Laporan Praktek Lapang Konservasi di Pul

Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karna atas izin dan petunjuk Nya saya dapat mebuat dan menyelesaikan
laporan praktek lapang di mata kuliah konservasi sumberdaya perairan ini. Tak
lupa pula ucapan terimakasih kepada dosen pendamping selama praktek lapang,
asisten juga teman-teman sehingga praktek lapang konservasi berjalan dengan
lancar.
Makalah ini bukan hanya sebagai pemenuhan tugas belaka, tetapi
merupakan sebagai bahan referensi, pegangan dalam mengembangkan dan
menambah pengetahuan tentang konservasi. Karena sangat penting guna
melundungi ekologi, ekosistem maupun habitat endemik di daerah tertentu.
Saya menyadari dengan sungguh bahwa penulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan dan keterbatasan oleh sebab itu kritik, saran yang
sifatnya membangun sangat di butuhkan demi mengoreksi makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususunya
mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan

Universitas


Hasanuddin

Makassar

dalam

menguasai

ilmu

pengetahuan perikanan dan mengaplikasikannya di dalam masyarakat.
Akhir kata saya mengucapkan terimah kasih dan selamat belajar.

Makassar, 10 November 2016

St. Rahmawati
L211 14 511

1


DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………....1
Daftar Isi……………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang……………………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN
II.1 Gambaran Umum……………………………………………….……4
II.2 Kependudukan, Sosial dan Kelembagaan………………………..4
II.3 Ekosistem dan Sumberdaya Hayati………………….…………….4
II.4 Sarana dan Prasarana………………………………………………5
II.5 Peluang Investasi……………………………………………………5
II.6 Potensi dan Arahan Pengembangan………...……………………5
II.7 Hasil wawancara dengan penduduk pulau pannikiang………….6
BAB III PENUTUP
III.1 Kesimpulan…………………………………………………………..7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...……8

2


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ekosistem perairan pesisir merupakan suatu kumpulan integral dari
berbagai komponen abiotik (fisika-kimia) dan biotic (organisme hidup) yang
berkaitan satu sama lain dan saling berinteraksi membentuk suatu unit
fungsional. Komponen-komponen ini secara fungsional tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Meskipun secara ekonomi tidak memberikan manfaat langsung
bagi manusia, namun secara ekologis meiofauna ini memiliki peranan yang
sangat penting dalam lingkungan ekosistem laut. Peranan ekologis yang
diberikan oleh meiofauna
Pulau Pannikiang memiliki ekosistem yang cukup baik digunakan sebagai
wahana untuk meneliti aspek ekologis dari meiofauna tersebut. Alasan yang
mendukung adalah: 1) tipe habitat di kawasan ini cukup beragam, sehingga
diharapkan ada temuan yang cukup pentingmterkait dengan peranan tipe habitat
dan hubungan antara kondisi parameter fisika kimia perairan dengan dinamika
komunitas meiofauna secara spasial dan temporal; 2) sebagai kawasan yang
memiliki keanekaragaman hayati laut, maka keberadaan meiofauna di kawasan
ini sudah selayaknya diteliti mengingat keberadaan organisme ini terkait erat
dengan eksistensi biota laut lainnya di kawasan tersebut; dan 3) dengan

melakukan penelitian di kawasan ini, maka secara tidak langsung ikut
memberikan andil dan membantu pihak terkait dalam menginventarisir
sumberdaya hayati laut, khususnya sumberdaya hayati meiofauna yang ada
dalam kawasan Pulau Pannikiang Kabupaten Barru.Berdasarkan hal tersebut
maka dilakukan studi struktur komunitas meiofauna ekosistem mangrove dan
lamun di Pulau Pannikiang, Kabupaten Barru.

3

BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Gambaran Umum
Secara geografis,

Pulau Pannikiang terletak antara 04º19’45.21-

04º22’19.93 LS dan 119º34’32.45-119º36’46.22 BT. Di lihat dari kenampakan
citra band 123, panjang wilayah Pulau 2899 Meter dan Lebarnya 344 Meter
dengan luas daratan pulau 94.5 Ha, dimana pulau tersebut terdapat 3 anakan
sungai yang membelah pulau tersebut dan berada pada posisi Utara, Tengah

dan Selatan pulau. Pulau Pannikiang atau juga biasa disebut Pulau Panning
yang berasal dari kata bahasa bugis artinya Pulau Kelelawar, dimana pulau
tersebut terdapat kelelawar yang jumlahnya begitu banyak. Secara administrative
Pulau Pannikiang terletak di Desa Madello Kecamatan Ballusu Kabupaten Barru
Sulawesi Selatan yang jarak antara daratan Kabupaten Barru ke Pulau
Pannikiang berkisar 1 mil, dapat ditempuh dalam waktu 15 menit dengan
menggunakan perahu dari pelabuhan Garonkong.
II. 2 Kependudukan, Sosial dan Kelembagaan
Jumlah penduduk Pulau ini kurang lebih 120 orang atau sekitar 33 kepala
keluarga. Dan di huni ribuan kelelawar dan berbagai jenis burung. Mata
pencariannya pun hanya sebagai nelayan saja. Disana telah dibangun akses
Jalur khusus untuk wisata mangrove yang di prakarsai oleh Kementerian
Kelautan bersama Dinas Pariwisata Barru.
II.3 Ekosistem dan Sumberdaya Hayati
Luas Ekosistem yang terdiri dari Karang 331,63 Ha, Lamun 93,52 Ha,
Ekosistem mangrove di pulau tersebut mempunyai sifat khas tertentu
dibandingkan dengan ekosistem mangrove lainnya di Sulawesi Selatan, yakni
menjadi tempat bersarang ribuan kelelawar. Oleh karena itu, keberadaan
ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang menjadi sangatlah penting bagi siklus
bio-ekologis di wilaya htersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kerapatan pohon mangrove di Pulau Pannikiang dalam kondisi baik dan sangat
padat dengan tutupan tajuk yang lebat. Luas tutupan mangrove di Pulau
Pannikiang mencapai 86,31 Ha hektar yang meliputi 91,00 % lahan di pulau

4

tersebut. Jenis-jenis mangrove dan makro fauna yang hidup di Pulau Pannikiang
sangat beragam diantaranya jenis Bruguiera, Rhizophora dan Sonneratia.
Hasil pengamatan ikan karang dengan metode UVC (Universal Visual
Census) ditemukan kelimpahan individu ikan karang pada kedalaman 3 meter
dengan total individu sebanyak 335 individu dan pada kedalaman 10 meter
ditemukan jumlah individu sebanyak 136 individu. Kondisi karang yang bagus
berpengaruh terhadap kelimpahan ikan karang terutama pada ikan-ikan yang
memiliki nilai ekonomis tinggi (ikan target).
II.4 Sarana dan Prasarana
Pulau ini juga telah didukung dengan sarana Dermaga, Rumah Ibadah serta
Budidaya Ikan Kerambah Jaring Apung memelihara berbagai jenis ikan kerapu
dan Lobster.
II.5 Peluang Investasi
Sahabat Barru.org, kami juga sempat melakukan wawancara dengan

kepala dusun yang memberikan informasi mengenai penataan rumah penduduk
agar kedepan bisa lebih indah tatanannya. Sehingga kedepannya, pulau
Pannikiang melalui objek wisata hutan mangrovenya bisa sebagai pemicu
meningkatnya perekonomian warga sekitar. “Saya sudah berkoordinasi dengan
pemerintah terkait untuk bisa dibuatkan semacam bendungan untuk menahan air
laut masuk di daerah pemukiman penduduk agar kelak juga tidak mengganggu
kenyamanan pengujung hutan mangrove”. kata pak Dusun pannikiang Abu
Nawar.
II.6 Potensi dan Arahan Pengembangan
Sebaran terumbu karang, mangrove bahkan dugong (ikan duyung) sering
dijumpai oleh nelayan disekitar pulau pannikiang serta berbagai ekosistem di
darat dan laut Pulau Pannikiang sangat berpotensi besar untuk dikembangkan
sebagai Tempat wisata terpadu yang bias diandalkan, wisata mina bahari, wisata
edukasi tracking mangrove, snorkeling, diving merupakan potensi yang bisa
dikembangkan di pulau ini.

5

II.7 Hasil wawancara dengan salah satu penduduk pulau pannikiang
Daeng Aging berusia 30 tahun seorang kepala keluarga di pulau

pannikiang mempunyai seorang istri yang bernama suhura dan mempunyai anak
1. Keduanya mempunyai latar pendidikan yang rendah yaitu hanya sampai
Sekolah Dasar (SD). Daeng aging bermata pencaharian sebagai nelayan, beliau
mencari/menangkap ikan di laut dengan menggunakan perahu dengan mesin
15pk. Adapun alat yang digunakan untuk menangkap ikan yaitu tombak. Ikan
yang didapat yaitu ikan lae’-lae’, ikan baronang dan ikan kakap. Akan tetapi, ikan
yang paling dominan ditangkap yaitu ikan lae’-lae’. Di pulau pannikiang cuman
ada nelayan, tidak ada punggawa di pulau tersebut.
Topografi pulau pannikiang mempunyai slope dengan jarak 100m dari
garis pantai. Di pulau ini tidak ada air tawar, melainkan hanya didapat

di

Takkalassi. Masyarakat berpindah ke pulau ini, dikarenakan penghasilan yang
lumayan bagus. Adapun kebiasaan adat istiadat di puau ini yaitu perayaan hari
besar islam seperti maulid mereka jalankan tiap tahunnya. Masyarakat penduduk
pulau pannikiang merasa senang jika kedatangan pengunjung dari luar pulau.
Masyarakat disana tidak merasa terganggu dengan kedatangan pengunjung.
Adapun harapan yang diinginkan oleh masyarakat penduduk pulau pannikiang
yaitu seperti sekolah, maupun PDAM. Dan tanpa adanya bantuan dari

pemerintah setempat masyarakat di pulau pannikiang ini dapat hidup sejahtera.

6

BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Pulau Pannikiang merupakan pulau yang dihuni oleh ekosistem kelelawar
yang hidup di sela-sela pohon mangrove. Luas Ekosistem yang terdiri dari
Karang 331,63 Ha, Lamun 93,52 Ha, Ekosistem mangrove di pulau tersebut
mempunyai sifat khas tertentu dibandingkan dengan ekosistem mangrove
lainnya di Sulawesi Selatan, yakni menjadi tempat bersarang ribuan kelelawar.
Oleh karena itu, keberadaan ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang menjadi
sangatlah penting bagi siklus bio-ekologis di wilayah tersebut. Sebaran terumbu
karang, mangrove bahkan dugong (ikan duyung) sering dijumpai oleh nelayan
disekitar pulau pannikiang serta berbagai ekosistem di darat dan laut Pulau
Pannikiang sangat berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai Tempat wisata
terpadu yang bias diandalkan, wisata mina bahari, wisata edukasi tracking
mangrove, snorkeling, diving merupakan potensi yang bisa dikembangkan di
pulau ini.


7

DAFTAR PUSTAKA

http://www.barrukab.go.id/site/assets/files/1567/potensi_obyek_wisata_kabupaten_barru.
pdf.
http://barru.org/pulau-pannikiang-dan-mimpi-mimpi-penduduknya/.
http://www.ppk-kp3k.kkp.go.id/direktori-pulau/index.php/public_c/pulau_info/8178
http://ojs.unm.ac.id/index.php/bionature/article/download/1407/490

8