Sejarah Perkembangan Gerakan Separatis M

Sejarah Perkembangan Gerakan
Separatis Macan Tamil di Srilanka

Disusun oleh

:

Made Surya Septiawan
Sari
Zainnurrahman Assagaf (151110023)
Priska Septianisa (151120023)

Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
2014

A. Latar Belakang
Dewasa ini perubahan sikap dan pandangan masyarakat dunia terhadap sebuah
gerakan separatis, tentunya diakibatkan oleh gerakan-gerakan separatis yang pernah
muncul sebelumnya. Perubahan sikap serta perkembangan masyarakat dunia tentunya

diakibatkan oleh gerakan – gerakan yang tentunya menjadi sorotan masyarakat dunia.
Kemudahan informasi melalui internet membuat gerakan-gerakan separatis besar didunia
pun menjadi sorotan dan itu menjadi sebuah sarana pembelajaran gerakan separatis.
Gerakan separatis tentunya memiliki ciri khas tertentu disetiap gerakan di belahan
dunia manapun. Adapun gerakan separatis di Syria antara Islam Suni dan Islam Syah
yang dimunculkan oleh kecemburuan sosial antara Suni dan Syah. Kecemburuan ini
dapat menyebabkan gerakan-gerakan separatis, karena ketika munculnya rasa tertindas,
tentunya ada orang-orang yang memulai gerakan dan mulai membangun kekuatan dengan
mengumpulkan orang – orang yang memiliki satu kesamaan yakni sama-sama merasa
ditindas dan hak-haknya tidak dipenuhi. Seperti pada Syah dan Suni yakni Suni yang
merasa ditindas oleh kaum Syah, dan kelompok Suni ini merasa tertindas, padahal mereka
merupakan mayoritas.
Gerakan separatis yang menjadi sorotan dunia dan sangat populer didunia adalah
gerakan separatis di Srilanka, yakni kelompok gerakan separatis yang bernama Macan
Tamil. Macan Tamil atau dalam bahasa internasionalnya dikenal sebagai Tamil Tigers
atau Liberation Tigers of Tamil Ealam (LTTE). Gerakan ini sangat terkenal seantero dunia
karena Macan Tamil bisa bertahankan dengan konflik bersenjata melawan pemerintah
Srilanka selama berpuluh – puluh tahun, dan bukan hanya dari hal tersebut Macan Tamil
itu terkenal, akan tetapi Macan Tamil terkenal karena struktur organisasinya dan
kekuatan militernya yang begitu kompleks. Dari seluruh gerakan separatis pemberontak

yang ada didunia, mungkin hanya gerakan separatis Macan Tamil yang kekuatan
militernya begitu kompleks, sehingga mereka memiliki divisi militernya sendiri, seperti
angkatan darat, dan lautnya sendiri. Selain dari itu sebagai pelopor, Macan Tamil
merupakan gerakan separatis modern yang memunculkan taktik bom bunuh diri yang
kemudian kini banyak ditiru oleh teroris – teroris dunia dalam melakukan aksi terorisme.
Sehingga dapat kita lihat bahwa gerakan separatis di Srilanka yakni Macan Tamil,
merupakan gerakan separatis yang kuat dan puluhan tahun mampu bertahan dari konflik
bersenjata melawan pemerintah Srilanka dan memilki militer yang sangat kompleks,
merupakan kelompok gerakan separatis yang sanget modern dan sanget maju. Dan
merekapun menjadi contoh dari gerakan – gerakan separatis maupun gerakan terorisme
didunia saat ini. Dengan kemudahan info dan ketenaran Macan Tamil tentunya
memudahkan gerakan-gerakan separatis lainnya atau gerakan – gerakan pemberontak
lainnya men jadikan mereka tolak ukur dalam mengembangkan gerakan separatisnya.
Dan dari ketenaran Macan Tamil, tentunya membuat kita perlu memperthatikan
sejarah perkembangan dari pergerakan Macan Tamil tersebut. Pergerakan Macan Tamil
yang menjadi sorotan dan panutan oleh gerakan-gerakan separatis serta gerakan tetorisme
didunia saat ini. Sejarah perkembangan dari Macan Tamil perlu kita ketahui karena

ketenarannya akan cara mereka bertahan dalam konflik bersenjata dan kehebatan mereka
dalam membentuk atau membangun strategi perang, serta perkembangan mereka dalam

meningkatkan kekuatan militernya dan pembadian divisi perang mereka sehingga mereka
memiliki kekuatan atau tentara militer udara serta tentara militer lautnya sendiri. Macan
Tamil merupakan pergerakan atau gerakan separatis di srilanka yang hebat dan teroganisir
layaknya sebuah negara.
Melihat dari track record Macan Tamil dan melihat kembali ketenaran Macan Tamil
mendorong kita untuk perlu mengetahui sejarah dari gerakan Macan Tamil ini, sehingga
judul yang kita ambil adalan Sejarah Pergerakan Gerakan Separatis Macan Tamil Di
Srilanka
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diambil adalah Bagaimana
Sejarah Perkembangan Gerakan Separais Macan Tamil Di Srilanka
C. Pembahasan
1. Sejarah Berdirinya Srilanka
Srilanka awal mula berasal dari sekelompok orang daratan India bagian
selatan dan kemudian menetap di sekitar pesisir pantai sebelah barat Srilanka.
Mereka membangun sarana irigasi, berupa saluran-saluran air dan sarana
penunjang lainnya, sampai akhirnya bisa menemukan teknik pertanian yang cukup
maju. Pada masa itu mereka memperdagangkan hasil pertanian ke daerah-daerah
lain, bahkan sampai ke daratan Tiongkok. Aktivitas perdagangan ini ditunjang
oleh letak geografis pulau ini yang strategis dan terletak dalam jalur perdagangan

dari barat sampai ke timur.
Suku yang merupakan kelompok etnis terbesar kedua di negara ini
diperkirakan mulai menetap ke wilayah ini antara awal Masehi hingga abad ke 12.
Sekitar abad ke 14 mereka berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang terletak
disekitar nya dengan ibu kotanya. Sebagian besar di antara mereka menempati
wilayah bagian utara dan disektar pesisir pantai sebelah timur, sedangkan
kelompok ketiga yang datang ke wilayah ini merupakan suku bangsa Moor.
Mereka sebenarnya datang ke wilayah ini untuk berdagang, namun akhirnya
kemudian menetap.
Dengan semakin meningkatnya arti penting daerah ini bagi jaluir perdagangan
barat - timur, berbagai kelompok etnis terdorong untuk menguasai seluruh
wilayah. Karena itu, sampai abad ke 15, pulau ini penuh dengan pertentangan,
invasi dan persaingan-persaingan antar dinasti. Bahkan setelah abad pertengahan
pun pulau ini diwarnai banyak pertentangan antarbangsa untuk memperebutkan
pulau ini. Bangsa Eropa yang pertama kali datang ke pulau ini adalah bangsa
Portugis, yang datang pada tahun 1505, mereka berhasil menancapkan
pengaruhnya di wilayah ini. Sekalipun mereka tidak pernah menaklukkan seluruh
kawasan, kekuasannya berlangsung sampai tahun 1658, setelah Belanda berhasil
menaklukkannya dalam berbagai pertempuran. Kekuasaan Belanda atas wilayah


ini berlangsung dari tahun 1658 sampai tahun 1796 ketika Inggris mulai berkuasa
dan mengambil alih kekuasaan Belanda.
Sekitar tahun 1900, mulai tumbuh kesadaran nasionalisme di kalangan
penduduk asli. Sembilan belas tahun kemudian mereka membentuk sebuah
kongres nasional (Ceylon National Congress). Dalam kongres ini mereka
mengajukan sebuah rancangan konstitusi yang menyakatakan antara lain:
pentingnya penduduk asli mendapatkan mayoritas kursi dalam badan legislatif.
Pada tahun 1931 Ceylon berhasil membentuk suatu konstitusi baru yang
memungkinkannya menjalankan pemerintahan sendiri. Pada tahun 1947 kawasan
ini memperoleh kedaulatan penuh dari tangan Inggris dan ditetapkan sebagai salah
satu negara persemakmuran. Pada tahun ini juga mereka mengadakan pemilihan
umum yang pertama untuk menetapkan siapa yang berhak menjalankan
pemerintahan. Dalam pemilihan umum pertama ini, Partai Persatuan Nasional
(United National Party) memenangkan suara terbanyak. Pada tanggal 2 Mei 1972,
Ceylon berubah menjadi Republik Sri Lanka.
Sri Lanka adalah sebuah Negara persemakmuran yang memiliki bentuk
Negara Republik jadi kepala Negara Sri Lanka dipimpin oleh seorang presiden.
Negara ini menganut sistem multi partai. Sejak negara ini memperoleh kedaulatan
pada tahun 1947, Partai Kemerdekaan Sri Lanka hampir selalu mendominasi
pemilihan umum yang diadakan. Partai oposisinya yang paling dominan adalah

Partai Nasional Bersatu (United National Party). Kepala pemerintahannya adalah
seorang presiden yang dipilih untuk masa jabatan selama enam tahun. Kemudian
Presiden mengangkat seorang perdana menteri dan anggota kabinet. Pengangkatan
ini
berdasarkan
suara
terbanyak
dari
hasil
pemilihan
umum.
Berdasarkan amandemen yang ditetapkan tahun 1982, presiden memiliki
kekuasaan untuk mengadakan pemilihan umum kembali minimal empat tahun
setelah memangku jabatan. Untuk memudahkan pemerintahan daerah, Sri Lanka
terbagi dalam beberapa distrik yang dikepalai oleh seorang gubernur. Kekuasaan
tertinggi bagi setiap pemerintahan daerah ini terdiri atas dewan kotapraja, dewan
kota, dewan urban dan dewan desa. Kekuasaan legislatif dipegang oleh Majelis
Tunggal, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (National State Assembly). Setiap
anggota parlemen diangkat untuk masa jabatan enam tahun. Sekalipun begitu,
dalam keadaan mendesak, presiden memiliki kekuasaan untuk mengadakan

pemilihan umum setelah memangku jabatan selama empat tahun.
Ketika Aliansi Persatuan Kemerdekaan Rakyat menang dalam pemilihan
legislatif 2004, banyak orang berharap bahwa Presiden Chandrika Kumaratunga
menunjukLakshman Kadirgamar sebagai perdana menteri. Tetapi karena ketidak
populerannya atau karena ia seorang Tamil Sri Lanka yang beragama Kristen,
presiden kemudian menunjuk Rajapaksa. Ia disumpah sebagai Perdana Menteri
Sri Lanka yang ke-13 pada 6 April 2004. Jabatan ini berakhir pada 21
November 2005.
Di depan Anura Bandaranaike, Rajapaksa dipilih sebagai calon presiden dari
SLFP untuk pemilihan presiden 17 November 2005. Calon yang dihadapi
adalah Ranil Wikremasinghe yang juga mantan Perdana Menteri Sri Lanka.
Dengan 4,88 juta suara (50,3%) pemilih, ia menyisihkan calon presiden Ranil
Wikremasinghe yang memperoleh 4,69 juta suara. Ketua Komisi Pemilu

Dayananda Dissanayake menandaskan, Rajapaksa memenangi 180.786 suara
lebih besar dari saingannya. Ia memperoleh 50% lebih, sehingga tidak perlu ada
pemilu ulang. Pengumuman kemenangan tersebut dilakukan pada saat ulang
tahunnya yang ke-60 pada 18 November 2005 dan disumpah pada 19
November 2005.
Pada 3 Februari 2007, ia mengajukan tawaran bergabung bersama pemerintah

kepada para pemberontak Macan Tamil untuk melanjutkan perundingan damai
secara langsung dan mengajak Aliansi Nasional Tamil (TNA) bergabung bersama
pemerintah untuk memecahkan konflik berkepanjangan (4 Februari 2007). Ia juga
meminta Macan mulai meletakkan senjata.
Ideologi Srilanka adalah Sosialis Demokratik. Sosialis demokratik mendukung
sosialisme sebagai suatu dasar untuk ekonomi dan demokrasi sebagai suatu
prinsip pengaturan. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata produksi adalah milik
seluruh populasi dan bahwa kuasa atau tenaga politis berada di tangan rakyat
secara demokratis melalui suatu persemakmuran (commonwealth) atau republik
yang bersifat koperasi sebagai suatu wujud status negara dari swatantra,
pemerintahan sendiri.

2. Sejarah Berdirinya Macan Tamil
Perang saudara di Sri Lanka sejak 1983 berakhir 2009, dengan kemenangan
pasukan pemerintah atas gerilyawan Macan Tamil Eelam. Pada saat kekalahan itu,
tokoh-tokoh Macan Tamil seperti Vellupilai Prabhakaran dan Charles Anthony
tewas di front timur Killinochi dan Mullaitivu. Perang selama seperempat abad
lebih dengan korban jiwa 78.000 tersebut, memang menimbulkan banyak korban
jiwa dan harta benda.
Konflik sektarian antara etnik mayoritas Sinhala dan etnik minoritas Tamil,

akibat etnik minoritas Tamil merasa merasa tersisih oleh penetapan bahasa
nasional Sinhala dan agama Buddha sebagai agama resmi Sri Lanka. Dengan
penetapan tersebut minoritas Tamil pemeluk Hindu dan berbahasa Tamil merasa
terpojok dan tidak diadilkan sebagai bangsa Sri Lanka.Dampaknya adalah
konfrontasi politik disertai konflik bersenjata yang berlarut-larut sekitar
seperempat abad. Adalah mendiang Vellupilai Prabhakaran yang mengangkat
senjata melawan ketidakadilan politik buatan mayoritas Sinhala dukungan
pemerintah.
Perang gerilya terjadi di berbagai kantong etnik Tamil di selatan, utara dan
timur negara pulau tersebut. Pusat pertahanan Macan Tamil Eelam di utara Semenanjung Jaffna. Adalah Komisi Soulsbury (dari Inggris) yang menjelang
kemerdekaan Sri Lanka menetapkan keputusan penting yang dianggap fair, karena
etnik Sinhala dan pemeluk Buddha adalah etnik dan agama mayoritas bangsa Sri
Lanka.

Namun, penolakan etnik Tamil menyebabkan konflik di Sri Lanka terus berlarut
selama 28 tahun lebih itu, menelan korban jiwa serta harta benda yang cukup
besar. Posisi Sri Lanka sebagai pusat wisata di selatan India juga terganggu,
karena menurunnya jumlah kunjungan turis asing. Dampak perang saudara yang
berkepanjangan tersebut tetap membekas di batin kedua pihak, sehingga masih
sering terjadi balas dendam dan kerusuhan baru, sewaktu-waktu. Tantangan yang

harus dijawab dengan dukungan data adalah benar-tidaknya kekerasan fisik dan
pelanggaran HAM pada pertempuran terakhir kedua pihak pada Februari 2009.
Dalam versi netral, Pemerintah Kolombo bisa membela diri, dengan alasan dalam
pertempuran tersebut pasti kedua pihak (Pemerintah dan Macan Tamil) harus
saling bertahan. Terutama pemerintah agar simbol-simbol nasional, yakni
kedaulatan dan Pemerintah Sri Lanka. Jadi, setiap gerakan separatisme harus
ditentang baik ideologis maupun fisik.
Pemberontakan Tamil sejak 1983, diawali bentrokan etnik Tamil-Sinhala di ibu
kota Kolombo, berlanjut ke kantong-kantong Tamil di utara dan timur laut.
Pemimpin Tamil Eelam, Velupilai Prabahakaran, yang enerjik sepak terjangnya.
Menurut penulis War or Peace in Srianka, TDSA Dissanayaka, gerakan separatis
berawal dari penetapan konsitusi bahwa bahasa dan agama resmi Srilanka adalah
Sinhala dan Buddha. Komisi Soulsbury untuk mengalihkan kekuasaan dari
Inggris, ternyata menetapkan UU 1956 yang menyatakan Sinhala adalah bahasa
resmi negara. Padahal, pada era kolonial, kaum Tamil banyak menjadi pemuka
pemerintahan di berbagai bidang, termasuk menguasai ekonomi dan perdagangan.
Pemicu utamanya ketika baru merdeka, anggota Kongres Tamil, GG Ponambalan,
mengusulkan kepada Komisi Soulsbury, agar jumlah anggota parlemen yang
dibentuk harus berbanding sama 50:50 dan 50 (untuk Sinhala, Tamil dan minoritas
lainnya termasuk Kristen Sinhala). Usul ini ditolak Lord Soulsbury dengan

mengatakan, mayoritas bangsa adalah Sinhala. Latar belakang sejarah konflik ini
demi memahami begitu lamanya penentangan Tamil Eelam.

3. Kelompok Ekstrimis Pendukung Tamil

Sejak pertama kali berdiri, Macan Tamil menerapkan peraturan yang ketat
kepada para anggotanya. Mereka dilarang mengkonsumsi alkohol, rokok,
memiliki jodoh, & berkomunikasi dengan anggota keluarganya. Lebih lanjut, para
personil Macan Tamil juga diharuskan menelan pil racun sianida bila tertangkap
oleh pasukan musuh untuk membuktikan kesetiaan mereka kepada Macan Tamil
& mencegah pihak musuh mengorek informasi dari para personil Macan Tamil
yang tertangkap hidup-hidup. Dengan aneka peraturan ketat tersebut, Macan
Tamil berhasil tumbuh menjadi salah satu kelompok pemberontak paling
berpengaruh dalam konflik di Sri Lanka.
Setahun setelah pendiriannya alias pada tahun 1977, Macan Tamil berhasil
mendapatkan dukungan politik & finansial dari Appapillai Amirthalingam,
pemimpin kubu oposisi dalam parlemen Sri Lanka. Tahun 1980 menyusul
semakin meningkatnya aksi-aksi penyerangan yang dilakukan para pemberontak
Tamil, pemerintah pusat Sri Lanka akhirnya setuju untuk memberikan jatah
kekuasaan lebih besar kepada para politikus Tamil. Kendati demikian, kebijakan
tersebut tidak lantas menghentikan konflik bersenjata di Sri Lanka karena Macan
Tamil & kelompok-kelompok pemberontak Tamil lainnya hanya menginginkan
"negara Tamil merdeka" sebagai solusi akhir perjuangan bersenjata mereka.
Memasuki tahun 1984, konflik bersenjata di Sri Lanka memasuki fase baru
setelah Macan Tamil & kelompok-kelompok bersenjata pro-Tamil lainnya
menggabungkan diri untuk membentuk kelompok pemberontak bersama yang
bernama Eelam National Liberation Front (ENLF; Front Pembebasan Nasional
Eelam). Pada periode ini pula, militer & intelijen India secara diam-diam mulai
melatih & mempersenjatai para personil ENLF karena faktor simpati mengingat
India memang memiliki jumlah etnis Tamil yang cukup besar di wilayahnya.
Campur tangan India terbukti membuat kelompok pemberontak Tamil di Sri
Lanka menjadi semakin efektif & berbahaya dalam melakukan aksi-aksi
penyerangan. Salah satu contohnya adalah ketika pada tahun 1983, para personil
Macan Tamil melakukan penyerangan ke pos patroli Four Four Bravo, Jaffna, Sri
Lanka utara, di mana serangan tersebut dilaporkan menewaskan 13 tentara Sri
Lanka. Setahun kemudian alias pada bulan November 1984, para personil Macan
Tamil membantai 62 penduduk desa Dollar Farm & Kent Farm, termasuk anakanak di dalamnya. Sebulan kemudian, para personil Macan Tamil juga membunuh
30 orang penduduk Tamil karena mereka menolak saat diminta menjadi anggota
baru Macan Tamil.

4. Gencatan Senjata Hingga Damai Antara Macan Tamil dan Srilanka

Akhirnya pada tanggal 22 Februari 2002, kedua belah pihak yang bertikai setuju
untuk menandatangani MoU, melalui fasilitatornya, Norwegia yang di wakili oleh Joy
Westborg. Sesaat setelah ditandatanganinya perjajian gencatan senjata tersebut, Jan
Peterson, Menteri Luar Negeri Norwegia, langsung mengumumkan hal tersebut di
Oslo. Gencatan senjata ini merupakan yang pertamakalinya dilakukan di Srilanka,
setelah sebelumnya juga pernah dilakukan kesepakatan perdamaian tahun 1995,
namun hanya dapat bertahan selama 100 hari. Aspek yang membedakan perjanjian
perdamaian di tahun 2002 dengan tahun 1995 adalah di lakukannya pemonitoran yang
dilakukan oleh negara-negara penengah terhadap kedua kubu. LTTE dan pemerintah
wajib menyerahkan laporan setiap dua minggu, untuk memantau apakah kedua kubu
melanggar perjanjian. Untuk itulah di tahun yang sama di bentuk Sri Lanka
Monitoring Mission (SLMM). SLMM ini merupakan badan yang di bentuk setelah
kedua pihak sepakat dengan adanya pemantauan yang dilakukan oleh negara-negara
penengah dan menandatanganinya. Anggota dari SLMM ini ialah Norwegia, Islandia,
Swedia, dan Denmark.
Pasca ditandatanganinya MoU damai, stabilitas keamanan di Srilanka relatif lebih
tenang. Meskipun tidak aman sepenuhnya, karena masih terjadi beberapa peristiwa,
namun tidak besar. Masyarakat sudah berani mendatangi wilayah utara dan Timur dan
sudah mulai dilakukannya renovasi infrastruktur di tempat-tempat yang hancur karena
konflik. Renovasi ini dapat berjalan karena sumbangan yang di berikan oleh
masyarakat internasional yang diketuai bersama oleh oleh Norwegia, Jepang, Amerika
Serikat dan Uni Eropa. Dalam situasi yang berhasil dkendalikan, pertumbuhan
ekonomi mulai dapat ditingkatkan. Berdasarkan dokumen PBB, An Agenda for Peace,
membina perdamaian terdiri dari berbagai aktifitas yang berkaitan dengan membina
rekonsiliasi, dan perubahan masyarakat. Membina perdamaian merupakan proses
panjang setelah konflik yang terjadi mereda atau berhenti. Ini merupakan suatu proses
yang terjadi setelah perdamaian dan mempertahankan perdamaian.
Terdapat tiga alasan sampai akhirnya pemerintah dan LTTE sepakat untuk melakukan
gencatan senjata;
1. Jumlah korban yang terus meningkat dari kedua belah pihak. Laporan jumlah
korban yang meninggal dan kehilangan tempat tinggal memiliki angka yang berbedabeda dari setiap sumber. BBC indonesia melaporkan sekitar 70 ribu orang terluka dan
kehilangan tempat tinggal. Banyaknya jumlah korban dan pengungsi membuat
Srilanka mendapat kecaman dari masyarakat internasional yang fokus terhadap nilainilai HAM.

2. Dari segi ekonomi, konflik ini sangat menguras budgeting pemerintahan.
Pembangunan negara menjadi terhambat karena sebagian besar pendapatan negara
dialokasikan kedalam peningkatan persenjataan atau pertahanan negara. Biaya perang
yang dikeluarkan pemerintah mencapai $ 1 milyar / tahun (lebih dari 5% GDP) dan

menurun drastisnya sektor turisme dan investasi asing di negara ini yang berakibat
dalam berkurangnya pendapatan negara yang mencapai 1,4%.
3. Kelompok LTTE dan pemerintahan sama-sama kuat, sehngga tidak dapat saling
mengalahkan. Pemerintah Srilanka bahkan sampai mengatakan bahwa LTTE
merupakan organisasi terorisme terkuat di dunia. Kelompok LTTE selalu berhasil
meyerang lokasi-lokasi vital negara yang megakibatkan kerugian besar, seperti
pengeboman bank sentral, penyerangan terhadap kapal-kapal pemerintahan, dan
banyak bom bunuh diri yang salah satunya pernah menewaskan presiden Srilanka.
Setelah penandatanganan MoU, meskipun keadaan sudah lebih membaik dari
sebelumnya, namun masih terjadi beberapa bom bunuh diri dan konflik bersenjata.
Seperti ketika terjadi pemberontakan di badan LTTE yang dipimpin oleh Kolonel
Karuna yang melakuan bom bunuh diri dan menewaskan beberapa warga sipil. Selain
itu LTTE juga dicurigai meningkatkan kekuatan militernya. Hal-hal seperti ini yang
mengakibatkan rendahnya tingkat kepercayaan antar kedua belah pihak. Pada bulan
Oktober 2003, Pihak LTTE mengajukan proposal Interim Self-Governing Authority
(IGSA) yang berisi bahwa LTTE akan memegang pemerintahan sementara pada
wilayah Utara dan Timur dengan dasar otonomi penuh. Tapi hal ini tidak disetujui
oleh pemerintahan. Karena khawatir dengan sikap pemerintah yang terlalu lemah,
Presiden Chandrika membubarkan pemerintahannya pada tahun 2004.
Dalam pemilu 2004, Mahinda Rajapaksa terpilih sebagai Perdana Menteri
Srilanka dan tidak lama kemudian, sebagai presiden. Pada bulan Desember di tahun
yang sama, tejadi bencana tsunami yang mengenai bagian Timur dan Selatan Srilanka
dan itu termasuk wilayah kekuasaan LTTE.
Kejadian tersebut membuat masyarakat internasional meminta adanya kerjasama
yang lebih baik lagi antara pihak LTTE dan Pemerintah. Untuk itulah pada tanggal 24
Januari 2005 kedua belah pihak menandatangani MoU Post Tsunami Oprational
Management Structure. MoU tersebut juga diharapkan dapat menyelesaikan pesoalan
konflik yang terjadi selama ini. Namun sayangnya -P-TOMS tidak pernah dapat di
implementasikan karena mendapatkan tentangan dari bangsa Sinhala.
Salah satu faktor kemenangan Mahinda Rajapaksa terjadi karena mendapat
dukungan yang besar dari kelompok radikal Sinhala. Mereka menentang penyelesaian
konflik LTTE dengan cara damai, menuntut pemerintah untuk melakukan operasi
militer. Pada dasarnya mereka menuntut penyelesaian konflik dalam negara kesatuan
Srilanka, seperti yang terdapat dalam visinya “Mahinda Chintana”.
Pada awal pemerintahannya, Presiden Rajapaksa mengajak LTTE untuk mencari
solusi damai. Pihak LTTE menarik diri dari negosiasi perdamaian dan membunuh
beberapa personil militer Srilanka. Namun Norwegia berhasil bertindak sebagai
negosiator dan membuat perundingan berhasil dilakukan di Jenewa, tanggal 22-23

Februari 2006. Hasilnya, kedua pihak yang berkonflik setuju untuk melanjutkan
perdamaian dan menghentikan permusuhan.
Semua upaya perundingan yang berusaha dilakukan oleh negara negosiator dan
pihak yang berkonflik tetap tidak menghentikan serangan-serangan dari kedua belah
pihak. Seperti yang dilakukan oleh LTTE ketika mereka melakukan bom bunuh diri di
dalam markas besar AD yang kemudian di balas oleh pemerintah dengan
memborbardir wilayah Utara dan Timur, sehingga peperangan kembali terjadi. Namun
tetap tidak ada yang membatalkan MoU gencatan senjata.
Totalnya, setelah penandatanganan MoU gencatan senjata, pihak LTTE dan
pemerintah telah melakukan pertemuan negosiasi perdamaian sebanyak enam kali.
Pemerintahan terus berusaha untuk melakukan negosiasi damai tapi juga tetap
menyerang wilayah-wilayah kekuasaan LTTE. Pemerintah Srilanka juga meminta
masyarakat internasional untuk mendesak LTTE agar menghentikan teror dan setuju
dengan jalur perdamaian yang ditawarkan oleh pemerintah. Sementara itu tujuan
LTTE adalah di setujuinya Intering Self- Governing Authority (ISGA) sehingga
mereka mendapatkan otonomi penuh di wilayahnya. Karena itulah LTTE tidak akan
menghentikan aksi terornya.
Pada akhirnya pemerintah dengan resmi menarik perjanjian gencatan senjatanya
pada tanggal 16 Januari 2008, dengan jumlah korban yang di culik dan di bunuh
sebanyak 20 ribu - 30 ribu jiwa, pada tahun 2006 sampai awal 2009. Pembatalan MoU
secara otomatis juga turut menonaktifkan fungsi Sri Lanka Monitoring Mission.
Situasi Srilanka Pasca Pembatalan Perjanjian Perdamaian
Setelah perjanjian perdamaian di batalkan, dengan segera keadaan menjadi
semakin buruk. Hal ini dipicu setelah kembalinya Karuna dari penahanannya di
Inggris. Karuna langsung aktif dalam perpolitikan dengan bergabung di Tamil Makkal
Viduthalai Puligal (TMVP), salah satu organisasi bangsa Tamil. Karuna berhasil
memenangkan suara dan membawanya bergabung dengan parlemen.
Pada Januari 2009, pemerintah menyerang tentara LTTE di distrik Mullaitivu yang
banyak terdapat rakyat sipil sehingga mengakibatkan 300.000 orang terjebak dalam
lokasi peperangan dimana akses air dan makanan sangat terbatas. Pada tanggal 13
Maret 2009 PBB menyampaikan keprihatinannya terhadap situasi yang terjadi di
sana, dan meminta kepada kedua belah pihak untuk mengizinkan masuknya bantuan
kemanuasiaan, tapi pemerintah menolak untuk berhenti sejenak dari peperangan.
Dalam peristiwa ini PBB mengindikasikan sekitar 7.500 orang meninggal dan lebih
dari 15.000 orang yang terluka antara pertengahan Januari sampai awal Mei. Pada
minggu terakhir peperangan, di awal Juni media melaporkan sekitar 20.000 orang
meninggal tetapi kabar ini di bantah oleh pemerintah.
Mei 2009, pemerintah mengumumkan kemenangannya dengan menunjukkan foto
jasad pemimpin LTTE, Velupillai Prabhakaran. Prabhakaran tewas ketika berusaha

melarikan diri dari perang bersama dua orang deputinya. Mereka menggunakan mobil
ambulans untuk keluar dari daerah konflik, tetapi tentara pemerintah berhasil meroket
mobil tersebut. Dengan kekalahan dari pihak LTTE ini, tentara yakin bahwa mereka
telah berhasil menghentikan gerakan separatisme yang terjadi selama 25 tahun ini.

D. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka kesimpulan yang dapat ditarik yaitu Macan Tamil
atau lengkapnya Macan Pembebasan Tamil Eelam (Tamil Ila Vitulalaip Pulikat) adalah
kelompok pemberontak dari Sri Lanka yang bercita-cita mendirikan Tamil Eelam, suatu
negara impian di wilayah utara & timur Sri Lanka yang populasi penduduknya murni berasal
dari etnis Tamil. Di media-media internasional berbahasa Inggris, kelompok ini lebih dikenal
dengan nama Tamil Tigers atau Liberation Tigers of Tamil Eelam (LTTE). Macan Tamil
utamanya terkenal karena keterlibatannya dalam konflik bersenjata dengan pemerintah Sri
Lanka sejak tahun 1976 sebelum akhirnya mengaku kalah pada tahun 2009.
Macan Tamil berhasil mendapatkan dukungan politik & finansial dari Appapillai
Amirthalingam, pemimpin kubu oposisi dalam parlemen Sri Lanka. Memasuki tahun 1984,
konflik bersenjata di Sri Lanka memasuki fase baru setelah Macan Tamil & kelompokkelompok bersenjata pro-Tamil lainnya menggabungkan diri untuk membentuk kelompok
pemberontak bersama yang bernama Eelam National Liberation Front (ENLF; Front
Pembebasan Nasional Eelam).
Macan Tamil sangat melegenda di seantero dunia bukan hanya karena bisa bertahan
selama puluhan tahun ketika terlibat konflik bersenjata dengan pasukan pemerintah Sri
Lanka, tapi juga karena struktur organisasi & kekuatan militernya yang amat kompleks.
Sebagai kelompok bersenjata yang tidak mewakili negara berdaulat manapun, Macan Tamil
mungkin adalah satu-satunya kelompok pemberontak di dunia yang memiliki angkatan laut &
udaranya sendiri. Macan Tamil juga diketahui sebagai kelompok pemberontak modern
pertama di dunia yang mempopulerkan taktik bom bunuh diri lewat salah satu divisi
militernya, Macan Hitam (Black Tigers).

E. Daftar Pustaka
Abu Su,ud. Sejarah Bangsa-Bangsa Asia Selatan. 1989. Jakarta: Depdikbud.
http://id.wikipedia.org/wiki/sri_lanka.

Abu Su'ud. 1989. Sejarah Bangsa-Bangsa Asia Selatan. Jakarta: Depdikbud.
Rupesinghe, Kumar, Khawar Mumtaz. 1996. Internal Conflicts in South Asia. London: Sage
Publications