hanya SMP Negeri di satu wilayah
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang
terdiri atas 3 (tiga ) SMP Negeri. Penelitian bisa
dikembangkan ke SMP swasta karena SMP swasta
juga memperoleh dana BOS.
4. Peran stakholdr dalam tata kelola dana BOS
belum
bisa
penelitian
ini
diteliti
lebih
secara
bisa
maksimal,sehingga
dikembangkan
lagi
khususnya keterlibatan stakeholder terkait dengan
75
tata kelola dana BOS baik di Sekolah Negeri
maupun Swasta.
5. Dalam penelitian ini hanya menggali 3 aspek dalam
tata kelola dana BOS yaitu partisipasi, transparansi
dan akuntabilitas. Sebenarnya bisa dikembangkan
lagi dari aspek yang lain seperti aspek efisiensi,
efektifitas serta asas keadilan dalam tata kelola dana
BOS.
7
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Realisasi tata kelola dana BOS di SMP Negeri
wilayah Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
dari
aspek
partisipasi,
transparansi
dan
akuntabilitas sebagai berikut :
a. Aspek partisipasi tata kelola dana BOS di SMP
Negeri
wilayah
Kecamatan
Tengaran
masuk
dalam kategori cukup , artinya masih terdapat
beberapa kegiatan pada tata kelola dana BOS di
SMP Negeri wilayah Kecamatan Tengaran yang
belum mendukung indikator partisipasi.
b. Aspek transparansi tata kelola dana BOS di SMP
Negeri
wilayah
Kecamatan
Tengaran
masuk
dalam kategori cukup. Ini dapat diartikan masih
ada beberapa kegiatan pada tata kelola dana BOS
di SMP Negeri wilayah Kecamatan Tengaran yang
belum mendukung indikator transparansi.
c. Aspek akuntabilitas pada tata kelola dana BOS di
SMP Negeri wilayah Kecamatan Tengaran secara
umum masuk kategori cukup. Hal ini dapat
dijelaskan bahwa tata kelola dana BOS secara
akuntabilitas masih ada beberapa kekurangan
sehingga
aspek
akuntabilitas
tidak
berjalan
sesuai harapan.
8
2. Upaya yang dilakukan sekolah agar tata kelola dana
BOS partisipatif, transparan dan akuntabel adalah
sebagai berikut :
a. Aspek Partisipasi
Sekolah
mengupayakan peningkatkan peran
serta guru di luar tim manajemen BOS dalam
penyusunan RKAS. Cukupkan pelibatan Komite
Sekolah ,Tim Manajemen BOS Kabupaten dan
realisasi
penggunaan
dana
BOS
dengan
melibatkan stakeholder tetap dipertahankan.
Ini
bisa diartikan bahwa sekolah telah melibatkan
pemangku kepentingan yang terkait dengan tata
kelola dana BOS agar partisipatif.
b. Aspek Transparansi
Upaya yang dilakukan manajemen sekolah di
SMP Negeri wilayah Kecamatan Tengaran dalam
tata
kelola
transparan
kegiatan
BOS
agar
adalah
yang
meningkatkan
meliputi
sosialisasi RKAS
memenuhi
:
(1)
kriteria
3
(tiga)
melaksanakan
di hadapan dewan guru; (2)
melaksanakan sosialisasi RKAS di hadapan rapat
pleno orang tua /wali siswa
; (3) melakukan
kegiatan pemasangan laporan keuangan BOS
secara rutin di papan pengumuman sekolah.
c. Aspek Akuntabilitas
Upaya sekolah agar aspek akuntabilitas tata
kelola
dana
Kecamatan
BOS
di
Tengaran
SMP
Negeri
wilayah
tetap
terjaga
adalah
senantiasa mengacu pada regulasi yang ada yaitu
9
Permendikbud
mengenai
perencanaan,
penggunaan dana BOS dan pengiriman laporan
keuangan .
Upaya yang dilakukan sekolah supaya aspek
akuntabilitas pada tata kelola dana BOS minimal
masuk dalam kategori baik
meliputi kegiatan :
(1) penyusunan RKAS yang dilegalisasi Dinas
Pendidikan dan Komite Sekolah tepat waktu, (2)
senantiasa
melibatkan
pihak
terkait
dalam
pengadaan barang dan jasa, (3) penyusunan
laporan
keuangan
tepat
waktu
pada
setiap
bulannya, (4) mengirimkan laporan keuangan
tiap triwulan tepat waktu ke Dinas Pendidikan.
5.2 Implikasi
5.2.1 Implikasi Teoritis
Hasil analisis tentang tata kelola dana BOS di
SMP Negeri wilayah Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang dari aspek partisipasi, transparansi serta
akuntabilitas masuk dalam kategori sedang. Hal ini
disebabkan masih adanya beberapa kegiatan yang
belum sesuai dengan Permendikbud Nomor 7 Tahun
2012
tentang
Ptunjuk
Pertanggungjawaban
Tknis
Keuangan
Penggunaan
Dana
BOS
dan
Tahun
Anggaran 2013.
Dalam petunjuk teknis
penggunaan dana BOS
serta pertanggunjawabannya, beberapa diantaranya
adalah menekankan agar dana BOS yang diterima
sekolah
dikelola
dengan
melibatkan
stakeholder,
70
transparan serta akuntabel. Ini merupakan tugas
bersama dari pihak manajemen BOS tingkat sekolah
dibawah
supervisi
kabupaten
tim
untuk
manajemen
BOS
meningkatkan
tingkat
partisipasi,
transparansi serta akuntabilitas dalam tata kelola dana
BOS.
Dana
BOS
untuk
SMP
Negeri
1
Tengaran
menunjukkan saldo kas akhir tahun anggaran yang
cukup besar yaitu senilai 21% dari total anggaran. Hal
ini disebabkan tingkat partisipasi dalam hal realisasi
penggunaan anggaran masih rendah. Implikasi teoritis
pada saat penyusunan RKAS ternyata tidak sesuai
dengan kebutuhan riil. Ada beberapa mata anggaran
atau kegiatan yang tidak dapat direalisasikan terutama
terkait
dengan
perjalanan
dinas,
pendidikan
dan
latihan guru , lomba siswa tingkat kabupaten, serta
berkurangnya alokasi waktu kegiatan ekstrakurikuler
yang pelaksanaannya di luar kelas.
5.2.2 Implikasi Terapan
Implikasi terapan merupakan suatu bentuk
saran-saran yang bisa dipakai oleh beberapa pihak
yang terkait dalam tata kelola dana BOS di sekolah.
1. agi Kepala Sekolah
a. Dari
hasil
penelitian
terungkap
bahwa
kepala
sekolah selaku penanggung jawab pengelolaan dana
BOS di sekolah memfasilitasi agar tim manajemen
BOS tingkat sekolah mampu memaparkan RKAS
dihadapan dewan guru, komite sekolah serta orang
71
tua siswa. Walaupun paparan tidak sedetail dalam
RKAS, namun jenis kegiatan dan besaran anggaran
dapat diketahui oleh para stakholdr mengingat
dana
BOS
adalah
dana
pemerintah
yang
berdasarkan Permendikbud Nomor 7 Tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana BOS
mengamanatkan dana BOS dikelola pihak sekolah
penerima
dana
BOS
dipertanggungjawabkan
dengan
serta
transparan,
bisa
melibatkan
para
pemangku kepentingan.
b. Dari hasil penelitian tentang transparansi , kepala
sekolah mendorong kepada bendahara BOS untuk
bisa memaparkan secara global penggunaan dana
BOS di papan pengumuman sekolah minimal setiap
tri wulan. Hal ini sesuai dengan regulasi yang
terkait dengan pengelolaan dana BOS bahwa dana
BOS harus dikelola secara transparan
c. Untuk aspek akuntabilitas walau pada umumnya
sudah berjalan sebagaimana mestinya namun perlu
penekanan dalam pengadaan barang dan jasa agar
benar-benar bisa dipertanggungjawabkan secara
prosedur, realisasi dan administrasi. Mengingat
bahwa
ukuran
akuntabilitas
adalah
ketaatan
terhadap regulasi yang mengatur tata kelola dana
BOS
baik
secara
prosedur,
realisasi
dan
administrasi pendukungnya.
2. agi endahara OS
a. Memberikan kesempatan pada guru dan komite
sekolah untuk memberikan masukan terkait
72
kebutuhan sekolah agar anggaran kegiatan di
dalam RKAS bisa lebih sesuai dengan kebutuhan
sekolah karena komite sekolah bisa memberi
masukan
mewakili
Guru
Tidak
Tetap
atau
Pegawai Tidak Tetap tentang besaran honorarium
dan guru bisa memberikan masukan kebutuhan
riil yang terkait dengan sarana / prasarana di
proses pembelajaran.
b. Memberikan akses informasi tata kelola BOS
dengan
cara
minimal
tiap
menempel
tri
wulan
laporan
sekali
keuangan
di
papan
pengumuman sekolah mengingat bahwa pada
regulasi
tata
kelola
BOS
menuntut
untuk
dipaparkannya laporan keuangan dana BOS di
papan pengumuman sekolah.
c. Menyusun
program
prioritas
anggaran
yang
harus terealisasi tiap tri wulan selain belanja
rutin agar dana BOS dapat terserap sesuai RKAS
sehubungan masih ada saldo yang cukup besar
setelah tahun anggaran selesai dijalankan.
3. agi Guru
a. Memahami regulasi penggunaan dana BOS agar
dapat
memberikan
masukan
mengenai
penyusunan RKAS dan realisasi penggunaan
anggaran.
b. Berperan aktif dalam memonitoring pengelolaan
dana BOS di sekolah agar tata kelola dana BOS
dari
aspek
partisipasi,
transparani
dan
akuntabilitas dapat berjalan sesuai harapan.
73
c. Bersikap kooperatif terhadap manajemen BOS
tingkat sekolah dalam hal membantu realisasi
anggaran
dalam
RKAS
sehingga
prosentase
keterserapan dana BOS dalam kegiatan yang
telah dianggarkan bisa meningkat.
4. agi Komite Sekolah
a. Memahami regulasi tentang penggunaan dan
pertanggung- jawaban penggunaan dana BOS
sehingga Komite Sekolah bisa berperan aktif
sesuai
fungsi
kelembagaannya
yang
terkait
dengan tata kelola dana BOS di sekolah.
b. Melaksanakan tugas komite sekolah utamanya
dalam
hal
monitoring
sesuai
dengan
kewenangannya dalam pengelolaan dana BOS
sehingga tingkat partisipasi dan transparansi
tata kelola dana BOS bisa berjalan sebagaimana
mestinya.
5. agi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
a. Memberi
kelonggaran
bagi
sekolah
dalam
penyusunan RKAS selama tidak menyimpang
jauh
dari
regulasi
penggunaan
dan
pertanggungjawaban dana BOS agar dana BOS
bisa mendukung upaya peningkatan mutu di
sekolah.
b. Memberikan jabaran yang lebih detail tentang
komponen penggunaan dana BOS sehingga lebih
sesuai dengan kebutuhan sekolah.
74
5.2.3 Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi
Penelitian Lanjutan.
Terdapat beberapa keterbatasan dari penelitian
tata kelola dana BOS di SMP Negeri Wilayah Kecamatan
Tengaran
Kabupaten
Semarang.
Untuk
itu
ada
beberapa rekomendasi bagi peneliti selanjutya terkait
tata kelola dana BOS, yaitu :
1. Hasil penelitian mendeskripsikan kondisi partisipasi,
transparansi dan akuntabilitas secara gabungan
dari
sekolah
yang
diteliti.
Sehingga
muncul
keterbatasan dalam penelitian ini yaitu
tidak
adanya sajian data dan ulasan tentang tingkat
partisipasi,
transparansi
dan
akuntabilitas
dari
masing-masing sekolah yang diteliti.
2. Penelitian hanya membahas tata kelola keuangan
dana
BOS
yang
sementara
di
keuangan
yang
bersumber
sekolah
dari
masih
bersumber
ada
dari
dana
APBN,
tata
kelola
dana
APBD
Kabupaten/ Kota dan Provinsi.
3. Obyek penelitian hanya SMP Negeri di satu wilayah
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang
terdiri atas 3 (tiga ) SMP Negeri. Penelitian bisa
dikembangkan ke SMP swasta karena SMP swasta
juga memperoleh dana BOS.
4. Peran stakholdr dalam tata kelola dana BOS
belum
bisa
penelitian
ini
diteliti
lebih
secara
bisa
maksimal,sehingga
dikembangkan
lagi
khususnya keterlibatan stakeholder terkait dengan
75
tata kelola dana BOS baik di Sekolah Negeri
maupun Swasta.
5. Dalam penelitian ini hanya menggali 3 aspek dalam
tata kelola dana BOS yaitu partisipasi, transparansi
dan akuntabilitas. Sebenarnya bisa dikembangkan
lagi dari aspek yang lain seperti aspek efisiensi,
efektifitas serta asas keadilan dalam tata kelola dana
BOS.
7