BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pasar Modal - Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Investment dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Farmasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pasar Modal

  Pasar modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar tradisional yang selama ini kita kenal, dimana ada pedagang, pembeli dan juga tawar-menawar harga.

  Menurut Sitompul (2003:3), stock exchange atau stock market adalah “an

  

organized market or exchange where shares (stocks) are traded ” yaitu pasar

modal adalah suatu pasar yang terorganisir dimana efek-efek diperdagangkan.

  Menurut Undang-undang Pasar Modal Nomor. 8 Tahun 1995 dikutip dari (www.bapepam.go.id), “Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek tersebut”. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang.

  Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek. Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat.

2.1.2 Pengertian Saham

  Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan dalam bentuk selembar kertas yang mempunyai nilai atau harga.

  Menurut Brigham (2006 : 58) Saham (stock) didefenisikan sebagi surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun intitusi dalam suatu perusahaan.

  Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006: 6), “Saham (stock atau share) adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

  Menurut BAPEPAM (2003: 9) dikutip dari (www.bapepam.go.id), “Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan”.

  Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa saham adalah sertifikat atau surat berharga yang menunjukan bukti kepemilikan dalam suatu perusahaan dan pemiliknya disebut pemegang saham (stockholders).

  Semakin baik suatu perusahaan mengelola usahanya dalam memperoleh keuntungan, semakin tinggi juga nilai perusahaan tersebut di mata para investor.

  Menurut Anoraga (2006:59) dan Rusdin (2006: 68), penentuan harga pasar saham dapat dilihat pada harga penutupan (closing price).

2.1.3 Jenis-Jenis Saham

  Beberapa jenis saham yang dikenal adalah : 1)

  Dari segi peralihan a.

  Saham atas tunjuk (bearer stocks) Merupakan saham yang tidak mempunyai nama atau tidak tertulis nama pemilik dalam saham tersebut. Saham jenis ini mudah untuk dialihkan atau dijual kepada pihak lainnya.

  b.

  Saham atas nama (registered stocks) Di dalam saham tertulis nama pemilik saham tersebut dan untuk dialihkan kepada pihak lain diperlukan syarat dan prosedur tertentu.

  2) Dari segi hak tagih a.

  Saham biasa (common stock) Bagi pemilik saham ini hak untuk memperoleh dividend akan didahulukan lebih dulu kepada saham preferen. Begitu pula dengan hak terhadap harta apabila perusahaan dilikuidasi. Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2007 : 160) mengemukakan bahwa saham biasa merupakan investasi yang berisiko.

  b.

  Saham preferen (Preferrend stocks) Merupakan saham yang memperoleh hak utama dalam dividend dan harta apabila pada saat perusahaan dilikuidasi.

2.1.4 Keuntungan dan Kerugian saham

  Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham :

  1. Deviden, yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

  2. Capital gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual. Umumnya pemodal dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui

  capital gain.

  Tetapi ada juga beberapa resiko yang akan dihadapi pemodal dengan kepemilikan saham, yaitu:

  1. Tidak mendapat deviden Perusahaan akan membagikan dividend jika operasi perusahaan mengalami keuntungan. Dengan demikian perusahaan tidak akan membagikan dividend jika mengalami kerugian. Potensi keuntungan investor untuk mendapatkan dividend ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.

  2. Capital loss Dalam aktivitas perdagangan saham tidak selalu investor mendapatkan

  capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Ada kalanya

  investor harus menjual saham dengan harga jual lebih rendah dari harga beli, dinamakan capital loss. Dalam jual beli saham, terkadang untuk menghindari potensi kerugian yang membesar seiring menurunnya harga saham maka invetor rela menjual saham dengan harga rendah (cut loss).

  3. Saham di-delist dari bursa (delisting) Suatu saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk, misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividend secara berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa efek pada umumnya.

2.1.5 Pengertian Harga saham Harga saham merupakan indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan.

  Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan suatu kepuasan bagi investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.

2.1.6 Pendekatan Penilaian Harga Saham

  Upaya untuk merumuskan bagaimana menghitung harga saham yang seharusnya (nilai intrinsik), dilakukan oleh setiap analis dengan tujuan untuk memperoleh tingkat pengembalian yang memuaskan. Namun demikian, sulit bagi investor untuk terus menerus mengalahkan pasar dan memperoleh tingkat pengembalian di atas normal. Hal ini disebabkan karena adanya faktor faktor yang mempengaruhi harga saham. Sebenarnya faktor-faktor tersebut mudah diketahui, masalahnya adalah bagaimana menerapkan faktor-faktor tersebut kedalam suatu model perhitungan yang dapat digunakan untuk memilih saham mana yang seharusnya dimasukan kedalam portofolio.

  Seorang investor dalam membuat keputusan dalam berinvestasi atau untuk membeli saham tertentu, sebelumnya terlebih dahulu menganalisis saham tersebut. Hal ini untuk menentukan kualitas, prospek, dan tanggungan risiko saham. Sehubungan dengan uraian diatas, berikut beberapa pendekatan perhitungan harga saham yang seharusnya (nilai intrinsik), selanjutnya diikuti dengan berbagai model untuk penerapannya.

2.1.7 Analisis Fundamental

  Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknik ini menitikberatkan pada rasio keuangan dan kejadian-kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

  Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006: 189), “Analisis Fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian saham dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator terkait kondisi industri perusahaan, termasuk berbagai indikator keuangan dan manajemen perusahaan seperti pendapatan, laba, pertumbuhan penjualan, return on equity, profit margin, untuk menilai kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang”.

  Sedangkan menurut Jogiyanto (2008: 126), “Analisis fundamental atau analisis perusahaan merupakan analisis untuk menghitung nilai intrinsik saham dengan menggunakan data keuangan perusahaan. Analisis fundamental menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari data keuangan yang dapat berupa, laba, kebijakan, dividen, penjualan, pertumbuhan dan lain sebagainya. Selain itu, data keuangan perusahaan dapat berupa rasio keuangan. rasio keuangan yang ada dapat mencerminkan kinerja keuangan suatu perusahaan, sehingga rasio keuangan tersebut dapat digunakan sebagai variabel dalam analisis fundamental”.

  Tujuan utama analisis fundamental adalah menentukan nilai intrinsik, yang disebut juga nilai fundamental (fundamental value). Karena, nilai fundamental mencerminkan nilai perusahaan yang sebenarnya. Nilai intrinsik (intrinsic value) adalah nilai sebuah perusahaan atau sahamnya berdasarkan analisis fundamental, tanpa mengacu pada nilai dasar atau harga saham.

2.1.8 Variabel Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham

  Faktor Fundamental adalah faktor-faktor yang mencerminkan kinerja emiten yang dapat dilihat dari laporan keuangan emiten tersebut. Semakin baik kinerja emiten, maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham dan demikian sebaliknya, apabila semakin buruk kinerja emiten maka semakin turun harga saham yang diterbitkan dan diperdagangkan pada perusahaan tersebut. Karena kinerja emiten menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba sehingga hal tersebut dapat menumbuhkan kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya.

  Faktor fundamental dalam suatu perusahaan dapat mempengaruhi harga saham. Ada beberapa faktor fundamental internal dan eksternal yang mempengaruhi harga saham namun peneliti hanya memfokuskan pada faktor internal saja yaitu variabel Debt to Equity Ratio (DER), Return on Investment (ROI) dan Earning Per Share (EPS).

  2.1.8.1 Debt to Equity Ratio (DER) Debt to Equity Ratio (DER) yaitu rasio keuangan yang mengukur seberapa

  besar kemampuan perusahaan melunasi hutang dengan modal yang dimiliki (Husnan dan Pudjiastuti, 2006: 70). Menurut Kasmir (2012: 157), “DER berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditur) dengan pemilik perusahaan”.

  Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang. Sehingga, hutang menjadi bahan pertimbangan bagi seorang investor untuk menentukan saham pilihan. DER yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan sangat bergantung pada pihak luar (investor) dalam mendanai kegiatan, sehingga beban perusahaan juga akan meningkat.

  DER diukur dengan satuan persen dan secara matematis DER dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Kasmir, 2012: 207): Total Hutang

  DER Total Ekuitas

  2.1.8.2 Return on Investment (ROI)

  (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan tingkat

  Return On Investment

  pengembalian hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan (Kasmir, 2008 : 202). ROI juga merupakan suatu ukuran efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. ROI diperoleh dengan cara membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak

  (earning after interest and tax) dengan rata-rata total aktiva. Semakin tinggi ROI berarti semakin baik kinerja keuangan suatu perusahaan dan juga semakin besar keuntungan yang dihasilkan sehingga dapat menarik minat investor untuk membeli harga saham tersebut.

  Laba Operasi ROI = ×100%

  Total Investasi

2.1.8.3 Earning Per Share (EPS)

  Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu rasio pasar yang mengukur keberhasilan perusahaan, sehingga EPS yang tinggi akan menarik minat investor.

  Menurut Kasmir (2012: 207), “Rasio laba per lembar saham atau disebut juga rasio nilai buku merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham”. Dengan demikian, EPS memberikan gambaran mengenai jumlah atau besarnya keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar sahamnya yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham perusahaan.

  Semakin tinggi nilai EPS, maka semakin besar keuntungan yang akan diperoleh oleh pemegang saham sehingga berpengaruh terhadap harga saham.

  EPS dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi para investor untuk mengambil keputusan investasi.

  EPS diukur dengan satuan rupiah dan secara matematis EPS dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Kasmir, 2012: 207):

  Laba Saham Biasa EPS

  Saham Biasa yang Beredar

2.1.9 Penelitian Terdahulu

  Penelitian terdahulu yang di jadikan bahan referensi dalam penelitian ini: 1. Astrid (2011)

  Penelitian dengan judul “Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Equity, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham”.

  Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER),

  Return on Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), dan Price Earning

  (PER). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier

  Ratio

  berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa DER, ROE, EPS berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan PER tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.

2. Novi (2008)

  Penelitian dengan judul “ Pengaruh DER, BOPO, ROA dan EPS Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Bank Devisa”. Variabel dependen yang digu nakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah DER, BOPO, ROA dan EPS. Tehnik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa DER dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Sedangkan ROA dan EPS tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.

  3. Kielsan (2010) Penelitian dengan judul “ Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Net Profit

  Margin (NPM), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE)

  Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah DER, NPM, ROA dan ROE. Tehnik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham, sedangkan semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham.

  4. Priatinah (2010) Penelitian dengan judul “ Pengaruh Return On Investment (ROI), Earning

  Per Share (EPS) dan Deviden Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

  Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah ROI,EPS dan DPS. Tehnik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap Harga Saham, semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham.

  5. Marcellyna (2011) Penelitian dengan judul “ Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah EPS. Tehnik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang digunakan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham.

  6. Kartiwan (2011) Penelitian dengan judul “ Analisis Faktor Fundamental dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham Perusahaan Tekstil di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Variabel dependen yang digunakan adalah Harga Saham, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah EPS, PER, NPM, DER dan ROA. Tehnik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap Harga Saham, sedangkan secara parsial hanya variabel PER dan NPM yang berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham, sedangkan EPS, DER dan ROA tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Variabel Peneliti/

  Teknik No Judul Hasil Penelitian Tahun

  Analisis Dependen Independen

1 Astrid Harga Regresi DER,ROE dan EPS

  Debt to Equity

  Pengaruh Debt to

  (2011) Saham Linier berpengaruh tidak sig Ratio (DER),

  Equity Ratio, Return on Equity

  Berganda nifikan terhadap Harga (ROE), Earning Return on Equity,

  Saham. PER tidak (EPS),

Per Share

  Earning Per Share, berpengaruh signifikan dan Price

  dan Price Earning terhadap Harga Saham.

  Earning Ratio Ratio Terhadap

  (PER)

  Harga Saham

  2 Indriana Harga Regresi DER dan BOPO DER, BOPO,

  Pengaruh DER,

  

(2011) Saham Linier berpengaruh signifikan

ROA dan EPS

  BOPO, ROA dan

  Berganda terhadap Harga Saham,

  EPS Terhadap

  ROA dan EPS tidak

  Harga Saham di

  berpengaruh terhadap

  Bursa Efek Harga Saham. Indonesia (BEI)

  Pada Bank Devisa

3 Kielsan Pengaruh Debt to Harga Regresi Semua variabel

  Debt to Equity (2010) Equity Ratio (DER), Saham Linier independen secara parsial

  Ratio (DER), Net Profit Margin Berganda tidak berpengaruh

  Net Profit (NPM), Return On signifikan terhadap Harga

  Margin (NPM), Asset (ROA) dan

  Saham. Secara simultan Return On Equity Return On Asset berpengaruh signifikan

  (ROE) Terhadap Harga terhadap Harga Saham.

  (ROA) dan

  Saham Perusahaan Return On

  Manufaktur yang Equity (ROE)

  Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Semuan variabel

  4 Priatinah Harga Regresi Pengaruh Return On Return On

dan Denies Saham Linier berpengaruh signifikan

(ROI),

  Investment Investment (2010) Berganda terhadap Harga Saham.

  Earning Per Share (ROI), Earning Secara simultan (EPS) dan Deviden (EPS)

  

Per Share

berpengaruh signifikan

  Per Share (DPS) dan Deviden Per terhadap Harga Saham.

  Terhadap Harga Share (DPS) Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa

  Efek Indonesia (BEI)

  5 Marcellyna Harga Regresi EPS berpengaruh Pengaruh Earning Earning Per

  (2011) Saham Linier signifikan terhadap Harga (EPS) Per Share

  Share (EPS) Berganda Saham..

  Terhadap Harga Saham LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI)

  6 Kartiwan Harga PER dan NPM Regresi

  Analisis Faktor EPS, PER,

  (2011) Saham berpengaruh signifikan Linier

  Fundamental dan NPM, DER dan terhadap Harga Saham.

  Berganda

  Tingkat Suku ROA

  EPS, DER, dan ROA

  Bunga Terhadap

  tidak berpengaruh

  Harga Saham

  signifikan terhadap Harga Saham.

  Perusahaan Tekstil di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2.2 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independen adalah Debt to Equity Ratio (DER), Return on Investment (ROI) dan Earning Per Share (EPS). Sedangkan variabel dependen adalah harga saham.

  Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar

  kemampuan perusahaan melunasi hutangnya dengan modal yang mereka miliki (Arifin, 2005: 86). DER yang tinggi menunjukkan tingginya ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar, sehingga beban perusahaan juga semakin berat. Nilai perusahaan akan menurun jika perusahaan menggunakan hutang lebih dari modal sendiri (Sudana, 2011: 153). Jika suatu perusahaan menanggung beban hutang yang tinggi, yaitu melebihi modal sendiri yang dimiliki, maka resiko gagal bayar atau resiko kebangkrutan yang akan ditanggung oleh pihak perusahaan semakin tinggi, hal ini akan menurunkan minat investor untuk berinvestasi pada perusahan tersebut, sehingga harga saham di perusahaan tersebut menurun.

  Return On Investment merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk

  mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ROI diperoleh dengan cara membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak (earning after interest and

  tax ) dengan rata-rata total aktiva. Semakin tinggi ROI berarti semakin baik kinerja

  keuangan suatu perusahaan dan juga semakin besar keuntungan yang dihasilkan sehingga dapat menarik minat investor untuk membeli harga saham tersebut.

  Earning Per Share (EPS) menunjukkan berapa besar laba setelah pajak yang

  diperoleh investor atau pemegang saham untuk setiap lembar saham biasa yang diinvestasikan. EPS merupakan rasio keuangan yang sangat penting bagi pertimbangan investasi, karena mencerminkan kinerja perusahaan sehingga investor dapat mempertimbangkan cukup layakkah dengan dana yang diinvestasikanya per lembar menghasilkan profit yang diharapkan. Apabila EPS suatu perusahaan dinilai tinggi oleh investor, maka hal ini pada gilirannya akan menyebabkan peningkatan harga saham. Dan, EPS merupakan salah satu indikator perusahaa an keberhas silan perusa ahaan, sehi ngga EPS yang tingg gi akan me enarik minat inve estor (Syam msuddin, 201 11: 66).

  Harg ga saham merupakan n salah satu u indikator r keberhasi ilan pengel lolaan perusahaa an. Harga sa aham senant ntiasa berger rak dan per gerakan ter rsebut diten ntukan oleh keku uatan permin ntaan dan p penawaran s saham itu s endiri di pa asar modal. Bagi investor, h harga saham m mencermi inkan nilai s suatu perusa ahaan.

  Ada apun kerang gka konsep ptual dalam m penelitia an ini dap pat digamb arkan sebagai be erikut :

  Deb bt to Equity R Ratio Re eturn On Eq uity Ha arga Saham m Ea rning Per Sh hare

    Gamb bar 2.1 Kerangka Konseptua al

   

2.3 Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah Debt to Equity

  

Ratio (DER),Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) berpengaruh

signifikan terhadap Harga Saham.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 135 69

Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return on Assets dan Status Penanaman Modal Terhadap Harga Saham Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 80 93

Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ 45 yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2 93 78

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return on Investment dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Farmasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 73 97

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Return Saham - Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 14

Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal - Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return on Assets dan Status Penanaman Modal Terhadap Harga Saham Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return on Assets dan Status Penanaman Modal Terhadap Harga Saham Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Analisis Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share, Return on Assets dan Status Penanaman Modal Terhadap Harga Saham Perusahaan Retail yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis - Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ 45 yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 20