T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengelolaan Supervisi Akademik Di SMP Negeri ebonagung Kabupaten Demak T2 BAB II
BAB II
KAJIAN TEORITIK
2.1 Pengertian Supervisi Akademik
Secara konseptual, Glickman (Kemendiknas,
2010),
merumuskan
serangkaian
supervisi
kegiatan
akademik
membantu
adalah
guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.
Supervisi akademik menekankan pada penjaminan
kualitas proses belajar mengajar. Esensi supervisi
akademik bukan menilai unjuk kerja guru dalam
mengelola
proses
membantu
guru
pembelajaran,
mengembangkan
melainkan
kemampuan
profesional. Membantu guru dalam hal: melihat
dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan, membimbing
pengalaman belajar, menggunakan sumber-sumber
pengalaman belajar, memenuhi kebutuhan belajar
peserta didik, menggunakan dan memilih metode
dan model mengajar, menilai kemajuan belajar
peserta didik.
Dalam konteks penyelenggaraan pendidikan di
sekolah, dan pelaksanaan pembelajaran di kelas
yang dilakukan oleh guru ada persinggungan antara
tugas
supervisi
dengan
tugas
administrasi,
kurikulum dan pengajaran. Dalam kegiatan supervisi
pendidikan ada persinggungan yang bertumpu pada
proses pengajaran sebagai ujung tombak kualitas
pendidikan.
Persinggungan
supervisi
dengan
1
kurikulum, merupakan dua bidang
tugas yang
berkaitan erat sebab supervisi dilaksanakan dalam
rangka implementasi kurikulum. Itulah sebabnya
seorang kepala sekolah perlu menguasai kurikulum
dan metode mengajar karena menjadi modal bagi
kepala sekolah dalam melakukan supervisi. Supervisi
ditujukan untuk membantu guru ketika mengalami
kesulitan/inasalah dalam mengembangkan proses
belajar mengajar di kelasnya. Salah satu jenis
supervisi yang bertujuan untuk membantu guru
dalam
mengelola
kualitas
pembelajaran
adalah
supervisi akademik.
Rumusan
Arikunto
Glickman
(2004),
yang
didukung
pendapat
merumuskan
supervisi
akademik adalah supervisi yang menitikberatkan
pada masalah akademik, yaitu yang langsung berada
dalam
lingkup
kegiatan
pembelajaran
yang
dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam
proses belajar. Membina guru dalam meningkatkan
mutu proses pembelajaran. Sasaran utama supervisi
akademik meliputi aspek akademik, yang terdiri dan
materi
pokok
penyusunan
dalam
silabus
proses
dan
pembelajaran,
RPP,
pemilihan
strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan
media dan teknologi informasi dalam pembelajaran,
menilai proses dan hasil pembelajaran, tindakan
guru
di
kelas
serta
semua
faktor
pendukung
pembelajaran lainnya.
Oleh karena itu satu kompetensi dasar kepala
sekolah
yang
harus
dikembangkan
adalah
2
meningkatkan kompetensi supervisi akademik yang
meliputi:
(1)
merencanakan
program
supervisi
akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru; (2) melaksanakan supervisi akademik terhadap
guru dengan pendekatan dan teknik supervisi yang
tepat;
dan
(3)
menindaklanjuti
hasil
supervisi
akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru. Supervisi sebagai salah satu
kompetensi kepala sekolah mencakup perencanaan,
pelaksanaan dan tindak lanjut.
Permendiknas nomor 13 Tahun 2007, tentang
Standar
bahwa
Kepala
seorang
Sekolah/Madrasah,
kepala
menegaskan
sekolah/madrasah
harus
memiliki 5 (lima) kompetensi, yaitu: Kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi
dan sosial. Kepala sekolah adalah guru yang diberi
tugas tambahan sebagai kepala sekolah sehingga
sebagai guru harus memiliki kompetensi guru, yaitu:
kompetensi
pedagogis,
kepribadian,
sosial,
dan
profesional.
Pendapat Glickman (2010) bahwa supervisi
akademik
adalah
serangkaian
kegiatan
yang
dilakukan oleh supervisor (kepala sekolah) untuk
membantu
guru
dalam
mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk
mencapai
ditetapkan,
tujuan
dipilih
pembelajaran
sebagai
yang
rumusan
telah
supervisi
akademik yang dipakai dalam penelitian.
3
2.2 Tujuan Supervisi Akademik
Glickman
(2010),
merumuskan
tujuan
supervisi adalah membantu guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang
dicanangkan bagi siswa-siswanya. Melalui supervisi
akademik
diharapkan
dilakukan
oleh
Pengembangan
bukan
guru
keterampilan
pada
secara
dalam
sempit,
peningkatan
mengajar
akademik
semakin
kemampuan
ditafsirkan
ditekankan
kualitas
guru,
yang
meningkat.
konteks
ini
semata-mata
pengetahuan
dan
melainkan
juga
peningkatan komitmen (commitment) atau kemauan
(willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab
dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi
kerja guru, kualitas pembelajaran akan meningkat.
Menurut Glickman (2010), ada 3 (tiga) tujuan
supervisi
akademik,
yaitu:
1)
membantu
guru
mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam
penguasaan
akademik,
mengembangkan
kehidupan
keterampilan
kelas,
mengajarnya
dan
menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik
tertentu; 2) untuk memonitor KBM di sekolah yang
bisa dilakukan melalui kunjungan kepala sekolah ke
kelas-kelas pada saat guru mengajar, percakapan
pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun
dengan
sebagian
peserta
didiknya;
3)
untuk
mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam
melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong
guru rnengembangkan kemampuannya sendiri, serta
mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang
4
sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan
tanggung jawabnya, sebagaimana digambarkan pada
gambar berikut :
Pengembangan
Profesional
TIGA
TUJUAN
SUPERVISI
Penumbuhan
Motivasi
Pengawasan
Kualitas
Gambar 2.1. Glickman Tiga Tujuan Supervisi Akademik
Arikunto (2010) menjabarkan tujuan khusus
supervisi akademik sebagai berikut:
1. Meningkatkan
perannya
kinerja
sebagai
siswa
peserta
sekolah
didik
dalam
yang
belajar
dengan semangat tinggi, agar dapat mencapai
prestasi belajar secara optimal;
2. Meningkatkan
berhasil
mutu
membantu
mencapai
prestasi
kinerja
dan
guru
sehingga
membimbing
siswa
dan
seba-
belajar
pribadi
gaimana diharapkan;
3. Meningkatkan
keefektifan
kurikulum
sehingga
berdaya guna dan terlaksana dengan baik di
dalam
proses
pembelajaran
di
sekolah
serta
mendukung dimilikinya kemampuan pada diri
lulusan sesuai dengan tujuan lembaga;
a. Meningkatkan kefektifan dan keefisienan sarana
dan prasarana yang ada untuk dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu
mengoptimalkan keberhasilan belajar siswa;
5
b. Meningkatkan
khususnya
kualitas
dalam
pengelolaan
mendukung
sekolah,
terciptanya
suasana kerja yang optimal, yang selanjutnya
siswa
dapat
mencapai
prestasi
belajar
sebagaimana diharapkan. Dalam mensupervisi
pengclolaan ini, supervisor harus mengarahkan
perhatiannya pada bagaimana kinerja kepala
sekolah dan para walinya dalam mengelola
sekolah,
meliputi
aspek-aspek
yang
ada
kaitannya dengan faktor penentu keberhasilan
sekolah.
c. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah
sedemikian rupa sehingga tercipta situasi yang
tenang
dan
terntram
serta
kondusif
bagi
kehidupan sekolah pada umumnya, khususnya
pada kualitas pembelajaran yang menunjukkan
keberhasilan lulusan.
Walaupun
penjabaran
dilakukan
dari
Glickman (2007) dengan 3 (tiga) tujuan menjadi 6
(enam)
tujuan,
nampak
tujuan
menuntut
dan
motivasi guru belum disentuh, namun tujuan yang
berkaitan dengan siswa dimunculkan.
Arikunto (2004), mengingat fungsi supervisi
ada tiga yaitu: 1) sebagai suatu kegiatan untuk
meningkatkan mutu pendidikan; 2) sebagai pemicu
atau penggerak terjadinya perubahan pada unsurunsur yang terkait dengan pendidikan, serta 3)
sebagai
kegiatan
kegiatan
memimpin
dan
membimbing.
6
2.3 Prinsip Supervisi Akademik
Prinsip-prinsip
supervisi
pada
dasarnya
merupakan kaidah-kaidah yang hams dipedomani
atau
dijadikan
landasan
di
dalam
melakukan
supervisi akademik. Arikunto (2004), agar supervisi
dapat memenuhi fungsi yang telah disebutkan di
atas, sebaiknya harus memenuhi prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Memberikan bimbingan dan bantuan kepada guru
untuk mengatasi masalah dan kesulitan, dan
bukan mencari-cari kesalahan;
2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan
secara langsung, artinya bahwa bimbingan dan
bantuan tersebut tidak diberikan secara langsung
tetapi
harus
bersangkutan
diupayakan
tanpa
hatinya
dapat
dengan
kemampuan
agar
dipaksa
merasa
atau
sendiri
untuk
pihak
dibukakan
serta
dapat
yang
sepadan
mengatasi
sendiri;
3. Apabila
kepala
sekolah
merencanakan
akan
memberikan saran atau tindak lanjut, sebaiknya
disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa;
4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara
berkala;
5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung
hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang
baik antara supervisor dengan yang disupervisi;
6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang
ditemukan
tidak
hilang
atau
terlupakan,
sebaiknya supervisor membuat catatan singkat
7
yang berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk
membuat laporan.
Sagala (2010), kegiatan supervisi menaruh
perhatian
utama
meningkatkan
Kemampuan
kemampuan
kepada
pada
bantuan
kemampuan
profesional
guru
yang
dapat
profesional
guru.
ini
tercermin
memberikan
muridnya,
sehingga
bantuan
terjadi
pada
belajar
perubahan
perilaku akademik pada muridnya. Supervisi juga
dilakukan oleh kepala sekolah selaku supervisor
secara
konstruktif
mendorong
menciptakan
dan
inisiatif
kreatif
guru
suasana
dengan
cara
ikut
aktif
untuk
kondusif
yang
dapat
membangkitkan suasana kreatifitas peserta didik
dalam belajar.
Masaong (2013) menyebutkan bahwa prinsipprinsip supervisi yaitu:
1. Prinsip ilmiah (scientific) dengan
unsur-unsur
sebagai berikut:
a) Sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur,
berencana dan kontinyu;
b) Obyektif, artinya data yan didapat berdasarkan
pada observasi nyata, bukan tafsiran pribadi;
c) Menggunakan
alat
(instrumen)
yang
dapat
memberikan informasi sebagai umpan balik
untuk mengadakan penilaian terhadap proses
belajar- mengajar.
2. Demokratis, menjunjung tinggi atas musyawarah;
3. Kooperatif
atau
kemitraan,
seluruh
staf/guru
dapat bekerjasama mengembangkan usaha dalam
8
menciptakan situasi pembelajaran dan suasana
kerja yang lebih baik;
4. Konstruktif
dan
staf/guru
serta
kreatif,
membina
mendorong
inisiatif
untuk
aktif
menciptakan suasana agar setiap orang merasa
aman
dan
dapat
mengembangkan
potensi-
potensinya.
2.4 Sasaran Supervisi Akademik
Sasaran supervisi akademik adalah perbaikan
situasi belajar-mengajar dalam arti lugas. Menurut
Oliva (1992), sasaran supervisi akademik meliputi
tiga
domain,
yaitu:
memperbaiki
pengajaran,
pengembangan kurikulum dan pengembangan staf.
Sedangkan menurut Arikunto (2004), sasaran
supervisi akademik adalah menitikberatkan pada
pengamatan
supervisor
pada
masalah-masalah
akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada pada
lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa
sedang dalam proses mempelajari sesuatu.
2.5 Teknik-Teknik Supervisi Akademik
Arikunto (2004), teknik supervisi dimaknai
dengan "cara", "strategi", atau "pendekatan”. Jadi
merupakan cara-cara yang dilakukan dalam kegiatan
supervisi.
Teknik supervisi meliputi teknik perseorangan
dan teknik kelompok. Teknik perseorangan yaitu
bantuan yang dilakukan secara sendiri oleh petugas
supervisi balk yang terjadi di dalam kelas maupun di
9
luar
kelas.
Yang
disupervisi
mungkin
juga
perseorangan, tetapi mungkin juga bukan hanya
seorang meliputi: 1) Mengadakan kunjungan kelas
(classroom visitation); 2) Observasi kelas (classroom
observation); 3) Wawancara perseorangan (individual
interview); 4) Wawancara kelompok (group interview),
dan teknik kelompok yang meliputi: 1) Mengadakan
pertemuan atau rapat (meeting); 2) Diskusi kelompok
(group discussion); 3) Penataran-penataran (in-service
training); dan 4) seminar.
2.6 Substansi Supervisi Akademik
Glickman
Pengawas
dalam
(2010),
materi
Bintek
menyatakan
ada
Penguatan
4
(empat)
prototipe guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Prototipe guru yang terbaik, menurut teori ini adalah
guru
prototipe
diklasifikasikan
profesional.
Seorang
ke
prototipe
dalam
guru
yang
profesional
apabila ia memiliki kemampuan yang tinggi (high
level of abstract) dan komitmen kerja tinggi (high level
of
commitment).
seharusnya
Implikasi
diprograrnkan
khusus
pada
dalam
apa
supervisi
akademik. Supervisi akademik yang balk hams
mampu membuat guru semakin kompeten, yaitu
guru
semakin
kompetensi
maupun
menguasai
kepribadian,
kompetensi
kompetensi,
pedagogik,
sosial.
Oleh
baik
profesional
karena
itu,
supervisi akademik harus mampu menyentuh pada
pengembangan seluruh kompetensi guru.
10
Seseorang
akan
dapat
bekerja
secara
profesional apabila ia memiliki kompetensi yang
memadai
atau
kompetensi
di
memenuhi
antara
dipersyaratkan.
perpaduan
hanya
sekian
Kompetensi
antara
salah
satu
kompetensi
yang
tersebut
kemampuan
merupakan
dan
motivasi.
Betapapun tingginya kemampuan seseorang, ia tidak
akan dapat bekerja secara profesional apabila ia
tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam
mengerjakan tugas-tugasnya.
2.7 Peranan
Kepala
Sekolah
sebagai
Pelaksana Supervisi Akademik
Glickman
dalam
materi
Bintek
Penguatan
Pengawas (2010), peran supervisor akademik pada
masa
sekarang
ini
adalah
membantu
guru
mengembangkan kemampuannya mengelola bidang
akademik. Dirjen PMPTK (2008), supervisor yang
baik adalah supervisor yang betul-betul mampu
memainkan perannya sebagai supervisor dengan
sebaik-baiknya,
yaitu
mampu
meningkatkan
kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran.
Dalam melaksanakan supervisi akademik, kepala
sekolah
hendaknya
memiliki
peranan
khusus
sebagai: 1) patner (mitra) guru dalam meningkatkan
mutu proses dan hasil pembelajaran dan bimbingan
di
sekolah;
2)
inovator
mengembangkan
inovasi
dan
pelopor
pembelajaran
dalam
dan
bimbingan di sekolah; 3) konsultan pendidikan dan
pembelajaran di sekolah; 4) konselor bagi guru dan
11
seluruh tenaga kependidikan di sekolah; serta 5)
motivator untuk meningkatkan kinerja guru dan
semua tenaga kependidikan di sekolah.
Willes
dan
Bondi
dalam
materi
Bintek
Penguatan Pengawas (2010), supervisor yang baik
adalah
supervisor
yang
betul-betul
mampu
memainkan perannya sebagai supervisor dengan
sebaik-baiknya,
yaitu
marnpu
meningkatkan
kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran.
Bidang khusus kompetensi supervisi (special areas to
supervision
competence),
yaitu:
developers
of
curriculum
people,
supervisors
are
developers,
structional specialist, human relations workers, staf
developers, administrators, manager of change, and
evaluators.
kurikulum,
Pemberdaya
pekerja
orang,
humas,
pengembang
pengembang
staf,
administrator, manajer perubahan, dan penilai.
2.8 Pengelolaan Supervisi Akademik
Setelah membahas tugas-tugas bidang garapan
kepala sekolah dan kompetensi profesional guru,
selanjutnya
pembahasan
difokuskan
pada
pelaksanaan supervisi akademik di SMP Negeri 1
Kebonagung. Kegiatan supervisi merupakan usaha
yang sifatnya membantu guru atau melayani guru
agar is dapat memperbaiki, mengembangkan, dan
bahkan meningkatkan pengajarannya, serta dapat
pula menyediakan kondisi belajar siswa yang efektif
dan efisien. Dari alur perkembangan tersebut, maka
12
akan
mengarah
upaya
untuk
mencapai
tujuan
pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan.
Telah ditandaskan lagi oleh Purwanto (2006)
bahwa bantuan atau pelayanan yang diberikan, yang
dimaksud adalah bantuan yang diberikan dengan
jalan
memberikan
kepada
guru
bimbingan
untuk
dan
dapat
pengarahan
mengembangkan
pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang terdiri
dari
penyusunan
rencana
pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian prestasi
belajar. Dari pandangan tersebut, supervisi dapat
juga diartikan sebagai segala bantuan dari para
pemimpin seleolah, yang tertuju pada perkembangan
kepemimpinan
guru-guru
dan
personel
sekolah
lainnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Berarti
juga
bahwa
supervisi
ini
berupa
dorongan,
bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan dan
keahlian serta kecakapan guru-guru.
Bentuk-bentuk kegiatannya seperti bimbingan
dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan dalam
pendidikan dan pembelajaran; pemilihan alat-alat
pelajaran dan metode mengajar yang lebih baik; cara
penilaian yang sistematis terhadap seluruh fase
proses pembelajaran. Kegiatan-kegiatan supervisi ini
sesuai dengan fungsi dan tujuannya akan memacu
peningkatan
kinerja
guru.
Pemberian
bantuan
pembinaan dan pembimbing tersebut dapat bersifat
langsung atau tidak langsung kepada guru yang
bersangkutan.
13
Supervisi akademik merupakan serangkaian
kegiatan
membantu
guru
mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan pembelajaran. Hal itu sama sekali
bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran, melainkan membantu guru
mengembangkan
kemampuan
profesionalnya.
Pengembangan kemampuan dalam konteks ini perlu
ditafsirkan secara luas. Hal ini bukan semata-mata
ditekankan
pada
peningkatan
pengetahuan
dan
keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada
peningkatan komitmen (commitment) atau kemauan
(willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab
dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi
kerja guru, kualitas pembelajaran akan meningkat.
Dalam
upaya
peningkatan
kualitas
pembelajaran, diperlukan sumber data supervisi,
yaitu sesuatu yang dituju oleh pelaku supervisi yang
sedang mengumpulkan data. Oleh sebab itu, sumber
data
supervisi
dikenal
supervisi.
Dalam
akademik
dilakukan
dengan
istilah
penyelenggaraan
dengan
sasaran
supervisi
pemberian
diskusi,
pelatihan, dan konsultasi. Proses supervisi akademik
tersebut dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu
perencanaan,
implementasi,
dan
tindak
lanjut.
Kegiatan ini dilakukan oleh kepala sekolah melalui
konfirmasi guru atau pihak lain yang berkompeten.
2.8.1 Perencanaan Supervisi Akademik
Perencanaan merupakan salah satu syarat
mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga dan
14
bagi setiap kegiatan, baik perseorangan maupun
kelompok. Perencanaan merupakan bekal kegiatan
pelaksanaan.
perlu
Pelaksanaan
direncanakan
supervisi
dengan
akademik
baik,
rapi
dan
terstruktur. Perencanaan dimulai dari pertemuan
awal, observasi kolas, wawancara hingga diskusi
dan tindak lanjutnya. Berkaitan dengan hal ini
Hartoyo (2006) menyatakan bahwa perencanaan
ini meliputi: tujuan, waktu, tempat, instrumen dan
sebagainya yang diperlukan untuk kelancaran
proses
supervisi.
Pandangan
mengenai
perencanaan itu sangat berpengaruh terhadap
hasil supervisi. Oleh karena itu, perencanaan yang
matang merupakan awal keberhasilan.
Perincian perencanaan di.susun bersama
antara
pengawas,
kepala
sekolah
dan
guru.
Maksudnya untuk menciptakan koordinasi antara
keduanya, sehingga pelaksanaan supervisi tidak
tumpang tindih. Dalam perencanaan supervisi
pembelajaran
sekaligus
kepala
sekolah
menghadirkan
bersama
pengawas
guru
berdiskusi
menyusun rencana kerja untuk kurun waktu
tertentu, yaitu satu tahun yang dibagi menjadi
rencana caturwulan dan bulan.
2.8.2 Pelaksanaan Supervisi Akademik
Kegiatan pelaksanaan supervisi akademik
merupakan implementasi dari perencanaan yang
telah disusun. Bagaimana dapat melaksanakan
dengan baik, tentu saja memerlukan teknik atau
cara
yang
baik
pula.
Pelaksanaan
supervisi
15
akadernik dapat dilakukan dengan berbagai cara
sesuai
dengan
situasi
dan
kondisi
setempat.
Tempat yang satu kemungkinan berbeda dengan
palaksanaan di tempat yang lain. Fenomena yang
demikian
ini
rambu-rambu
akademik.
dapat
menggunakan
pelaksanaan
Herabudin
ketentuan
kegiatan
(2009)
supervisi
memberikan
pandangan sebagai berikut:
Rambu-rambu dalam pelaksaan supervisi akademik
yaitu (1) kunjungan rutin yang terjadwal ke setiap
sekolah, yang dikesani sebagai silaturahmi para
supervisor sehingga terbentuk hubungan dialogis
yang harmonis dalam mendiskusikan berbagai
permasalahan pembelajaran yang dihadapi sekolah;
(2) melakukan berbagai kegiatan sekolah dengan
melibatkan para guru dan siswa untuk mengenali dan
menerapkan metode dan pendekatan baru dalam
pembelajaran; (3) melaksanakan seminar pendidikan
untuk para guru untuk menambah wawasan
kependidikannya; (4) pelaksanaan kurikulum baru
yang lebih menekankan kepada kemandirian siswa;
(5) penilaian terhadap kinerja guru dan reward yang
dijanjikan.
Ada
yang
menerapkan
dengan
rambu-
rambu, tetapi ada juga yang mengatakan dengan
teknik. Untuk pelaksanaan kegiatan supervisi
yang baik tentunya dengan teknik yang sesuai
keadaan setempat dan saling menerima. Teknik
supervisi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu
teknik supervisi individual dan teknik supervisi
kelompok. Klasifikasi ini untuk mernpermudah
menjangkau
tujuan.
Dalam
melaksanakan
kegiatan supervisi perlu rambu-rambu ataupun
teknik-teknik yang mendukung, implementasinya
perlu menyesuaikan kondisi dan situasi setempat.
16
Pengaruh ataupun efek yang muncul sesaat di
lapangan
perlu
dicatat
untuk
menemukan
solusinya, sekaligus sebagai perbaikan supervisi
berikutnya.
2.8.3 Tindak lanjut Supervisi Akademik
Setelah memerinci perencanaan, kemudian
melaksanakan kegiatan supervisi akademik maka
yang berikutnya adalah tindak lanjut dari kegiatan
itu sendiri. Pertemuan balikan dilakukan segera
setelah
melaksanakan
Namun
terlebih
observasi
dahulu
pengajaran.
melakukan
analisis
terhadap hasil observasi. Pertemuan balikan ini
merupakan
tahap
mengernbangkan
yang
perilaku
penting
guru
untuk
dengan
cara
memberikan balikan tertentu. Sergiovanni (2002)
menjelaskan bahwa balikan ini harus deskriptif,
spesifik, konkrit, bersifat memotivasi, aktual, dan
akurat, sehingga betul-betul bermanfaat bagi guru.
Pandangan
tersebut
diperkuat
lagi
oleh
Goldhammer, Anderson, dan Kraiewski (2001),
yang menyatakan bahwa paling tidak ada lima
manfaat
pertemuan
balikan
bagi
guru,
sebagaimana dikemukakan yaitu: (1) guru bisa
diberikan penguatan dan kepuasan, sehingga bisa
termotivasi dalam kerjanya, (2) isu-isu dalam
pengajaran bisa didefinisikan bersama supervisor
dan
guru
dengan
tepat,
(3)
supervisor
bila
mungkin dan perlu, bisa berupaya mengintervensi
secara langsung guru untuk memberikan bantuan
didaktis dan bimbingan, (4) guru bisa dilatih
17
dengan teknik ini untuk melakukan supervisi
terhadap dirinya sendiri, dan (5) guru bisa diberi
pengetahuan
tambahan
untuk
meningkatkan
tingkat analisis profesional diri pada masa yang
akan datang.
Dari pendapat tersebut dapat ditarnbah
bahwa sebelum mengadakan pertemuan balikan
ini kepala sekolah terlebih dahulu menganalisis
hasil observasi dan merencanakan bahan yang
akan
dibicarakan
dengan
guru.
Begitu
pula
diharapkan guru menilai dirinya sendiri. Setelah
itu
dilakukan
pertemuan
balikan
ini.
Dalam
pertemuan balikan ini sangat diperlukan adanya
keterbukaan antara kepala sekolah dan guru.
Sebaiknya
kepala
sekolah
menanamkan
kepercayaan pada diri guru bahwa pertemuan
balikan
ini
bukan
untuk
menyalahkan
guru
melainkan untuk memberikan masukan balikan.
Kepala sekolah dalam setiap pertemuan balikan
adalah
rnernberikan
penguatan
(reinforcement)
terhadap guru. Baru dilanjutkan dengan analisis
bersama setiap aspek pengajaran yang menjadi
perhatian supervisi klinis.
Pada
kesempatan
ini
kepala
sekolah
bersama guru mengidentifikasi target keterampilan
sebagai perhatian utama yang telah dicapai dan
yang belum dicapai. Bisa juga pada saat ini kepala
sekolah menunjukkan hasil rekaman kegiatan.
Dengan demikian guru mengetahui apa yang telah
dilakukan dan dicapai. Apabila ada yang belum
18
sesuai dengan target kegiatan dan perhatian
utama guru sebagaimana disepakati pada tahap
pertemuan awal maka guru dapat memperbaiki
diri.
Kegiatan
ini
kepala
sekolah
bisa
juga
merekam proses belajar mengajar dengan alat
elektronik,
maka
sebaiknya
hasil
rekaman
dipertontonkan kepada guru sehingga ia dengan
bebas melihat dan menafsirkannya sendiri.
Berikut ini beberapa langkah yang perlu
dilakukan selama pertemuan balikan (Anonim,
2008).
Langkah-langkah
ini
antara
lain:
a)
menanyakan perasaan guru secara umum atau
kesannya terhadap pengajaran yang dilakukan,
kemudian
supervisor
berusaha
penguatan
(reinforcement);
pencapaian
tujuan
(b)
pengajaran
memberikan
menganalisis
yaitu
kepala
sekolah bersama guru mengidentifikasi perbedaan
antara tujuan pengajaran yang direncanakan dan
tujuan pengajaran yang dicapai; (c) menganalisis
target keterampilan dan perhatian utama guru; (d)
kepada sekolah menanyakan perasaannya setelah
enganalisis target keterampilan dan perhatian
utamanya; (e) menyimpulkan hasil dari apa yang
telah diperolehnya selama proses supervisi identik.
Di sini supervisi memberikan kesempatan kepada
guru untuk menyimpulkan target keterampilan
dan perhatian utamanya yang telah dicapai selama
proses supervisi klinis; dan (f) mendorong guru
untuk
merencanakan
latihan-latihan
sekaligus
menetapkan rencana berikutnya.
19
Adapun pemberian tindak lanjut (feed back)
oleh Dharma (2006) dapat digambarkan sebagai
berikut:
Umpan Balik
Formatif
Kondisi
Proses
Hasil
Umpan Balik
Motivasi
Gambar 2.1
Pemberian Tindak lanjut
Sumber : Manajemen Supervisi (Dharma, 2006)
Penjelasan
dari
Gambar
2.1
pemberian
tindak lanjut tersebut adalah sebagai berikut:
Kondisi : unsur masukan (input) yaitu semua
masukan yang diperlukan dalam proses
pembelajaran
media
yaitu
lingkungan
kerja,
hubungan
antar
pembelajaran,
pribadi guru, suasana kerja, kebijakan
sekolah.
Proses : semua kegiatan yang dilakukan dalam
pembelajaran
yaitu
perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
penilaian
hasil
pembelajaran,
analisis
20
penilaian
hasil
pembelajaran,
tindak
lanjut hasil penilaian pembelajaran.
Hasil
: salah
satu
parameter
basil
pembelajaran adalah perolehan rata-rata
nilai hasil ujian nasional dan prestasi non
akademik yang lain yang diperoleh siswa.
Balikan formatif: diberikan untuk mengubah
kinerja guru dalam memperbaiki kualitas
pembelajaran yang langsung disampaikan
setelah supervisi pembelajaran.
Balikan motivasi: digunakan untuk mendorong
guru agar bekerja lebih baik dengan
memberikan
penghargaan
bagi
yang
berprestasi dalam pembelajaran.
Berdasarkan
tersebut,
supervisi
fungsi
gambar
balikan
adalah
dan
penjelasan
dalam
pelaksanaan
mengkomunikasikan
hasil
supervisi kepada guru sebagai feedback (balikan)
untuk
memperbaiki
lanjutnya.
Dengan
mempengaruhi
kesalahan
adanya
pembelajaran
dengan
balikan
yang
ini
tindak
dapat
diinginkan
(tindak lanjut motivasi) dan mempengaruhi bentuk
pembelajaran
yang
diinginkan
(tindak
lanjut
formatif). Tindak lanjut tersebut diharapkan ada
perbaikan proses pembelajaran. Harapan lainnya
adalah
meningkatnya
mutu
pembelajaran.
Peningkatan kinerja guru tersebut akan terlihat
dengan adanya peningkatan pelayanan siswa pada
proses pembelajaran dan meningkatnya perolehan
hasil belajar.
21
2.9 Penelitian Terdahulu
Ada
beberapa
terdahulu
yang
jurnal
sudah
sebagai
penelitian
membahas
tentang
kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru
profesional,
dan
sekaligus
dengan
pelaksanaan
supervisi. Penjelasan dalam jurnal tersebut sudah
merupakan persamaan yang ada pada penelitian ini,
adalah sebagai berikut:
Bloom (2003) dalam Journal of Case Studies in
Education yang berjudul Leadership Effectiveness and
Instructional Supervision: The Case of the Failing Twin
menyatakan
bahwa
administrator
kepala
mempunyai
sekolah
sebagai
kewajiban
dalam
melakukan supervisi dan monitoring secara teratur.
Tujuannya untuk mengurangi benturan sumber daya
manusia yang dikelola baik secara vertikal maupun
horizontal.
beberapa
Dalam
jurnal
fenomena
tersebut
permasalahan
digambarkan
pembelajaran,
efektivitas kepemimpinan, dan pengawasan pelatihan
peningkatan
diangkat
kinerja
merupakan
guru.
Permasalahan
fenomena
dalam
yang
sebuah
instansi pendidikan.
Dijelaskan bahwa penjiwaan kepemimpinan
yang berorientasi pada efektivitas dan etos kerja yang
tinggi akan membawa sebuah keberhasilan yang
cemerlang. Penjiwaan ini adalah proses mengangkat
semangat kinerja tenaga pendidikan yang dilakukan
secara efektif dan profesional. Perlakuan dalam
proses
peningkatan
peningkatan
hasil
tersebut
perolehan
difokuskan
pada
keterampilan
yang
22
diraih anak. Kecemerlangan hasil yang digenggam
anak merupakan cermin kepemimpinan yang efektif
dan etos kerja yang tinggi.
Jurnal
internasional
berjudul
TAFE
Head
Teachers: Discourse Brokers at the Management
Teaching Interface oleh Black (2003), Meadowbank
College
of
TAPE
menyatakan
bahwa
mempunyai
strategi
Northern
Sydney
kepala
dalam
Institute
sekolah
harus
memanajemen
guru.
Kepala sekolah mêrupakan kunci dalam pengelolaan
tersebut. Banyak kegiatan guru dipengaruhi oleh
supervisi
yang
dilakukan
oleh
kepala
sekolah.
Kegiatan supervisi ini untuk meningkatkan kinerja
guru
dalam
pendidikan.
Supervisi
ini
mampu
mempengaruhi kinerja guru secara berkelanjutan.
Dijelaskan lebih dalam lagi mengenai pengelolaan
guru dan staf, sarana dan prasarana, hubungan
masyarakat
kesiswaan
dengan
dan
sekolahan,
kurikulum,
hal
pengelolaan
tersebut
dalam
rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal.
Pada intinya adalah pada faktor utama dikelola
dengan baik maka komponen-komponen yang lain
akan terimbas juga. Dengan demikian apabila faktor
semangat guru sudah termotivasi dengan baik maka
semua yang berkaitan dengan tugas guru akan
menghasilkan produk yang optimal.
Journal Effectiveness of the Blended Supervision
Model: A Case Study of Student Teachers Learning to
Teach in High Schools of Zimbabwe oleh Mutandwa,
Muropa dan Gadzirayi (2007) menjelaskan bahwa
23
model
supervisi
mengkolaborasikan
atau
merupakan
upaya
mencampurkan
model
tutorial guru dan murid dalam pembelajaran. Metode
ini banyak memfokuskan pada aktivitas diskusi.
Perbedaannya terletak pada subjek yang melakukan
supervisi, yaitu jika dalam penelitian terdahulu yang
melakukan supervisi adalah guru terhadap siswa,
sedangkan pada penelitian ini adalah kepala sekolah
terhadap guru. Persamaannya adalah penggunaan
metode kualitatif dan pembahasan metode supervisi
dengan cara hubungan kerjasama atau diskusi.
Jurnal internasional berjudul Supervision as
Development: Compatible or Strange Bedfellows in the
Policy Quest for Increased Student Achievement oleh
Rucinski
dan
Hazi
(2007)
bahwa
supervisi
merupakan usaha evaluasi guru yang berguna untuk
meningkatkan
kualifikasi
guru
sebagai
tenaga
pengajar. Prosesnya berlangsung secara berjangka
atau
bertahap
yang
dilakukan
dalam
rangka
peningkatan pembelajaran siswa di kelas melalui
guru
yang
profesional
yang
disupervisi.
dikembangkan
profesional.
dedikasi,
Dijelaskan
karakter,
Melalui
melalui
pula
pengawasan
pengawasan
semangat,
dan
bahwa
sikap
terbentuk, dan tugas keprofesionalannya
maka
akan
lebih
diakui. Profesional menunjukkan kinerja yang
mumpuni, dimana kebijakan profesi itu dapat
meningkatkan prestasi. Dengan kebijakan profesional
guru maka akan mampu untuk meningkatkan
prestasi siswa.
24
KAJIAN TEORITIK
2.1 Pengertian Supervisi Akademik
Secara konseptual, Glickman (Kemendiknas,
2010),
merumuskan
serangkaian
supervisi
kegiatan
akademik
membantu
adalah
guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses
pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran.
Supervisi akademik menekankan pada penjaminan
kualitas proses belajar mengajar. Esensi supervisi
akademik bukan menilai unjuk kerja guru dalam
mengelola
proses
membantu
guru
pembelajaran,
mengembangkan
melainkan
kemampuan
profesional. Membantu guru dalam hal: melihat
dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan, membimbing
pengalaman belajar, menggunakan sumber-sumber
pengalaman belajar, memenuhi kebutuhan belajar
peserta didik, menggunakan dan memilih metode
dan model mengajar, menilai kemajuan belajar
peserta didik.
Dalam konteks penyelenggaraan pendidikan di
sekolah, dan pelaksanaan pembelajaran di kelas
yang dilakukan oleh guru ada persinggungan antara
tugas
supervisi
dengan
tugas
administrasi,
kurikulum dan pengajaran. Dalam kegiatan supervisi
pendidikan ada persinggungan yang bertumpu pada
proses pengajaran sebagai ujung tombak kualitas
pendidikan.
Persinggungan
supervisi
dengan
1
kurikulum, merupakan dua bidang
tugas yang
berkaitan erat sebab supervisi dilaksanakan dalam
rangka implementasi kurikulum. Itulah sebabnya
seorang kepala sekolah perlu menguasai kurikulum
dan metode mengajar karena menjadi modal bagi
kepala sekolah dalam melakukan supervisi. Supervisi
ditujukan untuk membantu guru ketika mengalami
kesulitan/inasalah dalam mengembangkan proses
belajar mengajar di kelasnya. Salah satu jenis
supervisi yang bertujuan untuk membantu guru
dalam
mengelola
kualitas
pembelajaran
adalah
supervisi akademik.
Rumusan
Arikunto
Glickman
(2004),
yang
didukung
pendapat
merumuskan
supervisi
akademik adalah supervisi yang menitikberatkan
pada masalah akademik, yaitu yang langsung berada
dalam
lingkup
kegiatan
pembelajaran
yang
dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam
proses belajar. Membina guru dalam meningkatkan
mutu proses pembelajaran. Sasaran utama supervisi
akademik meliputi aspek akademik, yang terdiri dan
materi
pokok
penyusunan
dalam
silabus
proses
dan
pembelajaran,
RPP,
pemilihan
strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan
media dan teknologi informasi dalam pembelajaran,
menilai proses dan hasil pembelajaran, tindakan
guru
di
kelas
serta
semua
faktor
pendukung
pembelajaran lainnya.
Oleh karena itu satu kompetensi dasar kepala
sekolah
yang
harus
dikembangkan
adalah
2
meningkatkan kompetensi supervisi akademik yang
meliputi:
(1)
merencanakan
program
supervisi
akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme
guru; (2) melaksanakan supervisi akademik terhadap
guru dengan pendekatan dan teknik supervisi yang
tepat;
dan
(3)
menindaklanjuti
hasil
supervisi
akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru. Supervisi sebagai salah satu
kompetensi kepala sekolah mencakup perencanaan,
pelaksanaan dan tindak lanjut.
Permendiknas nomor 13 Tahun 2007, tentang
Standar
bahwa
Kepala
seorang
Sekolah/Madrasah,
kepala
menegaskan
sekolah/madrasah
harus
memiliki 5 (lima) kompetensi, yaitu: Kompetensi
kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi
dan sosial. Kepala sekolah adalah guru yang diberi
tugas tambahan sebagai kepala sekolah sehingga
sebagai guru harus memiliki kompetensi guru, yaitu:
kompetensi
pedagogis,
kepribadian,
sosial,
dan
profesional.
Pendapat Glickman (2010) bahwa supervisi
akademik
adalah
serangkaian
kegiatan
yang
dilakukan oleh supervisor (kepala sekolah) untuk
membantu
guru
dalam
mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran baik
secara langsung maupun tidak langsung untuk
mencapai
ditetapkan,
tujuan
dipilih
pembelajaran
sebagai
yang
rumusan
telah
supervisi
akademik yang dipakai dalam penelitian.
3
2.2 Tujuan Supervisi Akademik
Glickman
(2010),
merumuskan
tujuan
supervisi adalah membantu guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang
dicanangkan bagi siswa-siswanya. Melalui supervisi
akademik
diharapkan
dilakukan
oleh
Pengembangan
bukan
guru
keterampilan
pada
secara
dalam
sempit,
peningkatan
mengajar
akademik
semakin
kemampuan
ditafsirkan
ditekankan
kualitas
guru,
yang
meningkat.
konteks
ini
semata-mata
pengetahuan
dan
melainkan
juga
peningkatan komitmen (commitment) atau kemauan
(willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab
dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi
kerja guru, kualitas pembelajaran akan meningkat.
Menurut Glickman (2010), ada 3 (tiga) tujuan
supervisi
akademik,
yaitu:
1)
membantu
guru
mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam
penguasaan
akademik,
mengembangkan
kehidupan
keterampilan
kelas,
mengajarnya
dan
menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik
tertentu; 2) untuk memonitor KBM di sekolah yang
bisa dilakukan melalui kunjungan kepala sekolah ke
kelas-kelas pada saat guru mengajar, percakapan
pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun
dengan
sebagian
peserta
didiknya;
3)
untuk
mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam
melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong
guru rnengembangkan kemampuannya sendiri, serta
mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang
4
sungguh-sungguh (commitment) terhadap tugas dan
tanggung jawabnya, sebagaimana digambarkan pada
gambar berikut :
Pengembangan
Profesional
TIGA
TUJUAN
SUPERVISI
Penumbuhan
Motivasi
Pengawasan
Kualitas
Gambar 2.1. Glickman Tiga Tujuan Supervisi Akademik
Arikunto (2010) menjabarkan tujuan khusus
supervisi akademik sebagai berikut:
1. Meningkatkan
perannya
kinerja
sebagai
siswa
peserta
sekolah
didik
dalam
yang
belajar
dengan semangat tinggi, agar dapat mencapai
prestasi belajar secara optimal;
2. Meningkatkan
berhasil
mutu
membantu
mencapai
prestasi
kinerja
dan
guru
sehingga
membimbing
siswa
dan
seba-
belajar
pribadi
gaimana diharapkan;
3. Meningkatkan
keefektifan
kurikulum
sehingga
berdaya guna dan terlaksana dengan baik di
dalam
proses
pembelajaran
di
sekolah
serta
mendukung dimilikinya kemampuan pada diri
lulusan sesuai dengan tujuan lembaga;
a. Meningkatkan kefektifan dan keefisienan sarana
dan prasarana yang ada untuk dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik sehingga mampu
mengoptimalkan keberhasilan belajar siswa;
5
b. Meningkatkan
khususnya
kualitas
dalam
pengelolaan
mendukung
sekolah,
terciptanya
suasana kerja yang optimal, yang selanjutnya
siswa
dapat
mencapai
prestasi
belajar
sebagaimana diharapkan. Dalam mensupervisi
pengclolaan ini, supervisor harus mengarahkan
perhatiannya pada bagaimana kinerja kepala
sekolah dan para walinya dalam mengelola
sekolah,
meliputi
aspek-aspek
yang
ada
kaitannya dengan faktor penentu keberhasilan
sekolah.
c. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah
sedemikian rupa sehingga tercipta situasi yang
tenang
dan
terntram
serta
kondusif
bagi
kehidupan sekolah pada umumnya, khususnya
pada kualitas pembelajaran yang menunjukkan
keberhasilan lulusan.
Walaupun
penjabaran
dilakukan
dari
Glickman (2007) dengan 3 (tiga) tujuan menjadi 6
(enam)
tujuan,
nampak
tujuan
menuntut
dan
motivasi guru belum disentuh, namun tujuan yang
berkaitan dengan siswa dimunculkan.
Arikunto (2004), mengingat fungsi supervisi
ada tiga yaitu: 1) sebagai suatu kegiatan untuk
meningkatkan mutu pendidikan; 2) sebagai pemicu
atau penggerak terjadinya perubahan pada unsurunsur yang terkait dengan pendidikan, serta 3)
sebagai
kegiatan
kegiatan
memimpin
dan
membimbing.
6
2.3 Prinsip Supervisi Akademik
Prinsip-prinsip
supervisi
pada
dasarnya
merupakan kaidah-kaidah yang hams dipedomani
atau
dijadikan
landasan
di
dalam
melakukan
supervisi akademik. Arikunto (2004), agar supervisi
dapat memenuhi fungsi yang telah disebutkan di
atas, sebaiknya harus memenuhi prinsip-prinsip
sebagai berikut:
1. Memberikan bimbingan dan bantuan kepada guru
untuk mengatasi masalah dan kesulitan, dan
bukan mencari-cari kesalahan;
2. Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan
secara langsung, artinya bahwa bimbingan dan
bantuan tersebut tidak diberikan secara langsung
tetapi
harus
bersangkutan
diupayakan
tanpa
hatinya
dapat
dengan
kemampuan
agar
dipaksa
merasa
atau
sendiri
untuk
pihak
dibukakan
serta
dapat
yang
sepadan
mengatasi
sendiri;
3. Apabila
kepala
sekolah
merencanakan
akan
memberikan saran atau tindak lanjut, sebaiknya
disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa;
4. Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara
berkala;
5. Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung
hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang
baik antara supervisor dengan yang disupervisi;
6. Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang
ditemukan
tidak
hilang
atau
terlupakan,
sebaiknya supervisor membuat catatan singkat
7
yang berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk
membuat laporan.
Sagala (2010), kegiatan supervisi menaruh
perhatian
utama
meningkatkan
Kemampuan
kemampuan
kepada
pada
bantuan
kemampuan
profesional
guru
yang
dapat
profesional
guru.
ini
tercermin
memberikan
muridnya,
sehingga
bantuan
terjadi
pada
belajar
perubahan
perilaku akademik pada muridnya. Supervisi juga
dilakukan oleh kepala sekolah selaku supervisor
secara
konstruktif
mendorong
menciptakan
dan
inisiatif
kreatif
guru
suasana
dengan
cara
ikut
aktif
untuk
kondusif
yang
dapat
membangkitkan suasana kreatifitas peserta didik
dalam belajar.
Masaong (2013) menyebutkan bahwa prinsipprinsip supervisi yaitu:
1. Prinsip ilmiah (scientific) dengan
unsur-unsur
sebagai berikut:
a) Sistematis, berarti dilaksanakan secara teratur,
berencana dan kontinyu;
b) Obyektif, artinya data yan didapat berdasarkan
pada observasi nyata, bukan tafsiran pribadi;
c) Menggunakan
alat
(instrumen)
yang
dapat
memberikan informasi sebagai umpan balik
untuk mengadakan penilaian terhadap proses
belajar- mengajar.
2. Demokratis, menjunjung tinggi atas musyawarah;
3. Kooperatif
atau
kemitraan,
seluruh
staf/guru
dapat bekerjasama mengembangkan usaha dalam
8
menciptakan situasi pembelajaran dan suasana
kerja yang lebih baik;
4. Konstruktif
dan
staf/guru
serta
kreatif,
membina
mendorong
inisiatif
untuk
aktif
menciptakan suasana agar setiap orang merasa
aman
dan
dapat
mengembangkan
potensi-
potensinya.
2.4 Sasaran Supervisi Akademik
Sasaran supervisi akademik adalah perbaikan
situasi belajar-mengajar dalam arti lugas. Menurut
Oliva (1992), sasaran supervisi akademik meliputi
tiga
domain,
yaitu:
memperbaiki
pengajaran,
pengembangan kurikulum dan pengembangan staf.
Sedangkan menurut Arikunto (2004), sasaran
supervisi akademik adalah menitikberatkan pada
pengamatan
supervisor
pada
masalah-masalah
akademik, yaitu hal-hal yang langsung berada pada
lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa
sedang dalam proses mempelajari sesuatu.
2.5 Teknik-Teknik Supervisi Akademik
Arikunto (2004), teknik supervisi dimaknai
dengan "cara", "strategi", atau "pendekatan”. Jadi
merupakan cara-cara yang dilakukan dalam kegiatan
supervisi.
Teknik supervisi meliputi teknik perseorangan
dan teknik kelompok. Teknik perseorangan yaitu
bantuan yang dilakukan secara sendiri oleh petugas
supervisi balk yang terjadi di dalam kelas maupun di
9
luar
kelas.
Yang
disupervisi
mungkin
juga
perseorangan, tetapi mungkin juga bukan hanya
seorang meliputi: 1) Mengadakan kunjungan kelas
(classroom visitation); 2) Observasi kelas (classroom
observation); 3) Wawancara perseorangan (individual
interview); 4) Wawancara kelompok (group interview),
dan teknik kelompok yang meliputi: 1) Mengadakan
pertemuan atau rapat (meeting); 2) Diskusi kelompok
(group discussion); 3) Penataran-penataran (in-service
training); dan 4) seminar.
2.6 Substansi Supervisi Akademik
Glickman
Pengawas
dalam
(2010),
materi
Bintek
menyatakan
ada
Penguatan
4
(empat)
prototipe guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Prototipe guru yang terbaik, menurut teori ini adalah
guru
prototipe
diklasifikasikan
profesional.
Seorang
ke
prototipe
dalam
guru
yang
profesional
apabila ia memiliki kemampuan yang tinggi (high
level of abstract) dan komitmen kerja tinggi (high level
of
commitment).
seharusnya
Implikasi
diprograrnkan
khusus
pada
dalam
apa
supervisi
akademik. Supervisi akademik yang balk hams
mampu membuat guru semakin kompeten, yaitu
guru
semakin
kompetensi
maupun
menguasai
kepribadian,
kompetensi
kompetensi,
pedagogik,
sosial.
Oleh
baik
profesional
karena
itu,
supervisi akademik harus mampu menyentuh pada
pengembangan seluruh kompetensi guru.
10
Seseorang
akan
dapat
bekerja
secara
profesional apabila ia memiliki kompetensi yang
memadai
atau
kompetensi
di
memenuhi
antara
dipersyaratkan.
perpaduan
hanya
sekian
Kompetensi
antara
salah
satu
kompetensi
yang
tersebut
kemampuan
merupakan
dan
motivasi.
Betapapun tingginya kemampuan seseorang, ia tidak
akan dapat bekerja secara profesional apabila ia
tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi dalam
mengerjakan tugas-tugasnya.
2.7 Peranan
Kepala
Sekolah
sebagai
Pelaksana Supervisi Akademik
Glickman
dalam
materi
Bintek
Penguatan
Pengawas (2010), peran supervisor akademik pada
masa
sekarang
ini
adalah
membantu
guru
mengembangkan kemampuannya mengelola bidang
akademik. Dirjen PMPTK (2008), supervisor yang
baik adalah supervisor yang betul-betul mampu
memainkan perannya sebagai supervisor dengan
sebaik-baiknya,
yaitu
mampu
meningkatkan
kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran.
Dalam melaksanakan supervisi akademik, kepala
sekolah
hendaknya
memiliki
peranan
khusus
sebagai: 1) patner (mitra) guru dalam meningkatkan
mutu proses dan hasil pembelajaran dan bimbingan
di
sekolah;
2)
inovator
mengembangkan
inovasi
dan
pelopor
pembelajaran
dalam
dan
bimbingan di sekolah; 3) konsultan pendidikan dan
pembelajaran di sekolah; 4) konselor bagi guru dan
11
seluruh tenaga kependidikan di sekolah; serta 5)
motivator untuk meningkatkan kinerja guru dan
semua tenaga kependidikan di sekolah.
Willes
dan
Bondi
dalam
materi
Bintek
Penguatan Pengawas (2010), supervisor yang baik
adalah
supervisor
yang
betul-betul
mampu
memainkan perannya sebagai supervisor dengan
sebaik-baiknya,
yaitu
marnpu
meningkatkan
kompetensi guru dalam pengelolaan pembelajaran.
Bidang khusus kompetensi supervisi (special areas to
supervision
competence),
yaitu:
developers
of
curriculum
people,
supervisors
are
developers,
structional specialist, human relations workers, staf
developers, administrators, manager of change, and
evaluators.
kurikulum,
Pemberdaya
pekerja
orang,
humas,
pengembang
pengembang
staf,
administrator, manajer perubahan, dan penilai.
2.8 Pengelolaan Supervisi Akademik
Setelah membahas tugas-tugas bidang garapan
kepala sekolah dan kompetensi profesional guru,
selanjutnya
pembahasan
difokuskan
pada
pelaksanaan supervisi akademik di SMP Negeri 1
Kebonagung. Kegiatan supervisi merupakan usaha
yang sifatnya membantu guru atau melayani guru
agar is dapat memperbaiki, mengembangkan, dan
bahkan meningkatkan pengajarannya, serta dapat
pula menyediakan kondisi belajar siswa yang efektif
dan efisien. Dari alur perkembangan tersebut, maka
12
akan
mengarah
upaya
untuk
mencapai
tujuan
pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan.
Telah ditandaskan lagi oleh Purwanto (2006)
bahwa bantuan atau pelayanan yang diberikan, yang
dimaksud adalah bantuan yang diberikan dengan
jalan
memberikan
kepada
guru
bimbingan
untuk
dan
dapat
pengarahan
mengembangkan
pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang terdiri
dari
penyusunan
rencana
pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan penilaian prestasi
belajar. Dari pandangan tersebut, supervisi dapat
juga diartikan sebagai segala bantuan dari para
pemimpin seleolah, yang tertuju pada perkembangan
kepemimpinan
guru-guru
dan
personel
sekolah
lainnya dalam mencapai tujuan pendidikan. Berarti
juga
bahwa
supervisi
ini
berupa
dorongan,
bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan dan
keahlian serta kecakapan guru-guru.
Bentuk-bentuk kegiatannya seperti bimbingan
dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan dalam
pendidikan dan pembelajaran; pemilihan alat-alat
pelajaran dan metode mengajar yang lebih baik; cara
penilaian yang sistematis terhadap seluruh fase
proses pembelajaran. Kegiatan-kegiatan supervisi ini
sesuai dengan fungsi dan tujuannya akan memacu
peningkatan
kinerja
guru.
Pemberian
bantuan
pembinaan dan pembimbing tersebut dapat bersifat
langsung atau tidak langsung kepada guru yang
bersangkutan.
13
Supervisi akademik merupakan serangkaian
kegiatan
membantu
guru
mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan pembelajaran. Hal itu sama sekali
bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran, melainkan membantu guru
mengembangkan
kemampuan
profesionalnya.
Pengembangan kemampuan dalam konteks ini perlu
ditafsirkan secara luas. Hal ini bukan semata-mata
ditekankan
pada
peningkatan
pengetahuan
dan
keterampilan mengajar guru, melainkan juga pada
peningkatan komitmen (commitment) atau kemauan
(willingness) atau motivasi (motivation) guru, sebab
dengan meningkatkan kemampuan dan motivasi
kerja guru, kualitas pembelajaran akan meningkat.
Dalam
upaya
peningkatan
kualitas
pembelajaran, diperlukan sumber data supervisi,
yaitu sesuatu yang dituju oleh pelaku supervisi yang
sedang mengumpulkan data. Oleh sebab itu, sumber
data
supervisi
dikenal
supervisi.
Dalam
akademik
dilakukan
dengan
istilah
penyelenggaraan
dengan
sasaran
supervisi
pemberian
diskusi,
pelatihan, dan konsultasi. Proses supervisi akademik
tersebut dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu
perencanaan,
implementasi,
dan
tindak
lanjut.
Kegiatan ini dilakukan oleh kepala sekolah melalui
konfirmasi guru atau pihak lain yang berkompeten.
2.8.1 Perencanaan Supervisi Akademik
Perencanaan merupakan salah satu syarat
mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga dan
14
bagi setiap kegiatan, baik perseorangan maupun
kelompok. Perencanaan merupakan bekal kegiatan
pelaksanaan.
perlu
Pelaksanaan
direncanakan
supervisi
dengan
akademik
baik,
rapi
dan
terstruktur. Perencanaan dimulai dari pertemuan
awal, observasi kolas, wawancara hingga diskusi
dan tindak lanjutnya. Berkaitan dengan hal ini
Hartoyo (2006) menyatakan bahwa perencanaan
ini meliputi: tujuan, waktu, tempat, instrumen dan
sebagainya yang diperlukan untuk kelancaran
proses
supervisi.
Pandangan
mengenai
perencanaan itu sangat berpengaruh terhadap
hasil supervisi. Oleh karena itu, perencanaan yang
matang merupakan awal keberhasilan.
Perincian perencanaan di.susun bersama
antara
pengawas,
kepala
sekolah
dan
guru.
Maksudnya untuk menciptakan koordinasi antara
keduanya, sehingga pelaksanaan supervisi tidak
tumpang tindih. Dalam perencanaan supervisi
pembelajaran
sekaligus
kepala
sekolah
menghadirkan
bersama
pengawas
guru
berdiskusi
menyusun rencana kerja untuk kurun waktu
tertentu, yaitu satu tahun yang dibagi menjadi
rencana caturwulan dan bulan.
2.8.2 Pelaksanaan Supervisi Akademik
Kegiatan pelaksanaan supervisi akademik
merupakan implementasi dari perencanaan yang
telah disusun. Bagaimana dapat melaksanakan
dengan baik, tentu saja memerlukan teknik atau
cara
yang
baik
pula.
Pelaksanaan
supervisi
15
akadernik dapat dilakukan dengan berbagai cara
sesuai
dengan
situasi
dan
kondisi
setempat.
Tempat yang satu kemungkinan berbeda dengan
palaksanaan di tempat yang lain. Fenomena yang
demikian
ini
rambu-rambu
akademik.
dapat
menggunakan
pelaksanaan
Herabudin
ketentuan
kegiatan
(2009)
supervisi
memberikan
pandangan sebagai berikut:
Rambu-rambu dalam pelaksaan supervisi akademik
yaitu (1) kunjungan rutin yang terjadwal ke setiap
sekolah, yang dikesani sebagai silaturahmi para
supervisor sehingga terbentuk hubungan dialogis
yang harmonis dalam mendiskusikan berbagai
permasalahan pembelajaran yang dihadapi sekolah;
(2) melakukan berbagai kegiatan sekolah dengan
melibatkan para guru dan siswa untuk mengenali dan
menerapkan metode dan pendekatan baru dalam
pembelajaran; (3) melaksanakan seminar pendidikan
untuk para guru untuk menambah wawasan
kependidikannya; (4) pelaksanaan kurikulum baru
yang lebih menekankan kepada kemandirian siswa;
(5) penilaian terhadap kinerja guru dan reward yang
dijanjikan.
Ada
yang
menerapkan
dengan
rambu-
rambu, tetapi ada juga yang mengatakan dengan
teknik. Untuk pelaksanaan kegiatan supervisi
yang baik tentunya dengan teknik yang sesuai
keadaan setempat dan saling menerima. Teknik
supervisi bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu
teknik supervisi individual dan teknik supervisi
kelompok. Klasifikasi ini untuk mernpermudah
menjangkau
tujuan.
Dalam
melaksanakan
kegiatan supervisi perlu rambu-rambu ataupun
teknik-teknik yang mendukung, implementasinya
perlu menyesuaikan kondisi dan situasi setempat.
16
Pengaruh ataupun efek yang muncul sesaat di
lapangan
perlu
dicatat
untuk
menemukan
solusinya, sekaligus sebagai perbaikan supervisi
berikutnya.
2.8.3 Tindak lanjut Supervisi Akademik
Setelah memerinci perencanaan, kemudian
melaksanakan kegiatan supervisi akademik maka
yang berikutnya adalah tindak lanjut dari kegiatan
itu sendiri. Pertemuan balikan dilakukan segera
setelah
melaksanakan
Namun
terlebih
observasi
dahulu
pengajaran.
melakukan
analisis
terhadap hasil observasi. Pertemuan balikan ini
merupakan
tahap
mengernbangkan
yang
perilaku
penting
guru
untuk
dengan
cara
memberikan balikan tertentu. Sergiovanni (2002)
menjelaskan bahwa balikan ini harus deskriptif,
spesifik, konkrit, bersifat memotivasi, aktual, dan
akurat, sehingga betul-betul bermanfaat bagi guru.
Pandangan
tersebut
diperkuat
lagi
oleh
Goldhammer, Anderson, dan Kraiewski (2001),
yang menyatakan bahwa paling tidak ada lima
manfaat
pertemuan
balikan
bagi
guru,
sebagaimana dikemukakan yaitu: (1) guru bisa
diberikan penguatan dan kepuasan, sehingga bisa
termotivasi dalam kerjanya, (2) isu-isu dalam
pengajaran bisa didefinisikan bersama supervisor
dan
guru
dengan
tepat,
(3)
supervisor
bila
mungkin dan perlu, bisa berupaya mengintervensi
secara langsung guru untuk memberikan bantuan
didaktis dan bimbingan, (4) guru bisa dilatih
17
dengan teknik ini untuk melakukan supervisi
terhadap dirinya sendiri, dan (5) guru bisa diberi
pengetahuan
tambahan
untuk
meningkatkan
tingkat analisis profesional diri pada masa yang
akan datang.
Dari pendapat tersebut dapat ditarnbah
bahwa sebelum mengadakan pertemuan balikan
ini kepala sekolah terlebih dahulu menganalisis
hasil observasi dan merencanakan bahan yang
akan
dibicarakan
dengan
guru.
Begitu
pula
diharapkan guru menilai dirinya sendiri. Setelah
itu
dilakukan
pertemuan
balikan
ini.
Dalam
pertemuan balikan ini sangat diperlukan adanya
keterbukaan antara kepala sekolah dan guru.
Sebaiknya
kepala
sekolah
menanamkan
kepercayaan pada diri guru bahwa pertemuan
balikan
ini
bukan
untuk
menyalahkan
guru
melainkan untuk memberikan masukan balikan.
Kepala sekolah dalam setiap pertemuan balikan
adalah
rnernberikan
penguatan
(reinforcement)
terhadap guru. Baru dilanjutkan dengan analisis
bersama setiap aspek pengajaran yang menjadi
perhatian supervisi klinis.
Pada
kesempatan
ini
kepala
sekolah
bersama guru mengidentifikasi target keterampilan
sebagai perhatian utama yang telah dicapai dan
yang belum dicapai. Bisa juga pada saat ini kepala
sekolah menunjukkan hasil rekaman kegiatan.
Dengan demikian guru mengetahui apa yang telah
dilakukan dan dicapai. Apabila ada yang belum
18
sesuai dengan target kegiatan dan perhatian
utama guru sebagaimana disepakati pada tahap
pertemuan awal maka guru dapat memperbaiki
diri.
Kegiatan
ini
kepala
sekolah
bisa
juga
merekam proses belajar mengajar dengan alat
elektronik,
maka
sebaiknya
hasil
rekaman
dipertontonkan kepada guru sehingga ia dengan
bebas melihat dan menafsirkannya sendiri.
Berikut ini beberapa langkah yang perlu
dilakukan selama pertemuan balikan (Anonim,
2008).
Langkah-langkah
ini
antara
lain:
a)
menanyakan perasaan guru secara umum atau
kesannya terhadap pengajaran yang dilakukan,
kemudian
supervisor
berusaha
penguatan
(reinforcement);
pencapaian
tujuan
(b)
pengajaran
memberikan
menganalisis
yaitu
kepala
sekolah bersama guru mengidentifikasi perbedaan
antara tujuan pengajaran yang direncanakan dan
tujuan pengajaran yang dicapai; (c) menganalisis
target keterampilan dan perhatian utama guru; (d)
kepada sekolah menanyakan perasaannya setelah
enganalisis target keterampilan dan perhatian
utamanya; (e) menyimpulkan hasil dari apa yang
telah diperolehnya selama proses supervisi identik.
Di sini supervisi memberikan kesempatan kepada
guru untuk menyimpulkan target keterampilan
dan perhatian utamanya yang telah dicapai selama
proses supervisi klinis; dan (f) mendorong guru
untuk
merencanakan
latihan-latihan
sekaligus
menetapkan rencana berikutnya.
19
Adapun pemberian tindak lanjut (feed back)
oleh Dharma (2006) dapat digambarkan sebagai
berikut:
Umpan Balik
Formatif
Kondisi
Proses
Hasil
Umpan Balik
Motivasi
Gambar 2.1
Pemberian Tindak lanjut
Sumber : Manajemen Supervisi (Dharma, 2006)
Penjelasan
dari
Gambar
2.1
pemberian
tindak lanjut tersebut adalah sebagai berikut:
Kondisi : unsur masukan (input) yaitu semua
masukan yang diperlukan dalam proses
pembelajaran
media
yaitu
lingkungan
kerja,
hubungan
antar
pembelajaran,
pribadi guru, suasana kerja, kebijakan
sekolah.
Proses : semua kegiatan yang dilakukan dalam
pembelajaran
yaitu
perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
penilaian
hasil
pembelajaran,
analisis
20
penilaian
hasil
pembelajaran,
tindak
lanjut hasil penilaian pembelajaran.
Hasil
: salah
satu
parameter
basil
pembelajaran adalah perolehan rata-rata
nilai hasil ujian nasional dan prestasi non
akademik yang lain yang diperoleh siswa.
Balikan formatif: diberikan untuk mengubah
kinerja guru dalam memperbaiki kualitas
pembelajaran yang langsung disampaikan
setelah supervisi pembelajaran.
Balikan motivasi: digunakan untuk mendorong
guru agar bekerja lebih baik dengan
memberikan
penghargaan
bagi
yang
berprestasi dalam pembelajaran.
Berdasarkan
tersebut,
supervisi
fungsi
gambar
balikan
adalah
dan
penjelasan
dalam
pelaksanaan
mengkomunikasikan
hasil
supervisi kepada guru sebagai feedback (balikan)
untuk
memperbaiki
lanjutnya.
Dengan
mempengaruhi
kesalahan
adanya
pembelajaran
dengan
balikan
yang
ini
tindak
dapat
diinginkan
(tindak lanjut motivasi) dan mempengaruhi bentuk
pembelajaran
yang
diinginkan
(tindak
lanjut
formatif). Tindak lanjut tersebut diharapkan ada
perbaikan proses pembelajaran. Harapan lainnya
adalah
meningkatnya
mutu
pembelajaran.
Peningkatan kinerja guru tersebut akan terlihat
dengan adanya peningkatan pelayanan siswa pada
proses pembelajaran dan meningkatnya perolehan
hasil belajar.
21
2.9 Penelitian Terdahulu
Ada
beberapa
terdahulu
yang
jurnal
sudah
sebagai
penelitian
membahas
tentang
kepemimpinan kepala sekolah, kompetensi guru
profesional,
dan
sekaligus
dengan
pelaksanaan
supervisi. Penjelasan dalam jurnal tersebut sudah
merupakan persamaan yang ada pada penelitian ini,
adalah sebagai berikut:
Bloom (2003) dalam Journal of Case Studies in
Education yang berjudul Leadership Effectiveness and
Instructional Supervision: The Case of the Failing Twin
menyatakan
bahwa
administrator
kepala
mempunyai
sekolah
sebagai
kewajiban
dalam
melakukan supervisi dan monitoring secara teratur.
Tujuannya untuk mengurangi benturan sumber daya
manusia yang dikelola baik secara vertikal maupun
horizontal.
beberapa
Dalam
jurnal
fenomena
tersebut
permasalahan
digambarkan
pembelajaran,
efektivitas kepemimpinan, dan pengawasan pelatihan
peningkatan
diangkat
kinerja
merupakan
guru.
Permasalahan
fenomena
dalam
yang
sebuah
instansi pendidikan.
Dijelaskan bahwa penjiwaan kepemimpinan
yang berorientasi pada efektivitas dan etos kerja yang
tinggi akan membawa sebuah keberhasilan yang
cemerlang. Penjiwaan ini adalah proses mengangkat
semangat kinerja tenaga pendidikan yang dilakukan
secara efektif dan profesional. Perlakuan dalam
proses
peningkatan
peningkatan
hasil
tersebut
perolehan
difokuskan
pada
keterampilan
yang
22
diraih anak. Kecemerlangan hasil yang digenggam
anak merupakan cermin kepemimpinan yang efektif
dan etos kerja yang tinggi.
Jurnal
internasional
berjudul
TAFE
Head
Teachers: Discourse Brokers at the Management
Teaching Interface oleh Black (2003), Meadowbank
College
of
TAPE
menyatakan
bahwa
mempunyai
strategi
Northern
Sydney
kepala
dalam
Institute
sekolah
harus
memanajemen
guru.
Kepala sekolah mêrupakan kunci dalam pengelolaan
tersebut. Banyak kegiatan guru dipengaruhi oleh
supervisi
yang
dilakukan
oleh
kepala
sekolah.
Kegiatan supervisi ini untuk meningkatkan kinerja
guru
dalam
pendidikan.
Supervisi
ini
mampu
mempengaruhi kinerja guru secara berkelanjutan.
Dijelaskan lebih dalam lagi mengenai pengelolaan
guru dan staf, sarana dan prasarana, hubungan
masyarakat
kesiswaan
dengan
dan
sekolahan,
kurikulum,
hal
pengelolaan
tersebut
dalam
rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal.
Pada intinya adalah pada faktor utama dikelola
dengan baik maka komponen-komponen yang lain
akan terimbas juga. Dengan demikian apabila faktor
semangat guru sudah termotivasi dengan baik maka
semua yang berkaitan dengan tugas guru akan
menghasilkan produk yang optimal.
Journal Effectiveness of the Blended Supervision
Model: A Case Study of Student Teachers Learning to
Teach in High Schools of Zimbabwe oleh Mutandwa,
Muropa dan Gadzirayi (2007) menjelaskan bahwa
23
model
supervisi
mengkolaborasikan
atau
merupakan
upaya
mencampurkan
model
tutorial guru dan murid dalam pembelajaran. Metode
ini banyak memfokuskan pada aktivitas diskusi.
Perbedaannya terletak pada subjek yang melakukan
supervisi, yaitu jika dalam penelitian terdahulu yang
melakukan supervisi adalah guru terhadap siswa,
sedangkan pada penelitian ini adalah kepala sekolah
terhadap guru. Persamaannya adalah penggunaan
metode kualitatif dan pembahasan metode supervisi
dengan cara hubungan kerjasama atau diskusi.
Jurnal internasional berjudul Supervision as
Development: Compatible or Strange Bedfellows in the
Policy Quest for Increased Student Achievement oleh
Rucinski
dan
Hazi
(2007)
bahwa
supervisi
merupakan usaha evaluasi guru yang berguna untuk
meningkatkan
kualifikasi
guru
sebagai
tenaga
pengajar. Prosesnya berlangsung secara berjangka
atau
bertahap
yang
dilakukan
dalam
rangka
peningkatan pembelajaran siswa di kelas melalui
guru
yang
profesional
yang
disupervisi.
dikembangkan
profesional.
dedikasi,
Dijelaskan
karakter,
Melalui
melalui
pula
pengawasan
pengawasan
semangat,
dan
bahwa
sikap
terbentuk, dan tugas keprofesionalannya
maka
akan
lebih
diakui. Profesional menunjukkan kinerja yang
mumpuni, dimana kebijakan profesi itu dapat
meningkatkan prestasi. Dengan kebijakan profesional
guru maka akan mampu untuk meningkatkan
prestasi siswa.
24