BAB I PENDAHULUAN - Perbandingan Lama Rendaman Campuran Aspal AC-WC Dengan Memakai Air Laut Dan Air Tawar Teradap Karakteristik Marshall

BAB I PENDAHULUAN I.1. UMUM Hasil pengamatan di stasiun sinoptik dan simulasi skenario iklim

  menggunakan model ARPEGE Climat versi 3.0 diprakirakan periode 2010-2039 akan terjadi peningkatan jumlah curah hujan di atas wilayah Indonesia. Demikian dilaporkan Haris Syahbuddin dan Tri Nandar Wihendar dalam tulisannya yang berjudul “Anomali Curah Hujan Periode 2010-2040 di Indonesia”.

  Di Indonesia, beberapa ruas jalan banyak tergenangi oleh air yaitu seperti terendam oleh hujan dan air laut yang diakibatkan oleh banjir rob terutama pada jalan yang berada didaerah pantai baik dalam waktu sesaat dan waktu yang lama. Di kota medan sendiri, kejadian permukaan jalan terendam oleh air yang diakibatkan oleh banjir ataupun yang diakibatkan oleh air laut pasang (rob) sering terjadi seperti di belawan, yaitu badan jalan terendam oleh air laut yang diakibatkan oleh air laut pasang (rob) pada pertengahan 2013 (Alda Muhsi, 2013).

  Setelah banjir surut baik yang diakibatkan oleh intensitas hujan yang tinggi, maupun banjir rob, jalanan menjadi berlubang yang kemudian mempengaruhi kelancaran lalu-lintas serta dapat menimbulkan kecelakaan lalu-lintas.

  Pengaruh genangan air terhadap kerusakan konstruksi jalan dapat menyebabkan perlemahan daya dukung tanah dasar berikut mempercepat proses peretakan perkerasan.

  Terendamnya permukaan jalan oleh air khususnya hujan dikarenakan sitem drainase yang tidak baik sehingga tidak dapat menampung air hujan yang turun dengan intensitas hujan yang tinggi. Rob atau banjir air laut adalah banjir yang diakibatkan oleh air laut yang pasang yang menggenangi daratan, merupakan permasalahan yang terjadi di daerah yang lebih rendah dari muka air laut.

  Prasarana transportasi jalan merupakan salah satu bagian penting penunjang kegiatan perekonomian serta kegiatan-kegiatan diberbagai bidang pada suatu negara khususnya pada era globalisasi saat sekarang ini. Oleh karena itu prasarana jalan memerlukan perhatian khusus terhadap segi keamanan dan kenyamanan dari jalan tersebut. Kondisi fisik dari jalan salah satunya seperti genangan-genangan air dipermukaan jalan, tingkat kebisingan jalan dan sebagainya adalah hal penting dari segi keamanan dan kenyamanan pengguna jalan.

  Tidak dapat disangkal bahwa Jalan Raya memang memiliki fungsi penting dalam kehidupan manusia. Sebagian besar kegiatan transportasi manusia menggunakan Jalan raya. Pengaruh yang besar tersebut mengakibatkan jalan raya memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian serta pembangunan suatu negara. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang diharapkan, maka pengetahuan tentang sifat, pengadaan dan pengolahan dari bahan penyusun perkerasan jalan sangat diperlukan (Silvia Sukirman, 2003).

I.2. LATAR BELAKANG

  Salah satu dari struktur perkerasan jalan yang langsung bersentuhan dengan cuaca, ban kenderaan dan lainnya adalah AC-WC. Penggunaan AC-WC yaitu untuk lapis permukaan (paling atas) dalam perkerasan dan mempunyai tekstur yang paling halus dibandingkan dengan jenis laston lainnya. AC-WC merupakan lapisan permukaan yang dalam perencanaannya harus kedap air. Lapisan ini harus berkondisi kedap air sehingga air hujan yang jatuh diatasnya tidak meresap ke lapisan di bawahnya dan melemahkan lapisan-lapisan tersebut.

  AC-WC merupakan salah satu produk campuran aspal yang kini banyak digunakan oleh Departemen Pekerjaan Umum dan Prasarana Wilayah.

  Namun, pada faktanya dilapangan berbanding terbalik dengan apa yang ada pada tujuan perencanaan. Genangan air dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan jalan dikarenakan air dapat melonggarkan ikatan antara agregat dengan aspal. Saat ikatan aspal dan agregat longgar karena air, kendaraan yang lewat akan memberi beban yang menimbulkan retak atau kerusakan jalan lainnya. Selain itu, genangan air pada permukaan jalan dalam skala yang tinggi dapat mengakibatkan air tanah yang terletak di bawah permukaan tanah menjadi jenuh.

  Perkerasan jalan di Indonesia umumnya mengalami kerusakan awal (kerusakan dini) antara lain akibat pengaruh beban lalu lintas kendaraan yang berlebihan (over loading), temperatur (cuaca), air, dan konstruksi perkerasan yang kurang memenuhi persyaratan teknis.

  Menurut Kepala Bapekko Surabaya, Hendro Gunawan, salah satu penyebab yang dominan berpengaruh terhadap kerusakan jalan di Surabaya adalah karena adanya air yang menggenangi jalan pada saat hujan. Pada saat musim hujan tiba, tidak sedikit jalan-jalan yang ada di Indonesia terendam oleh air akibat banjir, serta air laut yang diakibatkan oleh luapan air laut ketika banjir saat musim hujan tiba maupun dari limpasan air laut saat siang hari ketika angin kencang, dimana air laut ini dapat menggenangi jalan baik itu dalam waktu yang beberapa saat atau bahkan dalam waktu yang cukup lama.

  Menurut Nurhudayah (2009), genangan air menyebabkan dasar perkerasan jalan jenuh sempurna atau sebagian. Air yang meresap masuk ke dalam perkerasan jalan dapat mengakibatkan retakan pada struktur perkerasan jalan. Hal ini diakibatkan karena lemahnya daya dukung tanah dasar akibat fluktuasi kadar air tanah di lokasi tersebut. Lemahnya daya dukung tanah ini terjadi akibat pengembangan volume tanah pada tanah dasar perkerasan. Sedangkan air laut sebagaimana kita ketahui, air laut merupakan larutan yang juga memiliki kandungan yang merupakan zat bersifat korosif dan dapat menyebabkan kerusakan dari apa yang dilaluinya.

  Air merupakan salah satu penyebab kerusakan pada perkerasan. Derajat Keasaman yang tinggi pada air laut dibanding air hujan, dapat mempengaruhi ikatan antara aspal dan agregat yang mempercepat terjadinya oksidasi sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan dini pada lapisan permukaan jalan. Kondisi ini dapat diperparah, apabila jalan terendalam dalam waktu lebih dari 24 jam (standar kekuatan sisa marshall), dan terbebani oleh beban kendaraan yang melebihi batas yang telah ditentukan. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja perkerasan aspal khususnya masalah ketahanan atau keawetan jalan (durability) sebagai faktor dalam kriteria marshall. Menurut Departemen Pekerjaan Umum (2007), kerusakan jalan dikarenakan oleh empat hal utama, yakni material kontruksi, lalu lintas, iklim dan air.

  Untuk mengetahui lebih dalam berapa besar pengaruh atau bagaimana pengaruh air dalam hal ini air hujan dan air laut berdasarkan penjelasan singkat di atas maka dilakukan penelitian ini terhadap aspal permukaan AC-WC dengan menggunakan aspal penetrasi 60/70.

  I.3. RUMUSAN MASALAH

  Dalam Tugas Akhir ini, penulis mencoba untuk meneliti dan mengevaluasi pengaruh serta perbandinganyang terjadi pada campuran ACWC dengan aspal penetrasi 60/70 yang diakibatkan oleh pengaruh lama rendaman yang direndam meggunakan air laut dan air tawar terhadap karakteristik marshall (perbandingan perendaman air laut dengan air tawar).

  I.4. TUJUAN PENELITIAN

  Untuk melihat pengaruh yang terjadi terhadap karakteristik aspal AC-WC melalui marshall test yang di rendam oleh dua jenis zat cair yaitu air laut dan air tawar dengan menggunakan aspal penetrasi 60/70.

I.5. MANFAAT PENELITIAN

  Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain : 1.

  Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan yang berguna bagi para pembaca, khususnya mahasiswa Teknik Sipil mengenai permasalahan kerusakan jalan yang diakibatkan oleh terendamnya permukaan jalan oleh air tawar dan air laut.

  2. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak terkait dalam penanganan masalah kerusakan jalan yang diakibatkan oleh terendamnya permukaan jalan oleh air tawar dan air laut.

1.6.BATASAN MASALAH

  Didalam membuat penelitian ini, peneliti harus memberi batasan-batasan masalah didalam penelitian untuk menghindari Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan untuk memberikan arah yang lebih baik serta memudahkan dalam penyelesaian masalah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka pembahasan hanya dititikberatkan pada: 1.

  Penelitian ini dilakukan pada skala laboratorium.

  2. Jumlah sampel yang digunakan total sebanyak 30 sampel, 15 untuk masing-masing jenis zat cair yang digunakan yaitu air laut dan air hujan.

  3. Laboratorium yang digunakan untuk pengujian di laboratorium PT.

  KARYA MURNI PERKASA.

  4. Penelitian ini tidak memperhitungkan secara kimiawi.

  5. Aspal campuran ACWC yang digunakan adalah aspal penetrasi 60/70 Pertamina.

  6. Agregat yang digunakan bersumber dari PT. KARYA MURNI PERKASA.

  7. Rendaman yang digunakan adalah air laut dan air tawar. Pada penelitian ini air hujan digunakan untuk zat cair sebagai perendam diasumsikan menggantikan air tawar. Air laut diperoleh dengan pengambilan sampel air laut di pantai cermin.

  8. Variasi lama perendaman yang dilakukan adalah 2 × 24 , 3 × 24 , 4 × 24 .

  9. Variasi suhu rendaman yang dilakukan adalah rendaman air laut dan air hujan pada suhu 60 .

I.7. METODE PENELITIAN.

  Marshall test Pengaruh air laut & air tawar terhadap karakteristik aspal ac-wc

  Kesimpulan &saran selesai Mulai

  Studi pustaka Pengambilan Data

  Agregat Aspal

  Analisa & pengolahan

I.8. SISTEMATIKA PENULISAN

  Di dalam penulisan Tugas Akhir ini dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bab dengan sistematika pembahasan sebagai berikut :

  BAB I PENDAHULUAN. Merupakan rancangan yang akan dilakukan yang meliputi tinjauan umum, latar belakang, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, hipotesa, dan sistematika penelitian.

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merupakan kajian dari berbagai literatur serta hasil studi yang relevan dengan pembahasan ini. Dalam hal ini diuraikan hal-hal tentang beberapa teori- teori yang berhubungan dengan pengaruh lama rendaman aspal campuran ACWC terhadap terhadap karakteristik marshall (perbandingan pengaruh lama perendaman campuran aspal ACWC dengan memakai air laut dan air tawar), baik secara langsung maupun secara umum, seperti pengertian lama rendaman, dan lain-lain.

  BAB III METODE PENELETIAN. Bab ini berisikan tentang metode yang dipakai dalam penelitian ini, termasuk pengambilan data, langkah penelitian, analisa data, pengolahan data dan bahan uji.

  BAB IV ANALISIS DATA. Berisikan pembahasan mengenai data-data yang didapat dari pengujian, kemudian dianalisis, sehingga dapat diperoleh hasil perhitungan, dan kesimpulan hasil yang mendasar.

  BAB V KESIMPULAN DASAR. Merupakan penutup yang berisikan tentang kesimpulan yang telah diperoleh dari pembahasan pada bab sebelumnya dan saran mengenai hasil penelitian yang dapat dijadikan masukan.