Asal Usul Nama Desa Gunungan Kabupaten

Asal-usul nama “Dusun Gunungan” di Desa Malangan,
Kecamatan Tawang Sari, Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta

Makalah ini dibuat guna memenuhi Ujian Akhir Semester
Pada Semester Tiga atas Mata Kuliah Sastra Lisan
Dosen pengampu : Ken Widyawati, S.S., M.Hum.
Oleh :
Adi Yanuar Aji (13010112130107)

SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Asal-usul nama “Dusun
Gunungan” di Desa Malangan, Kecamatan Tawang Sari, Kabupaten Sukoharjo, Kota

Surakarta”. Penyusunan makalah guna memenuhi Ujian Akhir Semester pada Semester tiga
atas Mata Kuliah Sastra Lisan di Universitas Diponegoro.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Ibu Ken Widyawati, S.S., M.Hum., selaku dosen pengampu pada Mata Kuliah Sastra
Lisan.
2. Teman-teman semua yang mengikuti mata kuliah ini.
3. Keluarga yang mendukung penyusunan Makalah ini.
4. Semua pihak yang ikut membantu dalam penyusunan Makalah ini, yang tidak dapat
saya sebutkan satu-persatu.
Dalam penyusunan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan, baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki oleh saya. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat saya harapakan demi penyempurnaan makalah
ini.

Semarang, 03 Januari 2014

Penulis

DAFTAR ISI

2

Halaman Judul ...................................................................................................................... i
Kata Pengantar ...................................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................................... iii
Bab I : Pendahuluan
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang ............................................................................................................. 1
Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
Tujuan .......................................................................................................................... 1
Ruang Lingkup ............................................................................................................ 1
Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 2

Bab II : Metode Penelitian
A. Rancangan Penelitian .................................................................................................. 3

B. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................................... 3
C. Teknik Analisis Data ................................................................................................... 3
Bab III : Asal-Usul Dusun Gunungan
A. Menurut Mbah Putri Daryono ..................................................................................... 5
B. Menurut Pa’de Gino .................................................................................................... 5
C. Menurut Observasi di Kantor Kelurahan .................................................................... 5
Bab IV : Penutup
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 7
B. Saran ............................................................................................................................ 7
C. Kata Penutup ............................................................................................................... 7

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah lokal mengandung suatu pengertian, bahwa suatu peristiwa yang terjadi hanya
meliputi suatu daerah dan tidak menyebar ke daerah lainnya. Sejarah tentang suatu
3

daerah memuat suatu awal daerah tersebut seperti asal-usul daerah yang bersangkutan

sampai kepada perkembangan daerah itu pada masa berikutnya. Setiap wilayah di
Indonesia memiliki karakteristik tersendiri. Hal ini disebabkan karena masing-masing
wilayah di Indonesia terbentuk melalui sejarah panjang yang berbeda-beda.
Sejarah lokal yang identk dengan cerita rakyat sampai sekarang masih berkembang dan
penyebarannya secara turun-temurun oleh masyarakat sekitar. Namun masih banyak
cerita yang belum terdeteksi maupun tersimpan dalam bentuk tulisan, maupun kajian.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi di daerah biasanya dikenang dan diingat dalam bentuk
nama. Nama tersebut biasanya diambil dari nama peristiwa, orang, binatang, tumbuhan,
dsb. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti, menelaah, dan merekap sejarah lokal di
Desa Malangan, Kecamatan Tawang Sari, Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta.
Penelitian ini oleh penulis diberi judul Asal-usul nama “Dusun Gunungan” di Desa
Malangan, Kecamatan Tawang Sari, Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asal-usul nama “Dusun Gunungan” di Desa Malangan, Kecamatan Tawang
Sari, Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta.
C. Tujuan
Mampu mendeskripsikan sejarah nama “Dusun Gunungan” di Desa Malangan,
Kecamatan Tawang Sari, Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta.
D. Ruang Lingkup
Yang menjadi ruang lingkupnya adalah Desa Malangan, Kecamatan Tawang Sari,

Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta. Dalam karya tulis ini penulis memeberi batasanbatasan tertenti dalam pembahasan masalah ini yaitu, kajian legenda/cerita asal-usul
nama “Dusun Gunungan” di Desa Malangan, Kecamatan Tawang Sari, Kabupaten
Sukoharjo, Kota Surakarta dan kajian kebudayaan yang masih dilaksanakan secara turun
temurun di desa tersebut.
E. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan yang dapat
menumbuhkan rasa menghargai pada setiap anggota masyarakat dan menambah
kecintaan terhadap hasil kebudyaan dari daerahnya masing-masing.
Sedangkan manfaat praktis dari penelitian ini adalah menambah pengetahuan dan
pengalaman dalam bidang sejarah lokal yaitu dapat digunakan sebagai penegtahuan dan
informasi tentang asal-usul nama “Dusun Gunungan” di Desa Malangan, Kecamatan
Tawang Sari, Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta, serta untuk mendorong semangat
4

melestarikan budaya nasional bagi generasi muda pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.

BAB II
METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian Kualitatif-Fenomenologi ada dua metode yang bisa digunakan untuk
mendekato suatu permasalahan yang akan dipecahkan yaitu metode Wawancara dan
Observasi. Sebelumnya peneliti menentukan kajian-kajian yang akan dibahas kemudia
mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan mencari informan-informan
penduduk desa tersebut.
B. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
mendapatkan informasi melalui waancara atau interview.
Dengan pendapat diatas, teknik atau cara untuk memperoleh data dilakukan secara
berhubungan secara langsung dengan informan melalui sesi tanya jawab secara lisan.
2. Observasi
Berdasarkan pendapat diatas, metode Observasi adalah metode atau cara yang
dilakukan melalui pengamatan secara langsung pada objek dalam kegiatan penelitian.
Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang/tempat, waktu,
5

dan perasaan. Adapun data ingin diperoleh dengan menggunakan metode ini adalah
data hasil wawancara, peta wilayah Desa Malangan, Kecamatan Tawang Sari,

Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta.
C. Teknik Analisis Data
1. Peneliti memulai mengorganisasi semua data atau gambaran menyeluruh tentang
fenomena pengalaman yang telah dikumpulkan.
2. Membaca data secara keseluruhan dan membuat catatan pinggir mengenai data yang
dianggap penting kemudian melakukan pengkodean data
3. Menemukan dan mengelompokkan makna pernyataan yang dirasakan oleh
rersponden dengan melakukan horizonaliting yaitu setiap pernyataan pada awalnya
diperlakukan memiliki nilai yang sama. Selanjutnya, pernyataan yang tidak relevan
dengan topik dan pernyataan yang bersifat sepetitive atau tumpang tindih
dihilangkan, sehingga yang tersisa hanya horizons (arti tekstural dan unsur
pembentuk atau penyusun dari phenomenon yang tidak mengalami penyimpangan).
4. Pernyataan tersebut kemudia dikumpulkan ke dalam unit makna lalu ditulis
gambaran tentang bagaimana pengalaman tersebut terjadi.
5. Selanjutnya peneliti mengembangkan uraian secara keseluruhan dari fenomena
tersebut. Kemudia dikembangkan tekstural deskripsi (mengenai fenomena yang
terjadi pada responden) dan struktural deskripsi (yang menjelaskan bagaimana
fenomena itu terjadi).
6. Peneliti kemudia memberikan penjelasan secara naratif mengenai esensi dari
fenomena yang diteliti dan mendapatkan makna pengalaman responden mengenai

fenomena tersebut.
7. Membuat laporan pengalaman setiap partisipan. Setelah itu, gabungan dari gambaran
tersebut ditulis

6

BAB III
ASAL-USUL DUSUN GUNUNGAN

A. Menurut Mbah Putri Daryono
Menurut Mbah Putri Daryono, pada zaman dahulu di Desa Malangan sendiri hanya ada
satu orang yaitu, Mbah Sudo. Mbah Sudo merupakan orang pertama yang hadir di Desa
Malangan, sehingga daerah tempat Mbah Sudo bertempat tinggal sampai sekarang
dinamakan Gunung Sudo.
Mbah Sudo sendiri mempunyai Demang, salah satunya Mbah Reso. Mbah Sudo sendiri
membagi-bagikan wilayah kepada Demangnya itu untuk menjaga wilayah tersebut.
Mbah Reso sendiri merupakan tangan kanan dari Mbah Sudo, sehingga beliau diberikan
wilayah yang terbesar dan terdekat dengan tempat tinggal Mbah Sudo. Beliau juga
disuruh menjaga wilayah tersebut. Sehingga tempat tinggal Mbah Reso disebut
Gunungan, dengan kata lain “anak gunung”. Maksudnya karena Mbah Reso sendiri

tangan kanan dari Mbah Sudo, sehingga beliau dianggap anak oleh Mbah Sudo. Wilayah
tempat tinggalnya Mbah Sudo dikenal sampai sekarang dengan sebutan “Gunung Sudo”,
“Gunungan” sendiri disebut-sebut sebagai anak dari “Gunung Sudo”, hal ini dikarenakan
Mbah Reso yang dianggap anak oleh Mbah Reso.
B. Menurut Pa’de Gino
Menurut Pa’de Gino, Gunungan sendiri berawal dari seorang Demang yang diutus oleh
atasannya untuk menjaga wilayah yang sudah dibagi-bagikan. Demang tersebut bernama
Mbah Reso. Gunungan sendiri berarti anak Gunung, hal ini dikarenakan Mbah Reso
7

merupakan orang kepercayaan dari Mbah Sudo sebagai atasannya, sehingga tempat yang
didiami oleh Mbah Reso disebut “Gunungan” yang berarti “anak gunung” dari “Gunung
Sudo” yang merupakan tempat dimana Mbah Sudo bertempat tinggal.
C. Menurut Observasi di Kantor Kelurahan
Di Desa Malangan sendiri terdapat empat daerah yang bernama Gunung, yaitu Gunung
Sudo, Gunungan, Gunung Kopiah Hilang, dan Gunung Kemasan. Gunung Sudo sendiri
dinamakan sedemikian karena dahulu orang pertama yang mendiami tempat itu bernama
Mbah Sudo, akhirnya warga setempat menamai daerah tersebut dengan nama Gunung
Sudo karena menghargai jasa dari Mbah Sudo. Mbah Sudo sendiri memiliki Demang
bernama Mbah Reso yang diberikan wilayah untuk menjaga wilayah tersebut, dan

akhirnya bernama Gunungan, karena Mbah Sudo sendiri merupakan orang kepercayaan
Mbah Reso, sehingga Gunungan disebut sebagai anak gunung dari Gunung Sudo.
Berbeda dengan Gunung Sudo dan Gunungan yang diberikan nama sedemikian karena
bersangkutan nama dan jabatan. Gunung kopiah Hilang dan Gunung Kemasan diberi
nama sedemikian karena peristiwa yang berkembang pada masyarakat sekitar.
Dinamakan Gunung Kopiah Hilang, konon dahulu ada sebuah batu dimana siapa saja
yang tidur diatas batu tersebut pasti akan hilang. Kata hilang disini bukan hilang yang
sesungguhnya, melainkan orang tersebut berpindah tempat bukan lagi tidur diatas batu
tersebut. Kalau Gunung Kemasan sendiri, karena jika pada saat musim kemarau ada
orang yang memacul tanah di daerah tersebut pasti aja menemukan perhiasan. Namun
ada sebuah keanehan dimana orang yang menemukan perhiasan tersebut jika menjual
perhiasan dari hasil memacul tanah disana, tidak sampai setahun mereka akan meninggal
dunia. Dinamakan Gunung Kemasan, karena jika musim kemarau anda memacul tanah
tersebut akan muncul emas. Jadi, Gunung Kemasan merupakan perpaduan dari Kemarau
dan Emasa, sehingga menjadi Kemasan. Gunung Kopiah Hilang dan Gunung Kemasan
merupakan anak gunung dari Gunungan, sehingga “Gunung Sudo” mempunyai anak
gunung bernama “Gunungan”.“Gunungan” mempunyai anak gunung bernama “Gunung
Kopiah Hilang” dan “Gunung Kemasan”.
Namun sekarang ini semua itu sudah tidak terlihat lagi, contoh seperti Gunung Sudo,
Gunungan yang dahulu merupakan kawasan pegunungan, sekarang ini sudah tidak

terlihat lagi seperti pegunungan, karena memang pemanfaatan alam oleh masyarakat
setempat. Batu pada Gunung Kopiah Hilang pun sudah tidak ada lagi karena alasan yang
sama. Yang masih ada sampai sekarang merupakan cerita di Gunung Kemasan tersebut,
entah benar ataupun tidak penulis tidak dapat memastikan karena belum pernah
mencobanya.
8

Ada satu kebudayaan daerah setempat, dimana jika seseorang memiliki hajat, pasti
mereka pergi ke makam Mbah Sudo. Hal aneh yang terjadi disini adalah, mereka yang
memiliki hajat tersebut pergi ke makam Mbah Sudo, pasti hajat mereka akan berhasil.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Disebut sebagai Gunungan karena dahulu ada seorang laki-laki yang bernama Mbah
Reso yang merupakan Demang dari Mbah Sudo yang dipercaya untuk menjaga wilayah
yang diberikannya. Daerah Mbah Sudo bertempat tinggal dinamai Gunung Sudo
sedangkan wilayah Mbah Reso dinamai Gunungan. Hal ini dikarenakan Gunungan yang
berarti anak gunung, sehingga masyarakat sekitar beranggapan bahwa Gunungan
merupakan anak gunung dari Gunung Sudo karena Mbah Reso sendiri merupakan orang
kepercayaan Mbah Sudo.
B. Saran
Dari hasil penelitian diatas, maka penulis menyimpulkan saran sebagai berikut :
1. Mengingat sulitnya dalam pembuatan laporan ini, hendaknya dengan hasil penelitian
ini diharapkan para pembaca Khususnya masyarakat Desa Malangan, Kecamatan
Tawang Sari, Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta ada kemauan untuk memahami
sejarah lokal di daerahnya serta melestarikannya hingga generasi berikutnya.
2. Sejarah lokal sangat penting dimasukkan sebagai suatu kurikulum di sekolah-sekolah
maupun perguruan tinggi karena memegang peranan yang sangat penting untuk
membangkitkan kecintaan para pelajar dan mahasiswa kepada daerahnya. Kecintaan
tersebut akan berdampak positif bagi daerahnya, sehingga kebudayaan dan sejarah di
daerahnya tersebut terjaga dan terlestarikan hingga generasi berikutnya.
C. Kata Penutup
Demikianlah yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
permasalahan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan dan seferensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
9

Penulis

mengharapakan

para

pembaca

memberikan

kritik

dan

saran

untuk

membangunkan semangat penulis dalam penyempurnaan makalah ini dan penulisan
makalah-makalah selanjutnya.

10

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Diskriminasi Daun Gandarusa (Justicia gendarrusa Burm.f.) Asal Surabaya, Jember dan Mojokerto Menggunakan Metode Elektroforesis

0 61 6

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5