Sejarah Perkembangan Taoisme di Indonesi

PERKEMBANGAN AGAMA TAO
DI INDONESIA
Oleh : Ardian Cangianto1
ABSTRAK

Taoisme adalah agama yang lahir di Tiongkok dan memiliki perjalanan
panjang dalam peradaban serta kebudayaan Tionghoa. Pengaruh Taoisme merasuki
sendi-sendi kehidupan masyarakat Tionghoa baik dari segi sebagai agama maupun
filsafat kehidupannya. Taoisme sebagai lembaga keagamaan terbentuk pada masa
Zhang Daoling di masa dinasti Han Timur dan ini berarti Taoisme sebagai agama
sudah berumur 2000 tahun dan umur itu tidaklah pendek untuk memberikan
pengaruh pada etnis Tionghoa dan budayanya. .
Hampir tidak ada tulisan yang membahas perkembangan Taoisme di
Indonesia padahal penyebaran orang Tionghoa ke Nusantara tentunya membawa
kepercayaan dan tradisi mereka. Jejak Taoisme sebenarnya terasa, sebagai contoh
adalah talisman atau yang disebut sebagai kertas “hu” 符 adalah bentuk nyata yang
sering kita lihat dalam kehidupan keseharian orang Tionghoa, perhitungan mengenai
“ciong” ( 冲 ) dan sembahyang kepada Taisui 太 歲 adalah hal yang bisa dilihat
dalam upacara yang terkait pada tahun baru Imlek. Dewa-dewi yang ada di kelenteng
juga banyak yang memiliki keterkaitan dengan Taoisme, seperti misalnya Xuantian
Shangdi, Taisui.

Berdasarkan pengamatan lapangan, terasa nuansa Taoisme di banyak
kelenteng, ini menandakan adanya kehadiran Taoisme yang seiring sejalan dengan
kehadiran Tionghoa di Nusantara. Pada 17 Agustus 1945, Indonesia
memproklamirkan diri dan mengusung semangat keagamaan dalam dasar negaranya
kemudian dibentuklah departemen agama yang mendapat wewenang dalam
pengurusan kepercayaan masyarakat Indonesia dan adanya agama-agama yang diakui
oleh negara. Akibat dari hal itu, adanya pembatasan-pembatasan terhadap agama dan
perlunya pengakuan negara agar keberadaannya menjadi sah secara hukum legal
formal.
Keywords : Taoism, kepercayaan, kelenteng, Tionghoa, tridharma, dewa.
1 Mahasiswa fakultas filsafat Universitas Katolik Parahyangan Bandung, juga murid sekte Longmen Quanzhen 龍
門全真弟子 dengan nama Taoist Zhang Libi 道名 張理彼.

1

Pendahuluan
Manusia memerlukan satu sisi yang “tidak terlihat” yang menjadi idea untuk
menjadi landasan dalam kehidupan mereka sehingga unsur kepercayaan pasti terbawa
dalam cara mereka menapaki hidup di tempat baru. Disanalah mereka menggenggam
“idea” itu untuk menjadi cara bertahan dan menyesuaikan dengan kondisi tempatnya

yang baru. Sehingga ada perbedaan-perbedaan dengan tempat asalnya. Perbedaan itu
bisa disebabkan karena adanya interaksi dengan penduduk setempat di berbagai
bidang, adanya perlengkapan atau bahan-bahan yang tidak didapat di tempat mereka
tinggal. Hal ini menyebabkan adanya penyesuaian yang harus dimaklumi dan
dihargai. Begitu pula kedatangan Tionghoa di Nusanatara sudah berjalan sejak ribuan
tahun lamanya memerlukan unsure yang tidak “terlihat” baik budaya maupun
kehidupan religiusitas mereka. Catatan terawal ada di “Buku Han Kemudian (後漢書
) ”2 . Karena itu orang Tionghoa ke Nusantara membawa juga budaya, kepercayaan
serta pengetahuan mereka. Seperti pengetahuan pertukangan, pertanian bahkan yang
menjadi unik adalah permainan “jaelangkung” ( 菜 籃 神 / 菜 籃 公 ) dan kata
“jaelangkung” menjadi kata serapan dalam bahasa Indonesia. Permainan ini meluas
di banyak kalangan, bahkan menjadi judul fim Indonesia. Dalam hal ini, permainan
“jelangkung” adalah permainan rakyat yang berasal dari kepercayaan purba orang
Tionghoa dalam melakukan komunikasi dengan para mahluk adikodrati. Fuji 扶 乩
sebagai cikal bakal lahirnya “jelangkung” adalah istilah yang dikenal dalam Taoisme,
baik mainstream maupun Taoisme rakyat. Dalam hal ini kita bisa melihat bahwa yang
terkait dengan “spritualisme” juga ada interaksinya.
Seringkali para peneliti tentang keTionghoaan itu luput meneliti masalah
kepercayaan Taoisme yang menjadi salah satu pilar utama dalam kepercayaan
Tionghoa, hal ini juga menyulitkan saya dalam membuat tulisan sejarah Taoisme di

Indonesia. Untuk memahami itu perlu mengkaji latar belakang kepercayaan sub etnis
orang Tionghoa yang datang ke Nusantara ini dan memilah-milah aliran-aliran
Taoisme yang mengikuti gelombang kedatangannya. Dan dari sisi lainnya, dengan
melihat ragam ritual yang dilakukan, penamaan tempat ibadah dan klasifikasinya
serta dewata-dewatanya yang menjadi pusat di tempat ibadah orang Tionghoa.
Dengan cara seperti itu, memungkinkan merangkai sejarah Taoisme di Indonesia dan
2 Buku Sejarah dinasti Han atau yang disebut Hanshu 漢書 merupakan salah satu bagian dari 24 buku catatan
sejarah Tiongkok dan “Buku Han Kemduian” dikompilasi oleh Fan Ye 范曄 ( 398-445 CE ) yang menuliskan
bahwa pada masa dinasti Han Timur tahun pemerintahan Yongjian 永建 ke 6 ( 131 CE ) datang utusan dari
kerajaan Yetiao atau Java Dvipa . Sedangkan “Buku Catatan Geografis Han” 漢書地理志 menulis hubungan
antara Tiongkok dengan kerajaan-kerajaan hingga semenanjung Melaya dan adanya pejabat perdagangan
kerajaan Han yang ikut dengan kapal-kapal dagang.

2

perkembangannya sejak jaman Nusantara hingga Republik Indonesia. Gelombanggelombang yang dialami oleh orang Tionghoa juga tidak luput dari pasang surut
tentunya memiliki pengaruh juga pada kepercayaan mereka.
Semoga paper yang jauh dari sempurna ini bisa menjadi pemicu para peneliti
untuk menggali Taoisme di Indonesia dan memperkaya khazanah pengetahuan bagi
masyarakat Indonesia khususnya.

Jalan Langit tiada perasaan
Abadi bersama manusia yang berkebajikan

天道無情常與善人
Daode Jing bab 79

KEPERCAYAAN SUKU TIONGHOA DI INDONESIA
Kepercayaan orang Tionghoa di Indonesia itu pada umumnya bersifat tiga
agama 三 教 yang melebur ditambah dengan kepercayaan Wu 巫 教 , dibeberapa
tempat bisa dilihat adanya interaksi atau peleburan dengan kepercayaan setempat. Hal
ini wajar karena dasar kepercayaan Tionghoa itu adalah : polytheisme, penghormatan
pada leluhur dan bersifat pragmatis3. Polytheismenya orang Tionghoa bersifat terbuka
dan tidak sempit hanya pada kesukuan saja atau terikat pada dogma-dogma agama.
Jadi tidak perlu aneh melihat adanya penghormatan pada Eyang Suryakencana di
beberapa kota Jawa Barat seperti : Bogor, Sukabumi, Cibinong. Datuk yang
dihormati juga fenomena umum di Sumatra. Bahkan ada beberapa orang Tionghoa
mengangkat dewa yang non Tionghoa, misalnya Baron Skeder seorang Spanyol yang
ada di kelenteng Weleri, Jawa Tengah. Ini menunjukkan bahwa kepercayaan orang
Tionghoa juga sudah lintas etnis.
Umumnya orang Tionghoa Indonesia berasal dari provinsi Fujian 福 建 dan

menjadi mayoritas diantara orang Tionghoa itu sendiri, kemudian diikuti oleh sub
suku lainnya seperti Hakka 客 家 , Tiociu 潮 州 , Konghu 廣 夫 / 粵 , Hubei 湖 北 ,
Shandong 山東 , Hainan 海南 4. Mereka pada umumnya membawa kepercayaan yang
berasal dari kampung halaman mereka yang bersifat cult dan memiliki konsep
3 Secara umum disebut agama rakyat
4 Hampir 90% lebih etnis Tionghoa di Indonesia beretnis Han 漢族 dan biasanya mereka lebih
menyebut daerah asal mereka dibandingkan dengan menyebutnya sebagai sub etnis, tapi untuk orang
Hakka itu tidak berlaku karena diaspora Hakka di Tiongkok juga menyebar.

3

“membagi abu “ fenxiang 分 香 5 dengan membawa abu dari kelenteng kampung
halaman mereka. Menurut Jean deBenardi, pendupaan selain merepresentasikan
sebuah kontak dengan dewata juga sebagai sebuah identitas kolektif 6. Ini menjadi
suatu bentuk “cult” pada dewata-dewata tertentu juga adanya konsep kedaerahan dan
marga sehingga ada beberapa kelenteng yang mengusung semangat primodialisme
dan clan7. Ini yang tampak dipermukaan, tapi jauh di dalamnya terasa nuansa
Taoisme yang amat kental selain pengaruh Buddhisme dan juga Ruisme dalam
kepercayaan orang Tionghoa.
Orang Minnan sebagai mayoritas subetnis diantara orang Tionghoa memiliki

keterkaitan sejarah yang panjang dengan Taoisme. Pada masa periode tiga negara ( 三
國時期 ) banyak daoshi yang ke daerah Fujian untuk menghindari bencana, antara
lain yang terkenal adalah Zuo Ci 左慈, Ge Xuan 葛玄, Jie Yan 介琰 dan lain-lain8.
Aliran Taoisme yang memberikan pengaruh pada rakyat Minnan adalah : Tianshidao
天師道, Waidan sect 外丹派, Maoshan sect 茅山宗, Neidan sect 內丹派, Shenxiao
sect 神 霄 派 , Qingwei sect 清 微 派 , Lingbao sect 靈 寶 派 , Lvshan sect 閭 山 派 ,
Wudang Xuanwu sect 武當玄武派 9. Selain orang Minnan, juga orang Hakka yang
banyak dipengaruhi oleh Taoisme terutama dalam pengamatan saya beberapa kali
berinteraksi adalah Taoisme sekte Maoshan. Penghormatan Yuhuang Shangdi yang
menjadi dewata utama di Taoisme juga ternyata menyebar di kalangan orang Minnan
dengan merayakan hari lahir Yuhuang Shangdi dengan sebutan Tian Gong / Thi Kong
( 天 公 ) yang dikaitkan dengan bencana peperangan yang mereka alami 10.
ZhengYong 鄭 鏞 mengistilah dewata Taoisme yang merakyat 11, walau Yuhuang
Shangdi tidak dimasukkan kategori itu oleh Zheng Yong, tapi dengan melihat betapa
meluasnya penghormatan dan perayaan Yuhuang Shangdi di kalangan orang
Tionghoa terutama mereka yang ke kelenteng, maka saya bisa mengatakan bahwa
Yuhuang Shangdi yang asal muasalnya adalah dewata utama Taoisme sudah merakyat
dalam artian penyebarannya sudah melampaui batasan-batasan Taoisme itu sendiri.
Sering berjalannya dengan waktu dan tekanan politik pada masa Orba,
agama-agama orang Tionghoa menghadapi masalah besar terutama pada kepercayaan

5 Fenxiang menurut saya merupakan suatu cara cloning kebudayaan. Lih : Ardian Cangianto, “Menghayati

Kelenteng Sebagai Ekspresi Masyarakat Tionghoa”
6 Jean deBenardi, The Way That Lives in The Heart, hal.20
7 Bdk. Kenneth Dean “Taoist Ritual and Popular Cults of South East China”.
8 Chen Zhiping 陳支平, Agama Minnan ( 閩南宗教 ), hal 20
9 Ibid hal.36-46
10 http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/3542-tian-gong--thi-kong-%E5%A4%A9%E5%85%AC-danlegenda-rakyat-minnan
11 Lih. Zheng Yong 鄭鏞 ,Mencari Dewata Rakyat Minan ( 閩南民間諸神探尋 ),hal.63

4

yang tidak diakui oleh negara12. Inpres 14/196713 merupakan pukulan keras terhadap
kepercayaan dan tradisi Tionghoa sehingga selama 30 tahun lebih menghadapi
hambatan dan represi. Taoisme juga tidak luput dari hal itu dan menghambat
perkembangannya di Indonesia.
Yang perlu ditekankan di sini, orang Tionghoa pada umumnya tidak
menggunakan agama sebagai identitas utama, karena itu mereka bisa terlihat lebih
secular dan toleran terhadap agama lain. Yang menyolok di Indonesia adalah
mayoritas tempat ibadah agama Tionghoa merangkul ke semua unsur agama yang

pada umumnya selama ribuan tahun dianut oleh mereka, yaitu tridharma 三 教 14.
Sehingga sudah selayaknya dan sewajibnya kaum agamawan dari tiga agama itu
mengajarkan secara berimbang dan menjadikan tiga agama itu sebagai landasan
kehidupan orang Tionghoa. Dan yang perlu dingat lagi selain hal di atas adalah
agama-agama rakyat 民間信仰 yang tidak terikat pada organisasi keagamaan apapun
secara institusional. Mayoritas kepercayaan orang Tionghoa bersifat kerakyatan dan
cult, ini yang perlu juga dihargai dan dilindungi.

JEJAK TAOISME DI INDONESIA
Tidak ada catatan resmi kapan Taoisme masuk ke Nusantara, selain hanya
diperkirakan masuk seiring dengan kedatangan orang Tionghoa. Bangunan-bangunan
kelenteng dan dewa-dewa utama bisa menunjukkan pengaruh Taoisme, seperti
penggunaan istilah ‘gong/ kiong 宮’, dewata utamanya seperti Xuantian Shangdi 玄天
上帝, Tianshang Shengmu 天上聖母 dan lain-lain.
Jejak-jejak keberadaannya terasa terutama dari aliran Zhengyi sekte Maoshan 茅

山 dan Lvshan 閭山 , Liuren 六壬 . Penyebarannya di berbagai penjuru Nusantara 15,
dan juga dikunjungi oleh daoshi dari luar negri, antara lain :
-


Jakarta, di Jakarta istilah saikong ( sigong 司 公 ) melenyap seiring dengan
berjalannya dengan waktu, tapi kemudian bangkit lagi dengan kedatangan

12 Agama yang diakui oleh negara pada masa Orde Baru adalah : Islam, Kristen, Buddha, Katolik, Hindu. Masa

sekarang ini ditambah dengan agama Khonghucu. Hal ini tidak saja menimpa pada kepercayaan orang Tionghoa
tapi juga menimpa para penganut agama yang tidak diakui oleh negara, bahkan agama asli orang Indonesia juga
menghadapi permasalahan serupa.
13 Instruksi presiden yang melarang semua kepercayaan dan tradisi orang Tionghoa untuk ditampilkan di muka
umum.

14 Tridharma itu adalah Buddhisme Mahayana, Ruisme ( agama Khonghucu ) dan Taoisme.
15 Apa yang ditulis berdasarkan dari pengamatan lapangan dan informasi dari beberapa orang, dan yang jelas
mengusung Taoisme.

5

para pendatang dari luar pulau Jawa. Umumnya mereka beraliran Maoshan
atau Lvshan. Kelenteng Jiulidong 九鯉洞 memiliki perlengkapan untuk fuji


-

-

-

-

-

-

扶 乩 dan pernah mengundang para daoshi aliran Quanzhen dari Singapore
untuk melakukan upacara ritual16. Dalam suatu kesempatan di satu kelenteng
Jakarta, penulis menemukan satu tablet ( 神 位 ) yang diperuntukkan Wang
Chongyang 王 重 陽 tapi sayangnya dicat ulang dengan tulisan lain, walau
demikian jika diperhatikan, masih tetap terbaca tulisan guru sesepuh Wang
Chongyang.
Kota Bogor, di jalan Mantarena, ada aula Sanqing 三 清 殿 yang didirikan
oleh almarhum Huang Nanxing 黃南星 seorang taoist dari aliran Maoshan17

dan setiap tahunnya merayakan hari kebesaran Taishang Laojun pada tanggal
15 bulan 2 penanggalan Imlek.
Kota Bandung, ada kelompok aliran Liuren 六壬派, selain itu aliran Maoshan
茅山 ada kelentengnya di jalan Lengkong. Menurut bapak Andreas Santoso,
dulu di Bandung ada saikong ( sigong 司公 )
Tegal, sekarang ini Chen Liwei daozhang 陳 理 為 道 長 , daoshi dari aliran
Quanzhen yang melayani umat dan berafiliasi dengan kelenteng Tekhai Kiong
澤 海 宮 . Obyek penghormatannya adalah Zehai zhenren 澤 海 真 人 dan
menurut kepercayaan masyarakat, gelar zhenren diberikan oleh kaisar
Qianlong ( 1711-1799 ).
Medan, nuansa Taoisme aliran Zhengyi terasa amat kental di Medan terutama
adanya saikong dan banyak orang Tionghoa di Medan meminta tolong pada
mereka. Bahkan para daoshi aliran Zhengyi di Singapore, antara lain Li
Luoming daozhang 李羅明道長 sering ke Medan, Batam , Jakarta. Khusus
Sumatra, seperti kota Palembang yang pernah dikunjungi, banyak yang
beraliran Maoshan(茅山) dan Lvshan( 閭山) di sana.
Sulawesi, terutama Gorontalo dan Menado, mayoritas dari mereka beraliran
Lvshan dan ada beberapa dari aliran Maoshan. Salah satu yang terkenal dari
Menado adalah para medium (乩童) yang melakukan upacara pengobatan dan
pelayanan umat di kelenteng Nezha miao 哪 吒 廟 , Jakarta. Salah satu
tokohnya adalah bapak Eddy Loho.
Surabaya ada kelenteng dengan nama yang agak unik yaitu Beiji miao / Pakik
Bio ( 北 極 廟 ) dewa utamanya adalah Xuantian Shangdi 玄 天 上 帝 .

16 Kelenteng Jiuli dong saya masukkan ke dalam kelenteng Taoisme selain adanya fuji 扶乩 ( pengundangan
dewata menggunakan batang kayu ) yang masih dilakukan hingga sekarang juga karena mereka menyadari
dasarnya adalah Taoisme. Lihat Zheng Yong 鄭鏞 ,Mencari Dewata Rakyat Minan ( 閩南民間諸神探尋) ,hal.66
17 Berdasarkan informasi yang saya dengar, Huang Nanxing daoshi sempat mengambil lu 受錄 dari Longhu Shan
龍虎山.

6

Kelenteng itu dibangun pada tahun 195118. Yang menarik dari kelenteng itu
adalah perlengkapan untuk inspeksi, ada tulisan Wudang jinxiang 武當進香19.
Sayangnya tidak memiliki waktu untuk bertanya dan tidak sempat
memfotonya. Disini menunjukkan adanya kemungkinan kelenteng tersebut
memiliki kaitan dengan gunung Wudang 武 當 , memiliki nuansa Taoisme
yang amat kental. Selain itu ada daoshi ( 道士 ) dari aliran Quanzhen ( 全
-

-

-

-

真 )dengan nama Taoist Wu Maofu 吳懋福 道長 yang melayani umat Tao.
Solo, kelenteng Baoan gong ( 保 安 宮 ) memiliki jejak adanya medium
dengan karakteristik aliran Lvshan, dengan adanya cambuk dharma 法 索 ,
jarum lima tangsi 五營針20.
Cirebon, kelenteng Chaojue si ( 朝 覺 寺 ) awal muasalnya adalah dari satu
kelenteng kecil yang berada di belakang aula utama sekarang ini. Fokus
penghormatan pada aula kecil yang berada di belakang sekarang ini adalah
Xuantian Shangdi ( 玄天上帝) dan ada pedang pusaka ( 寶劍 ) yang
digunakan oleh medium beserta tambur dan simbal.
Kalimantan, selain terkenal dengan tatung ( medium ) juga dikenal para
saikong yang beraliran Maoshan. Dari pengalaman mengunjungi Singkawang,
ada foto yang sangat tua, dalam foto itu ada seorang daoshi yang sedang
duduk.
Kelenteng Gi Hap bio Palembang ada altar untuk jendral 5 tangsi lengkap
dengan jarumnya.
Semarang, pada tahun 2006, Li Zhiwang daozhang 李 至 旺 道 長 dari
Singapore datang ke Semarang untuk berbagi pengetahuan tentang Taoisme
yang berkesinambungan hingga sekarang. Tan Enghing, seorang daoshi dari
sekte Qingwei, tahun 2012 datang ke Semarang untuk berdiskusi tentang
medium.

Masih banyak lagi jejak keberadaan Taoisme di Indonesia jika mau diteliti lebih
mendalam semua tempat ibadah agama Tionghoa. Misalnya tokoh yang terkenal di
pulau Jawa adalah Tan Tiksiu 陳 德 修 ( 1884-1929 ) yang kemudian oleh banyak
orang digelari xian 仙 . Banyak orang yang memasang foto beliau yang mengenakan
jubah Dao 道袍 yang berwarna gelap dengan gambar bagua 八卦圖 . Selain yang
bersifat fisik yang ada di kelenteng, pada tahun 1937 Daodejing 道 德 經 dalam
18 http://thearoengbinangproject.com/kelenteng-pak-kik-bio-surabaya/ , diakses pada tanggal 16 Febuari 2014,
jam 01:05
19 Penyatuan abu ke gunung Wudang. Papan seperti itu tidak pernah saya lihat di kelenteng manapun di pulau
Jawa.
20 Saat ditanyakan kepada beberapa pengurus di kelenteng tersebut, mereka sendiri tidak tahu sejak kapan
adanya medium dan menurut mereka, perlengkapan itu sudah lama sekali.

7

bahasa Melayu diterbitkan oleh Bockhandel Tan Khoen Swie, Kediri. Selain itu
penulis pernah melihat penjabaran kitab Taishanglaojun changjingjing 太上老君常

說 清 靜 經 dalam bahasa Indonesia. Berdasarkan ingatan, buku itu terbit di tahun
1960an. Buku “Ilmoe Gaib” yang diterbitkan oleh N.V Handel Mij & Drukkerij tahun
192421. Taoisme yang diluar dari kelompok orthodox atau mainstream juga ada di
Indonesia, seperti misalnya Yiguan Dao ( 一貫道 ), De Jiao (德教 ), Sanyi jiao (
三一教 ), Taishang men ( 太上門 ),Xinsheng Fojiao ( 新生佛教 )22.
Banyak kelenteng juga yang tanpa disadari melakukan upacara Taoisme, selain
upacara ulang tahun Yuhuang Shangdi, upacara lainnya adalah upacara kepada Taisui
太 歲 , baik dalam bentuk perlindungan maupun ucapan terimakasih, entah karena
factor chiong / ciong 冲 . Ada beberapa vihara-vihara terutama yang berafiliasi pada
Buddhisme Mahayana Tiongkok, sebagai contoh adalah vihara Vajrabodhi, Bogor
yang melakukan upacara Lidou 禮斗 23 maupun agama-agama rakyat seperti zhai an

齋庵 yang umumnya adalah para caici 齋姐 24. Hal ini tidak perlu dipertentangkan
tapi harus dilihat sebagai pengaruh Taoisme dan adanya interaksi yang harmonis
dalam kepercayaan yang dianut oleh orang Tionghoa.

TAOISME PASCA ORDE BARU
Selain perlunya pengakuan negara terhadap agama, kita perlu melihat bahwa
Taoisme sendiri dapat dibagi dua golongan besar, yaitu Taoisme rakyat 民間道教 25
dan Taoisme Orthodox 正 統 道 教 . Jean deBenardi menggunakan istilah “Chinese
popular religion” dalam sub judul buku “The Way That Living in Harmony”, bisa
saja demikian karena yang disebut Taoisme rakyat juga pada intinya sudah terjadi
peleburan diffused religion (混合宗教 ) . Dengan melihat penggolongan ini, kita
bisa membagi dua bagian besar dahulu Taoisme di Indonesia. Secara umum,
kepercayaan orang Tionghoa itu bersifat pragmatis dan sarat symbol-simbol
pemenuhan kehidupan mereka. Misalnya benda-benda yang digunakan untuk
persembahan itu sering dikaitkan dengan pengharapan mereka. Yang umum bersifat
homophone , contohnya adalah buah apel yang dilambangkan sebagai pengharapan
21 Buku itu sebagian berisi ilmu Fuzhou 符咒 ( mantra dan talisman ) dan banyak “fu” dibuku itu merupakan
bagian dari Zhuyuoke 祝由科.

22 Yiguan dao, De jiao, Sanyi jiao, Xinsheng Fojiao bersifat sinkretisme tetap saya masukkan karena
memiliki nuansa Taoisme yang kental.
23 Kadang disebut baidou 拜斗, termasuk caici juga menyebutnya dengan sebutan yang sama.
24 Caici adalah para pendeta perempuan etnis Hakka yang hidup selibat.
25 Saya menggunakan istilah Taoisme rakyat untuk kepercayaan rakyat yang nuansa Taoismenya lebih kental.

8

akan keselamatan 平 安 , buah srikaya agar menjadi kaya raya, buah pepaya tidak
boleh untuk persembahan karena mengandung kata “paya” yang berarti payah. Ini
juga menjadi masalah bagi Taoisme dan umat Taoisme itu, selain masalah pengakuan
negara.
Permasalahan hidup yang diisi dengan pragmatism spiritual juga akan
mempengaruhi pola pikir yang akan selalu pragmatis, untuk masalah-masalah yang
berkaitan dengan kebajikan, kebijakan, pengertian-pengertian akan hidup itu akhirnya
diisi oleh Buddhisme dan Ruisme. Kitab penuntun moralitas Taoisme seperti
Taishang Ganying pian 太上感應篇 jarang terlihat apalagi kitab-kitab lainnya. Jika
ada juga banyak yang lebih membahas masalah ilmu-ilmu yang terkait dengan
Taoisme atau cenderung membawa kearah kesaktian dan pola pikir seperti ini
menurut saya mendegradasi nilai-nilai Taoisme. Kelenteng-kelenteng yang
mengusung kata Tridharma juga jarang membahas Taoisme terutama ajaran-ajaran
Taoisme dari sudut kitab-kitab Taoisme. Pada umumnya agama Taoisme yang ada di
Indonesia ini adalah agama Taoisme rakyat, sehingga dasar konsep pengajarannya
juga berdasarkan konsep keagamaan rakyat yang lebih ke arah pragmatism baik
untuk kebutuhan fisik maupun spiritual. Yang menarik adalah buku karya bhiksu
Jingkong 淨空法師 yang menjabarkan Taishang ganying pian 太上感應篇 pernah
dilihat oleh penulis, dengan cara begitu bhiksu Jingkong secara tidak langsung juga
menyebarkan ajaran Taoisme.
Sejak kejatuhan Orde Baru dan dicabutnya Inpres 14/1967 oleh almarhum
Abdulrahman Wahid saat menjabat sebagai presiden membawa angin segar bagi
budaya Tionghoa dan juga Taoisme. Sejak itu banyak sekali daoshi dari luar negri
yang datang ke Indonesia untuk mengembangkan Taoisme di Indonesia. Sayangnya
buku-buku Taoisme sebagai agama tidak banyak beredar di masyarakat, hal ini
karena disebabkan pada umumnya buku-buku tersebut beraksara Tionghoa.
Momentum ini sebaiknya dimanfaatkan karena Taoisme baik sebagai agama maupun
filsafat mengandung unsur-unsur kebajikan dan memiliki nilai-nilai positif bagi
masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat dunia. Sekarang ini semakin banyak
buku-buku “Daode Jing” dalam bahasa Indonesia, selain itu adalah buku karya
Zhuang Zi, Lie Zi. Minat masyarakat Indonesia terhadap filsafat Taoisme juga
semakin tinggi. Perkumpulan Theosofi Bandung adalah salah satu kelompok yang
mempelajari filsafat Taoisme.
Yang patut disayangkan adalah adanya gesekan-gesekan di antara masyarakat
penganut kepercayaan Tionghoa. Dalam jangka panjang akan merugikan semua umat
termasuk umat Taoisme sendiri dan berujung mengganggu keharmonisan dalam

9

hidup di masyarakat. Taoisme sendiri mengajarkan “harmonis” 和 諧 , “sifat
menerima” 包容, “kebajikan” 德 , “ non intensi “ 無為, sehingga selayaknya sebagai
umat Taoisme menjunjung ajaran-ajaran Taoisme dengan menjaga keharmonisan dan
sikap menghormati yang lain. Dengan demikian kemungkinan gesekan itu semakin
kecil dan menuju keharmonisan sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia
“Bhinneka Tunggal Ika”.

KESIMPULAN
Perkembangan Taoisme di Indonesia melalui proses jalan yang panjang hanya
saja karena adanya keterputusan pengajaran, baik karena factor politik, geografis
sehingga terasa melambat. Walau demikian pengaruh Taoisme tetap memasuki sendisendi kepercayaan di komunitas Tionghoa maupun non Tionghoa. Taoisme sebagai
agama yang mengutamakan De 德 ( kebajikan yang berkekuatan ) pastinya bisa
memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dunia. Tapi perlu diingat bahwa
Indonesia juga memiliki kekhasan tersendiri yang mana kekhasan itu mempengaruhi
juga orang Tionghoa di Indonesia. Sehingga perlu kearifan para daoshi di dunia untuk
memahami kekhasan itu dan mengembangkan Taoisme yang juga memiliki sendi
kekhasan Indonesia itu.
Dengan adanya percepatan informasi dan transportasi, sekarang ini untuk
mempelajari Taoisme menjadi lebih mudah. Untuk mengisi kekosongan pengetahuan,
perlu dihadirkan para daoshi yang berpengetahuan luas, baik dari sekte Zhengyi
maupun Quanzhen untuk membabarkan ajaran Taoisme kepada masyarakat
Indonesia. Selama ratusan tahun, orang Tionghoa di Indonesia tidak
mempertentangkan agama-agama yang dianut oleh mayoritas orang Tionghoa, yang
dikenal dengan sebutan tridharma, sehingga sikap ini perlu dihargai sebagai landasan
keharmonisan dalam bermasyarakat. Jika di Indonesia, kearifan luhurnya dituangkan
dalam semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”, maka orang Tionghoa juga memiliki
kearifan yang luhur dan sejiwa dengan “Bhinneka Tunggal Ika”, yaitu “harmonis
walau tidak sama” ( 和而不同 ).

Daftar pustaka :
Chen Zhiping 陳 支 平 , Agama Minnan ( 閩 南 宗 教 ),2007, Fuzhou 福 州 : Fujian
People’s Publisher 福建人民出版社

10

deBenardi, Jean, The way that lives in the heart : Chinese popular religion and spirit
medium in Penang, 2006, Stanford : Stanford University Press
Zheng Yong 鄭鏞 , Mencari Dewata Rakyat Minan ( 閩南民間諸神探尋 ), 2009,
Zhengzhou 鄭州 : Hunan People’s Publisher 湖南人民出版社.

Situs internet :
http://thearoengbinangproject.com/kelenteng-pak-kik-bio-surabaya/ , diakses pada
tanggal 16 Febuari 2014, jam 01:05
http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/3542-tian-gong--thi-kong%E5%A4%A9%E5%85%AC-dan-legenda-rakyat-minnan

Photo :
Foto

Lokasi

11

Keterangan

Vihara
Maha
Karuna,
Singkawan
g

Foto itu sudah amat
tua, menunjukkan
seorang
daoshi
yang berumur tua
sedang duduk dan
memegang kipas.
Sayangnya
pengurus
vihara
yang saya tanya,
tidak tahu menahu
soal foto itu

Vihara
Yasodara,
Jakarta

Persiapan
dalam
merayakan
Chongyang 重陽節
dan Jiuhuang ye 九
皇 爺 . Vihara
Yasodara
adalah
zhai an 齋 庵 ,
tempat tinggal para
caici 齋姐.

Bio
Fazhugong
法主公廟.
Jakarta

Altar
Sanqing
Tianzun, Taiyijiuku
Tianzun
dan
Leisheng
Puhua
Tianzun didirikan
untuk menyambut
ulang
tahun
Fazhugong
pada
tahun 2012.

Nanjing
Altar untuk jendral
gong 南 靖 lima tangsi 五營將
dengan
宮, Cilacap. lengkap
jarum dan cambuk
dharma 法索.

12

Nezha miao Mediumship.
哪 吒 廟 ,
Jakarta

Jiulidong
Perlengkapan
九 鯉 洞 , untuk fuji 扶乩.
Jakarta
Beberapa tahun
yang lampau
pernah
mengundang
daoshi dari
Singapore untuk
melakukan ritual.
Fuan gong Altar untuk jendral
福 安 宮 , lima tangsi 五營將,
Cilacap
lengkap
dengan
fasuo, jarum dan
pedang.

13

Baoan gong Fashuo
yang
保 安 宮 , kelihatannya sudah
puluhan
tahun
Solo
umurnya. Selain itu
ada jarum lima
tangsi.

14

Xietian
gong 協天
宮,
Bandung

Gantang yang akan
digunakan
untuk
ritual bintang utara
禮斗.

Jinde yuan
金德院,
Jakarta.

Tablet dewa ini
aslinya bertuliskan
sesepuh Wang
Chongyang 王重陽
祖師 dan sesepuh
Song Taifeng 宋太
峰 祖師.

Chaojue si
朝覺寺,
Cirebon

Tambur dan symbal
serta pedang yang
biasa digunakan
oleh para medium,
di aula Xuantian

Shangdi 玄天上帝.
Tapi tidak terlihat
adanya jarum 5
tangsi.

15

Jinwangye
miao 金王
爺廟,
Tanjung
Balai,
Karimun

Perlengkapan
medium seperti
fashuo dan bola
duri.

Caishen
miao 財神
廟,
Babakan
Madang.

Persiapan untuk
injak bara 踏火,
tahun 2009.

16

Semarang

Li Zhiwang
daozhang 李至旺
道長 dari sekte
Quanzhen 全真派
sedang memimpin
upacara “Hari
Taois” tahun 2009.

Pangkal
Pinang,
kepulauan
Belitung.

Li Luoming
daozhang 李羅明
道長 dari sekte
Zhengyi 正一派
memimpin upacara
kelenteng Lifu
wangye 李府王爺
廟 tahun 1999.
Sumber : Li
Luoming daozhang

Semarang.

Tahun 2012, Tan
Enghing 陳榮興,
murid sekte
Qingwei 清微 dari
Singapore selain
menjalankan
prosesi medium
juga mengadakan
diskusi tentang
medium dengan
masyarakat
Semarang.

17

Singkawan
g

Pada umumnya
medium di
Singkawang tidak
mengenakan baju
oto 肚兜, tapi
medium ini
memakai baju oto.

Pakik bio
北极

Pada perlengkapan
prosesi tertulis
“Wudang jinxiang”
武當進香.
Sumber : bp.Henry
Najoan